Anda di halaman 1dari 5

Judul : Monyet, Jangan Mencuri!

Kamar : Rusa🦌

Leader : Rahma Orysa

Tema : Budi Pekerti

Premis : Kelinci yang rajin ingin kebun buahnya berhasil panen, tetapi monyet selalu mencuri hasil
kebunnya sehingga kelinci memasang jebakan untuk membuat si monyet jera.

Monyet, Jangan Mencuri!

Kelinci tengah mondar-mandir di kebun buah miliknya. Ia baru saja sampai di sana setelah pulang dari
pasar untuk membeli pupuk dan juga obat hama. Tadi ia berangkat dari rumahnya sejak pagi-pagi sekali
agar bisa segera mulai bekerja setelah pulang dari pasar.

Dia memang rajin bercocok tanam. Halaman depan, belakang dan samping rumahnya semua ditanami
aneka jenis sayur dan buah. Saat ini sedang musim panen tomat. Ia sedang menantikan hasil panen
untuk dijual ke pemasok di pasar.

Beberapa hari lalu ia menyadari bahwa perhitungan untuk panen kali ini sepertinya jauh dari hasil panen
sebelumnya. Ia berpikir mungkin saja akibat adanya hama tanaman yang menyerang. Karena itulah tadi
ia memutuskan ke pasar membeli obat hama sekaligus pupuk untuk menyuburkan tanah.

Ia mulai menyiangi rumput, membagikan pupuk ke setiap akar, juga menyemprotkan obat hama ke
sekitar tanaman tomatnya. Dengan penuh sayang, ia tak lupa menyirami tomat-tomatnya dengan lebih
banyak air daripada biasanya.

Sudah satu minggu berturut-turut Kelinci rutin merawat tomatnya dengan penuh kasih sayang dan
tentunya menghabiskan biaya yang tak sedikit. Pagi ini kelinci kembali mengurus lahannya.

Raut wajahnya menggambarkan kekecewaan yang amat sangat. "Huuuft, sebentar lagi tomat-tomat ini
saatnya panen, tapi mengapa mereka semakin hari semakin sedikit? Padahal aku sudah merawatnya
dengan benar," keluh Kelinci sembari mengusap keringatnya yang bercucuran di dahi.

Kelinci berjalan menyusuri ladang tomatnya kembali. Setelah itu, ia duduk untuk berteduh di bawah
pohon mangga yang rindang.

"Panen tomat kali ini sepertinya akan menurun drastis daripada musim lalu. Aku sangat sedih, padahal
musim ini tomat sangat mahal harganya," gumam Kelinci yang hanya bisa menghela napas kasar.
Sebenarnya, Kelinci ingin memanen tomatnya hari ini karena ia khawatir tomatnya akan semakin sedikit,
tetapi matahari semakin lama semakin terik. Sehingga Kelinci memutuskan untuk memanennya besok.
Kelinci pun bergegas pulang meninggalkan ladangnya.

Andai Kelinci tahu apa penyebab menurunnya panen tomat musim ini, mungkin ia akan memanennya
sekarang juga.

Malam itu, Kelinci yang tadinya terlelap mulai bergerak tidak nyaman. Ia kebelet buang air kecil. Dengan
malas ia pun bangun dari tidur lalu bergegas ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Kelinci keluar dari kamar mandi. Sesekali ia menguap sambil menggaruk
tubuhnya yang terasa gatal.

Kelinci bersiap merebahkan tubuhnya, tetapi suara aneh tiba-tiba mengganggu pendengarannya. "Suara
apa itu?" gumam Kelinci bertanya-tanya penasaran.

Kelinci berjalan mendekati jendela. Ia menarik sedikit gorden hingga tercipta celah kecil. Matanya
melihat siluet hewan berekor panjang yang sedang memetik tomat lalu memasukan tomat tersebut ke
dalam tas.

Kelinci menggosok matanya, lalu kembali menatap kebunnya yang hanya disinari cahaya rembulan.
Mata Kelinci menyipit mencoba memperjelas penglihatannya. "Monyet!" seru Kelinci terkejut.

"Jadi, selama ini Monyet yang mencuri tomat di kebunku," ujar Kelinci tak percaya.

Ia tidak mengira Monyet tega melakukan itu padanya. Padahal saat panen Kelinci tak pernah lupa
membagikan hasil kebunnya kepada teman-temannya termasuk Monyet.

Esok harinya, Kelinci pergi menemui temannya setelah merawat tanamannya. Di perjalanan sesekali ia
menyapa hewan lain yang berpapasan dengannya.

Akhirnya Kelinci sampai. Ia bisa melihat teman-temannya yang sudah berkumpul sambil bersenda gurau
di tepi danau. "Hai semua," sapa Kelinci.

"Hai Kelinci," jawab mereka kompak.

Kelinci tersenyum, lalu turut bergabung duduk di sana. "Aku boleh minta tolong pada kalian, tidak?"
tanyanya.

"Apa itu?" Si Angsa balas bertanya.

"Bantu aku menangkap si Monyet. Dia mencuri tomat-tomat yang sudah kutanam dengan susah payah,"
ujar kelinci.

"Apa kamu yakin dia benar-benar pencurinya?" tanya Angsa memastikan.

Kelinci mengangguk, "Iya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri."


Mereka semua mengangguk. "Bagaimana jika kita membawa jaring untuk menjebaknya. Kita intai
Monyet hingga ia melakukan aksi pencuriannya dan kita tangkap dia saat itu juga dengan jaring yang kita
bawa," usul si Tupai.

Mereka kompak mengangguk, pertanda jika mereka setuju akan usul Tupai.

Malam itu Monyet datang kembali, di bawah temaramnya sinar rembulan dia memetik tomat satu
persatu.

"Tomat Kelinci benar-benar bagus. Aku bisa makan enak selama beberapa hari ke depan," ujar Monyet
disertai senyuman nakal.

Saat Monyet sedang asyik memetik tomat, dari jauh terdengar suara riuh penduduk desa. Monyet
menoleh dan betapa terkejutnya saat dia melihat Kelinci datang bersama teman-temannya.

"Itu dia pencuri kebun kita selama ini!" teriak Tupai.

"Ternyata Monyet pelakunya!" imbuh Angsa.

Monyet sangat panik dan berlari kalang kabut sambil sesekali menoleh. Saking paniknya monyet tak
melihat pohon pisang di depannya.

Bruk!

Monyet menabrak pohon pisang, kepalanya dipenuhi bintang-bintang. Para hewan tertawa
menyaksikan Monyet, mereka segera melemparkan jaring. Membuat tubuh monyet tak bisa bergerak
untuk kabur.

"Monyet, apa kamu baik-baik saja?" tanyanya.

"Sudahlah Kelinci, dia ini pencuri," ujar Rusa.

"Lebih baik kita beri pelajaran saja pada Monyet biar dia jera," imbuh Angsa.

"Ampun, tolong maafkan aku!"

"Sudah, sudah. Mari kita bawa Monyet ke balai desa untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Kerbau si
kepala desa.

Sesampainya di balai desa dengan wajah menyesal, Monyet meminta maaf pada Kelinci, "Maafkan aku
Kelinci, aku sudah mencuri tomat-tomat milikmu, itu karena aku sangat lapar dan tidak mempunyai
makanan," jelas Monyet.

Kelinci mengambil beberapa buah tomat dan diberikan pada Monyet, "Ini, aku beri kamu sedikit tomat
sisa panen kemarin, tapi jangan mencuri lagi. Kalau kamu ulangi, kamu akan menerima hukuman atau
kami memintamu meninggalkan desa."

Monyet pun mengangguk setuju sambil mengucapkan terima kasih.


"Monyet, selapar apa pun kita, mencuri bukanlah solusi. Kamu bisa meminta tolong pada teman-
temanmu, kamu juga bisa bercocok tanam sendiri sepertiku," nasihat Kelinci.

"Benar apa yang dikatakan Kelinci, kenapa kamu tidak bercocok tanam saja agar tidak kelaparan?
Daripada kamu mencuri dan merugikan banyak orang. Monyet, daripada kamu bermalas-malasan di atas
pohon. Mulai sekarang kamu kerja saja di kebunku," imbuh Kerbau.

Monyet mengangguk setuju, dia benar-benar malu dan menyesal. Sejak saat itu Monyet banyak
berubah, dia bekerja di kebun milik Kerbau dan sejak itu Monyet tak lagi mencuri.

Beberapa bulan kemudian, Kelinci panen besar. Kelinci sangat senang dengan hasil usahanya. Ia tidak
lupa membagikan hasil panennya kepada teman-temannya tanpa terkecuali Monyet.

"Ini untukmu, ambillah. Hasil panenku melimpah kali ini," ujar Kelinci pada Monyet dan menyodorkan
sekantung buah tomat.

Monyet hanya mampu menunduk malu menerima pemberian Kelinci dan mengucap terima kasih atas
kebaikan hatinya karena sudah memaafkan kesalahan Monyet.

-Tamat-

Anda mungkin juga menyukai