Skripsi
"~I·j : "i'i:."';"'6''[;'';''~-(r''1i'
1 gl. : tJ( : ..6<['::..2i......u.~
No. Induk : w. ~.\,2.(t.
kh\sifikasi : .
Disusun oleh :
NIM: 105070002297
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
1430H/2010M
PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK DARI
INTElLiGENZ STRUKTUR TEST (1ST) YANG TElAH
DIREVISI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOlOGI (BPr---
ERPUSTAKAAN UTAMA
Skripsi
----1
UIN SYAHID JAKARTA
Oleh:
NURSAKINAH OKTAVIANA SASMITA
NIM: 105070002297
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
1430H/2010M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Sidang Munaqasyah
Penguji I Penguji II
-
Jahja Umar, Ph.D
NIP.130 885 522
M~nusi~ tanp~ rita-rita ~J~I~h m~ti.
pengetesan menggunakan empat sub tes yang signifikan saja (short form)
ternyata hasilnya tidak berbeda dengan yang diperoleh dari penggunaan
seluruh sub tes (long form). Korelasi antara keduanya adalah 0,957. Oleh
sebab itu. direkomendasikan untuk cukup menggunakan bentuk short form
yaitu sub tes ZR, ME, AN dan RA.
(G) Bahan bacaan : 17 buku, 2 jurnal, 2 bahan persentasi, dan 2 website
(1960 -2009)
Kata kunci : validitas
iii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Illahi Rabb, Sang Pemilik Langit dan Bumi yang
memiliki kasih yang sedemikian luas kepada seluruh umatNya. Shalawat
serta salam tereurahkan bagi Rasulullah SAW, suri tau ladan sepanjang
masa. Akhirnya usai juga, penulisan skripsi dengan judul "Pengujian Validitas
Konstruk dari Intelligenz Struktur Test (1ST) Yang Telah Direvisi Badan
Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)".
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa kesulitan dalam penearian bahan
untuk bab kajian teori, untuk itu penulis menyarankan agar memperbanyak
jurnal-jurnal penelitian pad a perpustakaan guna mempermudah mahasiswa
meneari bahan literature. Penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan
menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasH usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan,
bantu an, dorongan, dan bimbingan yang tak ternilai harganya dari pihak-
pihak lain. Ueapan terima kasih tak terhingga, penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Jahja Umar, Ph. D selaku Dekan Fakultas Psikologi.
merangkap pembimbing dan penguji skripsi saya. Terima kasih atas
bimbingannya selama ini.
2. Para jajaran pimpinan, dosen-dosen tereinta di Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Bu
Yunita, Pak Luthfi, Bu Rena, dan keluarga besar Fakultas Psikologi yang
iv
tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan
dan perhatiannya pada skripsi yang saya buat.
3. Ke dua orang tua saya, Ayahanda Jeppy Jajang Jaya Sasmita beserta
ibunda tercinta Annie Hendriani. Terimakasih atas segalanya, "Love usa
much,," Kepada saudara-saudara kandung saya, Mba Yu, Ichsan dan Usi.
Terimakasih, sudah terus mendorong saya, agar semangat menghadapi
bimbingan skripsi.
4. Pihak BPPT, khususnya Bu Suratna, dan Bapak Roni Tulak yang
sudah memberikan izin penelitian dalam skripsi ini.
5. Dian Saputro Utomo, yang sudah memberikan semangat, dan selalu
setia menemani penulis dan Bang Tupi yang sudah ikut serta membantu
saya dalam penulisan skripsi.
6. Fitri Husnia, Evi Aini, Dian Eka, Nur Jamilah, Lia Martila (sahabat pena
di Lombok) dan Indah Purwati. Sahabat yang tak pernah lekang oleh waktu,
serta teman-teman angkatan 2005, terimakasih atas dukungannya.
7. Anggota Masyarakat Skoliosis Indonesia (MSI) khususnya Mba Trie,
Mba Ditha, Fitri Sartika, Naritha, serta Andine. Terimakasih dengan catatan-
catatan kecil yang bermanfaat buat skolioser, agar para skolioser hidup lebih
nyaman di masa datang. Untuk para skolioser, ayo jangan menyerah!
Tunjukkan pada dunia, bahwa skolioser adalah keunikan yang kita miliki.
8. Teman-teman di Forum Lingkar Pena Ciputat dan Tangerang.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyelesaian skripsi ini kurang dari kata
sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca, khususnya mahasiswa-i Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR 151
Abstrak
Kata Pengantar iii
Daftar lsi v
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
BAB I PENDAHULUAN 1-9
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 7
1.3.1 Pembatasan Masalah 7
1.3.2 Rumusan masalah 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
1.4.1. Tujuan Penelitian 8
1.4.2. Manfaat Penelitian 8
1.5Sistematika Penulisan 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 10-38
2.1 DeskriptifTeoritis 10
2.1.1 Bahasan umum tes psikologi 10
2.1.2Inteligensi 12
2.1.2.1 Definisi Intelegensi 13
2.1.2.2 Teori Intelegensi 14
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi 16
2.1.2.4 Pengukuran Intelegensi 17
2.1.3 Konstruksi Tes 20
2.1.3.1. Validitas Alat Ukur 20
1.validitas Penelitian 21
a. Validitas Internal 21
vi
b. Validitas Eksternal 21
2. Validitas Item (Item Validity) 21
3.Validitas Tes 22
a. Validitas isi 22
b. Validitas konstruk 22
b.1 Validasi alat ukur dengan analisis faktor 23
b.2 Validasi alat ukur dengan cara analisis
konvergen dan diskriminan dan dikaitkan dengan konsep
multi trait, multi methode. 23
b.3 IRT (Item Responses Theory) 23
c. Validitas Berdasarkan Kriteria 25
2.1.3.2. Reliabilitas Tes 25
1. Pendekatan Tes Ulang (Test Retest) 26
2. Pendekatan Tes Sejajar (Alternate Forms) 26
3. Pendekatan Konsistensi Internal (Internal Consistency)
a. Belah dua (Split Half) 27
b. Alpha Cronbach 27
2.1.4 Gambaran Umum 1ST 29
2.2 Kerangka Berpikir 36
2.3 Hipotesis 38
BAB III METODE PENELITIAN 39-46
3.1 SUbjek Penelitian 39
3.2 Instrumen Penelitian 40
3.3 Metode Analisis data 42
3.4 Prosedur Penelitian 46
vii
4.3 Korelasi antar sub tes dengan total skor pada short form dan full
101
BAB V PENUTUP 103-109
5.1 Kesimpulan 103
5.2 Diskusi 106
5.3 Saran 109
viii
DAFTAR TABEl
Tabel 4.1 Matriks Korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item SE
Tabel 4.3 Matriks Korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item WA
Tabel 4.5 Matriks Korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item AN
Tabel 4.7 Matriks Korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item RA
Tabel 4.18 Matriks korelasi antar sub tes dan sub tes dengan total skor pada shari
form dan fuJI
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Hasil Pengujian model satu faktor tiap sub tes 1ST
BABI
PENDAHULUAN
Salah satu elemen dalam perusahaan adalah Sumber Oaya Manusia (SOM).
aspek penentu keberhasilan kerja dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
tenaga kerja.
Pimpinan perusahaan yang percaya pada hasH dalam tes psikologi tersebut
akan terus menggunakan apa yang telah disarankan oleh lembaga yang
(Munandar, 2001)
2
kemampuan yang dimiliki oleh calon karyawan. Biro SDM dan Organisasi
BPPT telah merevisi beberapa alat tes yang mengukur inteligensi. Salah satu
dari alat tes yang telah direvisi adalah Intelligenz Struktur Test (1ST) (Van Der
Ven, 1992). 1ST adalah suatu alat tes yang mengukur inteligensi seseorang
Alat tes tersebut telah digunakan sebagai alat tes pada proses penyeleksian
calon pegawai. Oleh karena itu, mengingat alat tes tersebut akan digunakan
validitas, sehingga tes tersebut layak digunakan sebagai alat tes psikologi.
Suatu tes yang baik memiliki kualitas pokok sebagai berikut: pembakuan,
objektif, reliabel, dan valid (Sukardi, 1997). Dalam menggunakan alat ukur
psikologis, setelah kriteria valid telah dipenuhi, maka hasil validitas itu akan
memberikan jawaban sebagai alat ukur yang baik atau tidak. Dan setelah
validasi alat tes, perlu diketahui item yang gugur dan membuat kurang
Kebutuhan akan sumber daya manusia yang ahli, terampil dan kualitasnya
Kreativitas dan kemandirian yang rendah, masih perlu adanya dorongan dan
arahan dari atasan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini tergambar dengan
BPPT, 2009). Oleh karena itu, pemilihan jenis pendidikan, jurusan sekolah,
satu alat ukur inteligensi yang sering digunakan pada lembaga atau instansi
pemerintah maupun swasta sudah sejak lama adalah 1ST. Disamping itu,
zaman sekarang. Maka, perlu adanya revisi ulang terhadap alat tes tersebut,
selanjutnya.
Kemudian belum adanya pengujian validitas pada item sub tes 1ST, yang
menyebabkan item sub tes 1ST belum memuaskan. Kalaupun sudah ada,
baru diuji dengan teori klasik dan dengan sub tes item yang belum direvisi
seperti yang sudah diteliti oleh Hamidah (Hamidah dan Hartati Nurul, 2000).
Dari pengolahan data yang dilakukannya diperoleh hasil bahwa dari 176 item
tes terdapat 131 item dinyatakan valid dan 45 item gugur. Oleh karena itu,
peneliti akan meneliti dengan teori modern dalam rangka menguji validitas
saja dengan software yang sudah ada, yaitu Lisrel kemudian menafsirkan
5
hasil analisis faktor terhadap data hasil tes 1ST, sehingga peneliti akan dapat
menentukan
1. Apakah benar seluruh item dalam setiap sub tes 1ST mengukur
konstruk yang dimaksud. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian model
satu faktor dengan data yang sudah ada. Apabila terbukti seluruh item
(general Intelligence).
semua kalangan. 1ST merupakan salah satu alat tes inteligensi yang bisa
bagaimana akurasi dari tes 1ST, agar kita dapat memperoleh hasil yang
6
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu itu. Oalam penelitian
ini, 1ST menjadi delapan sub tes dan berjumlah 151 item tes karena, satu sub
tes 1ST yaitu GE tidak tersedia datanya dan pada sub tes WU, hanya tersedia
sebelas item, sedangkan sembilan item lainnya tidak tersedia datanya. Oleh
sebab itu, dalam penelitian ini uji validitas sub tes WU hanya diwakili oleh
Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-
ini terdapat Biro Sumber Oaya Manusia dan Organisasi (SOMO) yang
terlaksananya visi dan misi BPPT, yaitu mengelola SOM dan organisasi
diidentifikasikan, yaitu:
a. Berapa validitas item tes 1ST yang terdiri dari delapan sub tes dengan
b. Apakah alat tes 1ST tersebut sudah layak digunakan sebagai alat ukur
inteligensi?
MH. Thamrin no.8, Jakarta Pusat. Respondennya adalah semua orang yang
melamar pada BPPT tahun 2008. Pada penelitian ini, konsep-konsep yang
pertanyaan yang mengarah pada rumusan masalah dalam skripsi ini adalah
"Berapa validitas konstruk 1ST yang telah direvisi BPPTT. Masalah ini akan
8
a. Apakah setiap item dalam masing-masing sub tes fit (sesuai) dengan
model satu faktor dan apakah setiap item dalam masing-masing sub
b. Apakah delapan sub tes 1ST adalah fit (sesuai) dengan model satu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas 1ST, sehingga alat tes 1ST
dalam BPPT.
Lisrel untuk menguji validitas konstruk dari sebuah alat ukur psikologis.
pembaca.
9
b. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak BPPT dan
1.5Sisternatika Penelitian
Penelitian penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan
BAB II Kajian teori rneliputi: sub bab Bahasan Urnurn Tes Psikologi,
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Ada pun sub
bab yang akan dipaparkan adalah subbab tentang deskriptif teoritis yang
inteligensi serta teori inteligensi yang digunakan oleh alat tes 1ST, definisi
validitas dan reliabilitas, sub bab gambaran umum alat ukur 1ST, kerangka
Tes psikologi adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan atas sampel
situasi yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997). Dalam kamus Psikologi, tes
pada seseorang dengan tujuan untuk mengukur perolehan atau bakat pad a
tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi dan
pemberian angka (scoring) harus jelas dan spesifik, dan setiap orang yang
mengambil tes harus mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi
yang sebanding. Namun, pada teori tes modern (misalnya IRT), orang yang
dibandingkan (Umar, 1999). Kedua, tes berisi sampel perilaku. Populasi butir
tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhingga jumlahnya.
Kelayakan tes lebih tergantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes
menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari subjek dengan
cara menjawab butir-butir atau mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh tes.
Respon subjek atas tes merupakan indikator dari apa yang ingin diketahui
Sebuah tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan
dibakukan atas sampel perilaku tertentu (Anastasi & Urbina, 1997). Dalam
psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: Pertama, tes yang
12
tes yang mengukur kemampuan khusus atau tes bakat (special ability test).
bidang tertentu. Ketiga, tes yang mengukur prestasi (achievement test). Tes
non ability.
Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada definisi yang disampaikan
oleh Anastasi, bahwa tes psikologi adalah alat ukur yang obyektif dan
2.1.2 Inteligensi
Aiken dan Marnat (2006) mengutip definisi inteligensi dari Binet, yang
efektif.
tingkah laku mereka untuk beradaptasi. Dari berbagai definisi yang telah
Pada dasarnya, teori inteligensi secara umum dapat dibagi dalam empat
golongan. Golongan pertama berorientasi pada teori daya, yang kedua pada
dua faktor, dan yang ketiga pada multi faktor, yang keempat pada kelompok
faktor (Fudyartanto, 2002). Salah satu tokoh golongan pertama adalah Binet
monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum (g).
Sedangkan tokoh golongan kedua adalah Spearman dalam Teori "2 faktor"
relasi dan eduksi korelasi (Carlson & Buskist, 1997). Eduksi relasi adalah
adalah Thurstone. Menurut teori kelompok faktor, kecerdasan itu tidak hanya
mempunyai satu faktor G, tetapi ada beberapa faktor G, dan tiap-tiap faktor G
proses dan teori triarki dan teori mUltiple inteligensi Gardner (dalam Aiken
bentuk visual.
kata tertentu.
0.0 Hebb dan R.B Cattell (dalam Fudyartanto, 2002) memberikan dua faktor
Tipe A dan tipe B (fluid and crystaJized). Yang dimaksud dengan kecerdasan
belajar dan faktor-faktor alam sekitar (baik lingkungan fisik maupun sosial).
17
Tes inteligensi modern dimulai di Prancis, oleh Alfred Binet. Sejak tes
dua tes inteligensi untuk dewasa dan anak (dalam Carlson & Buskist, 1997).
Di Amerika, usaha pertama tersebut dimulai oleh tokoh pencetus istilah ( tes
bukunya Mental Test and Measurementdi tahun 1890. Buku ini berisi
rangkaian tes inteligensi yang terdiri atas sepuluh jenis ukuran. Kesepuluh
yang terpisah di kulit yang masih dapat dirasakan sebagai dua titik
berbeda.
kunci telegraf.
reflektif.
Tes-tes inteligensi yang sudah ada dan sering digunakan oleh para ahli
WISC-R terdiri atas 12 sub tes yang dua diantaranya digunakan hanya
sebagai IQ keseluruhan.
berupa gambar-gambar.
20
baru yang diperuntukkan bagi anak usia 2,5 sampai 12,5 tahun. Skala-
memang ingin kita ukur. Suatu tes atau skala dapat valid atau tidak valid
untuk maksud i1miah atau praktis yang hendak dicapai oleh si pengguna tes
(Kerlinger, 2006).
21
2005):
1. Validitas Penelitian
a. Validitas Internal
tertentu.
b. Validitas Eksternal
antara skor pad a item itu dengan skor pada item-item (item total
3. Validitas Tes
Validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauhmana tes itu
mengukur apa yang dimaksud untuk diukur. Jadi, validitas tes pada
yaitu:
a. Validitas isi
b. Validitas konstruk
dengan alat yang diujikan itu sama atau mirip dengan hasil
yang sama dengan alat lain yang diakui merupakan alat ukur
yang baik.
Anastasi dan Urbina (1997) memberikan pengertian bahwa suatu tes dapat
konsisten meskipun tes tersebut diberikan dan di skor oleh penilai yang
bentuk paralel dari tes tersebut. Sejalan yang diungkapkan Kerlinger (2006),
ancangan. Pertama, jika kita mengukur himpunan obyek yang sama berulang
kali, dengan instrumen yang sama atau mirip, akankah kita mendapatkan
hasil yang sama atau serupa pula? Kedua, apakah ukuran-ukuran yang
untuk sifat yang diukur itu. Ketiga, adalah kita dapat menelaah berapa
pengukur. Dalam pengertian yang lebih luas reabilitas alat ukur menunjuk
Pendekatan tes sejajar hanya dapat dilakukan apabila tersedia dua bentuk
pendekatan ini terletak pada sulitnya menyusun dua alat ukur yang
yaitu butir-butir pertanyaan atau item. Jadi, estimasi itu cukup dilakukan
PERPUSTAKAI\N UTMM',
UIN SYAHID JAKART A
teknik ini: '----------
b. Alpha Cronbach yaitu teknik uji yang dapat digunakan baik
esai.
Dikarenakan tidak mungkin ada suatu tes yang benar-benar kesemua item
pengertian Konsistensi Internal dari butir-butir tes bukan dalam arti stabilitas
Inte/ligenz Struktur Test (1ST) adalah salah satu tes psikologis yang dapat
tahun 1973 (Van Der Ven, 1992) lalu diadaptasi oleh Universitas Padjajaran
karena 1ST yang terdiri dari sembilan sub tes tidak hanya menghasilkan skor
IQ tetapi juga dapat mengetahui minat dan bakat seseorang yang dapat
dilihat dari skor setiap sub tes pada 1ST yang kemudian digunakan untuk
membentuk profil kecerdasan praktis (dalam Hamidah & Hartini Nurul, 1985).
Tes 1ST adalah tes inteligensi yang terdiri dari 9 sub tes dengan jumlah
itemnya 176 item dan merupakan tes kecepatan (speed tes), Inteligensi
dipandang sebagai suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
profesi tertentu pula. Oleh karena itu 1ST dapat menampilkan kemampuan
1ST ini dapat menampilkan profil M dan profil W. Profil ini diukur dari 4
(empat) aspek yang pertama, yaitu: SE, WA, AN dan GE. Seseorang akan
keempat aspek tersebut memiliki irama; tinggi, rendah, tinggi dan rendah.
tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu.
Ada pun tes yang digunakan akan meliputi beberapa interpretasi tiap-tiap sub
dalam:
seseorang berprestasi)
hari)
subjek.
memahami pengertian
lain.
32
Fleksibilitas berpikir
antar masalah
kesimpulan.
Sub tes ini berisi item-item persamaan: fungsi dari sub tes
dalam:
bahasa
permasalahan
ini berisi item-item berhitung: fungsi dari sub tes ini adalah
- Kemampuan berhitung
ini berisi item-item deret angka: fungsi dari sub tes ini
angka)
momen-momen ritmis.
Kemampuan membayangkan
konstantif
berisi periteman kubus: fungsi dari sub tes ini adalah untuk
Dari latar belakang dan teori yang telah ada, dapat disimpulkan dalam
lri~I~1cttiril.·t1lsa~811·t1S~·k~n'f~*itll.·fIl_~~y~ti-J:1lasaIaIlbnhasfl,. rasa
~pa~;~iki~in~f<ietlgat11llF~gun~balt~B;_.~(Ja.renlaja
meropakWi komponenitltuisi.pada'orangdewasamempllkail motlfsesuntu
,,-----,f--'------------------'
Stll1i_~iJci~:~!;tl1~~i9l1i_~~g~_;~ntJ1P~.~~~;~amp1l!Ul
,,-----,I- menggunrikfuibilangnn-bnangnn_-~_~
L- hltungan
prilktis yangberhiJb\1ngan'dengan
~ = _ _ ----l
_
Ketlltlr11_~~~-~~~~~II.,§¥~~~§ris~_t~i#~~_¥I1-._¥-nli#)- tetapi
.•-_--.,-.-l'\tbl:1ll()ll1~~o~~f-~~~~-1c°Pp_i~y_t\J:i~ll1~1l?'~Itltilh;------ _ -_"
m~~-_:p~gi~p8~~-~llt\l¥~~!~rf1'!"'_-_'_:~Pllt,~~-~_llP~~lll'8
lebilivariati£,cambci'Pikir:m~IlY~~~Ytu'l;gkonkrit--da1ammomen~momeri
yangkonstroktif.
-1~1MJ-..JI-
Kemaolpuari rnembliyangkllD.rtlangtiga·diri1ensi. disertai dengrui· cam
bCrpikir·yang ail81itis
,,
,,
a ,,
,
8
General
Intelligence
a ,,
,
38
2.3 Hipotesis
Sesuai dengan kerangka berpikir dan gambar 2.1 dan 2.2 di atas, dapat
dinyatakan hipotesis:
1. Bahwa setiap item dalam masing-masing sub tes adalah fit (sesuai)
dengan model satu faktor, yang berarti semua item pada suatu sub tes
mengukur hanya satu kemampuan yang didefinisikan pada sub tes tersebut.
Dan bahwa setiap item dalam masing-masing sub tes adalah secara
tes tersebut.
2. Bahwa delapan sub tes 1ST adalah fit (sesuai) dengan model satu
faktor, yaitu semua sub tes mengukur satu faktor umum yang dalam hal ini
sebagian sub tes saja), sudah cukup signifikan dalam mengukur inteligensi
umum.
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah tingkat validitas alat tes 1ST. Selanjutnya untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini ada beberapa hal yang ditentukan oleh
dalam penelitian ini adalah berapa tingkat validitas dan reliabilitas alat tes
bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji item-item yang sudah direvisi
pada sub tes 1ST, bukan tentang siapa yang mengikuti tes 1ST. Untuk
menguji item tersebut digunakan pendekatan uji validitas konstruk yang akan
dapat mengukur general intelligence. Oleh karena itu, untuk bisa mengetahui
tersedia di BPPT pada penerimaan tes CPNS tahun 2008. Dalam hal ini tes
1ST ditempuh oleh 963 orang. Jadi, kurang relevan apabila membahas
40
penelitian ini adalah butir-butir item dari item 1ST. Adapun, karakteristik dari
para penempuh tes pada data yang tersedia ini adalah sebagai berikut:
Adapun sub tes 1ST seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya
diantaranya, adalah:
kesamaan.
Sub tes AN (Analog/en). 20 item = 7 menit. Item AN berupa pilihan ganda dan
terdiri dari tiga kata dan mencari satu kata yang memiliki hubungan yang
sama tersebut.
jawaban dan terdiri dari dua kata, dan mencari perkataan yang meliputi
Sub tes ZR (Zahlenreihen). 20 item =10 menit. Item ZR berupa pilihan ganda
dan terdiri atas item yang memperlihatkan sesuatu bentuk tertentu yang
ganda dan terdiri atas lima kubus, yang mempunyai sisi yang berlainan. Dan
Dalam penelitian ini, 1ST menjadi delapan sub tes dan be~umlah 151 item tes
karena, satu sub tes 1ST yaitu GE tidak tersedia datanya dan pada sub tes
WU, hanya tersedia sebelas item, sedangkan sembilan item lainnya tidak
tersedia datanya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini uji validitas sub tes WU
hanya diwakili oleh sebelas item saja. Ada pun sUbjek penelitian diminta
disebut CFA (Confirmatory Factor Analysis). Adapun logika dasar dari CFA
2. Bahwa pada suatu faktor diteorikan setiap item hanya mengukur atau
dalam tes 1ST adalah sub tes AN. Sub tes ini terdiri dari 20 item,
korelasi antar item yang seharusnya akan diperoleh jika teori tersebut
diperoleh secara empiris dari data (disebut matriks S). Jika teari
dengan Chi Square. Jika Chi Square yang dihasilkan tidak signifikan
hipotesis nihil S-L:=O ditolak. Artinya teori tersebut tidak didukung data
(ditolak).
hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti item
45
a. Menguji teori yang menyatakan bahwa semua item pada satu sub tes
b. Menguji tingkat signifikansi setiap butir soal dalam mengukur apa yang
hendak diukur.
Selanjutnya, dalam 1ST juga diteorikan bahwa delapan faktor (sub tes)
tersebut adalah mengukur satu hal (dimensi) yang sama yaitu inteligensi
antara sub tes dan inteligensi umum. Artinya, dapat dilakukan analisis faktor
konfirmatori seperti yang dilakukan pada masing-masing sub tes, tetapi yang
dijadikan datanya disini adalah skor sub tes, sedangkan faktornya adalah
analisis faktor tersebut secara simultan (untuk sub tes dan inteligensi umum).
Dengan kata lain, diteorikan bahwa item-item mengukur faktor tingkat satu
(sub tes) dan selanjutnya faktor-faktor tersebut (sub tes) mengukur faktor
tingkat dua yang lebih umum yaitu general intelligence. Analisis faktor
confirmatory factor analysis. Dalam hal ini, sub tes adalah faktor tingkat
(orde) ke satu dan general intelligence adalah faktor tingkat (orde) ke dua.
Prosedur penelitian melalui data sekunder pada tes masuk calon karyawan
diketahui:
HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan judul penelitian, uji validitas konstruk akan dilakukan per sub
tes untuk melihat apakah butir-butir item mengukur apa yang seharusnya
pada masing-masing sub tes mengukur satu faktor saja. Secara teknis,
Kedua tahap ini, dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori (CFA). Berikut
ini dipaparkan hasil penelitian baik pada tingkat sub tes maupun pada tingkat
inteligensi umum:
Dari hasil yang diperoleh untuk sub tes SE, model satu faktor
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka akhirnya diperoleh model fit
-°i'~~s-1riZIl1 :1
o.1_'!l6
1.00
Terlihat dari gambar 4.1, bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu SE. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabel4.1
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 1
3 1
4 V 1
5 V 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 V V 1
12 1
13 V 1
14 1
15 1
16 1
17 V V 1
18 1
19 1
20 V V V 1
. .
Keterangan • Tanda V menunJukkan Item yang errornya saling berkoreiasi.
51
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kesalahan pengukuran pada item nomor 1
pengukuran item pada nomor 4, 11, dan 13. Kesalahan pengukuran item
selain mengukur apa yang hendak diukur oleh sub tes yang bersangkutan,
52
item tersebut juga mengukur hal lain. Makin banyak kesalahan pengukuran
lainnya, makin rendah atau tidak ideal kualitas item tersebut. Pada sub tes
ini, item yang bersifat multidimensional adalah item nomor 20,2, 17, 1, 11,4,
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor.
Tabel4.2
Dari 20 item yang dalam hal ini mengukur SE, ternyata ada enam item yang
tidak signifikan, karena nilai t lebih kecil dari 1, 96 (absolute). Ke enam item
inilah yang harus di drop, yaitu item 7, 8,12,14,16, dan 18. Sedangkan item
Oi antara item yang signifikan tersebut, ada beberapa yang koefisien muatan
faktornya bernilai negatif. Hal ini bertentangan dengan teorinya, karena tes
1ST adalah tes kemampuan dimana koefisien muatan faktor harus positif.
Pada sebuah tes kemampuan (ability test) jika koefisien muatan faktor itu
negatif, berarti makin tinggi kemampuan dalam bidang SE, justru makin salah
jawaban pada item tersebut. Oleh sebab itu, item seperti itu tidak dapat
dipakai. Item tersebut harus didrop atau direvisi. Biasanya hal seperti ini
terjadi jika item diskor dengan kunci jawaban yang salah, sehingga mereka
Untuk item yang seperti ini, disarankan untuk melakukan pengecekan ulang
harus di drop. Oengan demikian, item yang valid dan paling baik sesuai
19, 11,dan5.
PERPUSTAKJ\A;d UTJ..\M/\
UIN SYAHID JAf<AiTIA
55
Dari hasil yang diperoleh WA, model ini tidak fit, dengan Chi Square= 1203.
54, df= 170, RMSEA= 0.079. Tetapi setelah dilakukan modifikasi terhadap
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka akhirnya diperoleh model fit
;~f*j '.1
;;~'\~(I
.J!"~~ .d
-0.26
='::~=="'.I"""",---0. 11
r- q------:~
'""'-'.........-"-'-- .....____0. 03
. 10: 1.00
0.5
-0. 07B-l"\~TmW ';I"'--;:'~' 2
O.~;_.,,4-I\~;~ja. '.1%°·'3
,0.
:"-:.:/,-."".".,-;",,",,,,';A<;_\
y ~ ,.,6 S;;~:~!;'::'''',j':",1~,14~;;U
°·l:~9-l.'" \iI~lI;(i ;1
0. ~~7-li;Xi~1? ·'1
-0·~~4-l:;lT·gt~ ;1
°• _..; 7-1_" . "......
12 ,x{\tXf~T~J~~l~:'kt:S~:,
-I
.9B-I' ;1Iiliii6} .rl
Chi-Square=129.00, df=107, P-value=O.07260, RMSEA=O.015
Terlihat dari gambar 4.2, bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu WA. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabel4.3
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 1
3 V V 1
4 V 1
5 V 1
6 V 1
7 V V V 1
8 V 1
9 V V 1
10 V V 1
11 V V V 1
12 V V 1
13 V V V V V 1
14 V V V V V 1
15 V V V V V V V 1
16 V V V V V V V 1
17 V V V V V V V 1
18 V V V V 1
19 V V V V V 1
20 V V V V V 1
. .
Keterangan • Tanda V menunJukkan Item yang errornya saling berkoreiasl.
58
pengukuran item pada nomor 3, 11, 13, 16, dan 19. Kesalahan pengukuran
1,2, 7, 9, 13, 15, dan 16. Kesalahan pengukuran item nomor 4 berkorelasi
pengukuran item pada nomor 4, 11, 15, dan 17. Kesalahan pengukuran item
kesalahan pengukuran item pada nomor 4, 7, 15, 17, dan 19. Kesalahan
pengukuran item pada nomor 2,3,6,8,9, 12, 13, 17, dan 20. Kesalahan
11, 15, dan 20. Kesalahan pengukuran item nomor 19 berkorelasi dengan
kesalahan pengukuran item pada nomor 2,6, 12, 15, 17, dan 20. Kesalahan
yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal lain. Makin banyak kesalahan
pada item lainnya, makin rendah atau tidak ideal kualitas item tersebut. Pada
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti
Tabel4.4
Oari 20 item yang dalam hal ini mengukur WA, ternyata ada tiga item yang
tidak signifikan, karena nilai t lebih kecil dari 1, 96 (absolute). Ke tiga item
inilah yang harus di drop, yaitu item 5, 8, dan 10. Oari hasil tersebut, yang
signifikan adalah nomor 1, 2, 3,4,6,7,9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
dan 20. Oi antara item yang signifikan tersebut, ada beberapa yang koefisien
karena tes 1ST adalah tes kemampuan dimana koefisien muatan faktor harus
positif. Pada sebuah tes kemampuan (ability test) jika koefisien muatan faktor
itu negatif, berarti makin tinggi kemampuan dalam bidang WA, justru makin
salah jawaban pada item tersebut. Oleh sebab itu, item seperti itu tidak dapat
dipakai. Biasanya hal seperti ini terjadi jika item diskor dengan kunci jawaban
yang salah, sehingga mereka yang tinggi kemampuannya justru tidak memilih
sesuai kunci jawabannya. Untuk item yang seperti ini, disarankan untuk
tidak mengalami kesalahan maka item seperti ini harus di drop! tidak
digunakan.
Oari hasil tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa item 2, 3, 5, 6, 8,10, 13,
dan 16 sebaiknya di drop. Item yang paling baik sesuai urutannya: 19, 17,
Dari hasil yang diperoleh AN, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1478,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada Gambar 4.3 berikut ini
1.00
Tabel4.5
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 V 1
3 V V 1
4 1
5 V V 1
6 V V 1
7 V V V V 1
8 V V V 1
9 V V V 1
10 V V V 1
11 V V V V V V 1
12 V V V V V 1
13 V V V V 1
14 V V V 1
15 V V V V 1
16 V V V V V V V V 1
17 V V V V 1
18 V V V V V V V V 1
19 V V V V V V 1
20 V V V V V V V V V 1
.
Keterangan . Tanda V menunJukkan Item yang errornya salmg berkoreiasi.
65
kesalahan pengukuran item pada nomor 1, 3, 5, 7, 8, 11, 14, 18, 19, dan 20.
pada nomor 5, 12, 16, dan 17. Kesalahan pengukuran item nomor 5
12, 17, 18, 19, dan 20. Kesalahan pengukuran item nomor 6 berkorelasi
dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 1,5,7,10,12, 15, dan 18.
pengukuran item pada nomor 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 17, 18, dan 20.
pengukuran item pada nomor 1,2,7, 11, 14, 15, dan 16. Kesalahan
pada nomor 1,5,7, 11, 13, 15, 16, 19 dan 20. Kesalahan pengukuran item
kesalahan pengukuran item pada nomor 4, 5, 7, 11, 18, dan 20. Kesalahan
pada nomor 2,3,5,6,7, 13, 14, 17, 19, dan 20. Kesalahan pengukuran item
Artinya, selain mengukur apa yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal
dengan kesalahan pengukuran pada item lainnya, makin rendah atau tidak
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t=1,96 (nilai absolute) bagi setiap koefisien
Oari 20 item yang dalam hal ini mengukur WA, ternyata ada satu item yang
tidak signifikan, karena nilai t lebih kecil dari 1, 96 (absolute). Item tersebut
adalah item nomor 16, item inilah yang harus di drop. Oari hasil tersebut,
maka yang signifikan adalah semua item sub tes AN, kecuali item nomor 16.
Oi antara item yang signifikan tersebut, ada satu item yang koefisien muatan
faktornya bernilai negatif. Item tersebut adalah item nomor 2. Hal ini
dimana koefisien muatan faktor harus positif. Pada sebuah tes kemampuan
(ability test) jika koefisien muatan faktor itu negatif, berarti makin tinggi
kemampuan dalam bidang AN, justru makin salah jawaban pada item
tersebut. Oleh sebab itu, item seperti itu tidak dapat dipakai. Item tersebut
harus didrop atau direvisi. Biasanya hal seperti ini te~adi jika item diskor
kunci jawaban. Jika kunci jawaban tidak mengalami kesalahan maka item
seperti ini harus di drop! tidak digunakan. Maka, kita dapat menyimpulkan
9,18,17,20,5,dan11
69
Dari hasil yang diperoleh RA, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1148,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada Gambar 4.4 berikut ini
LOa
-0. ~~7-j";#iilt~';1
~. 9l-jill:>.'lao; q
Chi-Square=~55.57, df=~3~, P-value=0.07042, RMSEA=O.014
Terlihat dari gambar 4.4 bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu RA. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabel. 4.7
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 1
3 1
4 1
5 V 1
6 1
7 1
8 V 1
9 V 1
10 V V 1
11 V V V 1
12 1
13 V V V V 1
14 V V V 1
15 V V V V V V V V V 1
16 V V V 1
17 V V V 1
18 V V V 1
19 V V V 1
20 V V V 1
.
Keterangan : Tanda V menunJukkan Item yang errornya saling berkorelasl.
72
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 5,9, 10, 11, 13,
kesalahan pengukuran item pada nomor 13, 14, dan 17. Kesalahan
kesalahan pengukuran item pada nomor 11, 15, dan 18. Kesalahan
pada nomor 11, 15, dan 16. Kesalahan pengukuran item nomor 8 berkorelasi
pada nomor 1, 10, 13, 14, dan 15. Kesalahan pengukuran item nomor 10
pengukuran item pada nomor 1, 6, 7,14, dan 19. Kesalahan pengukuran item
pengukuran item pada nomor 1,2,9, dan 12. Kesalahan pengukuran item
pengukuran item pada nomor 1, 5, 7, 18, dan 19. Kesalahan pengukuran item
pada nomor 11, 15, 16, dan 20. Kesalahan pengukuran item nomor 20
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 15,17, dan 19.
Artinya, selain mengukur apa yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal
dengan kesalahan pengukuran pada item lainnya, makin rendah atau tidak
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
Dari hasH tersebut, maka yang signifikan adalah semua item sub tes RA.
Item yang paling baik sesuai urutannya: 15, 5, 4,3, 17, 19, 14, 10, 13,2,8,
Dari hasil yang diperoleh ZR, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1478,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada Gambar 4.5 berikut ini
LOO
Terlihat dari gambar 4.5 bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu ZR. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabel4.9
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 V 1
3 V 1
4 1
5 1
6 1
7 V V V 1
8 V V 1
9 V V V V 1
10 V V V V V V V 1
11 V V V V 1
12 V V V V V V 1
13 V V V V V 1
14 V V V V V V V V 1
15 V V V V V V V V 1
16 V V V V V V V V 1
17 V V V V V V V V V 1
18 V V V V V V V V V V V 1
19 V V V V V V V V V V 1
20 V V V V V V V V V V V V 1
.
Keterangan : Tanda V menunJukkan Item yang errornya saling berkoreiasi.
78
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 2,8,9, 10, 14,
kesalahan pengukuran item pada nomor 1, 3, 7, 10, 12, 13, 15, 16, 17, dan
pengukuran item pada nomor2, 12, 13, 14, dan 15. Kesalahan pengukuran
9, 10, 12, 18, dan 20. Kesalahan pengukuran item nomor 5 berkorelasi
pengukuran item pada nomor 8,9, 14, 15, 16, dan 20. Kesalahan
pada nomor 2, 4, 5, 10, 11, dan 18. Kesalahan pengukuran item nomor 8
kesalahan pengukuran item pada nomor 1, 4, 6, 8, 10, 11, 13, 15, 17, 18, dan
pengukuran item pada nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8,9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19,
pengukuran item pada nomor 2, 3,4, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, dan
79
pengukuran item pada nomor2, 3, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, dan 20.
pengukuran item pada nomor 1, 2, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, dan 20.
pengukuran item pada nomor 2,8,9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, dan 20.
pengukuran item pada nomor4, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19.
Artinya, selain mengukur apa yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal
dengan kesalahan pengukuran pada item lainnya, makin rendah atau tidak
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t-test= 1,96 (nilai absolute) bagi setiap
Dari hasil tersebut, maka yang signifikan adalah semua item sub tes ZR,
kecuali item 15. Dari hasH tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa item 15
harus di drop.
Item yang paling baik sesuai urutannya: 4, 7, 8, 5, 6, 11, 16, 1, 10, 17, 3, 9,
12,19,2,14,20,13.
82
Dari hasil yang diperoleh FA, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1093,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada Gambar 4.6 berikut ini:
Chi-Square=.124.56, RMSEA=O.0.15
PERPUSTAK,i\«.'
UIN SYAHID
Terlihat dari gambar 4.6 bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu FA. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabe14.11
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 1
3 1
4 V V 1
5 V 1
6 V 1
7 V V 1
8 V V 1
9 V V 1
10 V V V V 1
11 V V V 1
12 V 1
13 V V V V V V 1
14 V V V V V V V 1
15 V V V V 1
16 V V V V V V V 1
17 V V V V V 1
18 V V V V V V V 1
19 V V V V V V V 1
20 V V V V V V V 1
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor , 9, 11, 13, 17,
pengukuran item pada nomor 4, 5, 7, 10, dan 16. Kesalahan pengukuran item
pada nomor2, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 16, dan 19. Kesalahan pengukuran item
pada nomor 1,3, 15, dan 18. Kesalahan pengukuran item nomor 10
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 2,3, 5, 6, 11, 13,
8, 10, 11, 12, dan 14. Kesalahan pengukuran item nomor 14 berkorelasi
dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 5,6,7,8, 11, 12, 13, 15, 16,
kesalahan pengukuran item pada nomor 3, 8, 9, 14, 16, 17, dan 20.
pada nomor 1,6, 7,12,15, dan 19. Kesalahan pengukuran item nomor 18
kesalahan pengukuran item pada nomor 5,6,8, 11, 14, 16, 17, dan 20.
selain mengukur apa yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal lain.
kesalahan pengukuran pada item lainnya, makin rendah atau tidak ideal
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t-test= 1,96 (nilai absolute) bagi setiap
Dari hasil tersebut, maka yang signifikan adalah semua item sub tes FA, Item
dan 20.
Dari hasil yang diperoleh WU, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1093,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada Gambar 4.7 berikut ini:
1.00
Terlihat dari gambar 4.7 bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu WU. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabe14.13
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1
2 1
3 V 1
4 V 1
5 1
6 V 1
7 V V V 1
8 1
9 V V 1
10 V V 1
11 V V V V V 1
.
Keterangan : Tanda V menunJukkan Item yang errornya saling berkorelasi.
90
mengukur apa yang hendak diukur, tetapi mengukur juga hal lain.
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
91
dilakukan dengan melihat nilai t=1 ,96 (nilai absolute) bagi setiap koefisien
Oari hasil tersebut, maka yang signifikan adalah semua item sub tes WU.
Item yang paling baik: 4, 10,9,7, dan 6. Oi antara item yang signifikan
Hal ini bertentangan dengan teorinya, karena tes 1ST adalah tes kemampuan
dimana koefisien muatan faktor harus positif. Pada sebuah tes kemampuan
(ability test) jika koefisien muatan faktor itu negatif, berarti makin tinggi
kemampuan dalam bidang SE, justru makin salah jawaban pada item
tersebut. Oleh sebab itu, item seperti itu tidak dapat dipakai. Item tersebut
Dari hasil yang diperoleh ME, model ini tidak fit, dengan Chi Square = 1530,
akhirnya diperoleh model fit seperti pada gambar 4.8 berikut ini:
~. 1. 00
Chi-Square=107.94, RMSEA=O.016
Terlihat dari gambar 4.8 bahwa nilai chi square menghasilkan p > 0,05 (tidak
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja,
yaitu ME. Namun karena pada model ini, kesalahan pengukuran pada
Tabe14.15
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1
2 1
3 V 1
4 V 1
5 V 1
6 1
7 V V V 1
8 V V V 1
9 V V V V V V 1
10 V V V V 1
11 V V V 1
12 V V V V V 1
13 V V V V 1
14 V V V V V V V 1
15 V V V V V 1
16 V V V V V V V V 1
17 V V V V V V 1
18 V V V V V V V V 1
19 V V V V V V V V 1
20 V V V V V V V V V V 1
pada nomor 1,7, 9, 10, 11, 14, 16, 18, dan 19.. Kesalahan pengukuran item
17, 18, dan 19. Kesalahan pengukuran item nomor 6 berkorelasi dengan
pada nomor 2, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 19, dan 20. Kesalahan
pada nomor 2, 3, 4, 8, 11, 12, dan 20. Kesalahan pengukuran item nomor 11
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 4,8, 10, 12, 14,
4, 5, 9, 11, 12, 15, 17, dan 18. Kesalahan pengukuran item nomor 15
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item pada nomor 6, 8, 11, 12, 14,
kesalahan pengukuran item pada nomor 1, 3, 4, 8, 9, 11, 12, 15, dan 20.
pada nomor 2,3,4,5,6, 12, 14, 15, dan 20. Kesalahan pengukuran item
mengukur juga hal lain. Makin banyak kesalahan pengukuran pada sebuah
Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang muatan faktor. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t=1 ,96 (nilai absolute) bagi setiap koefisien
Dari hasit tersebut, maka yang signifikan adalah semua item sub tes ME. Item
4.2 Validitas Konstruk Seluruh Sub Tes 1ST dalam Mengukur Satu
inteligensi umum. Dalam konteks ini, matriks korelasi antar faktor (sub tes)
faktor ini dapat dilakukan secara simultan (satu kali analisis). Analisis seperti
ini disebut juga dengan nama "analisis faktor konfirmatorik orde kedua"
(second order factor analisis). Dalam hal ini item merupakan indikator dari
masing-masing sub tes (faktor tingkat satu) dan pada saat yang sama sub tes
Peneliti menggunakan metode ini, karena lebih efisien (hanya satu kali
analisis secara simultan) dan dari sudut statistik, analisis seperti lebih
diperoleh nitai chi square = 596,66 ,df=7617, p>0,05. Jadi, model dengan dua
lingkatan faktor (second order CFA) fit dengan data. Artinya, teari yang
99
mengatakan bahwa item-item mengukur delapan sub tes dan kedelapan sub
0,33
0,36
General
Intelligence 0,48
0,05 ,,,
~
0,09
6, ,,
0,33
102
Tabe14.18
Matriks korelasi antar sub tes dan sub tes dengan total skor pada short form dan full
Dari tabel 4_18, peneliti dapat menyimpulkan bahwa apabila ke empat sub tes
yang tidak signifikan tersebut diabaikan, maka akan didapat hasil tes yang
tidak jauh berbeda dengan yang akan diperoleh jika menggunakan ke seluruh
sub tes, karena korelasi antara hasil short form dan full form adalah begitu
sebaiknya menggunakan bentuk short form saja, terutama jika waktu untuk
5.1. Kesimpulan
Pada bab ini, akan dipaparkan kesimpulan dari tiga pengujian hipotesis yang
1. Bahwa setiap item dalam masing-masing sub tes adalah fit (sesuai)
dengan model satu faktor, yang berarti semua item pada suatu sub tes
tersebut. Dan bahwa setiap item dalam masing-masing sub tes adalah
2. Bahwa delapan sub tes 1ST adalah fit (sesuai) dengan model satu
faktor, yaitu semua sub tes mengukur satu faktor umum yang dalam
berikut ini:
Tabel 5.1 Hasil Pengujian model satu faktor tiap sub tes 1ST
SUBTES
SE WA AN ZR WU RA ME FA
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Item Item Item Item Item Item Item Item
item item item item item item item item
1,3,5 1,4,7 1,3,4,5, 1,2,3,4,
,6,10 ,9,11 6,7,8,9, 5,6,7,8,
,11,1 ,12,1 10,11,1 9,10,1 4,6,7,
Item valid 11 12 18 19 5 semua item valid
3,15, 4,15, 2,13,14 1,12,1 9,10
17,1 17,1 ,15,17, 3,14,1
9,20 8,19, 18,19,2 6,17,1
2,4,
7,8,
2,3,5
9, 1,2,3,
,6,8,
Item yang didrop 9 12, 8 2 2,16 1 15 6 5,8,1 tidak ada yang di drop
10,1
14, 1
3,16
16,
18
tujuannya.
5.2 Diskusi
HasH pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa tidak semua sub tes sesuai
dengan model 1 faktor. Hal ini disebabkan karena ada item yang valid dan
ada yang tidak. Item yang terbukti tidak valid kemungkinan dikarenakan
yang di tes.
measurement error pada item-item sub tes 1ST. Ini berarti bahwa banyak item
tes 1ST yang selain mengukur aspek yang hendak diukur, tetapi ternyata juga
mengukur hal lain (multidimensional). Dalam hal ini, pada sub tes SE terdapat
kesalahan pengukuran pada item lainnya dalam sub tes tersebut. Selanjutnya
pada sub tes WA terdapat 63 korelasi yang sejenis, pada sub tes AN terdapat
77 korelasi, pada sub tes FA terdapat 68 korelasi, pada sub tes ZR terdapat
99 korelasi, pada sub tes RA terdapat 39 korelasi, pada sub tes WU terdapat
dengan ME, AN, FA, WA, RA, WU, sedangkan sub tes yang korelasi antara
kesalahan pengukurannya paling sedikit adalah sub tes SE. Hal ini
menunjukkan bahwa pada sub tes yang itemnya valid (signifikan) juga
Dalam manual 1ST, tiap sub tes mengukur aspek yang multidimensi. Jadi,
akan lebih baik, bila analisis faktor dilakukan 3 tingkat. Namun demikian, di
dalam manual 1ST, harus diidentifikasi lebih lanjut mana item per sub tes
Hasil pengujian hipotesis 3, melalui analisis faktor dua tingkat (second order
confirmatory analysis) dihasilkan bahwa hanya empat dari delapan sub tes
umum, yaitu sub tes ZR, ME, AN, dan RA. Dengan demikian dapat
empat sub tes saja, tidak akan berbeda jauh dengan menggunakan delapan
sub tes. Untuk mengetahui hal ini, peneliti menskor dari item yang valid saja
109
empat sub tes yang valid saja dengan skor yang diperoleh dari seluruh sub
inteligensi dengan 1ST sebenarnya dapat dilakukan dengan empat sub tes
Meskipun penggunaan 1ST dalam bentuk short form memiliki korelasi yang
tujuan tes. Untuk tujuan seleksi yang lebih mengutamakan rangking peserta
diagnosis, dimana akan diperlukan profil masing-masing skor sub tes dalam
1ST, maka penggunaan full form lebih disarankan dengan catatan perlu
5.3. Saran
sebagai berikut.
110
sub tes sebenarnya rnasih terdiri dari beberapa sub faktor, yang
berbeda tingkatan (analisis faktor tiga tingkat). Jadi, akan lebih baik,
3. Karena korelasi antara skor yang dihasilkan empat sub tes yang
singkat (short form) dengan empat sub tes sudah memadai untuk
4. Item yang harus di drop terdapat pada subtes SE, WA, dan WU,
SURAT KETERANGAN
No: DB I \Le(\.l(5A<->6 (\r! 9DIO
telah menyelesaikan pengambilan data kasar (raw score) hasil tes 1ST seleksi
CPNS 2008 pada bulan Juni 2009. Data ini diharapkan menjadi masukan pada
penyusunan skripsi Ybs. dengan jUdul 'Pengujian Validitas Konstruk dari 1ST
revisi BPPT'.
PHI
SE
1. 00
tandardized Solution
LAMBDA-X
SE
ITEMI 0.49
ITEM2 -0.53
ITEM3 0.14
ITEM4 -0.18
ITEM5 0.10
ITEM6 0.23
ITEM7 0.11
ITEM8 0.02
ITEM9 -0.11
ITEMI0 0.28
ITEM11 0.11
ITEM12 0.04
ITEM13 0.13
ITEM14 -0.02
ITEM15 0.12
ITEM16 0.06
ITEM17 0.12
ITEM18 0.07
ITEM19 0.11
ITEM20 1.45
PHI
SE
1. 00
DATE: 1/ 6/2010
TIME: 20:05
LIS R E L 8.70
BY
Karl G. Joreskog & Dag Sorbom
~umber of Iterations = 37
WORTAU
PHI
WORTAU
1.00
tandardized Solution
LAMBDA-X
WORTAU
ITEM1 0.27
ITEM2 -0.12
ITEM3 -0.23
ITEM4 0.13
ITEM5 -0.01
ITEM6 -0.26
ITEM7 0.11
ITEM8 -0.08
ITEM9 0.15
ITEM10 0.03
ITEMll 0.56
ITEM12 0.24
ITEM13 -0.19
ITEM14 0.35
ITEM15 0.19
ITEM16 -0.11
ITEM17 0.58
ITEM18 0.51
ITEM19 0.58
ITEM20 0.13
PHI
WORTAU
1. 00
DATE: 1/ 6/2010
TIME: 20:13
LIS R E L 8.70
BY
'HI
ANALOGI
1. 00
Degrees of Freedom = 91
Minimum Fit Function Chi-Square = 114.83 (P = 0.046)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 111.72 (P = 0.069)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 20.72
90 Percent Confidence Interval for NCP = (D.O ; 51.64)
tandardized solution
LAMBDA-X
ANALOGI
ITEM1 0.42
ITEM2 -0.07
ITEM3 0.46
ITEM4 0.53
ITEMS 0.20
ITEM6 0.61
ITEM7 0.37
ITEM8 0.39
ITEM9 0.34
ITEM10 0.35
ITEMll 0.07
ITEM12 0.91
ITEM13 0.45
ITEM14 0.35
ITEM15 0.49
ITEM16 0.00
ITEM17 0.24
ITEM18 0.28
ITEM19 0.47
ITEM20 0.20
PHI
ANALOGI
1.00
DATE: 1/ 6/2010
TIME: 20:16
LIS R E L 8.70
BY
lumber of Iterations = 55
LAMBOA-X
Normed Fit Index (NFl) ~ 0.95
Non-Normed Fit Index (NNFI) ~ 0.99
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66
Comparative Fit Index (eFI) = 0.99
Incremental Fit Index (IFI) = 0.99
Relative Fit Index (RFI) = 0.93
andardized Solution
LAMBDA-X
RECHHE
ITEM1 0.36
ITEM2 0.44
ITEM3 0.55
ITEM4 0.58
ITEM5 0.62
ITEM6 0.39
ITEM7 0.31
ITEM8 0.44
ITEM9 0.42
ITEM10 0.48
ITEMll 0.30
ITEM12 0.31
ITEM13 0.46
ITEM14 0.49
ITEM15 1. 74
ITEM16 0.25
ITEM17 0.50
ITEM18 0.30
ITEM19 0.50
ITEM20 0.42
PHI
RECHHE
1.00
DATE: 1/ 6/2010
TIME: 20:21
LIS R E L 8.70
BY
,M1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
,MIl ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20
SY FI=ZR COR
NX=20 NK=l PH=ST TO=SY,FI
"LEN
LX 1 - LX 20
TO lITO 2 2 TO 3 3 TO 4 4 TO 5 5 TO 6 6 TD 7 7 TO 8 8 TO 9 9 TO 10 10
TO 11 11 TO 12 12 TO 13 13 TO 14 14 TO 15 15 TO 16 16 TO 17 17 TO 18 18 TO 19 19
20 20
TO 2 1 TO 19 12 TO 18 15 TO 10 2 TO 14 1 TO 18 1 TO 8 1 TO 20 8 TO 10 9 TO 14 10
TO 20 19 TO 17 9 TO 10 4 TO 20 10 TO 11 10 TO 17 14 TO 20 17 TO 17 11 TO 15 13
TO 16 6 TO 10 8 TO 19 2 TO 19 9 TO 20 16 TO 19 11 TO 15 2 TO 20 4 TO 20 13 TO 19
TO 20 1 TO 9 1 TO 19 14 TO 18 13 TO 15 5 TO 11 7 TO 11 5 TO 9 4 TO 17 15 TO 13 9
TO 17 2 TO 17 1 TO 18 11 TO 18 7 TO 12 4 TO 19 16 TO 19 8 TO 10 7 TO 7 4 TO 7 2
TO 16 11 TO 17 16 TO 12 11 TO 11 9 TO 20 11 TO 19 18 TO 16 15 TO 16 1 TO 14 13
TO 13 2 TO 16 13 TO 18 16 TO 15 14 TO 16 5 TO 16 2 TO 20 14 TO 20 6 TO 8 6 TO 14 3
TO 15 6 TO 12 2 TO 14 12 TO 13 12 TO 12 8 TO 18 14 TO 20 15 TO 20 18 TO 16 12
TO 18 10 TO 12 3 TO 9 6 TO 14 6 TO 9 8 TO 13 10 TO 5 1 TO 14 5 TO 10 5 TO 14 11
TO 17 10 TO 10 1 TO 7 5 TO 3 2 TO 13 3 TO 15 3 TO 15 9 TO 15 10 TO 18 9 TO 18 4
TO 17 12 TO 19 17 TO 20 12 TO 12 10
AO=OFF IT=500 SS MI TV
mber of Iterations = 9
ZAHLEN
ZAHLEN
1.00
Degrees of Freedom = 69
Minimum Fit Function Chi-Square = 87.20 (P = 0.069)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 87.88 (P = 0.062)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 18.88
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 47.05)
tandardized Solution
LAMBDA-X
ZAHLEN
ITEMl 0.60
ITEM2 0.30
ITEM3 0.53
ITEM4 0.79
ITEM5 0.72
ITEM6 0.70
ITEM7 0.77
ITEM8 0.76
ITEM9 0.52
ITEM10 0.58
ITEMll 0.68
ITEM12 0.49
ITEM13 0.24
ITEM14 0.28
ITEM15 -0.01
ITEM16 0.65
ITEM17 0.54
ITEM18 0.21
ITEM19 0.39
ITEM20 0.27
PHI
ZAHLEN
1. 00
DATE: 11 6/2010
TIME: 20:24
LIS R E L 8.70
BY
'EMI ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEMS ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEMI0
'EM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20
[ SY FI=FA_COR
) NX~20 NK~1 PH~ST TO=SY,FI
lRMA
l LX 1 - LX 20
l TO 1 1 TO 2 2 TO 3 3 TO 4 4 TO 5 5 TO 6 6 TO 7 7 TO 8 8 TO 9 9 TO 10 10
l TO 11 11 TO 12 12 TO 13 13 TO 14 14 TO 15 15 TO 16 16 TO 17 17 TO 18 18 TO 19 19
20 20
, TO 6 5 TO 13 7 TO 10 5 TO 19 5 TO 17 15 TO 13 11 TO 15 3 TO 17 12 _
, TO 15 14 TO 13 1 TO 14 6 TO 16 2 TO 15 9 TO 7 5 TO 16 5 TO 19 16 TO 13 10
l. TO 7 2 TO 19 8 TO 20 1 TO 19 14 TO 16 11 TO 14 11 TO 14 5 TO 13 12
l. TO 16 12 TO 18 14 TO 5 2 TO 8 5 TO 17 1 TO 17 7 TO 19 6 TO 11 1 TO 20 7 TO 20 18
K TO 19 17 TO 18 9 TO 18 4 TO 18 11 TO 17 6 TO 12 18 TO 12 11 TO 4 3 TO 18 16 TO 10
R TO 18 10 TO 10 2 TO 15 8 TO 4 2 TO 11 5 TO 14 7 TO 19 11 TO 8 7 TO 16 15 TO 16 14
R 'l'D 9 3 TO 9 1 TO 11 10 TO 20 4 TO 16 6 TO 10 6 TO 14 12 TO 14 13 TO 14 8 TO 13 8
R TO 20 14 TO 20 19
o
o A~OFF IT~500 SS MI TV
lumber of Iterations = 11
FORMA
PHI
FORMA
1. 00
;tandardized Solution
LAMBDA-X
FORMA
ITEMl 0.33
ITEM2 0.37
ITEM3 0.44
ITEM4 0.24
ITEM5 0.30
ITEM6 0.18
ITEM7 0.35
ITEM8 0.38
ITEM9 0.34
ITEM10 0.09
ITEM11 0.30
ITEM12 0.42
ITEM13 0.70
ITEM14 0.38
ITEM15 0.27
ITEM16 0.12
ITEM17 0.23
ITEM18 0.47
ITEM19 0.09
ITEM20 0.08
PHI
FORMA
1.00
DATE: 1/ 6/2010
TIME: 20:26
LIS R E L 8.70
BY
~EM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11
I SY FI~WU_COR
) NX~ll NK=l PH~ST TO~SY,FI
C
JRFE
< LX 1 - LX 11
< TO 1 1 TO 2 2 TO 3 3 TO 4 4 TO 5 5 TO 6 6 TO 7 7 TO 8 8 TO 9 9 TO 10 10 TO 11 11
< TO 9 2 TO 9 6 TO 7 4 TO 11 8 TO 11 1 TO 11 6 TO 4 1 TO 6 4 TO 11 4 TO 10 8
'. TO 10 9 TO 7 6 TO 7 1 TO 11 3 TO 3 1 TO 9 1
)
J AO=OFF IT=500 SS MI TV
lumber of Iterations = 67
AMBOA-X
WURFE
ITEM2 ITEM7
-0.43 0.38
(0.04 ) (0.05)
-10.08 8.20
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) 0.98
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) 0.42
itandardized Solution
LAMBDA-X
WURFE
ITEM1 -0.47
ITEM2 -0.43
ITEM3 -0.43
ITEM4 0.58
ITEMS -0.44
ITEM6 0.17
ITEM7 0.38
ITEM8 -0.28
ITEM9 0.39
ITEM10 0.41
ITEM11 -1.29
PHI
WURFE
1. 00
DATE: 1/ 612010
TIME: 20:28
LIS R E L 8.70
BY
R TO 9 2 TO 8 2 TO 4 1
o
o AO~OFF IT~500 SS MI TV
umber of Iterations = 6
Ll\MBOA-X
MERKAU
MERI<AU
1.00
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 81
Minimum Fit Function Chi-Square = 109.69 (P = 0.051)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 107.94 (P = 0.064)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 20.94
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 51.49)
Standardized Solution
LAMBDA-X
MERKAU
ITEMl 0.53
ITEM2 0.56
ITEM3 0.65
ITEM4 0.79
ITEM5 0.58
ITEM6 0.51
ITEM7 0.49
ITEM8 0.56
ITEM9 0.59
ITEMI0 0.53
ITEMl1 0.47
ITEM12 0.42
ITEM13 0.26
ITEM14 0.46
ITEM15 0.46
ITEM16 0.37
ITEM17 0.49
ITEM18 0.54
ITEM19 0.56
ITEM20 0.38
PHI
MERKAU
1. 00
DATE: 1/ 9/2010
TIME: 16:14
LIS R E L 8.70
BY
:andardized Solution
LAMBDA-Y
SE WA AN RA ZR FA
SE1 0.25
SE3 0.20
SE5 0.04
SE6 0.26
SE10 0.29
SEll 0.18
SE13 -0.04
SE15 -0.04
PERPUSTAKAAN IF
UIIII SYAHID JAKAfI riO, I
.,J
SEl7 0.37
SE19 0.16
SE20 0.01
WA1 0.05
WA4 0.10
WA7 -0.07
WA9 0.19
WAll 0.37
WA12 0.38
WAl4 0.42
WA15 -0.05
WA17 0.39
WA18 0.41
WA19 0.54
WA20 0.23
ANI 0.44
AN3 0.45
AN4 0.54
AN5 0.46
AN6 0.56
AN7 0.22
AN8 0.28
AN9 0.30
ANIO 0.38
ANll 0.01
AN12 0.77
AN13 0.55
ANl4 0.43
AN15 0.42
ANI7 0.27
AN18 0.09
AN19 0.44
AN20 0.31
RA1 0.35
RA2 0.34
RA3 0.52
RA4 0.57
RA5 0.52
RA6 0.44
RA7 0.34
RA8 0.40
RA9 0.46
RA10 0.38
RAll 0.39
RA12 0.31
RA13 0.52
RA14 0.49
RA15 1.25
RA16 0.20
RAl7 0.45
RA18 0.36
RAI9 0.41
RA20 0.22
ZRI 0.61
ZR2 0.39
ZR3 0.56
ZR4 0.72
ZR5 0.70
ZR6 0.71
ZR7 0.68
ZR8 0.68
ZR9 0.53
ZRIO 0.65