Anda di halaman 1dari 8

The image part w ith relationship ID rId2 w as not found in the file.

Jurnal Aplikasi Teknik Sipil


Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun

Journal homepage: http://iptek.its.ac.id/index.php/jats

Studi Numerik Karakteristik Aliran di Dalam Saluran Pengelak Berbentuk Gerigi


Menggunakan Program OpenFOAM

Hafidh Farisi1,*, Umboro Lasminto1, Satria Damar Negara1


Departemen Teknik Sipil, Institute Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya1
Koresponden*, Email: hafidh.farisi@waskita.co.id

Info Artikel Abstract


Diajukan Bangunan pengelak merupakan salah satu bagian dari komponen bendungan yang berfungsi
Diperbaiki untuk mengalihkan aliran sungai selama pekerjaan konstruksi berlangsung. Salah satu syarat
Disetujui bangunan pengelak adalah mampu mengalirkan air sungai dengan baik, sehingga
Keywords: background, aim, method,
krakteristik aliran dalam saluran pengelak perlu diketahui untuk melihat bagaimana kondisi
results. aliran yang terjadi di saluran pengelak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik
aliran pada saluran pengelak Bendungan Tapin akibat desain terowongan saluran
menggunakan bentuk gigi, dengan memodelkan hubungan antara karakteristik aliran (profil
kecepatan, profil penurunan tekanan, dan profil energy kinetik turbulen) dari bentuk dimensi
saluran bergerigi menggunakan analisa komputasi numerik dengan bantuan software CFD
(Computational Fluid Dynamics). Dari Hasil permodelan akan diketahui pengaruh dimensi
saluran terhadap karakteristik aliran pada saluran pengelak.

Kata kunci: saluran pengelak, aliran Diversion channel is one part of the dam component which functions to divert the flow of the
turbulen, penampang bergerigi river during construction work. One of the conditions for the diverter building is to be able to
drain river water properly, so it is necessary to know the flow characteristics in the diversion
channel to see how the flow conditions occur in the diversion channel. This study aims to
examine the flow characteristics in the Tapin Dam diversion channel due to the design of the
canal tunnel using tooth shapes, by modeling the relationship between flow characteristics
(velocity profile, pressure drop profile, and turbulent kinetic energy profile) from the jagged
canal dimensions using numerical computational analysis with the help of CFD
(Computational Fluid Dynamics) software. ). From the modeling results, it will be known the
effect of channel dimensions on flow characteristics in the diversion channel

1. Pendahuluan saluran / terowongan pengelak diantaranya: Z J Baoet et al


Bangunan pengelak merupakan salah satu bagian dari (2020) melakukan penelitian dengan memodelkan aliran
komponen bendungan yang berfungsi untuk mengalihkan secara fisik dan numerik pada saluran pengelak dengan
aliran sungai selama pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada dimensi penampang lingkaran berdiameter 6,7 meter dan
hakekatnya, saluran pengelak mempunyai peranan yang panjang 150 meter, yang dipengaruhi oleh pintu intake yang
sangat penting, terutama pada bendungan urugan, mengingat bertingkat dan tampungan air. Çimen Karaduman et al (2018)
lemahnya bendungan type ini terhadap aliran-aliran atau melakukan penelitian karakteristik hidrolik pada terowongan
limpasan air sungai di atas mercu bendungan tersebut. dari Bendungan Ilisu, terowongan dirancang dengan 2
Karena itu merencanakan suatu saluran pengelak dengan terowongan yang dihubungkan oleh galeri dengan
kapasitas yang memadai dan dengan konstruksi yang aman, penampang tapal kuda. Jintang Zhang et al (2012) melakukan
merupakan syarat terpenting bagi keamanan pelaksanaan penelitian Model tes hidrolika saluran pengelak pada
konstruksi bendungan urugan. Saluran pengelak yang tidak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Gongguoqiao.
memadai, selain akan mengancam bendungan yang sedang Weilin Xu (2020) melakukan penelitian simulasi numerik
dibangun, dapat juga mengancam daerah-daerah yang tentang karakteristik hidrodinamika terowongan hidrolik
terletak di hilirnya. dengan aliran bebas pada terowongan spillway, dengan
Saat ini banyak penelitian dilakukan untuk mengamati mempelajari fungsi volume dan kecepatan air aliran dua fase
karakteristik aliran pada saluran / terowongan pengelak, air-udara di terowongan pengalihan jarak jauh dengan aliran
Penelitian sebelumnya yang telah meneliti karakteristik pada bebas. Boes, Robert M. (2017) meneliti hidrolika aliran,

