3. Kebijakan
4. Referensi a. PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
b. Prosedur Penanganan Malaria oleh Subdit Malaria-Dit PPBB Ditjen
PP&PL, 2010
5. Prosedur/ a. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
Langkah- Pada anamnesa sangat penting diperhatikan :
langkah 1) Keluhan utama : demam, mengigil, berkeringat dan dapat disertai
sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
2) Kelemahan umum
3) Kejang-kejang
8) Muntah terus-menerus
11) Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria)
b) Pucat
c) Nadi cepat
d) Pernafasan cepat (takipnea)
2) Pada periode dingin dan berkeringat:
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat
b) Nadi teraba cepat dan lemah
c) Kondisi tertentu ditemukan penurunan kesadaran
3) Kepala : konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada
malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
4) Toraks : terlihat pernafasan cepat
5) Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga asites
6) Ginjal : ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oliguria atau
anuria
7) Ekstremitas : akral dingin (tanda-tanda syok)
2) Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan anak-
anak < 50 mgHg
4) Frekuensi nafas > 35 kali per menit pada orang dewasa atau > 40
kali per menit pada balita. Anak di bawah 1 tahun > 50 kali per
menit.
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3 / 16
SOP
RSUD MAS
AMSYAR
KASONGAN
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit
plasmodium, atau
2) Menggunakan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT)
Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 5 / 16
SOP
RSUD MAS
AMSYAR
KASONGAN
Pengobatan lini II
Pengobatan lini II malaria falsiparum diberikan jika pengobatan lini I tidak
efektif dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudensi).
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 6 / 16
SOP
RSUD MAS
AMSYAR
KASONGAN
Primak
1 - 3/4 1½ 2 2 2 2 3 3
uin
Jenis
Hari 6- 20- 30- 45- > 60
Obat <5 kg
19kg 29kg 44kg 59kg kg
0 -1 1-8 >8 10-14 > 15 > 15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Doksisiklin 2x50m 2x100
- - 2x25mg 2x75mg
g mg
klin ai 25 25
7 mg mg
BB mg mg
Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Gambaran Laboratorium :
a) Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%.
b) Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15
mmol/L).
c) Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15%) pada keadaan
hitung parasit > 10.000/uL, apabila anemianya hipokromik mikrositik
harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia /
hemoglobinopati lainnya.
d) Hiperparasitemia ≥ 2%.
e) Hiperlaktemia (asam laktat > 5 ugr/L).
f) Maroskopik hemoglobinuri oleh karena infesi malaria akut (bukan
karena oat anti malaria pada seorang dengan defisiensi G6PD).
g) Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam pada orang dewasa atau , 1
ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakuan rehidrasi, dengan kreatinin
darah > 3 mg%).
Penatalaksanaan :
a) Pasien malaria berat harus segera dirujuk ke RS yang mempunyai
fasilitas yang lengkap.
b) Artesunate atau Artemeter ataupun Kina Hidroklorida intramuskular
sebagai dosis awal sebelum dirujuk ke RS.
Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgBB per i.v dan diulang
setelah 12 jam dengan dosis yang sama.Larutan artesunat juga dapat
diberikan per i.m (intramuscular) dengan dosis yang sama.
Artemeter intramuscular tersedia dalam ampil yang berisi 80 mg
artemeter dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6
mg/kgBB secara i.m dan diulang setelah 12 jam.
Kina perinfus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat pada
daerah yang tidak tersedia derivat artemisin parenteral dan ibu hamil
trimester pertama.Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina
dihidroklorida 25%. 1 Ampul berisi 500 mg/2 ml.
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 11 / 16
SOP
RSUD MAS
AMSYAR
KASONGAN