Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

BY. NY. V NCB-SMK 1 MENIT DENGAN ASFIKSIA RINGAN


DI PUSKESMAS DONGKO TRENGGALEK

NAMA : ENGGAR WAHYU ANGGRAINI

NIM : 202206091100

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI


LEMBAR PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. F di Puskesmas Dongko
Trenggalek”, mahasiswa atas nama :

Nama : Enggar Wahyu Anggraini

NIM : 202206091100

Telah disahkan pada tanggal :..................................................................................

Pembimbing Institusi

Siswi Wulandari, S.ST., Bd, M.Keb.


TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1 PENGERTIAN
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana keadaan bayi yang baru
dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
(Mochtar, Rustam. 2008).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2  yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
selanjutnya. (Manuaba. 2008)
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana  bayi  tidak dapat  segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. (Prawiraharjo, Sarwono,
2011).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segeara
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini di sebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan factor –
factor yang timbul dalam kehamilan persalinan atau segera setelah bayi lahir.
(Sarwono, 2010 : 709)

2.2 ETIOLOGI
Hipoksia janin yg menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena
gangguan pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu kejanin sehinga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dalam menghilangkan CO2  gangguan ini
dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu
selama kehamilan atau secara mendadak karena hal- hal yg di derita ibu
dalam persalinan. (Prawiraharjo, Sarwono. 2012)
Menurut pedoman Depkes RI Santoso NI, 2010.  Ada beberapa faktor
etiologi dan predisposisi terjadinya asfiksia, antara lain sebagai berikut:
2.2.1 Faktor Ibu
1) Hipoksia ibu yang akan terjadi menimbulkan hipoksiaa janin
dengan segala akibatnya, hipoksia ini terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian anestesi.
2) Gangguan kontraksi usus
3) Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahan
4) Hipertensi
5) Hb menurun berakibat pada janin karena kekuatan sehinggaq
terjadi hipoksia
6) Gangguan penyakit jantung
2.2.2 Faktor fetus
1) Kompresi umbilicus
2) Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir.
3) Lilitan tali pusat
2.2.3 Faktor  Placenta
1) Plasenta tipis
2) Plasenta kecil
3) Plasenta tidak menempel
4) Solusio plasenta
2.2.4 Faktor neonatus
1) Pemakaian obatanestesi yang berlebihan pada ibu.
2) Trauma yang terjadi saat persalianan.
3) Kelaian congenital pada bayi
4) Premature
2.2.5 Faktor persaliana
1) Partus lama
2) Partus tindakan
2.2.6 Faktor resiko
1) Gizi ibu yang buruk
2) Anemia
3) Gangguan oksigenasi
4) Gangguan pemberian zat makan/nutrisi
5) Penyakit menahun (hipertensi, gangguan penyakit jantung)
2.3 ASFIKSIA DALAM KEHAMILAN
Disebabkan oleh penyakit infeksi akut atau kronis, keracunan obat
bius, urimea dan taksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan/trauma.
Asfiksia  graviditas tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi
sewaktu persalinan, karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong
janin. (Mochtar, Rustam. 2008)

2.4 ASFIKSIA DALAM PERSALINAN


Disebabkan oleh:
2.4.1 Kekurangan  oksigen, misalnya pada
1) Partus lama (CPD, serviks kaku & atonia/inseria uteri)
2) Rupture uteri yang memakai kontraksi uterus.yang terus menerus
mengganggu sirkulasi darah ke placenta.
3) Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada placenta.
4) Prolapsus : tali pusat akan tertekan antara kepala & panggul.
5) Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.
6) Perdarahan banyak, misalnya placenta previa dan solusio plasenta.
7) Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas (serotinus),
disfungsi uri.
2.4.2 Paralisis pusat pernafasan, akibat trauma dari luar seperti karena
tindakan forseps, atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius.
(Mochtar, Rustam. 2008)    

