Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pentingnya revisi keyakinan atas informasi akuntansi terletak pada kemampuan
pengguna informasi akuntansi untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis
dan memastikan pengambilan keputusan yang lebih akurat dan tepat waktu. Revisi keyakinan
memungkinkan pengguna informasi akuntansi untuk mengadaptasi perubahan dalam kondisi
ekonomi, pasar, atau lingkungan bisnis. Informasi akuntansi yang diperoleh pada satu waktu
mungkin menjadi tidak relevan atau tidak representatif jika terjadi perubahan signifikan dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja entitas. Dengan merevisi keyakinan mereka,
pengguna informasi akuntansi dapat memperbarui penilaian mereka untuk mencerminkan
kondisi terkini dan membuat keputusan yang lebih baik sesuai dengan perubahan tersebut.
Revisi keyakinan merupakan respons yang wajar terhadap kompleksitas dan
ketidakpastian dalam dunia bisnis. Bisnis dapat menghadapi tantangan dan perubahan yang
cepat, seperti perubahan regulasi, teknologi, persaingan, atau kondisi pasar. Revisi keyakinan
memberikan fleksibilitas kepada pengguna informasi akuntansi untuk menyesuaikan dan
mengubah pandangan mereka seiring dengan perkembangan tersebut, yang membantu mereka
mengambil keputusan yang lebih baik sesuai dengan situasi yang terkini.
Menurut Adhikara (2010), revisi keyakinan memungkinkan pengguna informasi
akuntansi untuk mempertimbangkan informasi baru yang mungkin tidak tersedia pada
awalnya. Informasi tambahan yang diperoleh, seperti laporan audit atau laporan keuangan
terbaru, dapat mengungkapkan fakta atau isu yang sebelumnya tidak diketahui. Dengan
merevisi keyakinan mereka, pengguna informasi akuntansi dapat memasukkan informasi baru
ini ke dalam analisis mereka, yang dapat mempengaruhi penilaian mereka tentang kinerja
entitas atau pengambilan keputusan di masa depan.
Menurut Ekasari (2014) revisi keyakinan juga merupakan refleksi dari sifat subjektif
dalam proses penilaian informasi akuntansi. Tidak ada keyakinan yang tetap dan tidak
berubah seiring waktu. Pengguna informasi akuntansi dapat memperoleh wawasan baru,
pemahaman yang lebih mendalam, atau perspektif yang berbeda seiring dengan perjalanan
waktu dan pengalaman mereka. Oleh karena itu, mereka harus siap untuk merevisi keyakinan
mereka secara teratur agar tetap relevan dan akurat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam tulisan ini adalah “Bagaimana revisi keyakinan atas informasi dari
beberapa sudut pandang dalam teori akuntansi?”
3. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan
sebelumnya, yakni untuk mengetahui revisi keyakinan atas informasi dari beberapa sudut
pandang dalam teori akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Beliefs-Adjusment Theory
Teori ini menjelaskan bagaimana individu merevisi keyakinan mereka berdasarkan
informasi baru yang diterima. Dalam konteks informasi akuntansi, teori ini berlaku ketika
pengguna informasi menghadapi perubahan dalam keyakinan mereka terhadap kinerja atau
prospek keuangan suatu entitas setelah menerima informasi baru. Menurut Beliefs-
Adjustment Theory, proses revisi keyakinan melibatkan dua tahap: penyesuaian awal dan
penyesuaian final. Pada tahap penyesuaian awal, individu menggabungkan informasi baru
dengan keyakinan awal mereka (Asare & Messier Jr, 1991). Mereka cenderung memberikan
bobot yang lebih besar pada keyakinan awal mereka dan menganggap informasi baru sebagai
tambahan atau perubahan yang relatif kecil. Ini disebut sebagai efek pemberat awal.
Seiring dengan pemrosesan lebih lanjut terhadap informasi baru, individu dapat
mengalami penyesuaian final dalam keyakinan mereka. Jika informasi baru itu sangat kuat
atau signifikan, individu akan merevisi keyakinan mereka secara substansial dan mengubah
keyakinan mereka dengan lebih besar. Penyesuaian final ini mencerminkan adanya
penyesuaian berkelanjutan terhadap informasi baru dan merupakan hasil dari pemikiran yang
lebih mendalam dan evaluasi yang lebih hati-hati.
