Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERCOBAAN DALAM TINDAK PIDANA


Mata Kuliah : Hukum Pidana Lanjutan
Dosen Pegampu : ANDI WAHYUDDIN NUR, S.H.,M.H

Oleh:
Kelompok 1
1. ZAHRA SALSABILAH (2210930982524)
2. ANDI MUH ISWAN TRIYUDHA (2210930982520)
3. MUH. RIZKI (2210930982547)
4. NING AINIYYAH MAGFIRA (2210930982521)

INSTITUT ILMU HUKUM DAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.Alhamdulillah penyusun telah
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata
kuliah Hukum Pidana Lanjutan, dengan materi:”Percobaan Dalam Tindak Pidana”.
Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari sisi materi hingga penuisannya.Oleh karena itu,penyusun dengan rendah
hati menerima berbagai masukan serta saran yang bersifat membangun harapan kami tidak
lain makalah ini dapat memberikan manfaat.

Sengkang, 10 Oktober 2022

1
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
BAB 1...................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Maanfaat Penulisan................................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................................4
A. Pengertian Percobaan..........................................................................................................4
B. Unsur-Unsur Percobaan......................................................................................................4
C. Teori Percobaan...................................................................................................................5
D. Bentuk-Bentuk Percobaan.....................................................................................................5
E. Syarat-Syarat Percobaan........................................................................................................6
F. Contoh Percobaan...................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP........................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, semakin banyak beban sosial dan beban kriminalitas
dalam masyarakat. Perkembangan ini memiliki dampak terhadap kehidupan sosial, dilain
pihak pada tingkat kemajuan yang sedang dialami memiliki dampak terhadap bentuk
kejahatan.
Kejahatan dalam hukum pidana adalah perbuatan pidana yang diatur dalam buku ke-II
KUHP dan dalam aturan-aturan lain di luar KUHP. Bentuk kejahatan dalam hukum
pidana sebagai tindak pidana merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh peraturan
hukum dan pertanggungjawaban pidana menuju pada orang yang melanggar dan dapat
dijatuhi pidana.
Percobaan memiliki arti berupaya melakukan sesuatu kejahatan, tetapi akibatnya tidak
terjadi bukan atas dasar kehendaknya sendiri. Kitab UndangUndang Hukum Pidana
(KUHP) tidak memberikan rumusan arti atau definisi tentang istilah “percobaan”.
Namun KUHP hanya merumuskan batasan tentang kapan dapat dikatakan ada percobaan
untuk melakukan kejahatan yang dapat dipidana, yaitu dalam Pasal 53 (1). Berikut bunyi
Pasal 53 ayat (1) KUHP: “(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu
telah terbukti dari adanya permulaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.” Dalam sistem KUHP, percobaan
yang dapat dipidana hanyalah percobaan terhadap tindak pidana yang berupa kejahatan
saja, sedangkan percobaan terhadap pelanggaran tidak dipidana, hal ini ditegaskan dalam
Pasal 54 KUHP. Perlu diingat juga bahwa terdapat percobaan terhadap kejahatan tertentu
yang tidak dipidana, diantaranya yaitu: Percobaan duel atau perkelahian tanding (Pasal
184 ayat (5)); Percobaan penganiayaan ringan terhadap hewan (Pasal 302 ayat (4)).;
Percobaan penganiayaan biasa (Pasal 351 ayat (5)); dan Percobaan penganiayaan ringan
(Pasal 352 ayat (2)).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Percobaan?
2. Apa Unsur-Unsur Percobaan?
3. Apa Teori Percobaan?
4. bagaimana Bentuk-Bentuk Percobaan?
5. Apa Syarat-Syarat Percobaan?
6. Apa Contoh Percobaan
C. Maanfaat Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Percobaan
2. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Percobaan
3. Untuk Mengetahui Teori Percobaan
4. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Percobaan
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Syarat-Syarat Percobaan
6. Untuk Mengetahui Apa Saja Contoh Percobaan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Percobaan
Di dalam KUHP sendiri, tidak ada dijelaskan tentang pengertian dari percobaan atau
poging.Namun simpelnya percobaan dapat dijelaskan seperti ini : mau melakukan
sesuatu, perbuatannya sudah dimulai, tapi tidak sampai selesai.
Contoh seperti ini :
Seseorang bermaksud untuk membunuh orang lain, tetapi orangnya tidak mati.
Seseorang ingin mencuri suatu barang, tapi barang nya tidak berhasil dicuri.
Menurut pendapat ahli bernama Jan Remmelink, percobaan dimengerti sebagai upaya
untuk mencapai tujuan tertentu tanpa keberhasilan dalam mewujudkannya.Menurut
guru besar dari Utrect bernama Pompe, menyebut percobaan sebagai "upaya tanpa
keberhasilan".

Jika melihat 2 pandangan diatas, percobaan melakukan kejahatan dapat digambarkan


sebagai suatu tindakan yang dimaksudkan untuk mewujudkan apa yang UU
kategorikan sebagai kejahatan, tapi tindakan tersebut tidak berhasil mewujudkan
tujuan yang awalnya ingin dicapai.

Menurut MvT (Penjelasannya WvS)


MvT adalah penjelasan dari WvS, dimana WvS itulah yang menjadi KUHP yang
berlaku di Indonesia.Membuat penjelasan tentang pasal 53 ayat (1) KUHP :
Percobaan melakukan kejahatan adalah pelaksanaan untuk melakukan suatu kejahatan
yang sudah dimulai namun ternyata tidak sampai selesai, ataupun kehendak untuk
melakukan suatu kejahatan tertentu yang telah diwujudkan suatu permulaan
pelaksanaan.

B. Unsur-Unsur Percobaan
Dari rumusan Pasal 53 (1) KUHP jelas terlihat bahwa unsur-unsur percobaan terdiri
dari tiga unsur, yaitu:
1. Ada niat
Menurut Prof. Mulyatno, niat dalam delik percobaan dapat mempunyai dua arti,
yaitu: Dalam hal percobaan selesai (percobaan lengkap) niat sama dengan
kesengajaan. Dalam hal percobaan tertunda (percobaan terhenti atau tidak
lengkap) niat hanya merupakan unsur sifat melawan hukum yang subjektif.
2. Ada permulaan pelaksanaan
Bertolak dari pandangan atau teori percobaan yang subyektif, van Hammel
menyatakan pendapatnya bahwa dikatakan ada perbuatan pelaksanaan apabila
dilihat dari perbuatan yang telah dilakukan ternyata telah adanya kepastian niat
untuk melakukan kejahatan. Sehingga berdasarkan hal tersebut yang dipentingkan
atau yang dijadikan ukuran oleh van Hammel ialah adanya sikap batin yang jahat
dan berbahaya dari si pembuat. Ukuran demikian menurut van Hammel sesuai
dengan ajaran hukum pidana yang lebih baru yang bertujuan memberantas
kejahatan sampai ke akar - akarnya.
3. Pelaksanaan tidak selesai bukan semata-mata karena kehendak pelaku sendiri

4
Tidak selesainya pelaksanaan kejahatan yang dituju bukan karena kehendak
sendiri, akan tetapi dapat terjadi dalam hal - hal sebagai berikut :
a. Adanya penghalang fisik, misalnya seperti tidak matinya orang yang
ditembak, karena tangannya disentakkan orang sehingga tembakan
menyimpang atau pistol terlepas. Termasuk dalam pengertian penghalang fisik
ini ialah apabila adanya kerusakan pada alat yang digunakan seperti pelurunya
macet atau tidak meletus atau bom waktu yang jamnya rusak.
b. Walaupun tidak ada penghalang fisik, akan tetapi tidak selesainya itu
disebabkan karena akan adanya penghalang fisik, misalnya seperti takut segera
ditangkap karena gerak geriknya untuk mencuri telah diketahui oleh orang
lain.
c. Adanya penghalang yang disebabkan oleh faktor - faktor atau keadaan -
keadaan khusus pada obyek yang menjadi sasaran misalnya seperti daya tahan
orang yang ditembak cukup kuat sehingga tidak mati atau yang tertembak
bagian yang tidak membahayakan, barang yang akan dicuri terlalu berat
walaupun si pencuri telah berusaha mengangkatnya sekuat tenaga.

C. Teori Percobaan
Dasar Patut Dipidananya Percobaan Mengenai dasar pemidanaan terhadap percobaan
ini, terdapat beberapa teori sebagai berikut:
1. Teori Subjektif Menurut teori ini, dasar patut dipidananya percobaan terletak pada
sikap batin atau watak yang berbahaya dari si pembuat.
2. Teori Objektif Menurut teori ini, dasar patut dipidananya percobaan terletak pada
sifat berbahaya perbuatan yang dilakukan oleh si pembuat. Teori ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
a. Teori objektif-formil, yang menitikberatkan sifat berbahaya perbuatan itu
terhadap tata hukum.
b. Teori objektif-material, yang menitikberatkan pada sifat berbahayanya
perbuatan terhadap kepentingan atau benda hukum.

D. Bentuk-Bentuk Percobaan
Menurut pendapat Jonkers ada 3 bentuk percobaan yaitu :
 Percobaan Selesai
Percobaan Selesai artinya : perbuatan untuk melakukan percobaan itu sudah dilakukan
hingga selesai.
Contoh I :
Seseorang menembak seorang musuh, tapi peluru yang ditembakkannya tidak
mengenai sasaran (korban). Perbuatan menembak tersebut adalah percobaan selesai.
Contoh II :
Kasus posisi dari putusan H.R. Arrest tanggal 24 Feb 1948 (NJ 1948, 272)
Seorang terdakwa telah meracuni istrinya, dengan maksud untuk menghilangkan
nyawanya. ia menaruh racun ke dalam makanan atau minuman istrinya.
Dalam kasus ini, terdakwa telah melakukan segala perbuatan untuk mencapai niatnya,
yakni pembunuhan berencana (yang diatur dalam pasal 340 KUHP)
Pasal 340 KUHP :

5
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
Akan tetapi rencana tersebut gagal, istrinya secara kebetulan punya daya tahan tubuh
yang luar biasa.
Meskipun terdakwa telah melakukan kejahatan secara sempurna, efek untuk
menghilangkan nyawa tidak terjadi.
 Percobaan Terhalang (Geschorte poging)
Percobaan terhalang adalah perbuatan yang lebih jauh dari delik selesai, namun
termasuk delik percobaan.
Contoh :
Seseorang mengarahkan senjatanya untuk membidik sasaran (korban), akan tetapi
sebelum menarik pelatuk, tiba-tiba tangannya dipukul orang lain sehingga senjatanya
itu terjatuh.
 Percobaan Berkualifikasi (Gequalificeerde Poging)
percobaan yang perbuatan pelaksanaannya merupakan tindak pidana selesai yang lain
daripada dituju.
Contoh :
Seseorang berniat untuk membunuh orang lain, untuk melaksanakan niat tersebut, Ia
menikam korban dengan pisau, sehingga tangan korban menjadi terluka.
Disini terdakwa telah melakukan percobaan pembunuhan yang diatur dalam Pasal 53
jo. Pasal 338 KUHP.

E. Syarat-Syarat Percobaan
Sebenarnya undang-undang tidak menjelaskan pengertian percobaan, yang ditetapkan
hanyalah "Percobaan melakukan tindak pidana" diancam dengan pidana jika telah
memenuhi sejumlah persyaratan tertentu.
Dalam pasal 53 KUHP, hanya ada menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
seorang pelaku dapat dihukum pidana karena telah bersalah melakukan suatu
percobaan.
Syaratnya itu ada 3, yaitu :
1. adanya niat atau kehendak dari pelaku
2. adanya permulaan pelaksanaan dari niat atau kehendak tersebut
3. selesai semata-mata bukan karena kehendak dari pelaku
Oleh karena itulah :
“Agar seseorang dapat dihukum melakukan melakukan kejahatan, ketiga syarat
tersebut harus terbukti. Suatu percobaan dianggap telah terjadi jika sudah memenuhi
ketiga syarat tersebut.”

F. Contoh Percobaan
1. Kasus 1
Kasus Percobaan Pemerkosaan Ibu Muda di Banjar, Polisi:Tersangka Terancam
Pidana 12 Tahun Penjara Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny mengatakan Tedi
Setiadi alias Cebu (18) kini berstatus sebagai tersangka dan mendekam di tahanan
Mako Polres Banjar.Dikatakan Melda, Cebu ditangkap dan ditahan jajaran

6
Reskrim Polres Banjar sejak, Kamis, 13 Agustus 2020.Melda menjelaskan, Cebu
ditangkap di Majalengka, sehari setelah melakukan percobaan pemerkosaan dan
penganiayaan terhadap mamah muda beranak satu, SP (21). Tepatnya, lanjut dia,
di Lingkungan Banjar, RT 01 RW 05, Kelurahan/Kec./Kota Banjar, Rabu, 12
Agustus 2020 pukul 10.00 WIB. Lebih lanjut, Melda mengatakan tersangka
dijerat Pasal 53 KUH Pidana Jo Pasal 285 KUH Pidana dan atau Pasal 351 ayat
(1) KUH Pidana dengan ancaman pidana penjara selama-lamanya 12 tahun.
Modus tersangka saat mencoba untuk memperkosa korban, dijelaskan Kapolres
Banjar, dengan cara menindih badan korban.Pelaku kemudian mencekik leher
korban dan mencengkram pipi korban dengan menggunakan tangan
kanannya.Korban mengalami luka memar. Ini berdasarkan hasil visum. Korban
juga harus menjalani perawatan di RSUD Banjar," ujarnya. Sebagaimana
diberitakan Zonapriangan.com sebelumnya dalam artikel "Minta Sekali Tidak
Diberi, Tukang Kredit Coba Perkosa Mamah Muda", adapun barang bukti yang
berhasil Nusantara Hasana Journal Volume 2 No. 3 (Agustus 2022), Page: 128-
132 E-ISSN : 2798-1428 132 diamankan di antaranya, satu potong pakaian mini
dress dengan corak bunga warna ungu, putih, hijau dan kuning tanpa
merk.Kemudian, satu potong kaos tanktop warna hitam tanpa merk, satu buah topi
merk volcom warna hitam milik pelaku dan satu unit sepeda motor merk Honda
Supra X warna hitam dengan nomor polisi B 6034 GS dengan kunci
kontaknya.Kronologisnya, Rabu, 12 Agustus 2020 sekira jam 10.00 WIB korban
sedang tiduran di rumah kontrakan. Tepatnya di lantai ruang tengah beralaskan
kasur dengan posisi badan korban berbaring miring ke sebelah kanan, tiba-tiba ada
suara laki-laki yang diketahui tukang kredit bernama Tedi Setiadi alias Cebu.Saat
itu, Cebu mengajak hubungan badan dan berkata, "Teh, ukeun sakali mah.(Teh,
minta sekali saja)," ujar Cebu. Menyusul ajakan itu, korban berteriak dan
melakukan perlawanan dengan cara menendang badan Tedi. Bersama itu, cekikan
tersangka semakin keras kepada leher korban. Selanjutnya, korban berusaha untuk
mendorong badan Tedi, menggunakan tangan kanan korban.Saat itu, korban kalah
tenaga sampai menarik hordeng, sambil meminta tolong kepada tetangga korban,
yaitu, Yuni. Saat itu datanglah Yuni dan masuk ke rumah kontrakan korban.
Namun, tiba-tiba Tedi keluar dari rumah kontrakan korban dengan cara membuka
slot pintu depan.Selanjutnya, Tedi melarikan diri ke Majalengka meninggalkan
topi dan sepeda motor di sekitar rumah kontrakan korban. Selang sehari, Tedi
berhasil ditangkap jajaran Reskrim Polres Banjar bersama Reskrim Polres
Majalengka.

2. Kasus 2
Andik adalah seorang pegawai suatu kantor pos. Andik memiliki niatan untuk
mencuri paket kiriman dikantor poss. Ketika jam kerja selesai dan teman – teman
sekerjanya pulang Andik menyelinap dan bersembunyi dikamar mandi. Saat
suasana sepi dia mencoba memilih paketan untuk di curi. Akan tetapi ternyata
kepala kantor Andik masih belum pulang dan sesaat ketika mau pulang dengan
tidak sengaja melihat andik berada didalam gudang. Karena curiga, kepala kantor
pos menanyakan apa yang sedang dilakukan Andik. Berhubung ketahuan maka
Andik tidak jadi mencuri. Karena kebingungan andik membuat alasan kalau

7
sedang mengecek barang. Namun, kepala kantor tida percaya begitu saja. Dan
memperkarakan ke meja hijau.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Percobaan memiliki arti berupaya melakukan sesuatu kejahatan, tetapi akibatnya tidak
terjadi bukan atas dasar kehendaknya sendiri. Masalah percobaan mampu dan tidak
mampu ini timbul sehubungan dengan telah dilakukannya perbuatan pelaksanaan,
tetapi delik yang dituju tidak selesai atau akibat yang terlarang menurut Undang-
Undang itu tidak timbul. Dalam hal percobaan terhadap kejahatan, maka menurut
Pasal 53 ayat (2) KUHP maksimum pidana yang dapat dijatuhkan ialah maksimum
pidana untuk kejahatan sesuai pasal yang bersangkutan, kemudian dikurangi
sepertiga.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/a/tentang-percobaan-tindak-pidana-poging-
lt552b7aa9d04bf
https://www.satuhukum.com/2020/05/poging.html?m=1
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/33508
https://www.academia.edu/27762819/
analisis_kasus_percobaan_pogging_Penyertaan_dan_Perbarengan_docx

10

Anda mungkin juga menyukai