2.5 PATOGENESIS
2.5.1 Bila  janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbulah
rangsangan terhadap N. vagus sehinga bunyi jantung janin menjadi
lamban. Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, N vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari N. simpatikus. DJJ
menjadi lebih cepat akhirnya irregular dan menghilang. Secara klinis
tanda – tanda asfiksia adalah denyut jantung janin yang lebih cepat dari
160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit halus dan irreguler, serta
adanya pengeluaran mekoneum.
2.5.2 Kekurangan O2  juga merangsang usus, sehingga mekonium keluar
sebagai tanda janin dalam asfiksia.
1) Jika DJJ normal dan ada mekonium; janin mulai asfiksia.
2) Jika DJJ lebih dari 160 kali per menit dan ada mekonium janin
sedang asfiksia.
3) Jika DJJ kurang dari 100 kali per menit dan ada mekonium; janin
dalam keadan gawat.
2.5.3 Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin, dan bila kita periksa
kemudian, terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis, bila janin lahir alveoli tidak
berkembang.         

2.6 DIAGNOSIS
2.6.1 in utero
1) DJJ meningkat 160 kali per menit- tingkat permulaaan. (Manuaba,
2008: 320)
2) Mungkin jumlah sama de3ngan normal tetai tidak teratur (Manuaba,
2008: 320)
3) Terdapat mekonium dalam air ketuban (letak kepala).
4) Analisa air ketuban / amnioskopi.
5) Kardiotokografi.
6) Ultrasonografi
2.6.2 Setelah bayi lahir
1) Bayi tampak pucat dan kebiru – biruan serta tidak bernafas.
2) Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik seperti kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/
tidak menagis.
    
2.7 PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada kekurangan  O2  dan luasnya perdarahan
dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus
diperkirakan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan
bodoh pada masa yang akan mendatang.

2.8 KLASIFIKASI KLINIK NILAI APGAR


2.8.1 Asfiksia berat ( nilai APGAR 0 – 3 )
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen
terkendali karena selalu di sertai asidosis, maka perlu diberikan
natrikus bikarbonas 7,5 % dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan; dan
cairan glukosa 40 % 1-2 ml per kg berat badan diberikan via vena
umbilicus.
2.8.2 Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4 - 6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat
bernafas normal kembali.
2.8.3 Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai APGAR 7 – 9
2.8.4 Bayi normal dengan nilai APGAR 10
(Mochtar, Rustam, 2008: 428).

Penilaian Apgar Score

SCORE 0 1 2
A Apperaence Biru –pucat Tubuh merah Seluruh tubuh
(Warna kulit) ekstremitas biru merah
P Pulse Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(Denyut jantung)
G
Grimance Tidak ada Menyeringai Menangis
A (Refleks)

R Activiy Tidak ada ekstremitas flexi Gerakan aktif


(tonus otot)
Respiration Tidak ada    Lambat Menagis kuat
(Pernafasan)  tidak terurus
Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, hidung dan mulut kemudian
isap lendir perlahan  mulai mulut kemudian hidung.
 AS 7-10   :
 Hisap lendir dimulut, hidung
 Bersihkan badan (boleh dimandikan), dikeringkan jangan
hipotermi
 Kontak dini (30 menit setelah lahir).
 Observasi tanda vital sampai + 2 jam.
 AS 4-6    : 
 Hisap lendir dimulut, hidung.
 Bersihkan badan (tidak dimandikan), dikeringkan, jangan
hipotermi.
 Beri rangsangan taktil (tepuk telapak kaki) Max. 15-30 detik, bila
belum berhasil : O2.
 Detak jantung < 100 x/menit : lakukan bagian  masuk dan pijat
jantung
 AS 0-3         : 
 Penatalaksanaan asfiksia berat (sesuai bagian).
 Langkah resusitas BBL.

2.9 PENANGANAN
2.9.1 Penanganan Umum.
1) Jangan biarkan bayi kedinginan,bersihkan mulut dan jalan napas.
2) Lakukan resusitusi BBL.
3) Gejalah pendarahan otak biasanya timbul pada beberapa hari
postpartum, jadi kepala dapat direndahkan, supaya lendir yang
menyumbat pernafasan dapat keluar.
4) Kalau diduga pendarahan otak berikan vit.K1-2 hari. (Mochtar,
Rustam, 2009: 428)
2.9.2 Penanganan khusus.
1) Jaga Bayi Tetap Hangat
(1) Letakan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau
dekat perineum.
(2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
(3) Pindahkan bayi keatas kain ketempat resusitasi. 
2) Atur Posisi Bayi
(1) Baringakan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.
(2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
3) Isap Lendir
Gunakan alat pengisap lendir De lee atau bola karet
(1) Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru isap
lendir di hidung
(2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada
saatmemasukkan).
(3) Bila menggunakan pengisap lendir De lee, jangan
memasukkanujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm
kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung) karena
dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau bayi
berhenti bernapas.
4) Keringakan dan rangsang Bayi
(1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuhlainya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat
memulia pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
(2) Lakukan rangsangan taktis dengan beberapa cara dibawahini:
(3) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
(4) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayidengan
telapak tangan.
5) Atur Kembali Posisi dan Selimuti Bayi
(1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dankering yang
baru (disiapkan)
(2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka
dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapatditeruskan.
(3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (ekstensi)
6) Lakukan Penilaian Bayi
(1) Lakukan penilaian apakah bayi bermapas normal, megap-
megap atau tidak bernapas.(Depkes, 2009)
2.9.3 Penanganan Lanjut Yaitu Vertilasia.
1) Pasang sungkup, perhatikan lekatan 
2) .Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati besaran dada
bayi
3) Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan
tekanan20 cm air dalam 30 detik.
4) Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan
teratur? (Depkes, 2009: 117)
2.9.4 Asuhan Pascaresusitasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi
setelahmenerima tindakan resusitasi. Asuhan pasca resusitasi
dilakukan pakeadaan:
2.9.4.1 Resusiasi berhasil.
Bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah
awal atau sesudah ventilasi. Perlu pemantauan dan dukungan.
2.9.4.2 Resusitasi tidak /kurang berhasil.
Bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit
belum bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi masih
megap-megap atau pada pemantauan ternyata kondisinya
makin memburuk
2.9.4.3 Resusitasi gagal.
Setelah 20 menit diventilasi, bayi gagal bernapas.
B. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
2.2.1. Pengertian
Asuhan kebidanan adalah suatu aktifitas atau interaksi yang dilakukan oleh
bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam
memberikan Asuhan kebidanan.
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada klien, bidan menggunakan
metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses
sistimatis atau analisis. Dalam memberikan Asuhan ini, kita menggunakan “ 7
langkah kebidanan menurut Varney”, yaitu :
I. Pengkajian
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
III. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Masalah potensial
IV. Identifikasi identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Implementasi
VII. Evaluasi

2.2.2. Manajemen Kebidanan Varney


I. Pengkajian
Yaitu Tahap awal dari proses keperawatan / kebidanan dan merupakan
suatu proses yang sisematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al,
1996)
Pengkajian dilakukan oleh petugas kesehatan dengan cara :
 wawancara, dan
 pemeriksaan langsung pada pasien.
Tetapi apabila pasien dalam keadaan koma, maka wawancarara dilakukan kepada
keluarga , pengantar atau pendamping pasien.
Data yang tercantum di dalam pengkajian adalah :
a) Data Subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara , baik
secara langsung kepada pasien ataupun kepada keluarganya. Data subyektif terdiri
dari anamnesa terhadap pasien mulai dari keluhan utama, kebiasaan sehari-hari
sampai riwayat kehamilan dan persalinannya.
1) Anamnesa
Yaitu suatu data yang diambil dari hasil wawancara dengan pasien untuk
mengetahui riwayat kesehatannya.
 Nama bayi dan orang tua
Untuk mengetahui identitas pasien
 Umur bayi dan orang tua
Tanggal dan jam bayi dilahirkan Untuk mengetahui umur bayi
 Jenis kelamin bayi
 Berat badan dan panjang badan bayi
 Agama orang tua
Untuk mengetahui kepercayaan klien sehingga memudahkan petugas
dalam memberikan asuhan kebidanan.
 Pendidikan orang tua
Untuk memudahkan petugas dalam memberikan konseling.
 Pekerjaan orang tua.
 Alamat
Untuk mengetahui suku, daerah, adat istiadat dan kepercayaan
sehingga memudahkan petugas untuk berkomunikasi.
2) Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu saat hamil baik
dimasa lalu ataupun sekarang,supaya tindakan medis yang diberikan
tepat dan aman bagi ibu dan bayinya.
3) Kebiasaan Waktu Hamil
Aktifitas yang dilakukan ibu sewaktu hamil seperti :
 Makanan dan Minuman
 Obat-obatan / Jamu
 Kebiasaan Merokok
 Dan Lain-lainnya
4) Riwayat Persalinan Sekarang
 Jenis Persalinan : Normal / SC / Episiotomi / VE
 Ditolong Oleh : Dukun / Bidan / Dokter

b) Data Obyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan secara
langsung kepada pasien, untuk mengetahui keadaan pasien sekarang.
1. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui keadaan fisik pasien. Dilakukan secara “Head to toe”.
- Tanda-tanda Vital
 Keadaan umum
 Suhu : normalnya 36˚ C, suhu rectal 36,5˚ C s/d 37,8˚ C.
 Pernafasan : BBL bernafas tidak teratur dengan jumlah
pernafasan 30 80 x/ menit, dengan rata-rata 40 x/menit.
 Nadi / HR : normalnya untuk BBL 110 – 160 x/menit, rata-
ratanya 130 x/menit. Tempat perhitungannya di brachial, apeks,
dan pangkal tali pusat.
 BB sekarang : Bayi aterm BB normalnya antara 2500 – 4000
gram.ngan caira.Sebaiknya tiap hari BB bayi dipantau.Penurunan
BB lebih dari 5 % BB waktu lahir menunjukkan kekurangan
cairan.
 Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling :Perlu dikenali
kurangnya reaksi terhadap rayuan,rangsangan sakit atau suara
keras yang mengejutkan atau suara mainan.
 Keaktifan:Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan
kaki yang simetris pada waktu bangun.Aadanya tremor pada bibir
,kaki ,dan tangan pada waktu menangis adalah normal,tetapi bila
hal ini terjadi pada waktu tidur kemungkinan gejala suatu
kelainan kelainan yang perlu dilaksanakan pemeriksaan lebih
lanjut.
 Simetri : Apakah secara keseluruhan badan seimbang.
- Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis
Dilakukan dengan cara : Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi.
 Kepala
 Periksa kesimetrisan kepala
 Adanya kelainan cephal haematoma, caput succadenum,
anansefalus, meningokel.

 Ubun-ubun
 Sutura frontalis dextra + sinistra
 Sutura coronaria ( sela mahkota )
 Sutura lomboidea ( sela lamda )
 Sutura sagitalis ( sela panah )
 Muka
Periksa ekspresi, adanya kelainan seperti tidak dapat mengerutkan
dahi atau menutup mata sebelah, sudut bibir tertarik ke satu sisi
(paralysis wajah)
 Mata
 Periksa pupil, sclera, konjungtiva
 Tanda-tanda infeksi seperti pus
 Telinga
 Periksa kesimetrisan, dengan cara menarik garis antara telinga
dan mata bayi.
 Ada tidaknya serumen
 Hidung
 Periksa adanya pernafasan cuping hidung.
 Periksa kesimetrisan hidung kanan dan kiri.
 Mulut
 Periksa adanya sumbing “ palatogenatoskizis “
 Periksa bibir dan palatum
 Refleks hisap dan menoleh, dinilai pada saat menyusui.
 Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat secret
yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran
cerna.
 Leher
 Periksa kesimetrisan
 Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan
vena jugularis
 Periksa adanya cedera akibat persalinan..

 Dada
 Periksa kesimetrisan dan bentuk dada
 Putting susu menonjol atau tidak (pada bayi perempuan)
 Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung.
 Periksa adanya cedera akibat persalinan.
 Tali pusat
 Periksa adanya penonjolan disekitar tali pusat pada saat bayi
menangis.
 Keadaan tali pusat (kebersihannya, bau atau tidak, perdarahan,
dan bernanah/tidak).
 Tali pusat lembek saat tidak menangis.
 Punggung
 Periksa adanya spina bifida atau mielo meningokel (defek
tulang punggung sehingga medulla spinallis dan slaput otak
menonjol).
 Extremitas
 Perlu diperhatikan bentuk ,gerakannya,fraktus paresis.
 Periksa adanya kelainan jari seperti :
- Mikroamelia : jumlah jari < 5
- Polidaktili : jumlah jari >5
- Amelia : tidak mempunyai jari.
- Sindaktili : jari seperti jari-jari katak, ada selaput antara
satu dan lainnya.
 Periksa adanya kelainan pada kaki seperti :
- Pes varus : kedua kaki mengarah kedalam,
seperti huruf “O”
- Pes valgus : kedua kaki mengarah keluar
seperti huruf “X”
 Genetalia
 Kelamin laki-laki
- Testis berada didalam skrotum
- Penis
 Kelamin perempuan
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Labia mayora menutupi labia minora
 Anus
 Periksa adanya atresia ani atau anus imperforate
dengan colok anus dengan term rectal.
 Kulit dan Kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan.
Kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan. Pengelupasan yang berlebihan harus
dipikirkan kemungkinan adanya kelainan. Waspada
timbulnya kulit dengan warna yang tak rata ”cuti
mammorata” telapak tangan . Telapak kaki atau kuku
yang menjadi biru, kulit menjadi pucat atau kuning.
Bercak-bercak besar biru yang terdapat disekitar
bokong (Mongolion spot) akan menghilang pada
umur 1-5 tahun.
2. Reflek
 Reflek Moro
Reflek memeluk, terjadi jika kita menepuk tangan bayi
maka bayi akan kaget dgn pergerakan tangan simetris
secara spontan.
 Reflek Rooting
Reflek menoleh, terjadi jika kita menyentuh pipi bayi
maka bayi akan menoleh ke sumber rangsangan.
 Reflek Walking
Reflek berjalan, terjadi jika bayi diletakkan di perut ibu
maka bayi akan merangkak menuju putting susu.

 Reflek Graps / Plantar


Reflek tangan menggenggam , terjadi saat kita gosokkan
jari jari kita ke tangan (bagian telapak ) dan telapak kaki
bayi maka bayi akan menggenggam.
 Reflek Sucking
Reflek menghisap, terjadi apabila terdapat benda
menyentuh bibir bayi dan disertai reflek menelan. Bisa
diamati saat bayi menyusu pada ibunya.
 Reflek Tonick Neck
Reflek mengangkat kepala, sesaat setelah bayi bayi lahir
ditengkurapkan diatas perut ibu untuk menyusu.
3. Antropometri
 Lingkar Kepala , dibagi menjadi 3 yaitu :
 SOB “Sub Occipito Brecmatica”
Pengukuran dari Foramen magnum ke Ubun-Ubun
Besar. (Normalnya :32 cm)
 FO “Fronto Occipito”
Pengukuran dari pangkal hidung ke titik yang
terjauh pada belakang kepala.(Normalnya : 34 cm)
 MO “Mento Occipito”
Pengukuran dari dagu ke titik yang terjauh pada
belakang kepala.(Normalnya : 35 cm)
4. Eliminasi
 Miksi
- Pada 24 jam pertama berjumlah 15 – 20 cc ,
berangsur-angsur meningkat hingga dapat 200 cc
pada hari ke-6.
- Bila dalam 24 jam pertama bayi belum kencing
harus diselidiki penyebabnya : apakah ada anuria
atau retensi.
 Meconium
Ialah tinja yang dikeluarkan bayi.
- Biasanya pada 1 jam – 2 jam pertama, bila >10 jam
Post Partum belum ada meconium ingat kelainan
kongenintal.
- Setelah 3 – 4 hari meconium berubah warna dan
disebut “Transitional stool” yang berlangsung
selama 2 hari, dan kemudian disusul dengan Feces
normal.
- Frekwensi dan sifat tinja bayi tergantung dari
macam susu yang diberikan.
- Adanya darah dalam tinja bayi dapat berasal dari
darah ibu atau dari bayi sendiri.
II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
Digunakan untuk menentukan diagnosa dan masalah berdasarkan
data subyektif dan obyektif.
III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Digunakan untuk menentukan diagnosa dan masalah potensial
sesuai dengan diagnosa dan masalah yang sudah diidentifikasi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Digunakan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera guna
dikonsulkan atau ditangani bersama dgn anggota tim kesehatan yg
lain.
V. Intervensi
Menyusun rencana yang menyeluruh disertai dengan rasional yang
meliputi :
1) Terapi dan asuhan
2) Pendidikan kesehatan
3) Konseling
4) Kolaborasi
5) Rujukan
6) Tindak lanjut

VI. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari Asuhan secara menyeluruh sesuai
dengan intervensi.
VII. Evaluasi
Dilakukan sebagai evaluasi keefektifan dari Asuhan yang telah
diberika
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
BY. NY. V NCB-SMK 1 MENIT DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI PUSKESMAS DONGKO TRENGGALEK

Tanggal Pengkajian 15 Januari 2023 Jam 12.00 WIB


Ruang : Poned
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif

1. Identitas Klien
1. Identitas Bayi
Nama : By.Ny. “S”
Tanggal lahir : 25 Januari 2023
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Trenggalek
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. V Nama Suami : Tn.”A”
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Trenggalek

2. Alasan datang
Melahirkan

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi dengan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 15
Januari 2023 jam 12.00, bayi lahir tidak bernapas dan menangis.
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi, penyakit jantung dan DM
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi, penyakit jantung dan DM
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit
menurun seperti hipertensi, penyakit jantung dan DM
d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal
1) Pranatal :
- Kesehatan ibu
Kebiasaan waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu,
alkohol dan merokok
- Penambahan BB selama kehamilan ± 10 kg
- Obat-obatan yang diminum selama kehamilan
Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari
bidan
2) Natal :
- Umur kehamilan : 39 minggu
- Penolong persalinan : bidan
- Waktu Lahir : 21 Januari 2023 Jam 12.00
WIB
- Tempat persalinan : Puskesmas Donngko
- Kehamilan tunggal / ganda : tunggal
- Lama persalinan :
- Kala I : 9 jam
- Kala II : 30 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV : 2 jam
- Obat-obatan yang dipakai selama persalinan : oksitosin
- Ketuban
Pecah jam : 11.30 WIB
Warna : Hijau bercampur mekonium
Bau : anyir
Jumlah : ± 250 cc
- Letak bayi : letak kepala
- Cara persalinan : spontan
- Tanda-tanda gawat janin sebelum lahir : tidak ada
- Komplikasi persalinan
- Ibu : tidak ada
- Janin : Terlihat ada lilitan tali pusat, bayi lahir tidak
menangis kulit bayi terlihat kebiruan (sianosis) 3) Post
natal :
- Bayi lahir spontan, tidak menangis, kulit bayi terlihat
kebiruan (sianosis)
5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
BB : 2900 gr
PB : 49 cm
b. Perkembangan
Motorik : Reflek rooting, sucking, swallowing, morro,
grasphing, dan babinski belum ada
Adaptif :Belum ada
Bahasa :Belum ada
Social personal :Belum ada
6. Riwayat Psikososial
Bayi lahir secara spontan, bayi tidak menangis saat lahir dan warna kulit
kebiruan (sianosis), rangsangan taktil dengan Apgar Score 4/8
7. Riwayat Imunisasi vit K1
Imunisasi HB 0 Tgl: 15 Januari 2023 Vik K1 : 15 Januari 2023
Reaksi setelah pemberian imunisasi : Bayi menangis, tidak ada reaksi
alergi,
Reaksi setelah pemberian Vit K1: Bayi menangis, tidak ada reaksi alergi
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Selama pengkajian kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara di
peroleh dari pemberian ASI eksklusif oleh ibu
Eliminasi :
BAK : Bayi sudah BAK selama pengkajian, frekuensi BAK 2 kali selama
pengkajian, warna kuning jernih dengan bau amoniak
BAB : Bayi belum pernah BAB selama pengkajian
Istirahat : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
Aktivitas : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
PH : Bayi sudah dimandikan dan pakaian bayi diganti

B. Objektif

1. Pemeriksaan Umum
a. KU : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Nadi : 126 x/menit
RR : 64 x/menit
S : 36,3o C
2. Pemeriksaan Antopometri
a. SOB : 8,7 cm
b. MO : 12 cm
c. FO : 10 cm
d. Lingkar kepala : 28 cm
e. Lingkar dada : 32 cm
f. LILA : 10 cm
3. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, tipis, halus, penyebaran
merata, kepala bersih, tidak ada caput succedanium, tidak ada cephal
hematoma, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pelebaran sutura,
tidak ada moulase, UUK belum menutup
- Muka : Agak pucat, tidak odeme, tidak ikterus, tidak sianosis
- Mata : Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera putih.
- Mulut : Bibir Agak kebiruan, tidak ada kelainan seperti labio palato
skisis, tidak ada monoliasis, mukosa mulut lembab, lidah bersih.
- Hidung : Simetris, tidak ada tumor, tidak ada secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, defiasi septumnasi tidak ada pembesaran,
terpasang Oksigen.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
abnormal.
- Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar kelenjar tyroid dan limfe
- Dada : Simetris, tidak ada kelainan, bentuk dada normal, tidak ada
retraksi otot pernafasan puting tidak menonjol.
- Perut : Tali pusat basah, tidak ada tanda infeksi, tali pusat tidak ada
kelainan, perut teraba lunak, tidak kembung.
- Genetalia : -Laki-laki : Skrotum ada, testis belum turun, penis ada,
anus ada lubangnya
- Ekstremitas: Atas :Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada polydaktili
dan sindaktily, akral hangat, tidak odem.
Bawah : Simetris, tonus otot normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak
ada kelainan bentuk pes ekufagus dan pesuagus, tidak odem, tidak ada
polydaktily dan sindaktily
4. Refleks primitive Rooting : Belum ada
Sucking : Belum ada
Swallowing : Belum ada
Morro : Belum ada
Grasphing : Belum ada
Babinski : Belum ada
5. Pemeriksaan penunjang : Apgar Score
Kriteria Menit ke-1 Menit ke-2

Frekuensi Jantung 2 2
Usaha Bernafas 1 2
Tonus Otot - 1
Refleks -1 1
Warna Kulit 2
Jumlah 4 8

II. INTERPRESTASI DATA


A. Diagnosa : NCB-SMK 1 menit dengan Asfiksia ringan
DS :
- Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya di
Puskesmas
DO :
- Bayi lahir tanggal 15 Januari 2022 jam 12.00
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
HR : 126x/menit
RR :64 x/menit
Suhu : 36,3o C
- Antropometri
o BB : 2700g
o PB : 48 cm
o Lila : 11 cm
o Lika : FO : 33cm
o MO : 34 cm
o SOB : 31 cm
o Lida : 30 cm
- Kelainan kongenital : tidak ada
- Jenis Kelamin : Laki-lai
- Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan babinski : Belum
ada
- Keaktifan : Lemah - Riwayat persalinan :
- Air ketuban bercampur mekonium
- Adanya lilitan tali pusat
- Plasenta mengalami pengapuran

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


1) Potensial terjadi pnemonia
2) Potensial cacat mental
3) Kematian

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


1) Melakukan HAIKAP dan resusitasi
2) Melakukan Ventilasi

V. INTERVENSI
Diagnosa : NCB-SMK 1 menit dengan Asfiksia ringan
Tujuan :
- Asfiksia teratasi
- Bayi dalam keadaan sehat dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil :
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
HR : 150-160x/menit
RR : 30-60 x/menit
Suhu : 36,5-37o C
- Bayi dapat bernapas spontan warna kulit merah, menangis kuat
- Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik

Intervensi :
1. Jaga bayi tetap hangat/tempatkan bayi dalam ruangan yang hangat
R : Mencegah kehilangan panas melalui konduksi
2. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
R : Memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apnev
Khususnya adanya hipoksia
3. Isap lender
R: Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas
4. Keringkan dan rangsang taktil
R : Merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan
kembalinya.
5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
R : Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi
6. Lakukan penilaian pada bayi
R : Mengetahui perkembangan dan mencegah komplikasi dini
7. Lakukan resusitasi bila 6 langka awal belum berhasil R : Mencegah
terjadinya komplikasi
8. Lakukan ventilasi bila tindakan resusitasi belum juga berhasil
R : Mencegah bayi mengalami komplikasi lanjut sepert cacat mental,
pneumonia & kematian

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjaga bayi tetap hangat dengan cara selimuti bayi dan diletakan
pada ruangan yang hangat.
2. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi dengan menganjal bahu
menggunakan kain setingi 5 cm.
3. Mengisap lendir menggunakan De Lee.
4. Mengeringkan dan merangsang taktil menggunakan selimut dengan
sedikit tekanan.
5. Mengatur kembali posisi kepala dan selimuti bayi dengan selimut
yang bersih dan kering.
6. Melakukan penilaian pada bayi yaitu :
- Warna kulit merah.
- Denyut nadi teratur yaitu lebih dari 100 x/ menit.
- Reflek ada yaitu menangis kuat.
- Tonus otot gerakan aktif.
- Pernapasan normal: 30 – 60 x/ menit.

VII. EVALUASI
S : Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menangis kuat dan dapat bernapas
spontan O :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : HR : 148
x/menit RR : 48 x/menit
Suhu : 37 o C
Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik

A :NCB-SMK 5 menit dengan Asfiksia


ringan P :
1. Mengobservasi KU dan TTV
2. Menjelaskan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga pasien
3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila
basah atau kotor.
4. Memberi ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau
sesuai kebutuhan
5. Mengobservasi BAB dan BAK.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam post partum
7. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3
bagian luar atas dan injeksi HBO pada paha kanan, serta tetes mata
eritromycin 0,5 % sebanyal 1 tetes pada mata kanan dan mata kiri
segera setelah bayi lahir.
8. Merawat tali pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara
membungkus tali pusat bayi dengan kassa steril.
9. Anjurkan ibu untuk memberikan Asi Eksklusif sampai bayi usia 6
bulan.
10. Anjurkan ibu untuk menberiASI bayinya sehari minimal 8 kali.
11. Anjurkan ibu untuk perawatan payudara dan senam nifas
12. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung gizi
seimbang.

Anda mungkin juga menyukai