Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Servicescape terhadap Revisit Intention

dengan Perceived Service Quality sebagai Variabel Mediasi


(Studi Pada Ubud Hotel & Villas)

Oleh:
Kardina Yudha Parwati

Dosen Pembimbing:
Dimas Hendrawan S.E., MM.

Abstrak
Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh servicescape dan perceived service
quality terhadap revisit intention konsumen Ubud Hotel & Villas baik pengaruh secara langsung
maupun tidak langsung.
Metodologi Penelitian - Penelitian ini menggunakan Analisis Jalur (Path) untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel servicescape terhadap revisit intention dengan
perceived service quality sebagai variabel mediasi.
Hasil Penelitian - servicescape mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap revisit
intention, servicescape mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap perceived service
quality, perceived service quality mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap revisit
intention, dan servicescape mempunyai pengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap revisit
intention melalui perceived service quality.
Kata kunci: Servicescape, Perceived Service Quality, Revisit Intention.

1. Pendahuluan dan 8 hotel pada tahun 2014 (Jadi Jujugan


Malang merupakan salah satu kota yang Wisatawan dan Pebisnis Hotel di Malang
menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisata Makin „Seksi‟, 2014).
wisatawan domestik maupun mancanegara. Persaingan bisnis antar hotel di kota
Berbagai fasilitas wisata di Malang dan kota- Malang menjadi semakin kompetitif. Berbagai
kota di sekitar Malang meningkatkan potensi strategi diterapkan dalam rangka memperkuat
Malang untuk dikunjungi oleh wisatawan daya saing salah satunya dengan menawarkan
asing dan domestik. Menurut Dinas servicescape yang berbeda dengan kompetitor.
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Menurut Zeithaml, Bitner, & Gremler (2013:
Malang, jumlah wisatawan di Kota Malang 278), servicescape (termasuk dalam physical
pada 2012 hingga 2013 meningkat sekitar evidence) adalah seluruh aspek dari fasilitas
50.000 orang (Pemkot Malang Targetkan fisik suatu organisasi yang merupakan bentuk
Jumlah Wisatawan Naik 5%, 2014). komunikasi nyata. Elemen-elemen
Perkembangan Kota Malang sebagai Kota servicescape menurut Kim dan Moon (2009),
Industri dan Pendidikan juga menjadi latar antara lain: (1) facility aesthetic, (2) layout, (3)
belakang datangnya wisatawan ke Kota electric equipment, (4) seating comfort, (5)
Malang, yang akhirnya menggunakan jasa ambient condition. Servicescape yang unik
penginapan (Hotel, Villa dan Guest House) dan berbeda dari kompetitor diharapkan dapat
yang ada di kota Malang. Potensi kota Malang memberikan pengalaman yang lebih kepada
untuk didatangi wisatawan mengakibatkan pelanggan. Tjiptono (2014: 155) menyatakan
berkembangnya industri jasa penginapan sejumlah riset menunjukkan bahwa
seperti hotel, guest house, dan villa di Kota servicescape bisa mempengaruhi pilihan
Malang. Sejak tahun 2013 terjadi peningkatan pelanggan, ekspektasi pelanggan, kepuasan
jumlah hotel di kota malang, dengan pelanggan dan perilaku lainnya.
beroperasinya 10 hotel baru pada tahun 2013,
Pengunjung hotel dapat mempersepsikan  Untuk mengetahui pengaruh servicescape
kualitas layanan hotel dari lingkungan fisik terhadap revisit intention pada Ubud
hotel yang telah dirasakan selama waktu Hotel and Villas.
kunjungan. Menurut Brady dan Cronin dalam  Untuk mengetahui pengaruh servicescape
Tjiptono (2014: 299) kualitas jasa dipengaruhi terhadap perceived service quality pada
oleh kualitas lingkungan fisik. Melalui Ubud Hotel and Villas.
persepsi kualitas layanan, servicescape dapat  Untuk mengetahui pengaruh perceived
mempengaruhi respon dan perilaku dari service quality terhadap revisit intention
pengunjung. Dalam Zeithaml, Bitner, & pada Ubud Hotel and Villas.
Gremler (2013: 291) Psikolog lingkungan  Untuk mengetahui pengaruh tidak
menjelaskan bahwa orang bereaksi terhadap langsung servicescape terhadap revisit
tempat dengan dua dasar perilaku yaitu intention melalui perceived service
approach dan avoidance. Perilaku approach quality pada Ubud Hotel and Villas.
(termasuk revisit intention) dipengaruhi oleh
persepsi pelanggan terhadap lingkungan itu 2. Tinjauan Pustaka
sendiri. Menurut Zeithaml et al (2009), dalam 2.1 Physical Evidence
Deasy (2012), revisit intention merupakan Salah satu aspek dalam bauran pemasaran
bentuk perilaku (behavioral intention) atau jasa adalah bukti fisik (physical evidence).
keinginan pelanggan untuk datang kembali, Menurut Zeithaml, Bitner & Gemler (2013:
memberi word of mouth yang positif, tinggal 26) physical evidence adalah lingkungan
lebih lama dari perikiraan, berbelanja lebih dimana layanan (service) di sampaikan dan
banyak dari perkiraan. Persepsi pengunjung dimana perusahaan dan pelanggan
terhadap kualitas jasa yang baik dapat berinteraksi, baik itu setiap komponen yang
menimbulkan perilaku approach (termasuk berwujud yang memfasilitasi kinerja atau
revisit intention) kegiatan komunikasi dari jasa. Physical
Salah satu hotel di kota Malang yang evidence dapat menjadi sarana bagi
menawarkan servicescape yang berbeda dari perusahaan untuk menyampaikan pesan yang
hotel yang lain adalah Ubud Hotel and Villas, konsisten dan kuat mengenai tujuan
yang menawarkan suasana khas Ubud Bali di organisasi, segmen pasar yang dituju, dan sifat
tengah Kota Malang. Dari lingkungan fisik dari jasa. Menurut Hoffman dan Bateson
hotel yang telah dirasakan selama waktu (2011:199) physical evidence termasuk semua
kunjungan, pengunjung Ubud Hotel & Villas hal yang berwujud, baik fasilitas fisik
dapat mempersepsikan kualitas layanan hotel. perusahaan, hingga brosur, business card, dan
Persepsi kualitas layanan yang baik dapat karyawan perusahaan. Berdasarkan pengertian
menimbulkan revisit intention pada tersebut physical evidence merupakan semua
pengunjung. Mengingat Ubud Hotel & Villas aspek yang berwujud (tangible), yang dapat
baru mulai beroperasi sejak tahun 2012, dapat menyampaikan tujuan, nilai, dan kualitas dari
dikatakan sebagai hotel yang relatif baru di suatu jasa kepada konsumen. Zeithaml, Bitner
kota Malang, Ubud Hotel & Villas & Gemler (2013: 278) menyebutkan elemen-
memerlukan revisit intention dalam rangka elemen umum dari physical evidence
meningkatkan kunjungan pelanggan dan antaralain: (1) facility exterior, (2) facility
meningkatkan marketshare nya. interior, (3) other tangibles. Zeithaml, Bitner
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui & Gemler (2013: 278) menyebutkan bahwa
pengaruh servicescape dan perceived service physical evidence dapat mempengaruhi aliran
quality terhadap revisit intention konsumen pengalaman, kepuasan pelanggan, hubungan
Ubud Hotel & Villas baik pengaruh secara emosional pelanggan dengan perusahaan,
langsung maupun tidak langsung. Tujuan penyampaian pengalaman, interaksi sosial dan
penelitian ini secara lebih spesifik adalah: personal dengan pengalaman menggunakan
jasa yang lain.
2.2 Servicescape 2.3 Perceived Service Quality
Physical evidence mempunyai elemen Menurut Schiffman dan Kanuk
yang disebut dengan istilah servicescape atau (2008:137) persepsi didefinisikan sebagai
service environtment. Zeithaml, Bitner & proses yang dilakukan individu untuk
Gemler (2013: 282) mendefinisikan memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli
servicescape sebagai semua fasilitas fisik ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal
organisasi yang dapat menjadi bentuk lain dari mengenai dunia dapat juga dijelaskan sebagai
tangible communication. Menurut Lovelock, proses “Bagaimana kita melihat dunia di
Wirtz, dan Mussry (2011: 4) servicescape sekeliling kita”. Kim dan Moon (2009)
merupakan gaya dan tampilan fisik dari menyatakan bahwa menurut Steenkamp
elemen pengalaman lain yang ditemui oleh (1989) perceived service quality merupakan
