Show
Show
NOTA DINAS
NOMOR : PR.08.02.10.102.07.23.214
Tembusan :
1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama terkait
3. Kepala UPT Badan POM
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI REGIONALISASI LABORATORIUM BADAN POM
TRIWULAN II TAHUN 2023
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pemantauan keberhasilan tujuan sistem regionalisasi laboratorium
yang mulai diimplementasikan tahun 2022 oleh seluruh Balai Besar/Balai POM/Loka
POM, maka telah dilakukan monitoring dan evaluasi regionalisasi laboratorium BPOM
triwulan II tahun 2023. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan meliputi lima dari enam
komponen yaitu perencanaan sampling dan pengujian, produktivitas (timeline dan
turn around time), kapasitas (jenis dan jumlah pengujian spesifik), responsivitas
(waktu tunggu dan kecepatan tindak lanjut/mengatasi kendala) serta sustainabilitas
(peningkatan kompetensi spesifik).
102,20
100,69
100,33
100,31
100,27
100,25
103,5
103,1
102,8
102,6
102,1
101,8
101,7
101,3
101,1
101,1
100,6
100,6
100,6
100,5
100,2
100,1
105
99,9
99,7
99,7
101
120
98,4
98,2
100
100
100
97,2
89,6
100
80
Persen (%)
60
40
20
0
Jambi
Palu
Serang
Batam
Bandung
Banjarmasin
Mamuju
Pontianak
Pangkal Pinang
Jakarta
Semarang
Tarakan
Jayapura
Manokwari
Mataram
Denpasar
Samarinda
Makassar
Bengkulu
Manado
Ende
Palembang
Gorontalo
Yogyakarta
Padang
Ambon
Banda Aceh
Kupang
Palangkaraya
Sofifi
Kendari
Surabaya
Bandar Lampung
Medan
Pekanbaru
102,68
101,10
100,68
103,6
103,4
102,9
102,5
102,3
101,4
100,7
100,6
100,5
100,2
100,1
100,1
99,9
99,7
99,6
99,5
99,4
98,6
100
100
100
100
100
96,8
96,6
94,9
120
94
100
Persen (%)
80
60
40
20
0
Jayapura
Serang
Batam
Semarang
Jambi
Manado
Palu
Yogyakarta
Bandung
Pangkal Pinang
Pontianak
Mamuju
Makassar
Ambon
Tarakan
Banda Aceh
Gorontalo
Kupang
Ende
Palangkaraya
Surabaya
Denpasar
Bengkulu
Padang
Manokwari
Jakarta
Mataram
Banjarmasin
Kendari
Samarinda
Sofifi
Palembang
Bandar Lampung
Pekanbaru
Medan
Pemenuhan Perencanaan Sampling dan Pengujian TW 2 sudah efektif karena pemenuhannya diatas
90%.
Lamanya waktu sampling sampai selesai pengujian (turn around time) masing-
masing region sebagai berikut:
a. Region Padang 27 hari kerja
b. Region Pekanbaru 27 hari kerja
c. Region DKI Jakarta 24 hari kerja
d. Region Samarinda 27 hari kerja
e. Region Makassar 28 hari kerja
f. Region Manado 21 hari kerja
g. Region Denpasar 29 hari kerja
Waktu sampling sampai waktu pengujian paling cepat adalah 18 hari kerja di Balai
Besar POM di Bandung.
Waktu sampling dan pengujian paling lama adalah 33 hari kerja di Balai Besar POM
di Palembang. Untuk Loka POM Ende sebesar 36 hari kerja.
Data lengkap lamanya waktu sampling sampai selesai pengujian (turn around
time) masing-masing Balai Besar/BalaiPOM:
27,00
27,00
27,00
26,00
25,25
25,00
25,00
24,61
24,50
24,33
23,50
23,33
23,00
22,88
22,50
30,00
21,04
21,00
20,00
18,80
18,33
Hari Kerja (HK)
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
Samarinda
Kupang
Surabaya
Denpasar
Manokwari
Jakarta
Makassar
Mataram
Kendari
Sofifi
Padang
Palu
Gorontalo
Serang
Manado
Bengkulu
Banjarmasin
Bandar Lampung
Tarakan
Batam
Mamuju
Jambi
Bandung
Palembang
Banda Aceh
Jayapura
Pontianak
Pangkal Pinang
Yogyakarta
Semarang
Ambon
Palangkaraya
Medan
Pekanbaru
3. KAPASITAS PENGUJIAN
Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas pengujian meliputi jenis dan jumlah
pengujian spesifik yang dapat dilaksanakan.
Sebanyak 17 Balai Besar/ Balai POM telah melaksanakan seluruh pengujian
spesifik(100% dari penugasan), sedangkan 16 Balai Besar/ Balai POM lainnya
belum melakukan seluruh pengujian spesifik (tidak termasuk Balai POM Tarakan)
yaitu:
2. Bengkulu 66,7
Jakarta
3.
62,5
Bandung
4.
0
Semarang
5.
33,33
Serang
6.
25
Yogyakarta
7.
57,1
8. Palangkaraya 83,3
9.
Makassar 33,3
10.
Jayapura 33,3
11.
Kendari 42,9
12.
Manokwari 33,3
13.
Manado 36,4
14.
Ambon 50
15.
Gorontalo 62,5
16.
Palu 60
422
450
400
321
350 299 286
266 248
300
Persen (%)
250
181
200
150
100
50
0
DKI Manado Denpasar Makassar Pekanbaru Samarinda Padang
Jakarta
Region
4. RESPONSIVITAS
Penilaian terhadap Responsivitas antara lain dilakukan terhadap lamanya waktu
tunggu pada TW 2, yang merupakan gambaran waktu yang dibutuhkan mulai dari
pengiriman sampel dari Balai Penyampling hingga diterima Laboratorium Balai
Penguji. Monitoring lamanya waktu tunggu ini dipantau terhadap sampel obat.
Instrumen Alat rusak; alat indent; kapasitas alat Pengadaan alat/sharing alat; perbaikan,
penuh; perlu update software; membuat jadwal penggunaan; penyediaan
menunggu transfer alat; menunggu anggaran untuk pengadaan dan
pengadaan alat baru; tenaga penguji pemindahan; pelatihan instrumen oleh
yang belum terlatih karena alat baru vendor
Reagen(tmsk gas argon dan belum tersedia/habis/ indent/harga Pengadaan reagen, sharing reagen
Media mikro, endotoksin, mahal
inkubator khusus)
Sampel Tidak sesuai POA (waktu, jenis, Komitmen realisasi sampel sesuai POA;
jumlah); keterbatasan jumlah usulan agar PPPOMN menyesuaikan SRL
sampel; ketidaktersediaan sampel di dengan ketersediaan sampel di daerah/balai
balai tertentu untuk pemenuhan tertentu; perbaikan dalam pengemasan
SRL; sampel yang mengalami sampel yang akan dikirim; koordinasi
kerusakan dalam perjalanan; dengan petugas sampling di balai agar
ketidaksesuaian jumlah sampel yang komitmen dengan kesepakatan jumlah
direncanakan dengan yang masuk sampel yang masuk/direncanakan sesuai
dengan yang diterima di laboratorium.
Pelaporan dan SIPT Pengisian SIPT dan bit.ly belum Komitmen pengisian SIPT dan bit.ly
konsisten; Kendala pengentrian data Melengkapi kolom hasil pada bit.ly
SIPT, server terganggu, hilangnya Membuat bit.ly untuk SPU; koordinasi
data, tidak tersediany data pustaka dengan tim IT; Komitmen untuk segera
dan tidak dapat diedit, SIPT menginput data sampel baik SPU dan SPK
pengujian rujukan belum di SIPT segera setelah sampel dikirim ke
tersedia,ketidaksesuaian nama MT Balai penguji dan ada timeline penginputan
saat di print: Penginputan sampel sampel di SIPT untuk sampel regionalisasi
regionalisasi obat belum real time di
SIPT, sehingga kadang sampelnya
sudah selesai uji tapi SPK nya
belum terkirim ke Balai penguji
Hasil monitoring dan evaluasi terkait pengujian obat, pangan, obat tradisional-
suplemen kesehatan, kosmetik dan mikrobiologi), baku pembanding dan
peralatan tercantum pada Lampiran.
- Lampiran 1. Pemantauan Pengujian Obat
- Lampiran 2. Pemantauan Pengujian Pangan
- Lampiran 3. Pemantauan Pengujian Obat Tradisional-Suplemen Kesehatan
- Lampiran 4. Pemantauan Pengujian Kosmetik
- Lampiran 5. Pemantauan Pengujian Mikrobiologi
- Lampiran 6. Pemantauan Penggunaan Baku Pembanding
5. SUSTAINABILITAS
Monitoring dan evaluasi terhadap komponen sustainabilitas dilakukan berdasar
upaya peningkatan kompetensi personel utamanya terkait pengujian spesifik.
Monitoring dilakukan terhadap ketepatan perencanaan dan realisasi pelatihan
pengujian spesifik yang direncanakan oleh masing-masing BB/Balai POM.
Terdapat 6 (enam) BB/Balai POM yang pelaksanaan peningkatan kompetensi
spesifik telah mencapai 100%. Loka POM di Ende merencanakan 3 (tiga) pelatihan
spesifik, namun belum terlaksana di TW 2.
Berikut data perencanaan dan realisasi pelatihan spesifik pada TW 2 Tahun 2023.
2. PPPOMN - Pangan:
- Dengan adanya pengujian unggul pada konsep baru regionalisasi
laboratorium maka akan ada penyesuaian Standar Ruang Lingkup.
- Permasalahan seperti kerusakan instrumen dan reagen agar diatasi secara
internal.
- Bimbingan teknis pengujian spesifik yang belum terlaksana agar dikawal lebih
ketat dan berkoordinasi dengan Tim Pangan PPPOMN. Disarankan peserta
pelatihan dapat melibatkan Laboratorium Regional lainnya untuk
mempercepat tercapainya kompetensi pengujian spesifik.
4. PPPOMN - Kosmetik:
- Untuk penanganan sampel dalam jumlah terbatas sudah tercantum pada
pedoman sampling dan pengujian, yaitu parameter yang diuji sesuai prioritas
pengujian.
- Tersedia MA yang dapat digunakan untuk menganalisis sekaligus 8 pewarna.
- Sampel penggelap kulit sampai saat ini tidak ditemukan di Padang,
disarankan agar melapor ke Ditwas terkait kendala sampling. Diusulkan pada
pedoman agar sampling tidak dilakukan sampling untuk daerah tertentu.
5. PPPOMN - Mikrobiologi
- Media yang masih indent agar diatasi melalui sharing antar balai/regional.
- Untuk mengatasi kendala ketidaksesuaian Renlak dengan kesepakatan perlu
dilakukan koordinasi lebih intens.
IV. KESIMPULAN
Hasil monitoring dan evaluasi regionalisasi laboratorium TW 2 tahun 2023
memberikan gambaran bahwa Balai Besar/Balai POM secara umum telah
memberikan kinerja yang baik, hal tersebut tergambar dari pemenuhan target masing-
masing komponen tools monev. Beberapa permasalahan dan kendala telah
didiskusikan solusinya sehingga diharapkan pada TW 3 sistem regionalisasi akan
berjalan lebih baik.
Dra. Susan Gracia Arpan, Apt., MSi. Aan Risma Uli N., SSi, Apt., MSi
Lampiran 1.
Lampiran 2.
I. REGION PADANG
BBPOM Padang :
1. Pengujian Residu 2-CE belum bisa dilaksanakan karena masih belum ada tenaga
yang terlatih dan menungggu konfirmasi dari vendor alat untuk bimbingan teknis,
namun pada tanggal 5-9 Juni 2023 telah diberikan pelatihan di PPPOMN terhadap
matriks saos cabe, bubuk cabe, wijen dan es krim
2. Pengiriman sampel uji spesifik jenis pangan es krim, rusak saat tiba di balai uji
spesifik (loka tg pinang dan bpom bengkulu), perlu teknik pengemasan yang lebih
baik pada saat pengiriman dengan tidak mencampur nomor sampel yang berbeda
dalam satu kemasan sekunder.
BBPOM Medan
Pengujian sampel parameter residu obat metabolit nitrofuran ada beberapa baku
yang belum dimiliki, kesulitan dalam pengadaan. Baku-baku yang tidak tersedia
tersebut akan dibawakan baku kerja oleh narasumber PPPOMN pada saat bimtek
internal di BBPOM Medan.
