7345-Article Text-21551-1-10-20221209
7345-Article Text-21551-1-10-20221209
Received: Agustus 9, 2017 Accepted: Oktober 13, 2017 Online Published: Desember 27,
2017
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan tingkat kegiatan ekstrakurikuler, motivasi
belajar dan hasil belajar siswa; 2) Menganalisis pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS
terhadap hasil belajar, 3) Menganalisispengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa;
3) dan untuk menganalisis pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar
secara bersama-sama terhadap hsil belajar siswa. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Kota
Serang. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan analisis regresi dan korelasi.
Populasi penelitian 297 orang. Sampel penelitian 60 orang. Instrumen penelitian
menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, tingkat hasil belajar adalah
sangat tinggi mencapai 85,83%; tingkat kegiatan ektrakurikuler ROHIS adalah tinggi
mencapai 78,38%; tingkat motivasi belajar adalah sangat tinggi mencapai 86,14%; kedua,
terdapat pengrauh positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil
belajar pendidikan agama Islam, sebesar 10%; ketiga, terdapat pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam, sebesar 42%; keempat, terdapat pengaruh
kegiatan ektrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil
belajar pendidikan agama Islam, sebesar 45%. hasil belajar pendidikan agama Islam dapat
ditingkatkan melalui peningkatan kegiatan ektrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar peserta
didik.
Pendahuluan
1. Pendahuluan
Setiap sekolah tentunya mengharapkan para peserta didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan, namun faktanya ada sebagian siswa yang mengalami hasil belajar belum
sesuai harapan, hal ini dipengaruhi oleh faktor internal, seperti kurang semangat dalam
belajar, berdasarkan pengakuannya lebih senang bermain dari pada belajar di rumah, lebih
senang ke warnet atau bermain game yang tidak mengenal waktu, lebih suka ngobrol daripada
memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung. Di samping itu pula pengaruh faktor
eksternal, seperti kurangnya perhatian dan motivasi orang tua terhadap siswa, hal ini
disebabkan anggapan orang tua yang menyerahkan keberhasilan pendidikan seluruhnya hanya
kepada guru, padahal perhatian dan motivasi orang tua juga mempunyai peranan penting.
Tugas utama sekolah tidak semata-mata menjadikan siswa pintar dan terampil, tetapi
juga harus mampu menumbuhkembangkannya menjadi pribadi yang sehat jasmani dan
rohani, sadar dan bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, baik sebagai pribadi dan
205
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
makhluk Tuhan, maupun sebagai makhluk sosial. 1 Menurut Popi juga bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
Wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai bagian tak
terpisahkan dari tujuan kelembagaan.Di samping itu, kegiatan ekstrakurikiler merupakan
kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan
secara inkurikuler.2
Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas dalam belajar, tidak menyenangkan,
suka membolos dan sebagainya.Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak
diperolehnya motivasi yang tepat.Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah
tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.3
Menurut Beni, dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik
yang memiliki berbagai macam latar belakang, sikap dan potensi yang berpengaruh terhadap
kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak peserta didik yang kurang
termotivasi untuk belajar, untuk kepentingan itu guru dituntut membangkitkan motivasi
belajar peserta didik.4
Berdasrarkan uraian di atas penelitian init bertujuan mendeskripsikan tingkat hasil
belajar, kegiatan esktrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar peserta didik; serta
mengananalisis kontibusi kegiatan ektrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar.
2. Kajian Literatur
2.1.Hasil Belajar
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan
kosong, tak berilmu pengetahuan.Namun demikian, Tuhan memberi potensi yang bersifat
jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri. 5 Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an
sebagai berikut:
والله اخرجكم من بتون امهتكم ال تعلمون شيآ وجعل لكم السمع والنصار واألفئدة
Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati agar kamu bersyukur (QS.An-Nahl(16):78)”6
) الذي٣( )اقرآ وربك األكرم٢( )خلق اإلنسان من علق١( اقرآ باسم ربك الذي خلق
1 Popi Sopiatin, Managemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), .99
2 Popi Sopiatin, Managemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), .99
3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya , 2013),60-61
4 Beni S Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif,(Bogor : CV. Regina, 2009), 57
5Muhibbin Syah, Psikoligi Belajar, (Jakarta:PT RajaGravindo Persada, 2015), 87
6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 1989, 413
206
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
207
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Allah SWT. dan berakhlak mulia dengan mengimplementasikan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.10
Menurut Muhammad Alim Ekstrakurikuler ROHIS sebagai suatu wadah keagamaan
yang bergerak secara independen di mana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh
siswa serta Pembina ROHIS, sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat
dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai
secara jelas.11
Menurut Supiana dan Murip Yahya dalam Badrudin, Ruang lingkup kegiatan ROHIS
diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut:Pertama Keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. dan pemahaman ajaran Islam, Kedua Kesadaran untuk berorganisasi, Ketiga
Mengorganisasikan tugas sehari-hari, Keempat Kemampuan keterampilan hidup yang dasar,
Kelima Keterampilan berbahasa santun, Keenam Kesadaran berestetika, Ketujuh Kesadaran
menaati peraturan, Kedelapan Keterampilan sosial, Kesembilan Keterampilan pengelolaan
agresivitas, Kesepuluh Keterampilan mengelola stress, dan ke sebelas Keterampilan
merencanakan kegiatan.12
Aktualisasi
Diri
Penghargaan
Cinta Kasih
Rasa Aman
Kebutuhan Fisologis
Dari gambar hierarki kebutuhan Maslaw di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk
makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas dan sebagainya.
10 Dirjen PAIS dan Depdiknas, Panduan Pelaksanaan Rohani Islam, (Jakarta: Kemenag dan
Kemendiknas,2009),10-11
11 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 8.
12 Badrudin, Manajemen Peserta Didik (Jakarta:PT Indeks Permata Puri Media, 2014),164 - 165.
13 Sardiman,A.M, Interaksi & Motivasi Belajar mengajar (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2014), 73-74
14Hamzah B. Uno,Teori Motivasi & Pengukuran: Analisis Dibidang Pendidikan(Jakarta:Bumi Aksara 2016),
40-41
208
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Kebutuhan akan Rasa Aman. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan,
perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk
merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.
Kebutuhan Cinta Kasih dan Sosial.Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan
fisiologis dan rasa aman, maka kebutuhan manusia selanjutnya akan beralih pada hubungan
antar manusia. Cinta dan kasih sayang yang dibutuhkan dalam tingkat ini.sehingga terjalin
interaksi sosial sesama manusia, seperti cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya,
demikian juga cinta dan kasih sayang guru terhadap peserta didik. Selain itu juga bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, saling bantu dalam segala hal,
hidup berdampingan dengan damai serta saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Kebutuhan akan Penghargaan. Setiap manusia mempunyai kelebihan masing-masing,
kepercayaan diri atas kemampuan yang dimiliki menjadi layak untuk dihargai dan dihormati,
karena manusia butuh akan penghargaan.
Kebutuhan Aktualisasi diri.Kebutuhan aktualisasi diri menurut teori Maslow berada
pada tingkat paling tinggi. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, maka seseorang
ingin mencapai secara penuh potensinya, dengan berbagai upaya seperti mengembangkan
bakat dan meningkatkan segala potensi diri secara maksimal.
3. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan pada SMP Negeri 3 Kota Serang.Sampel penelitian adalah siswa
berjumlah 60 orang.Instrumen penelitian hasil belajar menggunakan tes yang dibuat oleh Soal
ulangan umum SMP Negeri 3 Kota Serang. Instrumen aktivitas ROHIS mengunakan angket
dengan indikator: ketekunan, keuletan, minat dan ketajaman perhatian, keinginan berprestasi,
dan kemandirin. Dan isntrumen motivasi belajar menggunakan angket dengan indikator:
Aktivitas tadarus Al Qur’an, Aktivitas shalat berjama’ah, Aktivitas kerohanian setiap hari
Jum’at, Aktivitas pesantren Ramadhan, Aktivitas PHBI.
Metode penelitian menggunakan penelitian kuntitatif melaluideskriptif dan
inferensial. Analisis deskriptif meliputi: nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata, modus,
median, standar deviasi, dan distribusi frekuensi.
Analisis inferensial menggunakan regresi dan korelasi. “Analsisi regresi digunakan
terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen
(tergantung) dan variabel independent (bebas)”. 15 Analisis regresi digunakan karena dalam
analisisnya menghasilkan persamaan regresi. “Persamaan tersebut berguna untuk
memprediksi atau meramal seberapa jauh pengaruh suatu variabel atau beberapa varibel bebas
(independent) terhadap variabel bergantung (dependent)”16 Analisis reresi dilakukan secara
sederhana maupun secara jamak.Menurut Pratisto 17 “Analisis yang selalu melekat dalam
analisis regresi adalah analisis korelasi”. Karena kalau variabel independen (X) berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen (Y) atau disebut berkorelasi kuat, maka sudah ototmatis
segala perubahan pada nilai X tersebut akan sangat berpengaruh pada nilai Y. “Korelasi
merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar
variabel”.18Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada habungan antara dua
variabel atau lebih.
Dalam korelasi dikenal istilah koefisien korelasi dan koefisien determinasi. “Koefisein
korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan (kuat,
15I Made. Putrawan, Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-penelitian Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 13
16 Ahmad Pratisto, Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17, (Jakarta: Elekmedia Komputindo, 2009), . 91.
17Ibid.h..81.
18Muhammad Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I, (Statistik Deskriptif), (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), 228
209
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
lemah, atau tidak ada) hubungan antar variabel”19. Jika koefisien korelasi dikuadratkan akan
menjadi koefisien penentu (KP) atau koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan
pada variabel Y yang disebabkan variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasinya.
“Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X)
terhadap naik/turunnya variasi nilai variabel lainnya (variabel Y)”20
Tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi kelas interval pertama yaitu antara 80 – 81.
Frekuensi berjumlah 5 orang. Merupakan 8 % dari jumlah responden. Kategori Sangat rendah.
Distribusi frekuensi kelas interval kedua yaitu antara 82 – 83. Frekuensi berjumlah 7 orang.
Merupakan 12 % dari jumlah responden. Kategori rendah. Distribusi frekuensi kelas interval
ketiga yaitu antara 84 – 85. Frekuensi berjumlah 15 orang. Merupakan 25 % dari jumlah
responden. Kategori kurang.
Distribusi frekuensi kelas interval keempat, yaitu antara 86 – 87. Frekuensi berjumlah
16 orang. Merupakan 27 % dari jumlah responden. Kategori sedang. Distribusi frekuensi
kelas interval kelima, yaitu antara 88 – 89. Frekuensinya berjumlah 12 orang. Merupakan
20% dari jumlah responden. Kategori tinggi. Distribusi frekuensi kelas interval keenam, yaitu
antara 90 – 91. Frekuensi berjumlah 3 orang. Merupakan 5 % dari jumlah responden. Kategori
sangat tinggi. Distribusi frekuensi kelas interval ketujuh, yaitu antara 92 – 93, frekuensinya
berjumlah 2 orang. Merupakan 3% dari jumlah responden. Kategori sempurna.
Tingkat hasil belajar dari hasil ulangan tengah semesterdiperoleh rentang 80 – 93,
dengan rata-rata sebesar 85,83 menunjukkan skor rata-rata tergolong tinggi dilihat dari
ketercapaiannya pada skor rata-rata ideal yaitu tingkat ketercapaiannya 85,83% termasuk
dalam kategori tinggi.
19Ibid. h.233
20Ibid.h.248
210
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi kelas interval pertama, yaitu antara 64 – 71,
frekuensinya berjumlah 1 orang. Merupakan 2% dari jumlah responden. Kategori Sangat
rendah. Distribusi frekuensi kelas interval kedua, yaitu antara 72 – 79. Frekuensi berjumlah 2
orang. Merupakan 3% dari jumlah responden. Kategori rendah. Distribusi frekuensi kelas
interval ketiga, yaitu antara 80 – 87. Frekuensi berjumlah 4 orang. Merupakan 7% dari
jumlah responden. Kategori kurang.
211
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
4.3.Motivasi Belajar
Rentangan skor jawaban responden pada motivasi belajar dijaring berdasarkan hasil
dari penyebaran angket terhadap 60 orang responden, untuk data motivasi belajar yang skor
teoritiknya 25 – 125, diperoleh rentangan skor antara 81 sampai dengan 125. Skor rata-rata
107,68; modus, 112,81; median, 110,63; varians, 1178,70; dan simpangan baku 34,33. Skor
rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 107,68 bila dibandingkan dengan skor ideal sebesar
125, tingkat ketercapaiainnya 86,14% termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Distribusi frekuensin motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3, sedangkan gambar
histogram distribusi frekuensi dapat dilihat pada gambar 3.
24Muhaimin, Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi,
Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2009, 59
25 Dirjen PAIS dan Depdiknas, Panduan Pelaksanaan Rohani Islam, (Jakarta: Kemenag dan
Kemendiknas,2009),10-11
26 ROHIS SMPN 3 Kota serang, Panduan Program ROHIS, 2016, 1
212
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi kelas interval pertama yaitu antara 81 – 87.
Frekuensi berjumlah 4 orang. Merupakan 7% dari jumlah responden. Kategori Sangat rendah.
Distribusi frekuensi kelas interval kedua, yaitu antara 88 – 94. Frekuensi berjumlah 5 orang.
Merupakan 8% dari jumlah responden. Kategori rendah. Distribusi frekuensi kelas interval
ketiga, yaitu antara 95 – 101. Frekuensi berjumlah 7 orang. Merupakan 12% dari jumlah
responden. Kategori kurang.
Distribusi frekuensi kelas interval keempat, yaitu antara 102 – 108. Frekuensi
berjumlah 7 orang. Merupakan 12% dari jumlah responden. Kategori sedang. Distribusi
frekuensi kelas interval kelima, yaitu antara 109 – 115. Frekuensinya berjumlah 23 orang.
Merupakan 38% dari jumlah responden. Kategori tinggi. Distribusi frekuensi kelas interval
keenam, yaitu antara 116 – 122. Frekuensinya berjumlah 13 orang. Merupakan 22% dari
jumlah responden. Kategori sangat tinggi. Distribusi frekuensi kelas interval ketujuh, yaitu
antara 123 – 129. Frekuensi berjumlah 1 orang. Merupakan 2% dari jumlah responden.
Kategori sempurna.
Keterangan:
Jk = Jumlah kuadrat
RJk = Rata-rata jumlah kuadrat
Db = Derajat kebebasan
213
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Dari data tabel 5, hasil pengujian linieritas diperoleh Fhitung sebesar 2,01 sedangkan
dari daftar distribusi F dengan taraf signifikansi α = 0,05, derajat kebebasan db1 = 25 dan db2
= 33 diperoleh Ftabel sebesar 2,42. Jika dibandingkan keduanya ternyata Fhitung< Ftabel atau
2,01< 2,42. Hal ini dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Yˆ 77 , 43 0 ,08 X 1 . Adalah
linear.
Setelah uji linieritas dilanjutkan dengan uji keberartian. Dari tabel analisis varians
(ANAVA) di atas diperoleh Fhitung= 6,68 sedangkan dari tabel distribusi F dengan derajat
kebebasan db1 = 1 dan db2 = 60, dan taraf kepercayan α = 0,05 diperoleh Ftabel 4,00. Jika
dibandingkan keduanya ternyata Fhitung> Ftabel atau 6,68> 4,00 (lihat lampiran tabel F), maka
H0 ditolak karena tidak teruji kebenarannya dan ini berarti H1 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi adalah signifikan.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi antara X1 dengan Y. Dari hasil analisa korelasi
sederhana diperoleh koefisien korelasi ry1 = 0,32 dan koefisien determinasi r2y1 = 0,10 Dari uji
signifikansi korelasi diperoleh t hitung = 2,56. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata
signifikan setelah diuji dengan uji t. Hal ini ditunjukkan oleh thitung > ttabel atau 2,56> 1,67 pada
α =0,05 dan derajat kebebasan 58.
Pengaruh X1 terhadap Y diuji secara parsial dengan X2 dikontrol, dari perhitungan
diperoleh nilai koefisien ry1.2 = 0,20 dan koefisien determinasi r2y1.2 = 0,04. Koefisien korelasi
parsial tersebut diuji keberartian dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh t
hitung = 1,74. Sedangkan t tabel pada taraf nyata α = 0,05 dan dengan derajat kebebasan 60
diperoleh t tabel = 1,67 . Dengan demikian jika dibandingkan, thitung> ttabel atau 1,74 < 1,67
Hal ini berarti H0 ditolak karena tidak teruji kebenarannya dan menerima H1 atau korelasi
parsial antar X1 dengan Y dengan X2 dikontrol adalah signifikan.
Dengan keberartian pengaruh X1 terhadap Y baik secara sederhana maupun tidak
secara parsial, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama benar, yaitu terdapat
pengaruh positif kegiatan ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil belajar dan teruji signifikan.
Hubungan antara variabel X1 dengan Y yang dipolakan dengan persamaan regresi
dapat divisualisasikan dalam diagram garis regresi linier seperti pada gambar 4.
Y
50-
200-
150-
100- Yˆ 77 , 43 0 ,08 X 1
50-
0- . . . . . . x1
1 2 3 4 5 6
ˆ
Gambar 4 Diagram Garis regresi Y 77 , 43 0 ,08 X 1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif kegiatan
ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi
ry1 sebesar 0,32 dan t hitung = 2,56 yang lebih besar dari t tabel pada α = 0,05 yaitu 1,67. Juga
214
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
ditunjukkan oleh hasil koefisien korelasi parsial ry.12 sebesar 0,53 dan t hitung = 5,08 yang
berarti lebih besar dari t tabel yang bernilai 1,67.
Koefisien determinasi r2y1 sebesar 0,10, dan r2y.12 sebesar 0,04, memberikan informasi,
bahwa secara sederhana 10% variasi yang terjadi pada hasil belajar ditentukan oleh kegiatan
ekstrakurikuler ROHIS dengan kondisi variabel motivasi belajar dikontrol.
Jika dibandingkan kedua koefisiendeterminasi tersebut, ternyata terjadi penurunan
koefisien determinasi sebesar 9,06%. Hal ini memberikan informasi bahwa setelah dikontrol
dengan motivasi belajar maka nilai koefisien determinasi antara kegiatan ekstrakurikuler
ROHIS terhadap hasil belajar turun sebesar 9,6%.
Pola hubungan antara kedua variabel tersebut, dinyatakan dengan persamaan regresi
ˆ
linier Y 77 , 43 0 ,08 X 1 . Persamaan ini memberikan informasi bahwa rata-rata perubahan
satu skor kegiatan ekstrakurikuler ROHISdiikuti oleh perubahan satu unit skor hasil belajar
sebesar 0,08.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa makin tinggi kegiatan ekstrakurikuler
ROHIS maka makin tinggi pula hasil belajar dan sebaliknya makin rendah kegiatan
ekstrakurikuler ROHIS maka makin rendah pula hasil belajar.
Hasil penelitian tentang pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil
belajar juga didapati dalam penelitian Ario Wiratmoko, Jurnal Penelitian, Pengaruh Kegiatan
Ekstrakurikuler Robotika terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di SMK Negeri 3
Yogyakarta.27 Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kegiatan ekstrakurikuler robotika
dan kecerdasan emosional siswa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan, dengan
kontribusi 40,7 % dan sisanya 59,3 % ditentukan oleh variabel lain.Hal ini dapat dilihat dari
thitung >tabel (4,755 > 2,042) pada taraf signifikansi 5%.
Penelitian yang dilakukan oleh Dani Darul Harbi. Tesis 28 Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan di Sekolah, dapat disimpulkan bahwa upaya dalam pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di sekolah memberikan dampak positif tinggi terhadap penguatan
dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah, tidak terbatas pada pemahaman
intelektual saja, tetapi juga dalam pemahaman pada akhlak direflesikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi Putri Nuri,
Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi, Jurnal Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap
Perkembangan Life Skills Peserta didik SMA YP UNILA. 29 Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa adanya pengaruh sangat kuat dan signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler
terhadap perkembangan life skills peserta didik.kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah bagi
perkembangan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sangat berkaitan
dengan proses perkembangan life skills peserta didik.
Eneng Muslihah menuturkan bahwa, maju mundurnya sebuah bangsa sangat
tergantung kepada generasi mudanya.Nasib sebuah bangsa tak pelak lagi juga berhubungan
erat dengan kualitas generasi mudanya, semakin baik kualitas generasi mudanya maka
kemungkinan besar semakin baik pula sebuah bangsa.Kualitas generasi muda diantaranya
dapat dibangun dan ditingkatkan melalui pendidikan.30
Dalam mengimplementsikan pembelajaran dikemas dalam dua jenis kegiatan, yaitu
intrakurikuler dan ekstrakurikuler, untuk mencapai hasil maksimal, keduanya harus berjalan
27Ario Wiratmoko, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di
SMK Negeri 3 Yogyakarta., Jurnal penelitian, 2012
28 Dani Darul Harbi, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di sekolah, (Tesis, UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta), 2016
29 Copyright 2016 fkip.unila.ac.id.article.view
30 Eneng Muslihah, Kinerja Kepala Sekolah, (Jakarta: HAJA Mandiri, 2013), 1
215
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
beriringan, keterkaitan dengan ini kegiatan ekstrakurikuler ROHIS turut berperan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut panduan pelaksanaan program kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS di SMPN 3
Kota Serang, 31 dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS adalah
memperdalam pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan minat serta untuk lebih
memantapkan kepribadian siswa, cenderung mengutamakan kegiatan keagamaan yang
dilakukan berulang-ulang, sehingga diharapkan menjadi pola perilaku siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka kegiatan ekstrakurikuler ROHIS punya andil dalam
kemajuan pendidikan, karena tunas bangsa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan semata,
tetapi mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari amatlah penting, hal ini diterapkan
dalam kegiatan ekstrakurikuler ROHIS sehingga teori dan praktek terlaksana beriringan.
Keterangan
Jk = Jumlah kuadrat
RJk = Rata-rata jumlah kuadrat
Db = Derajat kebebasan
Dari data tabel 6, hasil pengujian linieritas diperoleh Fhitung sebesar 1,44 sedangkan
dari daftar distribusi F dengan taraf signifikansi α = 0,05, derajat kebebasan db1 = 27 dan db2
= 31 diperoleh Ftabel sebesar 2,38. Jika dibandingkan keduanyan ternyata Fhitung< Ftabel atau
1,44< 2,38. Hal ini dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Yˆ 66 ,80 0 ,18 X 2 .Adalah
linear.
Setelah uji linieritas dilanjutkan dengan uji keberartian. Dari tabel analisis varians
(ANAVA) di atas diperoleh Fhitung = 42,52 sedangkan dari tabel distribusi F dengan derajat
kebebasan db1 = 1 dan db2 = 60, dan taraf kepercayan α = 0,05 diperoleh Ftabel 4,00. Jika
dibandingkan keduanya ternyata Fhitung> Ftabel atau 42,57> 4,00 (lihat lampiran tabel F), maka
H0 ditolak karena tidak teruji kebenarannya dan ini berarti H1 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi adalah signifikan.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi antara X2 dengan Y. Dari hasil analisa korelasi
sederhana diperoleh koefisien korelasi ry2 = 0,65 dan koefisien determinasi r2y2 = 0,42. Dari
uji signifikansi korelasi diperoleh t hitung = 6,48. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata
216
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
signifikan setelah diuji dengan uji t. Hal ini ditunjukkan oleh t hitung > t tabel atau 6,46> 1,67
pada α =0,05 dan derajat kebebasan 60.
Hubungan antara X2 dengan Y diuji secara parsial dengan X1 dikontrol, dari
perhitungan diperoleh nilai koefisien ry2.1 = 0,62 dan koefisien determinasi r2y2.1 = 0,38.
Koefisien korelasi parsial tersebut diuji keberartian dengan menggunakan uji t. Dari hasil
perhitungan diperoleh t hitung = 5,94. Sedangkan t tabel pada taraf nyata α = 0,05 dan dengan
derajat kebebasan 60 diperoleh t tabel = 1,67. Dengan demikian jika dibandingkan, t hitung> t tabel
atau 5,94 > 1,67 Hal ini berarti H0 ditolak karena tidak teruji kebenarannya dan menerima H1
atau korelasi parsial antar X2 dengan Y dengan X1 dikontrol adalah signifikan.
Dengan keberartian pengaruh X2 dterhadap Y baik secara sederhana maupun parsial,
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua benar, yaitu terdapat pengaruh positif
motivasi belajarterhadaphasil belajar dan teruji signifikan.
Hubungan antara variabel X2 dengan y yang dipolakan dengan persamaan regresi
dapat divisualisasikan dalam diagram garis regresi linier seperti pada gambar 5.
Y
100-
200-
100-
50-
0- . . . . . . x2
2 4 6 8 10 12
Gambar 5 Garis Diagram Regresi Yˆ 66 ,80 0 ,18 X 2 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,65 dan t hitung = 6,46 yang
lebih besar dari t tabel pada α = 0,05 yaitu 1,67. Juga ditunjukkan oleh hasil koefisien korelasi
parsial ry.21 sebesar 0,62 dan t hitung = 5,94 yang berarti lebih besar dari t tabel yang bernilai
1,67.
Koefisien determinasi r2y2 sebesar 0,42 dan r2y.21 sebesar 0,38 memberikan informasi,
bahwa secara sederhana 38 % variasi yang terjadi pada hasil belajar ditentukan oleh motivasi
belajar dengan kondisi variabel kegiatan ekstrakurikuler ROHIS.
Jika dibandingkan kedua koefisien determinasi tersebut, ternyata terjadi penurunan
koefisien determinasi sebesar 4 %. Hal ini memberikan informasi bahwa setelah dikontrol
dengan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS maka nilai koefisien determinasi antara motivasi
belajar terhadap hasil belajar turun sebesar 4 %.
Pola hubungan antara kedua variabel tersebut, dinyatakan dengan persamaan
regresilinier Yˆ 66 ,80 0 ,18 X 2 . Persamaan ini memberikan informasi bahwa rata-rata
perubahan satu motivasi belajar diikuti oleh perubahan satu unit skor hasil belajar sebesar
0,18.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa makin tinggi motivasi belajar maka
makin tinggi pula hasil belajar dan sebaliknya makin rendah motivasi belajar maka makin
rendah pula hasil belajar.
217
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Hasil penelitian tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar juga didapati
dalam penelitian Ghullam Hamdu, Lisa Agustina, Dosen Universitas Pendidikan Indonesia
Jurnal. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar
(Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya,
2011. 32 Kesimpulannya, berdasarkan pengolahan data dengan dibantu progam SPSS 16,0
diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,693 artinya motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa memiliki pengaruh yang signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA. Setelah dikorelasikan
menunjukkan interprestasi tingkat reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Tarumanegara Tawang Tasikmalaya adalah
sebesar 48,1 %.
Menurut Mc.Donald dalam Sardiman, motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. 33
Slameto mengungkapkan bahwa, tugas guru berpusat pada mendidik dengan
meberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang,
memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai, membantu
perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.34
Menurut Heri Gunawan dalam Sardiman mengemukakan bahwa motivasi yang ada
pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri, yaitu: “tekun menghadapi tugas, ulet menghaadapi
kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja
sendiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”. 35
Berdasarkan uraian di atas maka dalam belajar motivasi sangatlah diperlukan untuk mencapai
tujuan belajar yang diharapkan, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hasil
belajar yang diperoleh sangatlah berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah, oleh karena itu peran guru sangatlah penting untuk memotivasi peserta didik.
218
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Untuk menguji pengaruh ganda antara varaibel kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar digunakan analisis korelasi multiple. Dari hasil
perhitungan diperoleh koefisien korelasi multiple Ry.12 sebesar 0,67 dan koefisien determinasi
R2y.12 sebesar 0,45. Untuk menguji keberartian terhadap koefisien korelasi multiple di atas
digunakan uji F. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 22,96 dan pada taraf
signifikansi = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang dk1 = 2 dan derajat kebebasan
penyebut dk2 = 60 diperoleh F0,05 (2:;70) = 3,15. Jika keduanya dibandingkan maka F hitung> F
tabel atau 22,96 > 3,15. Karena F hitung> F tabel, maka menurut kriteria pengujian H0 ditolak
karena tidak terbukti kebenarannya dan berarti menerima H1.Hal ini berarti korelasi multiple
adalah signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa hipotesis ketiga yaitu: terdapat pengaruh
positif kegiatan ekstrakuikuler ROHIS dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap
hasil belajar diterima dan teruji sangat signifikan.
Pengujian hipotesis ketiga menyimpulkan, bahwa terdapat pengaruh positif
antarakegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar secara bersama-sama
terhadaphasil belajar. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung> F tabel yaitu 22,96 > 3,15 dan
hasil perhitungan Ry1.2 sebesar 0,67 serta R2y.12 = 0,45.
Pola hubungan ketiga variabel tersebut ditunjukkan oleh persamaan regresi linier
multiple Yˆ 63 ,89 0,04 X 1 0,17 X 2 . Dari persamaan regresi ini diinterpretasikan
bahwahasil belajar akan berubah sebesar 0,04 atau 0,17 jika terjadi perubahan sebesar satu
unit skor kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar, maka semakin baik hasil
belajar. Demikian pula sebaliknya semakin kurang kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan
motivasi belajar maka akan semakin kurang hasil belajar.
Sebagaimana telah dipaparkan di atas pada bagian pengujian hipotesis, koefisien
korelasi pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil belajar (ry1) sebesar 0,32;
koefisien korelasi antara motivasi belajar terhadap hasil belajar (ry2) sebesar 0,62, serta
kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar (Ry12) sebesar 0,67. Pola hubungan ketiga variabel dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
ry1 = 0,32
Ry12 = 0,67
X2
ry2 = 0,62
219
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
5. Penutup
5.1.Simpulan
Tingkat kegiatan ekstrakurikuler ROHIS siswa di SMPN 3 Kota Serang adalah
mencapai 78,38%.Tingkat motivasi belajar siswa di SMPN 3 Kota Serang adalah mencapai
86,14%. Tingkat hasil belajar siswa di SMPN 3 Kota Serang adalah mencapai 85,83%.
Terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS terhadap hasil belajar sebesar
10%. Semakin tinggi tingkat kegiatan ekstrakurikuler ROHIS, semakin tinggi hasil belajar
siswa. Peningkatan terhadap kegiatan ekstrakurikuler ROHIS akan didikuti dengan
peningkatan hasil belajar siswa.
36Erik Firmansyah, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Jasmani, (Tesis: Universitas Pendidikan Indonesia )2010
37Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2013),23-24
38 Abdullah Idi, Safarina Hd, Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada,2015), 31.
39 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, ( Jakarta:Rineka Cipta, 2013),97
220
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMPN 3 Kota
Serang sebesar 42%. Semakin tinggi tingkat motivasi belajar, semakin tinggi hasil belajar
siswa. Peningkatan motivasi belajarakan diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa.
Terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi secara bersama-
sama terhadap hasil belajar sebesar 45%.Semakin tinggi tingkat kegiatan ekstrakurikuler
ROHIs dan motivasi belajar, semakin tinggi hasil belajar siswa. Peningkatan terhadap
kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar akan diikuti dengan peningkatan hasil
belajar siswa.
5.2.Saran
Agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dapat dicapai dengan maksimal,
maka guru khususnya Pembina ROHIS perlu meningkatkan arahan, bimbingan dan
penghargaan kepada siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ROHIS sehingga siswa terdorong
untuk lebih bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ROHIS.
Siswa hendaknya meningkatkan kemampuan belajarnya melalui peningkatan kegiatan
ekstrakurikuler ROHIS dan memiliki motivasi belajar sehingga mendapatkan hasil belajar
yang sangat baik, karena kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan motivasi belajar dapat
memberikan pengaruh pada hasil belajar.
Bagi orang tua hendaknya berperan aktif dalam membimbing dan mengarahkan putra
putrinya untuk membiasakan diri melakukan ibadah-ibadah keagamaan sehingga diharapkan
tidak sebatas pembiasaan tapi tergerak rohaninya untuk selalutaat pada perintah dan menjauhi
segala larangan Allah SWT dan Rasul-Nya, serta berperan aktif juga menumbuhkan motivasi
belajar sehingga tercapai keberhasilan dalam belajar khususnya mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Refisi),Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Badrudin, Manajemen Peserta Didik,Jakarta:PT Indeks Permata Puri Media, 2014.
B. Uno, Hamzah, Teori Motivasi & Pengukuran: Analisis Dibidang Pendidikan, Jakarta:Bumi
Aksara 2016.
Copyright 2016 fkip.unila.ac.id.article.view
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 1989
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan Agama islam, 2005.
Dirjen PAIS dan Depdiknas, Panduan Pelaksanaan Rohani Islam, Jakarta: Kemenag dan
Kemendiknas,2009.
Firmansyah, Erik, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap
Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani, Tesis: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010.
Gunawan, Heri, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Alfabeta,
2013),133
Harbi, dani Darul,Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di sekolah, Tesis, UIN Syarif
Hidayatullah: Jakarta, 2016.
Hasan, Muhammad Iqbql,Pokok-pokok Materi Statistik I, Statistik Deskriptif, Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Idi, Abdullah; Safarina Hd, Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada,2015.
221
jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 2, 2017
222