SAEPUDIN RAHMAN
025 SYE 17
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Penelitian Serta Meneyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan
SAEPUDIN RAHMAN
025 SYE 17
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
(Saepudin Rahman)
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
diajukan oleh
SAEPUDIN RAHMAN
025SYE17
Mengetahui
Prodi Keperawatan Jenjang D.III
Ketua,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
diajukan oleh
SAEPUDIN RAHMAN
025SYE17
Dewan Penguji:
Mengetahui
Prodi Keperawatan Jenjang D.III
Ketua,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya, Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugasKarya Tulis Ilmiah
dengan judul “Penerapan Latihan Active Assistive Rom Spherical Grip Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Penderita Stroke Non
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan
Mataram.
lancar dan dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini selesai tepat waktu.
3. Melati Inayati Albayani, S.Pd., Ners., MPH selaku Ketua Program Studi D.III
v
sehingga penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
6. Semua Staf pengajar serta tata usaha STIKES YARSI Mataram yang telah
7. Kedua orang tua dan saudara-saudara tercinta yang telah memberikan doa,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan kemurahan hati dan
budi pekerti baik semua pihak yang telah membantu memberikan kesempatan,
Tulis Ilmiah.
Penulis
vi
INTISARI
PENERAPAN LATIHAN ACTIVE ASSISTIVE ROM SPHERICAL GRIP
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS
PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PELANGAN
SAEPUDIN RAHMAN
(2020)
vii
ABSTRACKT
PENERAPAN LATIHAN ACTIVE ASSISTIVE ROM SPHERICAL GRIP
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS
PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PELANGAN
SAEPUDIN RAHMAN
(2020)
Program Studi Jenjang D.III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Yarsi Mataram
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
2.1.10 Pemeriksaan Penunjang ................................................. 26
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke ..................... 29
2.2.1 Pengkajian..................................................................... 29
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................. 35
2.2.3 Intervensi keperawatan (Nanda NIC & NOC 2015-
2017)............................................................................. 39
2.2.4 Implementasi ................................................................. 44
2.2.5 Evaluasi ........................................................................ 45
2.3 Konsep Tindakan Keperawatan ................................................ 47
2.3.1 Range of Motion (ROM) ............................................... 45
2.3.2 Konsep ShepricalGrip ................................................... 51
2.3.3 Teknik Pemberian SphericalGrip .................................. 52
2.3.4 Manfaat Pemberian ShepricalGrip ................................ 53
BAB 3METODE PENELITIAN .............................................................. 55
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
ataupun parsial yang terjadi selama kurun waktu 24 jam (Prok, 2016).
dan kanker. Sekitar 15 juta orang menderita stroke setiap tahun, dengan
sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengalami kematian ( 3,5 juta
motorik. Selain itu terjadi peningkatan angka kejadian stroke yang berusia
2016).
1
2
Indonesia terjadi pada kelompok usia >75 tahun dengan prevalensi penderita
stroke sebesar 50,2%. Penyakit stroke tidak hanya menyerang orang lanjut
usia saja. Penderita stroke sudah mulai dari kelompok usia 15-24 tahun
dengan prevalensi 0,4%, usia 24-34 tahun sebanyak 1,4%, usia 35-44 tahun
otot. Otot yang mengecil karena atrofi lambat laun akan kehilangan
sehingga perlu dilakukan pemulihan pada fungsi motorik halus. Defisit pada
karena tidak adanya stimulus dari saraf yang merangsang sereblum dan
korteks serebri yang mengatur suatu pola gerakan tubuh (Kartika, dkk,
2017).
3
yang sangat bermanfaat terutama bagi orang yang tidak ingin terkena stroke,
atau bahkan individu pasca stroke (Germas,2018). Salah satu latihan yamg
di anjurkan bila penderita pasca stroke sudah mampu bergerak adalah Range
Of Motion (ROM) akan tetapi geraknya masih sangat terbatas karena adanya
masa otot dan tonus otot. Latihan ROM adalah latihan gerakan sendi yang
melakuakan kegiatan yang paling aktif , maka lesi bagian otak yang
tiga tahap yaitu membuka tangan, menutup jari untuk menggenggam objek
(Gersal&Angliadi, 2016).
proses rehabiltasi pasien post stroke yang dapat di gunakan perawat untuk
di rumah sakit.
pada pasien stroke, untuk mengurangi resiko kecacatan dan kelemahan otot
atas.
