Ia
merupakan putri dari Hajjah Suwuh Lasminah dan Ahmad Karlan. Sebenarnya,
kedua orang tua Susi Pudjiastuti adalah orang Jawa Tengah.
Akan tetapi, diketahui bahwa mereka menetap di Pangandaran, Jawa Tengah.
Bahkan sudah lima generasi. Keluarga Susi memiliki usaha di bidang
peternakan. Mereka melakukan transaksi jual beli ratusan hewan ternak. Hewan
tersebut datang dari Jawa Tengah dan diperdagangkan di Jawa Barat. Rupanya,
keluarga Susi bukan dari kalangan biasa.
Susi memiliki tiga orang anak. Pertama, Yoyok Yudi Suharyo. Kedua, Nadine
Kaiser. Ketiga, Alvy Xavier.
Susi bersekolah seperti pada umumnya. Setelah tamat Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama, ia melanjutkan pendidikannya. Kemudian ia
melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Pada masa bersekolah SMA, Susi sangat aktif dalam berkegiatan. Salah satunya
adalah aktivitasnya dalam Gerakan Golput. Ternyata, keaktifannya tersebut
justru menyita waktu sekolahnya.
Sampai akhirnya ia keluar dari SMA pada kelas 2. Putus sekolah tidak membuat
Susi menjadi malas dan menyerah. Ia memilih untuk menjual perhiasan
miliknya. Dari penjualan tersebut, ia berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp.
750.000. Uang tersebut ternyata dijadikan modal oleh Susi. Rupanya ia memilih
untuk terjun ke dunia bisnis setelah keluar dari sekolah.
Kemudian Susi mendirikan PT. ASI Pudjiastuti Aviation. Melalui PT. ASI
Pudjiastuti Aviation yang didirikannya tersebut, satu-satunya pesawat yang ia
miliki tersebut digunakan untuk mengangkut hasil laut. Ia mengirimkan lobster
dan berbagai ikan segar, hasil tangkapan dari nelayan di berbagai pantai
Indonesia.
Ia mengirimkan hasil laut tersebut ke pasar Jakarta dan Jepang. Call Sign yang
digunakan pesawat Cessna tersebut adalah Susi Air.
Pada saat itu, terjadi bencana tsunami di Aceh. Kemudian Susi memutuskan
untuk mengirim pesawatnya kesana untuk memberi bantuan. Pada tanggal 27
Desember, pesawat milik Susi mendarat pertama kali di Meulaboh. Kemudian
keesokan harinya mendarat lagi dengan membawa bahan-bahan makanan dan
berbagai kebutuhan. Seperti beras, mie instan, air, tenda dan lain lain.
Tidak hanya sampai disitu. Melalui hal itu, nama bisnis Susi semakin
berkembang. Peristiwa tersebut membuat Susi mengubah arah bisnisnya.
Selain itu, alasan lain ia melepas demua jabatannya adalah supaya ia dapat
bekerja secara maksimal di pemerintahan. Khususnya pada bidang perikanan
dan keluatan.