P2 Lapres
P2 Lapres
PRAKTIKUM AKUSTIK
PROGRAM STUDI S-1TEKNIK FISIKA ITS
TAHUN AJARAN 2022/2023
DISUSUN OLEH
ASISTEN PRAKTIKUM
LABORATORIUM VIBRASTIC
DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
PRAKTIKUM – 2
SOUND LEVEL METER
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akustik merupakan ilmu yang berhubungan dengan produksi, kontrol, transmisi, penerimaan, dan
efek bunyi. Akustik banyak disalah artikan oleh masyarakat bersifat musikal dan arsitektur.
Meskipun dalam penerapannya akustik mencakup studi mengenai instrumen musik dan arsitektur
(akustik ruang). Akustik mencakup banyak hal, mulai dari kebisingan, komunikasi, bahkan industri
manufaktur juga memperhatikan aspek akustik. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 48 tahun 1996, kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan [1]. Tingkat kebisingan yang merupakan ukuran energi bunyi diukur
menggunakan alat Sound level meter yang dinyatakan dalam satuan desibel(dB) [2].
Kalibrasi merupakan salah satu bagian komponen penting dalam pengukuran untuk mencapai
ketelusuran pengukuran. Kalibrasi dapat berupa rangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai yang telah diketahui yang berkaitan
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu [3]. Perbedaan atau penyimpangan antara harga benar
dengan yang ditunjukkan oleh alat ukur dapat diketahui melalui kalibrasi [4]. Oleh karena itu, sangat
penting bagi kita sebagai mahasiswa teknik fisika untuk mengetahui dan menguasai kemampuan di
bidang akustik sehingga lulusan teknik fisika dapat mengimplementasikan ilmu akustik terutama
pada kalibrasi dan pengukuran menggunakan alat ukur akustik.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam praktikum Sound Level Meter kali ini, dimiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menggunakan instrumen pengukur bunyi seperti Sound Level Meter (SLM)?
2. Bagaimana cara mengetahui nilai uncertainty dan error dari Sound level meter pada
Smartphone?
1.3 Tujuan
Dalam praktikum Sound Level Meter kali ini, dimiliki tujuan sebagai berikut:
1. Praktikan dapat memahami pengukuran akustik menggunakan Sound Level Meter.
2. Praktikan dapat mengetahui nilai uncertainty dan error dari Sound level meter pada
Smartphone
BAB 2
PROSEDUR PERCOBAAN
2. Nilai error sound level meter dihitung dengan nilai true value yang ditunjukkan oleh
kalibrator pistonphone dibandingkan dengan hasil pembacaan pada sound level meter.
3. Pengukuran Background Noise dilakukan sesuai dengan metode pengukuran Background
Noise pada IIIC. Pengukuran background noise ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
tekanan bunyi yang perlu dibangkitkan yaitu minimal 10 dB dari besarnya background
noise. Pengaturan 10 dB ini apabila terdapat pantulan, tidak membuat interferensi yang
konstruktif sehingga memperkuat tingkat tekanan bunyi yang terbaca pada sound level
meter.
4. Alat dirangkai seperti gambar berikut
- Tinggi Dodecahedron 1,2 meter
- Tinggi sound level meter 1,2 meter
- Tinggi sound level meter smartphone 1,2 meter. Untuk penentuan tinggi ini sesuai
dengan tinggi rata rata telinga manusia yaitu 1,2 meter.
- Pengukuran dilakukan pada medan free field. Medan free field ini dipilih karena
memenuhi hukum inverse square law dan karakteristik suara yang diterima sound level
meter pada medan tersebut sudah seragam, sehingga penurunan dB setiap pertambahan
jarak tidak signifikan. Untuk setup alat sebagai berikut.
5. Setting pada Sound level meter dipilih dBA mode fast, pengambilan data diatur selama 1
menit. Untuk sampling rate dari sound level meter dan sound level meter pada smartphone
yaitu 10 Hz. Atau dalam 1 detiknya dihasilkan 10 data. Sehingga, kebutuhan data yang
dibutuhkan yaitu 377 data(37,7 detik). Sedangkan dBA ini dipilih berdasarkan pada jenis
tingkat tekanan bunyi yang dapat didengar manusia. Kemudian pemilihan mode fast karena
sumber yang diterima adalah continue.
6. Aplikasi Sound Analyzer App yang sudah terinstall pada Smartphone dibuka.
7. Menu “Calibration” diklik pada aplikasi seperti gambar berikut.
8. Kemudian ditekan tombol berbentuk segitiga pada kiri bawah ketika mode tone dibangkitkan
pada dodecahedron bersamaan dengan pembacaan tingkat tekanan bunyi yang terukur pada
sound level meter. Lalu pada Smartphone muncul gambar seperti berikut.
9. Nilai tingkat tekanan bunti diatur sesuai dengan hasil pembacaan dari Sound Level Meter.
Tampilan pada Smartphone sebagai berikut.
10. Kemudian klik menu “SLM” untuk melanjutkan pengukuran, pastikan kondisi Sound level
meter pada Smartphone tidak membaca data tingkat tekanan bunyi. Seperti pada gambar
berikut.
Gambar 2. 7 Tampilan Awal SLM pada Smartphone
11. Klik tombol segitiga pada kiri bawah secara bersamaan dengan record Sound Level Meter
ketika tone dibangkitkan pada dodecahedron.
3.2 Pembahasan
Praktikum dengan judul Sound Level Meter (SLM) telah dilakukan pada hari Senin, tanggal 6
Maret 2022 dengan bertujuan untuk dapat memahami pengukuran akustik menggunakan Sound
Level Meter serta dapat mengetahui nilai uncertainty atau ketidakpastian dan error dari Sound Level
Meter pada Smartphone. Dimana jenis SLM yang digunakan adalah Ono Sokki LA-7000 dan jenis
Smartphone yang digunakan berjumlah 2, yaitu Samsung A71 (Smartphone 1) dan Oppo Reno 8 4G
(Smartphone 2). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan SLM sebagai true value dan kedua
Smartphone yang telah terpasang Aplikasi Sound Analyzer dapat dikalibrasi. Mengacu dari IEC
60942 pada ISO 1996-2:2017 bahwa saat memulai dan mengakhiri pengukuran terhadap TTB harus
dilakukan pengecekan pada satu atau beberapa frekuensi melalui sound calibrator, dengan
persyaratan sesuai dengan class 1 atau class 2, pada praktikum setingkat dengan laboratorium maka
dilakukan sesuai dengan class 1. Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan
performa dari SLM/smartphone dengan baik. Akhirnya, didapatkan perolehan data yang telah
ditampilkan pada analisa data di atas.
Data-data yang diperoleh antara lain adalah data TTB yang terukur pada Smartphone 1&2 dengan
berbagai jenis Level TTB-nya dan data TTB yang telah diukur pada SLM. Data-data tersebut diolah
dan menghasilkan data perhitungan akurasi dari aplikasi Sound Analyzer pada kedua smartphone
dan perhitungan ketidakpastian data pada kedua smartphone. Untuk mendapatkan kedua jenis data
tersebut, dilakukan kalibrasi pada kedua smartphone dengan jarak sekitar 20 cm dengan posisi SLM
di tengah pada ketinggian 1,2 m, hal tersebut disesuaikan dengan rata-rata ketinggian telinga
manusia. Kemudian dibangkitkan suara dari speaker dodecahedron dengan frekuensi sebesar 1000
Hz selama 1 menit. Pada SLM dilakukan perekaman, dan pada kedua smartphone dilakukan
pengkalibrasian pada aplikasi tersebut dengan ketentuan menggunakan dB pada pembobotan-A
dalam mode fast (LAF). Kemudian untuk sampling rate dari SLM dan SLM smartphone yaitu sebesar
10 Hz, sehinga dalam 1 detiknya dihasilkan sebanyak 10 data. Selain itu, diperlukan data sebanyak
377 (37,7 detik) sesuai dengan perhitungan statistika dengan mempertimbangkan batas error sebesar
5%, tingkat kepercayaan 95%, tingkat populasi 2000, dan distribusi respon sebesar 50% (distribusi
normal). Kemudian, pemilihan mode fast dikarenakan sumber bunyi yang diterima bersifat kontinyu
dan perubahannya naik/turun secara cepat.
Kalibrasi kedua smartphone tersebut menghasilkan tingkat keakuratan yang berbeda sehingga
akan berpengaruh pada nilai ketidakpastiannya. Tingkat keakuratan diperoleh dengan menggunakan
rumus measured value dikurangi true value kemudian dibagi dengan true value dikali 100 %,
sehingga tingkat akurasinya adalah hasil pengurangan antara 100 dengan hasil error-nya dalam
persen. Perhitungan kedua adalah perhitungan mengenai tingkat ketidakpastian, hal tersebut
dihitung dengan menggunakan komponen-komponen perhitungan secara statistika seperti standard
deviasi, banyak data, jumlah data yang belum dan sesudah dikuadratkan, nilai rata-rata, nilai a dan
b. Nilai b dapat dihitung dari pembagian antara pengurangan dari jumlah baris pertama dikali jumlah
baris terakhir (lampiran, deret data paling kanan) dikurangi hasil perkalian antara jumlah baris
pertama dikali baris ketiga, dengan jumlah data dikali jumlah baris ketiga dikurangi jumlah baris
pertama kuadrat. Nilai a didapat dari rata-rata dari jumlah data baris kedua dikurangi nilai b dan
dibagai jumlah percobaan. Sehingga didapatkan nilai error ketidakpastian sebesar 0,66%. Pada
smartphone kedua dengan cara yang sama menghasilkan error ketidakpastian sebesar 0,87%.
Error dan ketidakpastian dihasilkan oleh beberapa faktor, antara lain human error, alat, dan
lingkungan. Human error antara lain menekan tombol record secara tidak bersamaan dan
kemungkinan posisi badan saat merekam salah. Selanjutnya untuk alat antara lain, kualitas mikrofon
dari smartphone yang terbatas dan berbeda beda, dimungkinkan terjadi error pada kalibrasi SLM.
Terakhir adalah error dikarenakan lingkungan, antara lain dikarenakan background noise seperti
suara pesawat/mobil yang melintas dan suara manusia. Apabila dibandingkan dengan P1 maka
ketidakakuratan dan ketidakpastian dikarenakan faktor-faktor di atas sangat memengaruhi hasil
daripada penentuan medan bunyi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum Sound Field kali ini, data dianalisis dan dibahas, maka dapat
kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sound Level Meter merupakan alat akustik yang digunakan untuk mengukur Tingkat Tekanan
Bunyi (TTB) pada suatu class.
2. Praktikan dapat mengetahui nilai uncertainty dan error dari Sound level meter pada Smartphone.
Nilai ketidakpastian dan error dari SLM pada smartphone diakibatkan adanya beberapa faktor,
antara lain, human error, alat, dan lingkungan.
4.2 Saran
Saran yang bisa saya berikan sebagai praktikan untuk praktikum Sound Field kali ini, yaitu:
1. Proses kalibrasi SLM ditunjukkan
2. Masih terdapat salah pengetikan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Menteri Lingkungan Hidup. (1996). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup [Nomor 48].
Menteri Lingkungan Hidup.
[2] Purwaka, P. B., Taufik, M., Lahtiani, S., & Jamaludin. (2022, Mei 1). Uji Banding
Laboratorium Kalibrasi: Kalibrasi Sound level meter dengan Artefak Rion NL-10A.
ECOLAB, 16(1), 13-22.
[3] BSN. (2017). SNI ISO/IEC 17025:2017. BSN.
[4] Adams, M. S., & McManus, F. (1994). Noise and noise law: A practical approach. Willey
Chancery Law.
Lampiran
Lampiran 1 Hasil Kalibrasi Smartphone 1
Hasil Kalibrasi