1
2 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)

gelembung dan aliran sedimen pada bangunan control 2. Metode


sedimen bagian hulu sediment bypass tunnel (SBTs).
Dewasa ini, permodelan numerik lebih dipilih sebagai
alternatif untuk menyelesaikan permasalahan penelitian
dibandingkan dengan permodelan eksperimen di
laboratorium. Karena permodelan numerik memiliki
beberapa kelebihan diantaranya kecepatan dalam komputasi,
mampu menyajikan output penelitian yang lebih detail,
menghemat biaya dan waktu pelaksanaan penelitian.
Walaupun demikian, model numerik memiliki keterbatasan
karena tidak mampu memodelkan kondisi yang ada di alam
sehingga membutuhkan suatu pendekatan model. Selain itu
terdapat parameter-parameter tertentu yang sangat
mempengaruhi hasil model sehingga perlu dilakukan
kalibrasi dengan hasil penelitian ekperimen yang telah
dilakukan sebelumnya untuk menghasilkan tingkat korelasi
model yang mendekati sempurna (Afkarina, 2021). Adapun
model CFD (Computational Fluid Dynamic) yang akan
digunakan yaitu program OpenFOAM. Program
OpenFOAM dipilih karena berbasis open source yang dapat
digunakan secara gratis (Afkarina, 2021).
Dalam penelitian ini peneliti tertarik melakukan
penelitian terhadap bangunan pengelak di Bendungan Tapin
yang direncakan dengan panjang 175 meter dimana terdapat
saluran lurus inlet dan outlet sepanjang 75 m dan pada jarak
75 m dari intake terdapat saluran berbentuk gerigi sepanjang
25 meter. Desain gerigi pada saluran pengelak memiliki
bentuk penampang Tapal Kuda dengan tinggi inlet 4,6 m,
sehingga pada saat aliran air melewati bagian gerigi akan
melewati bagian inlet lalu saluran akan meninggi setinggi 6,6
m pada jarak 3,5 m, setelah itu akan menyempit kembali
dengan kondisi tinggi saluran 4,5 m pada jarak 5 m, begitu
seterusnya sampai dengan 5 bagian sepanjang jarak 25 meter.
Penelitian ini bertujuan untuk Membandingkan performa
Gambar 1. Flow Chart
model numerik terhadap model eksperimen berdasarkan
Penelitian ini menggunakan permodelan numerik dengan
profil kecepatan aliran serta secara kualitatif bertujuan untuk
program OpenFOAM. OpenFOAM untuk menyelesaikan
menganalisis perilaku aliran melalui kontur dan profil
kasus incompressible. Dalam penelitian ini, digunakan model
kecepatan pada saluran dengan bentuk gerigi, dan secara
2D. Spasial arah x dan z, komponen y tidak ditinjau. Data-
kuantitatif bertujuan untuk menganalisis grafik coefficient of
data yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya digunakan
pressure (Cp) diakibatkan oleh dimensi saluran dengan
sebagai input. Beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap
bentuk gerigi menggunakan analisa komputasi numerik
setting model yaitu membuat geometri pelimpah, mengatur
dengan bantuan software CFD.
physical parameter, membuat mesh, mengatur kondisi awal
model dan boundary condition.
2.1 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data
geometri/dimensi rencana desain saluran pengelak dan data
aliran. Geometri dari saluran pengelak diambil dari data
gambar perencanaan saluran pengelak Bendungan Tapin,
seperti ditunjukan oleh gambar berikut :
The image part w ith relationship ID rId2 w as not found in the file.

Jurnal Aplikasi Teknik Sipil


Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun

Journal homepage: http://iptek.its.ac.id/index.php/jats

a. Analisis Sensitivitas
Proses ini dilakukan untuk menentukan pengaruh ukuran
mesh pada hasil dan untuk menentukan resolusi optimal,
Gambar 2. Desain Saluran Bergerigi yang merupakan kompromi antara keakuratan hasil dan
Data aliran yaitu debit (Q) perencanaan saluran untuk waktu komputasi yang diperlukan. Pengujian dilakukan
menentukan nilai kecepatan pada inlet saluran. Data-data dengan mensimulasikan grafik profil kecepatan aliran pada
tersebut digunakan sebagai input dalam permodelan outlet saluran pengalak bagian lurus x = 75 m . Konfigurasi
numerik. Data parameter hidraulik meliputi kecepatan aliran domain numerik dijelaskan dengan syarat batas sebagai
(v) dari penelitian eksperimen sebelumnya digunakan untuk berikut:
validasi.
2.2 Setting Model Numerik
Penelitian ini menggunakan permodelan numerik dengan
program OpenFOAM. OpenFOAM untuk menyelesaikan
kasus incompressible. Dalam penelitian ini, digunakan model
2D. Spasial arah x dan z, komponen y tidak ditinjau. Data-
data digunakan sebagai input diantaranya geometry saluran,
data aliran meliputi debit rencana (Q), dan parameter
hidraulik meliputi profil kecepatan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap setting Gambar 3. Kondisi Batas Penelitian
model yaitu membuat geometri pelimpah, mengatur physical Pada penelitian ini analisis pengaruh ukuran mesh
parameter, membuat mesh, mengatur kondisi awal model dan terhadap hasil numerik dilakukan dengan mempelajari
boundary condition. pengaruh penggunaan mesh berukuran 0.40 x 0.39 m dan
2.3 Running Model mesh 0,20 x 0,19 m terhadap kecepatan saluran pada saluran
Running model atau solving dilakukan setelah dilakukan lurus (x = 37 m) yang di bandingkan terhadap jari-jari (r)
setting model atau pre processing. Simulasi dilakukan hingga saluran dengan model simulasi laminar, Hasil simulasi
aliran stabil. Hasil simulasi dalam penelitian ini yaitu numerik akan dibandingkan dengan hasil eksperimen melalui
kecepatan aliran (v). Hasil simulasi model tersebut perlu uji keandalan model menggunakan nilai RMSE.
dikalibrasi dengan penelitian eksperimen sebelumnya untuk Tabel 1. Rekap Nilai RMSE Model Laminar
memperoleh tingkat akurasi yang tinggi. Simulasi Model Laminar
Ukuran Mesh 0,40 x 0,39 0,20 x 0,19
2.4 Validasi Model dan Uji Keandalan Model
Nilai RMSE 0.185 0.063
Dalam penelitian ini, proses validasi menggunakan hasil
Nilai RMSE pada simulasi dengan mesh 0,40 x 0,39 m
eksperimen penelitian aliran melalui pipa oleh Jordi
yaitu 0,185, sedangkan nilai RMSE pada simulasi dengan
Casacuberta Puig, parameter yang divalidasi yaitu kecepatan
mesh 0,20 x 0,19 m yaitu 0,063. Model dikatakan valid atau
aliran (v). Uji keandalan model dilakukan untuk mengetahui
memiliki akurasi tinggi apabila inilai RMSE mendekati 0.
tingkat akurasi model. Persamaan yang digunakan untuk uji
Dari hasil nilai RMSE untuk kedua jenis mesh dihasilkan
keandalan model adalah persamaan Root Mean Square Errors
kesimpulan bahwa ukuran mesh yang lebih kecil
(RMSE). Model dikatakan akurat apabila nilai RMSE
menghasilkan performa yang lebih baik.
mendekati nol (0) yang artinya hasil model numerik
3.2 Proses Komputasi Penelitian
mendekati model eksperimen. Apabila hasil permodelan
Analisa saluran pengelak dengan bentuk gerigi akan
eksperimen dan permodelan numerik OpenFOAM
ditampilkan berupa data kualitatif berupa visualisasi aliran
menghasilkan nilai RMSE yang tidak mendekati angka
berupa kontur yang terjadi pada aliran yang mengalir pada
tersebut, maka diperlukan simulasi kembali dengan
pemodelan aliran menggunakan simulasi aliran turbulen dan
mengubah mesh atau parameter-parameter lain yang
laminar dengan ukuran mesh 0,49 x 0,38 dan 0,24 x 0,19.
mempengaruhi model. Simulasi dilakukan hingga model
Kemudian data kuantitatif yang akan ditampilkan berupa
mencapai tingkat akurasi yang tinggi.
grafik profil kecepatan dan grafik tekanan menggunakan
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Kalibrasi Model Numerik pada OpenFOAM
4 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)

simulasi aliran turbulen model k-epsilon dan laminar dengan


ukuran mesh 0,49 x 0,38 dan 0,24 x 0,19.
a. Kontur Kecepatan
 Kontur Kecepatan pada Inlet Saluran Lurus
Pada saat aliran masuk kedalam area inlet, kondisi aliran
menunjukan bahwa aliran mengalami kondisi tidak
berkembang (non-developed flow) dikarena saat memasuki
area inlet tegangan geser pada dinding masih mendominiasi
sehingga kecepatan pada daerah dinding manjadi nol (v=0),
dan pada jarak tertentu aliran pada pusat saluran mengalami
peningkatan. Peningkatan kecepatan aliran pada pusat
saluran menyebabkan kecepatan aliran pada dinding
bergerak menuju pusat saluran lurus sehingga pada jarak
tertentu (entrance region) aliran sepenuhnya menjadi aliran
yang berkembang (developed flow). Hal tersebut ditunjukan
pada kontur tiap simulasi eksperimen Turbulen dan Laminar Gambar 5. Kontur Kecepatan Saluran Gerigi
dengan ukuran mesh 0,40 x 0,39 m dan 0,20 x 0,19 m pada  Kontur Kecepatan pada Outlet Saluran Lurus
inlet saluran maupun pada hasil penelitian menunjukan Secara umum kontur kecepatan yang melewati saluran
bahwa aliran air pada area inlet mengalami kondisi aliran outlet menunjukan kondisi kecepatan yang tidak seragam, hal
tidak berkembang. ini menandakan bahwa bentuk saluran gerigi mempengaruhi
momentum aliran pada saluran outlet sehingga menyebabkan
adanya turbulensi pada aliran. Pada simulasi menggunakan
model Laminar kondisi aliran tidak seragam tidak terjadi
pada sepanjang saluran sedangkan pada simulasi
menggunakan model turbulen kondisi aliran tidak seragam
terjadi sepanjang saluran.
Kontur kecepatan menunjukan bahwa perbedaan ukuran
mesh memberikan hasil yang berbeda seperti yang terjadi
pada kontur kecepatan dengan simulasi laminar dimana
kecepatan pada ukuran mesh 0,2 x 0,19 memberikan nilai
kecepatan yang lebih tinggi dari pada simulasi dengan ukuran
mesh 0,40 x 0,39. Nilai simulasi model Laminer ukuran 0,2
Gambar 4. Kontur Kecepatan Saluran Inlet
x 0,19 memiliki kemiripan dengan simulasi turbulen.
 Kontur Kecepatan pada Saluran Bergerigi
Pada kontur kecepatan secara umum menunjukan bahwa
perubahan luas penampang membuat momentum aliran
fluida menjadi lebih lemah dan menimbulkan adanya adverse
pressure gradient atau back pressure sehingga terlihat bahwa
pada area tengah saluran kecepatan lebih tinggi dari pada area
dinding. Saat membesarnya penampang aliran kecepatan
fluida akan menurun dan tekanan fluida akan meningkat saat
kondisi tersebut adverse pressure mulai terjadi. Kondisi Gambar 6. Kontur Kecepatan Saluran Outlet
inilah yang menyebabkan momentum fluida tidak dapat lagi b. Profil Kecepatan
mampu mengikuti permukaan aliran yang melebar sehingga Pada bagian ini akan dilakukan analisa terhadap profil
pada sudut saluran area dinding menjadi titik separated kecepatan pada cross section saluran untuk pada kondisi
region. turbulen dan laminar dengan variasi ukuran Mesh 0,40 x 0,38
dan 0,20 x 0,19. Cross section yang akan ditinjau akan dibagi
menjadi beberapa segmen yaitu pada saluran lurus inlet,
saluran bergerigi, dan saluran lurus outlet.
The image part w ith relationship ID rId2 w as not found in the file.

