Bab 1 Perempuan Tak Setia
Bab 1 Perempuan Tak Setia
S
EEKORL\L\T rumah berkitar-kitar selama beberapa
menit di dalam bus walaupun jendela telah ditutup.
Sebuah pemandangan ganjil, lalat itu terbang hilir mudik
diam-diam dengan sayap-sayapnya yang letih. Janine
kehilangan pandang dari makhluk itu, lalu melihatnya
menclok di lengan suaminya yang tak bergerak. Cuaca begitu
dingin. Lalat itu bergetar karena angin berdebu yang
membentur jendela. Dalam cahaya pagi musim dingin mobil
itu menggelinding, melaju. Janine menatap suaminya.
Dengan rambut mengelabu yang menutupi sebagian
wajahnya yang mungil, sebatang hidung yang lebar dan bibir
tebal, i\farcel tampak seperti sesosok hewan yang sedang
mencebil. Setiap kali ia merasa bahwa suaminya mendesak
desak ke arah tubuhnya. Lalu bagian atas tubuh lelaki itu
tersuruk pada kakinya yang mengangkang dan ia tersadar
Jari kantuknya, sepasang matanya memandang nanar. Tak
2 .\lbert Camus
ada yang tampak hidup dalam diri lelaki itu kecuali lengan
Iengannya yang gempal dan tak berbulu, tampak jadi lebih
pendek dengan pakaian dalam dari flanel yang muncul dari
balik lengan bajunya, menutupi pergelangan tangan.
Lengannya memegang erat tas kanvas kecil di sela lututnya
yang tampak seperti tak merasakan gerak-gerik sang lalat.
Tiba-tiba angin terdengar melolong dan kabut yang
melingkupi bus itu kian menebal. Pasir menampar-nampar
jendela seolah-olah dilemparkan oleh tangan-tangan yang
tak kelihatan. Lalat itu meng goyangkan sayapnya,
menolakkan kaki-kakinya dan melayang terbang. Bus
berjalan lambat seperti akan berhenti. Tapi angin telah
berhenti berhembus, kabut pelan-pelan terangkat dan
kendaraan itu menambah kecepatan. Bias-bias cahaya
terbuka di bentang alam yang berbalur debu. Dua atau tiga
batang pohon palem yang memucat dan rapuh seoiah-olah
terpotong oleh kilatan logam dipandang dari jendela,
sebentar kemudian telah lenyap dari pandangan.
"Negeri yang Iuar biasa!" ujar Marcel.
Bus itu penuh dengan orang-orang Arab yang pura
pura tidur, terbungku
. s
antaranya menekuk kakinya di tempat duduk dan
bergoyang-goyang karena gerakan mobil. Kesunyian mereka
mengganggu Janine, seolah-olah ia sedang bepergian
dengan orang-orang bisu. Bus itu baru berangkat lepas fajar
dan telah dua jam melaju dalam pagi yang dingin, merambah
dataran Iengang berbatu yang memanjang hingga cakrawaia
yang kemerahan. Tapi angin kembali bertiup kencang dan
Perempuan Tak Seria 3
". " *
itu makin jelas di balik aroma teh saat pedagang tua itu
meletakkan POCl teh dan mengucapkan selamat siang.
bepergian, seperti saat ini ... Di samping itu, apa yang akan
ia lakukan sendirian di rumah? Toh, tak ada anak! Bukankah
itu kekurangannya? Ia tak tahu. Ia hanya mengikuti Marcel,
senang bila tahu ada seseorang yang membutuhkannya.
luas membentang.
halfklingon