Berikut
adalah penjelasannya :
Telur
Proses pertama berasal dari telur. Katak dapat bertelur dalam jumlah yang sangat banyak
sekali bertelur namun tidak semua telur akan menetas dan menjadi katak. Hal ini akan
tergantung dari faktor internal dan faktor eksternal yang terjadi pada telur katak.
Faktor internal dipengaruhi oleh gen dari induk telur katak itu sendiri, jika induk katak
memiliki gen yang bagus maka telur juga akan bagus dan tidak mudah rusak. Tekstur dari
telur katak itu sendiri berupa bulatan kenyal yang sangat mudah rusak. Di dalamnya juga
dilengkapi semacam kuning telur sebagai sumber makanan bagi telur katak satu-satunya.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi telur katak diantaranya adalah arus air, predator
pemangsan telur katak dan juga ulah manusia. Oleh sebab itu air merupakan tempat yang
sangat cocok untuk mengembangbiakan telur katak supaya terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan tersebut.
Untuk katak yang hidup di pohon, telurnya akan memiliki cangkang busa yang berfungsi
untuk melindungi telur dari suhu panas sedangkan untuk katak yang hidup di hutan biasanya
telur akan diletakan di punggung si jantan dan melindunginya dari bahaya. Telur katak akan
menetas menjadi larva katak setelah 21 hari.
Tadpole (kecebong)
Setelah telur katak menjadi larva yang kemudian disebut dengan kecebong, mereka akan
tetap mengandalkan kuning telur dari sisa telurnya dahulu sebagai sumber makanan sampai
mereka berada di usia paling tidak 7-10 hari.
Pada usia kurang dari 7 hari, katak masih sangat lemah dan organ tubuhnya belum terbentuk
dengan sempurna. Hingga pada usia 7-10 hari, kecebong sudah memiliki organ tubuh yang
sempurna dan bisa mulai bisa mencari makan sendiri berupa alga air. Pada usia ini kecebong
bernafas dengan menggunakan insang hingga pada minggu ke 4 insang kecebong akan mulai
tertutup oleh kulit dan masuk di dalam tubuh sehingga lamba laun setelah menjadi katak
muda akan mulai bernafas menggunakan paru-paru dan juga mulai terbentuk gigi yang tipis.
Pada minggu ke 6 kecebong ini mulai menunjukkan jati dirinya sebagai katak karena mulai
terbentuk kaki. Terdapat 4 kaki yaitu dua di depan dan dua lagi dibelakang dengan ukuran
yang lebih panjang. pada fase ini katak muda mulai memakan makanan berupa serangga
namun serangga yang sudah mati dan masuk dalam air namun juga masih memakan
tumbuhan karena belum optimal dalam mencari serangga. Hingga pada minggu ke 9 katak
sudah menjadi kecebong ini sudah berubah wujud menjadi katak muda.
Katak muda
Fase ini akan terjadi pada saat katak berusia 12 minggu. Pada fase ini katak masih memiliki
ekor dari kecebong namun sangat pendek dan hampir tidak terlihat. Katak juga sudah mulai
menggunakan paru-paru sebagai alat pernafasannya yang permanen. Katak juga mulai bisa
hidup di daratan dan juga menyesuaikan dirinya dengan makan makanan berupa serangga
baik yang sudah mati maupun yang hidup. Proses penyesuaian diri ini dilakukan katak supaya
ketika mereka sudah menjadi katak dewasa dirinya bisa mandiri dan menghindari bahaya dari
para predator.
Katak dewasa
Katak dewasa merupakan katak yang berusia 12 hingga 16 minggu. Untuk fase ini katak telah
memiliki bentuk yang sempurna dan menjadi predator serangga-serangga kecil yang ada di
sekitarnya. Katak akan menghabiskan hidupnya sebagian besar di daratan dan akan kembali
di dalam air biota laut jika dirinya mulai melakukan perkawinan dan proses bertelur hingga
telurnya menetas. Predator dari telur katak antara lain adalah ular, ikan, belut, biawak dan
hewan besar lainnya yang ada di sekitar lingkungan telur tersebut berada. Sedangkan para
predator katak antara lain adalah ular, burung elang, dan biawak.
Habitat katak dan Jenisnya
Katak cenderung hidup di daerah yang memiliki udara panas oleh karena itu semakin dingin
suatu tempat akan semakin sedikit pula katak yang bisa ditemukan. Katak dapat dijumpai
dengan mudah di daerah persawahan. Katak hidup secara soliter namun jika dirinya sudah
memiliki telur, katak akan menjadi induk yang baik karena selalu berusaha menjaga
semaksimal mungkin telur-telurnya supaya bisa menetas dan tidak dimangsa oleh para
predator. Ketika hendak kawin, katak akan mengeluarkan bunyi tertentu untuk memikat para
katak betina. Katak memiliki sistem pertahanan dengan cara bisa melompat jauh dalam
sekejap mata seperti jenis-jenis kelinci yang memiliki sistem pertahanan seperti katak dan ada
beberapa jenis katak yang memiliki racun mematikan sebagai pertahanan diri saat berhadapan
dengan para predator.
Jenis-jenis katak
Jenis katak sangat banyak dan tersebar di berbagai belahan daerah di Indonesia. katak yang
biasa ditemukan diantaranya adalah:
katak bertanduk (megophrys Montana) katak gunung,
bangkong sarasah (leptobrachium hasseltii) hidup di hutan,
bangkong kolam (rana chalconota) yang biasa hidup disekitar kolam,