Anda di halaman 1dari 18

PERNIKAHAN ENDOGAMI LINTAS KERABAT DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KEHARMONISAN


KELUARGA
Haris Hidayatulloh; 2Mahmud Huda; 3Lailatus Sabtiani
1

harishidayatulloh87@gmail.com; 2cakhuudaa@gmail.com;
1

3
assabtianiy@gmail.com
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Abstrak: Pernikahan endogami kerabat pada saat ini sudah jarang kita
temui pada masyarakat, terutama pada masyarakat yang sudah modern.
Masyarakat yang semakin modern menyebabkan tiap orang lebih bebas
dalam menentukan pasangannya tanpa terikat adat istiadat yang berlaku di
daerahnya. Polemik dampak postif dan negatif pernikahan endogami
terhadap keharmonisan keluarga sangat beragam dalam penerapannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena terjadinya pernikahan
endogami kerabat dan dampaknya terhadap keharmonisan keluarga. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan menjodohkan anak-anaknya di
kalangan kerabat sudah menjadi tradisi yang turun temurun hingga saat
ini. Selain perjodohan, pernikahan endogami kerabat ini juga dilatar
belakangi dengan penjagaan terhadap harta keluarga, dan ketertarikan saat
acara reuni keluarga. Terdapat dua dampak positif dan dua dampak negatif
yang ditimbulkan dari pernikahan endogami kerabat terhadap
keharmonisan keluarga. Dampak positifnya adalah dan kejelasan nasab dan
mempererat kekerabatan. Sedangkan dampak negatifnya retaknya
persaudaraan dan keluarga terlalu ikut campur dalam hubungan rumah
tangga.

Kata Kunci: Pernikahan Endogami Kerabat, Keharmonisan

Abstract: Endogamous marriages of relatives at this time are rarely


encountered in society, especially in modern societies. An increasingly
modern society causes everyone to be more free in determining their
partner without being bound by the customs that apply in their area.
The polemic of the positive and negative impact of endogamous
marriage on family harmony is very diverse in its application. This
study aims to determine the phenomenon of endogamous marriage of
relatives and their impact on family harmony. The results of this study
indicate that the habit of matching their children among relatives has
become a tradition that has been passed down from generation to
generation until now. In addition to arranged marriages, endogamous

Jurnal Hukum Keluarga Islam


Volume … , Nomor … , Mei 2018; ISSN: 2541-1489 (cetak); 2541-1497 (online)
Lailatus Sabtiani

marriages of relatives are also motivated by the protection of family


property, and interest in family reunions. There are two positive
impacts and two negative impacts caused by endogamous marriage of
relatives on family harmony. The positive impact is to strengthen
kinship and clarity of lineage. Meanwhile, the negative impact is the
fracture of brotherhood and family too much to interfere in domestic
relations.
Keywords: Relatives wedding, harmonious

Pendahuluan
Pernikahan merupakan sunnatullah dan merupakan unsur
pokok karenanya diperintahkan untuk menyegerakan menikah
dengan maksud yaitu untuk menghidari fitnah dan zina bagi yang
mampu. Salah satu prinsip moral yang paling penting dalam
pandangan Islam adalah pernikahan dan membentuk keluarga.
Hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan merupakan
tuntunan yang diciptkan oleh Allah swt, dan untuk menghalalkan
hubungan ini maka disyaratkan melakukan akad nikah. 1
Pernikahan di Indonesia ada bermacam-macam salah satunya
yaitu pernikahan endogami. Pernikahan endogami adalah suatu
bentuk pernikahan yang berlaku dalam masyarakat yang hanya
memperbolehkan anggota masyarakat menikah dengan anggota lain
dari golongan sendiri. Perknikahan endogami pada saat ini sudah
jarang kita temui pada masyarakat, terutama pada masyarakat yang
sudah modern. Masyarakat yang semakin modern menyebabkan
tiap orang lebih bebas dalam menentukan pasangannya tanpa terikat
adat istiadat yang berlaku di daerahnya. Mereka cenderung
menganut asas kebebasan dalam memilih pasangan hidupnya.
Pernikahan antar kerabat mungkin dianggap tabu untuk sebagian
orang, tapi untuk sebagian yang lainnya, bisa jadi yang demikian itu
menjadi hal yang lumrah bahkan dijadikan kebiasaan.2

1
Al-Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, Cet. 2 (Jakarta: Pustaka
Amani, 2012), 67-68.
2
Andidarus, Pernikahan Endogami Perspektif Islam Dan Sains, Jurnal Alauddin, Vol.
08, No 01 (April 2017), 12.
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

Penerapan pernikahan endogami memiliki faktor yang menjadi


alasan beberapa masyarakat yang masih melestarikan pernikahan
tersebut. Salah satunya yaitu faktor kejelasan nasab dianggap
sebagai suatu sarana untuk mendapatkan calon pasangan yang lebih
jelas latar belakangnya. Hal ini juga menjadi faktor dari penerapan
pernikahan endogami. Polemik dampak postif dan negatif
pernikahan ini sangat beragam dalam penerapannya, dampak postif
dari pernikahan endogami diantaranya ialah jelasnya keturunan
yang dihasilkan dibandingkan menikah dengan seseorang di luar
hubungan kekerabatan keluarga. Selain itu, dampak negatif dari
pernikahan endogami tersebut diantaranya adalah retaknya
hubungan kekerabatan yang ditimbulkan jika rumah tangga yang di
bangun dari pernikahan endogami berakhir pada perceraian, tidak
menambah saudara atau kerabat, dan keluarga terlalu ikut campur
dalam hubungan rumah tangga. Menilik pada dampak tersebut,
menandakan perkawinan endogami menjadi peluang retaknya
hubungan kekerabatan bagi sebagian orang.
Melihat realitas tersebut penulis ingin mengetahui faktor-
faktor yang melatarbelakangi masyarakat di Desa Kramat Sukoharjo
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember dan dampak yang muncul
dari adanya pernikahan endogami yang ada di desa tersebut
terhadap keharmonisan keluarga. Hal inilah yang akan penulis kaji
dan menganalisisnya secara lebih lanjut dan mendalam dalam
sebuah skripsi yang berjudul “Pernikahan Endogami Lintas Kerabat
dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Keluarga” (Studi Kasus di
Desa Keramat Sukoharjo Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember).
Sebagai acuan dan perbandingan, berikut beberapa kajian
yang memiliki kesamaan, akan tetapi terdapat perbedaan yang
mendasar. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Siti Zya Ama yang
berjudul “Pernikahan Kekerabatan Bani Kamsidin (Studi Kasus
Pernikahan Endogami Di Jawa Timur 1974-2015 M)”, merupakan
penelitian yang fokus membahas pernikahan kekerabatan pada Bani

Volume … , Nomor … , Mei 2019


Lailatus Sabtiani

Kamsidin. Mulai dari awal mula munculnya tradisi ini, bagaimana


perkembangannya sampai pada masa kini.
Kedua, yang dilakukan oleh Hafidhoh Nuurul Ismatullah
berjudul “Praktik Perkawinan Endogami Perspektif Hukum Medis Dan
Hukum Islam (Studi Kasus di Dusun II Desa Tipar Kidul Kecamatan
Ajibarang Kabupaten Banyumas)” juga membahas pernikahan
endogami. Fokus penelitian endogami ini lebih kepada bagaimana
tinjauan menurut perspektif hukum medis dan hukum islam di Desa
Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.
Penelitian yang peneliti lakukan berbeda pada lokasi dan
pokok kajian yang akan diteliti, yaitu penelitian ini akan dilakukan
di Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember.
Untuk pokok kajian yang akan diteliti, peneliti mengkaji fenomena
pernikahan endogami kerabat dan dampaknya terhadap
keharmonisan keluarga.

Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian memuat jenis penelitian, pendekatan
penelitian dan analisis penelitian Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian seperti perilaku, persepsi motivasi tindakan dan lainya
seara menyeluruh dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
menggunakan berbagai metode ilmiah. Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) yang mengharuskan peneliti
turun di lapangan, dan terlibat dengan masyarakat setempat. 3 Data
primer diperoleh langsung dari narasumber yakni Zainuddin dan
Diana, Kun Sholehuddin dan Mariyatul Qibtiyah,
Syifa Aida dan Abdul Hamid, Tutik dan Edy, Bapak Ahim dan
Bapak Satimin. Sedangkan data sekunder merupakan data
pendukung yang diperoleh dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang
berkaitan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data
3
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001), 121. Jurnal
Hukum Keluarga Islam
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

diperoleh dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.


Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Miles dan Huberman yang membaginya menjadi tiga bagian,
yaitu: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data),
dan conclusion (kesimpulan).

Pernikahan Endogami
Pernikahan endogami merupakan pernikahan antar kerabat
atau yang dilakukan antar sepupu baik dari pihak ayah sesaudara
(patrilineal) atau dari ibu sesaudara (matrilineal).4 Dalam kamus
ilmiah populer dijelaskan pengertian pernikahan endogami, yaitu
pernikahan yang dibatasi hanya dalam lingkup kekerabatan sendiri.
Sedang dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa endogami
adalah p0rinsip pernikahan yang menghendaki pasangan dari
lingkungan sendiri. Lebih jelasnya, endogami adalah suatu
pernikahan antar ras, suku, atau kekerabatan dalam lingkungan
yang sama.5
Istilah pernikahan endogami sebenarnya memiliki arti yang
relatif, sehingga kita selalu perlu menjelaskan apa batas-batasnya.
Penentuan batas-batas tersebut tergantung pada budaya yang
dipegang oleh setiap masyarakat yang tentunya akan berbeda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. 6 Batasan itu
dapat berupa endogami agama, endogami desa, endogam kerabat,
endogami suku, ataupun endogami kasta. Misalnya endogami
agama yang merupakan larangan untuk melakukan pernikahan
dengan seseorang yang memiliki agama yang berbeda dari agama
yang kita anut. Seperti endogami kasta pada masyarakat Bali,
adanya larangan untuk melakukan perkawinan dengan pihak dari
luar kasta.7 Dalam pernikahan endogami kerabat perhatian yang
besar dicurahkan terhadap silsilah, agar dapat mempertahankan
4
Siti Zya Ama, ‘’Pernikahan Kekerabatan Bani Kamsidin”, Jurnal Sejarah
Peradaban Islam. Vol. 1 No.2 (2017), 323.
5
Ahmad bin Abdul Aziz al-Hamdan, Risalah Nikah, (Jakarta:Darul Haq, 2019), 4.
6
Duwi Nuryani, Setiajid, Puji Lestari, “Latar Belakang dan Dampak Perkawinan
Endogami Di Desa Sidigde Kabupaten Jepara”, Jurnal Unnes, Vol. 4. t.th. 5-6.
7
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta), 2010, 2.
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

tanah keluarga menjadi milik sendiri, ada juga yang beralasan


beralasan kepentingan keamanan dan kepentingan-kepentingan
sosial yang lain.8

Keluarga Harmonis
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
“keharmonisan” berasal dari kata “harmonis” yang berarti selaras
atau serasi. Harmonis adalah terpadunya dua unsur atau lebih. 9
Keharmonisan keluarga merupakan keadaan keluarga di mana
semua anggota keluarga merasakan kasih sayang, saling mencintai,
saling menjaga, saling menghormati serta dapat mengaplikasikan
tugas-tugas keluarga dengan baik hingga kehidupan keluarga
berkembang secara normal.10
Keluarga harmonis tidak terbentuk dengan sendirinya dan
tidak pula diturunkan dari leluhurnya. Keluarga harmonis terbentuk
berkat upaya semua anggota keluarga yang saling berinteraksi dan
berkomunikasi dalam satu keluarga (rumah tangga).
Keharmonisan keluarga adalah bentuk hubungan dan
perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin antara laki-laki dan
perempuan sebagai pasangan suami istri yang di penuhi oleh cinta
dan kasih sayang, Dengan tujuan untuk membentuk dan
menciptakan rumah tangga yang bahagia, tentram, damai, dan
kekal. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran QS. Ar-rum:21: 11

‫ك‬ َ ‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْ\وٓا ِالَ ْيهَا َو َج‬
َ ‫عل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً اِ َّن ِف ْي ذٰ ِل‬ َ َ‫َو ِم ْن ٰاٰيتِه اَ ْن خَ ل‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬
ٍ ‫اَل ٰٰي‬

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah


Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,
agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia
menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
8
Ibid.,
9
Asy’ari Mahmud, Berbulan Madu Menurut Ajaran Rasululllah, (Surabaya: Al-
Balagh, Tt), 16.
10
Rizem Aizid, Fiqih Keluarga Terlengkap (Yogyakarta: Laksana. 2008), 59.
11
Al-Qur’an (Ar-rum): 21.
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)


bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-rum:21).

Berdasarkan ayat di atas, terdapat 3 kata kunci yang harus


dipegangi dalam kehidupan keluarga yaitu sakinah, mawaddah, dah
rahmah. Sakinah sendiri memiliki arti tenang, terhormat, aman,
penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.
Mawaddah adalah jenis cinta yang membara dan menggebu.
Sedangkan rahmah adalah sejenis cinta yang lembut, siap berkorban
dan melindungi apa saja yang dicintai.12 Hal ini ternyata sangat
terkait dengan tafsir dari surat Al-Furqon ayat 74 yang erat
kaitannya dengan visi dari rumah tangga muslim. Firmannya
sebagai berikut:13

َ‫َب لَنَا ِم ْن اَ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعي ٍُن َّواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْين‬
\ْ ‫َوالَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا ه‬
‫اِ َما ًما‬
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Dalam ayat ini, Allah memberikan suatu petunjuk yang
sangat jelas bagi umat manusia tentang membina visi rumah tangga
muslim. Ada Empat hal yang menjadi poin utama bagaimana Allah
membimbing kita dalam hidup harmonis berumah tangga, yaitu
dengan pasangan, keturunan keharmonisan, dan kepemimpian.

Hak dan Kewajiban Suami Istri


Dalam kitab Irsyadus Syari, sebuah kitab kumpulan Kiai
Hasyim Asy’ari, terdapat kitab Dhau’ Al-Misbah fi Bayani Ahkami Al-
Nikah yang memiliki arti Cahaya Lentera dalam Menjelaskan
Hukum-Hukum Pernikahan. Siapa sangka, pendiri Pondok
Pesantren Tebuireng ini juga mengarang kitab tentang pernikahan.
12
Misbahul Ulum, Terjemah KItab Syarh ‘Uqudullujain fi Bayani Huquqizzaujain,
(Yogyakarta: Penerbit Kalam), 65.
13
Al-Qur’an (Al-Furqon): 74
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

Kitab ini menempati urutan ke tujuh dari sekitar dua belas


keseluruhan karya pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU)
tersebut. Lebih lanjut Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari
menyampaikan dalam kitabnya, Dhau al Mishbah fi Bayani Ahkam an
Nikah bahwa pada suami istri terdapat hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi. Hal ini ditulis dalam kitabnya berbunyi: 14

‫اال ان لكم على نساءكم حقا و لنساءكم عليكم حق‬


Terjemahannya: "Iingatlah sesungguhnya bagi kalian hak
atas istri-istri kalian dan bagi istri-istri kalian hak atas kalian.
Bagi suami harus mempergaulinya dengan baik, mu’asyarah bi al
ma’ruf. Suami harus memenuhi hak strinya dengan baik seperti
maharnya, nafkahnya, mu’nahnya, kiswahnya. Semua itu harus
dilakukan oleh suami dengan penuh kerelaan, hati baik, ucapan
yang lemah lembut, dan penuh Kesabaran atas prilaku buruk
misalnya si istri berakhlaq kurang baik. Firman Allah SWT dalam
QS. An-Nisa: 19:15

ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬


‫ُوف َوعَا ِشرُوه َُّن‬
Artinya: “Dan pergaulilah istri-istri mu sekalian dengan baik”.

Lalu dalam QS. Al-Baqarah: 228 yang berbunyi: 16

ِ ‫ال َعلَ ْي ِه ّن َد َر َجةٌ َوهَّللا ُ\ ع‬


‫َزي ٌز َح ِك ْي ٌم‬ ِ ‫ِّج‬ ِ ‫ولَه َُّن ِم ْث ُل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ّن بِ ْال َم ْعر‬
َ ‫ُوف َولِلر‬
Artinya: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Begitu pula bagi istri-istri, wajib mempergauli suami mereka
dengan baik. Bagi Laki-laki wajib kepada istri-istri mereka
mempergauli dengan baik. Jadi, menurut saya, inilah pernikahan
14
Hasyim Asy’ari, Dhau al Mishbah fi Bayani Ahkam an Nikah (Jombang: At-Turas
Islami, t.th), 18.
15
Al-Qur’an ( An-Nisa'): 19.
16
Al-Qur’an (Al-Baqarah): 22
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

yang agung, pernikahan yang baik, pernikahan yang sesuai perintah


Allah. Kedua belah pihak dituntut harus sama-sama berlaku dan
berbuat baik kepada pasangannya. Baik suami maupun istri. Bukan
malah sepihak dan bukan satu saja, tapi keduadua nya harus sama-
sama berlaku baik kepada pasangannya masing-masing. 17

Manajemen Konflik Keluarga Harmonis


Perbedaan pendapat dan pandangan bahkan keinginan-
keinginan yang ada di dalam rumah tangga antara suami-istri
sesuatu hal yang lumrah dan sering terjadi. Justru dengan adanya
perbedaan-perbedaan itu, maka akan melahirkan solusi-solusi yang
sekiranya justru menjadikan rumah tangga menjadi lebih baik. Tidak
sedikit keluarga yang dibangun oleh suami-istri justru berakibat fatal
dan gagal, disebabkan kadang-kadang diakibatkan oleh hal yang
sepele, atau tidak bisa mengatasi perbedaan-perbedaan yang selalu
saja muncul dan ada dalam rumah tangga. 18
Manajemen Konflik adalah sebuah proses
mengelola konflik dengan menyusun sejumlah strategi yang
dilakukan oleh pihak-pihak berkonflik sehingga mendapatkan
resolusi yang diinginkan. Terdapat lima model manajemen
konflik menurut Thomas Kilmann yang bisa digunakan pasangan
suami istri dalam mengelola konflik demi mempertahankan
keharmonisan keluarga, yaitu:19
Pertama, Kompetisi (Competing). Kompetisi adalah posisi
seseorang dalam mengahadapi konflik yang menunjukkan seseorang
mengutamakan dirinya sendiri lebih besar di banding
mengutamakan kepentingan orang lain. Di posisi ini seseorang akan
menggunakan segala kekuatan, kemampuan, dan sumber daya yang
ada untuk mempertahankan posisinya dan meraih kemenangan.

Ainur Rahim Faqih. Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,
17

2016), 54.
18
Abdul Jalil, "Manajemen Konflik Dalam Keluarga Relevansinya Dalam
Membentuk Keluarga Sakinah", Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. (Juni 2021),
159.
19
Ibid., 162.
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

Kedua, Akomodasi (Accomodating). Akomodasi adalah posisi


seseorang yang mengorbankan kepentingan dirinya untuk
memenuhi kepentingan dan keinginan orang lain. Pada posisi ini,
seseorang mengalah walaupun sebenarnya ia ingin hal yang lebih
baik.
Ketiga, Menghindar (Avoiding). Menghindar adalah posisi
yang tidak memperjuangkan keinginannya sendiri maupun orang
lain. Intinya, dia tidak mau terlibat dalam konflik. Di tahap awal
orang pada posisi ini menggunakan diplomasi untuk menunda isu
yang dibahas beberapa saat. Kemudian ia akan menghindar dan
pergi di saat yang tepat.
Keempat, Kolaborasi (Collaborating). Kolaborasi adalah posisi
ini adalah lawan dari menghindar yakni membutuhkan usaha
bersama dari kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk
menemukan apa yang menjadi dasar bersama terlebih dahulu untuk
menemukan posisi yang lebih menguntungkan bagi keduanya. Bisa
jadi di dalam prosesnya terjadi ketidaksetujuan. Namun, pada
akhirnya akan ditemukan hal yang lebih baik bagi keduanya. Ini
membutuhkan kesabaran dan kesadaran untuk menghormati pihak
lain tanpa mengorbankan kepentingannya sendiri. Inilah kondisi
yang ingin dicapai kebanyakann orang saat menghadapi konflik.
Kelima, Kompromi (Compromising). Kompromi ada di posisi
tengah antara Kolaborasi dan Menghindar. Pada posisi terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, tidak semua
keinginan terpenuhi, ada hal yang dikorbankan demi pihak lain.
Pihak lain juga mengalami kondisi yang sama. Ada konsesi yang
ditawarkan dan diterima oleh masing-masing pihak. 20
Setiap dari kita mempunyai kapasitas untuk dapat
menggunakan lima model manajemen konflik yang dirumuskan
oleh Thomas Kilmann di atas. Utamanya bagi pasangan suami istri
ketika menghadapi konflik dalam memperthankan keutuhan rumah
tangga. Tidak ada gaya yang ideal dan terbaik untuk menghadapi
konflik yang kita temui. Belajar memahami ke lima teori konflik ini

20
Ibid., 165.
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

akan memudahkan kita untuk menggunakannya saat dibutuhkan


diwaktu yang tepat saat konflik terjadi.

Fenomena Terjadinya Pernikahan Endogami Lintas Kerabat di


Desa Keramat Sukaharjo Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
Pernikahan endogami kerabat yang dimaksud dalam
penelitian ini ialah pernikahan kerabat dekat sesama sepupu atau
kerabat sesama keluarga. Batasan sepupu dalam pernikahan
endogami dalam penelitian ini adalah pernikahan antara anak dari
paman atau bibi, cucu dari kakek dan nenek. Umumnya masyarakat
Desa Kramat Sukaharjo melakukan pernikahan endogami kerabat
diawali dengan perjodohan. Hal ini berdasarkan pernyataan dari
wali pasangan pernikahan endogami kerabat yang telah bertahun-
tahun dilaksanakan dengan tujuan ingin memelihara silaturrahmi
keluarga, memelihara keturunan sesama keluarga, dan
mempertahankan harta keluarga.
Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi masyarakat di
Desa Kramat Sukoharjo melakukan Pernikahan endogami kerabat.
Pertama, Perjodohan. Mayoritas nikah kekerabatan yang terjadi di
kalangan masyarakat Desa Kramat Sukoharjo diawali dengan proses
perjodohan. Bagi masyarakat Desa Kramat Sukoharjo, menolak
dijodohkan hampir tidak pernah terjadi. Sudah menjadi kebiasaan
bahwasanya yang lebih muda harus patuh apa kata dan kemauan
orang tua. Perjodohan adalah pernikahan yang semi pemaksaan,
yang mana menurut Kompilasi Hukum Islam dalam Pasal 16 ayat 1
dan 2:21 Perkawinan didasarkan atas persetujuan calon mempelai
dan disertai persetujuan calon mempelai wanita, dapat berupa
pernyataan tegas dan nyata dengan tulisan, lisan atau isyarat tapi
dapat juga berupa diam dalam arti selama tidak ada penolakan yang
tegas. Berdasarkan analisis KHI Pasal 16 ayat 1 dan 2 dengan data
yang peniliti dapat di lapangan menunjukkan bahwa meski
pernikahan endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo salah
satunya dilatar belakangi perjodohan atau pernikahan semi paksa

21
Kompilasi Hukum Islam
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

akan tetapi tetap atas persetujuan calon mempelai wanita.


Sebagaimanya yang tertulis dalam ayat (2).22
Kedua, menjaga harta keluarga. Kekayaan dipandang sebagai
penentu harga diri atau kehormatan dan sesuatu yang sulit
didapatkan. Harta kekayaan tidak kemana-mana ketika jodoh
berasal dari lingkup kerabat sendiri. Mereka menghendaki agar
harta kekayaan yang mereka miliki dikuasai secara asli oleh kerabat
sendiri, tanpa adanya orang asing atau orang diluar keluarga yang
turut menguasai harta kekayaan itu. Begitu juga dengan pencarian
calon bagi orang tua untuk anak-anaknya di Desa Kramat Sukoharjo
pun mempertimbangkan prediksi masa depan dari calon menantu
dari harta yang mereka miliki.
Ketiga, Ketertarikan Saat Acara Reuni Keluarga. Jodoh adalah
rahasia tuhan, kita tidak akan pernah tau akan berjodoh dengan
siapa. Kisah cinta setiap orang tentu berbeda satu sama lain. Tak
jarang seseorang memiliki perjalanan cinta yang unik dan tak biasa. 
Ada yang telah merantau jauh bahkan ke luar negeri tapi berjodoh
dengan rekan masa kecilnya sendiri, teman kerja, bahkan juga
sepupunya sendiri. Hal seperti ini dapat terjadi karena ketika kita
berjumpa dengan sepupu lawan jenis yang sudah lama tidak pernah
bertemu. Rasa suka dan naksir dengan sepupu sangat mungkin
terjadi, terlebih bila sudah lama tak berjumpa, pasti ada perbedaan
dan penampilannya menjadi semakin menarik.
Pernikahan dengan saudara sepupu sebenarnya bukan hal
yang baru didengar. Hal ini wajar terjadi, karena biasanya ketika
memasuki masa pubertas, melihat seseorang dengan paras yang
menarik pasti ada rasa untuk ingin memiliki dan menjadikan
pasangan hidup. Telah banyak tersebar salah paham di tengah-
tengah masyarakat, bahwasanya kita tidak boleh menikah dengan
sepupu. Baik itu sepupu dari ibu atau dari ayah. Ada yang telah
merantau jauh bahkan ke luar negeri tapi berjodoh dengan rekan
masa kecilnya sendiri, teman kerja bahkan juga sepupunya  sendiri.
Misan atau sepupu atau saudara sepupu ialah saudara senenek dan
22
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, Edisi I (Jakarta: Akademika Pressindo,
2012), 113.
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

sekakek. Sepupu datang dari kata "pupu" yang maknanya nenek


moyang. Pernikahan antar sepupu ini juga terjadi di Desa Kramat
Sukoharjo, mereka menikah bukan dari jalur perjodohan akan tetapi
kemauan dari keduanya. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa (4) ayat
22-23 disebutkan:23

ً‫َواَل تَ ْن ِكحُوا َما نَ َك َح آبَاُؤ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء ِإاَّل َما قَ ْد َسلَفَ ِإنَّهُ َكانَ فَا ِح َشة‬
ُ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم ُأ َّمهَاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوَأخَ َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َوخَ ااَل تُ ُك ْم َوبَن‬
‫َات‬ ْ ‫َو َم ْقتًا َو َسا َء َسبِياًل حُ ِّر َم‬
‫ُأ‬ ‫َأ‬ َ ْ‫ت َوُأ َّمهَاتُ ُك ُم ال تِي ر‬
‫َأ‬ ِ ‫َات اُأْل ْخ‬
‫ات نِ َساِئ ُك ْم‬ ُ َ‫َّضا َع ِة َو َّمه‬ َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َو خَ َواتُ ُك ْم ِمنَ الر‬ ‫اَّل‬ ُ ‫خ َوبَن‬ ِ ‫اَأْل‬
‫ُور ُك ْم ِم ْن نِ َساِئ ُك ُم الاَّل تِي َدخ َْلتُ ْم بِ ِه َّن فَِإ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َدخ َْلتُ ْم بِ ِه َّن‬ ِ ‫َو َربَاِئبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُحج‬
‫فَاَل جُ نَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ِئ ُل َأ ْبنَاِئ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن َأصْ اَل بِ ُك ْم َوَأ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اُأْل ْختَي ِْن ِإاَّل َما قَ ْد‬
ِ ‫ب ٱهَّلل‬ َ َٰ‫ت َأ ْي َمٰنُ ُك ْم ِكت‬ \ْ ‫ت ِمنَ ٱلنِّ َس ٓا ِء ِإاَّل َما َملَ َك‬ ُ َٰ‫صن‬َ ْ‫َسلَفَ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما َوٱ ْل ُمح‬
‫صنِينَ َغي َْر ُم َسٰفِ ِحينَ فَ َما‬ ِ ْ‫َعلَ ْي ُك ْم َوُأ ِح َّل لَ ُكم َّما َو َرآ َء َذٰ ِل ُك ْم َأن تَ ْبتَ ُغوا بَِأ ْم َوٰلِ ُكم ُّمح‬
‫ض ْيتُم بِ ِهۦ ِمن بَ ْع ِد‬ َ ‫يضةً َواَل جُ نَا َح َعلَ ْي ُك ْم ِفي َما ت َ َٰر‬ َ ‫ٱ ْستَ ْمتَ ْعتُم بِ ِهۦ ِم ْنه َُّن فَٔـَاتُوه َُّن ُأجُو َره َُّن فَ ِر‬
‫ض ِة ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ َ ‫ٱ ْلفَ ِري‬

Artinya: (22) “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita


yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah
lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah
dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).” (23) “Diharamkan atas
kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan,
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu
yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu
yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu
istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu
dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur
dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa
kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu), dan menghimpunkan (dalam perkawinan)
dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada

23
Al-Qur’an (An-Nisa): 22-24.
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha


Penyayang.” QS. An-Nisa (4) ayat 22-23.

Ayat ini menjadi dasar bagi masyarakat pernikahan endogami


kerabat yang berarti tidak termasuk dalam pernikahan yang dilarang
apalagi haram. Jadi, pernikahan endogami kerabat baik sesama anak
paman atau anak bibi boleh menikah satu sama lain dan
pernikahannya sah. Selain itu, penulis mencari dalil-dalil yang
berkaitan dengan perkawinan endogami dan menurut hadis hanya
dijelaskan tentang nikah mut’ah, nikah muhallil, dan nikah syighar.

Dampak Pernikahan Endogami Kerabat Terhadap Keharmonisan


Keluarga Di Desa Kramat Sukoharjo Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember
Membahas persoalan dampak yang terjadi pada pernikahan
endogami di Desa Kramat Sukoharjo dari hasil wawancara peneliti
dengan Edy dan pasangan endogami kerabat lainnya mengatakan
bahwa pernikahan endogami kerabat memiliki nilai-nilai yang tinggi
karena dengan adanya pernikahan endogami memberi dampak
positif dan negatif juga tentunya. Dampak positif pernikahan
endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo antara lain: Pertama,
Kejelasan nasab. Kejelasan nasab menurut beberapa responden yang
melakukan pernikahan endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo
sangat ditekankan, dengan alasan untuk menjaga garis nasab
keluarga besar oleh orang tua terdahulu. Dimana pernikahan
endogami kerabat dianggap sebagai suatu sarana untuk
mendapatkan calon pasangan yang lebih jelas latar belakangnya,
watak serta sifatnya, apabila dibandingkan dengan seseorang di luar
hubungan kekerabatan yang belum pasti sifat dan wataknya.
Menurut masyarakat Desa Kramat Sukoharjo yang masih
melestarikan adat pernikahan endogami kerabat, berharap dengan
menikahkan anaknya dengan kerabat yang sudah mereka kenal latar
belakang, sifat dan watak nya menghasilkan keturunan yang baik

Jurnal Hukum Keluarga Islam


Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

nantinya. Jika orang tua berasal dari keluarga yang bibit, bebet, dan
bobotnya baik maka akan menghasilkan keturunan yang baik pula.
Kedua, mempererat kekerabatan. Hubungan kekerabatan
merupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal usul
silsilah yang sama. Selain merupakan sebuah tradisi, pernikahan
endogami kerabat yang terjadi di Desa Kramat Sukoharjo bertujuan
untuk lebih mempererat hubungan tali silaturahmi.
Kekeluargaannya semakin kental, karena dengan pernikahan
endogami kerabat bisa mengeratkan tali persaudaraan diantara
keluarga keduanya yang masih mempunyai ketunggalan leluhur.
Masyarakat Desa Kramat Sukoharjo berasumsi bahwa dengan
pernikahan endogami kerabat juga bisa mendekatkan keluarga yang
mulai renggang. Sebagian dari masyarakatpun juga merasa
berbangga diri karena bisa dikatakan satu desa atau satu rumpun
adalah keluarga besar mereka semua.
Dampak yang kedua setelah dampak positif adalah dampak
negatif yang ditimbulkan dari pernikahan endogami kerabat di Desa
Kramat Sukoharjo. Pertama, retaknya hubungan kekrabatan. Kedua,
keluarga besar terlalu ikut campur terhadap masalah pasangan.
Dalam pernikahan endogami kerabat, jika berujung perceraian tak
jarang kekerabatan dari dua pihak keluarga menjadi renggang.
Akibatnya hubungan keluarga besar tidak harmonis seakan menjadi
orang asing. Sedikit banyak pada pasangan yang melakukan
pernikahan endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo jika
mengalami konflik sebagian keluarga pun pasti ikut andil dalam
penyelesaiannya. Dan hal itulah yang menyebabkan juga retaknya
hubungan kekeluargaan. Terlebih pernikahan endogami kerabat
yang notabenya keluarga sendiri, butuh kehati-hatian dalam
menyampaikan masalah agar tidak terjadi salah faham.
Suami istri adalah dua orang yang berbeda, baik pemikiran
maupun perilakunya. Menyatukan dua orang yang berbeda tidak
semudah membalikkan telapak tangan, sehingga normal dalam
rumah tangga jika timbul konflik. Begitu pula halnya dalam
pernikahan endogami, apalagi pasangan merupakan keluarga dekat,

Volume … , Nomor … , Mei 2019


Lailatus Sabtiani

konflik berisiko meluas hingga ke keluarga besar. 24 Berdasarkan hasil


observasi peniliti bersama pasangan endogami kerabat Desa Kramat
Sukohajo menyatakan bahwa tidak seluruhnya pernikahan
endogami kerabat di Desa tersebut berjalan harmonis. Bahkan ada
beberapa rekan mereka yang pernikahannya tidak tertolong dan
berujung perceraian. Konflik keluarga yang menyebabkan kedua
belah pihak harus berpisah. Hal ini juga menyebabkan keluarga
besar dari keduanya tidak saling tegur sapa lagi.
Peneliti berpendapat, bahwasanya pasangan suami istri
pernikahan endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo ini
menyelesaikan konflik untuk mempertahankan keharmonisan
keluarga menggunakan manajemen konflik cara kompromi
berdasarkan teori Thomas Kilmann. 25 Metode ini tepat digunakan
ketika kedua pasangan ketika dihadapkan pada jalan buntu dan
membutuhkan solusi sementara karena alasan waktu. Meskipun
solusi yang diciptakan dianggap adil, namun beberapa pihak
mungkin masih akan merasa tidak puas pada hasilnya. Dengan
menggunakan strategi memberi dan mengambil (give and take),
kedua belah pihak yang terlibat konflik mencari alternatif titik
tengah yang memuaskan sebagian keinginan mereka. 26 Hal ini
tergambar dari percakapan wawancara dengan keempat responden,
mereka menyikapi permasalahan dengan kedewasaan, tidak
membiarkan masalah rumah tangga diketahui oleh keluarga besar,
serta saling menyadari akan hak dan kewajiban suami istri.
Cara yang dilakukan oleh sebagian pasangan endogami
kerabat di Desa Kramat Sukoharjo yakni dengan tidak mengadukan
masalah kemana-mana, tapi ditutup rapat-rapat dan diselesaikan
antar suami istri. Contoh yang diaplikasikan oleh Syifa Aida dan
Abdul Hamid untuk mempertahnkan keharmonisan rumah

24
Abdul Jalil, "Manajemen Konflik Dalam Keluarga Relevansinya Dalam
Membentuk Keluarga Sakinah", 192.
25
Agimoto, Yanuar, “Memahami Proses Komunikasi Kelompok Dalam Pengelolaan
Konflik” Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 2, (Oktober, 2019), 7.
26
Ibid.,
Jurnal Hukum Keluarga Islam
Pernikahan Endogami Lintas Kerabat

tangganya yakni ketika suami sedang marah, istri yang diam, tapi
ketika istri sedang marah, suami yang diam.
Dari dampak positif dan negatif pernikahan endogami kerabat
yang dikemukakan diatas sudah sesuai dengan hasil observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil wawancara dengan
keempat responden pasangan pernikahan endogami kerabat warga
Desa Keramat Sukoharjo Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.

Kesimpulan.
Pada masyarakat Desa Kramat Sukoharjo, pernikahan ideal
terjadi jika seorang laki-laki maupun perempuan mendapat
jodohnya dalam lingkungan kerabatnya, baik dari pihak ibu
maupun dari pihak ayah. Karena pernikahan dalam lingkungan
kerabat dinilai makin mempererat hubungan kekerabatan. Dalam
masyarakat Desa Kramat Sukoharjo terjadinya suatu pernikahan
endogami kerabat di latarbelakangi dengan faktor perjodohan
dengan alasan birrul walidain, patuh dan hormat kepada orang tua.
Selain dari faktor perjodohan, alasan menjaga harta keluarga dan
ketertarikan saat acara reuni keluarga menjadi penyebab terjadinya
pernikahan endogami kerabat di Desa Kramat Sukoharjo.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh di lapangan,
terdapat dua dampak positif dan dua dampak negatif yang
ditimbulkan dari pernikahan endogami kerabat pada masyarakat
Desa Keramat Sukaharjo. Dampak positif yaitu: Pertama, kejelasan
nasab. Kedua, mempererat kekerabatan. Sedangkan dampak
negatifnya yang peniliti temukan dari pernikahan endogami kerabat
di Desa Kramat Sukoharjo adalah: Pertama, retaknya kekerabatan
jika berujung perceraian. Kedua, keluarga terlalu ikut campur dalam
hubungan rumah tangga.

Daftar Pustaka
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam Edisi I. Jakarta: Akademika
Pressindo, 2012.
Ahmad. Risalah Nikah. Jakarta: Darul Haq, 2019.
Volume … , Nomor … , Mei 2019
Lailatus Sabtiani

Aizid, Rizem. Fiqih Keluarga Terlengkap. Yogyakarta: Laksana, 2008.


Al-Hamdani. Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam Cet. 2. Jakarta:
Pustaka Amani, 2012.
Ama, Siti Zya. Pernikahan Kekerabatan Bani Kamsidin. Jurnal Sejarah
Peradaban Islam. Vol. 1 No.2 .2017.
Andidarus. Pernikahan Endogami Perspektif Islam Dan Sains. Jurnal
Alauddin, Vol. 08, No 01. (April 2017).
Azwar. Metode Penelitian. Jurnal Hukum Keluarga Islam. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2001
Asy’ari, Hasyim. Dhau al Mishbah fi Bayani Ahkam an Nikah. Jombang:
At-Turas Islami, t.th.
Asy’ari, Mahmud. Berbulan Madu Menurut Ajaran Rasululllah.
Surabaya: Al-Balagh, t.th.
Jalil Abdul. Manajemen Konflik Dalam Keluarga Relevansinya Dalam
Membentuk Keluarga Sakinah. Jurnal Hukum Islam Nusantara.
Vol. 4, No. 2021.
Rahim Faqih, Ainur. Bimbingan dan Konseling dalam Islam.
Yogyakarta: UII Press, 2016.
Setiaji, Puji Lestari, Duwi Nuryani. Latar Belakang dan Dampak
Perkawinan Endogami Di Desa Sidigde Kabupaten Jepara. Jurnal
Unnes, Vol. 4. t.th.
Ulum, Misbahul. Terjemah KItab Syarh ‘Uqudullujain fi Bayani
Huquqizzaujain. Yogyakarta: Penerbit Kalam.
Yanuar Agimoto. Memahami Proses Komunikasi Kelompok Dalam
Pengelolaan Konflik. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 2. 2019.

Jurnal Hukum Keluarga Islam

Anda mungkin juga menyukai