1.4.1 Masyarakat
pasien stroke.
1.4.3 Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal atau global yang terjadi secara cepat dan
mendadak (dalam menit atau pun detik) yang berlangsung lebih dari
yang berlaku dalam tempoh masa 24 jam atau lebih dan dapat
7
8
disebabkan oleh gangguan aliran darah pada otak yang dapat timbul
1. Anatomi
2. Fisiologi
a. Sereberum
sereberum.
b. Batang Otak
d) Membantu kerjajantung
11
mata.
besar
ventral medulla.
oblongata Fungsinya :
c) Pusat pernafasan
e) Serebelum
2.1.3 Etiologi
diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian dibawah ini, yaitu :
nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak
responsif.
gejala umum yang terjadi pada stroke yaitu wajah, tangan atau kaki
yang tiba-tiba kaku atau mati rasa dan lemah, dan biasanya terjadi
pada satu sisi tubuh saja. Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan
pasien dalam kondisi tidur dan gejalanya baru dapt diketahui ketika
mana yang rusak. Tanda dan gejala yang umumnya terjadi pada
stroke atau TIA yaitu wajah, lengan, dan kaki dari salah satu sisi
tubuh mengalami kelemahan dan atau kaku atau mati rasa, kesulitan
2.1.5 Patofisiologi
paling sering terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna
yang ada di leher (Guyton & Hall, 2012). Adanya gangguan pada
jaringan otak.
darah secara drastis dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri
(AHA, 2015).
17
2.1.6 Pathways
18
2.1.7 Klasifikasi
1. Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subaraknoid
1) Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
beberapa hari.
2) Stroke komplit
Dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap
2.1.8 Komplikasi
sinar matahari.
atau karena umur sudah tua. 25% menderita depresi mayor pada
fase akut dan 31% menderita depresi pada 3 bulan paska stroke
pemberian obat.
21
dan nyeri bahu pada bagian di sisi yang lemah. Kontraktur dan
tetapi juga dapat menyerang orang secara fisik yang sehat juga.
2010).
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Fase akut
b. Fase rehabiliasi
c. Pembedahan
d. Terapi obat-obatan
3) Antikolvusan : fenitoin
rumah.
mungkin
hari
adalah:
1. Radiologi
a. Angiografi serebri
adanya aneurisma
b. Lumbal pungsi
c. CT-Scan
permukaan otak
e. USGDoppler
f. EEG
2. Laboratorium
c. Test kimiadarah
keperawatan.
2.2.1 Pengkajian
stroke meliputi :
1. Identitas Pasien
2. Keluhan utama
sering kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Pada
yang lain.
kegemukan.
diabetes melitus.
6. Riwayat psikososial
7. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Tanda-tanda vital :
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Pernafasan
4. Suhu
stroke.
c. Rambut
d. Wajah
30
e. Mata
f. Hidung
lidah akan mendorong pipi kiri dan kanan, bibir simetris, dan
h. Telinga
i. Leher
j. Thorak
k. Abdomen
l. Ekstermitas
1) Atas
tromer).
2) Bawah
1. Analisa Data
2013).
2. Perubahan perilaku.
3. Perubahan respon Iskemik jaringan pada otak
motorik.
4. Perubahan reaksi pupil.
5. Kesulitan menelan Syok neurologik
6. Kelemahan atau paralisis
ekster-
mitas.
7. Abnormalitas bicara
8. GCS 7-9
9. Kesadaran somnolen
2 Data subjektif Iskemik pada arteri serebral Hambatan
1. Mengeluh sulit anterior mobilitas fisik.
menggerakan ekstermitas.
2. Nyeri saat bergerak.
3. Enggan melakukan Gangguan premotor area
pergerakan.
4. Merasa cemas saat Kerusakan neuromoskular
bergerak.
Data objektif Hemiparesis
1. Kekuatan otot menurun
(3). Hambatan mobilitas fisik
2. Rentang gerak menurun.
3. Sendi kaku.
4. Gerak tidak terkordinasi.
5. Gerak terbatas.
6. Fisik lemah.
2 Gangguan mobilit Setelah melakukan 1. Kaji keadaan umum 1. Agar pasien bisa
as fisik b/d gangg tindakan keperawat Dan identifikasi resi Memahami prosed
uan neuromuskul an 7x dalam 7 hari ko latihan dan prose ur latihan serta kad
38
rapi sehat.
status alergi,
program diet
7. Demonstrasikan
cara memposisikan
diri
membersihkan diri
9. Dorong pasien u-
ntuk mengungkap
keluhan menge-nai
defisit
istirahat
verbal b.d kerusakan pasien dapat berfungsi tekanan, kualitas, 2. Menyediakan waktu
eroleh, mengatur,
dan menggunakan
informasi
6. Mampu mengon-
terhadap ketidak
mampuan berbic-
ara
7. Mampu meneje-
emen kemampuan
8. Mampu mengko-
munikasikan keb-
utuhan dengan
lingkungan sosial
tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
43
nyeri berkurang
rentang normal
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
keperawatan.
keperawatan keluarga.
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh
2011).
1. Tujuan tidakrealitas
diberikan perawat.
asuhankeperawatan.
melakukan pergerakan.
posisi lurus.
secara aktif dengan bantuan gaya dari luar seperti terapis, alat
beban.
menyelesaikan gerakan).
erobik.
proses penyembuhan.
dan peradangan.
masih dapat
Bagian
Tubuh Gerakan Penjelasan Rentang
1. Leher Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada Rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak Rentang 45°
Rentang 40-
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh 45°
Mungkin
Memiringkan kepala sejauh mungkin
Fleksi lateral sejauh Rentang 40-
mungkin kearah setiapbahu 45°
Rotasi Memutar kepala sejauhmungkin dalam Rentang 180°
gerakan sirkuler
2. Bahu Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping Rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di Rentang 180°
samping tubuh
Rentang 45-
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang 60°
tubuh, siku tetap lurus
Menaikan lengan ke posisi samping di
Abduksi atas Rentang 180°
kepala dengan telapak tangan jauh dari
Kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke samping Rentang 320°
dan menyilang tubuh sejauh mungkin
Dengan siku pleksi, memutar bahu
Rotasi dalam dengan Rentang 90°
menggerakan lengan sampai ibu
jari
menghadap ke dalam dan ke belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan Rentang 90°
sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran Rentang 360°
Penuh
Menggerakkan siku sehingga lengan
3. Siku Fleksi bahu Rentang 150°
bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan
sejajar bahu
Ektensi Meluruskan siku dengan Rentang 150°
menurunkantangan
4. Lengan Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan Rentang 70-
sehingga telapak tangan menghadap ke
Bawah atas, 90°
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak Rentang 70-
tangan menghadap ke bawah 90°
5.Pergelang Menggerakan telapak tangan ke sisi
an Fleksi bagian Rentang 80-
Tangan dalam lengan bawah 90°
Mengerakan jari-jari tangan sehingga
Ekstensi jari- Rentang 80-
50
12.Jari-jari
kaki Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah Rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki Rentang 30-60°
7. KekuatanOtot
dapat dipalpasi.
maksimal.
1. Pengertian ShepricalGrip
(2013) adalah:
joint) dan jari- jari (phalangs). Banyak dijumpai pada insan stroke
akan sampai pada saraf pusat dan munculah proses fasilitasi dan
3.1 RancanganPenelitian
Tulis Ilmiah adalah desain studi kasus. Penilitian desain studi kasus adalah
Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus
56
57
5. Nilai kekuatan otot derajat 3 yaitu melawan gravitasi tetapi tidak dapat
3.3 FokusStudi
non haemoragik
gangguan orientasi ruang, waktu, atau personal, kesulitan bicara secara tiba-
tiba, kehilangan keseimbangan, rasa kebas yakni mati rasa atau kesemutan
pada satu sisi tubuh, dan kelemahan otot-otot pada satu sisi tubuh.
sebuah benda berbentuk bulat seperti bola karet pada telapak tangan, dimana
saat responden melakukan latihan dengan bola karet, beban yang diangkat
lebih besar dari pada responden yang melakukan latihan dengan benda lain
seperti tissue gulung yang menyebabkan kontraksi otot dengan tenaga yang
1. Tujuan
2. Persiapan Peralatan
a. Bola karet
3. Tahap Prainteraksi
4. Tahap orientasi
5. Tahap kerja
a. Mencuci tangan
h. Dokumentasi
6. Tahap terminasi
a. Merapikan pasien
d. Mencuci tangan
e. Dokumentasi
dipalpasi.
sesuaiperintah.
3.6.4 Lembarwawancara
Assistive Range Of Motion spherical grip sebanyak 2 kali sehari ( pagi dan
3.7.3 Wawancara
disusun sistematis.
analisis adalah:
transkrip.
3.9.3 Kesimpulan
metode induksi.
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
(Hidayat, 2010).
(Hidayat, 2010)
BAB 4
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 76 Tahun
Pendidikan : SD
pekerjaan : IRT
Agama : Islam
65
66
Nama : Ny.S
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Keluhan Utama
untuk bergerak.
keluarga.
rawat di RS.
Genogram :
Keterangan :
: Pasien
: Laki-Laki
: Perempuan
// : Cerai Hidup
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
pasien ideal).
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas-Latihan
oranglain.
lebih 1-2 jam dan tidak ada keluhan saat istirahat tidur.
pukul 21:00- 04:00 pagi kadang telat bangun dan tidak ada
71
peneliti.
normal.
72
pada pasien, tidak ada gangguan pada Rahim dan tidak ada
ada solusinya.
8. Pemeriksaan Fisik
d. BB : 65 kg
e. TB : 168 cm
f. IMT : 27
tebal.
arlojitersebut.
hidung simetris.
tekan.
masih kaku.
8) DadaThorax
a) Paru
pernafasan20x/menit.
Auskultasi : Vesikuler
b) Jantung
Perkusi : pekak
9) Abdomen
pembesaran umbilicus.
10) Genetalia
detik.
3 5
4 5
Kekuatan Otot :
3 5
4 5
9. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Terkaji.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Nama : Ny.A
Umur : 76 Th
3 5
4 5
tengkuk. Penyumbatan
3. Pasien mengeluh
pembuluh darah
lemas.
Data Objektif : Otak
1. Pasien tampak lemah
2. Kesadaran :
composmetis
3. GCS : E=4, V=5,
Suplai O2 ke otak
M=6
4. TTV :
TD = 170/100mmHg
N = 90 x/m
RR = 20x/m Iskemik jaringan
S = 36,5o C
pada otak
5. CRT < 2 detik
6. Kekuatan otot :
3 5
4 5
7. Motorik lengan ada Saraf pusat terganggu
gerakan
8. Motorik tungkai ada
gerakan
2. Rumusan Diagnosa
Kekuatan otot:
3 5
4 5
3 5
4 5
C. Intervensi Keperawatan
Nama : Ny.A
Umur : 76 Th
D. Implementasi Keperawatan
Nama : Ny.A
Umur : 76 Th
11. Memberikan pujian positif saat aktivitas 11. Pasien tampak lebih semangat
latihan rentanggerak aktif assistive range latihan.
of motion spherical grip
12. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas 12. Pasien tampak mencoba
mengurangi kecemasannya
13. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 13. Pasien tampak mengikuti
untuk mengurangi cemas yang di contohkan peneliti
dan pasien tampak lebih
rilexs.
Rabu 1&2 1. Mengkaji keadaan umum 1. keadaan umum pasien lemah.
15-07-20 1&2 2. Monitor TTV : TD, N, S, dan RR. 2. TTV :
TD = 170/100 mmHg
08:30 S = 36,5o C
Wita N = 90x/m
RR = 20x/m
3. Mempertahankan lingkungan yang 3. Pasien tampak lebih nyaman
2 nyaman.
4. Mengukur kekuatan otot kepada pasien
4. Pasien mampu mengangkat
dengan pengujian otot secara manual
1 tangan kanan dengan gerakan
yaitu(MMT) Manual Muscle Testing
09:00 ekstensi dan bisa menahan
pengukuran di lakukan padatangan kanan
Wita gravitasi, pada saat peneliti
dengan mengintruksikan pasien
mencoba memberikan tahanan
mengangkat tangan gerakan ekstensi
dari atas telapak tangan pasien,
kemudian lihat apakah pasien bisa
09:00 pasien tidak bisa menahan,
menahan gravitasi dan peneliti mencoba
Wita kekuatan otot tangan kanan
memberikan tahanan dari atas telapak pasien derajat 3 (mampu
tangan pasien menggunakan tangan bergerak dengan luas gerak
peneliti, kemudian lihat respon pasien.
sendi penuh dan melawan
gravitasi tanpa tahanan)
5. Kemudian melakukan pengukuran
5. Pasien mampu mengangkat
kekuatan otot pada kaki kanan dengan
1 kaki kanan dengan gerakan
cara posisikan pasien tiduran instruksikan
ekstensi dan bisa menahan
pasien mengangkat kaki dengan gerakan
86
E. Evaluasi
4.2 Pembahasan
Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat pada gangguan persarafan dengan kasus
masalah yang ditemukan antara teori dengan kasus Stroke Non Haemoragik.
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas secara bertahap mulai dari
4.2.1. Pengkajian
Juli 2020 jam 08.30 Wita di Rumah pasien diDusun Rambut Petung
Gerung Lombok Barat NTB selama 2 minggu lebih pada bulan februari
di rawat di RS.
atau kelumpuhan pada anggota gerak, juga ganggaun pada proses bicara
pada sistem motorik oleh karena tidak adanya stimulus dari saraf yang
suatu pola gerakan. Keluhan utama yang didapatkan pada pasien Stroke
sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik,
secara tiba-tiba.
sel-sel saraf. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi kematian sel-sel otak
dua arteri karotis interna dan dua arteri vtebralis, arteri-arteri ini
fungsi aktivitas latihan yang terjadi pada pasien Ny.”A” sejalan dengan
kekuatan otot :
3 5
4 5
2. Resiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif berhubungan
3 5
4 5
Uraian hasil yang diperoleh dari diagnosa pada kasus Ny “A” Merujuk
terjadi yang ditemukan pada tinjauan kasus Ny. “A”.Hal ini sesuai
serta dilengkapi dengan rencana yang memuat tujuan dan kriteria hasil.
sebagai berikut kaji keluhan pasien, ukur tanda-tanda vital sebelum atau
otot, beri pujian positif selama aktivitas latihan rentang gerak aktif
diberikan pada pasien stroke adalah latihan gerak atau yang sering
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot,
yang akan dicapai pada tahap evaluasi yaitu aktivitas rentang gerak dan
penulis.
103
dilakukan selama 7 hari, yaitu dari tanggal 14 Juli 2020 sampai dengan
kemudianmenerapkanlatihanRangeOfMotion(ROM)aktif assistive
skala kekuatan otot 3 (Mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh
dan melawan gravitasi tanpa tahanan). Uraian hasil yang diperoleh dari
tinjauan kasus Ny. “A” sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Evaluasi yang dilakukan penulis selama 7 hari dari tanggal : 14-21 Juli
150o dan ekstensi :150 o, Rentang gerak kaki sudah mencapai fleksi: 120 o
otot pasien masih derajat tiga dan empat pada ekstremitas kanan di
105
Efektif Pasien mengatakan sudah tidak pusing dan cemas serta nyeri
hal ini pengaruh dari sikap kooperatif subjek yang sangat berpengaruh
Dari hasil penelitian yang di lakukan penulis dari tanggal 14 Juli 2020
penelitian.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
tidak sepenuhnya.
5.2 Saran
(Stroke Non Hemoragik) yang telah penulis lakukan, saran yang dapat
diberikan yaitu:
5.2.1. Masyarakat
105
109
tonus otot.
kepada pasien dan keluarga pasien tentang latihan active asstive range
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A (2017). Gambar anatomy otak; Di akses pada 23 Februari 2020 dari
http://en.wikipwdia.org/wiki/lobe
Brunner, & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Bakara, D. M., & Warsito, S. (2016). Latihan Range of Motion (Rom) Pasif
Terhadap Rentang Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Journal, 7(2),
12–18.
Belakang, A. L. (2016). Dumaria, (2017)Gambaran Kekuatan Otot Dengan
Aktivitas Range Of Motion (Rom) Pada Lansia Pasca Stroke Di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Wredha Ciparay Bandung Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu, (2011).
Effendy,F. (2012).Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Elizabeth, Corwin. (2010). Patofisiologis. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Indrawati., Sari. dkk. (2016). Stroke Cegah Dan Obati Sendiri. Jakarta : Penebar
plus
Kesehatan, K. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018.
Kartika dkk. (2017). Pengaruh latihan Range Of Motion Aktif
terhadapperubahan Rentang gerak sendi pada penderita Stroke Di
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2013, IKESMA, 9 106-115.
Latifah, L. (2016). Pemenuhan Kebutuhan Activities of Daily Living (Adl) Pasien
Stroke Oleh Perawat Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta
Dan Gamping. 10–25.
Prok, gersal & Algandi (2016).Pengaruh latihan gerakaktif menggenggam bola
pada pasien stroke di ukur dengan hangripdynamometer. Jurnal e-
clinic(ecl)
Price, Wilson. (2011). Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Pradana, M. D. (2016). Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke
Non Hemoragik. Students E-Jurnal, 31–48.
Tarwoto, dkk, (2013).keperawata medical bedah gangguan system endokrin.
jakarta : tim
111
LAMPIRAN-LAMPIRAN
112
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan di lakukan oleh Saepudin Rahman dengan judul Penerapan Latihan Active
Assistive ROM Spherical Grip Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas
Atas Pada Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Stroke Dengan Masalah
Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik.
( Siti Candra )
( Martawati )
( Saepudin Rahman )
113
Petunjuk Pengisian:
Dibawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas partisipan
disediakan.
No. Partisipan :
( ) SMA ( ) Hindu
( ) Perguruan Tinggi ( ) Budha
...............................................................................................................
..........................................................................................................
...............................................................................................................
..........................................................................................................
...............................................................................................................
..........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
.........
115
Lampiran 3
Tujuan :
aktivitas sehari-hari
TahapPersiapan :
3. PersiapanPasien :
Tahap Pelaksanaan :
TahapTerminasi :
1. Evaluasi tindakan dan perasaanpasien
2. Merapikan alat danpasien
3. Melakukan kontrak waktuberikutnya
4. Mencatat hasiltindakan
117
Lampiran 4
Petunjuk :
dengan posisi yang nyaman yang diinginkan pasien dengan posisi duduk
handgrip dynamometer.
sekuat tenaga.
menggengambola.
kekuatanotot.
9. Berikan penilaian sesuai dengan hasil pengukuran pada kolom pre / post
test yangtersedia
118
Instrumen diisi oleh peneliti, dan pengisiannya dilakukan pada saat awal sebelum
pasien mendapatkan latihan gerak aktif menggenggam bola karet dan hari ketujuh
setelah semua rangkaian latihan gerak aktif menggenggam bola karet 2 kali sehari
Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Sebelum dan Sesudah Dengan Handgrip Dan Bola
karet
Pre-Test(Tanggal: ) Post-Test(Tanggal: )
119
Lampiran 5
Surat Rekomendasi Penelitian Dari STIKES YARSI Mataram
120
Lampiran 6
Surat Balasan Rekomendasi Penelitian Dari Puskesmas Pelangan
121
122
123
124