BBPOM Bengkulu
Hasil Pengujian PK Asetaldehida pada kemasan PET di Balai POM Bengkulu belum
bisa mendapatkan hasil sesuai syarat keberterimaan. Akan dilakukan diskusi dan
perbaikan dengan vendor alat terkait ketidaksesuaian akibat kontaminasi yang
menyebabkan tidak diperoleh basepeak pada m/z 29 pada pengujian asetaldehid.
1
II. REGION PEKANBARU
BBPOM Pekanbaru
Pengerjaan sampel tertunda karena HPLC yang tersedia sudah lama (tua) sehingga
sering mengalami kerusakan, UPS masih kurang, grounding listrik juga belum
memadai, pengerjaan parameter uji yang menggunakan GCMS bergantian dengan
sampel pihak ketiga, sehingga pada saat mengerjakan pekerjaan rutin sampel pihak
ketiga terpaksa ditolak. Diperlukan pengajuan penambahan anggaran untuk
pengadaan HPLC, UPS dan GCMS (untuk GCMS sudah mendapatkan rekomendasi
dari PPPOMN).
BBPOM Palembang
Penggunaan alat GC/MS antri untuk pengujian EG dan DEG, sehingga perlu
dilakukan penjadwalan pengujian sampel EG/DEG pada bulan yang sama agar
pengujian dapat dilaksanakan bersamaan dan lebih efektif.
BPOM di Pangkalpinang
1. Pengemasan sampel es krim tidak dilakukan dengan baik (tidak ditambahkan ice gel
dan bubble wrap) sehingga ketika diterima sampel sudah dalam kondisi meleleh,
kemasan bocor dan tidak dapat diidentifikasi. Perlu teknis pengemasan yang lebih
baik pada saat mengirimkan sampel es krim dengan tidak mencampur sampel
dengan nomor yang berbeda pada satu kemasan sekunder.
2. Penginputan SIPT sampel regionalisasi belum dilakukan real time, sehingga
terkadang sampel sudah selesai uji namun SPK belum dikirimkan ke Balai penguji
ataupun sebaliknya. Hal ini diperlukan komitmen dalam menginput SIPT real time.
2
Reagen kit untuk pengujian gelatin pada pangan rendah DNA secara LC-MS/MS
masih indent, sehingga pengujian belum dapat dilakukan. Pengujian akan segera
dilaksanakan apabila reagen kit sudah tersedia.
BBPOM di Semarang
1. Frekuensi pemakaian ICPMS yang tinggi, sehingga lifetime detektor terlewati.
Telah dilakukan pengadaan detektor ICPMS (saat ini sedang dalam proses
pengadaan).
2. Personel lab pangan belum terbiasa menggunakan alat GC-MS dan LC-MS/MS
sehingga belum bisa bekerja secara mandiri, masih meminta bantuan personel
dari lab lain. Direncanakan akan diselenggarakan pelatihan pengujian secara LC-
MS/MS untuk menyiapkan kompetensi pengujian pangan dengan narasumber dari
PPPOMN.
BBPOM di Yogyakarta
Anggaran untuk pengadaan baku pembanding dan reagensia kurang karena
harganya sangat mahal, seperti elisa kit (histamin, chloramphenicol, metabolit
nitrofuran), IAC (aflatoksin M1, DON), pembelian baku pembanding untuk turunan
nitrofuran, residu pestisida. Sehingga masing-masing perlu menyisir persediaan dan
penambahan anggaran untuk reagen melalui revisi.
BBPOM Pontianak
Microwave rusak dan gas argon habis; saat ini sedang dilakukan perbaikan alat dan
pengadaan gas argon. Instrumen LCMSMS rusak (kompresor)
Sampel yang diterima tidak sesuai renlak (madu dan olahan udang) sehinga belum
dapat diuji karena baku dan reagensia belum tersedia dan loading sampel cukup
3
banyak. Usulan pengadaan baku pembanding dan reagensia masih dalam proses
pengadaan.
BBPOM di Palangkaraya
LCMS/MS belum dapat digunakan karena menunggu pembelian part
BPOM di Tarakan
HPLC hanya 1 unit digunakan untuk mengerjakan seluruh komoditas, kolom yang
dimiliki juga masih sangat terbatas, upgrade detektor PDA dan RF baru selesai
diinstal 22 Juni 2023, sehingga antri dalam menggunakan HPLC.
V. REGION SURABAYA
BBPOM di Surabaya
Instrumen LC-MS/MS dalam kondisi rusak (RF Lens generator danTQD MS1
generator), beaya penggantian part sebesar 250 juta, namun tidak ada anggaran.
Pemindahan LC-MS/MS dari BBPOM di Bandung membutuhkan bea sebesar 150
juta (tidak ada anggaran). Peningkatan kompetensi pengujian metabolit nitrofuran
belum dapat dilaksanakan karena alat LCMSMS rusak, menunggu anggaran
perbaikan dari roren dan pemindahan alat LCMSMS dari BBPOM di Bandung
Instrumen LC-MS/MS di BBPOM Surabaya dalam kondisi rusak sehingga jadwal
pelatihan Internal Identifikasi Metabolit Nitrofuran dalam dalam produk daging
olahan dan ikan olahan secara LC-MS/MS belum dapat dipastikan.
Nitrogen evaporator belum bisa dilakukan pengadaan karena tidak ada anggaran
belanja modal, sedangkan alat ini sangat dibutuhkan untuk preparasi sampel-sampel
pengujian residu obat hewan. Saat ini proses evaporasi dan pemekatan
menggunakan alat nitrogen evaporator lama yang hanya memiliki beberapa aliran
gas nitrogen yang berjalan normal, sehingga waktu preparasi pada jumlah sample
yang banyak akan lebih lama.
4
BBPOM di Denpasar
Telah dilakukan peningkatan kompetensi pengujian unggul Low DNA Porcine
(Gelatin) di Laboratorium Pangan BBPOM di Denpasar diikuti oleh peserta dari
laboratorium pengujian spesifik Low DNA. Pengujian sampel Low DNA Porcine
region Surabaya telah selesai dilakukan di TW 1. LCMSMS di Denpasar tidak
dipindahkan ke Laboratorium Regional karena umur alat yang sudah lebih dari 10
tahun dan sensitifitas alat tersebut tidak dapat mencapai persyaratan beberapa
parameter uji unggul. Meskipun BBPOM di Denpasar bukan sebagai Laboratorium
Regional, karena BBPOM di Denpasar memiliki instrument dan kompetensi
pengujian dengan LCMSMS, maka tetap melakukan pengujian dengan parameter uji
yang telah dimiliki kompetensinya sampai instrument tersebut sudah tidak dapat
digunakan lagi karena rusak (tidak dapat diperbaiki lagi).
Pengujian akrilamid pada kopi belum diuji krn alat rusak. Pengujian 3MCPD tidak bisa
dilakukan karena GC MS rusak, belum tersedianya baku pembanding dan reagen
BPOM di Ambon
5
- Sesuai dengan konsep baru regionalisasi laboratorium 2023, instrument
LCMSMS Balai POM di Ambon akan ditransfer ke Laboratorium Regional
Manado, berikut parameter ujinya.
BPOM di Palu
- HPLC di lab pangan mengalami kerusakan, sehingga pengujian untuk
parameter uji menggunakan instrument tsb menjadi tidak maksimal. Perbaikan
instrument akan segera dilakukan, saat ini sedang dalam proses pengadaan
part instrument.
6
Lampiran 3.
1. REGION DENPASAR
Pada BBPOM di Denpasar, parameter pengujian OTSK secara LCMS/MS belum
dikerjakan karena filamen pada dessolvation line putus dan sedang menunggu
teknisi.
BBPOM di Surabaya:
1. Terdapat antrian alat GCMS untuk pengujian sampel masuk angin dan
EG/DEG karena alat GCMS digunakan bersama dengan laboratorium
kosmetik, pangan dan obat.
2. Alat LCMS /MS rusak sehingga tidak dapat dilakukan pengujian.
BBPOM di Mataram:
1. LCMS/MS mengalami kerusakan dan masih ditunggu proses perbaikan hingga
saat ini sehingga sampel dari bulan April dengan parameter uji efedrin dan
pseudoefedrin belum dapat diuji.
2. Kondisi instrumen GCMS setelah pengerjaan parameter EG DEG
menyebabkan syringe mampet.
2. REGION JAKARTA
Pada BBPOM di Jakarta, terdapat sampel yang harus diuji EG - DEG, namun
GCMS rusak dan memerlukan penggantian spare part (interface) yang indent dan
baru datang di bulan Juni minggu ke-3. Hal tersebut diatasi dengan melakukan
pengujian di PPPOMN pada TW 1. Namun untuk sampel TW 2 pengujian
dilakukan setelah alat selesai diperbaiki.
Pada BBPOM di Serang, terdapat antrian alat GCMS untuk komoditi pangan (EG-
DEG), kosmetik (Kloroform dan Dioksan), OT (Identifikasi Tripolidin dan
Bromfeniramin). Dengan demikian dilakukan pengaturan jadwal seefisien
mungkin. Pengaturan jadwal juga dilakukan pada BBPOM di Yogyakarta karena
hanya terdapat 1 alat GCMS.
3. REGION MAKASSAR
Pada BBPOM di Makassar terdapat kerusakan motherboard pada LCMSMS. Saat
ini masih menunggu transfer alat dari Ambon dan Kendari.
Pada BPOM di Kendari, syringe injektor GCMS rusak karena pengujian EG DEG
terlalu banyak. Untuk itu dilakukan pengadaan GCMS di tahun 2024.
4. REGION MANADO
Pada BPOM di Ambon terdapat kesulitan pengadaan baku zopiclone dan
amphetamine, dan telah melakukan usulan pengadaan ke lab. baku pembanding
PPPOMN.
Pada BPOM di Gorontalo terdapat kerusakan alat GCMS dan sedang dalam tahap
menunggu jadwal perbaikan alat.
Pada BPOM di Palu, belt autoinjektor KCKT rusak dan terdapat antrian
penggunaan KCKT dengan lab. Kosmetik. Untuk perbaikan direncanakan pada
pertengahan Juni 2023.
5. REGION PADANG
Pada BBPOM di Padang terdapat kesulitan sampling sampel OT sediaan padat.
Jenis sediaan ini tidak banyak beredar di pasaran, yang banyak ditemukan
sediaan cair sedangkan sampel sediaan cair tidak diterima pihak lab. dengan
justifikasi sampel ini tidak bisa diuji PK etanol metanol karena terkendala suku
cadang/metode belum berhasil di verifikasi.
BBPOM di Medan:
1. Sempat terjadi kerusakan alat LCMSMS sampai tanggal 16 Juni 2023, namun
sudah dapat dilakukan pengujian kembali tanggal 22 Juni 2023 sehingga
sampel pengujian efedrin dan pseudoefedrin menumpuk di bulan berikutnya.
2. Sampai dengan TW 2 belum ada sampel untuk diuji spesifik turunan sildenafil.
3. Laboratorium OT di BBPOM Medan belum mempunyai Baku Pembanding
Nortadalafil dan Desmetilkarbodenafil (indent 3 bulan). Hal tersebut sudah
dilakukan permintaan dan baku sudah dipesan tinggal menunggu baku masuk
ke laboratorium.
Pada BPOM di Bengkulu, alat GC rusak dan suku cadang indent sehingga
pengujian PK Etanol Metanol terhambat. GC FID rusak dan suku cadang indent,
sehingga pengujian etanol metanol terhambat
6. REGION PEKANBARU
Pada BPOM di Jambi, GCMS mengalami kerusakan pada ion source dan filamen,
sudah diajukan pembelian suku cadangnya namun masih menunggu impor suku
cadang yang rencananya datang di pertengahan Juli.
BBPOM di Pekanbaru:
1. HPLC yang tersedia sudah lama sehingga sering mengalami kerusakan yang
mengakibatkan tertundanya pengerjaan sampel. Telah dilakukan permintaan
anggaran untuk pengadaan HPLC baru.
2. Lamanya waktu perbaikan UPS untuk alat LCMSMS karena meledak sehingga
pengujian dilaksanakan sudah dekat timeline. Untuk itu dilakukan percepatan
pelaksanaan pengujian parameter yang menggunakan LCMSMS.
