Anda di halaman 1dari 35

“ TRIJAYA “

DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH


KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN DANA


PROGRAM
PENGUATAN SAPI BETINA BUNTING
TAHUN 2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal permohonan bantuan modal Usaha Peningkatan
Pembibitan Ternak Sapi Potong Melalui Penguatan Betina Produktif di Kelompok Tani
Ternak “Trijaya”Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Penyusunan proposal ini dimaksudkan guna menunjang pengembangan peternakan dan


penyelematan betina yang masih produktif di Kelompok Tani Ternak “Trijaya”, dengan
tujuan untuk meningkatkan populasi serta mendukung program swasembada daging sapi
tahun 2014.
Kegiatan tersebut di atas, diharapkan dapat berdayaguna dan berhasil guna untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan usaha di daerah pedesaan,
serta pengembangan perekonomian daerah.

Demikian, kiranya usulan kegiatan ini terealisasi sebagaimana yang diharapkan.

Amin.

Situmandala, 24 Desember 2012


Ketua Kelompok Tani Ternak
Trijaya

DAYAT

DAFTAR ISI

Hal

Judul............................................................................................................................

Surat Keterangan BP3K.................................................................................................


Surat Pengajuan Permohonan Dana...................................................................... .........

Surat Pengantar dari Kepala Desa..................................................................................

Surat Keterangan Kepala Desa......................................................................................

Kata Pengantar.............................................................................................................

A. PENDAHULUAN.....................................................................................................

B. PROFIL USAHA.............................................................................................

A. ASPEK PEMASARAN..............................................................................................

B. ASPEK PRODUKSI.................................................................................................

C. ASPEK KEUANGAN................................................................................................

D. ASPEK MANAJEMEN PENGELOLAAN..........................................................

E. ASPEK SOSIAL EKONOMI......................................................................................

F. ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN..............................................................................

G. KESIMPULAN.........................................................................................................

H. PENUTUP...............................................................................................................

I. LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................................

Ø PROFIL KELOMPOK DAN IDENTITAS...................................................


Ø STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK..................................................

Ø DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK...........................................................

Ø RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)......................................

Ø ANALISA USAHA BUDIDAYA TERNAK SAPI.........................................

Ø BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI TERNAK...............

Ø SK PENETAPAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK..............................

Ø LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN..........................................................

Ø SURAT KETERANGAN DOMISILI KELOMPOK.......................................

Ø SURAT KETERANGAN BELUM/TIDAK PERNAH MENDAPAT BANTUAN

Ø DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN KELOMPOK...............................................

Ø DENAH KAWASAN KELOMPOK.............................................................

Ø PETA WILAYAH DESA SITUMANDALA..................................................

Ø PETA KECAMATAN RANCAH................................................................

Ø PIAGAM PENGUKUHAN........................................................................

Ø PIAGAM PENGHARGAAN......................................................................
Ø SERTIFIKAT .........................................................................................

Ø FOTO DOKUMEN DIKLAT......................................................................

Ø FOTO LOKASI KELOMPOK HASIL UNGGAHAN GOOGLE EARTH..........

A. PENDAHULUAN
Berbagai permasalahan yang menimpa masyarakat kita saat ini, hanya bisa diselesaikan
melalui rasa saling peduli dan sinergi kerjasama semua elemen yang menjadi bagian dari
bangsa ini. Keterlibatan masyarakat dalam semua bidang pembangunan dibawah arahan dan
kepemimpinan dari pemerintah baik pusat maupun daerah melalui program-program yang
visioner dan berorientasi pada kemajuan bersama akan sangat membantu percepatan
kemajuan bangsa ini.

Seiring dengan diluncurkannya program pemerintah berupa program Penguatan betina


produktif, serta tuntutan kondisi usaha tani ternak di Kelompok Tani Ternak “Trijaya” yang
semakin berkembang, menuntut pula adanya tambahan permodalan guna mengembangkan
usaha (antara lain untuk peningkatan populasi ternak sapi potong, perluasan perkandangan,
perluasan kebun hijauan makanan ternak, dll). Disadari bahwa pengalaman menunjukan
masih rendahnya kemampuan masyarakat (dalam hal ini petani) untuk dapat mengakses
permodalan tersebut, yang pada kenyataannya bukanlah suatu hal yang mudah, umumnya
disebabkan terbentur beberapa persyaratan yang cukup menyulitkan dipenuhi oleh petani
kecil. Hal ini cukup ironis ditengah upaya pemerintah untuk mensukseskan program
swasembada daging sapi tahun 2014.

Namun demikian, kami berkeyakinan bahwa kondisi tersebut dapat dirubah melalui upaya
dan kerja keras, untuk meyakinkan semua pihak bahwa usaha tani ternak sapi potong yang
dikelola Masyarakat Kelompok Tani Ternak “Trijaya” adalah suatu usaha yang
menguntungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. PROFIL USAHA
Berlokasi di pedesaan dengan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani yang
notabene menghasilkan limbah pertanian yang berlimpah dan belum dimanfaatkan secara
optimal, maka jenis usaha yang kami pilih adalah usaha agribisnis sapi potong. Selain daya
dukung alam yang luar biasa, alasan kami memilih usaha tersebut adalah pengalaman kami
yang sudah bertahun-tahun menekuni usaha sapi potong meskipun masih dalam skala kecil.
Kesamaan profesi dan perasaan senasib sepenanggungan yang sudah dirasakan selama
beratun-tahun tersebut, mengantarkan kami membentuk Kelompok Tani Ternak “Trijaya”,
dengan Sekretariat beralamat di Dusun Karangsari Desa Situmandala Kecamatan Rancah ,
Kabupaten Ciamis.
Anggota Kelompok Tani Ternak “Trijaya” memiliki kemauan dan kemampuan untuk
berusaha dalam usaha tani ternak sapi potong, yang bermuara pada upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan taraf hidup. Populasi ternak sapi potong yang ada saat ini adalah sebanyak
lebih kurang 51 ekor, yang dikelola oleh sebanyak 24 orang anggota kelompok. Pola usaha
budidaya yang dijalankan adalah Pola Pembibitan. Cita-cita Kelompok Tani Ternak “Trijaya”
kedepan apabila mendapatkan Dana tambahan untuk meningkatkan usaha melalui Penguatan
betina produktif, adalah ingin memperbesar skala usaha. Sehingga selanjutnya usaha
agribisnis sapi potong Kelompok Tani Ternak “Trijaya”akan dibagi menjadi dua segmen
usaha yaitu penggemukan dan pembibitan dengan memanfaatkan teknologi IB

Ditinjau dari potensi ketersediaan pakan lokal dilokasi kelompok dan sekitarnya yang cukup
baik, maka keturunan/ras/jenis sapi potong yang akan dikembangkan untuk usaha
penggemukan dan pembibitan adalah berbagai campuran berbagai ras/keturunan sapi
terutama sapi spesies besar, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan juga spesies PO,
tergantung dari modal usaha yang tersedia dan perkembangan permintaan pasar.

Meskipun usaha ini disebut usaha agribisnis sapi potong, namun produk usaha kelompok
tidak hanya sapi potong hidup saja , namun juga akan menekuni usaha pupuk organik, baik
cair maupun padat yang sekaligus juga merupakan strategi penanganan limbah agar
bersahabat dengan lingkungan.

sesuai dengan tujuan pemerintah untuk melakukan usaha swasembada daging sapi pada tahun
2014, dalam jangka panjang usaha ini akan diarahkan pada usaha pembibitan. Namun karena
perputaran uang pada usaha pembibitan lambat, maka untuk menjaga stabilitas usaha pada
awal pembangunan usaha, proporsi sapi pembibitan lebih kecil dari penggemukan.
Selanjutnya secara bertahap proporsi sapi bibit ditingkatkan periode usaha seiring dengan
perkembangan dan kestabilan finansial usaha ini.

Dengan mengoptimalkan potensi pasar di lokasi wilayah Ciamis dan Tasikmalaya saja, serta
sesekali melakukan penetrasi pasar ke daerah lain seperti Bandung dan Jakarta khususnya
pada saat qurban, maka usaha agribisnis sapi potong Kelompok Tani Ternak “ Trijaya” akan
menjadi salah satu sentra sapi potong di Kecamatan Rancah , bahkan mungkin Kabupaten
Ciamis di masa yang akan datang.

A. ASPEK PEMASARAN
1. Permintaan
Permintaan sapi potong dapat diklasifikasikan berdasarkan perutukan permintaan, yakni
permintaan sapi potong untuk konsumsi. Salah satu sumber mengatakan bahwa untuk
memenuhi pasar daging Ciamis saja diperlukan minimal 7 ekor sapi setiap harinya (minimal
210 ekor/bulan). Angka tersebut belum termasuk para pedagang daging di pasar-pasar lokal
kecamatan yang sebagian besar memotong sendiri tiap tiga sampai empat hari (8-10
ekor/bulan), potensi pasar sangat terbuka lebar untuk memasarkan daging sapi. Berdasarkan
pemaparan tersebut sangat jelas bahwa potensi pasar sapi di wilayah Ciamis sangat bagus, hal
ini dapat memicu para pedagang atau bandar sapi menjual ternak sapi potong tanpa
terkendali, sehingga memicu pemotongan sapi betina produktif.
Desa Situmandala merupakan satu-satunya desa di kecamatan Rancah dan Tambaksari yang
mempunyai Pasar Hewan khususnya Sapi, merupakan Pasar Besar yang dapat menyuplay
sapi ke wilayah Kuningan, Tasikmalaya, Majenang dan dll.

2. Penawaran
Tidak seperti di Jawa Timur atau Jawa tengah, penawaran sapi potong di daerah Jawa Barat
khususnya Ciamis dan sekitarnya masih tergolong rendah. Bahkan sapi-sapi yang ada di
Ciamis saat ini sebagian besar didatangkan dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Bukan hanya
Ciamis saja, secara umum daerah Jawa Barat belum dapat memenuhi kebutuhan sapi potong
lewat peternakan sapi yang berada di wilayah Jawa Barat. Karena itu peluang usaha ini masih
sangat terbuka lebar. Selain itu untuk jangka pangka panjang, karena Jawa Barat dan DKI
Jakarta merupakan pasar daging sapi tersebesar di Indonesia, maka dengan adanya usaha sapi
di daerah Jawa Barat ini dalam taraf tertentu dapat memotong jalur distribusi sapi dari daerah
Jateng dan Jatim. Tentu saja dengan catatan populasi di Jawa Barat relatif banyak dan harga
kompetitif dibandingkan dengan daerah lain.

3. Persaingan dan Peluang Pasar


Masih sedikitnya penawaran sapi potong di daerah Jawa Barat khususnya Ciamis dan
sekitarnya serta besarnya permintaan akan sapi potong ini menjadi peluang yang sangat
bagus. Industri pariwisata yang dimasa mendatang akan semakin berkembang, tentu
berkolerasi dengan pertumbuhan restoran/rumah makan yang menyerap daging sapi sebagai
salah satu menu hidanganya. Selain itu, budaya masyarakat pinggiran kota yang saat ini
menganggap daging sapi sebagai makanan mewah perlahan akan berubah juga dan perlahan
diprediksi akan mulai mengkonsumsi daging seiring dengan peningkatan kesejahteraan
mereka. Karena itu, prospek usaha sapi potong ke depan akan semakin baik. Usaha ini juga
sejalan dengan program pemerintah untuk swasembada daging.

Dengan potensi pasar yang besar tersebut, persaingan menjadi tidak terlalu berarti.
Persaingan juga tidak akan terlalu menjadi masalah karena pada dasarnya anggota kelompok
Tani Ternak “ Trijaya”yang secara individu cukup lama menjadi peternak sapi, telah
memilikinetworking yang cukup baik dengan berbagi pihak yang sangat potensial untuk
menjadi pasar baik pada hari normal maupun saat qurban.

4. Jalur pemasaran
Karena permintaan terhadap sapi potong masih relatif lebih besar daripada penawaran, maka
untuk pemasaran akan lebih menghemat energi bila memanfaatkan jalur pemasaran yang
sudah terbentuk. Artinya adalah bahwa dalam memasarkan sapi potong, ketua kelompok tani
ternak “Trijaya” cukup melakukan penetrasi terhadap jaringan-jaringan pemasaran sapi yang
telah terbentuk sejak lama secara sadar ataupun tidak. Karena yang menarik dalam tataniaga
sapi adalah para pedagang/bandarnya relatif tidak banyak bertambah dan diatara mereka
memiliki hubungan yang cukup kuat. Salah satu langkah kongkritnya adalah menawarkan
sapi yang siap lepas kepada banyak bandar dan kemudian menjualnya ke bandar yang yang
memberikan penawaran paling tinggi. Walaupun lokasi usaha relatif dekat dengan pasar
hewan, namun strategi pemasaran dengan menundang bandar datang kekandang akan sangat
menghemat energi dan biaya pemasaran.

Selain itu, tidak tertutup kemungkinan dibuka jalur pemasaran baru seperti dengan
melakukan usaha penjualan daging di pasar lokal yang sebelumnya tidak ada daging sapi di
sana dan dikelola oleh kelompok. Namun untuk melakukan langkah tersebut perlu banyak
aspek yang diperhatikan.

B. ASPEK PRODUKSI
1. Lokasi Usaha
Usaha Penguatan sapi potong Kelompok Tani Ternak “Trijaya” ini akan dilaksanakan
terpencar dimasing-masing lahan anggota di Dusun Bunihilir, Dusun Bunigirang, Dusun
Jetak yang mencakup di wilayah Desa Situmandala Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis
Jawa Barat. Lokasi ini terletak di lahan di lahan anggota dengan daya dukung lokasi yang
luar biasa berupa akses jalan yang cukup untuk kendaraan besar sampai kandang, air dari
sumur yang mengalir terus-menerus sepanjang tahun, ketersediaan sarana listrik, tidak terlalu
jauh dengan pemukiman warga. Tidak jauh dari lokasi usaha juga terdapat area persawahan,
hutan dan kebun rakyat yang memungkinkan pemanfaatan limbah-limbah pertanian untuk
pakan. Ketrsediaan rumput juga terjamin oleh adanya rumput alam dan lahan-lahan milik
anggota seluas kurang lebih 10 Ha yang telah ditanami rumput gajah dan raja sebagai
cadangan pakan di musim kemarau. Diluar lokasi kelompok yang jaraknya masih dekat dan
masih terdapat ratusan hektar lahan pesawahan yang luas.

2. Strategi dan Sistem Usaha


Kelompok Ternak Trijaya akan menggunakan system strategi usaha dengan dengan Pola
KOLATRATEK (Kolaborasi Tradisonal dan Teknologi).

Pola ini merupakan pola yang mengacu kepada kebiasaan peternak tradisional yang secara
turun-temurun mereka lakukan di masyarakat dipadukan dengan pembinaan secara teknologi
agar hasil yang dicapai memuaskan, maka dengan menggunakan pola ini akan ada istilah
Peternak Inti dan peternak Plasma sehingga hubungan kedua belah pihak tidak terputus
selama peternak tradisional masuk dalam pola ini.

Mengacu pada cita-cita pemerintah untuk melakukan swasembada daging tahun 2014, maka
usaha yang ideal untuk mencapai tujuan itu adalah pembibitan sapi potong. Dengan cara
Penguatan betina-betina yang bunting serta betina yang masih produktif. Oleh karena itu
dengan modal sekitar Rp 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) strategi yang dapat
dijalankan adalah usaha yaitu Penguatan bibit-bibit ternak sapi potong untuk dipelihara
sebagai usaha pembibitankarena sistem ini sesuai dengan kondisi lingkungan dan
karakteristik anggota kelompok. Sistem usaha yang akan dipakai adalah sistem bagi hasil
antara peternak dan kelompok. Periode usaha adalah selama sapi bibit tersebut masih
produktif, kemudian bagi hasil akan dilakukan berdasarkan keuntungan penjualan anak yaitu
Hasil penjualan anak dipotong biaya operasional kelompok sebesar 10 %, sisanya 90 % ( 100
% ) dibagi menjadi 60 % untuk peternak yang 20 % untuk penambahan modal kelompok dan
20 % untuk insentif tim manajemen.

3. Proses Penguatan dan Teknologi Pakan


Spesies sapi potong utama yang dipelihara adalah Sapi lokal, Peranakan Ongole (PO) dan
sapi silangan. Pemilihan jenis sapi tersebut terutama karena alasan kemudahan
penanganannya. Akan tetapi karena potensi pakan di lokasi usaha sangat memungkinkan di
pelihara jenis sapi besar (sapi Eropa), maka dalam pelaksanaanya dapat juga digabungkan
antara sapi PO dan sapi Eropa untuk usaha pembibitan dan penggemukan untuk daging
konsumsi harian. Bakalan dan induk sapi akan dibeli dari peternak dan atau pasar hewan
maupun perusahaan dengan memperhatikan kualitas dan harga.
Adapun teknologi pakan yang akan dipakai adalah teknologi tepat guna ekonomis dengan
memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan suplementasi Probiotik untuk meningkatkan
konsumsi pakan sapi dan meningkatkan daya konversi pakan menjadi daging, serta
pemberian konsentrat.

4. Fasiltasi Produksi dan Peralatan Usaha


Faslitas pemeliharaan sapi potong yang utama adalah Kandang. Saat ini usaha tani ternak sapi
potong yang dilaksanakan oleh kelompok, sudah dipusatkan pada satu lokasi (kawasan
peternakan), seluas lebih kurang 0,5 hektar (bila diperlukan dapat dikembangkan menjadi 10
hektar, walaupun tidak terletak dalam satu hamparan). Adapun fasilitas fisik produksi yang
diperlukan secara umum terdiri dari peralatan teknologi dan pemberian pakan serta peralatan
pengolahan limbah. Untuk peralatan teknologi pakan, kelompok akan mengusahakan fasilitas
mesin pengolah pakan sederhana baik secara swadaya maupun dengan pengajuan ke instansi
terkait. Dengan demikian pakan berkualitas apat dibuat sendiri dengan memanfaattkan
sumber pakan yang tersedia di daerah sekitar sehingga menghemat biaya pembelian pakan.

5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja pengelola usaha ini adalah anggota kelompok. Tenaga kerja ini akan
ditempatkan pada empat kelompok pekerjaan yang diperlukan untuk membangun usaha yaitu
sanitasi kandang dan pemberian pakan, pengumpulan bahan-bahan pakan, pengolahan pakan
(pabrik) dan pengolah limbah (produksi pupuk organik cair dan padat).

6. Proses Produksi
Sebagaimana dikemukan sebelumnya, bahwa usaha ini dibagi menjadi dua bagian yatu
pemmbitan dan penggemukan, Oleh karena itu, proses produksi/pemeliharaan pun tidak dapat
disamakan. Secara umum, perbedaanya terletak pada formulasi pakan, ukuran kandang dan
penanganan.

Pemberian bahan penguat/ konsentrat pada sapi betina bibit jauh lebih sedikit dari sapi
penngemukan yang memerlukan banyak konsentrat untuk meningkatkan konversi pakan ke
daging. Ukuran kandang sapi betina bibit idealnya lebih luas sehingga memungkinkan betina
bibit bergerak leluasa dan anak yang lahirpun bisa bermain-main dengan leluasa. Bahkan
pada saat melahirkan, betina bibit ini ditempatkan pada kandang terpisah. Penanganan sapi
penggemukan relatif sederhana dibandingkan sapi pembibitan karena sapi penggemukan
ditempatkan dikandang batre, tidak memerlukan banyak gerak dan diberikan pakan bernutrisi
tinggi agar cepat menghasilkan daging. Sedangkan pemeliharaan kesehatan sapi bibit harus
lebih baik untuk memastikan semua organ tubuhnya sehat sehingga dapat bunting dan
melahirkan anak dengan baik. Pada penanganan sapi pembibitan pun ada proses penanganan
kelahiran, menyusui dan penyapihan.

Adapun tahapan produksi usaha sapi ini secara umum tanpa memperlebar perbedaan antara
sapi pembibitan dan penggemukan adalah sebagai berikut:
Persiapan kandang dan kelengkapan produksi

Bentuk kandang disesuaikan dengan bentuk lahan yang tersedia. lahan datar yang tersedia
untuk kandang berbentuk kotak, sehingga bentuk kandangpun cenderung kotak. Di tengah
kandang tersebut dibuat tempat pemberian pakan. Untuk alasan penghematan biaya bahan
dan mempermudah pekerjaan sanitasi kandang,maka terminologi kandang sedikit
dimodifikasi. Kandang adalah kandang individu seluas 1,5 X 2 m yang satu dan lainnnya
diberi sekat, sapi menempati posisi kandang individu dengan cara diikat dengan ikatan
khusus di bawah tempat pakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bergerak bebas.
Keunggulan lain dari kandang seperti ini adalah kandang dapat dimodifikasi menjadi
kandang koloni dengan membuat sekat non permanent misalnya untuk keperluan saat ada
sapi yang melahirkan dan masih dalam tahapan pra penyapihan. Peralatan yang perlu
disiapkan adalah semua peralatan yang berperan dalam memperlancar proses pemeliharaan
sapi seperti sabit, gerobak dorong, ember plastik, sekop, cangkul sapu lidi, gayung, selang air
dan pisau/mecin pencacah.
Persiapan Sapi Bibit

Seperti dikemukakan sebelumnya, tidak ada rencana pasti untuk sumber pembelian bibit dan
bakalan sapi potong. yang terpenting adalah kualitas bagus dan harga kompetitif, sapi-sapi
harus diberikan perlakuan khusus dengan memberi minuman kaya glukosa (molase) pada saat
tiba dan suntikan vitamin B komplek. dengan cara demikian, keseimbangan glukosa darah
dapat dipertahankan sehingga kondisi fisik nya cepat puli. selian itu juga pada fase awal
produksi sapi diberikan pula suntikan obat parasit darah dan diberi obat cacing untuk
memastikan kondisi sapi-sapi tersebut dalam kondisi prima..

Pembiasaan Pakan
Jenis akan yang diberikan ditempat asal sapi dapat berbeda-beda tergantung daerah, pada
umumnya hanya diberi pakan rumput dan jerami saja. oleh karena itu, untuk memberikan
pakan baru yang tidak pernah dikenal oleh sapi sebelumnya, perlu dilakukan pembiasaan
terlebih dahulu. metode yang dipergunakan adalah memaksa sapi untuk memakan pakan yang
akan dibiasakan dengan hanya memberinya pakan yang akan dibiasakan saja tanpa diberikan
rumput segar. dengan demikian saat sapi lapar tidak mempunyai pilihan lagi selain
mengkonsumsi pakan yang ada. beberapa hari kemudian sapi akan terbiasa bahkan bisa
makan lebih lahap. selain itu, rumput segar juga diberikan kembali dalam komposisi tertentu
untuk menjaga keseimbangan nutrisi.

Pemeliharaan
Sapi pembibitan dipelihara selama mungkin selama masih bisa produktif mengandung dan
melahirkan anak. target anak yang lahir dari tiap induk adalah satu ekor tiap tahun. Teknologi
inseminasi buatan digunakan untuk membuahi betina birahi sehingga tidak perlu memelihara
pejantan. komposisi hijauan pada kelompok sapi pembibitan ini diberikan lebih banyak dari
pada konsentrat yang diberikan sebagai penguat saja. minimal satu kali dalam seminggu,
sapi-sapi betian bibit ini dikeluarkan dari kandang dan dibiarkan bergerak bebas dikawasan
sekitar kandang untuk menjaga kesehatan dan kebugarannya agar tetap produktif bunting dan
melahirkan pedet.

Kesehatan dan Inseminasi

hal yang tidak kalah peting adalah menjaga kesehatan ternak dan memastikan ternak betina
bibit dapat bunting kembali secara periodik. beberapa langkah penjagaan kesehatan ternak
dapat dilakukan oleh kelompok, namun untuk menjaga kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
kelompok dan untuk melakukan inseminasi buatan, kami akan mengoptimalkan kerjasama
dengan petugas kesehatan hewan dan petugas inseminasi setempat.

Persiapan Pemasaran

keberhasilan peasaran terletak pada jejaring yang siap menyerap produk yang akan dipasrkan.
Produk yang akan dipasarkan oleh kelompok tani ternak “ Trijaya”pada tahap awal ada dua
macam, yaitu sapi pedet dan pupuk kompos. oleh karena itu pada tahap awal usaha akan
dibentuk jejaring sebanyak mungkin dengan berbagai pihak bail lokal maupun regional,
termasuk dengan kelompok-kelompok didaerah lain sehingga pasar sudah siap menyerap jauh
hari sebelum produk siap dilepas. Terkait dengan strategi pemasaran sapi siap potong yang
akami lakukan (dibahas di bagian pemasaran), maka sejak jauh hari, kami harus memiliki
jejaring dan hubungan yag baik dengan para pedagang/bandar sapi.

C. ASPEK KEUANGAN
Analisis keuangan suatu usaha secara garis besar terdiri dari proyeksi pendapatan dan
pengeluaran periode usaha berlangsung. Analisis keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui
gambaran mengenai pendapatan dan biaya, kemapuan mengembalikan modal dan kelayakan
proyek.

1. Usaha Pembibitan

Ø Asumsi

Asumsi yang digunakan pada perhitungan analisa usaha Penguatan betina produktif adalah
sebagai mana yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel : Asumsi dan Parameter untuk Analisa Keuangan Penguatan Betina produktif.
Harga Satuan Jumlah
No Kegiatan Volume Satuan
(Rp) (Rp)
1 Penguatan sapi betina
225 Ekor 750.000,- 168.750.000,-
bunting ( insentif).
2 Dana Operasional
- Kandang Jepit 1 Unit 5.000.000,- 5.000.000
- Honor PKB 225 Ekor 50.000,- 11.250.000,-
- Honor Rekorder 1 OK 900.000,- 900,000,-
- Marking Ternak 1 Paket 10.525.000,- 10.525.000,-
- ATK Kelompok 1 Paket 3.575.000,- 3.575.000,-
Jumlah 200.000.000,-

Ø Biaya Investasi
Pada usaha Penguatan betina produktif ini sapi induk dimasukkan kedalam biaya investasi
karena ada penyusutan nilai akhir usaha. Selain itu yang dimasukkan kedalam kategori biaya
investasi laninnya adalah alat-alat veteriner

Ø Biaya Operasional
Besarnya biaya operasional untuk menjalankan usaha Penguatan betina produktif ini adalah
80% digunakan untuk biaya Penguatan ternak betina dan 20 % digunakan untuk biaya
operasional. Lebih rinci RUK terlampir.

Ø Produksi dan Pendapatan


Produk yang dihasilkan dari usaha ini berupa anak sapi dan pupuk kandang serta bibit ternak
yang bunting jika dijual.

Ø Proyeksi Rugi Laba Usaha


Besar laba usaha dalam satu periode (satu tahun) dengan cara mengurangi pendapatan total
dengan total biaya produksi. Resiko usaha diperhitungkan sebesar 5 %.

Ø Total Keuntungan Modal dan Potensi Keuntungan


Modal tersebut menurut analisa usaha yang telah dipaparkan sebelumnya ,akan menghasilkan
potensi keuntungan. Keuntungan ini merupakan gabungan potensi keuntungan usaha
pembibitan dan usaha penggemukan.

D. ASPEK MANAJEMEN PENGELOLAAN


Manajemen pengelolaan sangat mutlak dibutuhkan dalam pengelolaan usaha ini.
Manajemen ya

ng ideal untuk usaha besar sekurang-kurangnya terdiri dari pimpinan usaha, manager
administrasi dan keuangan, manager produksi dan manager pemasaran. Namun pada
dasarnya untuk usaha skala sejitar 40-60 ekor sapi tidak memerlukan struktur manajerial yang
rumit, yang diperlukan adalah 1 orang pimpinan usaha, 1 orang yang menjalankan fungsi
administrasi sekaligus keuangan dan pemasaran, satu orang menangani manajemen produksi
di bagian kandang, pupuk kompos, pengumpul pakan maupun di pabrik pengolahan pakan.

Manager Produksi

Pimpinan Usaha

Tenaga Administrasi, Keuangan dan Pemasaran


Staf produksi

Gambar 6.1 Diagram Managerial Kelompok Tani Ternak “Trijaya”

E. ASPEK SOSIAL EKONOMI


Dari sisi sosial ekonomi, usaha pemeliharaan sapi potong ini memberikan dampak yang
positif. banyak pihak yang memperoleh manfaat dari usaha ini yakni :

- Anggota kelompok Tani Ternak “ Trijaya”: Anggota kelompok mendapatkan manfaat yang
langsung terasa dan sangat besar bagi kehidupan mereka. Beberapa anggota yang awalnya
memelihara sapi milik orang dengan sistem bagi hasil dan hanya beberapa ekor saja (maro),
maka dengan program ini mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

- Petani sekitar : Petani sekitar tempat usaha khususnya petani jagung akan ikut terbantu
dengan tersedianya pupuk kompos yang mudah didapatakan dan harga yang terjangkau.
Pekerjaan mereka juga akan ternbantu karena limbah batang jagung mereka diambil untuk
pakan sapi , sehingga tidak perlu membakarnya seperti selama ini mereka lakukan.

- Masyarakat : Pertumbuhan usaha ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan usaha
yang sejenis dengan skala yang lebih kecil kedeapannya dapt bersinergi membentuk kawasan
peternakan sapi lewat kerjasama pemeliharaan dan pemasaran. Selain itu juga peluang bagi
masyarakat untuk menjadi tenaga pemasaran.

F. ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN


Usaha pemeliharaan sapi potong ini menghasilkan limbah padat berupa feses dan rumput sisa
pakan, serta limbh cair berupa urin. Limbah tersebut sangat potensial mencemari lingkungan.
Selain itu dapat juga gangguan bau tak sedap bagi lingkungan yang berasal dari limbah-
limbah tersebut.

Hal tersebut sudah dipikirkan cara penanganannya. Cara pertama adalah suplementasi
mikroba probiotik pada pakan yang telah terbukti mampu mereduksi bau yang timbul dari
feses dan urin sapi. Cara kedua adalah dengan mengolah limbah-limbah tersebut sedemikian
rupa melalui teknologi fermentasi menjadi pupuk organik. Cara kedua ini justru akan
membuka peluang bisnis tersendiri yang cukup prospektif.
G. KESIMPULAN
1. Kegiatan Penguatan betina produktif sangat berdampak positif serta Peluang pasar untuk
sapi potong di wilayah Ciamis, masih prospektif baik untuk daging konsumsi harian
masyarakat.

2. Desa Situmandala Kecamatan Rancah memiliki daya dukung alam yang sangat bagus
untuk usaha agribisnis sapi potong baik melalui simbiosis mutulisme dengan pertanian,
maupun dengan memanfaatkan bahan-bahan pakan yang ada di alam.

3. Kelompok Tani Ternak “ Trijaya”merupakan gabungan dari peternak-peternak kecil yang


memiliki pengalaman, keuletan dan sifat amanah sehingga dapat menjamin keberhasilan
usaha.

H. PENUTUP
Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, terutama masayarakat pedesaan. Usaha agribisnis melalui Penguatan betina
produktif sapi potong yang saat ini mengalami kendala keuangan sangat membutuhkan
bantuan berupa pembinaan dan bantuan modal. Kami berharap bahwa departemen Pertanian
dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal Peternakan berkenan membantu dalam hal
penguatan modal untuk mengatasi kendala tersebut sehingga pada akhirnya program
agribisnis pembibitan sapi potong ini mampu menjadi penyokong ketersediaan daging dalam
negeri untuk menyongsong swasembada daging 2014 dan lebih lanjut lagi bisa memperbaiki
taraf hidup masyarakat dan menjadi kebagnggan bangsa.
Situmandala, 24 Desember 2013
Ketua Sekretaris,
Kelompok Tani Ternak “Trijaya”

DAYAT HERMAN

I. LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Identitas Kelompok ( Profile )
2. SK Kelompok
3. Foto copy Identitas anggota Kelompok.
4. Foto copy Buku Tabungan Kelompok ( dilegalisir) dan Saldo
5. Peta Kabupaten, Kecamatan, Desa ( Lokasi Usaha ).
6. Asumsi Usaha, Pemeliharaan dan Produksi
7. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
8. Analisa Usaha
9. Foto Kegiatan Kelompok
10. Surat Ketrangan Bank

PROFIL KELOMPOK DAN IDENTITAS KELOMPOK

Nama Kelompok : TRI JAYA


Berdiri Tahun : 2002
Nomor Izin Kelompok : 55/112/VIII/KEC/09
Produksi : - Penggemukan Pembibitan,
Kambing, Ayam Pedaging.
- Pupuk Organik
Alamat Sekretariat : Dusun Buni Hilir Desa Situmandala
Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis 46387
Provinsi Jawa Barat
No. Telp/HP : 082118851806
E-Mail : tritercomda@yahoo.co.id
Fax : 0265 2732458
Ketua : Dayat
Sekretaris : Herman
Bendahara : Agustia Irwanto
1. Kelompok Membina dibidang :
1. Pengolahan Lahan Pertanian
a. Pengolahan lahan produktif (sawah) : 6.8 %/ha
b. Pemanfaatan lahan tidur : 4,5 %/ha
2. Peternakan Sapi
a. Penggemukan
b. Pembibitan
3. Peternakan Kambing
4. Peternakan Ayam
a. Ayam Petelor
b. Ayam Pedaging
5. Perikanan
a. Budidaya Ikan Gurame
b. Budidaya Lele, Nila, Mujair
6. Budidaya Tanaman Pangan dan Holtikultura
a. Padi, Jagung, Ubi-ubian Kacang-kacangan dll.
b. Sayuran, Buah-buahan, Bunga dll
7. Perkebunan
a. Kayu Albasiah
b. Kopi
c. Kakao dll
8. Pengolahan Pakan Ternak
9. Prouksi Pupuk Organik
2. Jumlah Anggota Kelompok
Ø Anggota Kelompok Trijaya sebanyak : 24 (Lima Puluh Delapan) orang
3. Luas Areal / Lahan
Ø Luas areal / Lahan Kelompok Tri Jaya seluas : 35 Ha
4. Komoditi Unggulan
a. Peternakan Sapi
b. Produksi Pupuk Kompos (Organik)
5. Kemitraan dengan
a. Pemerintah : Ada
b. Swasta : Tidak ada
6. Sumber Keuangan
a. Iuran Anggota : Simpan Wajib, Sukarela
b. Tabungan Anggota : Ada
c. Bantuan / Hibah : Tidak Ada
d. Pinjaman Bank : Tidak Ada
e. Pinjaman dari Pemerintah : Tidak Ada
7. Keaktifan Anggota
a. Aktif : 24 orang
b. Tidak aktif : ............... orang
8. Program Kerja
1. Pertemuan Rutin/Rembuk Tani : Ada / Tidak ada
2. Arisan : Ada / Tidak ada
9. Daftar Asset Kelompok
1) Bangunan Sekretariat :1 unit
2) Kandang Kawasan :3 unit
o Jumlah Sapi di Kawasan Induk : 25 ekor
3) Kandang Sapi diluar kawasan tersebar : 26 unit
o Jumlah yang tersebar diluar kawasan : 45 ekor
4) Kandang Kambing tersebar : 35 ekor
o Jumlah Kambing : 142 ekor
5) Kandang Ayam Pedaging tersebar :4 unit
o Jumlah Ayam pedaging : 4000 ekor
6) Kebun Rumput Kelompok seluas : 8,5 ha
7) Bangunan pengolahan Pupuk Organik :1 unit
o Produksi perbulan sebanyak : 6000 kg
8) Mesin Pengolah Pupuk Organik :3 unit
9) Gudang Penyimpanan dan Permentasi Pupuk :1 unit
10) Bangunan Gudang Pengolahan Pakan :1 unit
11) Mesin Pengolahan Pakan :1 unit
12) Kendaraan Roda Empat :1 buah
13) Kendaraan Roda Tiga :1 buah

STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK TANI TERNAK
““Trijaya””

PELINDUNG
KEPALA DESA SITUMANDALA

KETUA
DAYAT

SEKRETARIS
HERMAN

BENDAHARA
AGUSTIA IRWANTO
SEKSI - SEKSI

KEAMANAN
DEDE H
KONSUMSI
YAYAN H

KEBERSIHAN
AHMAN
KESWAM
ASEP S

PERALATAN
SUHANDA
Situmanda, 24 Desember 2012
Ketua

DAYAT

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK


( RUKK )
KELOMPOK TRIJAYA
Harga Jumlah
No Kegiatan Volume Satuan
Satuan (Rp) (Rp)
Penguatan sapi betina
1 200 Ekor 800.000 160.000.000
bunting ( insentif).
2 Dana Operasional
- Kandang Jepit 1 Unit 4.600.000 4.600.000
- Honor PKB 200 Ekor 50.000 10.000.000
- Honor Rekorder 1 OK 1.000.000 1.000.000
- Nomor Ternak
200 Buah 12.000 2.400.000
(kalung)
- ATK Kelompok 1 Paket 500.000 500.000
- Kamera Digital 1 Buah 1.500.000 1.500.000
Jumlah 180.000.000

Bendaha, Sekretaris

AGUSTIA IRWANTO TARSO

Mengetahui,
Ketua Kelompok

DAYAT
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK
( RUKK )
KELOMPOK TRIJAYA
Harga Jumlah
No Kegiatan Volume Satuan
Satuan (Rp) (Rp)
Penguatan sapi betina
1 225 Ekor 800.000 180.000.000
bunting ( insentif).
2 Dana Operasional
- Kandang Jepit 1 Unit 4.600.000 4.600.000
- Honor PKB 225 Ekor 50.000 11.250.000
- Honor Rekorder 1 OK 1.000.000 1.000.000
- Nomor Ternak
225 Buah 12.000 2.700.000
(kalung)
- ATK Kelompok 1 Paket 500.000 500.000
- Kamera Digital 1 Buah 1.500.000 1.500.000
Jumlah 201.550.000

Bendaha, Sekretaris

AGUSTIA IRWANTO TARSO

Mengetahui,
Ketua Kelompok

DAYAT

ASUMSI-ASUMSI
Uraian Satuan Nilai
Hijauan Makanan Ternak Rp/Kg 150
Complete Feed/konsentrat Rp/Kg 2.000
Konsumsi HMT Kg/Ekor/Hari 35
Konsumsi Complete Feed Kg/Ekor/Hari 1
Upah Tenaga Kerja Rp/orang/bulan -
Vitamin dan Obat-obatan Rp/ekor/periode 150.000
Rataan Harga jual Anak Sapi Rp 3.500.000
Harga Jual faeces mentah Rp/Kg 100
Harga Jual Kompos/pupuk organik Kg/Ekor/Hari 350
Waktu Periode
Kelahiran Pedet Tahun 1
Harga Induk Ekor/Tahun 58
Nilai Akhir Induk Rp/Ekor 8.000.000
Biaya Pemeliharaan pedet Rp/Ekor 4.500.000
Biaya IB Rp/Ekor -
Rp/Ekor 100.000

DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN KELOMPOK TANI TERNAK


1) Bangunan Sekretariat

2) Kandang Kawasan Ternak Sapi


3) Dokumen Ternak Sapi Inti dan Plasma

Lanjutan Dokumen Ternak Sapi Inti dan Plasma


1) Kebun Rumput Kelompok

2) Bangunan Pengolahan Pupuk Organik


3) Permentasi Pupuk Organik
Kegiatan Permentasi pada kelompok Tri jaya Kompos pada saat ini dilakukan secara alami
dan tradisional untuk menjaga mutu dan kwalitas pupuk.

4) Bangunan Gudang Pengolahan Pupuk Organik


KELOMPOK TANI TERNAK
TRIJAYA

Dusun Buni Hilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis 46387
Call : 082118851806 E-mail : tritercomda@yahoo.co.id

Nomor : 018/KLP.TJ/XII/2012 Rancah , 24 Desember 2012


Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada,
Perihal : Permohonan Bantuan Dana Yth. Kepala Dinas Peternakan
Penguatan Sapi Betina Bunting Kabupaten Ciamis
Tahun 2013.
di
CIAMIS

Dipermaklumkan dengan hormat, bersama ini kami sampaikan Proposal Permohonan


Bantuan Penguatan Sapi Betina Bunting Tahun 2013 untuk Kelompok Tani Trijaya Dusun
Bunihilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak kami sertakan satu berkas proposal dan
RUKK terlampir.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan terkabulnya


disampaikan terima kasih.

Mengetahui, Ketua,
Camat Kec. Rancah Kelompok Tani Trijaya

DAYAT
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA
Jln. Sudirman No. ........ Telp. (0265) .................. Situmandala
RANCAH 46387

SURAT KETRANGAN
Nomor : ......................................

Berdasarkan Proposal Kelompok Tani Trijaya, Nomor :


018/KLP.TJ/XII/2012 tertanggal, 24 Desember 2012, tentang permohonan Bantuan
Penguatan Sapi Betina Bunting Tahun 2013.
Kelompok Tani Trijaya benar-benar berada di wilayah Desa Situmandala yang berdiri
sejak tahun 2003 di Dusun Bunihilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten
Ciamis. Sampai saat ini masih aktif bahkan sebagai kelompok ternak pelopor di wilayah Desa
Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Dalam hal ini kami sangat setuju dan mendukung sepenuhnya, untuk pengajuan
permohonan dimaksud, demi pelestarian hewan sekaligus pengadaan sapi potong untuk
menunjang program pemerintah tentang swasembada daging tahu 2014.

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Situmandala, 25 Desember 2012


Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PETERNAKAN
PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K)
KECAMATAN RANCAH
Jalan Raya Rancah No. Tlp. (0265) ............ Rancah 46387

SURAT KETERANGAN
Nomor : ..............................................
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (BP3K) Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis menerangkan bahwa :
Nama Kelompok Tani : TRIJAYA
Berdiri Tahun : 2003
Alamat : Dusun Bunihilir Desa Situmandala
Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis
Nama Ketua Kelompok : DAYAT

Telah tebentuk sejak tahun 2003 dan telah teregistrasi di BP3K Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Rancah ,25 Desember 2012
Kepala BP3K Kec. Rancah

MAMAT RACHMAT, A.Md


NIP. 19540328 197712 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA
Jln. Sudirman No. 65 Kec. Rancah Tlp. (0265)……. Kab. Ciamis 46387

Situmandala, 25 Desember 2012


Kepada,
Yth. Kepala Dinas Kabupaten Ciamis
di
CIAMIS

SURAT PENGANTAR
Nomor : 402/29/DS/2012
NO URAIAN BANYAKNYA KETERANGAN
1. Proposal Permohonan Batuan 1 (satu) Budel Disampaikan untuk
Dana Penguatan Sapi Bunting Proposal menjadi bahan
Tahun 2012 untuk Kelompok sebagaimana mestinya
Tani Trijaya Desa Situmandala
Kecamatan Rancah Kabupaten
Ciamis
Situmandala, 25 Desember 2012
Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA
JL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.
BERITA ACARA
PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI TRIJAYA
NOMOR : 27/07-04/Ds-2002

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Situmandala Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis, setelah memperhatikan hasil musyawarah Kelompok di Dusun Bunihilir,
Desa Situmandala, telah terbentuk Kelompok Tani Ternak “TRI JAYA” dari wilayah kerja
Dusun Bunihilir Desa Situmandala yang mempunyai 24 anggota, yang dilaksanakan pada
hari Senin, Tanggal 16 Desember 2002, bertempat di Balai Dusun Bunihilir.

Demikian berita acara ini di buat dengan sesungguhnya dan untuk menjadi bahan
seperlunya.

Mengetahui, Situmandala, 16 Desember 2002


Kepala BP3K Kec. Rancah Kepala Desa Situmandala

I. SUTARYONO

YUYUM ANINGRUM
NIP ............................
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA

KEPUTUSAN KEPALA DESA SITUMANDALA


KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS
NOMOR : 005/Kpts/XII/Ds-2002
Tentang
PENTAPAN PENGURUS KELOMPOK TERNAK SAPI
TRIJAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH

Menimbang : dst
Mengingat : dst
AN
Menetapkan :
PERTAMA : Membentuk Pengurus Kelompok Ternak
Trijaya Desa SitumandalaKecamatan Rancah dengan nama-nama
tercantum dalam lampiran, Surat Keputusan ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan.
KEDUA : Kelompok Ternak Trijaya adalah mitra kerja Kepala Desa dalam
pelaksanaan Pembangunan ekonomi yang ada di Desa Situmandala.
KETIGA : Pengurus dan Anggota Kelompok Ternak Trijaya agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.
KEEMPAT : Kelompok Kelompok Ternak Trijaya berkewajiban melaporkan setiap
kegiatannya kepada Kepala Desa.
KELIMA : Biaya yang ditimbukan dari kegiatan Kelompok Ternak sesuai dengan
kemampuan anggaran rumah tanggal kelompok.
KEENAM : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan didalamnya, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Situmandala
Pada tanggal : 16 Desember 2002
Kepala Desa Situmandala

I. SUTARYONO

Lampiran Surat Keputusan


Nomor : 005/Kpts/XII/Ds-2002
Tanggal : 16 Desember 2002

SUSUNAN PENGURUS
KELOMPOK TANI TERNAK TRIJAYA
DESA SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH
1. Pelindung : Kepala Desa Situmandala
2. Ketua : Dayat
3. Sekretaris : Herman
4. Bendahara : Agustia Irwanto
5. Anggota :
1. Nana
2. Rasto
3. Eman
4. Asep K
5. Yayan
6. Atik
7. Karso
8. Didin
9. Tasriipin
10. Nanta

Ketua, Situmandala, 16 Desember 2002


Sekretaris,

DAYAT HERMAN

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA
JL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.

SURAT KETERANGAN DOMISILI


Nomor : …………………………………………

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TARJAN HENDARNA


Jabatan : Kepala Desa Situmandala

Menerangkan :
Nama Kelompok : TRIJAYA
Alamat : Dusun bunihilir
Desa Situmandala Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis
Tanggal Pendirian : 16 Desember 2002
Susunan Pengurus :
Ketua : DAYAT
Sekretaris : HERMAN
Bendahara : AGUSTIA IRWANTO

Kelompok Ternak tersebut benar-benar ada dan diakui kebenarannya di desa Situmandala
Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


KECAMATAN RANCAH
KEPALA DESA SITUMANDALA
JL. Sudirman No. Situmandala– Rancah 46387.

SURAT KETERANGAN DOMISILI


Nomor : …………………………………………

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TARJAN HENDARNA


Jabatan : Kepala Desa Situmandala

Menerangkan bahwa, Kelompok Tani Ternak Trijaya yang beralamat di Dusun Bunihilir
Desa Situmandala Kecamatan Rancah kabupaten Ciamis, sampai saat ini belum/tidak
pernah/sedang mendapat bantuan dari pihak manapun, peruntukan Penguatan/Penyelamatan
Ternak Sapi Betina Bunting atau Sapi Produktif.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kepala Desa Situmandala

TARJAN HENDARNA
DENAH KAWASAN KELOMPOK

DENAH KAWASAN KELOMPOK


PETA DESA SITUMANDALA
KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS
PIAGAM PENGHARGAAN
PERTEMUAN PENGURUS KELEMBAGAAN USAHA TANI
24 FEBRUARI 2012 DI LEMBANG BANDUNG
Analisa Usaha Budidaya Ternak Sapi
Analisa Usaha merupakan suatu alat untuk menghitung berapa jumlah biaya yang telah
dikeluarkan untuk melakukan suatu budidaya dalam hal ini budidaya penggemukan ternak
sapi, dimana akhirnya digunakan sebagai patokan untuk menentukan nilai jual dari suatu
produk yang dihasilkan.
berikut ini contoh analisa usaha Budidaya sapi :
Asumsi-asumsi :
· Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak
diperhitungkan untuk sewa lahannya.
· Sapi bakalan yang dipelihara sebanyak 6 ekor jenis PO dengan harga awal Rp.
7.000.000/ekor dan berat badan sekitar 250 kg/ekor
· Sapi dipelihara selama 6 bulan dengan penambahan berat badan sekitar 0,7 kg/ekor/hari
· Kandang yang dibutuhkan seluas 30 M2 dengan biaya Rp. 400.000/M2
· Penyusustan kandang 20 % / tahun dengan demikian penyusutan untuk satu periode 10 %
· Sapi membutuhkan obat-obatan sebesar Rp. 60.000/ekor/periode
· Tenaga kerja 1 orang dengan gaji Rp. 500.000/bulan
· Peralatan kandang dibutuhkan sebesar Rp 500.000/tahun, dengan demikian untuk satu
periode Rp. 250.000
· Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 6.000 kg dengan harga Rp. 200/kg
· Pakan yang diperlukan untuk satu periode
o HMT 40 kg x 6 x 180 x Rp.100
o Konsentrat 3 kg x 6 x 180 x Rp. 1.500
o Pakan tambahan 3 kg x 6 x 180 x Rp. 200
A. MODAL USAHA
Biaya Investasi
1. Pembuatan kandang 30 M2 x Rp. 400.000 Rp. 12.000.000
2. Peralatan kandang Rp. 500.000
Biaya Variabel
1. Sapi bakalan 6 x Rp. 7.000.000 Rp. 42.000.000
2. HMT Rp. 4.320.000
3. Konsentrat Rp. 4.860.000
4. Pakan Tambahan Rp. 648.000
Total Biaya Variabel Rp. 51.828.000
Biaya Tetap
1. Tenaga Kerja 1 orang x 6 x Rp. 500.000 Rp. 3.000.000
2. Penyusustan kandang 10 % x Rp. 12.000.000 Rp. 1.200.000
3. Penyusutan peralatan Rp. 250.000
Total Modal Tetap Rp. 4.450.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI = Rp. 51.828.000 + Rp. 4.450.000 = Rp. 56.278.000
B. PENERIMAAN
Penjualan sapi dan kotoran
· Penambahan berat badan 0,7 kg x 180 = 126 kg/ekor/periode dan berat badan sapi
sekarang untuk setiap ekor adalah 376 kg, untuk berat keseluruhan adalah 6 x 376 kg = 2.256
kg dengan harga Rp. 32.000/kg. jadi uang yang didapat adalah Rp. 72.192.000
· Penjualan kotoran ternak 6.000 x Rp. 200 = Rp. 1.200.000
TOTAL PENERIMAAN = Rp. 72.192.000 + Rp. 1.200.000 = Rp. 73.392.000
KEUNTUNGAN = Rp. 73.392.000 - Rp. 56.278.000 = Rp. 17.000.000
B/C Ratio = Rp. 73.392.000 : Rp. 56.278.000 = 1,3
( artinya dalam satu periode produksi dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan
akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 130 )
BEP ( Break Even Point )
1. BEP Harga = Total biaya : Berat sapi total
= Rp. 56.278.000 : 2.256
= Rp. 24.945 / kg
2. BEP Volume Produksi = Total biaya produksi : Harga jual
= Rp. 56.278.000 : Rp.32.000/kg
= 1.758 kg
Artinya usaha ternak sapi ini akan mencapai titik impas jika 6 ekor sapi mencapai berat badan
1.758 kg atau harga jual Rp. 24.945/kg

Anda mungkin juga menyukai