Anda di halaman 1dari 16

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN

Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
NOMOR: / .RSCH/IV/2016
TENTANG
PANDUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN

Menimbang :
a. Bahwa lingkungan Rumah Sakit yang sehat dapat diupayakan dengan
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari
lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat disekitar sarana
kesehatan;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu
diterbitkan Surat Keputusan Direktur tentang Panduan Pengendalian Lingkungan
di Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENETAPAN PANDUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT


CITRA HUSADA PANGKALAN BUN

Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Citra Husada Tentang Penetapan


Panduan Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan
Bun.

Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan


Pengendaliana Lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun.
Ketiga : Kebijakan ini mengatur Standar Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
Citra Husada Pangkalan Bun.
Keempat : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Standar Pengendalian
Lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun.
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

Kelima : Keputusan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di :Pangkalan Bun


Pada Tanggal :
Direktur RS Citra Hus

dr. Rizki Nur Amalia,Sp.P


NIK. 16. 01.2.206
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
NOMOR: / RSCH/IV/2016
TANGGAL :

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP


RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN

KEBIJAKAN UMUM

1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersinal yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenega harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin

9. bSeutliaanpabnumlain iwmaajlibsamtuembubluaantsleakpaolri.an.

KEBIJAKAN KHUSUS

1. Setiap pasien yang akan dirawat inap harus melakukan pendaftaran rawat inap dan
mendapatkan rekam medis.
2. Setiap pasien rawat inap harus mempunyai identitas yang sama dan sesuai dengan
identitas diri pada rekam medis pasien.
3. Setiap pasien rawat inap harus ditetapkan DPJP dan PPJP.
4. Untuk memantau kualitas pelayanan dilaksanakan kegiatan ronde oleh Komite
Medik dan supervisi oleh Ka.Instalasi Rawat Inap.
5. Semua pelayanan atau tindakan yang diberikan terhadap pasien harus dicatat
secara lengkap di rekam medis pasien.
6. Semua hasil pemeriksaan
rekam medis pasien. pasien rawat inap harus dimasukkan didalam berkas
7. Seluruh pelayanan perawatan di instalasi rawat inap difokuskan kepada mutu dan
keselamatan pasien.
8. Mobilitas pasien harus selau didampingi oleh perawat atau petugas yang diberi
kewenangan.
9. Setiap pasien yang akan meninggalkan rawat inap harus memiliki izin pulang dari
kasir rawat inap.
10. Pengiriman pasien yang akan dirawat inap diantar oleh perawat jalan ke ruangan.
11. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
12. Setiap pemeriksaan pasien rawat inap harus dilakukan oleh tenaga klinis (dokter
dan perawat ruangan).
13. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi maka setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
NOMOR: ............../.....RSCH/IV/2016
TANGGAL : NOVEMBER 2016

PANDUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN


RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
merupakan salah satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian lingkungan
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Lingkungan rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya jarang menimbulkan transmisi penyakit infeksi nosokomial namun
pada pasien-pasien yang immunocompromise harus lebih diwaspadai dan
diperhatikan karena dapat meninggalkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti
infeksi lainnya seperti infeksi saluran pernapasan Aspergillus, Legionella,
Mycobacterium TB, Varicella Zoster, Virus Hepatitis B, HIV.
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan yang
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan
ventilasi udara yang baik.
Panduan pengendalian lingkungan dibuat agar pelaksanaannya di lapangan
dapat terstandar dan berjalan dengan baik secara berkesinambungan baik
implementasi dan monitoring evaluasinya. Kerjasama antar setiap unsur di
lingkungan Rumah Sakit Citra Husada sangat diperlukan untuk mendukung
berjalannya kegiatan ini.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun.

Tujuan Khusus
1. Meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari
lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat disekitar sarana
kesehatan sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah dengan mempertimbangkan
cost efektif.
2. Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja

C. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
upaya peningkatan kesehatan, pelayanan kesehtan promotif, kesehatan preventif,
dan pelayanan kesehatan curative.
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 159b/Menkes/SK/Per/II/1988


tentang Rumah Sakit.
3. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lainnya Departemen Kesehatan 2009.

D. Sasaran
1. Direksi dan management Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun
2. Seluruh staf di lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun

E. Ruang Lingkup Manajemen Lingkungan Rumah Sakit


1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
2. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
3. Penyehatan Air
4. Pengelolaan Limbah
5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen
6. Pengendalian Serangga, Tikus & Binatang Pengganggu
7. Dekontaminasi melalui Disinfeksi permukaan
8. Persyaratan Pengamanan Radiasi
9. Upaya Promosi Kesehatan Lingkungan
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

BAB II
TATA LAKASANA

A. PENGERTIAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN


Pembersihan Lingkungan / Pengendalian Lingkungan adalah proses
membuang semua atau sebagian besar patogen dari permukaan dan benda yang
terkontaminasi. Pembersihan permukaan di lingkungan pasien sangat penting karena
agen infeksius yang dapat menyebabkan ISPA dapat bertahan di lingkungan selama
beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Pembersihan dapat dilakukan dengan air
dan detergen netral.
Disinfektan standar rumah sakit yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan
dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik dapat mengurangi tingkat kontaminasi
permukaan lingkungan. Pembersihan harus dilakukan sebelum proses disinfeksi. Hanya
perlengkapan dan permukaan yang pernah bersentuhan dengan kulit atau mukosa
pasien atau sudah sering disentuh oleh petugas yang memerlukan disinfeksi setelah
dibersihkan. Jenis disinfeksi yang digunakan di fasilitas kesehatan tergantung pada
ketersediaannya dan peraturan yang berlaku.
Sebagian disinfektan yang cocok untuk keperluan ini adalah:
1. Sodium hipoklorit – digunakan pada permukaan atau peralatan bukan logam
2. Alkohol – digunakan pada permukaan yang lebih kecil
3. Senyawa fenol
4. Senyawa amonium quaterner , dan/atau
5. Senyawa peroksigen

B. Kontruksi Bangunan Rumah Sakit


1. Lantai → kedap air, rata, tidak licin, warna terang, pertemuan lantai berbentuk
kontur dengan dinding, mudah dibersihkan
2. Dinding → permukaan kuat, rata, berwarna terang, dan cat tidak luntur serta tidak
mengandung logam berat
3. Ventilasi → ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam ruangan luas lantai,
ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan

C. Penyehatan Ruangan dan Bangunan


Penataan ruang bangunan dan penggunaan harus sesuai dengan fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dnegan mengelompokkan ruangan berdasarkan
tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
1. Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan,
ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan.
a. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai
b. Ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam kamar dengan baik, bila
ventilasi alamiah tidak menjamin harus dilengkapi dengan AC (penghawaan
mekanik)
c. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan
lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku
e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai

2. Zona dengan Risiko Sedang


Zona risiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan,
ruang ganti pakaian dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona
dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah

3. Zona dengan Risiko Tinggi


Zona risiko tinggi meliputi ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang jenazah dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
1) Dinding laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter
dari lantai
2) Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap dengan ketentuan
dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan
yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang sinar X
dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette
b. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan
lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku
c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai
d. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai

4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi


Zona risiko sangat tinggi meliputi ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan

gigi, ruang
sebagai gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan ketentuan
berikut:
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau vinyl setinggi langit-langit atau dicat
dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang
b. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai
c. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan semua pintu
kamar harus selalu dalam keadaan tertutup
d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air , dan berwarna terang,
e. Khusus ruang operasi harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-
langit
f. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai
g. Ventilasi atau penghawaan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi
filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya.
Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah
ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA
(ultra clean air) system
h. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara
i. Hubungan dengan ruang scrub up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian cleaning cukup
dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
j. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau
diatas langit-langit
k. Dilengkapi dengan saran pengumpulan limbah medis

D. Penataan atau Perawatan Ruangan


1. Furniture
Dibersihkan secara rutin setiap hari, khusus tempat tidur pasien gunakan disinfektan
2. Picture dan Fitting
Peralatan yang menetap di dinding hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga
mudah dibersihkan.
3. Gorden
Tidak menyentuh lantai dan dicuci secara periodik 1-3 bulan sekali

E. Kualitas Udara Ruang


1. Maintenance / pemeliharaan filter udara
2. Kamar operasi memiliki sistem tata udara tersendiri (Hepa filter)
3. Pergantian udara minimal 15 x perjam
4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20 - 22° C dan 30 – 60 %, untuk
mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat
5. Kebersihan udara ruangan harus tetap dipelihara, dengan membatasi jumlah
personil di ruangan
6. Tidak ada rekomendasi pemeriksaan rutin mikrobiologi udara sebelum , selama,
setelah membangun bangunan
7. Hindari penggunaan aerosol untuk pengharum ruangan

8. Cegah terjadinyapasien
tidak ditempati akumulasi debu dengan membersihkan saluran udara saat kamar

F. Index Angka Kuman Menurur Fungsi Ruangan

Konsentrasi Maks Mikro


No Ruangan Organisme Permeter Kubik Udara
(CFU / M³)
1. Operasi 10
2. Bersalin 200
3. Pemulihan/ perawatan 200 - 500
4. Observasi dan Perawatan bayi, ICU 200
5. Kamar Jenazah 200 – 500
6. Penginderaan Medis 200
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email rschpbun@gmail.com
Laboratorium, Radiologi 200 – 500
Sterilisasi 200
Dapur 200 – 500
Gawat Darurat, R. Luka Bakar 200
Administrasi, pertemuan 200 - 500

G. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus
sesuai dengan peruntukannya seperti dalam tabel berikut :

Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit


Intensitas
No Ruangan Keterangan
Cahaya (Lux)
1. Ruang Pasien Warna cahaya sedang
Saat Tidur Maksimal 50
Saat tidak Tidur 100 – 200
2.
R. Operasi, Anestesi, Pemulihan Meja Operasi
300 – 500
3.
10.000 – 20.000
Warna cahaya sejuk
atau sedang tanpa
bayangan
Laboratorium 75 – 100
Sinar X Minimal 60
Tangga, koridor, ADM Minimal 100 Malam hari
R. Alat, Dapur, Farmasi Minimal 200
R. Cuci, Toilet Minimal 100
R. Isolasi Khusus 0,1 – 0,5
Warna cahaya biru

H. Penghawaan atau Ventilasi


Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut :
1. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium perlu
mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-
ruang

2. tVeernsetiblausti ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit
(minimal 0,10 mbar) dibanding ruang-ruang lain di rumah sakit
3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban seperti berikut :

Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara


Menurut Fungsi Ruang atau Unit
Suhu Kelembaban
No Ruang atau Unit Tekanan
(ºC) (%)
1 Operasi 19 – 24 45 – 60 Positif
2 Bersalin Perawatan 24 – 26 45 – 60 Positif Seimbang
3 Observasi Bayi Perawatan Bayi22 – 24 45 – 60 Seimbang Seimbang
4 21 – 24 45 – 60
5 22 – 26 35 – 60
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email rschpbun@gmail.com
6 Perawatan prematur 24 – 26 35 – 60 Positif
7 ICU 22 – 23 35 – 60 Positif
8 Jenazah 21 – 24 - Negatif
9 Penginderaan Medis 19 – 24 45 – 60 Seimbang
10 Laboratorium 22 – 26 35 – 60 Positif
11 Radiologi 22 – 26 45 – 60 Seimbang

123 SDtaepruilrisasi 22 –– 30 35 –– 60 PSeoismitbifang


14 Gawat Darurat 19 – 24 45 – 60 Positif
15 Administrasi, pertemuan 21 – 24 - Seimbang
16 Ruang luka bakar 24 – 26 35 – 60 Positif

4. Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan
harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku)

I. Permukaan Lingkungan
1. Jangan melakukan disinfeksi fogging di area keperawatan
2. Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang , menghasilkan mist atau
aerosol
3. Jangan menggunakan disinfektan tingkat tinggi untuk meralatan non kritikal dan
permukaan lingkungan
4. Pilih disinfektan yang terdaftar dan gunakan sesuai petunjuk pabrik, jika tidak ada
petunjuk pembersihan dari pabrik ikuti prosedur tertentu
5. Hindari penggunaan karpet
6. Tidak mengizinkan bunga segar atau kering atau tanaman pot diarea perawatan
pasien
7. Kultur permukaan lingkungan kesehatan (untuk minum, mandi, pencucian,
pembersihan dll.

Upaya penyehatan kualitas air


1. Pemilihan sumber air yang mempertimbangkan :
a. Kualitasnya baik (fisik, kimia,biologis)
b. Kontinuitas (ketersediaannya terjamin)
c. Kuantitas (Q & H)
2. Batasi kontaminasi air atau sumber air
3. Bersihkan dan disinfeksi sink, penampungan air
4. Evaluasi untuk kemungkinan sumber air terkontaminasi
5. Hindari penempatan dekorasi air mancur dan kolam ikan di area perawatan pasien

Evaluasi Penyediaan Air


1. Tersedianya air bersih minimum 500 l/TT/hari
2. Pemeriksaan kimia air 2 x / tahun dari reservoir dan keran terjauh
3. Sampel dikirim ke laboratorium yang berwenang
4. Setiap 24 jam dilakukan pengukuran sisa khlor, pH, dan kekeruhan
5. Untuk ruang farmasi dan hemodialisis → air dimurnikan untuk penyiapan
obat/pengenceran larutan dan hemodialisis dapat menggunakan UV atau Hepa filter
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

J. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit


Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar
mandi seperti pada tabel dibawah :

No Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi


1 s/d 10 1 1
2 s/d 20 2 2
3 s/d 30 3 3
Setiap
4 penambahan 10 tempat
s/d 40 tidur harus ditambah
4 1 toilet dan 1 kamar
4 mandi

Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi
No Jumlah karyawan Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 s/d 20 1 1
2 s/d 40 2 2
3 s/d 60 3 3
4 s/d 80 4 4
5 s/d 100 5 5
Setiap penambahan 20 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi

K. Hygiene Sanitasi Makanan


Makanan dan minuman di rumah sakit adalah makanan dan minuman yang
disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman
yang di jual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu. Misalnya mencuci tangan, mencuci piring, membuang bagian makanan yang
rusak.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan. Misalnya menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah
dan lain-lain
Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan
1. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada
minuman angka kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel minuman
2. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya
100/cm² permukaan dan tidak ada kuman E. Coli
3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 °C
atau dalam suhu dingin kurang dari 4 º C. Untuk makanan yang yang disajikan lebih
dari 6 jam disimpan dalam suhu – 5 º C sampai – 1 º C.
4. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 10 º C
5. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email rschpbun@gmail.com
Jenis Bahan Digunakan untuk
Makanan
3 hari atau kurang 1 minggu atau 1 minggu atau lebih
kurang
Daging, ikan, udang –5 º C sampai 0º –10º C sampai Kurang dari –10º C
dan olahannya 5ºC

Telur, susu dan olahannya 5 º C sampai 7 ºC –5 º C sampai 0º Kurang dari - 5º C

S a y u r , minuman 1 0 1 0 1 0
T e p un 2 5 ºC 2 5 ºC 2 5 ºC
bu h
g da n
d a n
b ij i

6. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80 – 90 %


7. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit-
langit dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jarak bahan makanan dengan lantai 1,5 m
b. Jarak bahan makanan dengan dinding 5 m
c. Jarak bahan makanan dengan langit-langit 6 m
8. Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi
a. Bahan Makanan Kering :
1) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi
2) Bahan makanan tidak diletakkan di bawah saluran atau pipa air (air bersih/air
limbah) untuk menghindari terkena bocoran
3) Tidak ada drainase di sekitar gudang makanan
4) Semua bahan makanan hendaknya disimpan dalam rak-rak dengan
ketinggian rak terbawah 15-25 cm
5) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22ºC
6) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga
7) Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat untuk menjaga
sirkulasi udara
b. Bahan Makanan Basah / Mudah Membusuk dan Minuman
1) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman , disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10ºC - 15ºC
2) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan pada
suhu penyimpanan dingin (chilling) 4ºC - 10ºC
3) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam
disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu 0ºC - 4ºC
4) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang dari 24
jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 0ºC
5) Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu
6) Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup
7) Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang disimpan lebih
dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk
c. Makanan Jadi
1) Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida,
tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan
yang berlaku
2) Makanan jadi yang siap disajikan hars diwadahi atau dimkemas dan tertutup
serta segera disajikan.
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

9. Pengolahan Makanan
Unsur-unsur yang terkait dengan pengolahan makanan :
a. Tempat Pengolahan Makanan :
1) Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan
persyaratan kontruksi, bangunan, dan ruangan dapur
2) Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan
dengan antiseptik
3) Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup asap
4) Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux
b. Peralatan Masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses
pengolahan makanan
1) Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan
2) Peralatan masak tidak boleh patah atau kotor
3) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam yang
lazim dijumpai dalam makanan
4) Peralatan agar dicuci segera sesudah selanjutnya didesinfeksi dan dikeringkan
5) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan

c. Pendjiasmimaphan pMaadkaarnaakn terlindung dari vektor


1) Harus sehat dan bebas dari penyakit menular
2) Secara berkala minimal 2 kali setahun diperiksa kesehatannya oleh doktr
yang berwenang
3) Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung pengolahan
makanan dapur
4) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil
d. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah seiap santap perlu diperhatikan dalam cara pengankutannya
yaitu :
1) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan
bersih

2) Pengisian
untuk ruangkereta
gerakdorong tidak sampai penuh, agar masih tedrsedia udara
3) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengankur
bahan/barang kotor
e. Penyajian Makanan
1) Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan
yang dipakai harus bersih
2) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup
3) Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada
fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60°C dan 4°C untuk
makanan dingin
4) Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih
5) Makanan jadi harus segera disajikan
6) Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh dianjurkan kepada pasien
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

L. Pengelolaan Limbah
1. Definisi:
a. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis
c. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi
d. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
f. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan

paneemsbteaskiadran pdeimrubmuaathansaokbiatt sceitpoetrotki siinkcenerator,


dapur, perlengkapan generator,
g. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan
h. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan
bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang
telah diinokulas, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius
i. Limbah sototoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup
j. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce),

menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).


2. Persyaratan
a. Limbah Medis Padat
1) Minimisasi Limbah
a) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber
b) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan
kimia yang berbahaya dan beracun
c) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi
d) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai
dari pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan harus melalui
sertifikasi dari pihak yang berwenang
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

2) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang


a) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah
b) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan kembali
c) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus
anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang
yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya
d) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan
kembali
e) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui
proses sterilisasi
f) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali
g) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah
h) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk
pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X
i) Limbah sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan

d ib e ri l ab e l b er t u liskan “Limbah Sitotoksik”.


b. Limbah N o n M e d is P ad a t
1) Pemilahan dan Pewadahan
a) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah
medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam
b) Tempat pewadahan
– Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong
plastik hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang
“domestik” warna putih
– Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah padat melebihi 2 (dua)
ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat
2) Pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan
a) Bila ditempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari
20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus
dilakukan pengendalian
b) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang pengganggu yang lain minimal satu bulan
c. Limbah Cair
Kualitas (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan
harus memenuhi persyaratan baku mutu eefluen sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995 atau peraturan daerah
setempat.
d. Limbah Gas
Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat
dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
Kep-13/MenLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
RUMAH SAKIT CITRA HUSADA PANGKALAN BUN
Jl. Malijo, Kel. Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Telp. (0532) 2070777, Fax (0532) 2070789, email

BAB III
PENUTUP

Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan dengan :


1. Melakukan pembersihan dan disinfeksi dengan pembersih dan disinfektan yang tepat
2. Melakukan pemeliharaan peralatan medik yang tepat
3. Mempertahankan mutu air bersih
4. Mempertahankan ventilasi udara yang baik

Dengan adanya panduan pengendalian lingkungan ini semoga langkah dan usaha Rumah
Sakit Citra Husada Pangkalan Bun dalam pencapaian mutu dan kualitas rumah sakit yang
lebih baik akan tercapai.

Ditetapkan di :Pangkalan Bun


Pada Tanggal :
Direktur RS Citra Husada

dr. Rizki Nur Amalia,Sp.P


NIK. 16. 01.2.206

Anda mungkin juga menyukai