Jurnal Aplikasi Teknik Sipil


Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun

Journal homepage: http://iptek.its.ac.id/index.php/jats

 Saluran Lurus Inlet dinding saluran sehingga membentuk boundary condition


Pada saat aliran masuk kedalam area inlet, tegangan (jarak x = 80 m).
geser pada area dinding relatif kecil sehingga kecepatan pada
area dinding saluran v ≠ 0 m/s. setelah melewati inlet saluran
tegangan geser pada area dinging berangsung-angsur
bertambah sepanjang saluran lurus dan pada jarak tertentu
aliran pada pusat saluran mengalami peningkatan.
Peningkatan kecepatan aliran pada pusat saluran
menyebabkan kecepatan aliran pada dinding bergerak
menuju pusat saluran lurus sehingga pada jarak tertentu
(entrance region) aliran sepenuhnya menjadi aliran yang
berkembang (developed flow).
Gambar 9. Boundary Condition pada Saluran Gerigi (a)
jarak 75 m, (b) jarak 78,7 m, (c) jarak 80 m
 Section 2
Pada segmen kedua, aliran profil aliran berangsur
membentuk kondisi batas dimana kecepatan aliran mulai
berkembang pada bagian tengah baik pada area pelebaran
(jarak x = 83,7m) maupun memasuki area penyempitan (jarak
x = 85 m). Pada lokasi area dinding momentum aliran belum
sepenuhnya berkembang akibat aliran belum dapat melawan
Gambar 7. Boundary Condition pada Saluran Lurus
adverse pressure secara sempurna.
 Profil Kecepatan pada Saluran Bergerigi
Pada analisa saluran berbentuk gerigi akan dibagi
menjadi beberapa segmen/section.

Gambar 8. Pembagian Segmen Saluran Bergerigi


Gambar 10. Boundary Condition pada Saluran Gerigi (a)
 Section 1 jarak 80 m, (b) jarak 83,7 m, (c) jarak 85 m
Pada segmen pertama saat saluran memasuki area inlet
 Section 3
saluran jarak x = 75 m, profil kecepatan aliran membentuk
Pada segmen ketiga, kecepatan aliran pada saluran
boundary condition dimana kecepatan pada area dinding
bagian tengah (jarak x = 88,7 m) mengalami kenaikan
lebih besar dari pada area tengah penampang cross section
kecepatan dan pada daerah dinding kecepatan mengalami
saluran, Pada saat memasuki area pelebaran penampang
penurunan), akan tetapi pada daerah penyempitan profil
saluran kecepatan pada aliran mengalami penurunan dengan
kecepatan aliran terlihat tidak seragam (Jarak x = 90 m).
kondisi profil aliran di daerah dinding saluran mengalami
penurunan sehingga membentuk boundary condition (jarak x
= 78,7 m) lalu pada saat penampang mengalami
penyempitan, kecepatan aliran mengalami peningkatan
dengan adanya kenaikan kecepatan kembali pada daerah
6 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)

Gambar 13. Boundary Condition pada Saluran Gerigi (a)


jarak 95 m, (b) jarak 93,7 m, (c) jarak 95 m
 Saluran Lurus Outlet
Salur Pada saluran lurus yang mengarah ke outlet saluran
pengelak kecepatan aliran meningkat dan profil kecepatan
Gambar 11. Boundary Condition pada Saluran Gerigi (a) pada saluran lurus berangsur stabil dengan ditunjukannya
jarak 85 m, (b) jarak 88,7 m, (c) jarak 90 m distribus kecepatan pada cross section yang hamper seragam
 Section 4 jarak x = 100 m dan x 175 m).
Pada segmen keempat, dimana kondisi profil aliran
mengalami kondisi yang tidak seragam, lapisan batas aliran
sepanjang section (jarak x = 93,7 m dan x = 95 m) mengalami
fluktuatif hal ini menunjukan bahwa pada segmen keempat
kecepatan aliran tidak dapat mempertahankan momentum
aliran sehingga kondisi batas tidak dapat berkembang penuh.

Gambar 14. Boundary Condition pada Saluran Outlet (a)


jarak 100 m, (b) jarak 137,5 m, (c) jarak 175 m
c. Profil Energi Kinetik Turbulen (k)
Parameter k berperan dalam mempengaruhi proses
turbulen yang terjadi antara air dan batas permukaan padat.
Pada simulasi model laminar tidak menunjukan adanya
Gambar 12. Boundary Condition pada Saluran Gerigi (a) perubahan nilai energy kinetic sedangkan pada simulasi
jarak 90 m, (b) jarak 93,7 m, (c) jarak 95 m turbulen terdapat kenaikan nilai k dengan ukuran mesh 0,40
 Section 5 x 0,39 dan 0,20 x 0,19. perubahan nilai k tersebut
Pada segmen kelima, lapisan batas aliran sepanjang mengindikasikan bahwa aliran turbulen telah disimulasikan.
section (jarak x = 98,7 m dan x = 100 m) mengalami kondisi Secara umun nilai k pada saluran lurus inlet adalah nol
yang tidak seragam, dimana hal ini diakibatkan oleh (0 kg.m2/s2) hal ini menandakan bahwa pada saat aliran
momentum aliran yang tidak dapat menahan tekanan pada melewati saluran lurus inlet belum terjadi aliran turbulen,
area ini. pada saat aliran memasuki area gerigi (Jarak x = 82,5 m) nilai
k mengalami kenaikan serta mengalami fluktuasi hingga
memasuki area outlet saluran (jarak x = 100 m). Pada area
saluran lurus outlet nilai k mengalami penurunan setalah
melewati jarak x = 105 m, nilai k berangsur turun hingga
menuju arah outlet saluran. Dari hasil grafik nilai energy
kinetic turbulen menunjukan bahwa bentuk gerigi pada
saluran pengelak dapat mengakibatkan aliran turbulen pada
saluran.
The image part w ith relationship ID rId2 w as not found in the file.

Jurnal Aplikasi Teknik Sipil


Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun

Journal homepage: http://iptek.its.ac.id/index.php/jats

saat aliran memasuki daerah gerigi kontur aliran berubah


menjadi tidak stabil hingga ke saluran lurus outlet.
4. Pada hasil profil energy kinetic turbulen model laminar
tidak menunjukan adanya kenaikan nilai k, sedangkan
pada model turbulen terdapat kenaikan nilai k yang
timbul saat memasuki saluran bergerigi dan berangsur
turun saat melewati saluran lurus outlet, perubahan nilai
Gambar 15. Profil Energi Kinetik Turbulen pada Saluran k menunjukan bahwa aliran turbulen telah
d. Profil Tekanan Aliran disimulasikan.
Penurunan tekanan (Pressure Drop) pada aliran 5. Pada hasil profil tekanan aliran menunjukan bahwa
dinyatakan dengan perbedaan nilai tekanan pada inlet dan bentuk gerigi pada saluran menyebabkan penurunan
outlet. Dari grafik profil tekanan terlihat bahwa saluran nilai tekanan. Nilai penurunan terbesar pada penelitian
berbentuk gerigi menyebabkan tekanan pada saluran ini adalah 39,51 N/m2 yang merupakan hasil dari
pengelak, hal ini diakibatkan oleh perubahan bentuk simulasi aliran menggungakan model turbulen dengan
penampang pada saluran. Secara umum simulasi model ukuran mesh 0,40 x 0,38.
turbulen memberikan nilai pressure drop lebih besar
dibandingkan simulasi laminar, dan simulasi aliran dengan Daftar Pustaka
model tubulen dengan ukuran mesh 0,49 x 0,38 memiliki [1] Chen, Goong dkk (2014). OpenFOAM for
nilai pressure drop terbesar. Computational Fluid Dynamics. Dalam Notices of
the American Mathematical Society. Vol 61(4), 10
halaman. Tersedia
www.ams.org/notices/201404/rnoti-p354.pdf
[2] Ferdy (2017). Studi Numerik Karakteristik Aliran
Melalui Backward Facing Step dengan
Penambahan Stagger Rectangular Bump pada Sisi
Upstream. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya
Gambar 16. Profil Tekanan Aliran pada Saluran [3] Fernando, William (2017). Studi Numerik
Dengan rekapitulasi perbedaan tekanan pada saluran Karakteristik Aliran pada Irigasi Saluran Akar
yang ditampilkan pada tabel 4.2. Menggunakan Jarum Side-Vented Metode Tekanan
Tabel 2. Rekap Pressure Drop dan Open-Ended Tekanan Negatif. Skripsi. Institut
No Model Ukuran Mesh P inlet (N/m2) P outlet (N/m2) Delta P
1 Turbulen 0,49 x 0,38 -4,58 -44,09 39,51 Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
2 Turbulen 0,24 x 0,19 -3,01 -38,42 35,41
3 Laminar 0,49 x 0,38 -19,40 -47,23 27,83 [4] Zhang, Jintang (2011). Hydraulic Model Test on
4 Laminar 0,24 x 0,19 -20,10 -47,23 27,13
Diversion Structures of Gongguoqiao
4. Simpulan
Hydropower Station during Construction. Dalam
Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: International Conference on Advances in
1. Berdasarkan uji sensitivitas dari ukuran mesh nilai Computational Modeling and Simulation Tersedia
RMSE pada simulasi dengan mesh 0,40 x 0,39 m yaitu https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S
0,185, sedangkan nilai RMSE pada simulasi dengan 1877705812010120
mesh 0,20 x 0,19 m yaitu 0,063. [5] Mahmud (2015). Simulasi Numerik Aliran Melalui
2. Dari hasil penelitian diketahui fenomena yang terjadi Pipa Sirkular dengan Variasi Sudut Bukaan Katup
pada aliran dalam saluran pengelak dengan adanya pada Bilangan Reynold 2x105 dan 8x105. Tesis.
dimensi berbentuk gerigi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
3. Pada kontur dan profil kecepatan aliran menunjukan [6] Medina, M. dkk (2015). Open source
bahwa bentuk gerigi pada saluran mempengaruhi profil Computational Fluid Dynamics using OenFOAM.
kecepatan dimana saat aliran berada saluran lurus inlet Dalam Light Aircraft Design: Methods and Tools.
aliran tidak berkembang (non-developed flow), pada Tersedia :
8 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)

https://www.researchgate.net/publication/2863598
61
[7] Nurrohman, Muhammad Nizar (2017). Analisi
Lapisan Batas untuk Mengetahui Pertumbuhan
Marine Fouling pada Lambung Kapal Bawah
Garis Air dengan Menggunakan Program CFD.
Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya
[8] Izzati, Afkarina (2021). Permodelan Numerik
Aliran pada Pelimpah BErtangga Menggunakan
Program OpenFOAM. Tesis. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai