1 LATAR BELAKANG
Kebisingan adalah faktor beban lingkungan kedua terbesar setelah polusi udara.
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau dapat dianggap sebagai
suara pada tempat dan waktu tidak sesuai. Tingkat “kebisingan” tersebut sering sebagai
suatu masalah psikologi, karena efek suara dapat berkisar dari gangguan medium sampai
merusak alat pendengaran secara permanen, dan diklasifikasi berbeda oleh orang yang
berbeda pula. (Machdar,2018)
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengoperasian alat pengukur kebisingan .
2. Mengetahui tingkat kebisingan di lingkungan kampus UNU NTB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
1. Alat Tulis.
2. Kertas.
3. Sound Level Meter.
4. Stopwatch.
1. Mengaktifkan alat Sound Level Meter (SLM) dengan menekan tombol power, lalu
tunggu hingga angka pada monitor menjadi stabil.
2. Menekan tombol slow untuk jenis kebisingan terputus-putus.
3. Pada tombol A/C, memilih tombol A sebagai tanda bahwa yang akan diukur
merupakan intensitas kebisingan yang sampai ke individu.
4. Memosisikan alat sejajar dengan telinga.
5. Pembacaan dilakukan setiap 3 detik sekali selama ± 15 menit. Pengukuran waktu
dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
6. Mencatat setiap hasil pembacaan pada tabel yang tersedia.
BAB IV
PEMBAHASAN
81,6 96,9 94,6 95,3 88,4 91,4 86,4 73,6 82,4 90,8
78,4 82,8 87,4 75,3 90,1 90,3 72,8 91,6 70,3 80,6
81,4 89,4 93,8 90,5 86,4 94,1 88,8 89,6 77,5 89,3
86,4 80,5 99,6 86,9 87,2 91,4 89,3 89,3 85,4 83,5
88,2 89,9 96,9 86,5 96,1 92,9 89,9 86,5 87,8 89,8
79,6 86,2 83,2 90,3 88,8 85,2 83,5 84,1 86,5 88,6
88,9 81,5 81,6 82,7 91,2 81,2 83,1 86,1 85,1 88,4
92,2 76,2 75,1 86,8 92,6 87,4 81,7 94,9 87,8 86,5
84,5 88,8 87,4 83,4 82,4 85,2 83,3 81,6 92,7 83,2
88,5 84,5 87,1 83,6 78,1 91,7 81,6 84,5 81,8 53,2
98,5 77,2 78,4 88,2 91,3 88,6 83,5 83,5 86,1 86,7
85,2 88,2 92,1 86,7 81,5 78,8 79,5 88,2 89,4 98,3
86,3 77,5 87,2 91,3 89,6 88,1 89,2 77,2 77,7 86,6
88,5 86,2 88,2 83,8 79,2 92,3 86,1 85,4 87,8 98,8
86,2 89,6 90,1 91,5 88,3 82,8 75,2 78,9 91,4 91,3
89,9 88,1 82,8 84,3 88,3 86,5 75,5 89,6 80,1 90,2
91,3 88,7 87,5 86,9 89,4 78,6 86,1 89,8 88,2 115
76,9 96,7 84,7 89,7 83,4 84,4 90,3 92,1 83,4 91,5
88,1 87,6 84,3 92,5 83,4 83,1 81,6 75,9 85,9 87,3
78,6 94,6 84,1 88,9 89,8 99,2 84,2 88,8 88,9 82,2
87,3 84,1 79,1 79,2 99,1 87,9 90,7 84,4 85,8 84,5
79,5 89,1 84,2 83,2 80,7 79,9 82,2 83,9 82,8 91,5
4.3 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, praktikan mengukur tingkat kebisingan yang berada di
Kampus Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama dengan menggunakan alat Sound
Level Meter (SLM) dimana alat ini biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 15
menit untuk tiap pengukuran dan pembacaannya dilakukan setiap 3 detik. Lokasi titik
sampling berada di depan gerbang Kampus Pendidikan. Setiap praktikan mengukur
selama 15 menit, praktikan melakukan sampling ketika Sound Level Meter dinyalakan
yaitu dari pukul 14.30 s.d. pukul 14.45 WIB.
Kondisi saat praktikan melakukan sampling di Kampus Pendidikan Universitas
Nahdlatul Ulama lalu lalang mahasiswa berbincang dan berjalan. Selain itu, karena titik
sampling berada di pinggir jalan raya dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.
Tingkat kebisingan terendah yaitu sebesar 53 dB(A), tingkat kebisingan tertinggi
yaitu sebesar 115 dB(A), dan rata-ratanya sebesar 86,6 dB (A) . Dari baku mutu udara
ambien yang diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan yang berada di Kampus
Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama telah melebihi baku mutu. Ini menandakan
bahwa tingkat kebisingan di lokasi ini sudah tergolong tidak baik dan dapat
mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa: