Anda di halaman 1dari 4

BIOGRAFI PAHLAWAN PROKLAMASI

Muhammad Fadhel Syamsul


XI IPS 1
Ir. Soekarno

Tokoh Proklamasi pertama, yaitu Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901, anak seorang
guru Sekolah Rakyat bernama Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Ida Ayu
Nyoman Rai. Dia lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo yang diberikan oleh orang tuanya

pada 1925 dengan mengambil jurusan teknik sipil. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur
pada tanggal 25 Mei 1926.

Setelah lulus kuliah, dia memuatkan ide-ide politiknya di media massa dengan artikel
berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”. Tulisan ini begitu menekankan pentingnya
ide-ide persatuan antarkelompok, yang kemudian menandai pemikiran politik sepanjang
kariernya.

Perjuangan politiknya berlanjut dengan membentuk Algemeene Studie Club (ASC) di


Bandung pada 1926, yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr.
Soetomo. Organisasi ini di kemudian hari menjadi cikal bakal pendirian Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada 1927.

Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk kepada Sekutu, atas desakan para
aktivis pemuda yang sempat menculiknya ke Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta diangkat
menjadi presiden wakil presiden pertama Indonesia.
Drs. H. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta adalah wakil presiden pertama Indonesia, sekaligus tokoh proklamasi yang
bertugas menyusun teks proklamasi, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan
menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Ir. Soekarno
Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus 1902 dengan nama Muhammad
Athar. Dia lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha yang berasal dari
Minangkabau
Dia pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta. Setelah enam bulan, dia
pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan kakaknya. Dia kemudian pindah ke
Europeesche Lagere School (ELS) di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun
1913, dan melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) sampai tahun 1917.
Pendidikan non-formalnya diperoleh dari Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan
beberapa ulama lainnya. Pada 18 November 1945, Hatta menikah dengan Rahmi Hatta dan
tiga hari sesudahnya mereka bertempat tinggal di Yogyakarta. Pasangan tersebut kemudian
dikaruniai tiga anak perempuan yang bernama Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta,
dan Halida Nuriah Hatta.
Hatta pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Kabinet Hatta II, dan
Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada 1956, dia mundur dari jabatan wakil
presiden.
Pada 14 Maret 1980, Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo dan dimakamkan di
Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Fatmawati

Fatmawati adalah istri ketiga dari presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno. Dia menjadi ibu negara
pertama sejak 1945–1967. Dia berjasa dalam kemerdekaan Indonesia sebagai penjahit Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan ketika upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945.

Fatmawati menghabiskan waktunya untuk menjahit bendera itu dalam kondisi fisiknya yang cukup
rentan karena sedang hamil tua dan sudah waktunya melahirkan anak sulungnya. Bendera tersebut
dijahit dengan berangsur-angsur menggunakan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan

Fatmawati lahir dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah, dengan nama Fatimah. Orang tuanya
merupakan keturunan Putri Indrapura, salah seorang keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, Pesisir
Selatan, Sumatra Barat. Ayahnya merupakan salah seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah di
Bengkulu.
Fatmawati menikah dengan Soekarno pada 1 Juni 1943 dan dikaruniai lima orang putra dan putri, di
antaranya adalah Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri,
Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Pada 14 Mei 1980, dia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang
umroh dari Makkah. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet
Bivak, Jakarta Pusat.

Anda mungkin juga menyukai