Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desti Pramia Setyati, S.Kep.

, Ners NIP
: 198912012014022005

RESUME KEGIATAN SOSIALISASI

Judul - Positioning pada Operasi Bedah Syaraf


- SPO Memandikan pasien dan SPO Mencuci Rambut
Hari, Tanggal Kamis, 22 Desember 2022
Waktu Pukul 12.00 – 13.00
Presenter 1. Sari Dwi Tofani
2. Ns. Ruth Sihotang
3. Ns. Risqi Rakman
Moderator Dyah Kartika Putri

A. Ringkasan
Melakukan positioning pada pasien operasi merupakan tahap yang penting dan krusial untuk
dilakukan diantaranya mencegah komplikasi, durasi operasi yang panjang dan kompleks,
access approach serta patient dan personel safety. Sebelum melakukan positioning, harus
diperhatikan alat invasive dan medical device yang terpasang pada pasien seperti adanya CVC,
IV Cath, Arteri line, EKG, saturasi, NIBP, ETT, pemantau kedalaman anestesi, Lumbar drain,
jarum IOM, headclamp navigasi arm, folley cath.
Prinsip positioning antara lain jaga privasi pasien, kaji pasien (usia, riwayat kesehatan, berat,
status kardiopulmonary), monitor TTV (pastikan alat monitoring terpasang dengan baik serta
pantau sebelum dan sesudah posisi), cegah luka tekan (beri bantalan di area tonjolan tulang,
hindari penekanan area mata hidung saat posisi prone), posisikan sefisiologis mungkin (cegah
over fleksi/ektensi, over abduksi, hindari tubuh dengan kontak logam, padang groundpad),
pastikan assesoris dan equipment lengkap dan berfungsi dengan baik, mempertahankan airway
(pastikan ETT terfiksasi dengan baik, cegah leher hiperfleksi), serta akses iv line/cvc mudah
untuk dijangkau dan berfungsi dengan baik, pastikan selang infus tidak tertekuk/ terlilit.
Pada tahap positioning harus diperhatikan dengan mengkonfirm tindakan operasi, lokasi
insisi, approach, posisi. Siapkan meja operasi dan assesoris positioning, sesuaikan dengan usia,
pastikan berfungsi. Posisi dilakukan setelah pembiusan dan pemasangan alat invasive, pastikan
personel cukup, TTV dalam kondisi stabil, lakukan positioning sesuai dengan prinsip/ tekhnik
positioning. Setelah selesai evaluasi Kembali (cek TTV, airway, kepatenan iv line, IOM, posisi
pasien), dokumentasikan.
Terdapat beberapa positioning yang dilakukan, diantaranya:
1. Supine (neutral position) untuk approach uni/bifrontal, contoh kasus seperti Craniotomy
SOL Sella, SOL Suprasella, Clipping aneurisma transspenoid, ACDF, ACCF, Vp Shunt,
tumor frontal. Tindakan Endoscopic Trans Spenoidal Surgery (ETSS) dan untuk Tindakan
VP shunt pada bayi
2. Prone digunakan untuk approach fossa posterior, sub oksipital median spine posterior,
contoh kasus seperti cranial: craniotomy pada tumor medulablastoma, tumor occipital, spine:
dekompresi arlod chiari, laminectomy, laminoplasty, lateral mass screw, microdisectomy,
PLIF, TLIF, PLED, BESS
3. Lateral (temproral approach)
4. Parkbanch (Retrosigmoid/ far lateral approach)

Sebelum melakukan tindakan operasi, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan seperti
memandikan pasien dan mencuci rambut sesuai dengan SPO dan kondisi pasien. Untuk pasien
yang mau operasi diusahakan perawat mengedukasi pasien/keluarga dalam penggunaan sabun
Chlorhexidin.
Selain itu, untuk pasien post operasi perlu diperhatikan cara memandikan dan mencuci
rambut pada daerah operasi untuk menghindari terjadinya infeksi. Serta pastikan keluarga dan
pasien paham bagaimana personal hygiene yang dianjurkan saat rawat jalan.

B. Kesimpulan
- Positioning tahap yang sangat penting dan krusial untuk keberhasilan operasi
- Pencegahan cidera dan komplikasi menggunakan tekhnik positioning
- Kerjasama tim
- Bagi ruangan lain saat menerima pasien post op selalu cek laporan pembedahan

 SPO Positioning : 7752-OT.02.02-SPO TATALAKSANA PASIEN JATUH DI IBS


DLL.pdf
 SPO Memandikan pasien : OT.02.02/XXXIX.2/9102/2020. MEMANDIKAN PASIEN
 SPO Mencuci Rambut : OT.02.02/XXXIX.1/-/2020. MENCUCI RAMBUT. (belum
disahkan)

Anda mungkin juga menyukai