LP KEPDAS Ayang
LP KEPDAS Ayang
Disusun Oleh :
Nama
NIM
2. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan, yang bersumber dari kerusakan aktual
atau potensial dari jaringan. Untuk nyeri akut, sifatnya tiba-tiba dengan slow
onset yang berlangsung kurang dari enam bulan. Sedangkan nyeri kronis,
sifatnya konstan dan berlangsung lebih dari enam bulan. Singkatnya, antara
nyeri akut dan kronis yang membedakan adalah durasinya: kurang dan lebih
dari enam bulan. (NANDA, 2018)
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
actual atau potensial. (Judith M. Wilkinson, 2022)
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut. (Long, 2015)
3. Etiologi Nyeri
Agen cedera biologis
Agen cedera biologis (misalnya infeksi, iskemia, neuplasma),
Agen cedera fisik
agen cedera fisik (misalnya: abses, amputasi, luka bakar, trauma bedah)
Agen cedera kimiawi
agen cedera kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, dan agen mustard),
agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi fetal,dan faktor pencetus
lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang tidak mnyenangkan bagi
seseorang.
7. Penanganan Nyeri
a. Farmakologi
a) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti
morfin dan kodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan
nyeri dan kegembiraan karena obat ini mengadakan ikatan dengan
reseptor opiat dan mengaktifkan penekan nyeri endogen pada
susunan saraf pusat (Tamsuri, 2017).
b) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen, dan
ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti
inflamasi dan anti piretik. Obat golongan ini menyebabkan
penurunan nyeri dengan menghambat produksi prostalglandin dari
jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer & Bare,
2020).
b. Non Farmakologi
a) Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri
(Potter & Perry, 2016).
b) Stimulasi Kutaneus Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam
bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul, cairan
injeksi, dan sebagainya. Placebo umumnya terdiri dari larutan gula,
larutan salin normal, atau air biasa (Tamsuri, 2017).
c) Teknik Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain
sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami ( Priharjo,
2020).
d) Terapi es dan panas.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan sub kutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas
mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu areadan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat
penyembuhan. Baik terapi es maupun terapi panas harus digunakan
dengan hati – hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari
cedera kulit ( Smeltzer dan Bare, 2022 )
e) Imajinasi terbimbing.
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
II. PATHWAY NYERI
Trauma jaringan,
Infeksi
Kerusakan sel
Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)
Medula spinalis
NYERI AKUT
IV. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis.
B. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan masalah kebutuhan rasa nyaman dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis, sikap protektif menurun
c. Gelisah, kesulitan tidur menurun
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis.
Intervensi :
a. Manajemen nyeri
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi
Ajarkan tehnik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Pemberian analgetik
Observasi
1) Identifikasi karakteristik nyeri
2) Monitor tanda – tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi