Anda di halaman 1dari 14

Beranda

Cabang Kami

Hama

Bisnis Anda

Layanan Kami

Hubungi Kami

tips pest control

Beranda > Layanan Kami > Tips Mudah Mengendalikan Hama > Tips dan Trik Pest Control

Tips Mudah Mengendalikan Hama

150808 atau isi form online

Apakah Ini Rayap atau Semut?

1-MINUTE READ

Sebagai pemilik rumah biasa yang tidak memiliki keahlian di bidang biologi khususnya masalah hama,
mengidentifikasi perbedaan antara rayap dan semut adalah pekerjaan yang sulit. Rayap memiliki
pinggang yang tebal, sedangkan semut memiliki pinggang yang tipis.

Antena semut berbentuk melengkung keluar, sedangkan antenna rayap berbentuk lurus ke depan.
Semua speies rayap memiliki ukuran sayap yang sama, sedangkan semut tidak pernah memiliki ukuran
dan bentuk yang sama satu dengan lainnya.
Tak hanya itu, kebiasaan mereka juga berbeda. Semut hidup di air untuk bertahan dan memakan
serangga mati, biji-bijian, buah, sedangkan rayap harus memakan kayu setidaknya 24 jam setiap
harinya!

Ini merupakan perbedaan yang krusial, karena rumah yang kita tinggali ini terbuat dari kayu dan rangka
rumah atau material-material rumah kita merupakan sasaran rayap untuk menjadi makanan mereka.

Semut cenderung mendirikan sarangnya di luar, dibalik alas tiang (daerah antara lantai dengan tembok),
di antara laci-laci, dan di dalam tanah dari tanaman yang tumbuh di sebuah pot, sebaliknya, rayap hidup
berkoloni di bawah tanah, yang setidaknya terdiri dari 2 juta ekor rayap.

rayap.

perbedaan rayap dan semut

Dikarenakan giginya yang kuat, keras, dan tajam, rayap mampu mengigit fragmen terkecil dari kayu, satu
per satu, sehingga dapat menyebabkan dampak yang merugikan pada rumah yang indah, seperti langit-
langit yang rapuh, dinding rusak, hingga mempengaruhi kerugian pada waktu dan biaya untuk renovasi
dan perbaikan.

Rentokil Indonesia menggunakan teknologi inspeksi rayap yang komprehensif untuk mendeteksi
keberadaan rayap secara akurat agar pemilik rumah dapat hidup dengan tenang. Hindari menebak dan
berikan rumah Anda kesempatan untuk menghindari diri dari adanya rayap yang bersarang.

Rayap atau anai-anai atau semut putih adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari
ordo Blattodea[1][2] (kecoa) yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap
bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak
kerugian secara ekonomi.

Rayap

Isoptera Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata


Rekaman

dan

Edit nilai pada Wikidata

Taksonomi

Kerajaan

Animalia

Filum

Arthropoda

Kelas

Insecta

Ordo

Blattodea

Epifamilia

Isoptera Edit nilai pada Wikidata

Brullé, 1832

Familia

Mastotermitidae

Kalotermitidae

Termopsidae

Hodotermitidae

Rhinotermitidae

Serritermitidae

Termitidae

lbs
Makanan utama rayap selain selulosa pada kayu, juga selulosa yang terdapat pada sabuk kelapa,
rumput, kertas, karton, tekstil dan kulit-kulit tanaman. Mereka juga mengonsumsi jamur sebagai bahan
makanannya. Kelompok rayap dari sub-famili Mastotermetinae (famili Termitidae) membudidayakan
jamur Termitomyces (Basidiomycetes) dalam koloninya, jamur ini dimakan oleh anggota koloni yang
masih muda. Rayap juga ada yang mengonsumsi tanah yang mengandung mineral, karbohidrat,
mikroorganisme tanah dan polyphenolic. Sekitar 60% dari famili Termitidae mengonsumsi tanah sebagai
bahan makanannya.

Laron, rayap dewasa

Kerusakan kayu akibat serangan rayap.

Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk
berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak
memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari
sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga sering kali menjadi
pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk
ini dikenal sebagai laron atau kelekatu.

Rayap merupakan jenis serangga yang mudah untuk dijumpai. Selain itu, rayap juga kerap dianggap
sebagai hama yang merusak benda yang berada di dalam rumah yang biasanya terbuat dari kayu. Oleh
karena itu rayap kerap tidak disukai oleh sebagian orang.

Rayap Tinggal di Tempat Gelap

Rayap sangat menyukai tempat yang gelap dan lembap namun tetap memiliki suhu yang hangat,
sehingga tidak heran lagi jika rayap kerap tinggal di dalam kayu atau mendekati permukaan tanah.
Tinggalnya rayap di tempat gelap disebabkan rayap tidak tahan dengan cahaya.

Rayap Hidup Berkoloni

Sama seperti lebah ternyata kehidupan rayap yang berkoloni memiliki kedudukan masing-masing dalam
suatu kelompok. Pada sistem sosialisasinya ada raja dan ratu rayap yang memiliki tugas untuk
berkembang biak atau dalam kata lain mereka bertugas untuk menetaskan calon-calon rayap lainnya.
Pemimpin atau raja dan ratu rayap biasanya memiliki perbedaan yang mencolok dari yang lainnya, yaitu
ukuran tubuh yang lebih besar. Pemimpin rayap akan selalu dilindungi dan dihormati oleh kelompok
rayap tersebut. Selain raja dan ratu ada kelompok rayap tersebut juga terbagi menjadi bagian lainnya
yakni kelompok prajurit dan kelompok pekerja.

Kelompok rayap prajurit memiliki ukuran yang tentunya lebih kecil dari pemimpinnya. Keunikan yang
dimiliki kelompok rayap prajurit ini mereka memiliki capit atau sengatan pada bagian kepala yang
digunakan sebagai senjata membela diri dan melawan musuh yang membahayakannya. Pada kelompok
pekerja memiliki ciri ukuran tubuh lebih kecil dan berwarna putih. Kelompok rayap pekerja ini
merupakan yang paling banyak dari lainnya. Mereka akan bertugas mencari makanan dan membentuk
sarang pada kayu atau tanah.

Pembuatan Sarang yang Kompleks

Rayap pekerja akan membuat sarang dengan menggunakan kombinasi antara lain tanah atau lumpur,
kunyahan kayu, air liur, dan kotoran rayap sendiri. Ada beberapa bagian-bagian pada sarang tersebut
antara lain tempat hidup rayap, penampungan air melalui kondensasi, ruang reproduksi atau untuk
berkembang biak, dan terkadang ada pula ruang penyimpanan makanan. Ruangan-ruangan pada sarang
tersebut terhubung dengan dibuatnya labirin-labirin atau terowongan yang dapat memberikan udara ke
dalam sarang dan membuat rayap dapat bergerak dengan lebih leluasa di dalam sarangnya. Oleh karena
itu, biasanya sarang rayap sering kali bertumpuk-tumpuk dan meninggi bahkan sampai muncul ke
permukaan-permukaan tanah, bahkan ada pula yang akhirnya membentuk gundukan besar.

Bergotong Royong Mengumpulkan Makanan

Rayap akan bekerja sama mengumpulkan makanan setiap harinya, pastinya hal tersebut dilakukan oleh
rayap pekerja. Makanan yang telah didapat biasanya akan dikumpulkan ke dalam suatu rongga atau
ruangan khusus penyimpan makanan. Makanan-makanan ini nantinya akan dikonsumsi oleh semua
anggota rayap. Rayap-rayap pekerja juga akan menimbun persediaan makanan mereka sebagai bekal
apabila musim dingin tiba dan tidak memungkinkan mereka untuk mencari makanan karena terbatasnya
sumber makanan akibat hujan. Jamur yang berada di lingkungan tempat tinggal rayap biasanya adalah
sumber utama makanan mereka.

Manfaat Sarang Rayap

Meski rayap dianggap sebagai hama bagi manusia, ternyata rayap juga memiliki manfaat dalam
kehidupan. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh dari sarang rayap. Beberapa ilmuan sudah
menguji manfaat dari sarang rayap melalui beberapa penelitian. Pada penelitian di Amerika Serikat
disebutkan bahwa tanaman yang memiliki sarang rayap di sekitarnya akan memiliki kemampuan
bertahan hidup lebih lama pada musim panas dan kemarau yang panjang. Selain itu, sarang rayap juga
dapat menjadi tolok ukur kesuburan dari tanah dan banyaknya jumlah cadangan air pada daerah tanah
yang kering.

Adanya sarang rayap dapat menjaga ketahanan dan kesehatan ekosistem yang ada di sekitarnya. Sarang
rayap yang dapat tumbuh sampai lima meter akan menjadi penunjuk arah bahwa ada cadangan air di
lingkungan tersebut yang dibutuhkan mahluk hidup lainnya. Meski sering dianggap sebagai hama,
ternyata di sisi lain rayap memiliki sarang yang begitu berguna bagi mahluk hidup lainnya, antara lain
seperti menyuburkan tanah dan menjadi penunjuk arah adanya cadangan air yang dibutuhkan mahluk
hidup. Karena seperti yang kita ketahui Tuhan akan menciptakan mahluk hidup dengan manfaatnya
masing-masing, begitu juga rayap dengan manfaatnya bagi lingkungan sekitarnya.

Pertarungan dengan Koloni lain

Untuk rayap kayu lembap, koloni mereka sangat rentan diserang oleh koloni semut merah atau hitam.
Biasanya semut hitam yang ada di darat akan memanjat pohon dan merusak sarang mereka lalu
mengambil salah satu rayap pekerja dan rayap prajurit akan mengambil perannya sebagai tim keamanan
dan berusaha menyerang semut, kemudian terjadilah pertarungan antara semut pekerja yang dibantu
semut prajurit dengan rayap prajurit dalam pertarungan ini biasanya prajurit koloni rayap kalah dan
membatasi area terowongan bagian luarnya karena telah dikuasai oleh koloni semut.

Siklus hidup rayap dimulai dari telur lunak berwarna jingga transparan yang selanjutnya akan
berkembang menjadi larva.

Larva kemudian akan tumbuh menjadi rayap muda yang disebut nimfa (nymph). Ketika beranjak
dewasa, rayap muda ini akan memilih peran mereka dalam koloni.

siklus hidup rayap

Siklus kehidupan rayap menjadi laron

Menjadi Rayap Pekerja

Peran pertama adalah rayap pekerja, dengan jumlah terbanyak di koloni. Tugas mereka mencari dan
menyimpan makanan, merawat induk dan larva, membangun dan memperbaiki sarang. Rayap dari kasta
inilah yang dapat merusak bangunan kayu karena memiliki kemampuan mencerna selulosa dalam kayu,
di mana hasil pencernaan akan dimuntahkan dan dipersembahkan sebagai makanan induk, prajurit, dan
para larva. Jenis rayap paling merusak adalah rayap Formosa karena memiliki koloni sangat besar.

Menjadi Rayap Prajurit

Peran lainnya adalah menjadi rayap prajurit yang bertugas menjaga sarang dan keseluruhan koloni.
Kasta prajurit memiliki spesialisasi anatomi dan perilaku untuk melawan serangan musuh utama
mereka, semut. Rayap jenis ini memiliki rahang yang besar sehingga mereka tidak mampu makan
sendiri. Mereka bergantung pada rayap pekerja untuk menyediakan mereka dengan makanan
muntahan. Rayap prajurit dan rayap pekerja sama-sama tidak memiliki mata dan biasanya hidup
maksimal dua tahun.

Menjadi Rayap Reproduksi (Alates)

Rayap-rayap ini adalah calon raja dan ratu koloni baru nantinya. Untuk menjadi laron, nimfa rayap harus
melalui proses metamorfosis tidak sempurna. Bentuk tubuh mereka saat ini masih ramping dan hanya
mereka yang punya sayap di kerajaan rayap. Sayap ini diperlukan untuk berpindah tempat untuk
membangun koloni baru, dua pasang sayap dengan ukuran sama akan muncul dari punggung mereka.
Karena hal inilah rayap diklasifikasikan dalam ordo Isoptera ( iso = sama dan pteron = sayap).

Rayap reproduksi ini sering kita sebut sebagai laron dan muncul sebelum hujan. Rayap reproduksi
memiliki mata yang tidak dimiliki oleh rayap pekerja atau rayap prajurit. Bentuk tubuh mereka yang
indah untuk golongan rayap (ramping dan bersayap) tidak akan bertahan lama. Sayap mereka sangat
rapuh, dan akan segera rontok begitu mereka telah menemukan tempat untuk membangun koloni baru.
Jika terpilih menjadi ratu, tubuh laron betina tidak akan ramping lagi dan akan mengalami obesitas,
karena tujuan hidupnya hingga ajal adalah bertelur untuk koloni.

Setelah tiba di calon tempat tinggal baru, rayap reproduksi terpilih akan menjadi ratu dan raja dalam
koloni. Di mana dalam koloni hanya terdapat satu raja dan satu ratu. Ratu rayap merupakan serangga
dengan umur terpanjang di dunia, ratu rayap dapat hidup 50 tahun pada kondisi ideal. Kebanyakan
serangga hanya hidup dalaman hitungan bulan atau hari, bahkan lalat capung (mayfly) yang merupakan
serangga dengan umur terpendek di dunia hanya hidup dalam hitungan jam.

Saat kemampuan bertelur ratu menurun, fungsinya dalam hal reproduksi akan dibantu rayap reproduksi
untuk meringankan beban ratu. Rayap reproduksi yang dimaksud adalah rayap-rayap reproduksi (laron)
yang sebelumnya gagal terpilih menjadi ratu dan raja koloni baru. Meskipun rayap reproduksi bertelur
lebih sedikit dari ratu, jumlah mereka dalam koloni bisa mencapai ratusan. Kontribusi mereka untuk
kapasitas bertelur koloni dapat menjadi luar biasa dan ketika ratu mati mereka dapat mengambil alih
total tugas reproduksi.

Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk
limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus nutrisi kembali ke ekosistem.

Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti
karbon, air, dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai. Yang termasuk contoh
pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung, lactobacteria, kecoa,
ragi, siput, lumut, dan actinomycetes

Rayap yang dalam bahasa Inggris disebut white ants (semut putih), pada umumnya dikenal sebagai
serangga yang mengakibatkan kehancuran seperti pepatah “bak kayu dimakan rayap”. Pendapat
tersebut tidak sepenuhnya benar karena dalam ekosistem alam, rayap juga merupakan serangga yang
menguntungkan bagi manusia yaitu sebagai serangga pengurai (dekomposer) yang menguraikan sisa-
sisa tanaman/kayu. Rayap memakan bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk
turunannya seperti kertas. Selulosa merupakan senyawa organik yang keberadaannya melimpah di alam
namun tidak dapat dicerna oleh manusia maupun organisme tingkat tinggi lainnya. Sedangkan rayap
dengan mudah dapat mencerna senyawa ini karena dalam usus rayap terdapat bakteri selulolitik
Trichonympha yang mengeluarkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi D-glukosa
(gula alami).

Di Indonesia, yang merupakan daerah tropis memiliki hutan terluas di dunia, serangga rayap berperan
penting sebagai pengurai di hutan tropis tersebut, mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada
bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah, dan humus. Spesies rayap termasuk
golongan “daur ulang” sebab mereka bisa menguraikan zat-zat yang sudah mati menjadi sesuatu yang
makhluk hidup perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan
dalam sebuah ekosistem hutan.

Memang kelihatan begitu sederhana, kita bisa bayangkan apa jadinya hutan tanpa rayap, maka hutan
akan dipenuhi dengan tumpukan daun (serasah) dan akibatnya bisa saja membuat mati penghuninya
yaitu satwa besar lainya karena tidak bisa beraktivitas, inilah salah satu peran serangga memberikan
keuntungan pada satwa liar di hutan, bahkan pohon-pohon dapat hidup karena daun di bawahnya telah
terurai dengan baik.

Hanya dengan mengurai daun (serasah) dan memungkinkan menguntungkan satwa lain untuk hidup
nyaman, mereka bertugas membersihkan sampah dedaunan dan kayu tumbang di hutan, hasil dari daun
dan kayu tersebut teresktraksi menjadi humus membuat tanah hutan tropis subur. Mereka merupakan
konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus hidup di hutan dan
menghasilkan beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen.

Ketika hutan terdegradasi hutan berubah fungsi maka binatang terkecil pun seperti spesies rayap
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dulu mereka makan serasah dan kayu pohon dan berganti
pola makan, mereka akan memakan beton, kayu bangunan hingga perabotan rumah tangga bahkan
rayap menyerang lahan pertanian dengan merusak tanah pertanian.

Rayap secara alami juga membantu membentuk proses siklus air tanah di hutan dengan membuat
lorong atau rongga tanah, hingga jatuhnya air hujan masuk ke tanah, karena bantuan rayaplah air hujan
di hutan bereaksi secara alami dan masuk ke dalam tanah, hingga air tanah dapat didisitribusikan bagi
tanaman hutan dan adanya simpanan air tanah.

Pada tahun 2013, sekitar 3,106 spesies rayap telah ditemukan, spesies-spesies tersebut dikelompokan
ke dalam 5 famili.[1][3] Daftar dibawah ini disusun berdasarkan urutan filogenetik:

†Cratomastotermitidae Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009 (1 spesies dari permulaan zaman Cretaceous )

Clade Euisoptera Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009

Mastotermitidae Desneux (1 spesies hidup, Mastotermes darwiniensis; ditemukan banyak fosil)

Hodotermitidae Desneux, 1904 (3 genera)

†Termopsidae (1 genus sudah punah)

Archotermopsidae Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009 (3 genera)

Stolotermitidae Holmgren, 1910

Porotermitinae Emerson, 1942


Stolotermitinae Holmgren, 1910

Clade Icoisoptera Engel, 2013

Kalotermitidae Froggatt (22 genera, 419 spesies)

Clade Neoisoptera Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009

Arcehorhinotermitidae Krishna & Grimaldi, 2003

Stylotermitidae Holmgren, K & N, 1917

Rhinotermitidae (14 genera, 343 species)

Coptotermitinae Holmgren

Heterotermitinae Froggatt

Prorhinoterminae Quennedey & Deligne, 1975

Psammotermitinae Holmgren

Rhinotermitinae Froggatt

Termitogetoninae Holmgren

Serritermitidae (2 genera dan 2 spesies)

Termitidae (236 genera, 1958 spesies)

Apicotermitinae Grassé & Noirot, 1954 (42 genera, 208 spesies)

Foraminitermitinae Holmgren, 1912 (2 genera, 9 spesies)

Macrotermitinae Kemner, 1934 (13 genera, 362 spesies)

Nasutitermitinae Hare, 1937 (80 genera, 576 spesies)

Sphaerotermitinae Engel & Krishna, 2004 (1 spesies)

Syntermitinae Engel & Krishna, 2004 (13 genera, 99 species)

Cubitermitinae

Termitinae Latreille, 1802 (90 genera, 760 spesies)


Klasifikasi ini merupakan klasifikasi rayap yang paling mutakhir berdasarkan Engel & Krishna (2004),
Engel et al. (2009), dan Krishna et al. (2013).[4][1]

Klasifikasi berdasarkan lokasi sarang

Sunting

Berdasarkan lokasi sarang atau tempat tinggalnya, rayap dapat digolongkan dalam tiga tipe, yaitu rayap
kayu lembap, rayap kayu kering, dan rayap tanah. Di antara ketiga jenis rayap tersebut, tipe yang paling
banyak menimbulkan kerugian adalah kelompok rayap tanah dan rayap kayu kering.

Selain tiga jenis rayap tersebut juga ada sebagian ahli yang menggolongkan rayap dalam lima jenis rayap
perusak kayu, yaitu rayap kayu lembap, rayap kayu kering, rayap tanah, rayap pohon, dan rayap
subteran.

Suatu hasil penelitian[5] membuktikan bahwa aplikasi NE efektif dalam mengendalikan rayap tanah C.
curvignathus. Rayap tanah merupakan hama yang memiliki spesifisitas habitat dan memiliki perilaku
yang khas. Koloni rayap membangun istananya di dalam tanah hingga kedalaman tertentu, bahkan acap
kali terlihat kokoh di atas permukaan tanah. Koloni rayap dalam tanah bisa berjumlah ratusan ribu
hingga jutaan dan dipimpin oleh seekor ratu rayap yang terlindungi oleh ribuan rayap tentara dalam
bangunan kokoh yang tersusun dari tanah. Habitat dan perilaku rayap ini mempersulit pengendalian
rayap dengan menggunakan pestisida kimiawi karena bentuk dan sifat pestisida tidak mendukung.
Sebaliknya, penggunaan NE untuk mengendalikan rayap sangat efektif karena mobilitas NE sangat
mendukung akurasi pencapaian target hama sasaran dan habitat NE sesuai dengan habitat rayap. Oleh
karena itu, dari hasil penelitian tersebut terbukti tingginya persen kematian rayap akibat aplikasi NE
sangat signifikan dibandingkan perlakuan kontrol.[6]

Semut adalah semua serangga anggota famili Formicidae, ordo Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari
12.500 jenis (spesies), yang sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal
sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut
per koloninya. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.
Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas
untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadang kala disebut "superorganisme" karena
koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Semut

Periode 100–0 jtyl[1]

PreЄЄOSDCPTJKPgN
Periode Kapur – sekarang

Formicidae Edit nilai pada Wikidata

Iridomyrmex purpureus (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Rekaman

dan

Edit nilai pada Wikidata

Taksonomi

Kerajaan

Animalia

Filum

Arthropoda

Kelas

Insecta

Ordo

Hymenoptera

Upaordo

Apocrita

Infraordo

Aculeata

Superfamili

Formicoidea

Famili

Formicidae Edit nilai pada Wikidata

Latreille, 1809
Tata nama

Dinamakan berdasarkan

pemotongan dan Formica (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Subfamili

Agroecomyrmecinae

Amblyoponinae (termasuk "Apomyrminae")

Aneuretinae

†Brownimeciinae

Dolichoderinae

Dorylinae

Ectatomminae

†Formiciinae

Formicinae

†Haidomyrmecinae

Heteroponerinae

Leptanillinae

Martialinae

Myrmeciinae (termasuk "Nothomyrmeciinae")

Myrmicinae

Paraponerinae

Ponerinae

Proceratiinae

Pseudomyrmecinae

†Sphecomyrminae

lbs
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan
mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan
dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri.
Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat
badannya sendiri.

Asam format disebut juga "asam semut" karena semut menghasilkan asam ini sebagai alat pertahanan
diri.

Anda mungkin juga menyukai