Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di

dalam tubuhmanusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri

dari air. Namun bergantung kepadakandungan lemak & otot yang terdapat di

dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasiantara 50-70% dari total

beratbadan orang dewasa.Oleh karenaitu maka tubuh yang terlatih &terbiasa

berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih

banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet.

Di dalam tubuh, sel-selyang mempunyai konsentrasi air paling tinggi

antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti

paru-paruatau jantung, sedangkan sel-selyang mempunyai konsentrasi air

paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan

yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah

mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energy tubuh atau dapat

juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam

tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 Lcairan per

harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui

keluarnya keringat, 400ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses

respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces (tinja).

Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas ≈240


ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan

perharinya.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini

adalah:

1. Bagaimana anatomi cairan tubuh?

2. Apa pengertian dari cairan tubuh

3. Apa penyebab terjadinya ketidak seimbangan volume cairan?

4. Bagaimana patofisiologinya?

5. Apasaja tanda dan gejalanya?

6. Sebutkan klasifikasinya?

7. Apa saja pemeriksaan diagnostic?

8. Bagaimana penatalaksanaanna?

9. Apa saja diagnosa keperawatannya?

10. Bagaiamana asuhan keperawatannya

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang cairan

dan elektrolit. Selain itu, makalah ini juga untuk memenuhi salah satu tugas

dari dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI CAIRAN TUBUH

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat

berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.

Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan

pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan

pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan

berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan,

sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.Hal ini terlihat pada tabel

berikut :

Tabel.1 Perubahan cairan tubuh total sesuai usia

Usia Kilogram Berat (%)

Bayi premature 80

3 bulan 70

6 bulan 60

1-2 tahun 59

11-16 tahun 58

Dewasa 58-60

Dewasa dengan obesitas 40-50

Dewasa kurus 70-75


Dikutip dari : Garner MW: Physiology and pathophysiology of the body

fluid, St.Louis,1981, Mosby.

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada

perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperatif maupun

perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan

tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah,

maka resiko penderita menjadi lebih besar.Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke

dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular.Lebih jauh

kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.

a. Cairan intraselular Cairan yang terkandung di antara sel disebut

cairan intraselular. Pada orang dewasa, sekitar duapertiga dari

cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-

rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar

70kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat

badannya merupakan cairan intraselular.

b. Cairan ekstraselular Cairan yang berada di luar sel disebut cairan

ekstraselular. Jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang seiring

dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan

tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah

cairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume

total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda

dengan berat rata-rata 70kg.

Cairan ekstraselular dibagi menjadi:


 Cairan Interstitial Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam

cairan interstitial, sekitar 11-12 liter pada orang dewasa.Cairan

limfe termasuk dalam volume interstitial. Relatif terhadap ukuran

tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kalilipat pada bayi baru lahir

dibandingkan orang dewasa.

 Cairan Intravaskular Merupakan cairan yang terkandung dalam

pembuluh darah (contohnya volume plasma). Rata-rata volume

darah orang dewasa sekitar 5-6 L dimana 3 liternya merupakan

plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan

platelet.

 Cairan Transeluler Merupakan cairan yang terkandung diantara

rongga tubuh tertentu seperti serebrospinal, perikardial, pleura,

sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.Pada

keadaan sewaktu, volume cairan transeluler adalah

sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak dapat masuk dan

keluar dari ruang transeluler.

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non

elektrolit.

Elektrolit Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan

menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan

ion negatif (anion). Jumlah kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama

(diukur dalam miliekuivalen).


1. Kation

Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan

kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+).Suatusistem

pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan

potassium ini.

2. Anion

Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-)

danbikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular

adalah ion fosfat (PO43-).Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan

cairan interstitial pada intinya sama maka nilai elektrolit plasma

mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak

mencerminkan komposisi cairan intraseluler.

a. Natrium

Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan

paling berperan didalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar

natrium plasma: 135-145mEq/liter. Kadarnatrium dalam plasma

diatur lewat beberapa mekanisme:

 Left atrial stretch reseptor

 Central baroreseptor

 Renal afferent baroreseptor

 Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)

 Atrial natriuretic factor

 Sistem renin angiotensin


 -Sekresi ADH

 -Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total

Body Water)

Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau

40,5mEq/kgBB dapatberubah-ubah.Ekresi natrium dalam urine

100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dankeringat 58mEq/liter.

Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl). Natrium dapat

bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupunke

dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium

(muntah,diare)sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi

keadaan dehidrasi disertai kekurangannatrium. Kekurangan air dan

natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natriumdari

cairan interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air

akan ditarik daridalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak

dapat dipertahankan terjadilahkegagalan sirkulasi.

b. Kalium

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan

ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan

keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh

sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan

yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan

protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter,


kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium

sangat berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi

kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan

keringat 10 mEq/liter.

c. Kalsium

Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-

90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah

pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya tulang, keadaan

endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi olehkelenjar-

kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, dan hipofisis. Sebagian

besar (99%) ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan

ekstraseluler dan tidak terdapat dalamsel.

d. Magnesium

Magnesium ditemukan di semua jenis makanan.Kebutuhan unruk

pertumbuhan +10 mg/hari.Dikeluarkan lewat urine dan faeces.

e. Karbonat

Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah

satu hasilakhir daripada metabolisme.Kadar bikarbonat dikontrol

oleh ginjal. Sedikit sekalibikarbonat yang akan dikeluarkan urine.

Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting

peranannya dalam keseimbangan asam basa.

Non elektrolit Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi

dalam cairan. Zat lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
B. PENGERTIAN CAIRAN TUBUH

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air

tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan

osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari

cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur

secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya

terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan

mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total. Cairan dan

elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah

satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit

melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh

adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan

listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk

ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan

didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke

dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling

bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan

berpengaruh pada yang lainnya


C. PENYEBAB TERJADINYA CAIRAN TUBUH

Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh

yangpaling umum terjadi pada pasien bedah. Penyebab paling umum adalah

kehilangan cairandi gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik,

diare dan drainase fistula. Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan

pada cedera jaringan lunak, infeksi,inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi

usus, dan luka bakar. Keadaan akut, kehilangancairan yang cepat akan

menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat danjantung. Pada

kehilangan cairan yang lambat lebih sdapat ditoleransi sampai defisi

volumecairan ekstraselular yang berat terjadi.

D. PATOFISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Proses Pergerakan Cairan Tubuh Perpindahan air dan zat terlarut di antara

bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan aktif.

Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme

transpor aktif membutuhkan energi. Difusi dan osmosis adalah mekanisme

transpor pasif. Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan

pompa Na-K yang memerlukan ATP. Proses pergerakan cairan tubuh antar

kompertemen dapat berlangsung secara:

a) Osmosis

Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membrane

semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah


menuju larutanberkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh

membran sel dan kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan

osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama.Membran

semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun

tidakdapat dilalui zat terlarut misalnya protein. Tekanan osmotik plasma

darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan dengan tekananosmotik kira-kira

sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat).Larutan

dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik (akuades),

sedangkanlebih tinggi disebut hipertonik.

b) Difusi

Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan

akan bergerak darikonsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.

Tekanan hidrostatik pembuluhdarah juga mendorong air masuk berdifusi

melewati pori-pori tersebut.Jadi difusitergantung kepada perbedaan

konsentrasi dan tekanan hidrostatik.

c) Pompa Natrium Kalium

Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang

memompa ionnatrium keluar melalui membran sel dan pada saat

bersamaan memompa ion kalium dariluar ke dalam. Tujuan dari pompa

natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam

sel.
E. TANDA DAN GEJALA KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

Perubahan cairan tubuh Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi

3, yaitu :

1. Perubahan volume

Tabel.3 Tanda-tanda klinis dehidrasi

Symptom/Sign Mild Dehydration Moderate Dehydration

Level of Alert Lethargic Obtunded

consciousness*

Capillary refill* 2 second 2-4 second Greater than 4

second, cool

limbs mucous

Membranes* Normal Dry Parched, cracked

Tears* Normal Decreased Absent

Heart rate Slight increase Increased Very increased

Respiratory rate Normal Increased Increased and

hyperpnea

Blood pressure Normal Normal, but Decreased

orthostatis

Pulse Normal Thready Faint or impalpabie

Skin turgor Normal Slow Tenting


Fontanel Normal Depressed Sunken

Eyes Normal Sunken Very sunken

Urine output Decreased Oliguria Oliguria/anuria

* Best indicators of hydration statuss

Tabel. 4 Derajat dehidrasis

Dehidrasi Dewasa Anak

Ringan 4% 4% - 5%

Sedang 6% 5% - 10%

Berat 8% 10% - 15%

Shock 15-20% 15% - 20%

Cararehidrasi:

1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang diberikan

(D) =derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc

2) Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24

jamatau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)

3) Pemberian cairan : o 6 jam I = ½ D + ¼ M atau 8 jam I = ½ D + ½ M

(menurut Guillot) o 18 jam II = ½ D + ¾ M atau 16 jam II = ½ D + ½ M

(menurut Guillot)
1. Kelebihan volume

Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat

iatrogenic (pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan

kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan intravena glukosayang

menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal

(gangguan pada GFR), sirosis, ataupun gagal jantung kongestif.Kelebihan

cairan intaseluler dapat terjadi jika terjadi kelebihancairan tetapi jumlah NaCl

tetap atau berkurang.

2. Perubahan konsentrasi

- Hiponatremia

Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi,

iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L

makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan

oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli

ginjal,diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,

nefrosis). Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mg/L)

atau NaCl3% ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.

Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara perlahan-

lahan, sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif.


F. KLASIFIKASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

 Dehidrasi

Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum darinatrium

menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L)

atauhipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling

seringterjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar

510% darikasus.

1) Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir

samadengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium

besarnyarelatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen

ekstravaskular.

2) Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan

kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara

garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang

hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular

berpindah kekompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan

volume intravaskular.

3) Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan

kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis). Secara

garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang
hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah

ke kompartemen intravaskular, sehingga meminimalkan penurunan volume

intravaskular.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam – basa dalam darah dengan

menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan gas

darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)

2. Pemeriksaan eletrolit terutama kadar Natrium, Kalium, dan Fofor dalam

serum.

H. PENATALAKSANAAN

Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal

Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah

olehstres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya

cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.

Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-

2500ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan

cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml

kehilangan cairan yangtidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan

paruparu.

Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme

oksidatifdari karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250-300 ml per hari,
cairan yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml tiap hari, cairan dari

makanan padat sekitar800-1000 ml tiap hari, sedangkan kehilangan cairan terjadi

dari ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 40-80 ml per jam untuk orang

dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik),kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6

ml/kg/24 jam pada rata

rata orang dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam

yaitu 100-150 ml tiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu tubuh di

atas 37 derajat celcius dan sensible loss yang banyaknya tergantung dari tingkatan

dan jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar 400 ml tiap hari dari

insensible loss), traktus gastrointestinal (100-200 ml tiap hari yang dapat

meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat penyakitdi traktus gastrointestinal),

third-space loses.

Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasa

FLUID GAINS FLUID LOSES

Oxidative 300 ml Kidneys 1200-1500 ml

Metabolism Skin 500-600 ml

Oral fluids 1100-1400 ml Lungs 400 ml

Solid foods 800-1000 ml GI tract 100-200 ml

TOTAL 2200-2700 ml TOTAL 2200-2700 ml


I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALISA DATA

No Keluhan / Data Etiologi Problem


Data objektif : Diare; kehilangan Ketidakseimbangan
1. Klien merasa lemah cairan lambung; volume cairan
2. Klien merasa haus secara diaphoresis; kurang dari
berlebihan polyuria. kebutuhan tubuh
Data subjektif :
1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit /
penurunan intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit
kering
5. Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume /
tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine
meningkat
9. Temperature tubuh
meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan
seketika
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat

berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada

bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi

usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan

seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun

yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa

50 % berat badan.
DAFTAR PUSTAKA

Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.

2003;47(5):380-387.

Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan

Reanimasi. Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.

Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative

dehydrationdoes it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46:

1089-93

Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on

recovery from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.

Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed.

Missouri: Elsevier-mosby; 2005.p3-227

Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9th ed. Pennsylvania:

W.B. saunders company; 1997: 375-393 7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis

anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan. Ed.

Anda mungkin juga menyukai