1,2,3Balai
Besar Kulit, Karet dan Plastik
JL. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166, Indonesia
E-mail: yanipertiwi@gmail.com
Abstrak
Karung tenun polipropilena digunakan sebagai kemasan bahan pangan curah karena ringan, memiliki daya tembus
uap rendah, tahan terhadap bahan kimia, lemak, dan air. Standar untuk produk ini sangat penting karena kontak
langsung dengan bahan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah SNI ISO 23560:2011 perlu
diperbarui dengan mengacu pada ISO 23560:2015 menggunakan analisis perbandingan. Karung tenun polipropilena
yang memiliki kapasitas 25 kg dan 50 kg, masing-masing sebanyak 5 variasi merk diuji sesuai dengan ISO
23560:2015. Hasil analisis perbandingan menunjukkan nilai kadar abu maksimal 3% dipersyaratkan dalam ISO
23560:2015, sedangkan di SNI ISO 23560:2011 tidak mempersyaratkan. Berdasarkan hasil uji sesuai ISO
23560:2015 untuk parameter konstruksi, sebagian besar sampel berkualitas kurang baik. Hasil uji kadar abu
menunjukkan hanya sampel 50 E, 25 B dan 25 E yang memenuhi syarat mutu dari ISO 23560:2015. Residu uji kadar
abu merupakan kalsium karbonat sebagai pengisi yang tidak terbakar sempurna, sehingga kadar abu yang tinggi
mengindikasikan bahwa kualitas karung tenun PP rendah. Kadar filler juga dapat dilihat dari tampilan visual, dimana
sampel karung yang berwarna putih mengandung banyak CaCO3. Hasil uji jatuh memiliki hubungan dengan nilai
kadar abu, dimana sampel yang memiliki kadar abu tertinggi tidak memenuhi syarat mutu uji jatuh. SNI ISO
23560:2011 perlu diperbarui mengacu pada ISO 23560:2015 dengan memasukkan kadar abu ke dalam syarat mutu
karung tenun PP untuk bahan pangan curah.
Kata kunci: kajian perbandingan, karung, polipropilena, SNI
Abstract
Polypropylene woven sacks used as foodstuff packaging because its resistance to chemicals, fats, water, have light
weight and low vapor penetration. Since it directly contact with foodstuff, the standard is necessary. This study aimed
to assess whether SNI ISO 23560:2011 needs to be updated with reference to ISO 23560:2015. Polypropylene
woven sacks which have capacity 25 kg and 50 kg, each with 5 variations of brands tested in accordance with ISO
23560:2015. The comparison results showed that ash content was required in ISO 23560:2015, while in SNI ISO
23560:2011 was not required. The test results showed most of the samples have poor quality. The ash content test
showed that only samples of 50 E, 25 B and 25 E met the quality requirements. The ash residue was CaCO3 as
sacks filler that did not burn completely. Hence, high ash content indicated the low quality of PP woven sacks. The
filler content could also be seen from the visual appearance, where the white sack contains a lot of CaCO 3. Samples
with hight ash content did not meet the drop test requirements. SNI ISO 23560:2011 needs to be updated referring to
ISO 23560:2015 by including ash content into the quality requirements.
Keywords: comparative study, sacks, propylene, SNI
94
Kajian Perbandingan Standar Karung Tenun Polipropilena untuk Bahan Pangan Curah
(Kartika Pertiwi, Teguh Martianto, Ageng Priatni)
Tabel 1. Perbandingan syarat mutu karung tenun polipropilena untuk kemasan bahan pangan curah
parameter konstruksi SNI ISO 23560:2011 dan ISO 23560:2015
SNI ISO 23560: 2011
ISO 23560: 2015
No. Parameter Uji (IDT – 2000)
Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II
1 Kapasitas (kg) 50 25 50 25
2 Dimensi
2.1 Panjang bagian dalam (cm) 10020 6520 10020 6520
2.2 Lebar bagian dalam 570−1 480−1 570−1 480−1
3 Massa karung (g) 13594 6743 13594 6743
4 Rerata kekuatan putus bahan
tenun
95
Prosiding PPIS 2021 – Tangerang Selatan, 4 November 2021: Hal 93-102
Berdasarkan Tabel 1, perbedaan syarat waktu lama serta penyimpanan diletakkan jauh
mutu ada di parameter kadar abu yaitu dari sinar matahari (Yang, Hu, Zhong, Chen,
maksimal 3% untuk ISO 23560:2015, Chen, & Yam, 2016).
sedangkan SNI ISO 23560:2011 tidak Pengujian kadar abu digunakan untuk
mempersyaratkan parameter kadar abu. menentukan apakah suatu produk mengandung
Pengujian uji kadar abu merujuk pada ISO bahan pengisi (filler). Hasil uji akan
3451-1: 2008 metode A menggunakan mengidentifikasi total konten pengisi namun
temperatur 600 °C ± 25 °C dimana dilakukan tidak dapat mengidentifikasi jenis bahan pengisi
kalsinasi langsung yaitu membakar bahan tanpa dilakukan prosedur pengujian tambahan
organik dan memanaskan residu pada suhu (Intertek Group). Berdasarkan hal tersebut,
tinggi sampai massa konstan tercapai pengujian kadar abu terbukti diperlukan
(International Standard Organization, 2008). sehingga sebaiknya ditambahkan dalam syarat
Kadar abu pada ISO 23560:2015 mutu SNI karung tenun polipropilena (PP) untuk
dilakukan untuk stabilisasi UV bahan karung kemasan bahan pangan curah.
tenun (International Standard Organization,
2015). Degradasi polimer dipengaruhi oleh 4.2 Hasil uji karung tenun polipropilena (PP)
radiasi UV atau energi tinggi radiasi, panas, untuk kemasan bahan pangan curah sesuai
oksigen, kelembaban, tekanan mekanis dan ISO 23560:2015
faktor lingkungan (Tochácek & Vrátnícková,
Hasil pengujian produk karung tenun
2014). Iradiasi UV dapat menyebabkan
polipropilena (PP) sesuai ISO 23560:2015 Tipe I
pembentukan produk hasil degradasi dari aditif
(kapasitas 50 kg) parameter konstruksi
kemasan dan bermigrasi ke dalam produk yang
ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan untuk Tipe
dikemas. Hal tersebut menyebabkan perubahan
II (kapasitas 25 kg) parameter konstruksi
yang tidak diinginkan atau bahkan toksisitas
ditunjukkan pada Tabel 3.
sehingga lebih baik hindari paparan UV dalam
Tabel 2. Hasil uji karung tenun PP Tipe I (50 kg) parameter konstruksi sesuai ISO 23560:2015
Hasil Uji Sampel
Pengujian Persyaratan
50 A 50B 50C 50D 50E
Panjang bagian dalam (cm) 100-102 89,0 89,5 98,7 87,9 89,9
Lebar bagian dalam (cm) 56 – 57 56,2 56,8 59,9 56,7 56,4
Massa karung (g) 131– 144 50,8 65,1 58,9 55,3 52,3
Rata-rata kuat putus bahan tenun
Arah panjang (N) Min. 918 417,2 447,5 381,6 418,4 560,3
Arah lebar (N) Min. 918 428,2 381,3 403,5 449,2 549,2
96
Kajian Perbandingan Standar Karung Tenun Polipropilena untuk Bahan Pangan Curah
(Kartika Pertiwi, Teguh Martianto, Ageng Priatni)
Tabel 3. Hasil uji karung tenun PP Tipe II (25 kg) parameter konstruksi sesuai ISO 23560:2015
Hasil Uji Sampel
Pengujian Syarat
25 A 25 B 25C 25D 25 E
Panjang bagian dalam (cm) 65 – 67 73,3 70,9 74,2 73,8 71,3
Lebar bagian dalam (cm) 47 – 48 45,3 45,8 46,0 45,8 46,2
Massa karung (g) 64 – 71 32,4 37,9 34,6 32,4 39,7
Rata-rata kuat putus bahan tenun
Arah panjang (N) Min. 816 438,1 591,6 425,6 387,2 568,1
Arah lebar (N) Min. 816 431,3 536,6 421,7 393,7 549,3
Data hasil uji pada Tabel 2 menunjukkan Uji kuat putus bahan tenun dan
bahwa untuk parameter dimensi, hampir seluruh perpanjangan putus bahan tenun mengacu pada
sampel Tipe I tidak memenuhi syarat uji ISO 13934-1:2013. Metode ini menentukan
parameter dimensi (panjang bagian dalam, lebar penentuan gaya maksimum dan perpanjangan
bagian dalam, massa karung). Tabel 3 pada gaya maksimum benda uji dalam
menunjukkan bahwa seluruh sampel Tipe II keseimbangan dengan atmosfer standar untuk
tidak memenuhi syarat mutu parameter dimensi. pengujian, dan benda uji dalam keadaan basah.
Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa rata- Spesimen uji kain dengan dimensi tertentu
rata kuat putus bahan tenun arah panjang diperpanjang dengan kecepatan konstan sampai
maupun arah lebar, baik sampel Tipe I maupun putus (International Standard Organization,
Tipe II tidak memenuhi persyaratan dari ISO 2013).
23560:2015. Uji tersebut bertujuan untuk Faktor utama yang berpengaruh terhadap
mengetahui kekuatan dari suatu tenunan, yaitu kekuatan benang karung plastik PP adalah
beban maksimal yang dapat ditahan oleh suatu bahan baku yaitu polipropilena dan bahan
contoh uji hingga putus (Haryati, Widowati, & pengisi (kalsium karbonat). Semakin banyak
Wahyuningsih, 2012). filler maka benang menjadi mudah putus karena
Berdasarkan Tabel 2 dan 3, hasil uji komposisi CaCO3 yang terdiri dari 80% kapur.
perpanjangan saat putus bahan tenun arah Kekuatan tarik benang terhadap proses
panjang dan lebar, baik Tipe I maupun Tipe II penarikan menjadi rendah sehingga mudah
terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi putus (Zaman & Afiatna, 2017). Kerapatan
syarat mutu dari ISO 23560:2015. Perpanjangan tenunan juga berpengaruh karena semakin
putus adalah pertambahan panjang pada saat rapat tenunan maka semakin kuat pula tenunan
putus dibandingkan dengan panjang semula, tersebut (Haryati, Widowati, & Wahyuningsih,
dinyatakan dalam persen (Haryati, Widowati, & 2012).
Wahyuningsih, 2012).
97
Prosiding PPIS 2021 – Tangerang Selatan, 4 November 2021: Hal 93-102
Hasil pengujian rata-rata kuat putus meningkat (Elsheikh, Shawky, Darwish, &
sambungan bawah (N) menunjukkan bahwa Elsamea, 2018).
baik sampel Tipe I maupun Tipe II tidak Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa dari
memenuhi persyaratan dari ISO 23560:2015. hasil uji kadar abu hanya sampel 50 E, 25 B dan
Metode uji parameter ini mengacu pada ISO 25 E yang memenuhi syarat mutu dari ISO
13935-1:2014 dimana spesimen uji kain dengan 23560:2015. Kandungan abu dalam komposit
dimensi tertentu yang memiliki jahitan di tengah, berbasis PP bervariasi tergantung pada
diperpanjang tegak lurus ke jahitan dengan komposisi produk jadi. Residu (abu) terbentuk
kecepatan konstan sampai jahitan pecah karena adanya pengisi (filler), yang tidak
(International Standard Organization, 2014). sepenuhnya terdegradasi pada temperatur
Kekuatan sambungan jahit dinyatakan pengujian (Dobrzyńska-Mizera, Knitter, &
sebagai beban yang dibutuhkan untuk Barczewski, 2019).
mematahkan sambungan yang dijahit. Faktor Polipropilena memiliki titik leleh 160-166
yang memengaruhi yaitu panjang jahitan dimana ˚C (Rudend & Hermana, 2020), sedangkan
semakin panjang maka kekuatan sambungan kalsium karbonat sebagai filler pada karung
makin menurun. Pemilihan benang juga tenun PP memiliki titik lebur sebesar 825 °C
memengaruhi kekuatan sambungan (Vilhanová (Hariyanto, Sari, & Pujiastuti, 2020). Hal tersebut
& Langová, 2019). Faktor lain adalah kerapatan menunjukkan bahwa residu uji kadar abu
jahitan, semakin rapat maka semakin tinggi merupakan kalsium karbonat yang tidak
beban putus sambungan. Kepadatan jahitan terbakar sempurna setelah kalsinasi karena
juga berpengaruh, dimana semakin padat temperatur uji yang digunakan sebesar 600 °C
jahitan maka nilai kekuatan sambungan (Alassali, Picuno, Samara, Diedler, Fiore, &
Kuchta, 2019).
Tabel 4. Hasil uji jatuh karung tenun PP Tipe I (50 kg) sesuai ISO 23560:2015
Hasil Uji Sampel
Parameter Persyaratan
50 A 50 B 50 C 50 D 50 E
Karung Karung
Karung Karung Karung
mengalami rusak,
Bagian bawah mengalami mengalami mengalami
Karung tidak deformasi, terbelah
pada deformasi, deformasi, deformasi,
pecah dan tidak tidak pecah pada bagian
ketinggian tidak pecah tidak pecah tidak pecah
hilang isinya dan tidak rata dan
1,2 m dan tidak dan tidak dan tidak
hilang isinya
hilang isinya hilang isinya hilang isinya
isinya tumpah
Tidak
Karung
dilakukan uji Karung Karung Karung
mengalami
Bagian rata 1 pada tahap mengalami mengalami mengalami
Karung tidak deformasi,
pada ini karena deformasi, deformasi, deformasi,
pecah dan tidak tidak pecah
ketinggian karung telah tidak pecah tidak pecah tidak pecah
hilang isinya dan tidak
1,6 m rusak pada dan tidak dan tidak dan tidak
hilang
bagian hilang isinya hilang isinya hilang isinya
isinya
bawah.
Tidak
Karung
dilakukan uji Karung Karung Karung
mengalami
Bagian rata 2 pada tahap mengalami mengalami mengalami
Karung tidak deformasi,
pada ini karena deformasi, deformasi, deformasi,
pecah dan tidak tidak pecah
ketinggian karung telah tidak pecah tidak pecah tidak pecah
hilang isinya dan tidak
1,6 m rusak pada dan tidak dan tidak dan tidak
hilang
bagian hilang isinya hilang isinya hilang isinya
isinya
bawah.
Tabel 5. Hasil uji jatuh karung tenun PP Tipe II (25 kg) sesuai ISO 23560:2015
Hasil Uji Sampel
Parameter Persyaratan
25 A 25 B 25 C 25 D 25 E
Bagian bawah Karung Karung Karung Karung
Karung tidak Karung
pada mengalami mengalami mengalami mengalami
pecah dan tidak sedikit
ketinggian deformasi, deformasi, deformasi, deformasi,
hilang isinya bocor
1,2 m tidak pecah tidak pecah tidak pecah tidak pecah
98
Kajian Perbandingan Standar Karung Tenun Polipropilena untuk Bahan Pangan Curah
(Kartika Pertiwi, Teguh Martianto, Ageng Priatni)
Parameter uji jatuh mengacu pada ISO Tabel 2 merupakan nilai yang tertinggi dibanding
7965-2:1993 yang menetapkan metode sampel karung Tipe I lainnya. Hal yang sama
pengujian benturan vertikal pada karung yang juga berlaku pada sampel 25 A, dimana nilai
terisi penuh dengan cara dijatuhkan. Pengujian kadar abu paling tinggi dibanding karung tenun
ini dilakukan untuk menyelidiki efek dari dampak PP Tipe II sesuai Tabel 3. Hal tersebut
vertikal atau sebagai bagian dari tes pengukuran menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar abu
kemampuan karung dalam menahan sistem maka kualitas karung tenun PP semakin rendah
distribusi akibat dijatuhkan. Karung yang diisi karena semakin banyak filler.
dinaikkan di atas permukaan yang kaku dan Hasil pengujian rata-rata kuat putus
dilepaskan untuk menabrak permukaan ini bahan tenun dan kadar abu berdasarkan Tabel
setelah jatuh bebas dimana kondisi atmosfer, 2 hingga Tabel 5 menunjukkan bahwa jika nilai
ketinggian penurunan dan posisi telah diatur kuat putus bahan tenun tinggi maka kadar abu
terlebih dahulu (International Standard karung tenun PP rendah. Kadar abu yang
Organization, 1993). rendah mengindikasikan kadar polipropilena
Berdasarkan Tabel 4 dan 5, diketahui lebih tinggi dari kandungan filler dalam
bahwa terdapat karung yang tidak memenuhi komposisi karung tenun polipropilena. Kuat
persyaratan ISO 23560:2015 yaitu sampel 50 B putus bahan tenun yang semakin tinggi
yang rusak terbelah serta sampel 25 A yang menunjukkan bahwa kualitas bahan karung
sedikit bocor. Sampel karung lain yang memiliki tenun PP semakin baik. Hasil ini semakin
kapasitas 50 kg maupun 25 kg tidak pecah dan menegaskan pentingnya parameter uji kadar
tidak hilang isinya namun mengalami deformasi abu dalam syarat mutu karung tenun PP untuk
(perubahan bentuk). bahan pangan curah sehingga SNI ISO
Hasil uji jatuh memiliki hubungan dengan 23560:2011 perlu diperbarui mengacu pada ISO
nilai kadar abu. Nilai kadar abu sampel 50 B dari 23560:2015.
99
Prosiding PPIS 2021 – Tangerang Selatan, 4 November 2021: Hal 93-102
100
Kajian Perbandingan Standar Karung Tenun Polipropilena untuk Bahan Pangan Curah
(Kartika Pertiwi, Teguh Martianto, Ageng Priatni)
101
Prosiding PPIS 2021 – Tangerang Selatan, 4 November 2021: Hal 93-102
102