BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Kemajuan Industri di Indonesia sekarang ini berkembang sangat pesat, hal ini
dibuktikan dengan adanya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia.
Perkembangan tersebut memberikan banyak dampak baik itu dampak positif atau
dampak negatif. Dampak tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor fisik
misalnya kebisingan, getaran, iklim kerja, penerangan dengan adanya sinar ultraviolet.
Sinar matahari mempunyai peran yang besar terhadap kelangsungan hidup semua
makhluk. Tanpa sinar matahari, tak akan ada kehidupan di bumi. Proses fotosintesis
pada tumbuhan hijau merupakan satu bukti betapa sinar matahari tak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Begitu pun proses sintesis vitamin D pada tubuh manusia, makin
memperkokoh peran itu. Matahari menghasilkan sinar yang dibedakan warnanya
dalam spektrum sinar tampak dan sinar tidak tampak. Salah satu sinar tidak tampak
adalah sinar ultraviolet yang berada pada spektrum warna violet.
Sinar ultraviolet adalah salah satu faktor fisika yang dapat membahayakan dan
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Sinar ultraviolet adalah radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang 180-400 nanometer. Sumber dari sinar
UV ini berasal dari lampu pijar, sinar matahari, pengelasan, dan pekerjaan laser. Sinar
tak tampak lainnya adalah Sinar-X, Sinar Gamma dan Sinar Kosmik, yang memiliki
panjang gelombang lebih pendek dari pada Sinar Ultraviolet dan bila tidak dikontrol
sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sinar Infra merah
(infra red ray - IR) juga merupakan sinar tidak tampak yang berada pada spektrum
warna merah, mendekati spectrum sinar tampak. Dapat dikatakan bahwa 80% cahaya
matahari adalah sinar inframerah karena lebarnya jangkauan gelombang sinar ini (4-
1000 micron).
Sinar ultraviolet dihasilkan oleh pengelasan suhu tinggi, benda-benda pijar
suhu tinggi, lampu-lampu pijar, dan lain-lain. Sinar matahari mengandung pula sinar-
sinar ultraviolet. Pada mata, sinar tersebut dapat mengakibatkan konjuntivitis
fotoelektrika, seperti misalnya terjadi pada bintang film yang disinari lampu-lampu
dengan pancaran sinar-sinar ultraviolet, atau pada ahli-ahli laboran yang berada di
tempat sterilisasi dengan sinar demikian. Pencegahan didasarkan atas menghindari
kemungkinan mata dikenai oleh sinar ultraviolet atau kaca mata yang tidak tembus
sinar. Sinar UV yang dipancarkan matahari terdiri dari berbagai jenis dengan beragam
panjang gelombang. Ultraviolet vakum merupakan sinar UV dengan panjang
gelombang terpendek, yakni kurang dari 200 nm. Sedangkan sinar UV dengan panjang
gelombang terpanjang adalah sinar kasat mata yang mencapai panjang gelombang
400-700 nm.
Untuk itu harus ada penanganan khusus untuk menanganinya supaya sinar
ultraviolet ini aman bila digunakan untuk bekerja sehingga para pekerja yang bekerja
menggunakan sinar ultraviolet ini tidak merasakan dampak negatif dari adanya radiasi
sinar ultraviolet dan terbebas dari penyakit akaibat kerja yang disebabkan adanya
radiasi dari sinar ultraviolet.
ii. Perundang-undangan
i. Tujuan
i. Manfaat
BAB II
HASIL
Keterangan :
j. Sensor Input Socket
k. RS-232-Output
l. Baterry Compartment
a. Layar
b. Tombol Power ON/OFF
c. Tombol Data Hold
d. Memory Record Button
e. Memory Recall Button
f. Zero Button
g. Range Switch
h. UV Sensor
4
i. Sensor Plug
1. Cara Kerja
a. Menekan tombol “Power Off/On”.
b. Memilih maksimum range menggunakan “Range Switch”
Jika layar menunjukkan “_ _ _”, ini menandakan nilai pengukuran melebihi range
yang telah dipilih, maka memilih range yang lebih tinggi.
c. Prosedur Zero Adjust
Menempatkan “Range Switch” pada “199,9 µ W/cm2”.
1. Tutup UV sensor dengan telapak tangan, sampai tidak ada lagi sinar UV yang
ditangkap.
2. Menekan tombol Nol (Zerro Button), maka layar akan menunjukkan nilai Nol.
d. Meletakkan UV sensor langsung dibawah sumber cahaya, maka layar akan
menunjukkan nilai pengukuran.
e. DATA HOLD
1. Waktu mengukur menekan tombol “Data Hold’, maka layar akan menunjukkan
nilai pengukuran. Dan layar akan menampilkan “D.H” simbol.
2. Untuk menghentkan fungsi data hold, menekan tombol Data Hold sekali lagi.
f. DATA RECORD (Pembacaan nilai maksimum dan minimum).
1. Fungsi DATA RECORD akan menunjukkan nilai maksimum dan minimum
sinar UV yang pernah terukur. Untuk memulainya menekan tombol “RECORD”
sekali. Simbol “REC” akan muncul pada display LCD.
2. Dengan adanya simbol “REC” pada layar :
i. Menekan “Recall Button” sekali, maka simbol “Max” dengan nilai
maksimum yang pernah terukur akan muncul dilayar LCD.
ii. Menekan simbol “Recall Button” sekali lagi, maka simbol “Min” dengan
nilai minimum yang pernah terukur akan muncul dilayar LCD.
iii. Untuk mmenghentikan data record, menekan “Data Record Button” sekali
lagi.
2. Cara Pengukuran
a. Menentukan 3 titik pengukuran didalam ruang kelas tingkat III D III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja dengan jarak titik yang sama.
b. Menghidupkan UV lightmeter dan mulai mengukur nilai Data Hold, nilai
Maksimum, dan nilai Minimum pada masing-masing titik yang telah ditentukan
c. Baca hasil dan lakukan pada semua titik-titik yang telah ditentukan sebanyak 3
kali
d. Mencatat nilai nol, Data Hold, nilai Maksimum, nilai Minimum yang tertera pada
UV lightmeter sebagai hasil pengukuran.
B. Hasil Pengukuran
1 2 3
☼
c. Di ruang asisten dalam
d. Di luar ruang asisten
1 2 3
4 5 6
☼
Keterangan :
A. Perhitungan
a. Di dalam ruang kuliah (Dwi Susanti)
Pengukura DH MAX MIN
n (μW/cm2) (μW/cm2) (μW/cm2)
DH Nilai DH MAX Nilai MAX MIN Nilai MIN
pengu (0") pengu (0") pengu (0")
kuran kuran kuran
1 - 4,1 - 4,5 0,4 - 4,1 - 4,5 0,4 - 4,2 - 4,5 0,3
2 - 3,8 - 4,5 0,7 - 3,6 - 4,5 0,9 - 3,7 - 4,5 0,8
3 - 4,5 - 4,6 0,1 - 4,1 - 4,6 0,5 - 4,1 - 4,6 0,5
∑ 1,2 ∑ 1,8 ∑ 1,6
Rata-rata 0,4 Rata-rata 0,6 Rata-rata 0,53
B. Analisa Hasil
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Data Hold rata-rata sebesar 0,4 µ
W/cm2, bila dibandingkan dengan NAB Iradiasi Effektif (Eeff) dengan masa
pemajanan 2 jam per hari yaitu 0,4 µ W/cm2, maka nilai Data Hold rata-rata pada
pengukuran radiasi sinar UV di ruang kelas tingkat III D III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja masih dibawah NAB, sehingga sinar UV yang ada diruang kelas
tingkat III tersebut tidak berbahaya. Hasil perhitungan diperoleh nilai Maksimum rata-
rata sebesar 0,6 µ W/cm2 , dan nilai Minimum sebesar 0,5 µ W/cm2 bila dibandingkan
dengan NAB Iradiasi Effektif (Eeff) dengan masa pemajanan 2 jam per hari yaitu 0,4
µ W/cm2, maka nilai Maksimum rata-rata pada pengukuran radiasi sinar UV di ruang
kelas tingkat III D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja masih diatas NAB, mungkin
hal ini dipengaruhi sinar matahari yang masuk melalui pintu.
Untuk di ruang asisten nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 0,26 µW/cm 2,
hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4
jam yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999
tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Untuk nilai Maksimum rata-
rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 03 µW/cm 2, dan nilai Minimum rata-
rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 0,3 µW/cm2, hasil tersebut melebihi
NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm 2
(Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di
tempat kerja).
Untuk di ruang asisten bagian dalam nilai DH rata-rata diperoleh sebesar
0,03 µW/cm2, hasil tersebut tidak melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa
pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm 2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No.
Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Jadi,
ruangan tersebut aman dari sinar ultraviolet dan dapat digunakan untuk bekerja. Untuk
nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet di dalam ruang asisten bagian dalam
diperoleh sebesar -0,17 µW/cm2, dan Minimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet
diruang asisten bagian dalam diperoleh sebesar -0,23 µW/cm2, hasil tersebut tidak
melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2
µW/cm2 Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor
fisik di tempat kerja. Jadi, ruangan tersebut aman dari sinar ultraviolet dan dapat
digunakan untuk bekerja.
Untuk di ruang asisten bagian luar nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 0,23
µW/cm2, nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet di dalam ruang asisten
bagian luar diperoleh sebesar -0,17 µW/cm2, dan nilai Minimum rata-rata radiasi sinar
ultraviolet diruang asisten bagian luar diperoleh sebesar -0,2 µW/cm 2, hasil tersebut
sama dengan NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu
0,2 µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Jadi, ruangan tersebut aman dari sinar
ultraviolet dan dapat digunakan untuk bekerja.
Untuk di luar ruangan asisten nilai DH rata-rata diperoleh sebesar 11,83
dan 100,13 µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa
pemaparan per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm 2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No.
Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja. Untuk
nilai Maksimum rata-rata radiasi sinar ultraviolet diperoleh sebesar 11,06 dan 112,5
µW/cm2, hasil tersebut melebihi NAB radiasi sinar ultraviolet untuk masa pemaparan
per hari 4 jam yaitu 0,2 µW/cm2 (Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja). Untuk nilai Minimum rata-rata radiasi
sinar ultraviolet diperoleh sebesar 10,5 dan 75,56 µW/cm2, hasil tersebut melebihi
NAB radiasi sinra ultraviolet untuk masa pemaparan per hari 4 jam yaitu sebesar 0,2
µW/cm2 yang ditetapkan dalam Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas faktor fisik di tempat kerja.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Di dalam ruang kuliah, paparan sinar radiasi ultraviolet tinggi dengan hasil
rata-rata diatas Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja dengan
pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan Kepmenaker No.Kep
- 51/MEN/1999.
2. Di luar ruangan kuliah, pemaparan radiasi sinar ultraviolet juga tinggi nilainya
dengan hasil rata-rata melebihi Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat
Kerja dengan pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm 2 yang ditetapkan
Kepmenaker No.Kep - 51/MEN/1999.
3. Di ruang asisten bagian dalam, paparan radiasi sinar ultraviolet dengan hasil
rata-rata tidak melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan Menteri Tenaga
Kerja yaitu Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 yaitu sebesar 0,2 µW/cm2.
Jadi, tempat tersebut aman digunakan untuk bekerja.
4. Di ruang asisten bagian luar, paparan radiasi sinar ultraviolet dengan hasil rata-
rata tidak melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan Menteri Tenaga Kerja
yaitu Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 yaitu sebesar 0,2 µW/cm 2. Jadi,
tempat tersebut aman digunakan untuk bekerja.
5. Di luar ruang asisten, paparan sinar radiasi ultraviolet tinggi dengan hasil rata-
rata diatas Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja dengan
pemaparan 4 jam/hari yaitu 0,2 µW/cm2 yang ditetapkan Kepmenaker No.Kep
- 51/MEN/1999.
14
B. Saran
1. Praktikan diharapkan dapat mengatur posisi pada saat melakukan pengukuran.
2. Praktikan diharapkan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh asisten.
3. Alat pengukur sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengukuran.
4. Sebaiknya alat yang digunakan untuk praktikum dirawat dengan baik agar tidak
rusak dan bila digunakan untuk praktikum dapat menghasilkan data yang valid.
5. Apabila alat untuk praktikum ada gangguan atau rusak maka sebaiknya diganti
dengan yang baru sehingga alatnya benar-benar valid untuk digunakan.
6. Praktikan harus teliti dalam melakukan praktikum sehingga hasil yang didapat
benar dan valid.
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung.
Team Penyusun, 2007. buku Pedoman Praktikum semester IV. Surakarta : D III
Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas sebelas Maret.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGESAHAN
dengan praktikan :
Kelompok IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Perundang-undangan....................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 3
D. Manfaat........................................................................................... 3
BAB II HASIL................................................................................................... 4
A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Cara Pengukuran…………………. 8
B. Hasil Praktikum................................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 14
A. Kesimpulan..................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii