Ukur! Ukur!
Ukur! Ukur!
Ariany Primastutiek
Clara Mengko
Keke yakin bisa menjadi penjahit seperti
Bapak.
Sepertinya itu seru.
1
Teman-teman Keke pasti suka baju baru.
Keke segera mencatat nama mereka.
2
Hup! Hup!
3
4
Siapa pelanggan pertama Keke?
5
Pumi Tarsius!
Keke segera menyiapkan catatan.
Eh, di mana meteran kain Keke?
6
Oh! Sulur beringin ini mirip meteran kain.
7
Keke tetap bisa mengukur Pumi.
8
Sayang, Pumi sudah tidur nyenyak.
Tidak apa-apa.
Keke akan mengukur Togi Biawak.
9
Uh, sulur Keke terlalu pendek.
Bagaimana kalau sulur-sulur disambung?
10
Nah, sulur siap digunakan.
11
Namun, badan Togi licin sekali.
Batu ini juga licin
12
Keke harus berhati-hati.
13
Byur!
Sulur Keke hanyut!
14
Arus air makin deras.
15
Syukurlah, sulur-sulur selamat.
16
Untung Togi belum pergi.
Keke berhasil mengukur Togi.
17
Sulur Togi diberi tanda.
Dengan begitu, sulur tidak tertukar.
18
Giliran siapa sekarang?
Buba Anoa!
19
Buba mudah merasa geli.
Dia bergerak tanpa henti.
20
Tunggu!
Ukuran leher Buba belum dicatat.
21
Aha!
Keke tahu kesukaan Buba.
Siapa tahu Buba mau diukur lagi.
22
Hore!
Buba makan pisang.
Dia jadi lebih tenang.
23
Krak!
Aduh!
Untung tak ada sulur yang jatuh.
24
Keke harus lebih cepat.
25
Ukur … ukur … ukur.
26
Selesai!
27
Kini catatan ukuran harus dibuat.
Keke mengukur sulur dengan meteran kain
Bapak.
Semua ukuran sudah lengkap!
28
Kain dipotong dengan hati-hati.
29
Jahitan juga harus rapi.
30
Ini dia!
Baju baru untuk Buba dan Togi.
31
Oh …
Mengapa jadi seperti ini?
Apakah Keke salah ukur?
32
Tenang, Keke akan mengukur ulang.
Buba!
Jangan lari!
33
Mengenal Lebih Dekat:
Alat Ukur
Keke dalam cerita ini adalah monyet butung
(Macaca ochreata). Mereka tinggal di Pulau
Sulawesi.
Keke kehilangan meteran kainnya. Dia
memakai sulur (akar gantung) pohon beringin
sebagai alat ukur pengganti.
34
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, Keke
harus mengukur ulang sulur itu dengan alat
ukur baku seperti meteran kain.
Jika kalian ingin mengukur banyaknya air
tetapi tidak punya gelas ukur, alat ukur apa
yang bisa kalian gunakan?
35
Litara adalah sebuah yayasan yang bergerak
di bidang literasi anak. Dengan tagline For
Children and the Love of Reading, Litara
berkomitmen untuk meningkatkan akses
anak pada buku ramah anak berkualitas
dan memupuk kecintaan anak terhadap
membaca. Untuk itu, Litara melakukan
berbagai upaya antara lain memberikan
pelatihan dan pendampingan kepada guru,
pelaku perbukuan, dan pegiat literasi, serta
36
mengadvokasi kebijakan terkait literasi
anak. Litara juga mengembangkan dan
memproduksi buku ramah anak berkualitas
yang sebagian besarnya mengandung
muatan lokal Indonesia.
37
Brought to you by
Original Story
Ukur! Ukur! . Author: Ariany Primastutiek. Illustrator: Clara
Mengko. Editor: Anna Farida. Contributor: Litara Foundation,
Damar Sasongko .