12 Modul Ulumul Hadis Kualitas Perawi Hadis
12 Modul Ulumul Hadis Kualitas Perawi Hadis
1. ظهور وصف يف الراوي يفسد عدالته او خيل حبفظه وضبطه مما يرتتب عليه سقوط او ضعفها وردها
Tampak suatu sifat pada perawi yang merusakkan keadilan atau hapalannya,karena itu gugurlah
riwayatnya dan dipandang lemah (A’jaz al-Khatib, 1989: 260)
2. “Menunjukkan atau membayangksn kelemahan, celaan, atau cacat seorang rawi, atau yang
melemahkan dia, baik benar adanya sesuai fakta ataupun tidak” (Abdul Qadir Hasan, 445)
◦ Upaya mensifatkan seorang rawi mempunyai sifat jarh adalah tajrih. Tajrih ini memiliki pengertian
◦ Apabila menjelekkanseseorang sesuai fakta, maka pengungkapan aib rawi dapat masuk kategori ghibah. Padahal ghibah pun sangat
dilarang oleh ajaran Islam. Ghibah diibaratkan seperti memakan bangkai saudara. Ghibah adalah menceritakan fakta seseorang yang
orang tersebut tidak suka diceritakan kepada orang lain (hadis). Dalam riwayat lain, seorang muslim harus terjaga harta, darah dan
kehormatannya dari lisan dan kekuasaan seseorang yang bukan haknya.
◦ Tujuan menyebutkan cacat seorang rawi bukan untuk mengumbar aib seseorang akan tetapi memiliki tujuanyang lebih mulia yakni
menjaga kemurniaan ajaran Islam dari tindakan penyelewengan yang disengaja atau karena kealpaan dan kekhilafan. Selain itu
terdapat penjelasan bahwa boleh mengungkap aib seseorang pada dua perkara yaitu pada perkara peradilan dan periwayatan hadis
karena keduanya dimaksudkan untuk mencari keadilan dan kebenaran suatu informasi agar tidak salah dalam memutus perkara atau
menetapkan suatu hukum atas suatu Tindakan manusia baik dalam hukum maupun ajaran agama.
SIFAT DAN PENYEBAB RAWI DINILAI
JARH
A. TERKAIT DENGAN KEADILAN B. TERKAIT DENGAN HAPALAN
1. DUSTA: 1. TERLALU LENGAH: (GAFLAH)
2. TERTUDUH DUSTA: 2. BANYAK KELIRU/ SALAH: (
3. FASIK (MELANGGAR KETENTUAN 3. MENYALAHI RIWAYAT ORANG
SYARA’), ZINDIQ KEPERCAYAAN (
4. JAHALAH 4. BANYAK SANGKA/ PRADUGA (WAHM/
SYAK WASNGKA)
5. AHLI BID’AH
5. JELEK HAPALANNYA (SU-U AL-HIFZHI)
SYARAT PEN-JARH DAN PEN-TA’DIL
(JAARIH WA MU’ADDIL)
◦ Jaarih dan Mu’addil adalah orang yang menyatakan cacat cela dan keadilan seorang
rawi. Dalam melakukan jarh wa ta’dil, seorang Jaarih dan Mu’addil harus memiliki
syarat berikut:
1. Jaarih dan Mu’addil harus orang yang berilmu, bertakwa, wara, dan shiddiq
dengan keadaan ini. Dia berhak menjadi hakim dalam menetapkan jarh wa ta’dil.
2. Harus mengetahui sebab-sebab jarh wa ta’dil.
3. Harus mengetahui seluk beluk Bahasa Arab, karena lafal itu mengikuti pada
maknanya dan tidak ada Jarih dengan mengutif lafalnya saja.
4. Harus mengetahui metode menentukan keadilan dan kemajruhan seorang rawi.
PEMBAGIAN KUALITAS RAWI
A. PELABELAN CACAT (JARH) B. PELABELAN ADIL (TA’DIL)
1. Lafazh ta’dil yang menggunakan af ’al tafdhil dan shighat
1. Lafazh jarh yang menggunakan af ’al tafdhil dan shighat mubalaghah (lafazh yang menunjukkan keadilan dan
mubalaghah (lafazh yang menunjukkan kecacatan yang kesempurnaan hapalan Rawi dg sangat sempurna. Ditunjukkan
sangat keterlaluan seperti akdzabun Naasi, Kadzdzab dengan lafal isim tafdhil. Contoh lafalnya adalah awtsaqun naas
(orang paling sangat terpercaya lagi cerdas)
2. Lafazh jarh yang menunjukkan perawi pendusta spt
2. Lafazh ta’dil yang diulang dua kali untuk menunjukkan
lafazh Kadzdzab (pembohong) penekanan keadilan dan kesempurnaan hapalan rawi spt tsiqat-
3. Lafazh jarh yang menunjukkan perawi tertuduh dusta. tsiqat, hafizh-tsiqat, tsiqat-shaduq
Contoh lafal katanya Fulan tuhmatul bil-kidzib 3. Lafazh ta’dil yang diucapkan satu kali ketsiqatannya seperti
(seseorang tertuduh dusta) tsiqat, hafizh, dlabit, muttaqin, tsabit, imam, dll.
4. Lafazh ta’dil yang menunjukkan keadilan namun hapalannya
4. Lafazh jarh yang menunjukkan sangat rawi lemah. agak kurang bagus. Contoh lafalnya shaduuq, laa ba’tsa bih,
Contoh si fulan dlaif, hadisnya dibuang. ma’muun, khiyar khalq
5. Lafazh jarh yang menunjukkan lemahnya rawi dan 5. Lafazh ta’dil yang menunjukkan keadilan rawi namun
hapalan rawi jelek. Contoh Fulan laa yuhtaaju bih hapalannya rendah seperti lafal rawi shalih, jayyid, syaikh,
muqarabul Hadis dll.
6. Lafazh Jarh yang menunjukkan rawi lemah namun 6. Lafazh yang sifat jujur atau hapalan rawi baik namun disertai
terdapat sifat adil. Contoh Fulan maqal fiih (seseorang kata-kata harapan antara lain shaduq in sya-a allah, Shulaih
yang diperbincangkan kedlaifan/ketsiqatannya) maqbuul
TINGKAT PERAWI HADIS
YANG TERPUJI
1. Rawi yanag sangat memiliki sifat sangat adil lagi hapalannya sangat sempurna. Ditunjukkan dengan lafal
isim tafdhil. Contoh lafalnya adalah awtsaqun naas (orang paling sangat terpercaya lagi cerdas
2. Rawi yang memiliki sifat Tsiqat-tsiqat, hafizh-tsiqat
3. Rawi yang cukup tsiqat. Lamafal yang digunakan cukup satu tsiqat, hafizh, dlabit, muttaqin, tsabit, imam,
dll.
4. Rawi yang menunjukkan keadilan namun hapalannya agak kurang bagus. Contoh lafalnya shaduuq, laa
ba’tsa bih, ma’muun, khiyar khalq
5. Rawi yang memiliki sifat baik seperti Shalih hadis, jayyid, syaikh, muqarabul Hadis dll.
6. Rawi yang memiliki sifat jujur. Lafal yang digunakan antara lain shaduq in sya-a allah, Shulaih maqbuul
TINGKAT PERAWI HADIS
YANG TERCELA
1. Menunjukkan keterlaluan Rawi dalam cacatnya. Digambarkan dengan sighat tafsdhil seperti akdzabun
Naasi
2. Menunjukkan sangat dalam cacatnya. Lafalnya ditunjukkan dg shighat mubalaghat spt Kadzdzab
(pembohong)
3. Menunjukkan kpd tuduhan dusta. Contoh lafal katanya Fulan tuhmatul bil-kidzib (seseorang tertuduh
dusta)
4. Menunjukkan sangat kepada lemahnya. Contoh si fulan dlaif, hadisnya dibuang.
5. Menunjukkan pada lemahnya hapalan rawi. Contoh Fulan laa yuhtaaju bih
6. Menunjukkan kelemahan rawi yang mendekati sifat adil. Contoh Fulan maqal fiih (seseorang yang
diperbincangkan kedlaifan/ketsiqatannya)