3. Terdapat antrian alat GCMS (1 GCMS dipakai secara bersama oleh lab. obat,
OTSK, kosmetik dan pangan untuk pengujian dasar serta untuk pengujian
sampel pihak ketiga). Telah dilakukan permintaan anggaran untuk pengadaan
GCMS.
BBPOM di Palembang:
1. Penggunaan alat GCMS utk uji EG dan DEG bergantian/antri. Oleh karena itu
dilakukan penjadwalan pengujian sampel EG dan DEG pada bulan yang sama
untuk setiap balai, agar pengujian dpt dlaksanakan bersamaan dan lebih
efektif.
2. Terdapat alat HPLC yg rusak dan perlu perbaikan sehingga pengujian
bergantian/antri. Sebagai solusi dilakukan percepatan perbaikan alat.
3. Beberapa alat yg rusak seperti sonikasi dan vakum pump dan pH yg rusak
sehingga menggunakan alat dari lab. lain, sehingga pengujian menjadi lebih
lama. Sebagai solusi dilakukan perbaikan dan pembelian alat baru bila
memungkinkan.
4. Terdapat antrian alat GCMS (1 GCMS dipakai secara bersama oleh lab. obat,
OTSK, Kos dan pangan untuk pengujian dasar serta utk pengujian spesifik
kosmetik. Sebagai solusi dilakukan permintaan anggaran untuk pengadaan
alat GCMS.
7. REGION SAMARINDA
BPOM di Palangkaraya:
1. LCMS/MS belum dapat digunakan karena menunggu pembelian part.
2. GCMS mulai bermasalah pada bulan Maret dan memerlukan penggantian
part.
Pada BPOM di Tarakan terdapat reagen yang habis dan masih indent, sehingga
ada parameter yang belum bisa dikerjakan.
Penyusun Laporan:
I. REGION PADANG
BBPOM Padang (komoditi: OTSK, Kosmetik dan Mikrobiologi):
- Kendala SIPT, dimana beberapa sampel yang sudah selesai SPK ternyata SPP
tidak ditemukan sehingga petugas sampling harus mengulang pengentrian dan
semua proses dari awal, hal ini berakibat penguji terlambat dalam entry hasil
pengujian. Kendala ini sudah ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dan melaporkan
ke bagian Tim IT.
- Kolom Para Plot Q yang baru dibeli secara PL tidak berfungsi setelah dilakukan uji
fungsi sesuai prosedur yang tertera pada sertifikat kolom, sehingga kolom harus
dikembalikan ke penyedia, hal ini berakibat pengujian Identifikasi/PK Etanol dan
Metanol pada sediaan cair tertunda pemenuhan sampling. Kendala ini diatasi
dengan melakukan koordinasi dengan PP untuk pengembalian kolom ke penyedia
dengan melampirkan data dukung tes uji fungsi.
- Untuk Kosmetik: SIPT pengujian rujukan belum tersedia dan alat di balai spesifik
(Medan) rusak ; koordinasi kerusakan alat dengan balai spesifik masih kurang
intens. Pada pertemuan tanggal 07 Juni 2023 sudah dibahas solusi yang dilakukan
yaitu pengujian dialihkan ke BBPOM Pontianak, sehingga konsekuensinya waktu
tunggu menjadi lebih lama.
BBPOM di Medan:
- Pengujian Identifikasi Klindamisin dan Merah K3 pada TW 2 sampai dengan 16 Juni
2023 belum dapat dilakukan karena alat LC MS/MS masih dalam perbaikan, solusi
yang dilakukan adalah pengujian tersebut dialihkan ke BBPOM di Pontianak.
BBPOM di Aceh:
- Alat GC - MS rusak (Jan- Mei), penggantian sparepart baru datang pada bulan Mei
akhir. Parameter uji (Kloroform, Dioksan, Metanol) belum pernah dilakukan di Balai
, diperlukan verifikasi untuk parameter uji tersebut. Hal ini diatasi dengan dilakukan
pelatihan, setelah pelatihan akan dijadwalkan untuk verifikasi metode pada TW III-
TW IV.
BPOM di Bengkulu:
- Kendala pada SIPT dimana beberapa Metode Pustaka di SIPT tidak dapat diedit
dan database tidak update; Nama MT tidak sesuai pada hasil print SPK dari SIPT,
diatasi dengan menulis manual pustaka dan nama MT yang benar.
BPOM di Batam:
- Microwave digestion rusak dan sudah tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga destruksi
untuk pengujian logam berat harus menunggu antrian, hal ini diatasi dengan
pengadaan alat microwave digestion
BPOM di Jambi:
- Alat GC MS rusak (filament dan ion source), sudah dilakukan pemesanan suku
cadang, saat ini masih menunggu suku cadang yang dipesan dari LN.
BBPOM di Bandung:
- Syringe GCMS sering mampet sehingga mengganggu antrian penggunaan
bersama dengan lab. Lain diatasi dengan menambah jumlah syringe GCMS dengan
pengadaan.
BBPOM di Semarang:
- Kolom HPLC cepat jenuh karena frekuensi pemakaian yang tinggi diatasi dengan
menambah jumlah kolom dengan pengadaan.
BBPOM di Serang:
- Pengadaan reagensia dengan menggunakan ecatalog tidak dapat sekaligus
sehingga beberapa pengadaan reagensia terkendala diatasi dengan mengatur
kembali dengan Jadwal sampling sesuai ketersediaan reagen.
BBPOM di Yogyakarta:
- Terjadi antrian penggunaan GCMS karena hanya tersedia 1 alat, diatasi dengan
mengatur jadwal antrian seefisien mungkin.
IV. REGION SAMARINDA
BBPOM di Samarinda:
- GC-MS hanya 1, sering trouble, dipakai untuk 3 lab. sehingga antrian penggunaan
alat panjang disarankan diatasi dengan mengatur jadwal antrian seefisien
mungkin dan merencanakan pengadaan alat.
BBPOM di Pontianak:
- Beberapa penyampling masih belum memahami kategori sampel yang diuji
parameter Dioksan, contoh mengirim sampel sediaan perawatan kulit, baby cream
untuk diuji Dioksan, disarankan diatasi dengan penyampling mempelajari dan
memahami sampel yang akan disampling khususnya sampel uji dioksan.
V. REGION DENPASAR
BBPOM di Denpasar:
- Parameter Dioksan belum dikerjakan karena tutup vial headspace masih proses
pengadaan, saat ini masih menunggu pengadaan tutup vial.
BBPOM di Surabaya:
- LCMS/MS bermasalah di collision ion guide sehingga tidak dapat dilakukan
pengujian, diatasi dengan mengirim sampel dari region Manado (uji identifikasi
Klindamisin HCl) ke BBPOM Mataram, tetapi karena LC MS/MS di BBPOM
Mataram juga mengalami kendala sehingga sampel region Manado dikembalikan
ke Balai Manado. Sedangkan sampel BBPOM Surabaya untuk parameter uji
identifikasi Klindamisin dilaksanakan di BBPOM Semarang oleh penguji dari
BBPOM Surabaya.
BBPOM di Mataram:
- LCMS/MS masih mengalami kerusakan dan masih menunggu perbaikan sehingga
sampai saat ini masih tersisa 1 sampel uji spesifik dengan parameter uji identifikasi
klindamisin dari Loka POM Buleleng yang belum selesai uji , pengujian sampel uji
identifikasi klindamisin dilakukan clock off sampai alat LCMS/MS dapat
beroperasional kembali.
BBPOM di Jayapura:
- GCMS antre diatasi dengan membatasi jumlah sampel tertentu.
BPOM di Kendari:
- Syringe injektor GCMS rusak karena pengujian EG DEG terlalu banyak, solusi yang
dilakukan pengadaan GCMS di 2024, disarankan diatasi dengan pengadaan
syringe GCMS yang lebih banyak.
BPOM Ambon:
- Sampel regional ada yang masih mengalami keterlambatan dan juga kesalahan
dalam pengiriman
dari Balai asal diatasi dengan meningkatkan komitmen dan ketelitian petugas
sampling masing masing Balai/Loka.
BPOM Gorontalo:
- Kendala kerusakan alat GC-MS saat ini sedang menunggu jadwal perbaikan alat;
kendala menunggu instalasi alat LCMS/MS BBPOM Manado, saat ini alat telah
terinstal.
BPOM Sofifi:
- GC kondisi rusak, sedang menunggu teknisi untuk proses perbaikan.
Region Padang
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
Solusi
Region Pekanbaru
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
Region Jakarta
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
Region Denpasar
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
Region Manado
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
TW 3- Tw 4
Region Makassar
No Jenis Monev Balai Besar/Balai POM Hasil Pemantauan
Tanggapan PPPOMN:
pengadaannya.
Tanggapan PPPOMN:
No. Kendala Solusi
tetapi di luar kemampuan uji. Contohnya: Dicek kembali bit.ly kemampuan uji
Betahistine HCl (tidak bisa diuji karena tidak masing-masing Balai sebelum di sampling
(Tidak ada metode, ada kesalahan di PS tetapi Saat ini PPPOMN belum tersedia BP
KMEI sudah menyurati balai terkait hal tersebut, disarankan pada tahun
Tanggapan PPPOMN:
Regional.
Penggunaan Baku Pembanding dari PPPOMN di Region Medan secara rinci jumlah vial pada TW I dan
TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Regional Medan Jan Feb Mrt April Mei Juni Total
1 Medan 87 18 24 129
2 Padang 52 40 4 11 12 119
3 Aceh 121 20 141
4 Batam 141 35 176
5 Bengkulu 68 8 2 8 35 121
Total Perbulan 276 221 60 71 46 12 686
Total PerTW 557 129
Terlihat terjadi penurunan jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II dibandingkan dengan
TW I tahun 2023. Di region Medan jumlah vial BP terbanyak didistribusikan ke Balai POM di Batam
sedangkan jumlah vial BP paling sedikit didistribusikan ke Balai Besar POM di Padang. Diharapkan
pada TW III terdapat penghematan BP yang didapatkan dari PPPOMN.
Tidak ada kendala disampaikan saat monitoring dan evaluasi pada tanggal 5 Juli 2023 terkait Baku
Pembanding
Penggunaan Baku Pembanding dari PPPOMN di Region Makassar secara rinci jumlah vial pada TW I
dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Regional Makassar Jan Feb Mrt April Mei Juni Total
1 Makassar 132 21 10 163
2 Jayapura 25 2 5 32
3 Manokwari 77 1 12 90
4 Kendari 15 5 7 11 38
5 Mamuju 27 8 23 58
Total Perbulan 92 190 17 28 44 10 381
Total PerTW 299 82
Terlihat terjadi penurunan cukup signifikan jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II
sebanyak 82 vial dibandingkan dengan TW I tahun 2023 sebanyak 299 vial. Di region Makassar jumlah
vial BP terbanyak didistribusikan ke Balai Besar POM di Makassar sedangkan jumlah vial BP paling
sedikit didistribusikan ke Balai Besar POM di Jayapura.
Tanggapan PPPOMN:
Penggunaan Baku Pembanding yang didapatkan dari PPPOMN di Region Pekanbaru secara rinci
jumlah vial pada TW I dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Terlihat terjadi penurunan sangat signifikan jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II (34
vial) dibandingkan dengan TW I tahun 2023 (373 vial). Di region Pekanbaru jumlah vial BP terbanyak
didistribusikan ke Balai Besar POM di Pekanbaru sedangkan jumlah vial BP paling sedikit
didistribusikan ke Balai Besar POM di Palembang.
Tidak ada kendala disampaikan saat monitoring dan evaluasi pada tanggal 5 Juli 2023 terkait Baku
Pembanding
Penggunaan Baku Pembanding yang didapatkan dari PPPOMN di Region Samarinda secara rinci
jumlah vial pada TW I dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
V. REGION SURABAYA/DENPASAR
Tidak ada kendala disampaikan saat monitoring dan evaluasi pada tanggal 5 Juli 2023 terkait Baku
Pembanding.
Penggunaan Baku Pembanding dari PPPOMN di Region Surabaya secara rinci jumlah vial pada TW I
dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Regional Surabaya Jan Feb Mrt April Mei Juni Total
1 Surabaya 45 12 12 69
2 Denpasar 13 23 27 39 7 109
3 Mataram 58 5 34 19 116
4 Kupang 16 29 39 23 107
5 Ende 31 31
Total Perbulan 87 73 72 61 97 42 432
Total PerTW 232 200
Terlihat terjadi penurunan jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II dibandingkan dengan
TW I tahun 2023. Di region Surabaya jumlah vial BP terbanyak didistribusikan ke Balai Besar POM di
Mataram sedangkan jumlah vial BP paling sedikit didistribusikan ke Loka POM Ende.
VI. REGION MANADO
dari PPPOMN
Tanggapan PPPOMN:
Penggunaan Baku Pembanding dari PPPOMN di Region Manado secara rinci jumlah vial pada TW I
dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Regional Manado Jan Feb Mrt April Mei Juni Total
1 Manado 82 78 14 6 57 237
2 Gorontalo 4 110 2 116
3 Palu 51 2 3 4 60
4 Sofifi 12 15 27
5 Ambon 68 16 84
Total Perbulan 86 268 65 23 60 22 524
Total PerTW 419 105
Terlihat terjadi penurunan jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II (419 vial) dibandingkan
dengan TW I tahun 2023 (105 vial). Di region Manado jumlah vial BP terbanyak didistribusikan ke
Balai Besar POM di Manado sedangkan jumlah vial BP paling sedikit didistribusikan ke Balai POM
Sofifi.
VII. REGION SEMARANG / DKI JAKARTA
pembanding yang sesuai tidak tersedia penyedia, namun tidak diperoleh krn baku
Tanggapan PPPOMN:
berikutnya.
Penggunaan Baku Pembanding dari PPPOMN di Region Semarang secara rinci jumlah vial pada TW I
dan TW II tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Regional Semarang Jan Feb Mrt April Mei Juni Total
1 Semarang 21 15 28 18 6 88
2 Jakarta 252 22 274
3 Bandung 4 215 6 2 11 238
4 Yogyakarta 201 18 9 228
5 Serang 111 12 123
Total Perbulan 136 683 52 30 39 11 951
Total PerTW 871 80
Terlihat terjadi penurunan sangat jumlah BP yang dipesan dari PPPOMN pada TW II (80vial)
dibandingkan dengan TW I tahun 2023 (871 vial). Di region Semarang jumlah vial BP terbanyak
didistribusikan ke Balai Besar POM di Jakarta sedangkan jumlah vial BP paling sedikit didistribusikan
ke Balai Besar POM di Semarang.
VIII. Pengaturan pelaksanaan pengujian unggul pangan pada persiapan penerapan regionalisasi
I. REGION PADANG
No BB/BPOM Kendala
1. Padang Masalah
- Kerusakan alat destilasi untuk uji sulfit pada TW 1 baru diperbaiki pada
08 Juni 2023, sehinggga penyelesaian sampel tertunda sampai TW 2
- Kolom pewarna simultan tidak bisa digunakan karena over capacity,
sehingga pengujian dilakukan menggunakan MA tunggal, sedangkan
pengadaan suku cadang belum terealisasi
Solusi
Sudah diperbaiki pada tanggal 08 Juni 2023
Tanggapan PPPOMN
Agar alat yang sudah diperbaiki dapat segera dioptimalkan
penggunaannya.
Suku cadang untuk pengadaan kolom pewarna simultan agar segera
dilakukan realisasi
2. Batam Masalah
- Terjadi antrian alat terutama untuk Auto Developing Chamber (ADC)
dan Microwave Digestion
- Microwave digestion rusak dan sudah tidak bisa diperbaiki lagi,
sehingga destruksi untuk pengujian logam berat harus menunggu
antrian
- AAS di pangan rusak dan belum bisa diperbaiki tahun ini karena
keterbatasan anggaran pemeliharaan
Tanggapan PPPOMN
Agar dapat dilakukan penjadwalan penggunaan peralatan sehingga
masalah antrian dapat teratasi.
Microwave digestion yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi, agar dapat
dilakukan penghapusan dan pengajuan rekomendasi untuk pengadaan
alat yang baru.
Apabila memungkinkan dilakukan optimalisasi anggaran untuk
penambahan anggaran pemeliharaan AAS
3. Medan Masalah
Sempat terjadi kerusakan alat LCMSMS sampai tanggal 16 Juni 2023
namun sudah dapat dilakukan pengujian kembali tanggal 22 Juni 2023
sehingga sampel menumpuk di bulan berikutnya
Tanggapan PPPOMN
Agar dapat dilakukan pengujian berdasarkan sampel masuk dan prioritas
pengujian
5. Bengkulu Masalah
Alat GC FID rusak dan suku cadang indent sehingga pengujian PK Etanol
Metanol terhambat
Tanggapan PPPOMN
Lakukan pengadaan segera agar waktu indent dapat lebih cepat.
II. REGION PEKANBARU
No BB/BPOM Kendala
1. Pekanbaru Masalah
- Kondisi HPLC sudah banyak yang usang sehingga sering
mengalami kerusakan
- UPS masih kurang, grounding listrik juga belum memadai,
- Pengerjaan Parameter Uji yang menggunakan GCMS bergantian
dengan sampel pihak ketiga, sehingga banyak yang harus ditolak.
(Solusi perlu penambahan GCMS, telah mendapatkan rekomendasi
dari PPPOMN untuk pengadaan TA 2024)
- Masih ada Kolom untuk pengujian sefuroxim for injeksi yang masih
indent ( Clock OFF)
Tanggapan PPPOMN
DIlakukan perbaikan grounding listrik. GCMS sudah dapat rekomendasi
untuk pengadaan 2024.
2. Jambi Masalah
- ATS dan ADC rusak tanggal 6 maret, selesai diperbaiki 15 Juni
2023
- ATS mengalami kerusakan magnetic unlock tgl 9 mei, selesai
diperbaiki tgl 15 juni.hplc dg detektor PDA hanya 1, dg kondisi bocor
pada flow cell, shg UKS sulit stabil
- Antri Penggunaan AAS dan microwave , Graphitube Cuvvete ELC
tersisa 2 buah untuk pengujian logam tertentu, loading sampel
meningkat, UPS untuk instrumen KCKT rusak sehingga 1 KCKT
tidak dapat beroperasi
- GCMS mengalami kerusakan pada ion source dan filamen, sudah
diajukan pembelian suku cadangnya namun masih menunggu
impor suku cadang yang rencananya datang di pertengahan Juli
Tanggapan PPPOMN
Kerusakan UPS apakah benar dapat mengganggu operasional
KCKT,agar dipastikan kembali.
No BB/BPOM Kendala
1. Yogyakarta - Ultrasonik dan shaker yang ada di laboratorium untuk
membantu preparasi sampel dalam keadaan rusak.
- Terjadi antrian penggunaan GCMS karena hanya tersedia
1 alat
Tanggapan PPPOMN
Tahun 2024, PPPOMN sudah menyetujui rekomendasi atas
pengadaan detektor dan autosampler GCMS sehingga
mengatasi masalah antrian pengujian
No BB/BPOM Kendala
1. Samarinda GC-MS cuma 1, sering trouble, dipakai untuk 3 lab sehingga
antrian penggunaan alat panjang
AAS rusak
Tanggapan PPPOMN
Dapat diajukan kembali untuk perencanaan pengadaan GCMS
untuk tahun anggaran 2025
2. Pontianak Microwave rusak dan gas argon habis; saat ini sedang
dilakukan perbaikan alat dan pengadaan gas argon
Kompresor LCMS-MS rusak, Syringe HSS bermasalah
Tanggapan PPPOMN
Agar segera dilakukan perbaikan terhadap peralatan
laboratorium yang rusak
3. Palangkaraya LCMS/MS belum dapat digunakan karena menunggu
pembelian part
GCMS mulai bermasalah pada bulan Maret dan memerlukan
penggantian part
Tanggapan PPPOMN
Agar segera dilakukan pengadaan spare part terhadap
peralatan laboratorium yang rusak
4. Tarakan HPLC 1 unit digunakan untuk mengerjakan seluruh komoditas,
kolom yang dimiliki juga masih sangat terbatas, upgrade
detektor PDA dan RF baru selesai diinstal 22 Juni 2023,
sehingga antri dalam menggunakan HPLC.
Tanggapan PPPOMN
Persetujuan terhadap pengajuan rekomendasi alat terkendala
oleh ketersediaan tempat dan sarana prasarana laboratorium.
Agar dapat berkoordinasi dengan Rorenkeu dan Biro umum
untuk peningkatan sarana prasarana gedung
5. Banjarmasin Tdk ada kendala
V. REGION DENPASAR
No BB/BPOM Kendala
1. Denpasar Masalah :
- LC MS/MS yg ada hanya 1 unit dan dipakai bersama
dengan Lab. Kostrad, saat ini alat rusak dan suku
cadang belum dipasang masih menunggu teknisi untuk
datang.
- Pengujian 3 MCPD tidak bisa dilakukan karena GC MS
rusak
- Parameter LCMS/MS belum dikerjakan karena filamen
pada Dessolvation Line putus di instrumen LC MSMS
- Parameter Dioksan belum dikerjakan karena tutup vial
headspace masih proses pengadaan
- Sampel Pangan DNA Rendah belum bisa diuji karena
reagen belum tersedia (masih proses pengadaan 2023)
Solusi :
- Menunggu teknisi
- Menunggu teknisi & pengadaan
Tanggapan PPPOMN :
Pada saat perbaikan alat agar dapat menugaskan personil
untuk mengikuti proses perbaikan, dan jika memungkinkan
sekaligus diselenggarakan pelatihan pemeliharaan peralatan
2. Surabaya Masalah :
- Lab Obat mengalami overload sampel
- - Instrumen LC-MS/MS dalam kondisi rusak(RF Lens
generator danTQD MS1 generator), bea penggantian
part sebesar 250 juta, namun tidak ada anggaran.
- - Pemindahan LC-MS/MS dari BBPOM di Bandung
membutuhkan bea sebesar 150 juta (tidak ada
anggaran).
- - Instrumen LC-MS/MS di BBPOM Surabaya dalam
kondisi rusak sehingga jadwal pelatihan Internal
Identifikasi Metabolit Nitrofuran dalam dalam produk
daging olahan dan ikan olahan secara LC-MS/MS belum
dapat dipastikan
- - Print SPU dari balai Pengirim sampel regional tidak
dalam 1 lembar sehingga menyulitkan balai penerima
untuk mencocokkan identitas/informasi sampel
- - Ada sampel AMDK yang diterima dalam kondisi
rusak/bocor. Mohon diperbaiki teknis pengemasan
sampel
3. Mataram Masalah :
- Kondisi instrumen GCMS setelah pengerjaan parameter
EG DEG menyebabkan syringe mampet
- LCMSMS rusak
Solusi :
1. Sampel dengan parameter uji efedrin dan pseudoefedrin
dilakukan clock off hingga alat selesai diperbaiki
2. Membilas syringe dengan DCM dan metanol sebelum dan
sesudah injek sampel ; membilas syringe serta mengganti glass
wool tiap sebelum dan setelah pengujian EG DEG (solusi
sementara karena tidak memiliki banyak cadangan liner)
sampel uji identifikasi klindamisin dilakukan clock off sampai
alat LCMS/MS dapat beroprasional kembali
Tanggapan PPPOMN :
Tahun 2024, PPPOMN sudah menyetujui rekomendasi atas
pengadaan GCMS
VI. REGION MAKASSAR
No BB/BPOM Kendala
1. Makassar Masalah :
LCMSMS motherboard rusak
Solusi :
Menunggu transfer dari Ambon dan Kendari
Tanggapan PPPOMN :
Agar dapat dikoordinasikan terlebih dengan region terdekat
untuk pengujian dengan LCMSMS
2. Jayapura Masalah :
- Kolom HPLC cepat rusak karena Fase Gerak banyak
THF
- GCMS antre
Solusi :
Membatasi jumlah sampel tertentu
Tanggapan PPPOMN :
Membuat jadwal untuk penggunaan GCMS agar dapat
digunakan secara maksimal
3. Kendari Masalah :
Syringe injektor GCMS rusak karena pengujian EG DEG terlalu
banyak
Solusi :
Pengadaan GCMS di 2024
Tanggapan PPPOMN :
Agar dapat memanggil teknisi untuk perbaikan atau pergantian
syringe injector, sekaligus meminta pelatihan untuk
pemeliharaan sparepart GCMS.
Penyusun Laporan:
1. Henry Handoyo, S.Si, M.Si
2. Tashdiq Anwarulloh, S.Farm., Apt