Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen : SOP/ICDX.130/2021


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2 Juli 2021
Halaman : 1/3
UPTD Antonius Gabhe. Amd. Kep
PUSKESMAS NIP.19740512 1990 03 1
NUALAIN 008

1. Pengertian Dermatitis Atopic adalah peradangan kulit berulang dan kronis disertai
gatal. Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak dan
sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta
riwayat atopi pada keluarga atau penderita

2. Tujuan Sebagai bahan acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah


dalam penatalaksanaan Dermatitis Atopik di Puskesmas Nualain.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nualain Nomor : : Pusk.Nln/045/SK/UKP/2019


tentang Pelayanan Klinis.

4. Referensi a. Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
b. Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unair RDUS DR
Soetomo Surabaya, Edisi ke V. Surabaya : Airlangga University
Press, 2008

5. Prosedur Persiapan alat dan bahan

6. Carar/ a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien
Langkah- b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
Langkah c. Lakukan pememriksaan fisik pada pasien :
1. Kulit :apakah terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi,
ekskoriasi, eksudasi, krusta ?
2. Ekstrimitas: apakah adadermatitis di bagian ekstensor (bayi dan
anak) ?
d. Penegakan diagnosis dermatitis atopik.
e. Penatalaksanaan
1. Modifikasi gaya hidup
a. Menemukan faktor risiko
b. Menghindari bahan-bahan iritan seperti wol,bahan sintentik
c. Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab
d. Menjaga kebersihan pakaian
e. Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan
f. Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk
menghindari kontak klorin yang terlalu lama
g. Menghindari stres psikis
h. Menghindari pakaian terlalu tebal, ketat dan kotor
i. Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh
kencing atau feses, dan hindari pemakaian bahan-bahan
medicated baby oil.
j. Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri karena
menginduksi resistensi.
2. Farmakoterapi
a. Topikal : betametason valerat 0,1 % (likenifikasi dan
hiperpigmentasi)
b. Oral sistemik :
Loratadine 1x10 mg /hari selama maksimal 2 minggu
Chlorpheniramine maleat dengan dosis: dewasa: 3-4 mg/dosis
3 kali/24 jam, anak: 0,09 mg/kgBB/dosis 3 kali/24 jam
Kortikosteroid: deksamethasone, 0,5-1 mg/dosis 3 kali/24 jam
atau prednisone, 5-10 mg/dosis, 3kali/24 jam
f. Konseling dan edukasi :
1. Sifat penyakit kronis dan berulang, sehingga perlu diberikan
pengertian kepada anggota keluarga untuk menghindari faktor
risiko dan melakukan perawatan kulit dengan benar
2. Membrikan informasi, bahwa prinsip pengobatan adalah
menghindari gatal, menekan proses keradangan, dan menjaga
hidrasi kulit
3. Menekankan kepada keluarga bahwa modifikasi gaya hidup tidak
hanya berlaku pada pasien tetapi juga harus menjadi kebiasaan
keluarga secara keseluruhan.

7. Diagram Alir
Anamnesa &
Kartu status
Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosis Dermatitis Atopik Kartu status

prednisone, 5-10 mg/dosis, 3kali/24 jam


Kortikosteroid: deksamethasone, 0,5-1 mg/dosis 3 kali/24 jam atau
jam, anak: 0,09 mg/kgBB/dosis 3 kali/24 jam
Chlorpheniramine maleat dengan dosis: dewasa: 3-4 mg/dosis 3 kali/24
Loratadine 1x10 mg /hari selama maksimal 2 minggu
Oral sistemik :
Topikal : betametason valerat 0,1 % (likenifikasi dan hiperpigmentasi)
Farmakoterapi
Modifikasi gaya hidup.
Penatalaksanaan:

Konseling dan edukasi

Apotek Kertas Resep


8. Hal-hal yang Petugas bersama-sama melaksanakan koordinasi dan tindakan
perlu di
perhatikan

9. Unit Terkait a. Loket pendaftaran


b. Pelayanan Umum
c. Pelayanan Lansia
d. UGD
e. Apotek

10. Dokumen Rekam medic, register


terkait

11. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal dimulai di


Histori berlakukan
perubahan

- - - -

Anda mungkin juga menyukai