Anda di halaman 1dari 22

`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN`
SEMESTER GASAL T. A. 2021/2022
(2 SKS)

Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.


MATERI KULIAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH DAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN(Bagian ke-1)`

Disusun Oleh :
DR. IR. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
TRIPLE TRACK (Pro POOR, Pro GROWTH & Pro EMPLOYMENT)
MENGIRING PROGRAM PEMBANGUNAN
▪ KONDISI IDEAL :
Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan
perluasan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan

REALITAS :
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak didorong oleh sisi
konsumsi yang keberlangsungannya sulit dijaga.
• Pertumbuhan ekonomi belum didukung sektor riil yang banyak
menyerap tenaga kerja.
• Sektor pertanian dan industri pengolahan yang semestinya
menyerap banyak tenaga kerja,
FAKTUALNYA : pertumbuhannya di bawah sektor lainnya
KARTASASMITA (2006)
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN_NAWA CITA
▪ Indonesia telah memiliki prioritas
pembangunan, sesuai dengan program dan
prioritas dalam Nawacita dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
2015–2019.
▪ Dokumen RPJMN ini terdiri dari tiga bagian,
yaitu Agenda Pembangunan Nasional,
Agenda Pembangunan Bidang, dan Agenda
Pembangunan Wilayah.
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN_NAWA CITA
▪ Nawa Cita dimulai dari visi Presiden tentang
kedaulatan bangsa di arena politik, ekonomi &
budaya, yang berasal dari penilaian bahwa
bangsa menghadapi 3 masalah:
(1) Ketidakmampuan untuk memastikan keselamatan
semua warga negara,
(2) Kemiskinan, kesenjangan, degradasi lingkungan &
eksploitasi sumber daya alam yg berlebihan,
(3) Intoleransi dan krisis karakter nasional.
KEMISKINAN & PEMBANGUNAN
EKONOMI DAERAH
KONDISI FAKTUAL :
• Dijumpai kesenjangan ekonomi (pendapatan)
antara kelompok masyarakat berpendapatan
tinggi dg kelompok masyarakat berpendapatan
rendah
• Dijumpai kesenjangan ekonomi (pendapatan)
antara satu wilayah dengan wilayah lain
• Tingkat kemiskinan masih relatif tinggi dan
berbeda-beda dari satu wilayah dengan wilayah
lain
JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA
(dalam juta jiwa)
60,00

49,50
50,00
47,97

39,30
40,00 38,70
36,15
38,40 34,96
37,90
32,33 37,30 37,17
34,01
35,10 Kota
31,90 29,30
30,00
Desa
25,10 24,81
22,70 23,61 22,19 Total
24,59 26,40
25,10 24,78
20,00
15,64
14,49
13,30 13,56
17,60 12,30 12,20 12,40 12,77

10,00 9,42 11,37


8,60

0,00
1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

BPS (2008)
TINGKAT KEMISKINAN:
Perbandingan Antar Provinsi 2008 (%)
37,1
35,1

29,7
25,6 24,9
23,5 23,8
20,6 21 18,3 20,8
19,2 18,5 19,5
17,7 16,7
12,6 13 13,3
10,710,6 11,1 11,3
9,3 8,6 9,2 8,7 9,510,1
8,2
6,2 6,5
4,3

SULSEL
KALSEL
SUMSEL

SULBAR
DIY

SULUT
BABEL

DKI

KALBAR
SUMBAR

KEPRI

JABAR

BALI

IJB
NAD

BENGKULU
RIAU

SULTRA

PAPUA
SULTENG
SUMUT

JAMBI

NTB
LAMPUNG

JATENG

BANTEN

KALTENG

GTO

MALUKU
NTT
JATIM

KALTIM

MAL UTARA
BPS (2008)
TINGKAT KEMISKINAN:
Perbandingan Antar Provinsi 2014 (%)
TINGKAT KEMISKINAN:
Perbandingan Antar Provinsi 2019 (%)
SITUASI KEMISKINAN SELAMA PANDEMI COVID-19
DI INDONESIA (SMERU, 2021)
KEMISKINAN PERDEFINISI
▪ KEMISKINAN adalah kondisi dimana seseorang
atau sekelompok orang (laki-laki dan/atau perem-
puan), tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
bermatabat.

