PERKECAMBAHAN
PERKECAMBAHAN
KECAMBAH
Disusun oleh :
1. Adel Lidya Maesya Zayyan
2. Anindya Marsha Ariefiandina
3. M. Farix Alfarezi
4. M. Putra Aryansyah
5. Nadine Audya
6. Satria Putra Ramadhan
Guru Pembimbing : Dra. Ganesya H, M.M
2
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Penelitian
Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran biologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pertumbuhan dan perkembangan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ganesya H, M.M,
selaku Guru Biologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
Judul Penelitian : LAPORAN PENELITIAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KECAMBAH
Nama Peneliti : 1. Aditya Ramadhan
2. Aisyah Rahma Tri M.P
3. Azizah Medina Maharani
4. M. Rafi Defriansya
5. Nadhira Putri Syabita
6. Nyayu Naila
Pembimbing : Dra. Ganesya H, M.M
ABSTRAK
ii
Kata Kunci : Perkecambahan, Pertumbuhan dan Perkembangan, Kacang hijau, Kacang
merah, Jagung
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal penting pada
makhluk hidup. Makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila mengalami
perubahan fisik yang berkaitan dengan pertambahan ukuran, bentuk dan
volume yang bersifat irreversible. Sedangkan dikatakan berkembang jika
mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih
sempurna. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui zat pengatur tumbuh
terhadap pertumbuhan organ akar, serta pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan dan arah tumbuh batang. Proses ini dilakukan dengan tiga
percobaan yaitu pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar, pengaruh
cahaya terhadap perkecambahan serta pengamatan fototropisme. Hasil yang
didapatkan yaitu perkecambahan pada kacang hijau lebih cepat terjadi pada
kondisi gelap dibandingkan dengan kondisi mendapatkan cahaya, dengan
warna daun yang kekuningan dengan batang yang tidak lurus sementara pada
kondisi mendapatkan cahaya memiliki daun yang hijau segar dan batang yang
lurus serta lebih keras. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat zat pengatur
tumbuh terhadap pertumbuhan organ akar yaitu hormon auksin. Cahaya dapat
mempengaruhi proses perkecambahan baik dari segi tinggi, jumlah akar, dan
klorofil yang dimiliki. Proses perkecambahan di tempat yang gelap prosesnya
terjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan perkecambahan di tempat yang
terang karena produksi auksin yang terhambat oleh cahaya. Cahaya juga
dapat mempengaruhi arah tumbuh batang, pada kondisi cahaya yang baik
arah tumbuh batang cenderung lurus dan kokoh sementara pada kondisi gelap
arah tumbuh batang tidak dapat lurus karena mengalami abnormal etiolasi.
1
Proses perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang paling
penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila
mengalami perubahan fisik yang berkaitan dengan pertambahan ukuran,
bentuk dan volume yang bersifat tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan
dikatakan berkembang jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya
lebih sempurna. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah
peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan
tingkat kedewasaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah?
2. Apa perbedaan perkecambahan epigeal dan hipogeal?
3. Apa perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, yaitu :
1.Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau,
kacang merah dan biji jagung.
2.Untuk mengetahui perbedaan perkecambahan epigeal dengan perkecambahan hipogeal.
2
3. Untuk mengetahui perbedaan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.
E. Hipotesis
1.Menurut dugaan kami cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tumbuhan biji kacang hijau, merah maupun jagung yang berada di lingkungan
yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di
tempat gelap akan lebih cepat tinggi dari pada tumbuhan ditempat terang namun akan
mengalami layu semu.
2.
Tumbuhan kacang hijau lebih cepat tumbuh dari pada kacang merah dan jagung sebab
ukuran kacang hijau < dari pada kacang merah dan jagung sehingga proses imbibisi terjadi
dengan cepat (masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori / penyerapan air)
3
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4
tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam
buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan
untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda
(bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga
berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat
dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan
cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal
dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek
pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman dewasa (Sumpena,
2005).
Menurut Sadjad, dalam “Dasar-dasar Teknologi Benih”.(1975, Biro Penataran IPB-
Bogor), yang dimaksudkan dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk
keperluan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan
komponen agronomi.
Dari beberapa definisi di atas beberapa berpendapat bahwa benih merupakan hasil
perkembangbiakan secara generatif namun ada pula yang mengatakan bahwa benih
merupakan hasil dari perkembangbiakan secara vegetatif maupun generatif. Terkait
dengan hal itu pengertian benih lebih cenderung kepada hasil perkembangbiakan
tanaman secara vegetatif maupun generatif sebagaimana yang telah tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia no.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4.
5
dan epikotil benih tumbuh menjadi tunas. Kotiledon sebagai cadangan energi akan
melakukan proses pembelahan dengan sangat cepat untuk membentuk daun.
Perkecambahan ini misalnya terjadi pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan
tanaman jarak.
b. Perkecambahan hypogeal
Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan
terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada di dalam tanah (hipokotil tetap berada di dalam tanah). Tipe
perkecambahan hipogeus hipokotil benih tidak memanjang tetapi epikotil benih yang
memanjang menembus permukaan tanah. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri
dan jagung.
6
merombak senyawa yang mengandung P, lipase yang merombak senyawa lipid,
peptidase yang merombak senyawa protein.
3. Perombakan cadangan makanan
Terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
bentuk-bentuk yang terlarut.
4. Translokasi makanan ke titik tumbuh
Setelah penguraian bahan-bahan karbohidrat,protein,lemak menjadi bentuk-bentuk
yang terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh.
5. Pembelahan dan Pembesaran Sel
Assimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik
menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel
baru. Merupakan tahap terakhir dalam penggunaan cadangan makanan dan
merupakan suatu proses pembangunan kembali.
6. Munculnya radikal dan pertumbuhan kecambah
Munculnya radikal adalah tanda bahwa proses perkecambahan telah sempurna. Proses
ini akan diikuti oleh pemanjangan dan pembelahan sel-sel. Proses pemanjangan sel
ada dua fase yakni; fase 1 (fase lambat) dimana pemanjangan sel tidak diikuti dengan
penambahan bobot kering dan fase 2 (fase cepat), yang diikuti oleh penambahan
bobot segar dan bobot kering. Pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh, pertumbuhan
kecambah ini tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji. Kecambah
mulai mantap setelah ia dapat menyerap air dan berfotosintesis (autotrof). Semula,
ada masa transisi antara masih disuplai oleh cadangan makanan sampai mampu
autotrof. Saat autotrof dicapai proses perkecambahan telah sempurna.
7
yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi
embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman,
dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi Benih
Dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi
benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal
berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk
berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan
dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik
atau menghambat laju respirasi.
8
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan
benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran
suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi
benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan
benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan
dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto.
1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang
mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang
dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio
kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada
jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap
perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya
penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002)
pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu
golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat
gelap maupun ada cahaya. Klasifikasi benih berdasar pengaruh cahaya :
1. Memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan. Misalnya : selada
2. Tidak memerlukan cahaya. Misalnya : bayam
3. Dapat berkecambah pada tempat gelap ataupun terang. Misalnya : kubis,
kacang-kacangan
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab
penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat
digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan untuk penelitian pada perkecambahan ini adalah dengan
cara eksperimen
B. Variabel Pengamatan
1. Variabel Bebas : cahaya matahari, suhu
10
2. Variabel Terikat : kacang hijau, kacang merah, jagung
3. Variabel Kontrol : pertumbuhan dan perkembangan yang diamati
C. Sasaran Penelitian
1. Populasi : Semua biji kacang hijau, kacang merah, jagung
2. Sampel : 7 biji kacang hijau, merah dan jagung
E. Langkah Kerja
1. Siapkan biji
11
5. Beri air secukupnya
12
GRAFIK PERTUMBUHAN KACANG HIJAU
25
20
15
10
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 7
TERANG GELAP
16
14
12
10
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 7
Terang Gelap
13
GRAFIK PERTUMBUHAN JAGUNG
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 7
Terang Gelap
G. Interprestasi Data
14
(Terang) Jagung
Hari ke 1-7 : tidak tumbuh
(Gelap) Jagung
Hari ke 1-7 : tidak tumbuh
H. Uji Potesis
Teori yang ada membuktikan bahwa adanya pengaruh intensitas cahaya dapat
mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
Penelitian yang telah kami lakukan ini membuktikan bahwa intensitas cahaya
sangat berpenngaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji kacang hijau, kacang merah
dan jagung. Dapat dilihat dari data hasil penelitian menunjukan reaksi di tempat yang
tidak terkena cahaya metahari secara langsung lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan
reaksi ditempat yang terkena cahaya matahari secara langsung.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman kacang hijau mulai berkecambah saat
usia 1 hingga 3 hari sedangkan kacang merah mulai berkecambah saat usia 1 hingga 4
hari namun pada eksperimen kami jagung tidak berhasil (gagal) . Saat itu terlihat kuncup
batang mulai terlihat diatas permukaan tanah dengan panjang rata-rata 1cm.
Tumbuhan kacang hijau, kacang merah dan jagugn seharusnya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan paling cepat saat berada di tempat gelap. Akar, batang,
dan daunnya paling panjang diantara yang lainnya. Namun kecepatan pertumbuhan
tersebut mempengaruhi kualitas tanaman. Hal ini dapat dilihat dari daun dan batangnya.
16
Bentuk daun tipis dengan warna hijau muda, dan ukuran batang yang kecil dengan
ukuran yang panjanga dan berwarna kekuningan.
Kondisi diatas berbanding terbalik dengan kondisi tanaman kacang hijau yang
terdapat pada tempat terang. Pada tempat terang, tumbuhan tumbuh dengan warna daun
yang lebih hijau dan batang yang kokoh.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhaan yang dihasilkan pada batang justru lebih cepat yang tidak terkena oleh
cahaya matahari langsung
2. Keadaan warna daun yang terkena cahaya lebih segar dibanding yang tidak terkena
cahaya
3. Tumbuhan yang terkena cahaya matahari menghasilkan batang yang kokoh namun
pertumbuhan lebih lambat dibanding yang tidak terkena cahaya matahari
4. Ukuran benih juga mempengaruhi pertumbuhan karna semakin kecil benih semakin
cepat proses imbibisi
5. Terlalu banyak air dan suhu yang lembab dapat menyebabkan tumbuhan mati dan
berjamur.
B. Teori
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, volume, masa. Perkembangan adalah
pertambahan kedewasaan organ tubuh makhluk hidup. Penelitian kali ini membahas
tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan salah satunya ada ‘perkecambahan’.
Perkecambahan adalah pertumbuhan awal pada tumbuhan, sebelum terjadinya dormansi.
3 bagian penting perkecambahan: plumulae (pucuk lembaga), kotiledon (keping
cadangan makanan), radikula (akar lembaga).
Pada bab II sedikit menyinggung tentang ‘kotiledon’, pada bab ini kami akan
menjelaskan lebih rinci mengenai kotiledon pada tumbuhan yang kami tanam. Kotiledon
adalah kepingan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanan, berdasarkan letaknya
kotiledon dibedakan menjadi 2 tipe yaitu; ‘epigeal’ dan ‘hipogeal’. Epigeal biasanya
terjadi pada tumbuhan dikotil, dimana kotiledon dan plumulaenya terdorong keatas
permukaan tanah. Hal ini karena hipokotil lebih aktif tumbuh daripada epikotil.
Contohnya pada kacang hijau dan kacang merah. Sedangkan hipogeal biasa terjadi di
tumbuhan monokotil dimana plumulaenya keluar dari tanah tetapi kotiledonnya tetap
berada dibawah tanah. Hal ini karena bagian epikotil lebih aktif tumbuh dari pada bagian
hipokotil. Contohnya pada jagung.
Fase fase pertumbuhan dapat digambarkan dengan kurva, dapat dilihat pada bab III
dimana masing-masing tumbuhan pasti mengalami fase pertumbuhan walau dengan
waktu yang berbeda.
berikut adalah 4 fase pertumbuhan;
1. Fase lag : pertumbuhan terjadi secara lamban
2. Fase log : pertumbuhan terjadi secara cepat
3. Fase stationer : pertumbuhan terhenti
4. Fase kematian : tumbuhan mengalami penuaan.
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan;
1. Faktor dalam (internal)
18
a. Gen, bibit yang bagus akan menghasilkan tumbuhan yang bagus pula. Untuk
membedakan bibit yang bagus dapat dilakukan dengan merendam biji
selama kurang lebih semalaman..
b. Hormon, salah satu hormon yang berpengaruh cukup besar pada eksperimen
ini merupakan hormon ‘auksin’ hormon auksin merupakan hormon yang
berfungsi untuk mendorong pertumbuhan tanaman dengan pemanjangan dan
pertumbuhan akar, dan pembentukan buah dan bunga namun hormon auksin
tidak dapat bekerja secara optimal jika terkena sinar matahari. Itulah
mengapa tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari dapat tumbuh lebih
cepat
2. Faktor luar (eksternal)
a. Cahaya
Pengaruh cahaya pada pertumbuhan adalah bersifat menghambat
pertumbuhan tanaman. Bukti yang sangat jelas dapat dilihat dari hasil
eksperimen yang kami lakukan, dimana tumbuhan yang hidup ditempat
gelap mengalami etiolasi yaitu pertumbuhan yang cepat dengan batang yang
lebih panjang, namun daun yang tidak lebar dan pucat sedangkan tumbuhan
yang tumbuh di tempat terang batang lebih pendek, kokoh, dan daun lebar
berwarna hijau. Hal ini karna ada hubungannya dengan hormon auksin
dimana jika hormon auksin terkena cahaya maka strukturnya akan rusak
sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagai hormon penumbuh. Namun
cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk kelangsungan hidupnya,
sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses
berlangsungnya fotosintesis di dalam daun-daun tumbuhan hijau. Dari proses
fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman. Dalam fotosintesis, cahaya
berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang
menjadi pucat karena tidak terkena cahaya, sehingga tidak dapat membentuk
klorofil.
b. Suhu
Setiap proses pertumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
c. Kelembaban
Kelembaban atau kadar air berpengaruh pada pertumbuhan sebab jika
berlebihan tumbuhan dapat mati.
d. Air
Air merupakan syarat mutlak yang diperlukan oleh tumbuh untuk
pertumbuhan.
e. Oksigen
Oksigen dibutuhkan tumbuhan tumbuhan untuk proses respirasi aerob, guna
untuk pembebasan energi sebagai pengatur suhu dan proses kehidupan.
Tumbuhan yang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan kematian
19
20
DAFTAR PUSTAKA
academia.edu. (n.d.). penelitian kacang hijau lengkap. academia.edu. Retrieved juli 19, 2023
academia.edu. (n.d.). PENERAPAN LANGKAH LANGKAH METODE ILMIAH Pengaruh Cahaya terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau. Retrieved juli 19, 2023
blogspot. (2013, september 05). laporan penelitian perkecambahan biji kacang hijau. Retrieved juli 19,
2023
scribd.com. (2013). metode ilmiah kacang hijau (tugas biologi). scribd.comm. Retrieved juli 19, 2023
slideshare. (2013, oct 18). laporan penelitian perkecambahan. slideshare. Retrieved juli 19, 2023
slideshare. (2014, sep 13). Metode ilmiah kacang hijau. slideshare. Retrieved juli 19, 2023
21
LAMPIRAN
Gelap
H-1 H-6
H-2 H-7
H-3
H-4
H-5
22
Terang
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
23
H-6
H-7
24