Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

“THE MEASUREMENT APPROACH TO DECISION USEFULNESS”


PENDEKATAN PENGUKURAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN
Perspektif pengukuran dalam pelaporan keuangan (financial reporting) adalah sebuah
pendekatan dimana akuntan mengambil sebuah tanggung jawab untuk menggabungkan
nilai wajar (fair values) dalam laporan keuangan (financial statement) yang tepat, dengan
tetap memperhatikan reliabilitas. Hal ini memberikan sebuah kewajiban tambahan untuk
memberikan informasi kepada investor sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja perusahaan di masa depan.

Pendekatan pengukuran untuk kegunaan keputusan menyiratkan penggunaan lebih


besar dari nilai saat ini dalam laporan keuangan yang tepat. Scott mendefinisikan pendekatan
pengukuran sebagai berikut: Pendekatan pengukuran kegunaan keputusan adalah pendekatan
pelaporan keuangan di mana akuntan melakukan tanggung jawab untuk memasukkan nilai
saat ini ke dalam laporan keuangan yang tepat, dengan ketentuan bahwa hal ini dapat
dilakukan dengan keandalan yang wajar, dengan demikian mengakui peningkatan kewajiban
untuk membantu investor untuk memprediksi kinerja dan nilai perusahaan.

Pendekatan ini akan berguna apabila penerapannya tidak mengorbankan / mengurangi


nilai subtansi informasi dari laporan keuangan perusahaan. Meskipun dalam sudut pandang
ini tidak mungkin menggantikan akuntansi berbasis historical cost, dengan adanya tuntutan
suatu keseimbangan informasi yang berbasis historis dan berbasis nilai wajar ternyata lebih
mengarah kepada nilai wajar. Alasannya terkait dengan masalah yang melibatkan suatu
efisiensi pasar sekuritas.

Pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien, ketergantungan pada pasar yang efisien untuk
membenarkan berbasis biaya historis laporan keuangan dilengkapi dengan banyak
pengungkapan tambahan, yang mendasari pendekatan perspektif informasi untuk kegunaan
keputusan. Misalnya, jika investor secara kolektif yang tidak mahir mengolah informasi
sebagai teori efisiensi mengasumsikan, kemungkinan kegunaan akan ditingkatkan dengan
penggunaan lebih besar dari nilai wajar dalam laporan keuangan yang tepat.
II. ARE SECURITIES MARKETS FULLY EFFICIENT ?
2.1 Pendahuluan
Premis dasar pertanyaan ini adalah rata- rata perilaku investor tidak terkait
dengan teori keputusan rasional dan model investasi. Individu juga sering
overconfident, dimana mereka meng-overestimate informasi penting yang mereka
koleksi/olah sendiri. Misalnya, investor yang meneliti perusahaan secara mandiri
mungkin akan bereaksi berlebihan terhadap bukti yang mereka raih dan bereaksi
sebaliknya terhadap informasi baru yang tidak berkaitan dengan informasi yang
mereka koleksi sendiri. Juga terdapat karakter individu lainnya, yaitu representatives.
Disini individu menitikberatkan pada bukti atau fakta yang konsisten dengan
pandangan individu atas populasi dimana bukti itu berasal. Investor biased
dengan reaksi mereka terhadap informasi, dimana terdapat beberapa atribut
dalam merespon informasi, misalnya self-attribution bias dan momentum bias.

Self-attribution bias yaitu individu merasa bahwa hasil dari keputusan yang
baik berasal dari kemampuan mereka, sedangkan hasil yang buruk dikarenakan
ketidakberuntungan realisasi dari states of nature, bukan dari kesalahan mereka.
Kedua atribut ini tidak konsisten dengan sekuritas efisiensi pasar dan teori keputusan
yang mendasarinya. Motivated Reasoning berarti individu menerima nilai informasi
saat ini yang konsisten dengan pilihan mereka. Jika informasi yang diterima tidak
konsisten dengan preferences mereka, mereka akan menerima dengan skeptis dan
mencoba untuk meragukan informasi tersebut.

Muncul beberapa yang menjadi suatu pertanyaan, seberapa efisiensikah dalam


suatu pasar sekuritas yang efisien ? Apakah dalam praktiknya para akuntan
mengandalkan informasi tambahan pada catatan atas laporan keuangan yang berbasis
pada biaya historis mampu menjadi andalan investor dalam pengambilan keputusan.
Artinya, informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bagi investor apabila
mampu memprediksi secara fundamental sehingga lebih mudah mengidentifikasi
kegiatan dimasa yang akan datang.

Aspek lain yang dapat dipertanyakan yaitu mengenai tingkat keyakinan investor
terhadap baik buruk nya suatu keputusan yang diambil berdasarkan kepercayaan diri
atas kemampuan menganalisis suatu informasi yang bisa jadi menimbulkan bias hasil
keputusan. Jika informasi tersebut valid maka berguna untuk investor, praktik
pengandalan pada informasi suplemen dalam catatan atas laporan keuangan di
manapun, untuk melengkapi laporan keuangan berbasis biaya historis yg mungkin tidak
efektif penuh dlm memberikan informasi.

Jika Pasar Sekuritas tidak efisien sepenuhnya pelaporan keuangan


perbaikan (Restatement) mungkin berguna dalam mengurangi ketidakefisienan,
sehingga bisa memperbaiki operasi pasar sekuritas. Jadi, Rata-rata perilaku investor
mungkin tidak berhubungan dengan teori keputusan rasional dan model investasi.
Namun, atribut lain dari banyak individu adalah self-atribution bias, di mana individu
merasa bahwa hasil keputusan yang baik adalah karena kemampuan mereka, sedangkan
hasil yang buruk adalah karena realisasi alam yang disayangkan, maka itu bukan
kesalahan mereka.

Seandainya mengikuti keputusan investor yang terlalu percaya diri untuk


membeli saham perusahaan, harga sahamnya naik (untuk alasan apa pun). Kemudian,
kepercayaan investor terhadap kemampuan investasinya meningkat. Jika harga saham
jatuh, kepercayaan pada kemampuan tidak turun. Jika cukup banyak investor
berperilaku seperti ini, bagikan momentum harga bisa berkembang. Artinya,
kepercayaan diri yang diperkuat mengikuti kenaikan pangsa harga mengarah pada
pembelian lebih banyak saham, dan harga saham naik lebih jauh. Keyakinan adalah
sekali lagi diperkuat, dan proses memakannya sendiri; yaitu, ia mendapatkan
momentum.

Daniel, Hirshleifer, dan Subrahmanyam (1998) mempresentasikan model di mana


momentum perdagangan berkembang ketika investor terlalu percaya diri dan bias
atribusi-diri. Daniel dan Titman (1999), dalam studi empiris, melaporkan bahwa selama
periode 1968–1997 sebuah strategi membeli portofolio saham momentum tinggi dan
short-selling yang rendah momentum mendapatkan pengembalian abnormal tinggi dan
terus-menerus (mis., lebih tinggi dari pengembalian dari memegang portofolio pasar),
konsisten dengan argumen kepercayaan berlebih dan momentum argument.

Karakteristik perilaku ini, tentu saja tidak konsisten dengan efisiensi pasar
sekuritas dan teori keputusan rasional yang mendasarinya. Misalnya menurut CAPM,
pengembalian yang lebih tinggi dapat diperoleh hanya jika risiko beta lebih tinggi
ditanggung. Namun Daniel dan Titman melaporkan bahwa risiko beta rata-rata dari
portofolio momentum mereka kurang dari bahwa dari portofolio pasar. Alasan yang
termotivasi adalah karakteristik perilaku yang agak berbeda. Individu menerima
informasi nilai nominal yang konsisten dengan preferensi mereka (mis., kabar baik
(GN)).

Namun, jika informasi tersebut tidak sesuai dengan preferensi mereka (BN), itu
diterima dengan skeptis, dan individu tersebut mencoba untuk mendiskreditkannya.
Penalaran termotivasi diuji dalam studi eksperimental oleh Hales (2007), menggunakan
60 siswa MBA sebagai subjek. Setiap subjek diberi informasi yang sama tentang
perusahaan hipotetis, termasuk pendapatan masa lalu dan beberapa laporan berita.
Dengan cara ini, semua subjek memiliki informasi sebelumnya yang sama tentang
kinerja perusahaan di masa depan. Mereka kemudian secara acak ditugaskan untuk
posisi buy atau pendek di saham perusahaan.

Dengan demikian, mereka yang memiliki posisi panjang berdiri untuk


mendapatkan keuntungan dari GN dan kalah dari BN, dan sebaliknya. Subjek juga
diberi perkiraan analis dari pendapatan masa depan. Beberapa subjek menerima GN
(mis., Prediksi penghasilan tinggi) dan beberapa menerima BN. Subjek kemudian
diminta untuk berikan prediksi mereka sendiri tentang pendapatan masa depan. Mereka
termotivasi untuk memprediksi secara akurat melalui hadiah kecil yang meningkat
karena kesalahan perkiraan mereka menurun. Teori penalaran termotivasi memprediksi
bahwa subjek dengan posisi panjang yang menerima ramalan BN akan skeptis, dan
bahwa ramalannya sendiri akan lebih tinggi dari itu.

2.2 Prospect Theory


Teori prospek memberikan alternatif berdasar perilaku pada teori keputusan
rasional. Berdasarkan teori ini, investor yang mempertimbangkan investasi berisiko
akan secara terpisah mengevaluasi keuntungan dan kerugian prospektif. Teori ini
berlawanan dengan teori keputusan dimana investor mengevaluasi keputusan yang
dibuat dalam konteks menilai akibatnya terhadap total kekayaan yang mereka miliki.
Ini merupakan implikasi dari konsep psikologis narrow framing, dimana individu
menganalisis masalah di dalam lingkup yang sanagat tertutup sebagai cara
penghematan dari usaha mental atas pembuatan keputusan.
Kombinasi dari evaluasi terpisah atas untung dan rugi serta weighting
(pembobotan) dari probabilitas dapat mengakibatkan variasi luas dari perilaku
irasional. Misalnya, investor menghindar dari pasar saham karena ketakutan atas rugi
atau mungkin underreact atas badnews dengan tetap menahan saham “losers”
untuk menghindari realisasi rugi atau bahkan membeli lebih banyak saham loser
walaupun menambah risiko.

Teori prospek Kahneman dan Tversky (1979) menyediakan berbasis perilaku


alternatif untuk teori keputusan rasional, dijelaskan dalam Bagian 3.3. Menurut teori
prospek, investor yang mempertimbangkan investasi berisiko ("prospek") akan terpisah
mengevaluasi keuntungan dan kerugian prospektif. Teori prospek adalah teori yang
menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti.
Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual yang
berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.

