Anda di halaman 1dari 27

Bukan

Halangan
Tyas Widjati
Rizkia Gita Wahyu A
Aduh … badan Kapisa pegal
semua.
Apakah karena beberapa
hari ini dia berlatih basket
lebih berat daripada
biasanya?

1
Oh, Kapisa mendapat haid
pertamanya!
Dia langsung mengambil
pembalut di lemari.
Kapisa sudah tahu apa yang
harus dia lakukan.
Meskipun begitu, tetap saja
rasanya aneh.

2
Sebaiknya Kapisa mengabari
Mama.
“Istirahat saja sepulang
latihan,” kata Mama.
“Nanti Mama pesankan
bayam dan empal daging.
Jangan lupa minum vitamin.

3
Saat latihan, Kapisa lebih
memperhatikan rasa nyeri
di perutnya daripada bola.
Bola sering luput dari
tangannya. Lemparannya
juga sering meleset.
”Kamu kenapa, Kapisa?”
tanya Bu Artan.
”Nyeri haid, Bu.”

4

Lebih baik kamu beristirahat
dulu,” kata Bu Artan.
“Laras akan
menggantikanmu untuk
sementara.”
Aduh, jangan-jangan Kapisa
tidak bisa bertanding nanti.
Dua hari lagi timnya akan
melawan tim basket sekolah
lain.
Dia tak ingin kehilangan
kesempatan menjadi tim
inti.

5
“Tenang, Kapisa. Kita masih
ada waktu untuk latihan,”
Laras menghibur Kapisa.
“Ini haid pertamamu, lama-
lama kamu akan terbiasa.
Haid tidak selalu menjadi
halangan untuk bertanding,
kok.”
Laras juga menyarankan
Kapisa untuk mengompres
perut pakai air panas.

6
Ketika Kapisa sampai di
rumah, makanan sudah
terhidang di meja.
Sayur bayam, empal daging,
gulai nangka, dan ayam
balado menggugah selera.
Sesuai saran Mama, Kapisa
makan bayam dan empal
daging saja.

7
Kapisa membuka internet.
Dia ingin tahu lebih banyak
tentang haid.
Oh, pantas saja Mama
memesan menu khusus
untuk Kapisa.
Makanan-makanan itu
mengandung kalsium dan
zat besi.
Banyak pilihan tersedia,
termasuk ayam, ikan,
brokoli, dan kangkung.

8
Di internet juga ada
informasi tentang cara
mengurangi nyeri haid.
Seperti kata Laras, kompres
air panas dapat membantu.
Masih banyak yang ingin
diketahui Kapisa, tetapi dia
mulai mengantuk.
Tahu-tahu telepon
berdering.

9
Mama memandu
Kapisa untuk melakukan
peregangan.
“Kamu juga
dapat melakukan gerakan
ini untuk meredakan nyeri,
” kata Mama.

10
Kapisa memasak air untuk
kompres.
Kak Jerau datang
membantu, “Biar aku yang
menuangkan airnya.”
“Teman-teman di klub
renangku juga tetap
melakukan latihan fisik saat
haid.”
Kapisa lega, berarti dia
masih berpeluang untuk
ikut bertanding.

11
Uh, membahas haid
membuat Kapisa lapar.
Namun, Kak Jerau
menyambar stoples camilan
di depan Kapisa.
“Eh, kamu tidak boleh
makan camilan asin,”
tegur Jerau. “Kata Mama,
garam dan cabai bisa
membuat kembung dan
memperparah sakit perut.”
Kapisa merengut, “Ah,
jangan-jangan ini hanya
akal-akalan Kakak.”

12
Keesokan harinya nyeri
Kapisa berkurang, tetapi
dia merasa pusing. Saat
upacara, pandangan Kapisa
berkunang-kunang. Hampir
saja Kapisa terjatuh. Untung
Bu Guru segera menangkap
lengannya.

13
Bu Guru membawa Kapisa
ke UKS.
“Kamu boleh pulang lebih
cepat. Tunggu saja Kak
Jerau menjemputmu,” kata
Bu Guru.

14
Di rumah, Kapisa langsung
memeriksa kotak obat.
Dia belum minum vitamin
penambah darah pagi ini.
Setelah melakukan sedikit
peregangan, Kapisa kembali
beristirahat.
Dia ingin nanti sore bisa ikut
latihan basket.

15
Akhirnya hari pertandingan
tiba!
Duduk di bangku cadangan,
perasaan Kapisa bercampur
aduk.
Dia kecewa tidak menjadi
pemain inti.
Namun, dia juga tidak yakin
dapat bermain dengan baik.

16
Di akhir kuarter kedua,
Bu Artan meminta Kapisa
bermain.
“Teknik hook shoot-
mu paling pas untuk
mengalahkan tim lawan,”
kata Bu Artan.
“Ingat, begitu kita memakai
kaus jersi, kita harus siap
bertanding dalam keadaan
apa pun!”

17
Kapisa cukup yakin dengan
kemampuannya, tetapi …
bergerak sambil memakai
pembalut benar-benar tidak
nyaman!
Bagaimana kalau nanti
pembalutnya bocor?

18
Kapisa juga tidak berani
berjongkok terlalu rendah
saat menembakkan bola.
Bagaimana kalau bentuk
pembalutnya terlihat jelas?

19
Saat kuarter terakhir Kapisa
mendengar seruan-seruan.

Semangat, Kapisa!”
“Kamu pasti bisa!”
Oh, itu Kak Jerau!

20
Dukungan kakaknya
berhasil membuat
kepercayaan diri Kapisa
bertambah.
Lalu … bola lemparan
Kapisa masuk ke dalam
ring!

21
Tembakan Kapisa
membawa kemenangan
bagi timnya.
Ah, rupanya haid bukan
halangan bagi Kapisa untuk
berprestasi.

22
Hal yang perlu dilakukan
saat haid:
Mengganti pembalut
setidaknya tiap empat jam.
Beristirahat dengan
cukup dan melakukan
peregangan.
Makan makanan yang
mengandung kalsium dan
zat besi.
Minum vitamin penambah
darah.
Menggunakan kompres air
hangat bila perlu.

23
©2022, The Asia Foundation.
Proyek pengembangan
buku ini menampilkan
para perempuan tangguh
sebagai tokoh cerita
dengan melibatkan penulis,
ilustrator, editor, dan
desainer yang hampir
seluruhnya perempuan.
Buku
ini dikembangkan melalui
workshop pengembangan
buku yang diadakan atas
kerja sama Yayasan Litara

24
dan The Asia Foundation
dengan dukungan Estee
Lauder. Pendampingan
dan penyuntingan cerita,
teks, ilustrasi dan desain
dilakukan oleh Yayasan
Litara. Yayasan Litara
adalah lembaga nirlaba
yang mengembangkan
literasi anak melalui buku
anak.

25
Brought to you by Original Story
Bukan Halangan. Author: Tyas Widjati.
Illustrator: Rizkia Gita Wahyu A. Editor: Anna
Farida, Eva Y. Nukman, Maretta Gunawan, Dian
Kristiani.Editor: Anna Farida, Eva Y. Nukman,
Let’s Read is an initiative of The Asia Foundation’s Books Maretta Gunawan, Dian Kristiani.
Published by The Asia Foundation - Let’s Read, ©
for Asia program that fosters young readers in Asia and
The Asia Foundation - Let’s Read. Released under
the Pacific. CC-BY-NC-4.0.
booksforasia.org
To read more books like this and get further information This work is a modified version of the original
story. © The Asia Foundation, 2022. Some rights
about this book, visit letsreadasia.org.
reserved. Released under CC-BY-NC-4.0.

For full terms of use and attribution,


http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

26

Anda mungkin juga menyukai