Anda di halaman 1dari 8

MALARIA

No.
:
Dokumen

No. Revisi :

SOP
Tanggal
: 07 Mei 2016
Terbit

Halaman : 1/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.1981011420100110
04

1. Pengertian Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang


disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam
darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan
pembesaran limpa

2. Tujuan Mendiagnosis dan mengobati penyakit malaria dengan tepat

3. Kebijakan

4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015

TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER


DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

5. Prosedur / Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)


langkah
Keluhan

Demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan

menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri


otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual
muntah, dan diare.

Faktor Risiko
MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :2/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.

2. Tinggal di daerah yang endemis malaria

3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik


malaria.

4. Riwayat mendapat transfusi darah.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Patognomonis

a. Pada periode demam:

 Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh


meningkat dapat sampai di atas 400C dan kulit kering.

 Pasien dapat juga terlihat pucat.

 Nadi teraba cepat

 Pernapasan cepat (takipneu)

b. Pada periode dingin dan berkeringat:

 Kulit teraba dingin dan berkeringat.

 Nadi teraba cepat dan lemah

 Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan


kesadaran.

2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir


MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :3/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

sianosis, dan pada malaria serebral dapat ditemukan


kaku kuduk.

3. Toraks : Terlihat pernapasan cepat.

4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat


juga ditemukan asites.

5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman,


oligouri atau anuria.

6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda


menuju syok.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan


parasit Plasmodium.

2. Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (Trias Malaria:


panas – menggigil – berkeringat), pemeriksaan fisik, dan
ditemukannya parasit plasmodium pada pemeriksaan
mikroskopis hapusan darah tebal/tipis.

Klasifikasi

1. Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum.


MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :4/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

2. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax.

3. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium ovale.

4. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium malariae.

5. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium knowlesi.

Diagnosis Banding

1. Demam Dengue

2. Demam Tifoid

3. Leptospirosis

4. Infeksi virus akut lainnya

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

Pengobatan Malaria falsiparum

1. Lini pertama: dengan Fixed Dose Combination (FDC)


yang terdiri dari Dihydroartemisinin (DHA) +
Piperakuin (DHP) tiap tablet mengandung 40 mg
Dihydroartemisinin dan 320 mg Piperakuin. Untuk
dewasa dengan Berat Badan (BB) sampai dengan 59 kg
diberikan DHP per oral 3 tablet satu kali per hari selama
3 hari dan Primakuin 2 tablet sekali sehari satu kali
pemberian, sedangkan untuk BB > 60 kg diberikan 4
tablet DHP satu kali sehari selama 3 hari dan Primaquin
3 tablet sekali sehari satu kali pemberian. Dosis DHA =
2-4 mg/kgBB (dosis tunggal), Piperakuin = 16-32
MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :5/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

mg/kgBB (dosis tunggal), Primakuin = 0,75 mg/kgBB


(dosis tunggal).

2. Lini kedua (pengobatan malaria falsiparum yang tidak


respon terhadap pengobatan DHP): Kina + Doksisiklin/
Tetrasiklin + Primakuin. Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali
(3x/hari selama 7 hari), Doksisiklin = 3,5 mg/kgBB per
hari (dewasa, 2x/hari selama7 hari) , 2,2 mg/kgBB/hari
( 8-14 tahun, 2x/hari selama 7 hari) , Tetrasiklin = 4-5
mg/kgBB/kali (4x/hari selama 7 hari).

Pengobatan Malaria vivax dan Malaria ovale

1. Lini pertama: Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin


(DHP), diberikan peroral satu kali per hari selama 3 hari,
primakuin= 0,25mg/kgBB/hari (selama 14 hari).

2. Lini kedua (pengobatan malaria vivax yang tidak respon


terhadap pengobatan DHP): Kina + Primakuin. Dosis
kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari),
Primakuin = 0,25 mg/kgBB (selama 14 hari).

3. Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh):

a. Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis


primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

b. Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila


pemberian Primakiun dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah
diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali
dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu
sampai 3 bulan setelah pengobatan.
MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :6/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

Pengobatan Malaria malariae

Cukup diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari dengan dosis


sama dengan pengobatan malaria lainnya dan dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
Primakuin.

Pengobatan infeksi campuran antara Malaria falsiparum dengan

Malaria vivax/ Malaria ovale dengan DHP

Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali


perhari selama 3 hari, serta DHP 1 kali per hari selama 3 hari
serta Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari.

Pengobatan malaria pada ibu hamil

1. Trimester pertama: Kina tablet 3 x 10mg/ kg BB +


Klindamycin 10mg/kgBB selama 7 hari.

2. Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama


3 hari.

3. Pencegahan/profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul


100 mg/hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4
minggu setelah keluar/pulang dari daerah endemis.

Pengobatan di atas diberikan berdasarkan berat badan penderita.

Komplikasi

1. Malaria serebral.

2. Anemia berat.
MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :7/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

3. Gagal ginjal akut.

4. Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress


Syndrome).

5. Hipoglikemia.

6. Gagal sirkulasi atau syok.

7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan


dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan
koagulasi intravaskular.

8. Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada


hipertermia.

9. Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma


< 15 mmol/L).

10. Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria


akut.

Konseling dan Edukasi

1. Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga


mengenai prognosis penyakitnya.

2. Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :

a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau


repellen

b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan


MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal : 07 Mei 2016
Terbit
Halaman :8/7

PUSKESMAS dr. ROBY


Karang Jaya
WIDIYANTO
NIP.198101142010011
004

pengawasan minum obat

Kriteria Rujukan

1. Malaria dengan komplikasi

2. Malaria berat, namun pasien harus terlebih dahulu diberi


dosis awal Artemisinin atau Artesunat per Intra
Muskular atau Intra Vena dengan dosis awal 3,2mg /kg
BB

6. Diagram alir / jika


dibutuhkan

7. Unit Terkait BP UMUM, UGD, RAWAT INAP, LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai