Makalah Diare PKM Biru THN 2022
Makalah Diare PKM Biru THN 2022
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji Syukur atas hidayah dan rahmat ilmu serta kekuatan dari Ilahi Rabbi
yang telah dicurahkan kepada penyusun makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam juga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah beserta junjungannya karena keindahan budi pekerti yang menjadi suri
tauladan kita.
Penulis sangat berterima kasih kepada Kepala UPT Puskesmas Biru yang
khususnya penyakit diare tahun 2022, sehingga makalah ini menjadi lebih baik
dan dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak,
begitu pun dengan makalah ini, namun kami berharap makalah ini dapat menjadi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan.......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Penyakit Diare............................................................... 4
B. Etiologi......................................................................................... 4
C. Jenis Diare.................................................................................... 6
D. Gejala-gejala................................................................................ 7
E. Epidemiologi................................................................................ 8
F. Upaya Preventif........................................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan Status Endemik Diare................................................. 11
B. Konfirmasi Diagnosis.................................................................. 12
C. Pendefenisian Kasus dan Perhitungan Kasus.............................. 15
D. Orientasi data dalam hal waktu, tempat dan persen..................... 16
E. Penentuan mereka yang risiko jatuh sakit.................................... 19
F. Hal-hal yang membatasi (kendala) penelitian............................ 20
G. Pelaksanaanupayaintervensidanpencegahan................................ 20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 22
B. Saran ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare
tersebut.
ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini
lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu
melalui perantara.
jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu
letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare
adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit
1
pada tinja diare. Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60%
sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan
dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000
diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan
angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika
Maros, Bone, Sidrap, Parepare, Luwu dan Palopo. Jumlah kejadian luar biasa
tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
tahun 2022
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan
atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu
diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari .
cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu
sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung
tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai
B. Etiologi
4
1. Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie
3. Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan ‘travellers diarre’
1. Tidak memberikan Asi secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan.
Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar dari
pada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi
oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak
panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat
beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan
berkembang biak.
5
4. Menggunakan air minum yang tercemar.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan
C. Jenis diare
yaitu :
1. Diare Akut
2. Disentri
3. Diare persisten
secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan
6
4. Diare dengan masalah lain
mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi
D. Gejala diare
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun
meninggi,
sedang dan dehidarsi berat. Disebut dehidrasi ringan jika cairan tubuh yang
hilang 5%. Jika cairan yang hilang lebih dari 10% disebut dehidrasi berat.
Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung
7
E. Epidemiologi penyakit diare
sebagai berikut :
antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan
terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan
masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar atau sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja
dengan benar.
lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan
8
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku
diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu
F. Upaya Preventif
makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat
agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat
bermain si kecil.
2. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum
hingga Mendidih.
4. Kebersihan perorangan
juga setelah buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja
9
8. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
lingkungan sekitar.
10
BAB III
sejak tahun 1989 ini melayani 8 kelurahan yaitu : Kelurahan Biru, Masumpu,
Luas wilayah 23,79 km, dengan letak geografis UPT Puskesmas Biru sebagai
berikut :
Riattang Timur
Riattang Barat
Dengue (DBD), malaria, TB paru, kusta, rabies, penyakit ISPA, tetapi juga
penyakit diare.
11
Dari data yang didapatkan, jumlah kasus diare tahun 2022 sebanyak
tersebut angka tertinggi kasus diare adalah kelurahan Biru yaitu 181 kasus
diare. Jika dilihat dari jumlah kasus diare dari ke 8 kelurahan tersebut dari
bulan Juli hingga Desember 2022 kasus tertinggi adalah pada bulan Januari
Ta’, Walannae, dan Pappolo tergolong daerah endemik diare. Karena itu kita
B. Konfirmasi Diagnosis
antaranya :
1. Bentuk feses
lain dari golongan protozoa adalah Entamoeba hystolitica dan dari golongan
12
1. Entamoeba hystolitica
bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas
dengan bahan saline dan diwarnai lugol agar terlihat lebih jelas. Selain
tinja, spesimen yang dapt diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi.
karena amoeba yang hidup sebagai komensal di dalam lumen usus besar,
2. Trichuris trichiura
Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon
13
akibat mengejannya penderita pada saat defekasi. Cacing ini memasukkan
oksantel pamoat, infeksi cacing Trichuris dapat diobati dengan hasil yang
cukup baik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tinja.
cacing. Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah tes terhadap darah
diberikan. Adanya lendir berarti rangsangan atau radang dinding usus. Jika
lendir tersebut berada di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu mungkin
usus besar; jika bercampur baur dengan tinja mungkin sekali usus kecil.
14
C. Pendefinisian Kasus dan Perhitungankasus
tahun 1984 mendefenisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam
sehari semalam (24 jam). Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali
Perhitungan kasus
Tabel 1.1
Rekapan Kunjungan Diare Menurut Wilayah Di UPT Puskesmas Biru
Tahun 2022
Masumpu 12 6 6 5 3 4 5 74 15,2
Manurungnge 3 2 1 3 0 2 1 17 3,5
Bukaka 6 6 4 4 5 1 3 46 9,4
Watampone 3 2 11 1 1 1 3 32 6,6
Ta’ 3 2 2 4 3 1 3 38 7,8
Walannae 2 3 1 2 1 0 1 17 3,5
Pappolo 20 2 4 5 5 9 9 83 17,0
15
Tabel 1.2
Rekapan Kunjungan Diare Menurut Golongan Umur Di UPT Puskesmas Biru
Tahun 2022
Bulan
Umur Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
0 - < 6 Bl 0 0 0 4 7 0 11 10,57%
1 – 4 Th 6 5 0 2 3 0 16 15,38%
5 – 9 Th 2 0 2 0 1 0 5 4,80%
10 – 14 Th 0 0 1 1 3 0 5 4,80%
15 – 19 Th 1 1 3 2 5 0 12 11,53%
>20 Th 2 3 0 0 2 0 7 6,73%
Jenis Ja Me
Feb Mar Apr Jun Total %
Kelamin n i
Laki-laki 6 8 1 10 24 0 49 44,95%
Perempuan 10 7 10 10 23 0 60 55,04%
Jumlah 16 15 11 20 47 0 109 100%
diare Tahun 2022 sebanyak 488 kasus dimana terdiri dari 8 kelurahan yaitu:
dan Pap
16
2. Masumpu sebanyak 74 kasus penyakit diare
17
Data yang didapatkan di UPT Puskesmas Biru jika di lihat dari segi
12% 7% 11%
0-<6 Bln
>6 Bln -<1 Thn
5%
1-4 Thn
5-9 Thn
5% 10-14 Thn
15-19 Thn
>20 Thn
46%
15%
Data yang didapatkan di UPT Puskesmas Biru jika di lihat dari segi
golongan umur dimana terdiri dari umur 0 - < 6 bln, >6 bl - <1 Thn, 1- 4 Th, 5
-9 Th, 10 -14 Th, 15 – 19 Th, >20 Th. Untuk angka kasus penyakit diare yang
paling tinggi adalah pada golongan umur > 20 tahun dengan besar persentase
yaitu 36,7%. Dan yang paling rendah adalah golongan umur 15 -19 tahun
18
Persentase Kasus Diare Menurut Jenis Kelamin di UPT
Puskesmas Biru Tahun 2022
45%
Laki-Laki
Perempuan
55%
Data yang di dapatkan di UPT Puskesmas Biru jika di lihat dari jenis
kelamin , jenis kelamin perempuan lebih besar yaitu 55% dan laki-laki 45%.
1. Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI ekslusif lagi. (ASI ekslusif
adalah pemberian ASI saja sewaktu bayi berusia 0-4 bulan). Hal ini akan
mikroba.
19
3. Tidak mencuci tangan saat memasak, makan, atau sudah buang air besar
banyaknya jenis penyakit yang terdata oleh UPT Puskesmas Biru dan
penderita diare.
1. Menggunakan air bersih yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa.
20
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
wilayah endemik diare, sejak tahun 2016 kunjungan penderita diare sebanyak
704 kasus, sedangkan tahun 2017 jumlah kunjungan penderita diare sebanyak
482 kasus dan pada tahun 2022 megalami peningkatan jumlah kunjungan
sebanyak 488 kasus. Oleh sebab itu perlu peningkatan upaya preventif dan
B. Saran
kejadian kasus diare di wilayah kerja UPT PKM Biru, namun sebagai warga
sadar kesehatan sudah seharusnya kita menjaga kesehatan dan kebersihan baik
22
DAFTAR PUSTAKA
Dinar, Agatha. 2009. Diagnosis dan Patofisiologi Diare Akut Terkait dengan
Infeksi. http://agathariyadi.wordpress.com
23