Askeb BBL Patol Enggar
Askeb BBL Patol Enggar
NIM : 202206091100
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. F di Puskesmas Dongko
Trenggalek”, mahasiswa atas nama :
NIM : 202206091100
Pembimbing Institusi
2.2 ETIOLOGI
Hipoksia janin yg menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena
gangguan pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu kejanin sehinga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dalam menghilangkan CO2 gangguan ini
dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu
selama kehamilan atau secara mendadak karena hal- hal yg di derita ibu
dalam persalinan. (Prawiraharjo, Sarwono. 2012)
Menurut pedoman Depkes RI Santoso NI, 2010. Ada beberapa faktor
etiologi dan predisposisi terjadinya asfiksia, antara lain sebagai berikut:
2.2.1 Faktor Ibu
1) Hipoksia ibu yang akan terjadi menimbulkan hipoksiaa janin
dengan segala akibatnya, hipoksia ini terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian anestesi.
2) Gangguan kontraksi usus
3) Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahan
4) Hipertensi
5) Hb menurun berakibat pada janin karena kekuatan sehinggaq
terjadi hipoksia
6) Gangguan penyakit jantung
2.2.2 Faktor fetus
1) Kompresi umbilicus
2) Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir.
3) Lilitan tali pusat
2.2.3 Faktor Placenta
1) Plasenta tipis
2) Plasenta kecil
3) Plasenta tidak menempel
4) Solusio plasenta
2.2.4 Faktor neonatus
1) Pemakaian obatanestesi yang berlebihan pada ibu.
2) Trauma yang terjadi saat persalianan.
3) Kelaian congenital pada bayi
4) Premature
2.2.5 Faktor persaliana
1) Partus lama
2) Partus tindakan
2.2.6 Faktor resiko
1) Gizi ibu yang buruk
2) Anemia
3) Gangguan oksigenasi
4) Gangguan pemberian zat makan/nutrisi
5) Penyakit menahun (hipertensi, gangguan penyakit jantung)
2.3 ASFIKSIA DALAM KEHAMILAN
Disebabkan oleh penyakit infeksi akut atau kronis, keracunan obat
bius, urimea dan taksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan/trauma.
Asfiksia graviditas tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi
sewaktu persalinan, karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong
janin. (Mochtar, Rustam. 2008)
2.5 PATOGENESIS
2.5.1 Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbulah
rangsangan terhadap N. vagus sehinga bunyi jantung janin menjadi
lamban. Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, N vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari N. simpatikus. DJJ
menjadi lebih cepat akhirnya irregular dan menghilang. Secara klinis
tanda – tanda asfiksia adalah denyut jantung janin yang lebih cepat dari
160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit halus dan irreguler, serta
adanya pengeluaran mekoneum.
2.5.2 Kekurangan O2 juga merangsang usus, sehingga mekonium keluar
sebagai tanda janin dalam asfiksia.
1) Jika DJJ normal dan ada mekonium; janin mulai asfiksia.
2) Jika DJJ lebih dari 160 kali per menit dan ada mekonium janin
sedang asfiksia.
3) Jika DJJ kurang dari 100 kali per menit dan ada mekonium; janin
dalam keadan gawat.
2.5.3 Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin, dan bila kita periksa
kemudian, terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis, bila janin lahir alveoli tidak
berkembang.
2.6 DIAGNOSIS
2.6.1 in utero
1) DJJ meningkat 160 kali per menit- tingkat permulaaan. (Manuaba,
2008: 320)
2) Mungkin jumlah sama de3ngan normal tetai tidak teratur (Manuaba,
2008: 320)
3) Terdapat mekonium dalam air ketuban (letak kepala).
4) Analisa air ketuban / amnioskopi.
5) Kardiotokografi.
6) Ultrasonografi
2.6.2 Setelah bayi lahir
1) Bayi tampak pucat dan kebiru – biruan serta tidak bernafas.
2) Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik seperti kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/
tidak menagis.
2.7 PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan
dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus
diperkirakan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan
bodoh pada masa yang akan mendatang.