Evaluasi terpisah ini kontras dengan keputusan teori, di mana investor


mengevaluasi keputusan dalam hal pengaruhnya terhadap total kekayaan mereka (lihat
Bab 3, Catatan 5). Evaluasi terpisah untung dan rugi tentang titik referensi adalah
implikasi dari konsep psikologis framing sempit, di mana individu menganalisis
masalah dengan cara yang terlalu terisolasi sebagai cara menghemat upaya mental
pengambilan keputusan.

Penghematan pada upaya mental ini dapat menyebabkan perhatian terbatas,


seperti disebutkan di atas. Akibatnya, utilitas individu dalam teori prospek didefinisikan
lebih penyimpangan dari nol untuk prospek yang dipermasalahkan, bukan atas total
kekayaan. Gambar 6.2 menunjukkan fungsi utilitas investor yang khas di bawah teori
prospek. Utilitas investor untuk keuntungan diasumsikan menunjukkan keengganan
yang akrab dengan risiko, cekung bentuk seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.3.

Namun, teori prospek mengasumsikan kerugian, konsep perilaku dimana individu


tidak menyukai kerugian yang sangat kecil. Jadi, mulailah pada titik di mana investasi
mulai kehilangan nilainya, tingkat kerugian utilitas investor lebih besar dari tingkat
peningkatan utilitas untuk kenaikan nilai. Memang, utilitas untuk kerugian diasumsikan
cembung daripada cekung, sehingga investor menunjukkan pengambilan risiko perilaku
sehubungan dengan kerugian. Ini mengarah ke efek disposisi, di mana investor
berpegang pada pecundang dan menjual pemenang, dan bahkan mungkin membeli
lebih banyak keamanan pecundang.

Teori prospek juga mengasumsikan bahwa ketika menghitung nilai yang


diharapkan dari suatu prospek.

2.3 Is Beta Dead?


Implikasi dari CAPM adalah beta saham, yaitu determinan spesifik
perusahaan tunggal atas harapan pengembalian dari saham. Status CAPM dan
implikasinya pada Beta tidak jelas. Beta mungkin berubah selama ini, tidak
stationary. Dari sudut pandang akuntansi, luas beta bukan ukuran risiko spesifik
perusahaan yang relevan, dimana beta hanya meningkatkan peran laporan keuangan
dalam melaporkan informasi berisiko, yang artinya bahwa beta is not dead.
Bagaimanapun juga, beta berubah sepanjang waktu dan secara berangsur- angsur
memiliki status sebagai ukuran risiko dengan variable berdasar akuntansi.

Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan
perubahan harga pasar. Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis
sekuritas dan pasar. Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas
dan pasar, misalnya 200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan
CAPM. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta
merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio.
Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi
semua sekuritas yang ada. Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi
return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwan
risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.

Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990,
menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan
sekuritas. Mereka menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan
lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas. Daripada melihat beta, lebih baik
melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan
meningkat dengan meningkatkanya book-to-market ratio dan menurun dengan semakin
besarnya ukuran perusahaan. Hasil penelitian Fama & French ini menjadikan beta
“mati”.

2.4 Excess Stock Market Volatility


Pertanyaan mengenai apakah pasar efisien didorong dari bukti bahwa
adanya volatilitas harga saham ekses pada level pasar. CAPM beranggapan bahwa
beta dan tingkat bunga bebas risiko konstan, hanya perubahan dalam return pada
portofolio pasar (E(RMT)) yg menyebabkan perubahan dalam return saham.
Determinan fundamental E(RMT) adalah dividen harapan agregat di antara
semua perusahaan dalam pasar. Semakin tinggi dividen harapan agregat, semakin
banyak investor akan investasi dalam pasar yang menyebabkan permintaan saham dan
menyebabkan indeks pasar naik, dan sebaliknya. Akibatnya, jika pasar efisien,
perubahan dalam E(RMT) seharusnya tidak menyebabkan perubahan dalam dividen
harapan agregat.

Pertanyaan lebih lanjut tentang efisiensi pasar sekuritas berasal dari bukti
kelebihan stok volatilitas harga di tingkat pasar. Ingat dari CAPM itu, memegang beta
dan suku bunga bebas risiko konstan. CAPM beranggapan bahwa beta dan tingkat
bunga bebas risiko konstan, hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu :
1. Hanya perubahan dalam return pada portofolio pasar (E(RMT)) yang menyebabkan
perubahan dalam return saham.
2. Determinan fundamental (E(RMT)) adalah dividen harapan agregat diantara semua
perusahaan dalam pasar.
3. Semakin tinggi dividen harapan agregat, semakin banyak investor akan investasi
dalam pasar.
4. Akibatnya, jika pasar efisien, perubahan dalam (E(RMT)) hanya tidak menyebabkan
perubahan dalam dividen harapan agregat.

2.5 Gelembung Pasar Saham


Stock market bubbles adalah harga saham meningkat jauh dari nilai rasional
yang menggambarkan kasus ekstrim dari volatilitas. Bubbles berdasarkan Shiller
didorong dari kombinasi bias self-attribution dan momentum, trading umpan balik
positif, dan perilaku “herd” yang didorong dari prediksi optimis media dari ahli pasar.
Shiller membuktikan bahwa perilaku bubble dapat terjadi suatu waktu, dan sulit
diprediksi kapan berakhirnya. Secepatnya, hal ini akan ‘meletus’ karena peningkatan
kepercayaan, seperti gangguan resesi dan peningkatan inflasi. Namun demikian,
perkembangan bubble tidak serta merta mengkontradiksi efisiensi pasar, tergantung
apakah informasi tersedia atau tidak pada saat itu untuk mempredikasi risiko ini.