NOTA :
HAK DASAR yang dimaksud adalah kebutuhan akan pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa
aman, hak berpartiisipasi dalam kehidupan sosial politik

SNPK (2005)
BENTUK KEMISKINAN
DIJUMPAI 5 BENTUK KEMISKINAN :
✓ KEMISKINAN ABSOLUT
✓ KEMISKINAN RELATIF
✓ KEMISKINAN STRUKTURAL
✓ KEMISKINAN KULTURAL
✓ KEMISKINAN ALAMI

NOTA :
1) KEMISKINAN ABSOLUT & RELATIF :
TIPOLOGI KEMISKINAN BERDASAR PADA SEGI PENDAPATAN
2) KEMISKINAN STRUKTURAL, KULTURAL & ALAMI :
TIPOLOGI KEMISKINAN BERDASAR PADA SEGI PENYEBABNYA
BEBERAPA
PENGERTIAN KEMISKINAN
• KEMISKINAN ABSOLUT
Kemiskinan terjadi apabila tingkat pendapatan di bawah garis
kemiskinan atau sejumlah pendapa-tannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan minimum.

• KEMISKINAN RELATIF
Adalah kondisi miskin dimana pendapatannya berada pada
posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah
dibanding pendapatan masyarakat sekitarnya
• KEMISKINAN STRUKTURAL
Adalah kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangun-
an yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan pada pendapatan

• KEMISKINAN KULTURAL
Kemiskinan yang mengacu pada persoalan sikap seseorang
atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti
tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan,
malas, pemboros, tidak kreatif, meskipun ada usaha dari
pihak luar untuk membantunya

• KEMISKINAN ALAMI
Kemiskinan yang disebabkan oleh faktor keterbatasan sum-
berdaya alam
KEMISKINAN
SEIRING POLA WAKTU PERJALANAN PEMBANGUNAN

• PERSISTENT POVERTY
Kemiskinan telah kronis (lilitan kemiskinan terjadi turun temurun)
• CYCLICAL POVERTY
Kemiskinan mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan
• SEASONAL POVERTY
Kemiskinan terjadi secara musiman yang sering dijumpai seperti
pada kasus nelayan dan pertanian tanaman pangan
• ACCIDENT POVERTY
Kemiskinan tercipta karena adanya bencana alam, konflik, dan
kekerasan, atau dampak dari suatu kebijakan yang menyebabkan
menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
TOLOK UKUR KEMISKINAN
• VERSI BANK DUNIA
> Rumah tangga dianggap miskin jika tidak mampu me-
nyediakan kalori sebesar 2100 perhari untuk setiap
anggota rumah tangga.
> Rumah tangga dianggap miskin jika kurang dari
US$ 2 -PPP (purchasing power parity )/kapita/hari

• VERSI SAYOGYO
> Rumah tangga dianggap miskin jika konsumsi beras
peranggota rumah tangga di bawah 420 kg per tahun
untuk daerah perkotaan, dan 320 kg untuk daerah
perdesaan
UKURAN KEMISKINAN
DALAM STUDI EMPIRIS
• THE INCIDENCE OF POVERTY
Menggambarkan persentase populasi yang hidup dg pengeluaran
konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan
• THE POVERTY GAP INDEX
Menggambarkan kedalaman kemiskinan di suatu wilayah, yakni
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing pendu-
duk miskin terhadap garis kemiskinan
• THE POVERTY SEVERITY INDEX
Menggambarkan tingkat keparahan kemiskinan di suatu wilayah
yakni ukuran tingkat ketimpangan pengeluaran di antara penduduk
miskin.
STOP
Any Question??

Anda mungkin juga menyukai