SCORE 0 1 2
A Apperaence Biru –pucat Tubuh merah Seluruh tubuh
(Warna kulit) ekstremitas biru merah
P Pulse Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(Denyut jantung)
G
Grimance Tidak ada Menyeringai Menangis
A (Refleks)
2.9 PENANGANAN
2.9.1 Penanganan Umum.
1) Jangan biarkan bayi kedinginan,bersihkan mulut dan jalan napas.
2) Lakukan resusitusi BBL.
3) Gejalah pendarahan otak biasanya timbul pada beberapa hari
postpartum, jadi kepala dapat direndahkan, supaya lendir yang
menyumbat pernafasan dapat keluar.
4) Kalau diduga pendarahan otak berikan vit.K1-2 hari. (Mochtar,
Rustam, 2009: 428)
2.9.2 Penanganan khusus.
1) Jaga Bayi Tetap Hangat
(1) Letakan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau
dekat perineum.
(2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
(3) Pindahkan bayi keatas kain ketempat resusitasi.
2) Atur Posisi Bayi
(1) Baringakan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.
(2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
3) Isap Lendir
Gunakan alat pengisap lendir De lee atau bola karet
(1) Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru isap
lendir di hidung
(2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada
saatmemasukkan).
(3) Bila menggunakan pengisap lendir De lee, jangan
memasukkanujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm
kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung) karena
dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau bayi
berhenti bernapas.
4) Keringakan dan rangsang Bayi
(1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuhlainya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat
memulia pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
(2) Lakukan rangsangan taktis dengan beberapa cara dibawahini:
(3) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
(4) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayidengan
telapak tangan.
5) Atur Kembali Posisi dan Selimuti Bayi
(1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dankering yang
baru (disiapkan)
(2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka
dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapatditeruskan.
(3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (ekstensi)
6) Lakukan Penilaian Bayi
(1) Lakukan penilaian apakah bayi bermapas normal, megap-
megap atau tidak bernapas.(Depkes, 2009)
2.9.3 Penanganan Lanjut Yaitu Vertilasia.
1) Pasang sungkup, perhatikan lekatan
2) .Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati besaran dada
bayi
3) Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan
tekanan20 cm air dalam 30 detik.
4) Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan
teratur? (Depkes, 2009: 117)
2.9.4 Asuhan Pascaresusitasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi
setelahmenerima tindakan resusitasi. Asuhan pasca resusitasi
dilakukan pakeadaan:
2.9.4.1 Resusiasi berhasil.
Bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah
awal atau sesudah ventilasi. Perlu pemantauan dan dukungan.
2.9.4.2 Resusitasi tidak /kurang berhasil.
Bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit
belum bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi masih
megap-megap atau pada pemantauan ternyata kondisinya
makin memburuk
2.9.4.3 Resusitasi gagal.
Setelah 20 menit diventilasi, bayi gagal bernapas.
B. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
2.2.1. Pengertian
Asuhan kebidanan adalah suatu aktifitas atau interaksi yang dilakukan oleh
bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam
memberikan Asuhan kebidanan.
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada klien, bidan menggunakan
metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses
sistimatis atau analisis. Dalam memberikan Asuhan ini, kita menggunakan “ 7
langkah kebidanan menurut Varney”, yaitu :
I. Pengkajian
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
III. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Masalah potensial
IV. Identifikasi identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Implementasi
VII. Evaluasi
b) Data Obyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan secara
langsung kepada pasien, untuk mengetahui keadaan pasien sekarang.
1. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui keadaan fisik pasien. Dilakukan secara “Head to toe”.
- Tanda-tanda Vital
Keadaan umum
Suhu : normalnya 36˚ C, suhu rectal 36,5˚ C s/d 37,8˚ C.
Pernafasan : BBL bernafas tidak teratur dengan jumlah
pernafasan 30 80 x/ menit, dengan rata-rata 40 x/menit.
Nadi / HR : normalnya untuk BBL 110 – 160 x/menit, rata-
ratanya 130 x/menit. Tempat perhitungannya di brachial, apeks,
dan pangkal tali pusat.
BB sekarang : Bayi aterm BB normalnya antara 2500 – 4000
gram.ngan caira.Sebaiknya tiap hari BB bayi dipantau.Penurunan
BB lebih dari 5 % BB waktu lahir menunjukkan kekurangan
cairan.
Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling :Perlu dikenali
kurangnya reaksi terhadap rayuan,rangsangan sakit atau suara
keras yang mengejutkan atau suara mainan.
Keaktifan:Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan
kaki yang simetris pada waktu bangun.Aadanya tremor pada bibir
,kaki ,dan tangan pada waktu menangis adalah normal,tetapi bila
hal ini terjadi pada waktu tidur kemungkinan gejala suatu
kelainan kelainan yang perlu dilaksanakan pemeriksaan lebih
lanjut.
Simetri : Apakah secara keseluruhan badan seimbang.
- Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis
Dilakukan dengan cara : Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi.
Kepala
Periksa kesimetrisan kepala
Adanya kelainan cephal haematoma, caput succadenum,
anansefalus, meningokel.
Ubun-ubun
Sutura frontalis dextra + sinistra
Sutura coronaria ( sela mahkota )
Sutura lomboidea ( sela lamda )
Sutura sagitalis ( sela panah )
Muka
Periksa ekspresi, adanya kelainan seperti tidak dapat mengerutkan
dahi atau menutup mata sebelah, sudut bibir tertarik ke satu sisi
(paralysis wajah)
Mata
Periksa pupil, sclera, konjungtiva
Tanda-tanda infeksi seperti pus
Telinga
Periksa kesimetrisan, dengan cara menarik garis antara telinga
dan mata bayi.
Ada tidaknya serumen
Hidung
Periksa adanya pernafasan cuping hidung.
Periksa kesimetrisan hidung kanan dan kiri.
Mulut
Periksa adanya sumbing “ palatogenatoskizis “
Periksa bibir dan palatum
Refleks hisap dan menoleh, dinilai pada saat menyusui.
Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat secret
yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran
cerna.
Leher
Periksa kesimetrisan
Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan
vena jugularis
Periksa adanya cedera akibat persalinan..
Dada
Periksa kesimetrisan dan bentuk dada
Putting susu menonjol atau tidak (pada bayi perempuan)
Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung.
Periksa adanya cedera akibat persalinan.
Tali pusat
Periksa adanya penonjolan disekitar tali pusat pada saat bayi
menangis.
Keadaan tali pusat (kebersihannya, bau atau tidak, perdarahan,
dan bernanah/tidak).
Tali pusat lembek saat tidak menangis.
Punggung
Periksa adanya spina bifida atau mielo meningokel (defek
tulang punggung sehingga medulla spinallis dan slaput otak
menonjol).
Extremitas
Perlu diperhatikan bentuk ,gerakannya,fraktus paresis.
Periksa adanya kelainan jari seperti :
- Mikroamelia : jumlah jari < 5
- Polidaktili : jumlah jari >5
- Amelia : tidak mempunyai jari.
- Sindaktili : jari seperti jari-jari katak, ada selaput antara
satu dan lainnya.
Periksa adanya kelainan pada kaki seperti :
- Pes varus : kedua kaki mengarah kedalam,
seperti huruf “O”
- Pes valgus : kedua kaki mengarah keluar
seperti huruf “X”
Genetalia
Kelamin laki-laki
- Testis berada didalam skrotum
- Penis
Kelamin perempuan
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Labia mayora menutupi labia minora
Anus
Periksa adanya atresia ani atau anus imperforate
dengan colok anus dengan term rectal.
Kulit dan Kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan.
Kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan. Pengelupasan yang berlebihan harus
dipikirkan kemungkinan adanya kelainan. Waspada
timbulnya kulit dengan warna yang tak rata ”cuti
mammorata” telapak tangan . Telapak kaki atau kuku
yang menjadi biru, kulit menjadi pucat atau kuning.
Bercak-bercak besar biru yang terdapat disekitar
bokong (Mongolion spot) akan menghilang pada
umur 1-5 tahun.