pelanggan di tempat penghantaran jasa. semua “judgment” yang berdasarkan pada
Sedangkan Hoffman dan Bateson (2011:14) persepsi dari sebuah objek atau produk dalam
mendefinisikan servicescape sebagai atribut-atribut kualitas. Adapun pengertian
lingkungan terdekat dimana aktivitas jasa lain dari perceived service quality yaitu
berlangsung. Berdasarkan pengertian tersebut evaluasi dari perusahaan jasa spesifik yang
dapat disimpulkan bahwa servicescape adalah merupakan hasil dari perbandingan antara
semua lingkungan fisik dimana proses tindakan perusahaan terhadap konsumen
penghantaran jasa berlangsung. Penelitian ini dengan ekspektasi umum konsumen tentang
mengadaptasi dimensi servicescape yang bagaimana perusahaan dalam industri tersebut
digunakan pada penelitian Kim dan Moon harus bertindak (Kim dan Moon, 2009;
(2009) dan Heung Gu (2012) yaitu, fascility Parasuraman et al. 1985). Kim dan Moon
aesthetics, layout, electric equipment, ambient (2009) juga menyebutkan bahwa menurut
conditions, dan employee factors. Fasicilty Wakefield and Blodgett, (1999) perceived
aesthetic berkenaan dengan desain arsitektur service quality mencerminkan evaluasi
dengan desain interior dan dekorasi, serta kognitif pada aspek tak berwujud dari
semua yang berkontribusi pada kemenarikan penyampaian layanan seperti reabilitas,
dari lingkungan layanan (Ryu &Jang, 2007; empati, jaminan, dan responsiveness. Sciffman
Wakefield & Bloggett, 1994). Menurut dan Kanuk (2008: 162) menyatakan bahwa
Zeithaml, Bitner & Gemler (2013: 297), konsumen sering kali menilai kualitas produk
spatial layout merupakan tata letak atau jasa tertentu atas dasar berbagai macam
perlengkapan, peralatan, dan furniture; ukuran isyarat informasi yang mereka hubungkan
dan bentuk item tersebut; dan spatial relation dengan produk. Isyarat tersebut merupakan
antara item-item tersebut. Deasy (2012) sifat intrinsik (warna, rasa, atau aroma) atau
menyatakan bahwa dalam jurnal Kim & Moon ekstrinsik (harga, kemasan, atau iklan) suatu
(2008), electric equipment (peralatan produk atau jasa. Kualitas jasa lebih sulit
elektronik) merupakan peralatan audio/ video dinilai dibandingkan dengan produk karena
yang dapat digunakan untuk menambah jasa mempunyai sifat tidak dapat dirasakan,
kegembiraan/ketertarikan dan hiburan pada bervariasi, tidak tahan lama, dan dihasilkan
lingkungan layanan. Adapun Deasy (2012) dan dipakai secara serentak.
menyatakan bahwa dalam jurnal Kim dan 2.4 Revisit Intention
Moon (2008), ambient conditions Menurut Zeithaml et al (2009), dalam
berhubungan dengan bentuk karakter yang Deasy (2012) revisit intention merupakan
cenderung mempengaruhi indera non-visual bentuk perilaku (behavioral intention) atau
yang terdiri dari tingkat pencahayaan, suhu, keinginan pelanggan untuk datang kembali,
aroma, dan musik. Karyawan yang dimaksud memberi word of mouth yang positif, tinggal
oleh Ryu & Jang (2007) tersebut adalah lebih lama dari perikiraan, berbelanja lebih
penampilan karyawan (professional banyak dari perkiraan. Dalam Zeithaml,
appearance and attractiveness) dan jumlah Bitner, & Gremler (2013: 291) Psikolog
dari karyawan. lingkungan menjelaskan bahwa orang bereaksi
terhadap tempat dengan dua dasar perilaku
yaitu approach dan avoidance. Perilaku 2.6 Hipotesis
approach termasuk semua perilaku positif Gambar 1: Model Hipotesis Penelitian
yang dapat diarahkan pada tempat tertentu,
seperti keinginan untuk tinggal, menjelajah,
bekerja, dan afiliasi. Perilaku avoidance atau H Revisit
Servicescape Intention
menghindar mencerminkan hal yang (X) 1 (Y)
sebaliknya seperti keinginan untuk tidak
tinggal, tidak menjelajah, tidak bekerja, dan H
tidak berafiliasi. Perilaku approach (termasuk
4
revisit intention) dipengaruhi oleh persepsi H Perceived H
pelanggan terhadap lingkungan itu sendiri. 2
Service 3
Persepsi pengunjung terhadap kualitas jasa Quality
(Z)
yang baik dapat menimbulkan perilaku
approach (termasuk revisit intention)

Hipotesis yang disusun dalam penelitian


2.5 Hubungan Antar Variabel ini adalah:
Lingkungan fisik (servicescape) dapat H1 :Servicescape (X) berpengaruh
mendatangkan respon kognitif (perceived terhadap Revisit Intention (Y).
service quality), mempengaruhi evaluasi orang H2 : Servicescape (X) berpengaruh
terhadap suatu tempat, produk, dan seseorang terhadap Perceived Service Quality
yang di temukan dalam suatu tempat. (Kim (Z).
dan Moon, 2009; Bitner, 1992; Kaplan dan H3 : Perceived Service Quality (Z)
Kaplan, 1989). Menurut Kim dan Moon berpengaruh terhadap Revisit
(2009), isyarat fisik mungkin dapat Intention (Y).
mendatangkan respon persepsi, mempengaruhi H4 : Servicescape (X) berpengaruh tidak
evaluasi dan pendapat orang pada kualitas dari langsung terhadap Revisit Intention
suatu produk atau jasa. Jasa bersifat intangible (Y) melalui Perceived Service
dan mensyaratkan pelanggan untuk hadir Quality (Z)
selama proses jasa, sehingga tangible factors
dapat mempunyai pengaruh yang signifikan 3. Metodologi Penelitian
pada persepsi kualitas jasa. Kim dan Moon Jenis penelitian ini adalah penelitian
(2009) menyebutkan bahwa Zheithaml et al. eksplanatori. Populasi dalam penelitian ini
(1996) menemukan bahwa hubungan antara adalah konsumen Ubud Hotel & Villas,
persepsi kualitas layanan dan niat perilaku dimana tidak semua populasi dijadikan sampel
pelanggan (behavioral intention) sangat erat pada penelitian ini. Sampel yang digunakan
dan perceived service quality adalah penentu pada penelitian ini sebanyak 110 responden.
kecenderungan pelanggan untuk mengatakan Pengambilan sampel menggunakan teknik
hal-hal positif (word-of-mouth), purposive sampling dengan karakteristik
merekomendasikan dan tetap setia pada suatu sampel yang dipilih yaitu, minimal responden
perusahaan. berusia 17 tahun dan minimal pernah 1 kali
mengunjungi Ubud Hotel & Villas. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
Item pertanyaan dalam kuesioner diukur
menggunakan skala Likert. Untuk menguji
instrumen penelitian dilakukan uji validitas,
uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Teknik
analisis data menggunakan analisis jalur (path
analysis) untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh langsung yang ditimbulkan oleh Persamaan pertama dilakukan dengan
variabel bebas terhadap variabel terikat dan melakukan regresi servicescape (X) sebagai
juga pengaruh tidak langsungnya melalui variabel bebas dan perceived service quality
variabel intervening. Uji hipotesis untuk (Z) sebagai variabel terikat. Hasil dari regresi
pengaruh langsung dilakukan menggunakan persamaan pertama tersebut adalah:
uji t, sedangkan untuk pengaruh tidak
langsung menggunakan sobel test. Tabel 1: Hasil Analisis Jalur Pengaruh
Variabel X terhadap Z
4. Hasil Penelitian Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients t hitung Sig t
Dari pengumpulan data, diperoleh bahwa Beta Beta
dari 110 responden terdapat 63,6% perempuan X 0,126 0,678 9,579 0,000
dan 36,3% laki-laki dengan rentang usia
Variabel terikat = Z
responden paling banyak adalah 17- 25 tahun R = 0,678
yaitu, 74,5%. Responden paling banyak R Square = 0,459
Adjusted R Square = 0,454
mempunyai penghasilan perbulan kurang dari
Rp 5.000.000. Kuesioner yang disebarkan
telah memenuhi uji validitas dan uji reliabilias. Dari hasil regresi di atas maka diperoleh
Data yang diperoleh juga memenuhi uji koefisien path untuk servicescape terhadap
asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji perceived service quality adalah sebesar 0,678.
heterokedastisitas dan uji linearitas. Karena Hubungan antara kedua variabel ini signifikan
data sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik karena dari tabel diatas diperoleh nilai
maka data memenuhi syarat untuk analisis signifikansi 0.000 atau kurang dari α, yaitu
regresi. Hasil dari analisis regresi akan 0,005. Hipotesis yang menguji pengaruh
menghasilkan koefisien path dan nilai thitung langsung antara servicescape terhadap
untuk pengujian hipotesis. perceived service quality dapat diterima
Persamaan jalur pada penelitian ini karena nilai thitung adalah 9,579 dimana nilai
adalah: tersebut lebih besar dari ttabel yang digunakan
dalam penelitian ini 1,98217. Berdasarkan
Z = b1X + e1 penjelasan tersebut maka dapat dikatakan
(Sebagai persamaan substruktur 1) bahwa terdapat pengaruh langsung yang
Y = b2X + b3Z + e2 siginifikan antara servicescape terhadap
(Sebagai persamaan substruktur 2) perceived service quality, sehingga H2
diterima.
Keterangan:
X : servicescape (2) Y = b2X + b3Z + e2
Z : perceived service quality
Y : revisit intention Persamaan kedua dilakukan dengan
e1 : Variabel residu atau variabel yang melakukan regresi dengan servicescape (X)
mempengaruhi Z namun tidak dan perceived service quality (Z) sebagai
dibahas dalam penelitian variabel bebas dan revisit intention (Y)
e2 : Varibel residu atau variabel yang sebagai variabel terikat. Hasil dari regresi
mempengaruhi Y namun tidak persamaan ini adalah:
dibahas dalam penelitian

Penerapan persamaan tersebut pada


penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Z = b1X + e1
Tabel 2: Hasil Analisis Jalur Pengaruh Keterangan:
Variabel X dan Z terhadap Y Y : Koefisien jalur X ke Y melalui Z
b1X : Koefisien jalur X ke Z
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients t hitung
Sig t b3Z : Koefisien jalur Z ke Y
Beta Beta

X 0,089 0,362 3,881 0,000 Maka dari rumus di atas dapat dihitung
Z 0,541 0,408 4,375 0,000 besarnya pengaruh tidak langsung
Variabel terikat = Y servicescape terhadap revisit intention melalui
R = 0,705
R Square = 0,497 perceived service quality yaitu sebesar 0,277.
Adjusted R Square = 0,488 Untuk menguji H4 yang menduga bahwa
Servicescape (X) berpengaruh tidak langsung
Dari hasil regresi di atas maka diperoleh terhadap Revisit Intention (Y) melalui
koefisien path untuk servicescape terhadap Perceived Service Quality (Z) maka dilakukan
revisit intention sebesar 0,362. Hubungan perhitungan menggunakan rumus Sobel untuk
antara kedua variabel ini signifikan karena menghitung z-value. Dengan rumus:
dari tabel diatas diperoleh nilai signifikansi
0.000 atau kurang dari α yang dipakai dalam Se12 = √
penelitian ini yaitu 0,005. Hipotesis yang
menguji pengaruh langsung antara Keterangan:
servicescape terhadap revisit intention dapat Se12 : Standard Error pengaruh tidak
diterima karena nilai thitung adalah 3,881 langsung servicescape (X) terhadap
dimana nilai tersebut lebih besar dari ttabel revisit intention (Y) melalui perceived
yang digunakan dalam penelitian ini 1,98217. service quality (Z)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat P1 : Koefisien Path pengaruh langsung
dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung servicescape (X) terhadap perceived
yang siginifikan antara servicescape terhadap service quality (Z)
revisit intention, sehingga H1 diterima. Se1 : Standard Error pengaruh langsung
Koefisien path untuk perceived service servicescape (X) terhadap perceived
quality terhadap revisit intention adalah service quality (Z)
sebesar 0,408. Hubungan antara kedua P2 : Koefisien Path pengaruh langsung
variabel ini signifikan karena dari tabel diatas perceived service quality (Z) terhadap
diperoleh nilai signifikansi 0.000 atau lebih revisit intention (Y)
kecil dari α 0,005. Hipotesis yang menguji Se2 : Standard Error pengaruh langsung
pengaruh langsung antara perceived service perceived service quality (Z) terhadap
quality terhadap revisit intention dapat revisit intention (Y)
diterima karena nilai thitung adalah 4,375
dimana nilai tersebut lebih dari ttabel yang Berdasarkan rumus Sobel di atas, maka
digunakan dalam penelitian ini 1,98217. diperoleh besarnya Standard error untuk Se12
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat sebesar 0,0842531. Setelah Standard Error
dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung untuk pengaruh tidak langsung dihitung, maka
yang siginifikan perceived service quality nilai thitung adalah:
terhadap revisit intention, sehingg H3 diterima.
Untuk mengetahui besarnya koefisien z- value = = = 3,28771
path dari pengaruh servicescape terhadap Keterangan:
revisit intention melalui perceived service P12 : Koefisien Path pengaruh pengaruh
quality, dilakukan dengan rumus: tidak langsung servicescape (X)
terhadap revisit intention (Y) melalui
Y = b1X x b3Z perceived service quality (Z)
= 0,678X x 0,408Z
= 0,277
Dengan bantuan aplikasi perhitungan menjaga kesegaran, kebersihan dan keindahan
Sobel Test oleh Preacher dan Leonardelli lingkungan hotel, menambah fasilitas baru
(Calculation for the Sobel test: An interactive yang belum ada di hotel, serta terus berinovasi
calculation tool for Mediation tests, 2010), dalam hal dekorasi hotel. Penting bagi Ubud
maka juga di dapatkan p-value sebesar Hotel & Villas untuk memperhatikan
0.0010242. Berdasarkan sobel test nilai z- perceived service quality konsumen, dengan
value sebesar 3,28771 dan p-value sebesar cara meningkatkan reliability, responsiveness,
0.001. Dari hasil tersebut dapat diketahui assurance, emphaty, dan, tangible.
bahwa z-value > daripada 1,96 dan p-value < Servicescape yang baik akan meningkatkan
dari 0,05. sehingga H4 yang menduga, bahwa perceived service quality konsumen, dan
terdapat pengaruh tidak langsung secara akhirnya dapat meningkatkan minat konsumen
signifikan dari variabel servicescape terhadap untuk mengunjungi kembali Ubud Hotel &
revisit intention melalui perceived service Villas. Ubud Hotel & Villas juga dapat
quality, diterima. menerapkan strategi pemasaran lain selain
untuk meningkatkan minat konsumen untuk
Gambar 3: Diagram Jalur berkunjung kembali antara lain, strategi harga,
program loyalitas konsumen, dan strategi
diversifikasi produk jasa. Disarankan bagi
penelitian selanjutnya untuk menambah
e1 e2 variabel lain yang mungkin dapat
mempengaruhi revisit intention selain
servicescape dan perceived service quality,
seperti harga, promosi, dan kualitas layanan.
0,362
Daftar Pustaka
X Z Y Antara. 2014. Pemkot Malang Targetkan
Jumlah Wisatawan Naik 5%, Diakses
0,678 0,408 tanggal 5 Desember
2014,<http://www.beritasatu.com/food-
travel/205682-pemkot-malang-targetkan-
0,277 jumlah-wisatawan-naik-5.html>
Galeri Foto. 2015. Diakses tanggal 10 Januari
2015. <http://www.hotelubud-
5. Kesimpulan dan Saran malang.com/?prm=galeri&title=8>.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
penelitian ini adalah servicescape mempunyai Multivarite dengan SPSS. Badan Penerbit
pengaruh langsung secara signifikan terhadap Universitas Diponegoro, Semarang.
revisit intention, servicescape mempunyai Heung, Vincent & Gu, Tianming. 2012.
pengaruh langsung secara signifikan terhadap Influence of Restaurant Atmospherics on
perceived service quality, perceived service Patron Satisfaction and Behavioral
quality mempunyai pengaruh langsung secara Intentions. International Journal of
signifikan terhadap revisit intention, Hospitality Management 31, pp 1167-1177
servicescape mempunyai pengaruh tidak Hoffman , Douglass & Bateson John. 2011.
langsung secara signifikan terhadap revisit Services Marketing Concept, Strategies, &
intention melalui perceived service quality. Cases, fourth edition. Cengage Learning,
Berkaitan dengan penelitian yang telah South Western.
dilakukan, peneliti dapat memberikan Jang Soo Cheon & Namkung Young. 2009.
beberapa saran. Ubud Hotel & Villas Perceived Quality, Emotions, and
sebaiknya terus meningkatkan servicescape Behavioral Intention: Application of an
dengan mengurangi tingkat kebisingan,
Extended Mehrabian- Russel Model
Restaurants. Journal of Business Research Lovelock, Christopher. Wirtz, Jochen &
6, pp 451-460. Mussry, Jacky. 2011. Pemasaran Jasa
Jujugan Wisatawan dan Pebisnis Hotel di Edisi 7 Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Malang Makin „Seksi‟. 2014. Diakses Lovelock, Christopher. Wirtz, Jochen &
tanggal 5 Desember 2014, Mussry, Jacky. 2011. Pemasaran Jasa
<http://halomalang.com/news/-jadi- Edisi 7 Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
jujugan-wisatawan-dan-pebisnis-hotel-di- Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen
malang-makin-seksi> Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi.
