Anda di halaman 1dari 8

Jurnal 1

A bottom-to-up drainage and water pressure


Judul
reduction system for railway tunnels (Drainase
bawah-ke-atas dan sistem pengurangan tekanan
air untuk terowongan kereta)

Penulis Pengfei Li, Hongchuan Li, Yong Zhao, Zheng Li

Karena tekanan air yang tinggi di bagian bawah terowongan,


ketika sistem drainase tidak dirancang dengan baik, landasan
ballast kereta api akan terjadi kontaminasi, pemompaan lumpur,
kepadatan berlebihan dan sebagainya. Drainase yang buruk akan
secara signifikan mengurangi kinerja dan daya tahan ballast bed.
Latar Belakang Dalam tulisan ini, drainase konsep dan sistem pengurangan
tekanan air di bagian bawah terowongan kereta api diusulkan.
Sistem drainase bawah yang diusulkan meliputi sistem resapan
melintang, sistem konduksi air longitudinal dan sistem drainase
air bottom-up. Serangkaian analisis numerik dilakukan untuk
memvalidasi kinerja sistem drainase yang diusulkan.

Metode yang digunakan adalah perencanaan ulang model


drainase dengan membandingan ulang beberapa sistem drainase
yang ada, kemudian dilakukan simulasi numerik untuk melihat
Metode Penelitian sistem yang paling efisien dalam hal mengurangi tekanan air di
bagian bawah terowongan, dihitung juga nilai permeabilitas
batuan sekitar juga mempertimbangkan tinggi kepala air
drainase.
Dengan membandingkan perbedaan antara sistem tahan air dan
drainase saat ini (Gbr. 5) dan sistem yang diusulkan baru (Gbr.
6), jelas bahwa apa yang disebut "bottom-to-up" mengacu pada
proses yang mengeksploitasi tekanan tinggi terakumulasi di
bagian bawah terowongan untuk memompa air secara otomatis.
Pembahasan Mekanisme kerja terperinci dari sistem yang diusulkan
ditunjukkan pada Gambar. 7. Aliran air akan sebagian
dikeluarkan oleh tabung buta dan selokan samping. Namun,
ketika air yang berlebihan ada dan tekanan air terakumulasi di
bagian bawah terowongan, jumlah air ini akan dibuang oleh
sistem drainase naik-naik yang ditambahkan baru.

( 1 ) Secara umum, sistem drainase bawah secara teoritis terbukti


layak dan dapat secara efektif mengurangi air dasar tekanan. ( 2 )
Tekanan air eksternal lapisan eksternal meningkat dengan
meningkatnya permeabilitas batuan di sekitarnya. ( 3 ) Tekanan
Kesimpulan air eksternal lapisan sekunder berkurang dengan meningkatnya
koefisien permeabilitas lapisan sekunder dan cenderung stabil.
( 4 ) Dengan bertambahnya tinggi kepala air dari loncatan
terowongan, tekanan air eksternal lapisan sekunder meningkat
secara linear.

Arjnoi, P., Jeong, J.H., Kim, C.Y., Park, K.H., 2009. Effect of
drainage conditions on porewater pressure distributions and
Daftar Pustaka
lining stresses in drained tunnels. Tunn. Undergr. Space Technol.
24 (4), 376–389. ; referensi lengkap lihat di jurnal.
Jurnal 2

STUDI PENERAPAN ECODRAIN PADA SISTEM DRAINASE


PERKOTAAN (Studi Kasus : Perumahan Sawojajar Kota
Malang)

Mita Ardiyana , Mohammad Bisri , dan Sumiadi

Alasan penulis mengambil judul ini adalah pada musim hujan, Sawojajar sebagai
kawasan padat bangunan dan penduduk, menjadi salah satu daerah genangan di Kota
Malang. Dalam dua dekade terakhir, telah terjadi pergeseran konsep dan paradigma
pengelolaan sistem drainase perkotaan, dari konsep konvensional ke konsep eko-drainase
atau konsep drainase berwawasan lingkungan. Ekodrainase merupakan konsep
pengelolaan air hujan dan limpasannya pada sistem drainase perkotaan. Dari beberapa
studi terdahulu mengenai permasalahan drainase perkotaan, diketahui bahwa penerapan
ekodrainase dapat menurunkan debit limpasan hujan.
Dari hasil studi lapangan, diperoleh gambaran permasalahan diantaranya :
1) Tinggi genangan rata-rata mencapai 5–25 cm dengan lama genangan berkisar 45-60
menit.
2) Jumlah daerah resapan yang semakin sempit.
3) Sebagian jaringan drainase sudah tidak dapat menampung debit banjir. 4) Tidak
terdapat lahan yang memadai untuk dilakukan peningkatan kapasitas saluran drainase
eksisting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas saluran drainase eksisting,
mengetahui penempatan dan dimensi struktur ekodrainase yang sesuai dengan kondisi
Perumahan Sawojajar serta mengetahui prosentase reduksi debit limpasan hujan dengan
penerapan ekodrainase di lokasi studi.

Untuk metode penelitian , penulis menganalisis dengan cara melakukan pemodelan


limpasan hujan kala ulang 5 tahun menggunakan instrumen Storm Water Management
Model (SWMM) dengan membandingkan kondisi jaringan drainase sebelum dan
sesudah penerapan sumur resapan. Untuk simulasi hujan rancangan, menggunakan data
curah hujan jam-jaman yang diperoleh dari stasiun penakar Kedungkandang selama 10
tahun (2006 – 2015). Perhitungan intensitas hujan menggunakan metode Sherman,
diperoleh intensitas hujan durasi 2 jam dengan kala ulang 5 tahun sebesar 22.67 mm/jam.
Untuk kalibrasi model, data curah hujan dan debit outlet menggunakan hasil pengamatan
pada tanggal 02 April, 14 April dan 20 Oktober 2016.
Kondisi Daerah Studi dilakukan di kawasan perumahan Sawojajar yang sebagian berada
di wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dan sebagian lainnya masuk dalam
wilayah Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Memiliki luas 339.7 ha, dengan dominasi
penggunaan lahan untuk bangunan rumah (berkisar 90%) dan sisanya berupa ruang
terbuka hijau serta fasilitas umum..

Hasil simulasi menunjukkan kapasitas saluran drainase eksisting tidak mampu


menampung hujan kala ulang 5 tahun, mengakibatkan genangan di 25 titik. Prosentase
reduksi debit limpasan lahan dan saluran dengan penerapan sumur resapan, bioretensi
dan perkerasan permeabel berkisar antara 14.49%- 92.26%, sedangkan reduksi debit
banjir di outlet akhir mencapai 37.55%. Sumur resapan mereduksi 23.41% debit
limpasan, perkerasan permeabel 14.02% sedangkan bioretensi 0.1%.

Ardiyana, M., M. Bisri, dan Sumiadi. 2016. STUDI PENERAPAN ECODRAIN PADA
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (Studi Kasus : Perumahan Sawojajar Kota Malang).
7(2): 295-309.
jurnal 3

Studi Sistem Jaringan Drainase Pada Landasan Pacu Bandar Udara Juwata Tarakan

Rosmalia Handayani

Kota Tarakan merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di provinsi Kalimantan Utara. Untuk
meningkatkan pembangunan dan perkembangan ekonomi Kota Tarakan, Kota Tarakan, rentan terhadap banjir yang
akibat hujan maupun pengaruh pasang air laut. Drainase yang berada di Bandar Udara Juwata Tarakan memiliki
peranan penting dalam pengendalian banjir pada daerah sekitar landasan pacu. Penelitian terhadap aliran air pada
drainase Bandar Udara Juwata ini diharapkan mampu mengetahui kapasitas daya tampung aliran air pada drainase
tersebut. Adapun data yang diperoleh dilapangan tidak diujikan pada laboratorium melainkan dihitung secara manual
dan di input menggunakan program HEC-RAS 4.1.0. Dengan demikian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan salah satu metode untuk mengatasi kelebihan kapasitas daya tampung aliran air pada drainase Bandar
Udara Juwata Tarakan.

Metode analisis data yang digunakan untuk mengatahui debit banjir saluran drainase Bandar Udara Juwata Tarakan
menggunakan Metode Rasional, dan kapasitas saluran dihitung menggunakan Rumus Manning dan hasil perhitungan
di input pada program HEC-RAS 4.1.0.
Simulasi yang dilakukan untuk menghitung saluran drainase pada landasan Pacu Bandar Udara Juwata Tarakan
dengan program HEC-RAS 4.1.0 membutuhkan input data- data yang sesuai agar hasil simulasi dapat menghasilkan
sesuai dengan dilapangan. Data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi pada program HEC-RAS 4.1.0 antara
lain data geometrik drainase Bandar Udara Juwata yang meliputi gambar penampang melintang dan gambar
penampang memanjang. Data geometrik yang didapatkan digunakan untuk membuat model drainase sepanjang 2.80
m pada program HEC-RAS 4.1.0. data geometrik penampang memanjang drainase bandara membentang dari titik
STA 0 pada hilir hingga STA 2.808 pada hulu drainase. Data geometrik untuk penampang melintang di input sesuai
dengan data penampang asli yang ada dilapangan yaitu pada drainase landasan pacu Bandar Udara Juwata Tarakan.
Pada data cross section coordinates dimasukkan data untuk membentuk penampang melintang drainase, untuk
Downstream Reach lengths dimasukkan 50 pada setiap kolom untuk menunjukkan arak per potongan penampang
yaitu per 50 m. pada data Manning’s Values diisikan 0,012 untuk tipe saluran lurus dan bahan beton dipoles dan nilai
Contraction andxpansion Coefficients digunakan nilai default yaitu 0,1 dan 0,3. Nilai tersebut umumnya berlaku
pada perubahan tampang saluran secara gradual. Data debit aliran dibutuhkan untuk kebutuhan input data pada HEC-
RAS 4.1.0 dengan menggunakan flow series atau catatan debit yang masuk pada drainase Bandar Udara Juwata
Tarakan sebagai pilihan. Data yang dipelukan dalam perhitungan debit adalah dimensi drainase dan tinggi muka air
sehingga data debit yang digunakan merupakan hasil perhitungan debit rencana.
Selanjutnya memasukkan data debit aliran yang diperlukan dalam hitungan aliran permanen (steady Flow) data yang
dimasukkan adalah 0,367 dtk m / 3 . Setelah ditentukan kondisi batas baik dari datageometrik, dan data debit
drainase saluran kemudian dilakukan running program sejak saat pengaktifan HEC-RAS 4.1.0. Hasil dari
perhitungan debit rencana menggunakan metode Log Normal pada perhitungan curah hujan dan rumus Manning
pada perhitungan kecepatan aliran didapatkan debit rencana 0,367 dtk m / 3 .

Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Maka hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan di dapatkan kapasitas debit rencana saluran Bandar Udara Juwata kota Tarakan sebesar
0,367 dtk m / 3
2. Dari hasil perhitungan debit rencana didapatkan perbandingan dimensi saluran rencana lebar bawah (B) = 0,64 m;
tinggi saluran (H) = 1,08 m; dengan tinggi air (hair) = 0,56 m sedangkan pada saluran existing lebar bawah (B) =
1,04 m; tinggi saluran (H) = 0.67 m dengan tinggi air
(hair) = 0,721 m, dimana pada kondisi ini saluran exsisting tidak mampu menampung debit air yang ada.

Handayani, R. 2018. Studi Sistem Jaringan Drainase Pada Landasan Pacu Bandar Udara Juwata Tarakan. Jurnal
Teknik Sipil. 2(1): 51-60.

Anda mungkin juga menyukai