2. Reflek
Reflek Moro
Reflek memeluk, terjadi jika kita menepuk tangan bayi
maka bayi akan kaget dgn pergerakan tangan simetris
secara spontan.
Reflek Rooting
Reflek menoleh, terjadi jika kita menyentuh pipi bayi
maka bayi akan menoleh ke sumber rangsangan.
Reflek Walking
Reflek berjalan, terjadi jika bayi diletakkan di perut ibu
maka bayi akan merangkak menuju putting susu.
VI. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari Asuhan secara menyeluruh sesuai
dengan intervensi.
VII. Evaluasi
Dilakukan sebagai evaluasi keefektifan dari Asuhan yang telah
diberika
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
BY. NY. V NCB-SMK 1 MENIT DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI PUSKESMAS DONGKO TRENGGALEK
1. Identitas Klien
1. Identitas Bayi
Nama : By.Ny. “S”
Tanggal lahir : 25 Januari 2023
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Trenggalek
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. V Nama Suami : Tn.”A”
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Trenggalek
2. Alasan datang
Melahirkan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi dengan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 15
Januari 2023 jam 12.00, bayi lahir tidak bernapas dan menangis.
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi, penyakit jantung dan DM
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi, penyakit jantung dan DM
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit
menurun seperti hipertensi, penyakit jantung dan DM
d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal
1) Pranatal :
- Kesehatan ibu
Kebiasaan waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu,
alkohol dan merokok
- Penambahan BB selama kehamilan ± 10 kg
- Obat-obatan yang diminum selama kehamilan
Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari
bidan
2) Natal :
- Umur kehamilan : 39 minggu
- Penolong persalinan : bidan
- Waktu Lahir : 21 Januari 2023 Jam 12.00
WIB
- Tempat persalinan : Puskesmas Donngko
- Kehamilan tunggal / ganda : tunggal
- Lama persalinan :
- Kala I : 9 jam
- Kala II : 30 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV : 2 jam
- Obat-obatan yang dipakai selama persalinan : oksitosin
- Ketuban
Pecah jam : 11.30 WIB
Warna : Hijau bercampur mekonium
Bau : anyir
Jumlah : ± 250 cc
- Letak bayi : letak kepala
- Cara persalinan : spontan
- Tanda-tanda gawat janin sebelum lahir : tidak ada
- Komplikasi persalinan
- Ibu : tidak ada
- Janin : Terlihat ada lilitan tali pusat, bayi lahir tidak
menangis kulit bayi terlihat kebiruan (sianosis) 3) Post
natal :
- Bayi lahir spontan, tidak menangis, kulit bayi terlihat
kebiruan (sianosis)
5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
BB : 2900 gr
PB : 49 cm
b. Perkembangan
Motorik : Reflek rooting, sucking, swallowing, morro,
grasphing, dan babinski belum ada
Adaptif :Belum ada
Bahasa :Belum ada
Social personal :Belum ada
6. Riwayat Psikososial
Bayi lahir secara spontan, bayi tidak menangis saat lahir dan warna kulit
kebiruan (sianosis), rangsangan taktil dengan Apgar Score 4/8
7. Riwayat Imunisasi vit K1
Imunisasi HB 0 Tgl: 15 Januari 2023 Vik K1 : 15 Januari 2023
Reaksi setelah pemberian imunisasi : Bayi menangis, tidak ada reaksi
alergi,
Reaksi setelah pemberian Vit K1: Bayi menangis, tidak ada reaksi alergi
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Selama pengkajian kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara di
peroleh dari pemberian ASI eksklusif oleh ibu
Eliminasi :
BAK : Bayi sudah BAK selama pengkajian, frekuensi BAK 2 kali selama
pengkajian, warna kuning jernih dengan bau amoniak
BAB : Bayi belum pernah BAB selama pengkajian
Istirahat : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
Aktivitas : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
PH : Bayi sudah dimandikan dan pakaian bayi diganti
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Nadi : 126 x/menit
RR : 64 x/menit
S : 36,3o C
2. Pemeriksaan Antopometri
a. SOB : 8,7 cm
b. MO : 12 cm
c. FO : 10 cm
d. Lingkar kepala : 28 cm
e. Lingkar dada : 32 cm
f. LILA : 10 cm
3. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, tipis, halus, penyebaran
merata, kepala bersih, tidak ada caput succedanium, tidak ada cephal
hematoma, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pelebaran sutura,
tidak ada moulase, UUK belum menutup
- Muka : Agak pucat, tidak odeme, tidak ikterus, tidak sianosis
- Mata : Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera putih.
- Mulut : Bibir Agak kebiruan, tidak ada kelainan seperti labio palato
skisis, tidak ada monoliasis, mukosa mulut lembab, lidah bersih.
- Hidung : Simetris, tidak ada tumor, tidak ada secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, defiasi septumnasi tidak ada pembesaran,
terpasang Oksigen.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
abnormal.
- Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar kelenjar tyroid dan limfe
- Dada : Simetris, tidak ada kelainan, bentuk dada normal, tidak ada
retraksi otot pernafasan puting tidak menonjol.
- Perut : Tali pusat basah, tidak ada tanda infeksi, tali pusat tidak ada
kelainan, perut teraba lunak, tidak kembung.
- Genetalia : -Laki-laki : Skrotum ada, testis belum turun, penis ada,
anus ada lubangnya
- Ekstremitas: Atas :Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada polydaktili
dan sindaktily, akral hangat, tidak odem.
Bawah : Simetris, tonus otot normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak
ada kelainan bentuk pes ekufagus dan pesuagus, tidak odem, tidak ada
polydaktily dan sindaktily
4. Refleks primitive Rooting : Belum ada
Sucking : Belum ada
Swallowing : Belum ada
Morro : Belum ada
Grasphing : Belum ada
Babinski : Belum ada
5. Pemeriksaan penunjang : Apgar Score
Kriteria Menit ke-1 Menit ke-2
Frekuensi Jantung 2 2
Usaha Bernafas 1 2
Tonus Otot - 1
Refleks -1 1
Warna Kulit 2
Jumlah 4 8
V. INTERVENSI
Diagnosa : NCB-SMK 1 menit dengan Asfiksia ringan
Tujuan :
- Asfiksia teratasi
- Bayi dalam keadaan sehat dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil :
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
HR : 150-160x/menit
RR : 30-60 x/menit
Suhu : 36,5-37o C
- Bayi dapat bernapas spontan warna kulit merah, menangis kuat
- Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik
Intervensi :
1. Jaga bayi tetap hangat/tempatkan bayi dalam ruangan yang hangat
R : Mencegah kehilangan panas melalui konduksi
2. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
R : Memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apnev
Khususnya adanya hipoksia
3. Isap lender
R: Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas
4. Keringkan dan rangsang taktil
R : Merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan
kembalinya.
5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
R : Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi
6. Lakukan penilaian pada bayi
R : Mengetahui perkembangan dan mencegah komplikasi dini
7. Lakukan resusitasi bila 6 langka awal belum berhasil R : Mencegah
terjadinya komplikasi
8. Lakukan ventilasi bila tindakan resusitasi belum juga berhasil
R : Mencegah bayi mengalami komplikasi lanjut sepert cacat mental,
pneumonia & kematian
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjaga bayi tetap hangat dengan cara selimuti bayi dan diletakan
pada ruangan yang hangat.
2. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi dengan menganjal bahu
menggunakan kain setingi 5 cm.
3. Mengisap lendir menggunakan De Lee.
4. Mengeringkan dan merangsang taktil menggunakan selimut dengan
sedikit tekanan.
5. Mengatur kembali posisi kepala dan selimuti bayi dengan selimut
yang bersih dan kering.
6. Melakukan penilaian pada bayi yaitu :
- Warna kulit merah.
- Denyut nadi teratur yaitu lebih dari 100 x/ menit.
- Reflek ada yaitu menangis kuat.
- Tonus otot gerakan aktif.
- Pernapasan normal: 30 – 60 x/ menit.
VII. EVALUASI
S : Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menangis kuat dan dapat bernapas
spontan O :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : HR : 148
x/menit RR : 48 x/menit
Suhu : 37 o C
Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik