Anda di halaman 1dari 75

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATURPENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION


(ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Diusulkan Oleh:

TENRI
NIM 20186123045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION


(ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Ahli Madyah Keperawatan

Diusulkan Oleh:

TENRI
NIM 20186123045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TAHUN 2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION


(ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Diusulkan Oleh:

TENRI
NIM 20186123045

Telah disetujui di Singkawang


Pada tanggal,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

WiradiantoPutro, S.Kep, MPHDwiSulistyawati, S.SiT, M.Kes


NIDN. 4008108701NIDN. 4029068601

Ketua Prodi D-III Keperawatan

Ns. RajuKapadia,S.Kep.M.Med.Ed
NIP. 198104182002121006

ii
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI LITERATUR PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION


( ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Telah dipersiapkan dan disusun oleh

TENRI
NIM 20186123045

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


Padatanggal, ……..

Susunan Tim Penguji

Tanda Tangan

Ketua : Ns. Arif Nur Akhmad, S.Kep, MSN ………………………….

Anggota : Dwi Sulistyawati, S.SiT, M.Kes ………………………….

Anggota : WiradiantoPutro, S.Kep, MPH ………………………….

Singkawang …
Ketua Jurusan Keperawatan,

Nurbani, S.Kp, M.Kep


NIP. 197603282002122001

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Tenri
Tempat/Tgl lahir : Pontianak, 14 Desember 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Parit Bugis Kec. Segedong, Kab. Mempawah
Nomor HP : 089677042467
Alamat Email : Tendriyani43@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri 15Segedong 2006-2012


2. SMP : SMP Negeri 1 Segedong 2012-2015
3. SMA : SMA Negeri 1 Segedong 2015-2018
4. Perguruan Tinggi : PoltekkesKemenkesPontianak
Prodi D-III Keperawatan Singkawangangkatan 2018

iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Tenri
NIM : 20186123045
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Keperawatan
Perguruan Tinggi : PoltekkesKemenkes Pontianak

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah saya yang berjudul:

STUDI LITERATUR PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION


( ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Singkawang 28Maret 2021


Penulis,

Materai

Rp 6.000

TENRI
NIM 20186123045

v
INTI SARI
STUDI LITERATUR PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION
( ROM) PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Tenri1, WiradiantoPutro, S.Kep, MPH2, DwiSulistyawati, S.SiT, M.Kes3

PoltekkesKemenkes Pontianak

E-mail: Tendriyani43@gmail.com

Latar belakang:Stroke Non Hemoragikmerupakan suatu gangguanyang


disebabkan oleh iskemik, trombosis, embolidan penyempitan lumen yang dapat
menghambat komponen system saraf pusat dalam mekanisme penghantaran
impuls sehingga menghasilkan efek kelemahan ringan sampai berat pada sisi
kontralateral yang menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan. Latihan Rangeof
Motion (ROM) atau biasa dikenal dengan latihan rentang gerak, adalah latihan
gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot
secara aktif, selain itu juga dapat meningkatkan kesempurnaan anggota gerak,
dimana klien dengan perlahan akan mampu menggerakkan masing-masing
persendiannya sesuai dengan kemampuannya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh dari Latihan Range Of Motion Untuk Meningkatkan
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik.
Metode penelitian:Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau
literature review dengan menggunakan 5 database (Google Scholar, Garuda
Ristekdikti, PubMed, Science Direct dan ProQuest) dengan menggunakan metode
campuran yaituEksperimen, Quasy eksperimen, Pre Eksperimen, Pra
Eksperimendengan desain One Group Pretest-Posttestyang di terbitkan antara
tahun 2015 – tahun 2020. Kriteria inklusi yaitu Subjek merupakan stroke non
hemoragik, Variabel Dependen adalah stroke non hemragik dan variabel
Independen adalah latihan range of motion (ROM).
Hasil dan pembahasan:Didapatkan hasil bahwa kekuatan otot meningkat dan
kemampuan fungsional meningkat secara signifikan setelah diberikan latihan. Hal
ini berarti latihan ROM berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan
kemampuan fungsional pasien stroke dengan hemiparese .intervensilatihan range
of motion pada pasien stroke non hemoragik dilakukan 2 kali sehari dan untuk
pelaksanaanya dilakukan setiap hari 10-15 menit sesuai dengan keadaan pasien.
Berdasarkan hasil review dari 10 jurnal yang menyatakan bahwa ada pengaruh
dari latihan Range Of Motionuntuk meningkatkan kekuatan otot dan kemampuan
fungsional pada pasien stroke non hemoragik.
Kesimpulan: Hasil literature review ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dari latihan Range Of Motionuntuk meningkatkan kemampuan fungsional pada
pasien stroke non hemoragik.

Kata Kunci: Range Of Motion, Kekuatan Otot, Stroke Non Hemoragik.

vi
ABSTRACK
STUDY OF LITERATURE EFFECT OF TRAINING RANGE OF MOTION
(ROM) FOR NON HEMORAGIC STROKE PATIENTS

Tenri , WiradiantoPutro, S.Kep, MPH , DwiSulistyawati, S.SiT, M.Kes


1 2 3

PoltekkesKemenkes Pontianak
E-mail: Tendriyani43@gmail.com
Background: Non Hemorrhagic Strokeis a nuisancecaused by ischemia,
thrombosis, embolismand narrowing of the lumen which can inhibit the
components of the central nervous system in the impulse delivery mechanism
resulting in a mild to severe weakness effect on the contralateral side which
causes limitations in movement.ExercisesRangeof Motion (ROM) or commonly
known as range of motion training, is a joint movement exercise that allows for
active muscle contraction and movement, besides that it can also improve the
perfection of the limbs, where the client will slowly be able to move each joint
according to his ability.. The purpose of this study was to determine the effect
ofexercisesrange of motion to increase muscle strength in non-hemorrhagic stroke
patients.
Research method: This type of research is literature research or literature review
using 5 databases (Google Scholar, Garuda Ristekdikti, PubMed, Science Direct
and ProQuest) using mixed methods namely Experiment, Quasy experiment, Pre
Experiment, Pre Experimentwithdesign. One Group Pretest-Posttest which was
published between 2015 - 2020. The inclusion criteria were the subject was a non-
hemorrhagic stroke, the dependent variable was a non-hemragic stroke and the
independent variable wasexerciserange of motion (ROM).
Results and Discussion:It was found that muscle strength and functional ability
increased significantly after being given the exercise. This means that ROM
exercise has an effect on increasing the strength and functional ability of stroke
patients with hemiparese.exercise intervention Range of motion in non-
hemorrhagic stroke patients is done 2 times a day and for its implementation, it is
done every day for 10-15 minutes according to the patient's condition. Based on
the results of a review of 10 journals stating that there is an effect
ofexerciseRange Of Motion to increase muscle strength and functional ability in
non-hemorrhagic stroke patients.
Conclusion: The results of this literature review indicate that there is an effect
ofexerciseRange Of Motion to improve functional abilities in non-hemorrhagic
stroke patients.

Keywords: Range Of Motion, Muscle Strength, Non-Haemorrhagic Stroke.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Kuasa-Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Literatur Pengaruh Latihan
Range Of Motion (Rom) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik”.Penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Studi Diploma Tiga (D-III) Jurusan Keperawatan
Singkawang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah mendapatkan
banyak bantuan, bimbingan, koreksi, dorongan motivasi dan masukkan dari
berbagai pihak, dan terutama peneliti berterima kasih kepada
bapakWiradiantoPutro, S.Kep, MPH, selaku dosen pembimbing I yang
meluangkan waktunya membimbing dalam membuat Literature Review dan ibu
Dwi Sulistyawati, S.SiT, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang membantu
memberikan masukan tentang cara penulisan Literature Review kepada peneliti
dan tidak lupa pada kesempatan ini perkenankan pula peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Pontianak.
1. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
2. Bapak Ns.Raju Kapadia, S.Kep,M. Med.Edselaku Ketua Program Studi D-III
Jurusan Keperawatan Singkawang
3. Ibu Ns. Arif Nur Akhmad, S.Kep, MSNselaku dosen penguji utama yang
telah memberi saran atau masukan untuk kesempurnaan Literature Review ini
4. Ayahanda tercinta Bahtiar M. Nasir, Ibunda tercintaYupek A Rasit, dan
Kakak saya Dwi Yani Bidaya beserta abang saya Anuarrudinyang telah
memberikan semangat dan memberikan dukungan doa serta bantuan dalam
menyelesaikan Pendidikan ini
5. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staf Jurusan Keperawatan serta semua pihak
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

viii
6. Teman-teman seperjuangan D-III Keperawatan Angkatan tahun 2018 yang
mendukung dan memberikan motivasi kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, serta ucapan terima kasih untuk
bantuan kalian semua.
Peneliti menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas semua bantuan
yang diberikan baik saran atau masukan bagi peneliti dari semua pihak, saya
ucapkan terima kasih.

Singkawang, 28 Maret 2021

Peneliti

Tenri

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
BIODATA PENULIS.....................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
ABSTRACT.....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................3
1. Tujuan Umum .....................................................................3
2. Tujuan Khusus ....................................................................3
D. Manfaat Penelitian .....................................................................3
BAB II METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian........................................................................5
B. Strategi Pencarian Literature......................................................5
C. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi........................................8

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.......................................................................................... 10
B. Pembahasan...............................................................................27
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...............................................................................32
B. Saran .........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
LAMPIRAN.................................................................................................... 36

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Proses Pencarian Artikel .................................................................. 6

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Alur Review Jurnal ........................................................ 8

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke non hemoragik merupakan salah satu masalah kesehatan besar
dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat
setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua tetapi juga menyerang usia
muda dan produktif. Stroke non hemoragik merupakan jenis stroke yang
terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak, stroke non hemoragik
juga disebut stroke infark atau stroke iskemik yang merupakan jenis stroke
yang sangat sering terjadi, diperkirakan sekitar lebih dari 80% stroke
diseluruh dunia disebabkan oleh stroke non hemoragik
(Madiyono&Suherman, 2017 dalam Nababan, 2019). Stroke Non
Hemoragikmerupakan suatu gangguanyang disebabkan oleh iskemik,
trombosis, embolidan penyempitan lumen yang dapat menghambat
komponen system saraf pusat dalam mekanisme penghantaran impuls
sehingga menghasilkan efek kelemahan ringan sampai berat pada sisi
kontralateral yang menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan (Hariyanto
dkk, 2015 dalam Irawati et al., 2016)

Menurut World Health Organization (2018), Strokemerupakan


pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker. Sebanyak 75%
pasien stroke di Amerika menderita kelumpuhan dan kehilangan pekerjaan.
Di Eropa ditemukan sekitar 650.000 kasus baru stroke setiap tahunnya. Di
Inggris stroke menduduki urutan ke- 3 sebagai pembunuh setelah penyakit
jantung dan kanker (Dinata, 2016 dalam Han & goleman, daniel; boyatzis,
Richard; Mckee, 2019). Sedangkan, Menurut data profil kesehatan Indonesia
tahun 2017. Proporsi kematian di indonesia akibat penyakit tidak menular
mengalami peningkatan cukup tinggi dari 42% menjadi 60%. Penyebab
kematian utama untuk semua umur adalah stroke (15,4%) yang disusul oleh
TB (7,5%), hipertensi (6,8%) dan cidera (6,5%).Jenis strokeyang paling
banyak adalah Stroke Non Hemoragikdengan angka kejadian 88% dan Stroke
Hemoragiksekitar 12% Stroke Non Hemoragik dengan angka kejadian 88%

1
2

dan Stroke Hemoragik sekitar 12% (Yayasan Stroke Indonesia, 2016 dalam
Imelda Derang, 2020).

Untuk meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan paska serangan


stroke non hemoragik salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan
meningkatkan kekuatan otot, khususnya pada pasien stroke dengan
hemiparese. Kekuatan otot dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu
latihan. Latihan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan latihan
Rangeof Motion (ROM) atau biasa dikenal dengan latihan rentang gerak,
latihan rentang gerak adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot secara aktif, selain itu juga dapat
meningkatkan kesempurnaan anggota gerak, dimana klien dengan perlahan
akan mampu menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai dengan
kemampuannya (Potter dan Perry, 2016 dalam Mertasari, 2018). Latihan
(ROM) dilakukan selama 1 minggu sampai dengan 2 minggu, dan dalam 1
hari dilakukan 2 kali yaitu pagi dan sore selama 10-15 menit, sehingga klien
memiliki kemungkinkan untuk mengalami penyembuhan yang lebih baik
(Murtaqib, 2015dalam Harahap et al., 2017)

Melakukan latihan (ROM) dapat mencegah berbagai komplikasi seperti


nyeri karena tekanan, kontraktur, tromboplebitis dan dekubitus. Sehingga
sangat penting dilakukan secara rutin dan kontinyu (Irfan, 2015 dalam Bakara
& Warsito, 2016). Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan
kekuatan otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga semakin
banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot,
pada pasien stroke dengan hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan
mengakibatkan kecacatan yang permanen sehingga pasien akan mengalami
ketergantungan secara terus-menerus dalam beraktivitas (Potter & Perry,
2015 dalam Anggraini et al., 2018)
3

Menurut jurnal penelitian yang berjudul Pengaruh (ROM) Pada Pasien


Stroke Non Hemoragik Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot didukung oleh
penelitian dari (Anggraini, Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan, R. 2018).
Didapatkan hasil bahwa ada pengaruh dari latihan (ROM) pada pasien stroke
non hemoragik terhadap peningkatan kekuatan otot yang dibuktikan dengan
Hasil uji wilcoxonpada saat uji pre testdan post test yang didapatkan nilai Z =
-1.890 dengan p-value sebesar 0,059< 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
(ROM) pada pasien stroke non hemoragik terhadap peningkatan kekuatan
otot di RSU. Royal Prima Medan 2018. Kemudian dibuktikan juga dengan
observasi yang dilakukan peneliti di daerah sekitar tempat tinggal yang
didapatkan hasil bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap latihan
rentang gerak atau latihan (ROM) yang efektif untuk dilakukan pada pasien
stroke non hemoragik. Dengan demikian berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan literature
review tentang “pengaruh latihan range of motion (ROM) sebagai latihan
yang efektif untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non
hemoragik”
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dibahas, maka rumusan masalah
dalam Literatur review ini adalah Bagaimanakah “pengaruh latihan Range Of
Motion(ROM) pada pasien stroke non hemoragik”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pentingnya latihan (ROM) pada pasien stroke non
hemoragik melalui Literature Review
2. Tujuan Khusus
Salah satu tujuan khusus dari penelitian melalui Literature Review ini
adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran dari latihan (ROM) sebagai salah
satu upaya untuk membantu jalannya pemulihan ke arah
penderita
b. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan (ROM) pada pasien
stroke non hemoragik

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak – pihak yang terkait,
diantaranya:
1. Untuk pasien dan keluarga
Untuk memberikan motivasi dan cara merawat pasien stroke non
hemoragik serta memaksimalkan kemampuan klien dan keluarga untuk
dapat memahami pentingnya latihan (ROM) pada pasien stroke non
hemoragik

2. Untuk PoltekkesKemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang


a. Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencari
jurnal mengenai literature review pentingnya latihan (ROM) pada
pasien stroke non hemoragik
b. Sebagai referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar mengenai
manfaat dari latihan (ROM) pada pasien stroke non hemoragik
5

3. Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini sebagai sarana yang dapat menambah wawasan,
keterampilan dan pendalaman yang telah didapatkan mengenai literature
review pentingnya manfaat dari latihan (ROM) pada pasien stroke non
hemoragik
4. Untuk Praktisi Rumah Sakit
Sebagai landasan dalam tindakan asuhan keperawatan yang akan
dilakukan dengan latihan (ROM) pada pasien stroke non hemoragik.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Pencarian Literature
Penelitian ini menggunakan desain studi literatur atau literature review.
Penelitian dengan studi literatur adalah sebuah penelitian yang mana data
yang diambil bukan dari hasil turun kelapangan, melainkan data atau sumber
yang diperoleh dengan pengumpulan data di pustaka, membaca, mencatat,
mengolah dan menganalisis bahan penelitian yang didapat dari berbagai
sumber misalnya jurnal, buku, internet dan pustaka lainnya.

Jenis penelitian ini menggunakan desain studi literatur atau literature


review. Literature review adalah analisis terintegrasi (bukan hanya ringkasan)
tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian. Artinya,
literatur menunjukkan korespondensi antara tulisan-tulisan dan pertanyaan
penelitian yang dirumuskan. Literature review dapat berupa karya yang
berdiri sendiri atau pengantar untuk makalah penelitian yang lebih besar,
tergantung pada jenis kebutuhannya (University of West Florida, 2020).
Tujuan akhir literature review adalah untuk mendapatkan gambaran yang
berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan orang lain sebelumnya.
Penelusuran pustaka berguna untuk menghindari duplikasi dari pelaksanaan
penelitian dan untuk mengetahui penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya (Suryanarayana and Mistry, 2016; Alahi and Mukhopadhyay,
2019).

5
6

Strategi Pencarian Literatur


Penelusuran jurnal atau artikel publikasi menggunakan database internet
antara lain melalui database penyedia jurnal international science direct,
pubmed dan proquest. Dan untuk jurnal Nasional/Indonesia sendiri penulis
melalui googlescholar,garudaristekdikti. Artikel atau jurnal yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi diambil untuk selanjutnya dianalisis.
Literatur review ini menggunakan literatur terbitan tahun 2015-2020.
Tabel 2.1 penelusuran jurnal (2015-2020)

N Kata kunci/ Google sciencedirect Garudari Pubmed


o keyword scholar stek
1 Stroke non 1,800 20,585 76 659
hemoragik
2 Range Of 42,600 9,823 97 4,109
Motion(ROM)
3 Kekuatan Otot 21,400 82,128 618 23,504
4 Pengaruh 323 77 - -
latihan range
of motion
(ROM) pada
pasien stroke
non hemoragik
Jurnal Yang
Diteliti 10
7

Berdasarkan hasil pencarian jurnal nasional menggunakan


databaseGoogle Schoolar dan garuda Ristekdikti dengan kata kunci “Fraktur
non hemoragik”, “Range of motion(ROM)” “Kekuatan otot” didapatkan hasil
sebanyak 66.593 artikel, kemudian peneliti melakukan skrining yang
diperjelas dengan kata kunci “Pengaruh latihan range of motion(ROM) pada
pasien stroke non hemoragik” didapatkan hasil sebanyak 323 artikel.
Kemudian jumlah jurnal internasional menggunakan database Pub Med dan
Science Direct dengan kata kunci “non hemorrhagic stroke”, “range of
motion” “muscle strength” didapatkan sebanyak 140.808 artikel, kemudian
diperjelas dengan kata kunci “Effect of Range of motion exercises in non-
hemorrhagic stroke patients” didapatkan hasil sebanyak 77 artikel.
Jadi total jurnal Nasional dan Internasional adalah 400 artikel yang
ditemukan sesuai dengan kata kunci pencarian tersebut. Kemudian terdapat
237 artikel yang di eklusi karena tidak sesuai dengan kriteria inklusi,
selanjutnya peneliti melakukan assessment kelayakan terhadap 163 jurnal full
text yang telah dilakukan skirining dengan menggunakan analisis “dibaca dan
di cermati” pada isi yang terdapat dalam tujuan penelitian, metode dan hasil
penelitian tersebut. Apabila tidak masuk dalam criteria inklusi , maka jurnal
akan di eliminasi sehingga di dapatkanlah hasil akhir sebanyak 10 jurnal yang
sesuai criteria dan diambil berdasarkan tahun terbaru sebagai sampel untuk
dilakukan review oleh peneliti.
8

Dibawah ini adalah alur atau diagram dalam pencarian jurnal literature
review dengan 5 database jurnal yang digunakan seperti dengan Diagram
dibawah ini:

400 jurnal ditemukan pada


database Google Scholar, 237 jurnal di Eksklusi karena
Garuda Ristekdikti, PubMed, ketidaksesuaian dengan kriteria
Science Direct dan ProQuest Inklusi
sesuai kata kunci penuh
153 jurnal di eliminasi karena
ketidasesuaian judul penelitian
163jurnal full text dilakukan dengan isi penelitian. Tidak di
Assessment kelayakan temukan hasil yang sesuai
dengan judul penelitian penulis
dan terdapat jurnal penelitian
yang menggunakan literature
review
10 jurnal full text dilakukan
review

Gambar 2.1. Diagram Alur Review Jurnal

B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Kriteria jurnal yang menjadi acuan untuk direview adalah artikel jurnal
nasional maupun jurnal internasional. Peneliti menggunakan kriteria inklusi
dan kriteria ekslusi sebagai acuan jurnal yang akan ditelaah.
Dalam melakukan penelitian pada jurnal penulis harus menggunakan
pedoman yang telah disiapkan yaitu dengan menggunakan metode kriteria
inklusi dan ekslusi. Adapun penjelasan kriteria Inklusi dan Ekslusi sebagai
berikut :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria iklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan di teliti (Nursalam,2017).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Literatur jurnal terbitan tahun 2015-2020
b. Tersedia dalam bentuk full text
9

c. Subjek merupakan “stroke non hemoragik”


d. Variabel dependen adalah “stroke non hemoragik” variabel
independen adalah “range of motion(ROM)”
e. Literatur yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa
inggris
f. Pada jurnal terdapat indentitas jurnal yang resmi

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab
(Nursalam,2017). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Tahun terbitan literatur jurnal kurang dari 2015
b. Subjek merupakan “stroke non hemoragik dengan
komplikasi”
c. Jurnal yang hanya menampilkan abstrak saja
10

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (literature
review) yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan range of
motion pada pasien stroke non hemoragik. Berdasarkan hasil screening
dari 10 artikel yang terpilih memenuhi kriteria review ini terdapat
penelitian dengan menggunakan desain penelitian quasy eksperimen
sebanyak 5 artikel, teknik jenis Pre-Eksperimen dengan desain One Group
Pretest-Posttest terdapat 2 artikel, sedangkan menggunakan metode Pra-
Eksperimental One-Group Pre-Post Test Design sebanyak 2 artikel dan
teknik jenis Eksperimen terdapat 1 artikel, dengan seluruh sampel dalam
penelitian adalah 298 pasien. Karakteristik responden dalam penelitian ini
yaitu dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 74 pasiendan jenis kelamin
perempuan sebanyak 89 pasien, intervensi range of motion (ROM)
dilaksanakan 1 minggu sampai 2 minggu, 1 hari 2 kali yaitu pagi dan sore
hari selama 10-15 menit, kemudian ada juga peneliti yang berpendapat
bahwa idealnya latihan ROM dilakukan sekali sehari saja dengan masing
masing gerakan sebanyak 10 hitungan selama 30 menit.

Pada beberapa penelitian terdapat perbandingan antara sebelum


dan sesudah pemberian latihan rom pada pasien stroke, dengan hasil
bahwa kekuatan ekstremitas atas pada pasien stroke non hemoragik
sebelum dilakukan latihan rom pasif mmiliki tingkat kekuatan otot yang
sangat kecil. Namun setelah dilakukan latihan rom pasif, terjadi perbaikan
atau peningkatan kekuatan otot. Artinya terdapat perbedaan kekuatan otot
sebelum dan sesudah pemberian latihan rom. Hal ini membuktikan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan
latihan rom setelah tujuh hari pemberian latihan rom pasif
11

Nama(tahun) Judul Metode Sampel Kriteria Inklusi Dan Kriteria Hasil Kesimpulan
dan volume penelitian Ekluksi
JURNAL 1 Pengaruh Jenis penelitian jumlah Kriteria Inklusi: pasien stroke Hasil penelitian Berdasarkan
Adi Pemberian ini sampel yang melakukan latihan menunjukkan bahwa saat hasil penelitian
DidinSetyawa Terapi Rom menggunakan sebanyak terapi ROM pre testhampir seluruhnya disimpulkan
n, (Range Of metode 10 Kriteria ekslusi: pasien stroke responden memiliki bahwa terapi
Ani Rosita, Motion) penelitian pre- responden dengan komplikasi, pasien kekuatan otot rendah Rangge Of
NindyYunitas Terhadap experimental. yang tidak melakukan latihan yaitu 9 responden (90%) Motion
ari, 2017 Penyembuhan Desain yang terapi ROM dan post testsebagian berpengaruh
Volume 2 No Penyakit digunakan besar responden terhadap
2, Juni 2017 Stroke dalam mempunyai kekuatan otot penyembuhan
penelitian ini rendah sebanyak 6 penyakit stroke
adalah dengan responden (60%). di Ruang Aster
rencana One- Berdasarkan uji statistik RSUD
Group pretest- Paired sampel t-test Dr.Hardjono
postest Design. didapatkan hasil (p) Ponorogo
Penelitian ini 0,081< 0.05 maka H0
dilakukan dari ditolak berarti ada
bulan februari – pengaruh pemberian
maret 2017 terapi ROM terhadap
Teknik penyembuhan penyakit
12

pengambilan stoke di ruang Aster


sampel adalah RSUD Dr. Hardjono
systemic non Ponorogo. Berdasarkan
random hasil penelitian yang telah
sampling dilakukan Pemberian
Terapi ROM dapat
membantu penyembuhan
terhadap penyakit stroke.
JURNAL 2 Pengaruh Jenis penelitian Jumlah Kriteria inklusi :pasien stroke 1. Pasien penderita Terdapat
Dewi Nur Range Of ini ialah sample non hemoragik, pasien yang stroke di ruang 7A perbedaan
sukma Motion (Rom) penelitian sebanyak mau melakukan latihan dan 7B yang (peningkatan)
Purqoti, 2020 Terhadap Quesi_Experim 10 orang (ROM) menjadi sample derajat
Vol.5, No.1, Kekuatan Otot entaldengan Kriteria ekslusi : pasien non penelitian ini kekuatan otot
Maret 2020 Ekstremitas pendekatan one hemoragik dengan sebagian besar pasien
Pada Pasien group pre post komplikasi, pasien yang berumur >60 sebelum dan
Stroke Di Rs testdesigne tidak bersedia melakukan tahun (60%), sesudah terapi
Pusat Otak pengambilan latihan (ROM) berjenis kelamin ROM dengan
Nasional (Pon) sampel laki-laki (50%) nilai p =
menggunakan dan perempuan 0,000< 0,05.
teknikPurposive (50%), dan Terapi
Sampling. semuanya ROMdinyataka
menderita stroke n efektif dalam
13

Penelitian ini non hemoragik. meningkatkan


dilakukan 1 2. Sebelum kekuatan otot
Maret 2020 dilakukan terapi ekstremitas
ROM, derajat penderita
kekuatan otot stroke
pasien termasuk
kategori derajat 0
(tidak ada gerakan
otot sama sekali)
hingga derajat 2
(mampu
menggerakan
sendi, tidak dapat
melawan
gravitasi).
3. Sesudah dilakukan
terapi ROM,
derajat kekuatan
otot pasien
termasuk kategori
derajat 2 (mampu
mengerakkan
14

persendian, tidak
dapat melawan
gravitasi) hingga
derajat 4 (mampu
menggerakan
sendi, dapat
melawan gravitasi,
kuat terhadap
tahanan ringan).
4. Terdapat
perbedaan
(peningkatan)
derajat kekuatan
otot pasien
sebelum dan
sesudah terapi
ROM dengan nilai
p = 0,000< 0,05.
Terapi ROM
dinyatakan efektif
dalam
meningkatkan
15

kekuatan otot
ekstremitas
penderita stroke.
JURNAL 3 Pengaruh Jenis penelitian sampel Kriteria insklusi: pasien Hasil penelitian diketahui Adanya
ZainuddinHar Latihan (Rom) ini adalah yang stroke, pasien yang mau bahwa kekuatan otot pengaruh yang
ahap, 2015 Pasif Terhadap penelitian dilakukan melakukan latihan (rom) ekstremitas atas pada signifikan
Volume 9 Kekuatan Otot eksperimental dengan pasif untuk meningkatkan pasien stroke non antara sebelum
Nomor 3, Ekstremitas dengan kebetulan kekuatan otot ekstremitas hemoragik sebelum dilakukan
2015 Pada Pasien rancangan one bertemu pada pasien stroke dilakukan latihan Range latihan Range
Stroke Di group pretest yang Kriteria Ekslusi : pasien yang Of Motion (ROM) pasif of Motion
Ruang Ra4 dan posttest berjumlah tidak bersedia melakukan memiliki tingkat kekuatan (ROM) pasif,
Rsup H. Adam penelitian ini 12 latihan (rom) pasif otot yang sangat kecil, terjadi
Malik Medan dilakukan dari responden kekuatan otot ekstremitas perbaikan atau
bulan desember atas pada peningkatan
2013 sampai pasien stroke non dan adanya
dengan Mei hemoragik sesudah pengaruh yang
2014, Teknik dilakukan latihan Range signifikan
pengambilan Of Motion (ROM) pasif, antara sebelum
sampel dengan terjadi perbaikan dilakukan
cara accidental atau peningkatan latihan Range
sampling Of Motion
(ROM) pasif
16

dan setelah
tujuh hari
pemberian
latihan Range
Of Motion
(ROM) pasif
JURNAL 4 Pengaruh Rom Jenis Penelitian Desain Kriteria inklusi - pasien Nilai signifikansi Hal ini
Anggriani, (Range Of yang digunakan penelitian stroke non hemoragik, pasien kekuatan otot kaki membuktikan
Zulkarnain, Motion) adalah quasi yang mau melakukan latihan sebelum dan sesudah bahwa ROM
Sulaimani, Terhadap penelitian eksperime (rom) pemberian ROM sebesar berpengaruh
Roni Gunawan, Kekuatan Otot kuantitatif, n dengan Kriteria eklusi - bukan pasien 0,003. Artinya terdapat dalam
2018 Ekstremitas menggunakan jumlah stroke non hemoragik, pasien perbedaan kekuatan otot meningkatkan
Vol. 3, No. 2 Pada Pasien desain sampel 90 yang tidak mau melakukan kaki sebelum dan sesudah kekuatan otot
Desember, Stroke Non penelitian quasi orang latihan (rom) pemberian ROM tangan dan kaki
2018 Hemoragik experimental responden
dengan
pendekatan one
group pre test-
post test.
Analisa data
univariat dan
bivariat dengan
17

menggunakan
uji Wilcoxon
penelitian ini
dilakukan
Desember 2018
JURNAL 5 Pengaruh Jenis penelitian Jumlah Kriteria Inkluksi : pasien Hasil analisis data Ada pengaruh
Imelda Range Of yang digunakan sampel stroke non hemoragik, pasien terhadap kekuatan otot Range Of
derang, Motion Aktif- adalah Quasi adalah 30 yang mau melakukan latihan setelah intervensi (post- Motion Aktif-
2020 Assisitif, Eksperimental responden (ROM) dengan latihan test) terhadap kelompok AsistifLatihan
Vol. 5, No. 1, Latihan dengan sesuai fungsional tangan perlakuan dan kelompok Fungsional
Juni, 2020 Fungsional pendekatan dengan Kriteria Ekslusi : - kontrol dengan Tangan
Tangan desain criteria menggunakan uji statistic terhadap
Terhadap kelompok inklusi Mann whitney Test peningkatan
Peningkatan pretest-posttest didapatkan nilai p= 0,001. kekuatan otot
Kekuatan Otot control design Nilai signifikansi (p) pasien stroke
Pasien Stroke Jenis kurang dari α(≤0,05) non hemoragik
Non pengumpulan menunjukkan terdapat di RSUP Haji
Hemoragik data yang perbedaan yang signifikan Adam Malik
digunakan antara kelompok Medan Tahun
dalam perlakuan Range Of 2018 dengan
penelitian ini Motion Aktif- nilai signifikan
adalah jenis AsisitifLatihan Fungsional p=0,001
18

data sekunder Tangan terhadap sehingga dapat


yang diperoleh peningkatan kekuatan otot disimpulkan
dari data rekam dibandingkan kelompok bahwa ada
medik RSUP kontrol yang tidak pengaruh
Haji Adam mendapatkan intervensi Range Of
Malik Medan tersebut sehingga dapat Motion Aktif-
penelitian ini disimpulkan bahwa AsistifLatihan
dilakukan dari hipotesis (Ha) diterima Fungsional
bulan Januari yaitu Range Of Motion Tangan
2018 Aktif-AsistifLatihan terhadap
Fungsional Tangan peningkatan
berpengaruh terhadap kekuatan otot
peningkatan kekuatan pasien stroke
otot. non hemoragik.
Ada perbedaan
signifikan
antara dua
kelompok
yaitu,
kelompok
perlakuan dan
kelompok
19

kontrol yang
dapat dilihat
dari Hasil
Mann Whitney
Test dengan
nilai p=0,001
kurang dari α
(≤0,05).

JURNAL 6 Pengaruh Penelitian ini sampel Kriteria inkluksi : Pasien Responden sebagian besar Terdapat
Susanti1, Range Of menggunakan sebanyak stroke, pasien yang mau berada direntang pengaruh
Difran Nobel Motion Pra- 32 melakukan latihan (ROM) usia 30-50 tahun, jenis antara Range
Bistara, 2019 Terhadap EksperimentalO responden kelamin laki-laki, Of
Vol. 4, No. 2, Kekuatan Otot ne-Group Pre- Kriteria eklusi : Bukan pada memiliki Motion (ROM)
Mei 2019 Pada Pasien Post Test pasien stroke, pasien yang riwayat penyakit terhadap
Stroke Design tidak berkenan melakukan keluarga, dan lama kekuatan otot
dengan analisa latihan (ROM) menderita pada pasien
data stroke 1-5 tahun. Uji stroke karena
20

menggunakan Wilcoxon menunjukan setiap


statistik tingkat responden
wilcoxon signifikasi p value = 0,00 mengalami
sign rank test dengan α= 0,05 (p<α) peningkatan
Pengambilan pada skala kekuatan
sampel dengan tangan kanan sedangkan otot setelah
teknik Simple pada tangan kiri dilakukan
Random menunjukkan tingkat ROM dengan
Sampling signifikan p value = 0.00 cara
Penelitian ini dengan α= 0,02 (p<α). menggenggam
dilaksanakan bola.
pada tanggal
13 Mei sampai
13 Juni 2018 di
wilayah
Puskesmas
Bulak Banteng
Surabaya
JURNAL 7 Peningkatan Metode yang jumah Kriteria inklusi:bersedia Hasil penelitian ini Ada pengaruh
ElsiRahmadani Kekuatan Otot digunakan sampel 20 menjadi responden, pasien menunjukkan nilai rata- latihan range of
, Pasien Stroke dalam responden dengan diagnosa stroke non rata kekuatan otot pre-test motion (ROM)
HandiRustandi Non Hemoragik penelitian ini hemoragik, hemiparese dan dan post-test.meningkat terhadap
21

, 2019 Dengan adalah pasien dengan skala nyeri 0 pada kelompok intervensi kekuatan otot
VOL. 1 NO. 2 Hemiparese nonquivalent Kriteria eksklusi: pasien dan tidak ada peningkatan ekstermitas atas
Desenber 2019 Melalui Latihan control group dengan stroke hemoragik dan pada kelompok kontrol. pasien stroke
Range Of design dan jenis pasien penurunan kesadaran nilai signifikan (p = 0,008) non hemoragik
Motion (Rom) penelitian ini (koma) pada kelompok intervensi di Ruang ICU
Pasif adalah quasi dan (p = 0,5) pada RSUD Curup
eksperimen pre kelompok kontrol tahun 2019.
dan post with
control group
pada pasien
stroke non
hemoragik
dengan
hemipareseekstr
emitas atas
Tehnik
pengambilan
sampel dengan
menggunaknteh
nik
3consecutive
22

sampling
Penelitian ini
dilaksanakan
pada bulan Juni-
JuliTahun 2019

JURNAL 8 Latihan Range Metode pada Sampel Kriteria inklusi: pasien Hasil uji statistik Latihan Range
DerisonMarsin Of Motion penelitian ini pada stroke, pasien yang mau perbedaan rerata rentang Of Motion
ovaBakara, (Rom) Pasif menggunakan penelitian melakukan latihan (ROM) sendi abduksi-adduksi (ROM) pasif
SuraniWarsito, Terhadap Pre tersebut pasif paha sebelum dan sesudah mempengaruhi
2016 Rentang Sendi Eksperimental berjumlah Kriteria ekslusi : bukan stimulasi latihan ROM rentang sendi
Volume VII Pasien Pasca dengan 30 pasien pasien stroke, pasien yang pasif yang ditampilkan pada
Nomor 2, Stroke rancangan tidak mau melakukan latihan pada tabel 6 didapatkan ektremitas atas
Tahun 2016 penelitian (ROM) pasif nilai z adalah -4,993 dan dan bawah
menggunakan nilai p< 0,05. Hasil pada pasien
The One Group tersebut dapat diartikan stroke. Latihan
Pretest-Posttest rerata rentang sendi Range Of
23

Design abduksi-adduksi paha Motion (ROM)


Teknik sebelum dan sesudah pasif dapat
pengambilan stimulasi latihan ROM menjadi
sampel dalam pasif ada perbedaan yang alternatif untuk
penelitian ini bermakna, Hasil meningkatkan
adalah penelitian tersebut rentang sendi
probability menunjukan ada pada
sampling atau perbedaan sebelum dan ektremitas atas
randomized sesudah dilakukan Range dan bawah
sampling Of Motion (ROM) pasif pada pasien
penelitian ini pada pasien stroke yang stroke
dilakukan dari mengalami paralisis yang
September lama 6 bulan post stroke.
sampai dengan Penelitian ini sejalan
Oktober 2015. dengan penelitian oleh
Reese (2009), yang
mengemukakan bahwa
ada peningkatan kekuatan
otot dan kemampuan
fungsional secara
signifikan setelah
diberikan latihan ROM
24

pada pasien stroke

.JURNAL 9 Pengaruh Jenis penelitian sampel Kriteria inklusi : pasien Hasil penelitian peningkatan
Rina Budi Range Of ini ada pra- berjumlah dengan stroke, pasien yang menunjukkan bahwa kekuatan
Kristiani, 2017 Motion eksperimental 32 orang. mau melakukan latihan kekuatan otot sebelum kekuatan otot
Vol. 5 No.2 Exercise dengan One- (ROM) dilakukan Range Of dari skala 3 ke
September., Terhadap Group Pra-Post Motion Exercise yaitu skala 4 dan
2017 Kekuatan Otot Test Design Kriteria ekslusi : pasien terdapat 10 responden dari skala 4 ke
Pada Pasien Teknik stroke dengan komplikasi, (31%) pada skala 3 dan skala 5 setelah
Stroke Di sampling yang pasien yang tidak bersedia 22 responden (69%) pada dilakukan
Wilayah digunakan melakukan latihan gerak skala 4 dan setelah Range of
Puskesmas adalah dilakukan Range Of Motion
Sidotopo Purposive Motion Exercise terdapat Exercise. Tes
Surabaya Sampling 2 responden (6%) pada statistik
penelitian ini skala 3, 20 responden menunjukkan
25

dilakukan dari (63%) pada skala 4 dan hasil Uji T,


bulan Agustus- 10 responden (31%) pada diperoleh p
September 2017 skala 5. Hal ini value 0.000 (α
menunjukkan peningkatan < 0,05) ada
kekuatan kekuatan otot pengaruh
dari skala 3 ke skala 4 dan Range of
dari skala 4 ke skala 5 Motion
setelah dilakukan Range Exercise
of Motion Exercise. Tes terhadap
statistik menunjukkan kekuatan otot
hasil Uji T, diperoleh p pada pasien
value 0.000 (α < 0,05) ada stroke.
pengaruh Range of
Motion Exercise terhadap
kekuatan otot pada pasien
stroke

JURNAL 10 Efektivitas Jari Penelitian ini jumlah Kriteria inkluksi : pasien Pemberian terapi grip Pemberian
ShindiHapsari Range Of menggunakan sampel dengan stroke, subjek yang bola dan Range Of Motion terapi senam
,Sonhaji, Motion (ROM) desain sebanyak mau melakukan latihan (ROM) pada jari-jari pada kelompok
NindyaNurulia Dan penelitian quasi 32 (ROM) pada jari tangan tangan efektif melawan intervensi
, 2020 Genggaman eksperimen peningkatan kekuatan (Range Of
26

Vol 9 No 2, Bulat Untuk dengan desain responden Kriteria ekslusi : Subyek non- ekstremitas pada pasien Motion (ROM)
November Kekuatan pre-post test stroke , Subjek yang stroke non-hemoragik terapi senam
2020 Ekstremitas Di menggunakan menderita penyakit kronik, Hasil analisis statistik jari dan
Non Penderita control group pasien yang tidak bersedia yang diperoleh kelompok cengkeraman
Stroke Teknik melakukan latihan (ROM) intervensi (latihan terapi bola
Hemoragik pengambilan pada jari tangan Range Of Motion (ROM) memberikan
sampel adalah jari tangan dan grip bola pengaruh yang
purposive memberikan pengaruh lebih efektif
sampling yang lebih efektif dibandingkan
penelitian ini dibandingkan dengan dengan
dilakukan pemberian terapi pada pemberian
November kelompok kontrol (ROM) terapi pada
2020 jari tangan. ) kelompok
mendapatkan perbedaan kontrol (ROM)
rata-rata kekuatan otot jari tangan).
ekstremitas dengan nilai p perbedaan
0,000 rata-rata dalam
kekuatan otot
ekstremitas
dengan nilai-p
0,000
Berdasarkan hasil penelitian di atas di dapatkan bahwa menurut
penelitian(Adi DidinSetyawan., 2017) yang berjudul Pengaruh Pemberian
Terapi Rom (Range Of Motion) Terhadap Penyembuhan Penyakit Stroke dengan
menggunakan Desain penelitian pre-experimental dengan rencana One-Group
pre test - post test Design dengan Teknik pengambilan sampel adalah systemic
non random sampling, jumlah sampel sebanyak 10 reponden, didapatkan hasil
bahwa dengan menggunakan uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan antara penyembuhan penyakit stroke sebelum dan setelah pemberian
terapi ROM. Terdapat perbadaan rata-rata (mean) sebelum dengan setelah
diberiakan perlakuan terapi Rangge Of Motion (ROM) adalah -0.30000, nilai
signifikansi lebih kecil dari 5% didapatkan nilai p value = (0.081<0.05) maka
dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh
pemberian terapi Rangge Of Motion (ROM) terhadap penyembuhan penyakit
stroke di ruang Aster RSUD Dr. Hardjono Ponorogo pada bulan Februari sampai
Maret tahun 2017.
Sedangkan hasil penelitin menurut (Dewi Nur Sukma Purqoti.,
2020) yang berjudul Pengaruh Range Of Motion (Rom) Terhadap
Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke, dengan menggunakan
Desain penelitian yaitu adalah Quesi_Experimentaldengan pendekatan one
group pre post testdesigne. Jumlah sample sebanyak 10 orang dengan
menggunakan teknik Purposive Samplingdidapatkan hasil bahwa sesudah
dilakukan terapi ROM, seluruh pasien mengalami peningkatan derajat
kekuatan otot. Derajat kekuatan otot pasien menjadi berkisar antara derajat
2 (mampu mengerakkan persendian, tidak dapat melawan gravitasi)
hingga derajat 4 (mampu menggerakan sendi, dapat melawan gravitasi,
kuat terhadap tahanan ringan). Uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan
derajat kekuatan otot sebelum dan sesudah terapi ROM termasuk
signifikan (p = 0,000< 0,05) yaitu ada perbedaan yang bermakna.
Kesimpulkan dari hasil penerapan bahwa terapi ROM memang efektif
meningkatkan derajat kekuatan otot ekstremitas penderita stroke Temuan
dalam penerapan ini mendukung konsep terapi ROM sebagai alat efektif
untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas penderita stroke. Tujuan
ROM sendiri adalah mempertahankan atau memelihara kekuatan otot,

32
33

memelihara mobilitas persendian, merangsang sirkulasi darah, dan


mencegah kelainan bentuk.
Menurut penelitian (ZainuddinHarahap., 2015) yang berjudul
Pengaruh Latihan (Rom) Pasif Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada
Pasien Stroke, dengan menggunakan penelitian eksperimental dengan
rancangan one group pretest dan posttest, menggunakan Teknik
pengambilan sampel dengan cara accidental sampling yaitu pengambilan
sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu yang berjumlah 12
responden, didapatkan hasil bahwa kekuatan otot ekstremitas atas pada
pasien stroke non hemoragik sebelum dilakukan latihan Range OfMotion
(ROM) pasif memiliki tingkat kekuatan otot yang sangat kecil, kekuatan
otot ekstremitas atas pada pasien stroke non hemoragik sesudah dilakukan
latihan Range Of Motion (ROM) pasif, terjadi perbaikan atau peningkatan.
Adanya pengaruh yang signifikan antara sebelum dilakukan latihan Range
of Motion(ROM) pasif, terjadi perbaikan atau peningkatan dan adanya
pengaruh yang signifikan antara sebelum dilakukan latihan Range Of
Motion (ROM) pasif dan setelah tujuh hari pemberian latihan Range Of
Motion(ROM) pasif.
Menurut penelitian (Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani3, Roni
Gunawan, 2018) yang berjudul Pengaruh Rom (Range Of Motion)
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Non Hemoragic
dengan jenis desain penelitian quasi eksperimen dengan jumlah sampel 90
orang. Analisa data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji
Wilcoxon, didapatkan hasil bahwa Nilai signifikansi kekuatan otot tangan
sebelum dan sesudah pemberian ROM sebesar 0,000. Artinya terdapat
perbedaan kekuatan otot tangan sebelum dan sesudah pemberian ROM.
Hal ini membuktikan bahwa ROM berpengaruh dalam meningkatkan
kekuatan otot tangan responden.Nilai signifikansi kekuatan otot kaki
sebelum dan sesudah pemberian ROM sebesar 0,000. Artinya terdapat
perbedaan kekuatan otot kaki sebelum dan sesudah pemberian ROM. Hal
ini membuktikan bahwa ROM berpengaruh dalam meningkatkan kekuatan
otot kaki responden.
34

Menurut penelitian (Imelda Derang., 2020) yang berjudul


Pengaruh Range Of Motion Latihan Fungsional Tangan Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragic dengan
menggunakan metode Penelitian mengunakan rancangan Quasi
EksperimentPretest-postest control group design. ). Jenis pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang
diperoleh dari data rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan dengan
jumlah sampel adalah 30 responden sesuai dengan criteria inklusi
didapatkan hasil analisis data terhadap kekuatan otot setelah
intervensi(post-test) terhadap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
dengan menggunakan uji statistic Mann whitney Test didapatkan nilai p=
0,001. Nilai signifikansi (p) kurang dari α(≤0,05) menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan Range Of Motion
Aktif-AsisitifLatihan Fungsional Tangan terhadap peningkatan kekuatan
otot dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan intervensi
tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis (Ha) diterima yaitu
Range Of Motion Aktif-AsistifLatihan Fungsional Tangan berpengaruh
terhadap peningkatan kekuatan otot.
Menurut penelitian (Susanti, Difran Nobel Bistara., 2019) yang
berjudul Pengaruh Range Of Motion Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien
Stroke, dengan menggunakan metode penelitian Pra-EksperimentalOne-
Group Pre-Post Test Design dengan analisa data menggunakan statistik
wilcoxonsign rank test dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden
didapatkan hasil sebagian besar berada direntang usia 30-50 tahun, jenis
kelamin laki-laki, memiliki riwayat penyakit keluarga, dan lama menderita
stroke 1-5 tahun. Uji Wilcoxon menunjukan tingkat signifikasi p value =
0,00 dengan α= 0,05 (p<α) pada tangan kanan sedangkan pada tangan kir
menunjukkan tingkat signifikan p value = 0.00 dengan α= 0,02 (p<α), hal
ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara Range Of Motion
(ROM) terhadap kekuatan otot pada pasien stroke karena setiap responden
mengalamipeningkatan skala kekuatan otot setelah dilakukan
ROM dengan cara menggenggam bola.
35

Menurut penelitian (ElsiRahmadani., HandiRustandi, 2019) yang


berjudul Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik
Dengan Hemiparese Melalui Latihan Range Of Motion (Rom) Pasif
dengan Metode yang digunakan adalah nonquivalent control group design
dan jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen pre dan post with control
group, dan tehnik pengambilan sampel dengan
menggunakntehnikconsecutive sampling dengan jumah sampel 20
responden didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan nilai rata- rata
kekuatan otot pre-test dan post-test. meningkat pada kelompok intervensi
dan tidak ada peningkatan pada kelompok kontrol. nilai signifikan (p =
0,008) pada kelompok intervensi dan (p = 0,5) pada kelompok kontrol. Hal
ini membuktikan bahwa adanya pengaruh latihan range of motion terhadap
kekuatan otot pasien stroke non-hemoragik di Rumah Sakit Umum Curup
ICU pada tahun 2019.
Menurut penelitian (DerisonMarsinovaBakara, SuraniWarsito.,
2016) yang berjudul Latihan Range Of Motion (Rom) Pasif Terhadap
Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke dengan menggunakan metode Pre
Eksperimental dengan rancangan penelitian menggunakan The One Group
Pretest-Posttest Design dengan Jumlah responden pada penelitian ini 30
pasien stroke yang mengalami hemiparese lebih dari 6 bulan. Instrumen
penelitian ini menggunakan goniometri untuk mengukur perbedaan
rentang sendi sebelum dan sesudah latihan Range Of Motion (ROM) pasif
dan dilakukan dianalisis dengan uji non parametrikWilcoxon, didapatkan
hasil bahwa Hasil uji statistik perbedaan rerata rentang sendi abduksi-
adduksi paha sebelum dan sesudah stimulasi latihan ROM pasif yang
ditampilkan pada tabel 6 didapatkan nilai z adalah -4,993 dan nilai p<
0,05. Hasil tersebut dapat diartikan rerata rentang sendi abduksi-adduksi
paha sebelum dan sesudah stimulasi latihan ROM pasif ada perbedaan
yang bermakna, hal ini membuktikan bahwa Latihan Range Of Motion
(ROM) pasif mempengaruhi rentang sendi pada ektremitas atas dan bawah
pada pasien stroke. Latihan Range Of Motion (ROM) pasif dapat menjadi
36

alternatif untuk meningkatkan rentang sendi pada ektremitas atas dan


bawah pada pasien stroke.
Menurut penelitian (Rina Budi Kristiani., 2017) yang berjudul
Pengaruh Range Of Motion Exercise Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien
Stroke dengan menggunakan metode Pra-EksperimentalOne-Group Pra-
Post Test Design denganPengambilan sampel dengan jumlah sampel 32
responden menggunakan tehnikpurposive sampling dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan otot sebelum dilakukan Range Of Motion
Exercise yaitu terdapat 10 responden (31%) pada skala 3 dan 22 responden
(69%) pada skala 4 dan setelah dilakukan Range Of Motion Exercise
terdapat 2 responden (6%) pada skala 3, 20 responden (63%) pada skala 4
dan 10 responden (31%) pada skala 5. Hal ini menunjukkan peningkatan
kekuatan kekuatan otot dari skala 3 ke skala 4 dan dari skala 4 ke skala 5
setelah dilakukan Range of Motion Exercise. Tes statistik menunjukkan
hasil Uji T, diperoleh p value 0.000 (α < 0,05) artinya ada pengaruh Range
of Motion Exercise terhadap kekuatan otot pada pasien stroke.
Menurut penelitian (ShindiHapsari, Sonhaji, NindyaNurulia, 2020)
yang berjudul Efektivitas Jari Range Of Motion (Rom) Dan Genggaman
Bulat Untuk Kekuatan Ekstremitas Di Non Penderita Stroke Hemoragik
dengan menggunakan metode penelitianeksperimental dengan desain
kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling
dengan populasi penelitian adalah 32 responden didapatkan hasil
penelitian yang diperoleh peneliti, terdapat peningkatan kekuatan
ekstremitas pada pasien stroke non hemoragik setelah diberikan terapi
senam range of motion(ROM) dengan spherical grip therapy dua kali
sehari yang dilakukan pada pagi dan sore hari pada 15 menit selama 3 hari
berturut-turut, hal ini membuktikan bahwa pemberian terapi senam pada
kelompok intervensi (Range Of Motion (ROM) terapi senam jari dan
cengkeraman bola memberikan pengaruh yang lebih efektif dibandingkan
dengan pemberian terapi pada kelompok kontrol (ROM) jari tangan).
Dibuktikan dengan Pemberian terapi senam pada kelompok intervensi
(Range Of Motion (ROM) terapi senam jari dan cengkeraman bola
37

memberikan pengaruh yang lebih efektif dibandingkan dengan pemberian


terapi pada kelompok kontrol (ROM) jari tangan). perbedaan rata-rata
dalam kekuatan otot ekstremitas dengan nilai-p 0,005.
38

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil study yang telah di lakukan dan di analisis
menyatakan bahwa latihan Range Of Motion (ROM) efektif untuk
meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Menurut
penelitian penelitian (Adi DidinSetyawan, 2017) yang menyatakan bahwa
ada pengaruh pemberian terapi Rangge Of Motion (ROM) terhadap
penyembuhan penyakit stroke di ruang Aster RSUD Dr. Hardjono
Ponorogo pada bulan Februari sampai Maret tahun 2017, beberapa
kelebihannya yaitu antara lain untuk meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitidan kekuatan otot, mempertahankan fungsi jantung dan
pernafasan, mencegah kontrakturserta kekakuan pada sendi. Sedangkan
manfaat latihan RanggeOf Motion (ROM) adalah untuk menentukan nilai
kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan,
memperbaiki tonus otot, memperbaiki toleransi otot untuk latihan,
mencegah terjadinya kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah. Hasil
penelitian ini didukung dengan teori Potter & Perry (2015) bahwa Latihan
Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot. Dalam pemulihan anggota gerak yang
mengalami kelemahan terdapat faktor yang mempengaruhi peningkatan
kekuatan otot. Lamanya pemberian latihan dapat mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Lama latihan tergantung pada stamina pasien. Terapi latihan
yang baik adalah latihan yang tidak melelahkan, durasi tidak terlalu lama
namun dengan pengulangan sesering mungkin (Levine, dalam Andarwati,
2015).
Menurut penelitian (Dewi Nur sukma Purqoti, 2020) yang
menyakan bahwa Latihan ROM merupakan bagian dari proses rehabilitasi
untuk mencapai tujuan tersebut. Latihan beberapa kali dalam sehari dapat
mencegah terjadinya komplikasi yang akan menghambat pasien untuk
dapat mencapai kemandirian dalam melakukan fungsinya sebagai
39

manusia. Latihan ROM dikatakan dapat mencegah terjadinya penurunan


fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi.Sebelum dilakukan terapi ROM,
derajat kekuatan otot pasien termasuk kategori derajat 0 hingga derajat 2.
Dan sesudah dilakukan terapi ROM, derajat kekuatan otot pasien termasuk
kategori derajat 2 hingga derajat 4. ArtinyaTerdapat perbedaan
(peningkatan) derajat kekuatan otot pasien sebelum dan sesudah terapi
ROM dengan nilai p = 0,000< 0,05. Sehingga Terapi ROM dinyatakan
efektif meningkatkan kekuatan otot ekstremitas penderita stroke.
Menurut penelitian (ZainuddinHarahap, 2015) yang berasumsi
bahwa Penderita stroke yang mengalami kelemahan otot dan tidak segera
mendapatkan penanganan yang tepat dapat menimbulkan komplikasi,
salah satunya adalah kontraktur. Kontraktur menyebabkan terjadinya
gangguan fungsional, gangguan mobilisasi, gangguan aktivitas sehari-hari
dan cacat yang tidak dapat disembuhkan (Asmadi, 2018). Angka kecacatan
akibat stroke umumnya lebih tinggi daripada angka kematian,
perbandingan antara cacat dankematian adalah 4:1. Menurut Pusat Data
dan Informasi PERSI, stroke menempati urutan pertama dalam
hal penyebab kecacatan fisik (Persi, 2013 Murtaqib, 2015). Lewis (2017)
mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada penderita stroke dilakukan
2 kali sehari untuk mencegah komplikasi, latihan dilakukan selama 1
sampai 2 minggu, yaitu 1 hari 2 kali yaitu pada saat pagi dan sore hari
selama 10-15 menit.
Menurut penelitian (Anggriani, Zulkarnain, Sulaiman, Roni
Gunawan, 2018) yang menyatakan bahwa stroke adalah sebagai suatu
sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal
atau global yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap
lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular (WHO,
1993 dalam Mulyatsih, 2016), Menurut Feigin (2017), gejala stroke dapat
bersifat fisik, psikologis dan perilaku. Gejala fisik yang paling khas adalah
paralisis, kelemahan, hilangnya sensasi diwajah, lengan atau tungkai
disalah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, kesulitan menelan dan
hilangnya sebagian penglihatan disatu sisi. Seorang dikatakan terkena
40

stroke jika salah satu atau kombinasi apapun dari gejala di atas
berlangsung selama 24 jam atau lebih. Range of motion (ROM) adalah
latihan yang sangat tepat dilakukan untuk pasien stroke dalam
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot. Idealnya latihan ini dilakukan sekali sehari. Lakukan
masing-masing gerakan sebanyak 10 hitungan, latihan dilakukan dalam
waktu 30 menit.
Menurut penelitian (Imelda Derang, 2020) beranggapan bahwa
kekuatan otot dapat meningkat pada pasien stroke non hemoragik
kelompok intervensi karena adanya Range Of Motion Aktif-AssistifLatihan
Fungsional Tangan dibantu dengan obat-obatan dan kerutinan pasien
stroke non hemoragik dalam melakukan latihan yang diberikan peneliti.
Sedangkan tidak terjadi peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non
hemoragik kelompok kontrol karena tidak adanya latihan yang diberikan
kepada pasien stroke non hemoragik kelompok kontrol namun hanya
mengonsumsi obat-obatan. Namun hasil analisis data terhadap kekuatan
otot setelah intervensi (post-test) terhadap kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dengan menggunakan uji statistic Mann whitney Test
didapatkan nilai p= 0,001. Nilai signifikansi (p) kurang dari α(≤0,05)
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
perlakuan Range Of Motion Aktif-AsisitifLatihan Fungsional Tangan
terhadap peningkatan kekuatan otot dibandingkan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan intervensi tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis (Ha) diterima yaitu Range Of Motion Aktif-AsistifLatihan
Fungsional Tangan berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot.
41

Menurut penelitian (Susanti, Difran Nobel Bistara, 2019) yang


menyatakan bahwa Penyebab strokeiskemik akibat terganggunya pasokan
darah menuju otak yang menyebabkan aliran darah ke otak terhenti
sehingga terjadi pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah
otak atau arterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh
darah) (Belagaje, 2017; Junaedy, 2019). Penurunan ke mam puan dalam
menggerakkan otot pada anggota tubuh seseorang pasien yang mengalami
stroke dikarenakan mengalami kelemahan pada satu sisi anggota tubuh.
Menurut (Chaidir&Zuardi, 2015), pemberian dua kali latihan ROM setiap
hari pada pasien stroke iskemik lebih meningkatkan kemampuan otot
daripada satu kali sehari, Range of Motion (ROM) merupakan salah satu
terapi pemulihan dengan cara latihan otot untuk mempertahankan
kemampuan pasien menggerakkan persendian secara normal dan lengkap
(Tseng et al., 2017). Responden sebagian besar berada direntangusia 30-
50 tahun, jenis kelamin laki-laki, memiliki riwayat penyakit keluarga, dan
lama menderita stroke 1-5 tahun. Uji Wilcoxon menunjukan tingkat
signifikasi p value = 0,00 dengan α= 0,05 (p<α) pada tangan kanan
sedangkan pada tangan kirimenunjukkan tingkat signifikan p value = 0.00
dengan α= 0,02 (p<α).hal ini yang mendukung pendapat peneliti bahwa
terdapat pengaruh antara Range OfMotion (ROM) terhadap kekuatan otot
pada pasien stroke karena setiap responden mengalami peningkatan skala
kekuatan otot setelah dilakukan ROM dengan cara menggenggam bola.
Menurut penelitian (ElsiRahmadani, HandiRustandi, 2019) yang
menyatakan Hasil dari penelitian yang diperoleh nilai rata-rata post-test
diberi latihan ROM kelompok intervensi adalah 2,30 dengan standar
deviasi 0,83 sedangkan nilai rata-rata post-test pada kelompok kontrol
adalah 1,70 dengan standar deviasi 0,67. Hal ini terdapat peningkatan
kekuatan otot pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompok kontrol
tidak terjadi perubahan/peningkatan. Setelah dilakuakn latihan ROM pada
kelompok intervensi terjadi peningkatan. Sesuai dengan konsep yang
menyatakan latihan ROM merupakan salah satu bentuk latihan dalam
proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah
42

terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Secara konsep, latihan ROM
dikatakan dapat mencegah terjadinya penurunan fleksibelitas sendi dan
kekakuan sendi (Lewis et al., 2017). Kemudian didukumgoeh penelitian
yang dilakukan oleh Bakara&Surani (2016) menunjukkan bahwa Latihan
ROM pasif mempengaruhi rentang sendi pada ektremitas atas dan bawah
pada pasien stroke. Latihan ROM pasif dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan rentang sendi pada ektremitas atas dan bawah pada pasien
stroke. Hasil analisis menunjukanROM pasif yang dilakukan pada pasien
stroke dapat meningkatkan rentang sendi, dimana reaksi kontraksi dan
relaksasi selama gerakkan ROM pasif yang dilakukan pada pasien stroke
terjadi penguluran serabut otot dan peningkatan aliran darah pada daerah
sendi yang mengalami paralisis sehingga terjadi peningkatan penambahan
rentang sendi abduksi-adduksi pada ekstremitas atas dan bawah hanya
pada sendi-sendi besar.Sehingga ROM pasif dapat dilakukan sebagai
alternatif dalam meningkatkan rentang sendi pada pasien stroke yang
mengalami paralisis.
Menurut penelitian (DerisonMarsinovaBakara, SuraniWarsito,
2016) yang menyatakan bahwa stroke merupakan penyakit pada otak
berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau global, munculnya mendadak,
progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut
menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan,
bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain (Riskesdas, 2015). Pasien
stroke akan mengalami gangguan-gangguan yang bersifat fungsional.
Gangguan sensoris dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan
keseimbangan termasuk kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan
lunak, serta gangguan kontrol motorik dan sensorik. Pasien stroke yang
mengalami kelemahan pada satu sisi anggota tubuh disebabkan oleh
karena penurunan tonus otot, sehingga tidak mampu menggerakkan
tubuhnya. Immobilisasi yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat,
akan menimbulkan komplikasi berupa abnormalitas tonus, orthostatic
43

hypotension, deep vein thrombosis dan kontraktur (Garrison, 2016).


Setelah serangan stroke, tonus otot yang normal menghilang. Tanpa
latihan yang baik, pasien akan melakukan kompensasi gerakan dengan
menggunakan bagian tubuhnya yang sehat sehingga seumur hidupnya
pasien akan menggunakan bagian tubuh yang sehat dan membiarkan
anggota tubuhnya yang sakit. Hemiparesemerupakan masalah umum yang
dialami oleh pasien stroke. Hemiparese pada ekstremitas atas dapat
menyebabkan pasien mengalami berbagai keterbatasan sehingga pasien
banyak mengalami ketergantungan dalam beraktivitas. Ketergantungan ini
akan berlanjut sampai pasien pulang dari rumah sakit, oleh karena itu
diperlukan manajemen yang baik agar kondisi yang dialami oleh pasien
dapat teratasi dan pasien dapat beraktivitas mandiri pasca stroke nanti.
Salah satu intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
hemiparese pada ekstremitas atas pasien stroke adalah dengan melakukan
latihan ROM baik aktif maupun pasif. Hasil penelitian ini mengikuti hasil
penelitian yang membuktikan adanya perbedaan yang bermakna antara
rerata rentang sendi ekstremitas atas dan bawah sendi yang besar pada
pasien pasca stroke di Rejang Lebong sebelum dan sesudah latihan Range
Of Motion (ROM) pasif.
Menurut penelitian (Rina Budi Kristiani, 2017) yang menyatakan
bahwa.Kelemahan otot merupakan dampak terbesar pada pasien stroke, untuk
itu diperlukan latihan Range Of Motion Exercise pasif dan aktif dengan tujuan
untuk mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, memelihara mobilitas
persendian dan mestimulasi sirkulasi. Dengan adanya peningkatan angka
kejadian stroke dan kecacatan tersebut, apabila latihan Range Of Motion
Exercise tidak dilaksanakan maka akan terjadi penurunan kekuatan otot,
atropi otot, kontraktur dan luka dekubitus. Dengan hasil penelitian yang
menunjukkan terdapat peningkatan kekuatan kekuatan otot dari skala 3 ke
skala 4 dan dari skala 4 ke skala 5 setelah dilakukan Range of Motion
Exercise. Uji statistic t-test menunjukkan p value 0.000 (α < 0,05)
menyatakan ada pengaruh. Oleh karena itu dengan pemberian Range of
Motion Exercise mampu meningkatkan kekuatan otot.
44

Menurut penelitian (ShindiHapsari, Sonhaji, NindyaNurulia, 2020)


yang menyatakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan terapi
range of motion (ROM) dengan grip bola lebih efektif dalam
meningkatkan kekuatan ekstremitas pada pasien stroke non hemoragik
dibandingkan dengan latihan terapi Range Of Motion (ROM) jari yang
dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,034 <0,05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima, dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan
rata-rata efektifitas kekuatan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pada pasien stroke non hemoragik di KRMT Wongsonegoro
Rumah Sakit Semarang. Teori tersebut menyatakan bahwa latihan range of
motion(ROM) jari dengan grip bola merupakan latihan fungsional tangan
dengan menggenggam suatu benda berbentuk bulat seperti bola karet di
telapak tangan. Gerakan pada tangan dapat dirangsang dengan praktik
fungsi menggenggam yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu membuka
tangan, menutup jari untuk menggenggam benda, dan mengatur kekuatan
genggaman. (SRI, 2019; Sukmaningrum et al., 2012) kombinasi dengan
teori Hukum Newton III yang menjelaskan gaya tindakan yang sama
dengan gaya reaksi, yang dapat diterapkan pada responden yang
berolahraga dengan menggunakan benda yang lebih berat akan
menghasilkan upaya yang lebih besar dan maksimal daripada hanya
sekadar latihan rentang gerak jari saja. Pada saat responden pelatihan
menggunakan bola karet maka tenaga yang dihasilkan lebih besar dan
kontraksi yang terjadi semakin kuat sehingga terjadi peningkatan unit
motorik untuk menghasilkan asetilkolin sehingga terjadi kontraksi.
Dibuktkan dengan pemberian terapi senam pada kelompok intervensi
(Range Of Motion (ROM) terapi senam jari dan cengkeraman bola
memberikan pengaruh yang lebih efektif dibandingkan dengan pemberian
terapi pada kelompok kontrol (ROM) jari tangan). perbedaan rata-rata
dalam kekuatan otot ekstremitas dengan nilai-p 0,005.
45

BAB 1V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang dilakukan melalui literature
review mengenai pengaruh latihan range of motion untuk meningkatkan
kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah proses screening dilakukan maka jurnal yang berhasil
dikumpulkan sebanyak 10 artikel dalam bentuk pdf (full text).
2. Responden paling banyak berjumlah 90 orang dan paling sedikit
berjumlah 10 orang.
3. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa terdapat efektivitas
latihan range of motion pada pasien stroke non hemoragik

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Institusi Pendidikan jurusan keperawatan singkawang
Peneliti menyarankan agar institusi pendidikan dapat memberikan
informasi bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai
“efektivitas latihan range of motion pada pasien stroke non
hemoragik”.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan acuan atau sumber data untuk penulis
selanjutnya dalam melakukan literature review dan dapat dilakukan
penelitian secara langsung guna memperoleh data primer.
3. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan dapat memahami mengenai pentingnya manfaat penerapan
latihanrange of motion pada pasien stroke non hemoragik.
46

4. Bagi partiksiRumah Sakit


Diharapkan perawat beserta tim medis lainnya dapat melaksanakan
pemberian asuhan keperawatan berupa latihan range of motion pada
pasien stroke non hemoragik yang mengalami penurunan kekuatan
otot.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Zulkarnain, Sulaimani, & Gunawan, R. (2018). PENGARUH ROM


( Range of Motion ) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS
PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIC Effect of Rom ( Range of
Motion ) on The Strength of Muscle Extremity in Non-Hemoragic Stroke
Patients Dosen Tetap Stikes Siti Hajar Medan Dosen Tetap Ins. Jurnal Riset
Hesti Medan, 3(2), 64–72.
Bakara, D. M., & Warsito, S. (2016). Latihan Range of Motion (Rom) Pasif
Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Journal, 7(2),
12–18.
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済 無 No
Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
Harahap, Z., Keperawatan, J., & Kemenkes, P. (2017). Ekstremitas Pada Pasien
Stroke Di Ruang Ra4 Rsup H . Adam Malik Medan Tahun 2014. 206–209.
Hapsari S, Nurulia N. Efektivitas Jari Range of Motion ( ROM ) dan.
2020;9(2):1650-1656.
Imelda Derang. (2020). Pengaruh Range of Motion Aktif-Assisitif: Latihan
Fungsional Tangan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non
Hemoragic Di Rsup Haji Adam Malik Medan. Jurnal Kesehatan, Vol V
No(01).
Imelda Derang. Pengaruh Range of Motion Aktif-Assisitif: Latihan Fungsional
Tangan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragic
Di Rsup Haji Adam Malik Medan. J Kesehat. 2020;Vol V No(01).
Irawati, P., Sekarsari, R., & Marsita, A. (2016). Efektifitas latihan. Jktf, 2, 31–40.
Kristiani RB. Pengaruh Range of Motion Exercise terhadap Kekuatan Otot Pasien
Stroke di Wilayah Puskesmas Sidotopo Surabaya. J Ners LENTERA.
2017;5(2):149-155.
Mertasari, L. (2018). Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION. 3(2), 241–247.
Nababan, T. (2019). Eflin Giawa 2 1. 2(1), 1–8.
Nursalam. (2017). Penulisan Literature Review Dan Systematic Review pada
pendidikan kesehatan (Contoh). Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
Setyawan AD, Rosita A, Yunitasari N. Pengaruh Pemberian Terapi Rom (Range
of Motion) Terhadap Penyembuhan Penyakit Stroke. Glob Heal Sci.
2017;2(2):87-90.
Susanti S, Susanti S, BIstara DN. Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap
Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. J Kesehat Vokasional. 2019;4(2):112.
doi:10.22146/jkesvo.44497
Suryanarayana, T. M. V. and Mistry, P. B. (2016), “Review of Literature, in
Springer Brief in Applied Sciences and Technolog, pp.27 – 37. Doi:
10.1007/978-981-10-0663-0_3
Tri E, Subaktilah Y, Elisanti AD, Verma S dan. Jurnal Kesehatan Jurnal

34
35

Kesehatan. 2020;8(1):10-15.
University of West Florida, 2020. Writing The Literarture Review- Evidence
Based Nursing- LibGuides at.
LAMPIRAN
JURNAL 1
Penulis dan tahun Adi DidinSetyawan, 2017
publikasi
judul PENGARUH PEMBERIAN TERAPI ROM (RANGE OF
MOTION) TERHADAP PENYEMBUHAN PENYAKIT
STROKE
Metode Study design : Desain penelitian pre-experimental dengan
rencana One-Group pre test - post test Design
Country : Indonesia, jawa timur
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke, pasien yang mau
melakukan latihan range of motion(ROM)
Kriteriaekslusi: pasien stroke dengan komplikasi, pasien
yang tidak mau melakukan latihan latihan(ROM)
N randomised : 10 sampel
Age (mean ± SD : -
Persentase kelamin : -
Intervensi Durasi penelitian : 23 Desember 2015 - 2 januari 2016
Pengukuran hasil 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat pre
testhampir seluruhnya responden memiliki kekuatan
otot rendah yaitu 9 responden (90%) dan post
testsebagian besar responden mempunyai kekuatan
otot rendah sebanyak 6 responden (60%). Berdasarkan
uji statistik Paired sampel t-test didapatkan hasil (p)
0,081< 0.05 maka H0 ditolak berarti ada pengaruh
pemberian terapi ROM terhadap penyembuhan
penyakit stoke di ruang Aster RSUD Dr. Hardjono
Ponorogo. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan Pemberian Terapi ROM dapat membantu
penyembuhan terhadap penyakit stroke
Hasil Adanya pengaruh efektifitas Latihan Range Of Motion
Cylindrical Grip terhadap peningkatan kekuatan otot

36
37

ekstremitas atas, Didapatkan nilai p value 0.00.


Catatan Bagi rumah sakit : Sebagai referensi tambahan terhadap
penangan rehabilitasi terhadap pasien stroke yang
mengalami gangguan fungsi menggenggam. Latihan
RangeOf Motion Cylindrical Grip dapat diaplikasikan
dalam praktek asuhan keperawatan diruang rawat inap.
38

JURNAL 2
Penulis dan tahun Dewi Nur sukma Purqoti, 2020
publikasi
judul PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP
KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN
STROKE
Metode Study design : Metode penelitian yang digunakan adalah
Quesi_Experimental
Country : Indonesia, Mataram
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke non hemoragik, pasien yang
mau melakukan latihan (ROM)
Kriteria ekslusi : pasien non hemoragik dengan
komplikasi, pasien yang tidak bersedia melakukan latihan
(ROM)
N randomised : 10 sampel
Age(mean ± SD: > 60 tahun
Persentase kelamin : perempuan 50% dan laki-laki 50%
Intervensi Durasi penelitian : 14 januari – 1 maret 2020
Pengukuran hasil 1). Terdapat perbedaan (peningkatan) derajat kekuatan
otot pasien sebelum dan sesudah terapi ROM dengan
nilai p = 0,000< 0,05. Terapi ROM dinyatakan efektif
dalam meningkatkan kekuatan otot ekstremitas
penderita stroke
Hasil Sesudah dilakukan terapi ROM, ada peningkatan derajat
kekuatan otot pada pasien. Kekuatan ototnya minimal pada
derajat mampu menggerakkan persendian dan maksimal
pada derajat mampu menggerakan sendi, dapat melawan
gravitasi, dan kuat terhadap tahanan ringan.
Catatan Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk tetap
mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat terutama pada pasien stroke non hemoragik
untuk dapat mengajarkan keluarga untuk selalu melakukan
39

latihan (ROM) pada pasien dengan cara dibimbing


keluarga.
40

JURNAL 3

Penulis dan tahun ZainuddinHarahap, 2015


publikasi
judul PENGARUH LATIHAN (ROM) PASIF TERHADAP
KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN
STROKE
Metode Study design : Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental dengan rancangan one group pretest dan
posttest
Country : Indonesia, Medan
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke, pasien yang mau
melakukan latihan (rom) pasif
Kriteria ekslusi : pasien yang tidak mau melakukan latihan
(rom) pasif
N randomised : 87 sampel
Age (mean ± SD) : 45-65 tahun
Persentase kelamin : perempuan 33 % dan laki-laki 67%
Intervensi Durasi penelitian : mulai bulan Desember 2014 sampai
dengan Mei 2015
Pengukuran hasil 1). Kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke non
hemoragik sesudah dilakukan latihan Range Of Motion
(ROM) pasif, terjadi perbaikan atau peningkatan
Hasil Adanya pengaruh yang signifikan antara sebelum
dilakukan latihan Range of Motion (ROM) pasif, terjadi
perbaikan atau peningkatan
Catatan Disarankan bagi perawat untuk memberikan latihan Range
Of Motion (ROM) pasif kepada pasien stroke yang
mengalami kelemahan otot secara teratur dalam bentuk
latihan dua kali sehari selama 15-30 menit dengan
pengulangan empat kali setiap gerakan Karena terbukti
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot pasien.
41

JURNAL 4
Penulis dan tahun Anggriani, Zulkarnain, Sulaimani3, Roni Gunawan, 2018
42

publikasi
judul PENGARUH ROM (Range of Motion) TERHADAP
KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN
STROKE NON HEMORAGIC
Metode Study design : Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasi
experimental dengan pendekatan one group pre test-post
test
Country : Indonesia, Medan
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke non hemoragik, pasien yang
mau melakukan latihan (rom)
Kriteria ekslusi : bukan pasien stroke non hemoragik,
pasien yang tidak mau melakukan latihan (rom)
N randomised : 90sampel
Age (mean ± SD) : -
Persentase kelamin : -
Intervensi Durasi penelitian :2 Desember 2020
Pengukuran hasil 1) Adapun kesimpulan dalam penelitian ini antara
lain, Nilai signifikansi kekuatan otot tangan
sebelum dan sesudah pemberian ROM sebesar
0,003. Artinya terdapat perbedaan kekuatan otot
tangan sebelum dan sesudah pemberian ROM
Hasil Hal ini membuktikan bahwa ROM berpengaruh dalam
meningkatkan kekuatan otot tangan dan kaki responden
Catatan Adapun saran dalam penelitian ini antara lain, Petugas
rumah sakit sebaiknya menggunakan latihan ROM secara
lebih intensif guna meningkatkan kekuatan otot pasien
baik otot tangan maupun otot kaki pasien. Rumah sakit
sebaiknya menetapkan standar operasional prosedur untuk
penanganan khusus menggunakan ROM agar hasil yang
diperoleh dapat maksimal dan seragam untuk semua
masalah kekuatan otot
43

JURNAL 5
Penulis dan tahun Imelda Derang, 2020
44

publikasi
judul PENGARUH RANGE OF MOTION LATIHAN
FUNGSIONAL TANGAN TERHADAP
PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN STROKE
NON HEMORAGIC
Metode Study design : Penelitian ini menggunakan metode Quasi
Eksperimental
Country : Indonesia, Medan
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke non hemoragik, pasien yang
mau melakukan latihan (ROM) dengan latihan fungsional
tangan
Kriteria ekslusi : keluarga pasien yang tidak mau
melakukan latihan (ROM) dengan latihan fungsional
tangan
N randomised : 15sampel
Age (mean ± SD) : 45-59
Persentase kelamin : laki-laki 36,7 % dan perempuan 33,3
%
Intervensi Durasi penelitian : 4 Juni sampai dengan 18 Juni 2020
Pengukuran hasil 1) Hasil analisis terhadap kelompok perlakuan dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test,
didapatkan p=0,001 dimana nilai α(≤0,05),
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada
kelompok perlakuan sesudah diberikan Range Of
Motion Aktif-AsistifLatihan Fungsional Tangan.
Hasil Ada pengaruh Range Of Motion Aktif-AsistifLatihan
Fungsional Tangan terhadap peningkatan kekuatan otot
pasien stroke non hemoragik di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2020 dengan nilai signifikan p=0,001
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Range
Of Motion Aktif-AsistifLatihan Fungsional Tangan
terhadap peningkatan kekuatan otot pasien stroke non
45

hemoragik
Catatan Untuk rumah sakit, Peneliti menyarankan kepada petugas
kesehatan untuk dapat mempertimbangkan latihan tersebut
untuk dapat dilakukan karena dapat meningkatkan
kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik

JURNAL 6

Penulis dan tahun Susanti, Difran Nobel Bistara, 2019


46

publikasi
judul PENGARUH RANGE OF MOTION TERHADAP
KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE
Metode Study design : Penelitian ini menggunakan Pra-
EksperimentalOne-Group Pre-Post Test Design
Country : Indonesia, Surabaya
Peserta Kriteria inklusi : jumah sampel 20 responden
Kriteria ekslusi : Bukan pada pasien stroke, pasien yang
tidak berkenan melakukan latihan (ROM)
N randomised : 32Sampel
Age (mean ± SD) : 30-50
Persentase kelamin : laki-laki 60% perempuan 40%
Intervensi Durasi penelitian :13 Mei sampai 13 Juni 2018
Pengukuran hasil 1). Responden sebagian besar berada direntang usia 30-50
tahun, jenis kelamin laki-laki, memiliki riwayat
penyakit keluarga, dan lama menderita stroke 1-5
tahun. Uji Wilcoxon menunjukan tingkat signifikasi p
value = 0,00 dengan α= 0,05 (p<α) pada tangan kanan
sedangkan pada tangan kiri menunjukkan tingkat
signifikan p value = 0.00 dengan α= 0,02 (p<α).
Hasil Terdapat pengaruh antara Range Of Motion (ROM)
terhadap kekuatan otot pada pasien stroke karena setiap
responden mengalamipeningkatan skala kekuatan otot
setelah dilakukan ROM dengan cara menggenggam
bola
Catatan Bagi perawat agar lebih memperhatikan pasien stroke
dengan menganjurkan pasien untuk tetap berlatih
melakukan pergerakan pada bagian tubuh, dengan cara
menghindari faktor-faktor penyebab kejadian stroke.

JURNAL 7
Penulis dan tahun ElsiRahmadani, HandiRustandi, 2019
47

publikasi
judul PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN
STROKE NON HEMORAGIK DENGAN
HEMIPARESE MELALUI LATIHAN
RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
Metode Study design : Metode penelitian ini menggunakan desain
Quasi Experiment desain pre dan post test design
Country : Indonesia , bengkulu
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke non hemoragik, psien yang
mau melakukan latihan (rom) pasif
Kriteria ekslusi : bukan pasien stroke non hemoragik,
pasien yang menolak melakukan latihan (rom) pasif.
N randomised : 20 Sampel
Age (mean ± SD) : -
Persentase kelamin : -
Intervensi Durasi penelitian : 26 november- 2 Desember 2019
Pengukuran hasil 1). ada pengaruh latihan range of motion terhadap
kekuatan otot pasien stroke non-hemoragik
Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata- rata kekuatan
otot pre-test dan post-test.meningkat pada kelompok
intervensi dan tidak ada peningkatan pada kelompok
kontrol. nilai signifikan (p = 0,008) pada kelompok
intervensi dan (p = 0,5) pada kelompok control

Catatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam


meningkatkan kaulitas mutu dalam memberikan
pelayanan dan perawatan serta dapat dijadikan pedoman
untuk bisa memberikan latihan ROM pada setiap pasien
stroke yang mengalami hemiparese dan membutuhkan
rehabilitasi dalam pemulihan kontraktilitas otot.
JURNAL 8

Penulis dan tahun DerisonMarsinovaBakara, SuraniWarsito, 2016


48

publikasi
Judul LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF
TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA
STROKE
Metode Study design :Pre Eksperimental dengan rancangan
penelitian menggunakan The One Group Pretest-Posttest
Design.
Country : Indonesia, Bengkulu
Peserta Kriteria inklusi : pasien stroke, pasien yang mau
melakukan latihan (ROM) pasif
Kriteria ekslusi : bukan pasien stroke, pasien yang tidak
mau melakukan latihan (ROM) pasif
N randomised : 30 Sampel
Age (mean ± SD) : > 57
Persentase kelamin : laki laki 30 % dan perempuan 70%
Intervensi Durasi penelitian : penelitian ini dilakukan September-
Oktober 2016
Pengukuran hasil 1) Hasil uji statistik perbedaan rerata rentang sendi
fleksi-ekstensi lutut sebelum dan sesudah stimulasi
latihan (ROM) pasif yang ditampilkan pada tabel 5
didapatkan nilai z adalah -2,236 dan nilai p< 0,05.
Hasil tersebut dapat diartikan rerata rentang sendi
fleksi-ekstensi lutut sebelum dan sesudah stimulasi
latihan ROM pasif ada perbedaan yang bermakna
Hasil Hasil penelitian tersebut menunjukan ada perbedaan
sebelum dan sesudah dilakukan Range Of Motion (ROM)
pasif pada pasien stroke yang mengalami paralisis yang
lama 6 bulan post stroke
Catatan Untuk pasien, pasien sangat dianjurkan melakukan latihan
(ROM) agar dapat mempengaruhi perbaikan fungsional
pada pasien stroke
49

JURNAL 9
50

Penulis dan tahun Rina Budi Kristiani, 2017


publikasi
judul PENGARUH RANGE OF MOTION EXERCISE
TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN
STROKE
Metode Study design :Penelitian ini menggunakan Pra-
Eksperimental One-Group Pra-Post Test Design
Country : indonesia,Surabaya
Peserta Kriteria inklusi : pasien dengan stroke, pasien yang mau
melakukan latihan (ROM)
Kriteria ekslusi : pasien stroke dengan komplikasi, pasien
yang tidak bersedia melakukan latihan gerak
N randomised : 32 sampel
Age (mean ± SD) : 56-65 Tahun
Persentase kelamin : laki laki 53% dan perempuan 47 %
Intervensi Durasi penelitian : penelitian ini dilaksanakan 22 Agustus
– 2 September 2017
Pengukuran hasil 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot
sebelum dilakukan Range Of Motion Exercise yaitu
terdapat 10 responden (31%) pada skala 3 dan 22
responden (69%) pada skala 4 dan setelah dilakukan
Range Of Motion Exercise terdapat 2 responden (6%)
pada skala 3, 20 responden (63%) pada skala 4 dan 10
responden (31%) pada skala 5. Hal ini menunjukkan
peningkatan kekuatan kekuatan otot dari skala 3 ke
skala 4 dan dari skala 4 ke skala 5 setelah dilakukan
Range of Motion Exercise. Tes statistik menunjukkan
hasil Uji T, diperoleh p value 0.000 (α < 0,05) ada
pengaruh Range of Motion Exercise terhadap kekuatan
otot pada pasien stroke.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan
kekuatan kekuatan otot dari skala 3 ke skala 4 dan dari
51

skala 4 ke skala 5 setelah dilakukan Range of Motion


Exercise. Uji statistic t-test menunjukkan p value 0.000 (α
< 0,05) menyatakan ada pengaruh. Oleh karena itu dengan
pemberian Range of Motion Exercise mampu
meningkatkan kekuatan otot
Catatan Untuk petugas kesehatan, Intervensi ini dapat diterapkan
sebagai intervensi keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif.

JURNAL 10
Penulis dan tahun ShindiHapsari, Sonhaji, NindyaNurulia, 2020
52

publikasi
judul EFEKTIVITAS JARI RANGE OF MOTION (ROM) DAN
GENGGAMAN BULAT UNTUK KEKUATAN
EKSTREMITAS DI NON PENDERITA STROKE
HEMORAGIK
Metode Study design : Penelitian ini merupakan penelitian
Quasieksperimental dengan desain kelompok control.
Country : Internasional, jawa tengah

Peserta Kriteria inklusi: pasien dengan stroke, subjek yang mau


melakukan latihan (ROM) pada jari tangan

Kriteria ekslusi : Subyek non-stroke , Subjek yang


menderita penyakit kronik, pasien yang tidak bersedia
melakukan latihan (ROM) pada jari tangan

N randomised : 32Sampel
Age (mean ± SD) : 56-60 tahun
Persentase kelamin : laki-laki 40,6 % dan perempuan
59,4%
Intervensi Durasi penelitian : 28 September - 2 November 2020
Pengukuran hasil 1). Hasil analisis statistik yang diperoleh kelompok
intervensi (latihan terapi Range Of Motion (ROM) jari
tangan dan grip bola memberikan pengaruh yang lebih
efektif dibandingkan dengan pemberian terapi pada
kelompok kontrol (ROM) jari tangan. ) mendapatkan
perbedaan rata-rata kekuatan otot ekstremitas dengan
nilai p 0,005.
Hasil Hasil analisis statistik yang diperoleh kelompok intervensi
(latihan terapi Range Of Motion(ROM) jari tangan dan grip
bola memberikan pengaruh yang lebih efektif
dibandingkan dengan pemberian terapi pada kelompok
kontrol (ROM) jari tangan)
Catatan Hasil penelitian dapat memberikan suatu masukan bagi
53

Rumah Sakit dan evaluasi dalam pelaksanaan program


yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan terhadap pasien terutama
pasienstroke.

Anda mungkin juga menyukai