Dalam konteks revisi keyakinan atas informasi akuntansi, Beliefs-Adjustment Theory
menunjukkan bahwa pengguna informasi akuntansi cenderung mengalami penyesuaian awal
yang mempertahankan keyakinan mereka yang sudah ada (Kahle et al., 2005). Ini bisa terjadi
karena keyakinan awal yang kuat atau adanya bias konfirmasi, di mana individu cenderung
mencari atau menafsirkan informasi baru sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keyakinan
mereka yang sudah ada.
Dalam beberapa kasus, jika informasi baru itu cukup kuat dan signifikan, pengguna
informasi akuntansi kemungkinan akan mengalami penyesuaian final dalam keyakinan
mereka. Revisi keyakinan ini bisa terjadi ketika informasi baru mengungkapkan fakta atau
keadaan yang bertentangan dengan keyakinan awal, atau jika informasi baru itu sangat kuat
dan meyakinkan. Pengguna informasi akuntansi yang mengikuti prinsip rasionalitas dan
objektivitas akan lebih cenderung untuk merevisi keyakinan mereka sesuai dengan informasi
baru yang relevan.
Dalam praktek akuntansi, penting bagi para profesional akuntansi dan pengguna
informasi akuntansi untuk mengadopsi pendekatan terbuka dan kritis terhadap revisi
keyakinan. Mereka harus siap untuk mengevaluasi dan merevisi keyakinan mereka seiring
dengan menerima informasi baru dan mengikuti proses penyesuaian yang obyektif. Dengan
melibatkan prinsip Beliefs-Adjustment Theory, para pengguna informasi akuntansi dapat
membuat keputusan yang lebih akurat dan berdasarkan informasi terbaru yang relevan.
2. Persepsi Risiko
Revisi keyakinan atas informasi akuntansi juga dapat dilihat dari sudut pandang
persepsi risiko. Persepsi risiko mengacu pada bagaimana individu mengevaluasi dan
merespons ketidakpastian atau potensi kerugian yang terkait dengan suatu keputusan atau
situasi. Dalam konteks informasi akuntansi, persepsi risiko memainkan peran penting dalam
proses revisi keyakinan. Ketika individu menerima informasi baru yang berpotensi
mempengaruhi keyakinan mereka terhadap kinerja atau kondisi keuangan suatu entitas,
mereka akan mengevaluasi risiko yang terkait dengan informasi tersebut. Apabila individu
mempersepsikan risiko yang tinggi, mereka cenderung lebih mungkin merevisi keyakinan
mereka secara substansial. Sebaliknya, apabila individu mempersepsikan risiko yang rendah,
mereka mungkin cenderung mempertahankan keyakinan awal mereka atau hanya melakukan
penyesuaian kecil terhadap pertimbangan atau keyakinan tersebut.
Dalam konteks informasi akuntansi, persepsi risiko dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Pertama, kompleksitas informasi akuntansi dapat mempengaruhi bagaimana individu
mempersepsikan risiko. Jika informasi akuntansi sulit dipahami atau tidak jelas, individu
mungkin lebih cenderung menganggap risiko lebih tinggi dan lebih terbuka untuk merevisi
keyakinan mereka. Selain itu, keandalan dan kredibilitas sumber informasi juga memainkan
peran penting dalam persepsi risiko. Jika individu meragukan keandalan atau integritas
informasi yang diberikan, mereka mungkin memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi dan
cenderung lebih siap untuk merevisi keyakinan mereka.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi persepsi risiko dalam revisi keyakinan atas
informasi akuntansi. Jika individu berada dalam lingkungan yang dinamis atau rentan
terhadap perubahan, mereka mungkin lebih sensitif terhadap risiko dan lebih cenderung
merevisi keyakinan mereka untuk mengatasi ketidakpastian. Penting bagi individu untuk
mengadopsi sikap yang rasional dan obyektif dalam mengevaluasi risiko dan merevisi
keyakinan mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertimbangkan informasi baru
dengan hati-hati, melakukan analisis risiko yang cermat, dan mengenali bias yang mungkin
mempengaruhi persepsi risiko mereka. Dalam praktek akuntansi, profesional akuntansi dan
pengguna informasi akuntansi harus memiliki pemahaman yang baik tentang persepsi risiko
dan menggunakan penilaian risiko yang obyektif untuk menginformasikan revisi keyakinan
mereka.
Teori Prospect Theory, yang dikemukakan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky,
dapat diterapkan dalam konteks revisi keyakinan atas informasi akuntansi. Teori ini
menjelaskan bagaimana individu mengevaluasi risiko dan membuat keputusan dalam situasi
ketidakpastian, serta bagaimana persepsi risiko dapat mempengaruhi revisi keyakinan mereka
terhadap informasi akuntansi. Dalam hal revisi keyakinan atas informasi akuntansi, Prospect
Theory menekankan bahwa persepsi risiko tidak hanya dipengaruhi oleh faktor objektif
seperti tingkat kerugian atau peluang, tetapi juga oleh faktor subjektif seperti framing dan
sensitivitas terhadap kerugian. Misalnya, jika individu menerima informasi baru yang
mengungkapkan potensi kerugian yang signifikan terkait dengan kinerja atau kondisi
keuangan suatu entitas, mereka cenderung mengalami perubahan keyakinan yang lebih besar
daripada jika informasi baru tersebut hanya menunjukkan potensi keuntungan yang sama.
Menurut Prospect Theory, individu cenderung lebih sensitif terhadap kerugian daripada
potensi keuntungan dengan proporsi yang tidak seimbang. Dalam konteks revisi keyakinan
atas informasi akuntansi, ini berarti bahwa individu mungkin lebih cenderung merevisi
keyakinan mereka ketika dihadapkan pada risiko yang dirasakan sebagai potensi kerugian
yang signifikan, meskipun potensi keuntungan yang sama juga ada. Selain itu, framing
informasi juga dapat mempengaruhi revisi keyakinan. Jika informasi baru diungkapkan dalam
kerangka yang mengarah pada potensi kerugian, individu cenderung lebih sensitif terhadap
informasi tersebut dan lebih mungkin untuk merevisi keyakinan mereka dalam mengevaluasi
kinerja atau prospek keuangan entitas. Sebaliknya, jika informasi baru diungkapkan dalam
kerangka yang mengarah pada potensi keuntungan, individu cenderung kurang responsif
terhadap informasi tersebut dan lebih cenderung mempertahankan keyakinan awal mereka.
Dalam praktek akuntansi, pemahaman tentang Prospect Theory dapat membantu
profesional akuntansi dan pengguna informasi akuntansi untuk memahami bagaimana
persepsi risiko dapat mempengaruhi revisi keyakinan atas informasi akuntansi. Hal ini dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih akurat dan konsisten dengan risiko yang
terkait dengan entitas yang sedang dinilai. Dengan mempertimbangkan faktor framing dan
sensitivitas terhadap kerugian, pengguna informasi akuntansi dapat lebih bijaksana dalam
merevisi keyakinan mereka dan mengambil keputusan yang lebih tepat dalam konteks
ketidakpastian dan memungkinkan untuk menyelamatkan investasi mereka.
3. Subyektivitas Pengembalian Investasi
Revisi keyakinan atas informasi akuntansi juga dapat dilihat dari sudut pandang
subyektivitas pengambilan investasi. Pengambilan keputusan investasi didasarkan pada
evaluasi informasi akuntansi yang tersedia, namun proses tersebut juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor subjektif seperti preferensi individu, persepsi risiko, dan kecenderungan
kognitif. Dalam konteks subyektivitas pengambilan investasi, individu cenderung merevisi
keyakinan mereka terhadap informasi akuntansi berdasarkan penilaian pribadi mereka
terhadap risiko dan peluang investasi. Faktor-faktor psikologis seperti kecenderungan untuk
menghindari kerugian (loss aversion), pengaruh framing, dan efek representativitas dapat
mempengaruhi bagaimana individu merevisi keyakinan mereka dalam mengambil keputusan
investasi.
Kecenderungan untuk menghindari kerugian (loss aversion) berarti bahwa individu
cenderung lebih sensitif terhadap potensi kerugian daripada potensi keuntungan. Dalam
konteks revisi keyakinan atas informasi akuntansi, individu mungkin lebih cenderung
merevisi keyakinan mereka jika informasi baru menunjukkan potensi kerugian yang
signifikan terkait dengan investasi yang dipertimbangkan. Hal ini karena mereka ingin
menghindari kerugian dan merasa perlu untuk melindungi nilai investasi mereka. Framing,
yaitu cara informasi disajikan, juga dapat mempengaruhi revisi keyakinan. Jika informasi
akuntansi diungkapkan dengan framing yang menekankan potensi kerugian, individu
cenderung lebih mungkin merevisi keyakinan mereka dan mengurangi eksposur terhadap
risiko tersebut. Sebaliknya, jika informasi diungkapkan dengan framing yang menekankan
potensi keuntungan, individu mungkin lebih cenderung mempertahankan keyakinan awal
mereka.
Efek representativitas juga dapat berperan dalam revisi keyakinan. Efek ini terjadi
ketika individu cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu atau pola yang dikenali untuk
membuat penilaian dan membuat keputusan. Dalam konteks revisi keyakinan atas informasi
akuntansi, individu mungkin merevisi keyakinan mereka jika informasi baru secara signifikan
tidak konsisten dengan pola yang dikenali atau pengalaman masa lalu. Pemahaman tentang
subyektivitas pengambilan investasi dapat membantu para investor atau pengambil keputusan
dalam mengenali potensi revisi keyakinan mereka terhadap informasi akuntansi. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor subjektif dan kecenderungan kognitif yang mungkin
mempengaruhi proses pengambilan keputusan, investor dapat lebih bijaksana dalam
mengevaluasi dan merevisi keyakinan mereka berdasarkan informasi yang tersedia. Penting
bagi investor untuk menyadari bahwa revisi keyakinan bukanlah sesuatu yang negatif,
melainkan bagian dari proses pengambilan keputusan yang berpusat pada peningkatan
kualitas dan akurasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, ketiga teori yang telah dibahas - Belief-Adjustment Theory,
Persepsi Risiko, dan Subyektivitas Pengambilan Investasi - memberikan wawasan yang berharga
dalam memahami bagaimana individu merevisi keyakinan atas informasi akuntansi.
Belief-Adjustment Theory menggambarkan proses revisi keyakinan sebagai hasil dari
penyesuaian antara keyakinan awal individu dan informasi baru yang diterima. Teori ini
menekankan bahwa individu cenderung mempertahankan keyakinan awal mereka dan
memberikan bobot lebih besar pada keyakinan tersebut, namun dapat melakukan perubahan
signifikan dalam keyakinan mereka jika informasi baru sangat kuat atau signifikan.
Persepsi Risiko mempertimbangkan bagaimana individu mengevaluasi risiko dan
ketidakpastian dalam konteks revisi keyakinan atas informasi akuntansi. Faktor-faktor seperti
kompleksitas informasi, keandalan sumber informasi, dan faktor lingkungan dapat
mempengaruhi persepsi risiko individu. Ketika individu mempersepsikan risiko yang tinggi,
mereka lebih cenderung merevisi keyakinan mereka secara substansial.
Subyektivitas Pengambilan Investasi menyoroti pengaruh faktor-faktor subjektif dalam
proses pengambilan keputusan investasi. Kecenderungan untuk menghindari kerugian, pengaruh
framing, dan efek representativitas dapat mempengaruhi bagaimana individu merevisi keyakinan
mereka dalam mengambil keputusan investasi. Faktor-faktor psikologis dan kecenderungan
kognitif individu dapat memainkan peran penting dalam revisi keyakinan mereka.
Kesimpulannya, revisi keyakinan atas informasi akuntansi merupakan proses yang
kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Belief-Adjustment Theory, Persepsi Risiko, dan
Subyektivitas Pengambilan Investasi memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
bagaimana individu merevisi keyakinan mereka dalam konteks informasi akuntansi. Penting bagi
para profesional akuntansi dan pengambil keputusan untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini
dalam melakukan evaluasi informasi akuntansi dan membuat keputusan yang lebih akurat dan
berdasarkan pemahaman yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Adhikara, M. F. A. (2010). Revisi Keyakinan atas Sinyal Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Dan Auditing Indonesia, 14(2).
Asare, S. K., & Messier Jr, W. F. (1991). A review of audit research using the belief-adjustment
model. Auditing: Advances in Behavioral Research, 75–92.
Ekasari, W. F. (2014). Pengaruh Framing Informasi Dan Gaya Kognitif Terhadap Proses Revisi
Keyakinan Dalam Keputusan Akuntansi Manajemen. Universitas Gadjah Mada.
Kahle, J., Pinsker, R., & Pennington, R. (2005). Belief revision in accounting: A literature
review of the belief-adjustment model. Advances in Accounting Behavioral Research, 1–40.

Anda mungkin juga menyukai