Anda di halaman 1dari 3

VULNUS LACERATUM

No. Dokumen : SOP/ICDX.141/2021


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 5 Juli 2021
Halaman :½
UPTD Antonius Gabhe. Amd. Kep
PUSKESMAS NIP.19740512 1990 03 1
NUALAIN 008

1. Pengertian Vulnus laceratum adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau
compang-camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah


dalam penatalaksanaan Vulnus laceratum di Puskesmas Nualain.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nualain Nomor : Pusk.Nln/045/SK/UKP/2019


tentang Pelayanan Klinis.

4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

5. Prosedur Persiapan alat dan bahan

6. Cara/ a. Anamnesa keluhan pasien.


Langkah- b. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
Langkah c. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
tekanan darah, nadi, pernafasan. Pemeriksaan khusus:
1. Inspeksi (look)
Adanya luka robek pada kulit dengan tepi tidak teratur
2. Palpasi (feel)
a. Robekan kulit yang terpapar dunia luar
b. Nyeri tekan
3. Gerak (move)
Umumnya terasa nyeri saat digerakkan
d. Penegakan Diagnosis
e. Penatalaksanaan
1. Tindakan Antisepsis
Daerah yang akan dibersihkan harus lebih besar dari diameter
luka. Prinsip saat menyucihamakan kulit adalah mulai dari
tengahdan bekerja ke arah luar dengan pengusapan secara
spiral dimana daerah yang telah dibersihkan tidak boleh diusap
lagi menggunakan kassa yang telah digunakan tersebut. Larutan
antiseptik yang digunakan adalah povidone iodine 10% atau
klorheksidine glukonat 0,5%.
2. Pembersihan Luka
a. Irigasi sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang
jaringan mati dan benda asing (debridement) sehingga akan
mempercepat penyembuhan. Irigasi dilakukan dengan
menggunakan cairan garam fisiologis atau air bersih. Lakukan
secara sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih
dalam.
b. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
Tepi yang compang-camping sebaiknya dibuang.
c. Beri antiseptik.
d. Bila perlu tindakan penjahitan, perlu diberikan anestesia lokal.
3. Penjahitan Luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 8 jam boleh dijahit primer. Sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan/atau tidak berbatas tegas sebaiknya
dibiarkan sembuh per secundam atau per tertiam.
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang drain. Drain
dapat dibuat dari guntingan sarung tangan.fungsi drain adalah
untuk mengalirkan cairan keluar (darah atau serum) pada dead
space.
4. Penutupan Luka
Prinsip dalam menutup luka adalah mengupayakan kondisi
lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan
berlangsung optimal. Fungsi kulit adalah sebagai sarana
pengatur penguapan cairan tubuh dan sebagai barier terhadap
bakteri patogen. Pada luka fungsi ini menurun oleh karena proses
inflamasi atau bahakan hilang sama sekali (misalnya pasa
kehilangan kulit akibat luka bakar) sehingga untuk membantu
mengembalikanfungsi ini, perlu dilakukan penutupan luka.
Penutupan luka yang terbaik adalah dengan kulit (skin graft, flap).
Bila tidak memungkinkan maka sebagai alternatif digunakan
kassa (sampai luka menutup dan dilakukan pentupan dengan
kulit).
5. Pembalutan
Fungsi balutan antara lain:
a. Sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi.
b. Mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhab, menciptakan kelembaban, sebagai kompres,
menyerap eksudat/produk lisis jaringan (adsorben).
c. Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-tepi luka sampai
pertautan terjadi.
d. Efek penekanan mencegah berkumpulnya rembesan darah
yang menyebabkan hematom.
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka
sangatbergantung pada penilaian kondisi luka. Luka sayat,
bersih, ukuran kecil yang dapat mengalami oroses penyembuhan
primam tidak perlu penutup/pembalut. Sebaliknya pada luka luas
dengan kehilangan kulit atau disertai eksudasi dan produk lisis
jaringan memerlukan penggantian balutan sampai 5-6 kali sehari.
6. Pemberian Antibiotik dan ATS/Toksoid
Prinsipnya adalah pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik
dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan
antibiotik. Luka merupakan media yang baik bagi
perkembanganbiakan bakteri-bakteri anaerob (misalnya luka
tusuk, luka menggaung, terkontaminasi bahan-bahan yang
merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman
anaeron seperti karat, kotoran kuda) memerlukan pemberian
ATS/Toksoid.
7. Diagram Alir
Anamnesa &
Pemeriksaan fisik Kartu status

Penegakan diagnosis: Kartu status


VULNUS LACERATUM

Penatalaksanaan:
Tindakan antiseptis
Pembersihan Luka
Penjahitan luka
Penutupan luka
Pembalutan
medikamentosa

KIE

Apotek Kertas Resep

8. Hal-hal yang Petugas bersama-sama melaksanakan koordinasi dan tindakan


perlu di
perhatikan

9. Unit Terkait a. Loket pendaftaran


b. Pelayanan Umum
c. Pelayanan Lansia
d. UGD
e. Apotek

10. Dokumen Rekam medic, register


terkait

11. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal dimulai di


Histori berlakukan
perubahan

- - - -

Anda mungkin juga menyukai