Anda di halaman 1dari 18

Memahami Pancasila

Dalam
Kajian sejarah
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Dewi Kurniasih, M.Pd,
DISUSUN OLEH :
Abel adeta juliaputry (PO71340230065)
Nadia dwi safitri (PO71340230071)
Citra hermaya (PO71340230072)
Citra agustin (PO71340230076)
Shevina.R (PO71340230079)
Rabelia azra putri rizki (PO71340230085)
Oktia ramadhani (PO71340230089)
Hikmah angelisa (PO71340230090)
Pancasila
Dalam
Sejarah Masa
Orde Lama
Masa orde proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945 hingga tahun 1966. Orde lama terjadi pada
tiga periode berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode
1950-1959, serta periode 1959-1966. Di tahun 1945-1950,
Indonesia sebagai negara peralihan dari bangsa terjajah
menjadi bangsa yang Merdeka menjalani proses adaptasi
penerapan ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Pada masa orde lama terdapat dua pandangan besar terhadap dasar
negara yang berpengaruh terhadap munculnya Dekrit Presiden.
Pandangan tersebut yaitu mereka yang memenuhi “anjuran”
Presiden/Pemerintah untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”
atas kejadian tersebut menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan
atas sebuah Dekrit Presiden yang disetujui oleh kabinet pada tanggal 3
Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor pada tanggal 4
Juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh Presiden pada tanggal 5
Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka.
Pancasila
Dalam
Sejarah Masa
Orde Baru
• Sejarah politik lokal

Pancasila tidak dilahirkan di masa Orde Baru, tidak dirumuskan oleh


tokoh Orde Baru, justru sebaliknya. Soekarno sebagai tokoh utama
perumus Pancasila menjadi salah satu sasaran utama serangan
politik Orde Baru. Soekarno ditekan turun dari kekuasaannya. Para
pejabat tinggi kabinetnya ditahan. Jutaan simpatisan dan pendukung
Soekarno dicurigai sebagai warga kelas dua. Hak-hak sipil mereka
dibatasi selama berpuluh tahun.
• Sejak orde baru berkuasa, Pancasila berubah
radikal.

Soekarno menyerang dan diserang musuh politiknya di dalam dan luar


negeri. Berkali-kali ia menjadi sasaran usaha pembunuhan. Menghadapi
semua itu dan musuh-musuh politiknya, ia melemparkan caci-maki dan
berbagai stigma kepada mereka. Tapi bukan stigma “anti-Pancasila”.
Pancasila
Dalam
Masa Orde
Reformasi
Reformasi di Indonesia merujuk pada era perpolitikan Indonesia setelah mundurnya
Soeharto sebagai Presiden RI pada 1998. Akhir pemerintahan Soeharto dinilai tidak
sesuai dengan penerapan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Saat itu,
terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di semua bidang. Ini salah satu alasan
lahirnya reformasi di Indonesia. Penyelewengan dan perlakuan tidak adil oleh
pemerintahan Presiden Soeharto memperparah kekecewaan masyarakat ketika kondisi
ekonomi Indonesia pada saat itu tengah melemah dan merosot.
Orde Lama dan Orde Baru dianggap gagal menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah sebagai berikut:
Orde Lama Orde Baru
• MPRS melakukan pengangkatan • Banyak kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Soekarno untuk menjadi Presiden • Pembangunan di Indonesia tidak merata, hany
Indonesia seumur hidup. terjadi di Pulau Jawa dan terjadi kesenjanga
• Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu pembangunan di pulau-pulau lainnya.
ideologi Pancasila berubah makna • Timbul rasa ketidakpuasan di Aceh dan Papu
menjadi nasionalis, agama, dan karena kesenjangan tersebut.
komunis. • Timbul kecemburuan antarpenduduk dala
• Hilangnya sikap politik Indonesia, yaitu kegiatan transmigrasi.
sikap politik luar negeri bebas dan aktif • Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yan
yang berubah menjadi Politik Poros. memarak.
• DPR dibubarkan oleh presiden. • Pembungkaman kritik dan oposisi.
• Hak melaksanakan budget DPR tidak
lagi berjalan setelah tahun 1960.
Pancasila
Diperlukan
Dalam Kajian
Sejarah Bangsa
1.Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara
terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan
akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses
inkulturasi dan akulturasi tersebut.
Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah satu defisini
kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang merupakan suatu
perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat mengadaptasikan dirinya pada
lingkungan fisik, sosial, dan gagasan
3.Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
2.Pancasila sebagai identitas kultural

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian


Tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai
di telusuri melalui peran agama-agama ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam
Islam, dan Kristen. Agama-agama
sikap mental dan tingkah laku serta amal
tersebut menyumbang dan
menyempurnakan konstruksi nilai, norma, perbuatan. Setiap pribadi mencerminkan
tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang keadaan atau halnya sendiri, demikian pula
berkembang dalam masyarakat. halnya dengan ideologi bangsa
4.Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia

Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-


nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya
oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat
untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata
5.Esensi dan urgensi Pancasila dalalm kajian sejarah bangsa untuk masa depan

Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa.


•Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.
•Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara
•Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


•Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
•Responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap.
•42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila 60% responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila
Pancasila.
•Fenomena tersebut sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada
dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila (Ali, 2009: 2).
THANK
THANK YOU
YOU

Anda mungkin juga menyukai