Oleh
“NAMA KETUA”
Tembusan:
1. Kepala BAPEDA Kabupaten Lahat;
2. Inspektur Kabupaten Lahat
3. Arsip
3
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
Ternak KAMBING........................................................................ 8
V. ASPEK KEUANGAN........................................................................... 13
5.1 Analisis Usaha............................................................................... 13
VI. PENUTUP........................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
LAMPIRAN
4
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Berbagai permasalahan yang menimpa masyarakat kita saat ini, hanya bisa
diselesaikan melalui rasa saling peduli dan sinergi kerjasama semua elemen yang
menjadi bagian dari bangsa ini. Keterlibatan masyarakat dalam semua bidang
pembangunan dibawah arahan dan kepemimpinan dari pemerintah baik pusat maupun
daerah melalui program-program yang visioner dan berorientasi pada kemajuan
bersama akan sangat membantu percepatan kemajuan bangsa ini.
dalam kegiatan, kelompok tani ini rutin mengadakan kegiatan tiap bulannya.. Dalam
mengkoordinasikan keiatan kelompok tani tingkat desa telah dibentuk juga
GAPOKPAN (Gabungan Kelompok Tani) yang merupakan wadah kegitan kelompok
tani ditingkat desa yang bertugas mengkordinasikan semua kelompok tani yang ada di
Desa “NAMA DESA”.
A. Tujuan
B. Manfaat
Jenis Kambing yang dipelihara adalah KAMBING lokal, Kambing Lokal dan
KAMBING silangan. Pemilihan jenis KAMBING tersebut terutama karena alasan
kemudahan penanganannya. Akan tetapi karena potensi pakan di lokasi usaha sangat
memungkinkan di pelihara jenis Kambing Lokal, maka dalam pelaksanaanya dapat
juga digabungkan antara KAMBING Lokal dan Kambing silangan untuk usaha
pembibitan dan penggemukan untuk daging konsumsi harian. Adapun teknologi
pakan yang akan dipakai adalah teknologi tepat guna ekonomis dengan
memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan suplementasi Probiotik untuk
meningkatkan konsumsi pakan KAMBING dan meningkatkan daya konversi pakan
menjadi daging, serta pemberian konsentrat.
Faslitas pemeliharaan Kambing yang utama adalah Kandang. Saat ini usaha
tani ternak Kambing yang dilaksanakan oleh kelompok, sudah dipusatkan pada satu
lokasi (kawasan peternakan), seluas lebih kurang 0,5 hektar (bila diperlukan dapat
dikembangkan menjadi 10 hektar, walaupun tidak terletak dalam satu hamparan).
Adapun fasilitas fisik produksi yang diperlukan secara umum terdiri dari peralatan
teknologi dan pemberian pakan serta peralatan pengolahan limbah. Untuk peralatan
teknologi pakan, kelompok akan mengusahakan fasilitas mesin pengolah pakan
sederhana baik secara swadaya maupun dengan pengajuan ke instansi terkait. Dengan
demikian pakan berkualitas apat dibuat sendiri dengan memanfaattkan sumber pakan
yang tersedia di daerah sekitar sehingga menghemat biaya pembelian pakan.
C. Pembiasaan Pakan
Jenis akan yang diberikan ditempat asal KAMBING dapat berbeda-beda
tergantung daerah, pada umumnya hanya diberi pakan rumput dan jerami saja. oleh
karena itu, untuk memberikan pakan baru yang tidak pernah dikenal oleh KAMBING
sebelumnya, perlu dilakukan pembiasaan terlebih dahulu. metode yang dipergunakan
adalah memaksa KAMBING untuk memakan pakan yang akan dibiasakan dengan
hanya memberinya pakan yang akan dibiasakan saja tanpa diberikan rumput segar.
dengan demikian saat KAMBING lapar tidak mempunyai pilihan lagi selain
mengkonsumsi pakan yang ada. beberapa hari kemudian KAMBING akan terbiasa
9
bahkan bisa makan lebih lahap. selain itu, rumput segar juga diberikan kembali dalam
komposisi tertentu untuk menjaga keseimbangan nutrisi.
D. Pemeliharaan
KAMBING pembibitan dipelihara selama mungkin selama masih bisa
produktif mengandung dan melahirkan anak. Target anak yang lahir dari tiap induk
adalah satu ekor tiap tahun. Teknologi inseminasi buatan digunakan untuk membuahi
betina birahi sehingga tidak perlu memelihara pejantan. Komposisi hijauan pada
kelompok KAMBING pembibitan ini diberikan lebih banyak dari pada konsentrat
yang diberikan sebagai penguat saja, minimal satu kali dalam seminggu, KAMBING-
KAMBING betian bibit ini dikeluarkan dari kandang dan dibiarkan bergerak bebas
dikawasan sekitar kandang untuk menjaga kesehatan dan kebugarannya agar tetap
produktif bunting dan melahirkan pedet.
F. Persiapan Pemasaran
Keberhasilan peasaran terletak pada jejaring yang siap menyerap produk yang
akan dipasrkan. Produk yang akan dipasarkan oleh kelompok tani ternak ““NAMA
POKTAN””pada tahap awal ada dua macam, yaitu KAMBING pedet dan pupuk
kompos. Oleh karena itu pada tahap awal usaha akan dibentuk jejaring sebanyak
mungkin dengan berbagai pihak bail lokal maupun regional, termasuk dengan
kelompok-kelompok didaerah lain sehingga pasar sudah siap menyerap jauh hari
sebelum produk siap dilepas. Terkait dengan strategi pemasaran KAMBING siap
potong yang akan kami lakukan (dibahas di bagian pemasaran), maka sejak jauh hari,
kami harus memiliki jejaring dan hubungan yag baik dengan para pedagang/bandar
KAMBING.
Kambing Kacang adalah salah satu jenis KAMBING lokal Indonesia yang
berasal dari Sumatera yang sekarang telah menyebar hampir ke seluruh penjuru
Indonesia bahkan sampai luar negeri seperti Malaysia, Filipina, dan Australia.
Kambing Lokal memiliki keunggulan dibandingkan dengan KAMBING lainnya
antara lain mempunyai angka pertumbuhan cepat, adaptasi dengan lingkungan yang
baik, dan penampilan reproduksi yang baik. Kambing Lokal merupakan KAMBING
yang palig banyak dipelihara pada peternakan kecil karena fertilitasnya baik dan
angka kematiannya yang rendah.
Kambing Lokal merupakan keturunan banteng Bos bibos banteng yang telah
mengalami proses domestikasi selama berabad-abad. Banteng tersebut menurunkan
hampir seluruh jenis KAMBING di Indonesia setelah mengalami persilangan dengan
KAMBING lain, yang dimasukkan ke Indonesia antara lain KAMBING Hissar,
Ongole, dan lain-lain ketika para penyebar agama Hindu datang ke Indonesia. Di Bali
KAMBING tersebut diternakkan secara murni, karena ada larangan memasukkan
Kambing Lain nya .
Karakteristik yang harus dipenuhi dari Kambing Lokal murni adalah warna
putih kehitaman pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, dan pada kaki
bawah mulai tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku, rambut pada ujung
ekor hitam, rambut 5 pada bagian tengah telinga putih, terdapat garis belut pada
punggung, bentuk tanduk jantan silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk
mula-mula keluar dari dasar sedikit lalu membengkok ke atas dan pada ujung tanduk
tersebut membengkok keluar,dan tanduk berwarna hitam.
Kambing Lokal memiliki keunggulan dibandingkan dengan KAMBING
lainnya antara lain mempunyai angka pertumbuhan yang cepat, adaptasi dengan
lingkungan yang baik, dan penampilan reproduksi yang baik. Kambing Lokal
merupakan KAMBING yang paling banyak dipelihara pada peternakan kecil karena
fertilitasnya baik dan angka kematian yang rendah. Penampilan produktivitas dan
reproduktivitas Kambing Lokal sangat tinggi.
V. ASPEK KEUANGAN
Analisis keuangan suatu usaha secara garis besar terdiri dari proyeksi
pendapatan dan pengeluaran periode usaha berlangsung. Analisis keuangan perlu
dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pendapatan dan biaya, kemapuan
mengembalikan modal dan kelayakan Program
5.1.1 Usaha Pembibitan
A. Asumsi
Asumsi yang digunakan pada perhitungan analisa usaha Budidaya Kambing
betina produktif adalah sebagai mana yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel : Asumsi dan Parameter untuk Analisa Keuangan Budidaya Kambing Betina
produktif.
Harga Satuan Jumlah
No Kegiatan Volume Satuan
(Rp) (Rp)
1 Budidaya Kambing
25 Ekor 2.600,000,- 65.000.000,-
Lokal Betina.
Kambing Lokal
5 Ekor 3..100.000,- 15.500.000,-
Jantan
2 Dana Operasional
- Kandang 1 Unit 7.000.000,- 7.000.000,-
- Peralatan Kandang Unit 5.000.000,- 5.000.000,-
- Obat-obatan 20 Ampul 6.000.000,- 6.000.000,-
- ATK Kelompok 1 Paket 3.000.000,- 3.000.000,-
Jumlah 101.500.000,-
B. Biaya Oprasional
Besarnya biaya operasional untuk menjalankan usaha Budidaya betina produktif ini
adalah 80% digunakan untuk biaya Budidaya ternak betina dan 20 % digunakan
untuk biaya Operasional.
C. Produksi dan Pendapatan
Produk yang dihasilkan dari usaha ini berupa anak KAMBING dan pupuk
kandang serta bibit ternak yang bunting jika dijual.
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
“NAMA KETUA”
“NAMA KETUA”
MENGETAHUI,
Penyuluh Pendamping, Pimpinan BPP “NAMA
KECAMATAN”
LAMPIRAN PENUNJANG
17
DESA”
20 Harson L Ds. “NAMA Anggota
DESA”
21 Ikram Sukaesi L Ds. “NAMA Anggota
DESA”
22 Iskandar L Ds. “NAMA Anggota
DESA”
23 Sudianto L Ds. “NAMA Anggota
DESA”
24 Sarkawi L Ds. “NAMA Anggota
DESA”
“NAMA KETUA”
19
KETUA
“NAMA KETUA”
SEKRETARIS
Darmawi
BENDAHARA
Syahrul
ANGGOTA
Pada hari ini Selasa tanggal Sebelas Bulan Maret Tahun Duaribu Dua Puluh
Satu (11 Maret 2022), pukul 20.00 WIB bertempat di kediaman Ketua
KelompokTani “NAMA POKTAN”, telah dialkukan pertemuan dan musyawarah
anggota yang membahas program kelompok tani selanjutnya, Dimana pada
pertemuan dan musyawarah tersebut dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tani
yang terdaftar. Program yang disepakati antara lain ingin mengajukan usulan bantuan
Ternak KAMBING kepada Bapak Bupati Lahat.
Adapun susunan acara rapat musyawarah anggota kelompok tani adalah sebagai
berikut:
1. Pembukaan
2. Pengarahan oleh Ketua Kelompok Tani “NAMA POKTAN”
3. Diskusi Anggota Kelompok Tani
4. Pembahasan Proposal Permohonan Bantuan Ternak KAMBING
5. Kesimpulan
6. Do’a
7. Penutup