Bab 5:
Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhineka
Tunggal Ika
des
ign vector of national emblem of country
b. Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
2. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.
E. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Kesadaran Warga Negara
Peran serta warga negara akan muncul jika mempunyai kesadaran dalam menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa. Kesadaran warga negara Indonesia saat ini masih perlu pembenahan. Salah satunya kesadaran dalam
bela negara.
Memang Negara Indonesia tidak sedang dalam kondisi perang, tetapi kesadaran untuk bela negara harus tetap
ada dalam bentuk lain demi kemajuan bangsa.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2,
ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran
3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
4. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
Bab 6:
Ancaman Terhadap Negara dalam Bingkai
Bhineka Tunggal Ika
2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor non-militer dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-militer ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan umum.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang
seringkali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa
pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan
politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Pengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas
teritorial negara.
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas yang
tidak mengenal adanya batas-batas negara.
2. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya orang
asing menanamkan modalnya di Indonesia.
3. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
4. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang.
5. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
C. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman dan nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab 7:
Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia political map with capital Jakarta, national borders and important cities. English labeling and scaling.
Illustration.
A. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata “wawasan”dan “Nusantara”. Wawasan berasal dari
kata “wawas” (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi, wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat.
Sedangkan, Nusantara berasal dari kata “nusa” dan“antara”. “Nusa” artinya pulau atau kesatuan kepulauan.
“Antara” artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi, Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan
nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
2) Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan
daerah.
3) Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok golongan,
suku bangsa atau daerah.
Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan dan
keamanan yaitu penyebaran merata.
c. Keadaan dan kekayaan alam atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.
1) Asas maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
2) Asas lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan
alam.
2. Aspek–Aspek Pancagatra
Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia
dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Hal-hal
yang termasuk aspek pancagatra adalah sebagai berikut.
a. Ideologi
1) Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2) Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3) Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
4) Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
5) Ideologi Pancasila
6) Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif
7) Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis, nasionalis, dan berkeadilan
b. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor masyarakat yang
memberikan input (masukan) dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output (keluaran).
c. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor produksi dan
distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
d. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamika budaya bangsa yang berisi keuletan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, halangan, dan
gangguan (ATHG).
3. Hubungan Antargatra
1. Gatra geografi
2. Antara gatra geografi dan gatra kependudukan
3. Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam
4. Hubungan antargatra dalam pancagatra
a. Faktor Internal
Yaitu adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup negara, baik melalui kudeta maupun intervensi
dari negara lain.
b. Faktor Eksternal
Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
3. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional
Politik luar negeri Indonesia berprinsip politik bebas aktif. Politik bebas aktif artinya adalah politik luar negeri
yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap setiap permasalahan internasional.
Bab 5
Mewaspadai Ancaman Terhadap Kedudukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
A. Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Indonesia merupakan wilayah yang sangat strategis dari sisi wilayah. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia
berada pada posisi silang sangat strategis. Posisi silang disini adalah bahwasanya Indonesia terleatak di antara
dua benua dan dua samudra.
Posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek
kehidupan sosial.
Posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia.
Dikatakan sebuah potensi karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta akan
memperkukuh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak dapat disepelekan perannya dalam menunjang
kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini juga mejadikan Indonesia sebagai
negara yang tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa
Separatisme dari dalam dengan dengan atau tanpa senjata seperti OPM
Agresi militer oleh asing seperti yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia
B. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman terhadap Ipoleksosbudhankam dalam Membangun Integrasi Nasional
1. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik
Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya secara
baik dan benar.
2. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik bagi pasar dalam negeri
sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.
3. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Selektif dalam memilih setiap budaya yang datang dari luar negeri
Negara mencegah masuknya setiap budaya yang bertentangan dengan budaya Indonesia.
4. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung
Persatuan secara sederhana berarti gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) dari beberapa bagian
menjadi sesuatu yang utuh. Dengan kata lain, persatuan itu berkonotasi disatukannya bermacam macam corak
yang beragam ke dalam suatu kebulatan yang utuh. Sementara pengertian kesatuan berarti perihal satu,
keesaan, dan sifat tunggal.
Dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa terkandung makna bahwa kita senantiasa harus bersatu.
Sejarah mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan itu. Penjajah berhasil mencengkeramkan kuku
penjajahannya di bumi Nusantara hingga beratus-ratus tahun lamanya karena kita melupakan senjata kita yang
ampuh yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.
Konsep kesatuan yang dianut bangsa Indonesia meliputi aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan aspek sosial
(politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan). Kesatuan wilayah meliputi darat, laut, dan udara.
Kebulatan ini sesuai dengan politik kewilayahan yang kita anut yakni Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan
keutuhan wilayah Indonesia.
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip
bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.”
Adapun dalam Pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah Negara kesatuan berbentuk republik yang
wilayahnya merupakan kesatuan dari ribuan pulau yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia serta di antara Benua Asia dan Australia.
Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar yaitu menempati urutan keempat di dunia.
Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial budaya seperti adat istiadat,
bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya.
Wilayahnya sangat luas yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas 2.027.087 Km2 dan
lautan seluas 3.166.163 Km2.
Sumpah Pemuda
Pancasila
Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu kewajiban dari
setiap warga negara Indonesia. Adapun perilaku yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan
NKRI antara lain:
Bergotong royong
Saling menghorma
Materi PKN Kelas XII Semester 2
Bab 3:
Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Creative digital blue business interface on blurry background. Innovation and science concept. 3D Rendering
b. Aspek Ekonomi
1. Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
2. Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri.
3. Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi.
4. Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
5. Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
6. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
c. Aspek Sosial Budaya
Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya internet dan makin canggihnya alat-alat
komunikasi secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya,
sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita.
Akibatnya, hal tersebut terjadi, akan menimbulkan terganggunya stabilitas politik nasional seiring dengan
terjadinya tindakan-tindakan anarki sebagai reaksi terhadap sikap pemerintah yang menurut mereka tidak
terbuka, tidak memberikan kebebasan dan tidak demokratis kepada rakyatnya.
b. Aspek Ekonomi
1. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang
tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan makin terdesaknya barang-barang
local terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
2. Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan makin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat
mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita akan dijajah
secara ekonomi oleh negara investor.
3. Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas.
d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan
Dampak negatif yang timbul dari kemajuan IPTEK dalam aspek ini antara lain akan menimbulkan tindakan
anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Keempat hal tersebut oleh negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya) dijadikan standar atau
acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong sebagai negara berkembang. Untuk mencapai hal tersebut,
bangsa Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai berikut.
Unity and diversity partnership as heart hands in a group of diverse people connected together shaped as a
support symbol expressing the feeling of teamwork and togetherness.
Dalam negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat.
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda untuk menuduh Indonesia sebagai negara
diktator karena kekuasaan Negara terpusat kepada presiden. Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia
internasional, maka pemerintah RI mengeluarkan tiga buah maklumat.
1. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar
bisa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir (seharusnya berlaku selam enam bulan). Kemudian,
maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat. Pada dasarnya, maklumat ini adalah penyimpangan terhadap ketentuan UUD 1945.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik yang sebanyak-
banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi
adalah multipartai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar Dunia Barat menilai bahwa Indonesia adalah
negara yang menganut asas demokrasi.
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem pemerintahan presidensial
menjadi sistem pemerintahan parlementer. Maklumat tersebut kembali menyalahi ketentuan UUD RI 1945 yang
menetapkan sistem pemerintahan presidensial sebagai sistem pemerintah Indonesia.
Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis dengan tujuan mendirikan negara baru
yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun gerakan-gerakan tersebut di antaranya sebagai berikut.
Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati. PKI juga
melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran.
Pada tanggal 30 September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang dibantu oleh
rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel
Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) mengerahkan kekuatan TNI dan polisiuntuk melakukan pengejaran dan
pembersihan di daerah-daerah sehingga Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditembak mati.
2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 sampai dengan
17 Agustus 1950)
Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.
Pada masa ini, yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat tahun 1949.
Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara kita adalah serikat atau federasi dengan 15 negara bagian.
Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terdapat gerakan-gerakan separatis yang terjadi beberapa wilayah
Indonesia, di antaranya:
4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966 )
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9
Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas:
1. Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10 orang
menteri.
2. Menteri-menteri ex officio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat menjadi
menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara, Jaksa
Agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung
3. Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.
5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998)
Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem pemerintahan
presidensial. Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru:
1. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70 dolar
Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.
2. Suksesnya program transmigrasi.
3. Suksesnya program Keluarga Berencana.
4. Sukses memerangi buta huruf.
6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei 1998-sekarang)
Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin mendorong usaha penegakan
kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara.