Anda di halaman 1dari 3

SCRIPT KONSELING MULTIKULTURAL

APA SIH ITU KONSELING MULTIKULTURAL?

Konseling yang konselor dan Konselinya berbeda secara kultural: Perlu kita ketahui
bahwa Konseling multikultural merupakan proses interaksi antara konselor dan konseli dengan
latar belakang budaya yang berbeda baik itu perbedaan dalam etnis,ras,agama,budaya,dan
lainnya. sehingga diperlukan pemahaman terhadap konsep dan budaya lain terutama bagi
konselor agar dapat memberikan bantuan secara efektif sesuai perspektif budaya konseli.

SEJARAH KONSELING MULTIKULTURAL

Konseling multikultural muncul pada akhir tahun 1940-an dan berkembang pada tahun
1960-an. Ini adalah hasil dari upaya untuk mengenali dan mengatasi isu-isu kultural dan rasial
dalam praktik konseling

Ilmuwan seperti Carl Rogers, Albert Ellis dan Fritz Pels, menyatakan bahwa budaya
orang kulit berwarna secara kualitatif berbeda dari budaya kulit putih berbasis eropa. Oleh
karena itu, validitas teori dan teknik didasarkan pada tradisi budaya Amerika dan Eropa harus
dipertanyakan pada interaksi konseling dengan orang kulit berwarna.

Maksud dari pernyataan dari ilmuwan ini bahwa teori dan teknik konseling yang
dikembangkan berdasarkan pengalaman dan norma budaya Amerika dan Eropa mungkin tidak
sepenuhnya relevan atau efektif ketika diterapkan pada konseli yang berasal dari budaya yang
berbeda, terutama orang kulit berwarna. Setiap budaya memiliki cara pandang, nilai-nilai, dan
norma sosial yang berbeda, yang mempengaruhi cara individu mengalami dan merespons dunia
di sekitar mereka. Oleh karena itu, konselor harus memiliki kesadaran budaya yang kuat dan
keterampilan komunikasi lintas budaya untuk mengakomodasi perbedaan budaya dan memahami
perspektif Konseli secara mendalam.

Pada tahun 1980an konseling multikultural semakin berkembang dengan adanya gerakan
perjuangan kemanusiaan, terutama kaum minoritas di AS, sehingga memicu konsep baru
konseling di kelompok-kelompok berbeda.

PRINSIP DASAR KONSELING MULTIKULTURAL

1. Budaya mengacu pada sekelompok orang yang mengidentifikasi atau asosiasi satu sama lain
yang pada dasarnya memiliki beberapa tujuan/latar belakang yang sama
2. Keseluruhan konseling merupakan pembauran kebudayaan pada sifat dasarnya. Dalam
konseling, konselor dan konseli membawa dan menggabungkan berbagai elemen budaya
yang mereka miliki, termasuk nilai-nilai, keyakinan, bahasa, norma sosial, dan pengalaman
hidupnya guna mencapai pemahaman dan perubahan yang diinginkan.
3. Konselor responsif mengembangkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi efektif pada orang-orang dari latar belakang budaya yang beragam
4. Penekanan pada keragaman manusia dalam semua berbagai bentuk

PERSYARATAN KONSELOR MULTIKULTURAL

1. Terlatih secara khusus dalam perspektifmulti budaya, baik akademik maupun pengalaman
- Berarti bahwa seorang konselor telah mendapatkan pelatihan khusus yang mengajarkan
tentang pentingnya memahami, menghargai, dan merespons perbedaan budaya dalam
konteks konseling.
2. Penciptaan situasi konseling harus atas persetujuan bersama antara konseli dan konselor
- Ini menekankan pentingnya menciptakan hubungan konseling yang saling percaya dan
respek antara konselor dan Konseli.
3. Fleksibel dalam menerapkan teori terhadap situasi-situasi khusus konseli
4. Terbuka untuk dapat ditantang dan diuji
- Seorang konselor multikultural harus memiliki sikap terbuka terhadap pertanyaan, kritik,
atau tantangan terhadap praktik dan keyakinan mereka.
5. Menyadari sistem nilai, potensi, stereotip dan prasangka
- Konselor multikultural harus memiliki kesadaran yang kuat tentang sistem nilai dan
Mereka juga harus memahami dan menghindari stereotip dan prasangka yang dapat
mempengaruhi interaksi dengan Konseli dari latar belakang budaya yang berbeda.
6. Menyadari reaksi-reaksi terhadap perilaku-perilaku umum

KOMPETENSI KONSELOR MULTIKULTURAL

1. Memiliki keterampilan baik secara lisan (verbal) maupun bahasa tubuh (non-verbal)
2. Pemahaman mengenai cara kerja sistem sosio-politik di tempat kelompok berada
3. Pengetahuan dan pemahaman jelas & eksplisit tentang karakteristik umum konseling &
terapi
4. Memiliki keterampilan dalam memberikan intervensi demi kepentingan Konseli
5. Menyadari batasbatas kemampuan dalam memberikan bantuan & pengaruhnya pada Konseli
6. Mampu menyampaikan pesan baik melalui kata-kata (verbal) maupun bahasa tubuh (non
verbal)

KENDALA KONSELING MULTIKULTURAL

1. Overculturizing adalah salah menanggapi reaksi Konseli terkait faktor ekonomi,


diskriminasi, dan linguistik dalam konteks konseling multikultural. Ini terjadi ketika seorang
konselor terlalu fokus pada faktor budaya tertentu, seperti budaya etnis atau rasial, dan
mengabaikan atau mengurangi peran faktor ekonomi, diskriminasi, dan linguistik dalam
kehidupan dan masalah Konseli. Overculturizing dapat menyebabkan konselor gagal
memahami sepenuhnya pengalaman dan perspektif Konseli, serta bisa membuat Konseli
merasa tidak dihargai atau kurang nyaman dalam sesi konseling. Untuk menghindari
overculturizing, konselor multikultural harus memiliki kesadaran budaya yang kuat dan
mampu melihat secara holistik kehidupan dan pengalaman Konseli
2. Rasisme adalah keyakinan, sikap, atau perilaku yang didasarkan pada pandangan superioritas
atau inferioritas ras atau kelompok etnis tertentu. Contohnya memandang rendah kelompok
yang berpartisipasi dalam proses konseling
3. Akultrasi Proses dimana sekelompok masyarakat meninggalkan cara yang lama dan
mengadopsi cara yang baru Dalam proses akulturasi, kelompok masyarakat dapat mengalami
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk sistem nilai, bahasa,
kebiasaan, makanan, dan norma sosial

Anda mungkin juga menyukai