Kementrian Pariwisata. 2014. Data Salemba Empat, Jakarta.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan
Bulanan Tahun 2013 – 2014. Diakses Ekonomi. 2014. Diakses tanggal 5
tanggal 5 Desember 2014, Desember 2014.
<http://www.parekraf.go.id/image/contentt <http://www.tempo.co/read/news/2014/03/
ransaction/2545.jpg>. 06/202559869/Pariwisata-Indonesia-
Kementrian Pariwisata. 2014. Jumlah Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi>.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pemerintah Kota Malang. 2011. Fasilitas
Menurut Pintu Masuk Dan Kebangsaan Hotel. Diakses tanggal 5 Desember 2014.
Bulan Oktober 2014, Diakses tanggal 5 <http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.
Desember 2014, php?own=hotel&id=27>
<http://www.parekraf.go.id/userfiles/file/L Pemerintah Kota Malang. 2011. Fasilitas
apbul%20Wisman%20Okt14.pdf>. Hotel. Diakses tanggal 5 Desember 2014,
<http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.
Kenny, David & Baron, Reuben. 1986. The php? own=hotel&id=27>
Moderator-Mediator Variable Distinction Pemkot Malang Targetkan Jumlah Wisatawan
in Social Psychological Research: Naik 5%.2014. Diakses tanggal 5
Conceptual, Strategic, and Statistical Desember 2014.
Considerations?. Journal of Personality <http://ww.beritasatu.com/food-
and Social Psychology, Vol.51, No. 6, travel/205682-pemkot-malang-targetkan-
1173-1182. jumlah-wisatawan-naik-5.html>
Kenny, David A. 2014. Mediation. Diakses Preacher, Kristopher J. Leonardelly, Geoffrey
tanggal 8 Mei 2015. J. 2015. Calculation for the Sobel test: An
<http://davidakenny.net/cm/mediate.htm> interactive calculation tool for Mediation
Kim, Woo Gon & Moon Yu Ji. 2009. tests. Diakses tanggal 8 Mei 2015. <
Customer‟scognitive, Emotional, And http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm>
Actionable, Response To The Ryu, Kisang & Jang Soo Cheon, 2007, The
Servicescape: A Test Of The Moderating Effect of Environmental Perceptions on
Effect Of The Restaurant Type. Behavioral Intentions Through Emotions:
International Journal of Hospitality The Case of Upscale Restaurants. Journal
Management 28, pp 144-156 of Hospitality & Tourism Research, pp 31:
Kolter, Philip & Armstrong, Gary. 2012. 56.
Principles of Marketing, 14th Edition. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis jalur untuk
Pearson Education, London. riset bisnis dengan SPSS. Andi Offset,
Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2009. Yogyakarta.
Manajemen Pemasaran, edisi 13 Jilid I. Schiffman, Kanuk, & Lazar. 2008. Consumer
Erlangga, Jakarta. Behaviour 7th Edition. (Perilaku
Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2009. Konsumen). PT. Indeks, Jakarta.
Manajemen Pemasaran, edisi 13 Jilid II. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian
Erlangga, Jakarta. Untuk Bisnis Edisi 4 Buku 2. Salemba
Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1. Salemba
Empat, Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa,
Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Andy
Offset, Yogayakarta.
Ubud Hotel& Villas. 2014. Diakses tanggal 5
Desember 2014.
<http://www.tripadvisor.com/Hotel_Revie
w-g297710-d3222415-Reviews-
Ubud_Hotel_Villas-
Malang_East_Java_Java.html>
Venty, Deasy. 2012. Analisis Pengaruh
Servicescape terhadap Revisit Intention
pada Theme Restaurantdan Non-Theme
Restaurant, Studi Kasus: Nanny‟s
Pavillion dan Solaria. Skripsi. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Zeithaml, Bitner, & Gremler. 2013. Services
Marketing: Integrating Customer Focus
Across The Firm, Sixth Edition.
McGrawhill

Anda mungkin juga menyukai