Gelembung pasar saham di mana harga saham naik jauh di atas nilai fundamental,
mewakili kasus ekstrim dari volatilitas pasar. Shiller (2000) meneliti perilaku
gelembung dengan referensi khusus untuk lonjakan harga saham perusahaan teknologi
di Amerika negara-negara di tahun-tahun menjelang tahun 2000. Bubbles, menurut
Shiller, berasal dari kombinasi atribusi dan momentum yang bias, perdagangan umpan
balik positif, dan "kawanan" perilaku diperkuat oleh prediksi media yang optimis dari
"pakar" pasar.

Alasan-alasan ini mendasari komentar Ketua Dewan Cadangan Federal yang


terkenal Greenspan “kegembiraan tidak rasional” mengomentari pasar saham dalam
pidato tahun 1996. Shiller berpendapat bahwa perilaku gelembung dapat berlanjut
untuk beberapa waktu dan sulit diprediksi kapan akan berakhir. Akhirnya,
bagaimanapun, itu akan meledak karena tumbuh keyakinan, katakanlah, resesi yang
akan datang atau peningkatan inflasi. Sekarang secara umum diakui bahwa perilaku
harga keamanan menjelang tahun 2007–Krisis pasar 2008 adalah gelembung. Tentu
saja, mengingat peristiwa berikutnya, pasar jelas mengabaikan keberisikoan strategi
investasi banyak keuangan institusi menyebabkan harga saham mereka jauh melebihi
nilai fundamental mereka.
Namun demikian pengembangan gelembung tidak selalu bertentangan dengan
efisiensi pasar. Karena kita mendefinisikan efisiensi relatif terhadap informasi yang
tersedia untuk umum, pertanyaan yang relevan untuk efisiensi pasar sekuritas adalah
apakah informasi yang tersedia bagi investor pada saat itu atau tidak cukup untuk
mendiagnosis keberisikoan ini. Jika ya, teori perilaku seperti yang disebutkan oleh
Shiller didukung, terutama karena bukti yang dilaporkan oleh Niu dan Richardson
(2006) dan Landsman, Peasnell, dan Shakespeare (2008; lihat Bab 1, Catatan 20)
menunjukkan bahwa setidaknya beberapa informasi yang relevan dengan kehancuran
yang akan datang ada di publik domain.

Namun demikian, informasi ini mungkin tidak cukup untuk menangkal kesan
umum pada saat itu bahwa sekuritas yang didukung aset adalah cara yang lebih efisien
menanggung risiko, mengarahkan investor untuk menawar harga saham perusahaan
yang terlibat dalam kegiatan ABS.

2.6 Discussion of Securities Market Efficiency vs Behavioural Finance


Secara kolektif, teori behavioural finace dan bukti yang telah didiskusikan
sebelumnya meningkatkan pertanyaan mengenai seberapa jauh efisiensi pasar
sekuritas dan perilaku rasional investor. Fama mengevaluasi bukti ini dan
menyimpulkan bahwa hal ini tidak menjelaskan gambaran besarnya. Walaupun
terdapat bukti inkonsisten dengan efisiensi, tidak terdapat teori alternatif yang
memprediksi dan mengintegrasikan bukti anomali. Misalnya, teori untuk memprediksi
kapan pasar akan overreact atau underreact.

III. EFFICIENT SECURITIES MARKET ANOMALIES


Terdapat bukti yang menguatkan bahwa investor yang rasional yang menentukan pasar
efisien. Alasannya, pasar tidak bisa merespon pada informasi secara pasti, seperti prediksi
teori efisiensi. Harga butuh waktu lama untuk bereaksi atas informasi laporan keuangan.
Kemudian adanya return abnormal mengikuti informasi yang telah muncul. Sehingga istilah
anomali efisiensi pasar sekuritas muncul karena pengaruh mengambang paca pengumuman
dan adanya respon pasar pada akrual.

Terdapat dua macam anomali sebagai berikut :


1. Post-Announcement Drift
Pertama kali laba perusahaan diketahui, isi informasi harus segera diterjemahkan
investor dan terkait dengan harga pasar efisien. Bagaimanapun, sudah diketahui yang
terjadi adalah tidak demikian. Unutk perusahaan yang melaporkan GN dalam laba per
kuarter, return sekuritas abnormal cenderung menyimpang naik pada beberapa waktu
berikutnya dari pengumuman laba. Dengan cara yang sama perusahaan yang melaporkan
BN memiliki return abnormal menyimpang mundur dengan periode yang sama.
Fenomena inilah yang dinamakan post- announcement drift (PAD). Hal ini menunjukkan
bahwa investor tidak cuma meremehkan implikasi dari earnings saat ini terhadap
earnings masa depan, tetapi juga mengabaikan efek dari volatilitas earnings.
2. Market Response to Accruals
Sloan (1996) memisahkan pelaporan laba bersih dalam arus kas dari aktivitas
operasional dan komponen akrual, baik pengurangan ataupun penjumlahan
keduanya. Anomali ini menunjukkan bahwa pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien
dan inefisiensi tersebut didorong oleh perilaku bias investor. Ini dapat dilakukan
dengan menggambar lagi pada formula :

Net income = Cash flow from operations ± Net accruals

Point dari penelitian ini ialah perubahan dalam akun modal kerja non-tunai seperti
piutang, penyisihan piutang ragu-ragu, persediaan, hutang dagang, serta amortisasi
pengeluaran, dalam analisis akrual bersihnya. Sloan menunjukkan bahwa akrual lebih
mungkin untuk kesalahan estimasi dan mungkin. Manager Bias daripada arus kas, dan
berpendapat bahwa keandalan yang lebih rendah ini harus mengurangi hubungan antara
akrual saat ini dan laba bersih periode berikutnya. Itu, sementara hamper semua akrual
pada akhirnya terbalik, akrual dapat mengalami kesalahan dan bias membalikkan dengan
relatif cepat. Namun, arus kas operasi merupakan hasil dari operasi yang berkelanjutan.
Mereka cenderung tidak mundur dan kurang rentan terhadap kesalahan dan bias.

IV. LIMITS TO ARBITRAGE


Terdapat alasan dari “persistence of the anomalies”, yaitu “limit to arbitrage”. Hal itu
adalah biaya yang terjadi oleh investor yang membatasi kemampuan mereka untuk secara
penuh mengeksploitasi anomali dan demikian arbitrase itu hilang. Terdapat dua batas: biaya
transaksi dan risiko. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa dua anomali saat ini hampir
hilang. Secara keseluruhan, terlihat bahwa investor institusi besar dengan biaya transaksi
yang rendah dan manajemen risiko yang baik meningkatkan eksploitasi mereka terhadap
PAD dan anomali akrual sampai dengan anomali tersebut hampir hilang. Jika begitu, maka
penjelasan biaya dan risiko sebagai persisten anomali telah didukung.
V. A DEFENCE OF AVERAGE INVESTOR RATIONALITY
5.1 Dropping Rational Expectations
Mengapa anomali muncul ? Apakah karena karakteristik perilaku atau dapatkah hal
tersebut terjadi jika investor rata-rata rasional? Investor rasional membutuhkan waktu
untuk menginterpretasi penuh pengumuman penghasilan. Terdapat pengurangan PAD
yang menunjukkan bahwa perkiraan kredible (dari analist) membantu investor untuk
mengatasi secara cepat ketidakpastian dalam earning masa depan.

5.2 Dropping Common Knowledge


Pada kasus CAPM, setiap investor diasumsikan mengetahui beta saham dan sluruh
investor mengetahui kalau semua orang mengetahui beta. Ketika investor membuat
keputusan dengan dasar kepercayaan mereka atas kepercayaan orang lain, daripada
kepercayaan mereka tentang states of nature yang relevan, kepercayaan ini disebut
“higher order belief”. Hal ini dikarenakan kepercayaan investor rasional dapat
menghasilkan perilaku harga saham seperti pada behavioral finance yang diprediksikan.

VI. SUMMARY RE SECURITIES MARKET INEFFICIENCIES


Konsekuensi yang paling tampak adalah pelaku (trader) cukup noise, tetapi
ekspektasinya nol. Karena itu, bahkan dalam konteks ekspektasi, harga saham tergantung
pada nilai yang mendasar dari saham tersebut. Pada waktu yang lain, bagaimanapun juga,
investor rasional termasuk analysts akan menemukan mispricing dan mengambil keuntungan
dari hal tersebut, yang memicu harga pada nilai fundamental. Laporan keuangan yang
diperbaiki semakin membantu memprediksi nilai fundamental perusahaan dan mempercepat
proses arbitrasi. Kemudian, dengan mengurangi biaya analisis rasional pelaporan yang
lebih baik akan mengurangi bias dari perilaku investor. Akibatnya, inefisiensi pasar
sekuritas mendukung perpektif pengukuran.

Gambar 6.3 merangkum berbagai argumen seputar inefisiensi pasar sekuritas. Itu
menambahkan lingkaran dalam untuk Gambar 4.2, mewakili berkurangnya informasi
termasuk dalam harga saham aktual ketika pasar tidak sepenuhnya efisien. Kemudian, harga
saham tidak memasukkan semua informasi yang tersedia untuk umum (atau
menggabungkannya dengan bias).
Perhatikan bahwa informasi yang hilang dan / atau bias di bawah pasar inefisiensi bisa
menguntungkan atau tidak menguntungkan. Artinya, harga saham bisa lebih rendah dari atau
lebih besar dari harga pasar yang efisien. Ada beberapa kemungkinan alasan yang
mendasari ketidakefisienan yang ditunjukkan oleh lingkaran dalam.
1. Salah satu alasan berasal dari perilaku keuangan, di mana bias perilaku investor tidak
memperhitungkan semua informasi yang tersedia untuk umum dalam keputusan mereka.
2. Alasan kedua, disarankan oleh Lee (2001), berasal dari pedagang kebisingan yang bias
perilaku, yang mungkin mendorong harga pasar dari ideal pasar yang efisien.

Juga, para model dari Brav dan Heaton, Lo, dan Allen, Morris, dan Shin yang
mempertahankan asumsi investor rasional (atau rasional), mengaitkan inefisiensi dengan
pembelajaran investor dari waktu ke waktu atau ke kepercayaan tingkat tinggi. Terlepas dari
alasannya, inefisiensi ini menambah peran penting untuk pelaporan keuangan, untuk
mengurangi ketidakefisienan dengan membuat mispricing area antara dua lingkaran dalam
sekecil mungkin.

Pelaporan berkualitas tinggi memenuhi ini wewenang. Ini dapat membantu investor
yang bias perilaku meningkatkan keputusan mereka. Itu bisa mempercepat koreksi atas
kesalahan harga yang disebabkan oleh perdagangan kebisingan. Ini dapat membantu investor
yang rasional belajar dari waktu ke waktu atau, dengan merilis informasi yang tersedia untuk
umum, mengurangi efek yang lebih tinggi keyakinan ketertiban.

Ukuran bahwa pasar tidak secara penuh efisien terlihat dari apakah ada kegunaan yang
bisa ditingkatkan dengan pentingnya pelaporan keuangan. Perdagangan Noise, dimana harga
bisa dibiaskan ke atas atau ke bawah relatif pada nilai fundamentalnya, akibatnya investor
rasional termasuk analisnya akan menemukan penilaian salah ini dan mengambil manfaatnya.
Inefisiensi [asar mendukung perspektif pengukuran.
VII. CONCLUSIONS ABOUT SECURITIES MARKET EFFICIENCY AND INVESTOR
RATIONALITY
Secara bersama- sama, teori dan bahan bukti menimbulkan pertanyaan yang lebih
besar mengenai luas efisiensi pasar efisien. Terdapat bahan bukti yang membingungkan
perilaku investor dan mengakibatkan mispricing yang besar kemungkinan terjadi pada
perusahaan dimana evaluasi keuangan sulit dilakukan, misalnya untuk perusahaan dengan
sejumlah besar aset tidak berwujud, perusahaan yang sedang berkembang, dan pada
perusahaan dimana asimetri informasi antara insider dan outsider cukup tinggi. Pada intinya
adalah bahwa model pasar efisien masih bermanfaat sebagai pedoman laporan keuangan,
tetapi teori dan bahan bukti tidak efisien terakumulasi pada saat mendukung perspektif
pengukuran, meskipun harusmelalui pengorbanan reliabilitas untuk peningkatan relevansi.

VIII. OTHER REASONS SUPPORTING A MEASUREMENT APPROACH


Sejumlah pertimbangan diberikan untuk menyarankan bahwa kegunaan keputusan atas
pelaporan keuangan akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perhatian terhadap
pengukuran. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dijelaskan pada poin- poin berikutnya.

Kemanfaatan keputusan pelaporan keuangan bisa ditingkatkan dengan perhatian yang


berfokus pada pengukuran pasar tidak seefisien yang diyakini dan laba menjelaskan hanya
sedikit perubahan harga di sekitar tanggal pengumuman laba, porsi ini semakin menurun atau
semakin meningkatkan harga saham. Teori surplus bersih (CST) emnyatakan bahwa nilai
pasar perusahaan dapat dinyatakan dari sisi variabel laba rugi dan neraca. CST juga
menerapkan beberapa basis akuntansi, tetapi menunjukkan bahwa nilai perusahaan
tergantung pada variabel akuntansi fundamental, konsisten dengan perspektif pengukuran.

IX. THE LOW VALUE RELEVANCE OF FINANCIAL STATEMENT INFORMATION


Penelitian ERC menunjukkan bahwa pasar cukup bergairah dalam menggunakan
kemampuannya untuk mengekstrak implikasi nilai laporan keuangan yang disiapkan dengan
dasar historical cost.Lev (1989) telah menunjukkan bahwa respon pasar terhadap good news
atau bad news terhadap laba ialah cukup kecil. Kenyataannya, hanya 2 – 5% dari variabilitas
abnormal return dalam narrow-window di seputar tanggal pengumuman laba dapat
diatribusikan terhadap laba itu sendiri. Kebanyakan dari variabilitas atas return saham terlihat
sebagai akibat dari faktor-faktor di luar laba.Lev (1989) menghubungkan rendahnya
saham dengan rendahnya kualitas laba. Collins et al. (1994) memberikan bukti bahwa
kualitas laba dapat ditingkatkan dengan memasukkan perpektif pengukuran dalam laporan
keuangan, dengan dasar bahwa penambahan ketepatan waktu atas laba yang dinilai dengan
nilai wajar tidak melebihi dari penurunan dalam reliabilitas. Menurut Lev, masih banyak
ruang bagi para akuntan untuk meningkatkan kegunaan informasi laba.

Dalam hal ini kita melihat dalam riset-riset akuntansi yang banyak menemukan bahwa
harga saham merespon kandungan informasi laba/rugi dan riset ERC menunjukkan bahwa
pasar yang canggih mampu memiliki kemampuan mengekstrak implikasi nilai dari laporan
keuangan atas dasar historical cost. Nilai relevan yaitu ukuran seberapa besar informasi
laporan keuangan memiliki efek material pada return dan harga saham. Lev (1989)
mengungkapkan pasar memiliki respon kecil, terdapat perbedaan signifikan statistik dan
praktisi. Menurut statistik, mengukur relevansi nilai seperti relevansi nilai dan ERC
secara signifikan berbeda dengan nol walaupun sangat kecil. Relevansi nilai rendah atas
laba menyarankan bahwa asa ruang bagi akuntan untuk meningkatkan kemanfaatan laporan
keuangan.

X. OHLSON’S CLEAN SURPLUS THEORY


Teori surplus Ohlson dikemukakan oleh Fealtham & Ohlson pada tahun 1995 seperti
berikut:
a. Memberikan kerangka kerja yang konsisten dengan perspektif pengukuran
b. Menunjukkan bagaimana nilai pasar perusahaan dapat dinayatakan dari sisi komponen
neraca dan laba rugi.
c. Berasumsi bahwa ada kondisi ideal dalam pasar, termasuk irelevansi dividen.
d. Sukses dalam menjelaskan dan memprediksi nilai perusahaan secara actual.
e. Menyatakan bahwa determinan nilai fundamental perusahaan adalah arus dividen.

Nilai pasar dapat dinyatakan dalam variabel-variabel laporan keuangan dengan formula:
PAt = BVt + Gt
BVt adalah nilai buku
Gt adalah PV dari pendapatan abnormal dimasa depan.
Pendapatan abnormal itu sendiri dapat dihasilkan dengan formula :

oxta = ωoxt-1a + υt-1 + ~t


 adalah efek dari realisasi negara dalam periode t pada pendapatan abnormal.
~ menunjukkan bahwa efek ini acak.
ω menangkap proporsi dari pendapatan abnormal.
XI. AUDITOR’S LEGAL LIABILITY
Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap
dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini
sesuai dengan prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga
berorientasi pada measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor)
menyiapkan penilaian tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang
mereka hadapi daripada investor. Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar
dalam decision usefulness. Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan
measurement perspective dengan mengadopsi fair value seperti mark-to-market. Akuntan
dapat secara eksplisit menjawab tuntutan hukum masyarakat dengan mengatakan bahwa
laporan keuangan telah mengantisipasi perubahan nilai instrumen keuangan apakah akan
mengarah ke kelangsungan hidup atau ke kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan
pertimbangan banyak digunakan. Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya
apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.

Mungkin sumber tekanan utama dalam perspektif pengukuran muncul sebagai reaksi
terhadap kegagalan yang begitu luar biasa dari perusahaan-perusahaan besar, khususnya
institusi keuangan.Dengan menggunakan akuntansi biaya historis, dapat saja terjadi bahwa
perusahaan yang ada saat ini bisa menghilang di waktu kemudian. Sementara itu para
akuntan dan para auditor dapat mengklaim bahwa informasi tentang kegagalan yang akan
datang secara harfiah implisit didalam catatan atau sumber-sumber lain, atau tidak
merupakan tanggung jawab mereka, terdapat logika dasar tertentu terhadap masalah yang
dimunculkan oleh mereka-mereka yang mempertanyakan mengapa laporan keuangan primer
tidak secara lebih jelas meramalkan kemalangan yang terjadi. Lebih lanjut, tekanan-tekanan
tanggung jawab hukum ini cenderung terus meningkat.

Sebagai tambahan, perusahaan tengah menghadapi tekanan yang semakin besar


untuk bisa berperilaku dalam cara-cara yang secara sosial dan lingkungan bertanggung
jawab. Kebanyakan perusahaan memiliki tanggung jawab ke depan secara substansial,
sebagai contoh dalam biaya restorasi tempat, yang sangat terkait dengan konsep penyesuaian
pendapatan dan biaya. Salah satu cara dimana para akuntan dan auditor bisa melindungi
diri mereka melawan tekanan-tekanan ini adalah untuk mengadopsi perspektif
pengukuran, yaitu, memperkenalkan lebih banyak nilai terbuka kedalam akun.
XII. ASYMMETRY OF INVESTOR LOSSES
Contoh :
Bill Cautious, seorang investor rasional, memiliki investasi pada saham x Ltd., dengan
nilai pasar saat ini sebesar $ 10.000. dia berencana untuk menggunakan rasa takjub ini untuk
hidup selama dua tahun ke depan. Setelah itu, dia akan lulus dan akan memiliki pekerjaan
dengan bayaran tinggi. Oleh karena itu, dia tidak peduli sekarang tentang perencanaan lebih
dari dua tahun. Tujuannya adalah memaksimalkan utilitas totalnya selama periode ini. Untuk
kesederhanaan, kami berasumsi bahwa X Ltd. tidak membayar dividen selama dua tahun ini.
RUU adalah penghindaran risiko, dengan utilitas di setiap tahun sama dengan akar kuadrat
dari jumlah yang ia habiskan di tahun itu.

Hal ini mudah untuk melihat bahwa utilitas total Bill akan dimaksimalkan jika ia
menghabiskan jumlah yang sama setiap tahunnya. Dengan demikian, dia menjual $ 5.000
dari sahamnya sekarang dan berencana untuk menjual sisa $ 5.000 pada awal tahun kedua.

Namun, misalkan, pada awal tahun pertama, aset x Ltd tertentu telah jatuh nilainya.
kerugiannya belum direalisasi, dan auditor x Ltd. gagal mengetahuinya. Akibatnya, kerugian
tetap ada sebagai informasi dari dalam, dan nilai pasar dari saham Bill yang tidak terjual tetap
sebesar $ 5.000. Kerugian tersebut terwujud pada tahun ke 1, dan sisa saham Bill bernilai $
3.000 pada akhir tahun.

Menghitung utilitas Bill untuk dua tahun, dievaluasi pada akhir tahun 1:

EUa (overstatement) = √5,000 + √3,000

= 70.71 + 54.77

= 125.48

di mana EUa menunjukkan utilitas sebenarnya Bill, menjadi utilitas dari $ 5.000 yang
dihabiskannya di tahun pertama ditambah dengan utilitas yang akan datang di tahun 2 dari
penjualan sahamnya seharga $ 3.000.
Jika Bill tahu di awal tahun pertama bahwa kekayaannya hanya $ 8.000. dia akan
berencana untuk menghabiskan $ 4.000 setiap tahunnya. Utilitas yang diharapkannya adalah:

EU (overstatement) = √4,000 + √4,000

= 63.25 + 63.25

= 126.50

di mana UE menunjukkan utilitas Bill jika dia mengetahui nilai tertinggi dari
sahamnya. Dengan demikian, Bill kehilangan utilitas sebesar 126.50 -125.48 = 1,02 sebagai
akibat dari pelepasan kekayaan senilai $ 2.000.

Sekarang anggap saja bahwa aset x Ltd. telah meningkat nilainya sebesar $ 2.000 pada
awal tahun 1. Sekali lagi, keuntungan yang belum direalisasi tidak diakui oleh auditor pada
awal tahun 1, dan tetap sebagai informasi orang dalam. Keuntungan tersebut terealisasi
sepanjang tahun, dan saham Bill bernilai $ 7.000 pada akhir tahun. Utilitas sebenarnya
selama dua tahun adalah:

EUa (understatement) = √5,000 + √7,000

= 70.71 + 83.65

= 154.38

Padahal, jika Bill tahu kekayaannya adalah $ 12.000:

EU (understatement) = √6,000 + √6,000

= 77.46 + 77.46

= 154.92

Dengan demikian, Bill kehilangan utilitas 154,92-154.38 = 0,54 sebagai hasil dari
meremehkan kekayaan pembukaan. Perhatikan bahwa meskipun total konsumsi Bill akan
menjadi $ 2.000 lebih tinggi dari perkiraan semula. dia masih menderita kehilangan utilitas,
karena meremehkan biaya dia kesempatan untuk secara optimal merencanakan
pengeluarannya dari waktu ke waktu.
Poin utama dari contoh ini adalah bahwa sementara jumlah salah saji adalah sama.
Hilangnya utilitas Bill untuk melebih-lebihkan hampir dua kali kerugian untuk meremehkan.
Kerugian tersebut muncul karena Bill salah mengartikan konsumsinya dari waktu ke waktu
karena kesalahan dan bias dalam melaporkan kekayaannya. Bill akan kecewa dalam kedua
kasus tersebut, tapi dia lebih kecewa dengan pernyataan yang berlebihan. Karena itu. auditor
lebih cenderung dituntut karena kesalahan berlebih. Untuk model yang lebih formal untuk
menunjukkan asimetri ini. lihat Scott (1975).

Mengantisipasi asimetri kerugian investor. auditor bereaksi dengan konservatif bemg.


Bila nilai saat ini mengalami penurunan. menulis aset ke nilai saat ini menguntungkan
investor dalam contoh kita dengan kata-kata kehilangan utilitas sebesar 1,02, sehingga
mengurangi kemungkinan investor menuntut auditor. Regulator, yang juga ingin melihat
lebih sedikit kerugian investor dan tuntutan hukum, akan mendorong konservatisme ini
dengan undang-undang hukuman bagi perusahaan dan manajer mereka yang gagal
melepaskan berita buruk pada waktu yang tepat, dan dengan standar akuntansi baru seperti
tes di langit-langit.

Contoh ini mengilustrasikan kondisional, atau ex post, konservatisme. Kerugian


ekonomi dalam nilai telah terjadi, walaupun belum direalisasikan pada awal tahun 1. Contoh
ini menyarankan alasan untuk mengenali kerugian yang belum direalisasi - kehilangan
investor yang lebih rendah dan lebih sedikit terpapar tuntutan hukum.

Alhasil, salah satu cara agar akuntan dan auditor dapat mendukung perilaku etis.
meningkatkan kegunaan bagi investor, dan melindungi diri dari tanggung jawab hukum
adalah untuk memperluas konservatisme bersyarat. Perhatikan bahwa karena konservatisme
bersyarat memerlukan pengukuran nilai arus, kita dapat menganggapnya sebagai versi
asimetris (yaitu satu sisi) pada pendekatan pengukuran.

Tentu saja, Contoh ini menimbulkan pertanyaan, mengapa tidak menulis aset sampai
nilai saat ini juga? Mengakui kenaikan aset $ 2.000 yang belum direalisasi pada awal tahun
pertama akan meningkatkan utilitas Bill sebesar 0,54. Meskipun tidak sebesar peningkatan
utilitas dari mengenali kerugian yang belum direalisasi sebesar $ 2.000. ini akan merupakan
perbaikan lebih lanjut dalam kegunaan laporan keuangan. Jawaban yang mungkin adalah
bahwa auditor mungkin memperhatikan keandalan nilai saat ini. Peningkatan kegunaan dan
penurunan eksposur hukum dari aset penulisan turun mungkin cukup tinggi untuk lebih besar
daripada masalah keandalan, sedangkan manfaat dari menulis aset mungkin tidak. Juga.
Selain motivasi berorientasi investor yang digambarkan di sini, konservatisme bersyarat
memiliki motivasi kontrak dan motivasi perusahaan. Menulis aset bekerja melawan motivasi
ini.

Asimetri kerugian utilitas ini. yang didorong oleh keruntuhan fungsi utilitas investor
yang menolak risiko, merupakan permintaan investor untuk konservatisme, yang mendasari
penjelasan litigasi dan peraturan untuk konservatisme.

XIII. CONCLUSION ON THE MEASUREMENT APPROACH TO DECISION


USEFULNESS
a) Dengan asumsi keandalan yang wajar, akuntansi nilai sekarang dapat meningkatkan
keputusan kegunaan relatif terhadap perspektif informasi
b) Peningkatan penggunaan akuntansi nilai sekarang dalam pelaporan keuangan
Alasan:
1. Pasar tidak sepenuhnya efisien
2. kekuatan penjelas rendah dari laba bersih untuk pengembalian saham
3. Teori Surplus bersih Ohlson
4. kewajiban auditor
c) Keputusan kegunaan bagi investor dapat lebih ditingkatkan dengan akuntansi konservatif

Anda mungkin juga menyukai