Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang


Yang Maha Esa atas tersusunnya buku Pedoman
Penggunaan Kelambu Berinsektisida Menuju Eliminasi Malaria sebagai acuan dalam
penggunaan kelambu di masyarakat.

Pengendalian malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria.

Salah satu upaya preventif adalah dengan meminimalkan kontak langsung manusia dengan
nyamuk Malaria, misalnya tidur menggunakan kelambu berinsektisida. Untuk mencapai
hasil yang optimal cakupan penggunaan kelambu di masyarakat diharapkan lebih dari 80%
jumlah
jumlah pendud
penduduk
uk yang tinggal di daera
daerah
h risik
risiko
o malari
malaria.
a. Peran mitra dari lintas progr
program,
am,
lintas sektor, pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya sangat diperlukan dalam
mendukung tercapainya target cakupan penggunaan kelambu.

Dengan terbitnya buku Pedoman Penggunaan Kelambu Berinsektisida Menuju Eliminasi


malaria ini, diharapkan penggunaan kelambu berinsektisida oleh masyarakat sebagai salah
satu upaya pencegahan malaria dapat terus ditingkatkan, sehingga eliminasi malaria tahun
2030 dapat tercapai.

Saran-saran dan kritik terhadap buku ini sangat diharapkan guna lebih menyempurnakan
pedoman ini.

Jakarta, November 2014


Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Kementerian Kesehatan RI

dr. Andi Muhadir, MPH


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. SASARAN ..................................................................................... 2

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................................ 3


A. TUJUAN ........................................................................................ 3
B. KEBIJAKAN .................................................................................. 3
C. STRATEGI .................................................................................... 4

BAB III KELAMBU BERINSEKTISIDA............................................................ 5


A. MANFAAT ..................................................................................... 5
B. JENIS DAN STANDARISASI ........................................................ 6
C. CARA PEMAKAIAN ...................................................................... 11
D. CARA PERAWATAN ..................................................................... 13
E. CARA PENCELUPAN ULANG...................................................... 14
F. PENCEGAHAN KERACUNAN ..................................................... 17
G. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA KERACUNAN.. 17
H. PERAWATAN PENDERITA KERACUNAN DI PUSKESMAS ....... 17
I. PENYIMPANAN DI GUDANG....................................................... 17

BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENDISTRIBUSIAN ...................................... 19


A. PERENCANAAN........................................................................... 19
B. PELAKSANAAN............................................................................ 24
C. PENCATATAN DAN PELAPORAN ............................................... 34
D. MONITORING DAN EVALUASI.................................................... 37
E. PENELITIAN OPERASIONAL ...................................................... 43
BAB V PERAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, MASYARAKAT DAN
SEKTOR SWASTA ............................................................................. 45
A. PERAN PEMERINTAH ................................................................. 45
B. PROVINSI ..................................................................................... 45
C. KABUPATEN/KOTA ...................................................................... 46
D. PUSKESMAS................................................................................ 46
E. SEKTOR SWASTA, LSM, ORGANISASI KEMASYARAKATAN,
ORGANISASI KEAGAMAAN DAN LAIN-LAIN ............................. 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49


LAMPIRAN ......................................................................................................... 51
TIM PENYUSUN ................................................................................................ 57
persegi, terdapat 25 – 26 lubang pada garis diagonal dan salah satu
garis datar, dengan menghitung dua kali terhadap lubang pada titik
sudutnya.
7) Denier (adalah ukuran berat dalam gram dari serat benang kelambu
sepanjang 9000 m). Untuk kelambu polyester minimal 75 denier dan
kelambu polyethylene minimal 100 denier.
8) Menggunakan insektisida yang sudah direkomendasi oleh WHO
a) KBTL yang diproses di pabrik
Menurut WHO (2007), saat ini KBTL yang diproses di pabrik melalui
pencampuran insektisida pada serat benang, atau pelapisan insektisida
pada serat benang, yang sudah mendapat rekomendasi WHO adalah :
(1) KBTL yang dibuat dengan mencampur Permethrin dalam serat
benang polyethylene dengan dosis 1000 mg/m2. Proporsi insektisida
pada permukaan serat benang hanya kecil, sekitar 2-5%. Insektisida
yang hilang/terlepas karena pemakaian atau pencucian akan
digantikan secara bertahap melalui difusi Permethrin dari dalam
serat benang, sehingga kelambu tetap efektif. KBTL ini dibuat
dengan lubang (mesh) yang lebar : 4 mm x 4 mm.
(2) KBTL yang dibuat dengan melapiskan Deltamethrin (yang dicampur
resin) pada serat benang polyester dengan dosis 55 mg/m2. Insektisida
dilepaskan secara bertahap dari permuakan serat benang, sehingga
tetap efektif setelah dicuci berulang-ulang.
(3) KBTL yang dibuat dengan melapiskan Alphacypermethrin pada serat
benang polyester dengan dosis 200 mg/m2.
b) KBTL yang diproses melalui pencelupan kelambu tidak berinsektisida
dengan bahan pencelupan insektisida tahan lama, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(1) Bahan pencelupan insektisida tahan lama, merupakan satu paket
bahan terdiri dari insektisida dan bahan perekatnya (binder) sudah
mendapat rekomendasi dari WHO dan telah terdaftar di Komisi
Pestisida, Departemen Pertanian.
(2) Kelambu terbuat dari bahan yang kuat dan tahan dipakai minimal 3
tahun.
9) Warna putih atau warna lain yang ditentukan oleh unit pengguna (user).
Sebagai bahan pertimbangan warna pastel harganya sekitar 10% lebih
mahal dari warna putih, sedang warna yang lebih gelap harganya sekitar
20% lebih mahal.
10) Pengepakan (Kemasan)
a) Setiap kelambu dikemas dalam kantong plastik yang berlubang –
lubang (untuk ventilasi) langsung dari pabrik dan terdapat label dengan
mencantumkan tulisan: nama dagang, ukuran kelambu dan kekuatan
benang kelambu.
b) Setiap 40 – 100 kelambu di kemas ke dalam karung plastik (bal) diberi
stiker label yang kuat tidak mudah lepas dan robek. Pada label tercantum
tulisan : nama dagang, nomor pendaftaran, no batch, tanggal produksi,
tanggal kadaluarsa (tanggal kadaluarsa bahan aktif minimal 3 tahun)
jumlah kelambu per-bal, berat kotor, dan pemegang pendaftaran.
c) Dalam kemasan dilengkapi brosur cara pemakaian dan pemeliharaan
yang mudah dipahami. Misalnya cara pemakaian, pencucian,
pengeringan yang dianjurkan maupun hal-hal yang harus dihindarkan
agar kelambu berinsektisida tetap efektif.
11) Kelengkapan
Mempunyai tali untuk menggantung pada ke empat sudut.

b. Kelambu Berinsektisida Celup Ulang (KBCU)


Agar kelambu berinsektisida celup ulang yang digunakan berkualitas dan aman
bagi penduduk yang memakai, maka disarankan memenuhi persyaratan teknis
sebagai berikut :
1) Ukuran Kelambu
Kelambu untuk keluarga (suami, istri dan 1 anak umur kurang 2 tahun)
- Panjang : 180 – 200 cm
- Lebar : 160 – 180 cm
- Tinggi : 150 – 180 cm
Kelambu untuk individu (misalnya TNI /Polri)
- Panjang : 180 – 200 cm
- Lebar : 70 – 80 cm
- Tinggi : 150 – 180 cm
2) Jenis bahan kelambu yang ada adalah katun, nilon, polyester dan polyethylene.
3) Jumlah lubang (mesh) dihitung dengan 2 cara :
a) Dihitung jumlah lubang per inchi persegi (square inch), minimal terdapat
156 lubang dengan ukuran luas 1,2 - 2,0 mm per lubang.
b) Dihitung jumlah lubang secara diagonal pada kelambu seluas 1 inchi
persegi, terdapat 25 – 26 lubang pada garis diagonal dan salah satu garis
datar, dengan menghitung dua kali terhadap lubang pada titik sudutnya.
4) Untuk kelambu biasa yang di jual di pasaran, ukuran, denier, jumlah lubang,
tidak ada persyaratan khusus, tetapi dianjurkan mendekati persyaratan seperti
pada KBTL.
5) Untuk mencelup kelambu biasa yang dilakukan secara mandiri (individu)
menggunakan insektisida yang sudah direkomendasikan oleh WHO dari
golongan Sintetik Pyrethroid dan terdaftar di KOMPES, antara lain :

Insektisida Dosis (per m2)


Alpha-cypermethrine 10 SC 20 – 40 mg
Cyfuthrin 5 % EW 50 mg
Deltamethrin 1 % SC/WT 25 % 15 – 25 mg
Etofenprox 10 % EW 200 mg
Lamdacyhalothrin 2,5 % CS 10 – 20 mg
Permethrin 10 % EC 200-500 mg
Sumber : WHO (2002)

Keterangan : Kebutuhan insektisida dihitung berdasarkan luas kelambu (m 2)

Atau menggunakan insektisida dalam kemasan siap pakai yang direkomendasi


WHO dan terdaftar di KOMPES, sebagai berikut :

Insektisida Dosis per kelambu


Alpha-cypermethrine 10 % SC 6 ml
Cyfuthrin 5 % EW 15 ml
Deltamethrin 1 % SC 40 ml
Deltamethrin WT 1 tablet
Etofenprox 10 % EW 30 ml
Lamda-cyhalothrin 2,5 % CS 10 ml
Permethrin 10 % EC 75 ml
Sumber : WHO (2002)

Keterangan : Kebutuhan insektisida dihitung per-kelambu.


3. Mengukur kebutuhan insektisida :
Luas kelambu (m2) x dosis (gram/m2) x 1/konsentrasi insektisida.
- Dosis insektisida : dapat dilihat pada tabel dosis di atas (Butir B.2.b.5)
- Atau menggunakan insektisida yang sudah dikemas dalam bentuk tablet atau
kantong plastik siap pakai, yang berat/volumenya disesuaikan untuk mencelup
sebuah kelambu.
4. Mencelup kelambu dalam larutan insektisida :
- Masukkan kelambu ke dalam kantong plastik (ukuran 60 x 45 cm, tebal 0,4
mm)
- Insektisida yang telah dilarutkan dalam air (volumenya sesuai luas dan bahan
kelambu), dituangkan perlahan-lahan ke dalam kantong plastik tersebut.
- Keluarkan udara dari dalam kantong plastik dengan menekan secara perlahan-
lahan, kemudian ujung kantong plastik diikat dengan tali rafa
- Kelambu di dalam kantong plastik ditekan-tekan/diremas-diremas hingga
semua larutan insektisida terserap oleh kelambu.
5. Mengeringkan kelambu
- Kelambu yang telah menyerap larutan insektisida secara merata, dikeluarkan
dan diletakkan/dionggokkan diatas kantong plastik pencelupnya. Kemudian
kelambu dibiarkan sampai kering di tempat yang teduh (tidak terkena sinar
matahari langsung)
- Tidak boleh mengeringkan kelambu yang baru dicelup dengan cara
menggantung pada tali dan menjemur langsung di bawah sinar matahari
6. Pelaksana
Kader, LSM, Pamong Desa, Tim Penggerak PKK, Karang Taruna, yang sudah
terlatih dapat membimbing penduduk (KK) dalam pencelupan kelambu.
7. Bahan dan Alat
- Sarung tangan karet
- Masker kain
- Gelas ukur 10 ml dan 500 ml
- Ember plastik 20 liter, atau kantong plastik ukuran 60 x 45 cm, tebal 0,4 mm
- Tali rafa
- Insektisida untuk pencelupan kelambu
- Sabun
b) Sasaran
Petugas kesehatan, organisasi kemasyarakatan, PKK, sektor swasta,
serta lintas program dan sektor lainnya.
c) Waktu
Sebelum pelaksanaan distribusi kelambu ke kabupaten/kota.
d) Metode
Seminar, workshop dan/atau pelatihan.

3) Kecamatan
a) Tujuan
- Menggalang kemitraan dengan lintas sektor dan program
dikecamatan terkait dalam pendistribusian kelambu secara masal
dan integrasi.
- Petugas kesehatan memahami mekanisme perencanaan,
pendistribusian,
- penggunaan dan perawatan kelambu berinsektisida, serta tata cara
- monitoring dan evaluasinya.
b) Sasaran
Camat, muspika, petugas kesehatan, PKK, Karang Taruna, serta lintas
program dan sektor lainnya.
c) Waktu
Sebelum pelaksanaan distribusi kelambu ke kecamatan.
d) Metode
Pertemuan dan/atau pelatihan.

4) Desa / Kelurahan
a) Tujuan
- Menggalang partisipasi masyarakat desa terkait pemanfaatan
kelambu berinsektisida.
- Masyarakat memahami cara mencegah penularan malaria dengan
menggunakan kelambu berinsektisida.
- Masyarakat mau dan mampu menggunakan serta merawat kelambu
secara benar, dan bersedia mencukupi kebutuhan kelambu bila
kelambu yang diterima tidak cukup untuk anggota keluarganya.
b) Sasaran
Kepala desa/kelurahan dan jajarannya, tokoh masyarakat, tokoh agama,
kader kesehatan dan masyarakat di lokasi distribusi kelambu.
c) Waktu
Sebelum pelaksanaan distribusi kelambu.
d) Metode
Musyawarah tingkat desa/kelurahan, dan/atau pelatihan partisipasi aktif
(pelatihan PLA : Participation, Learning and Action)

2. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pengembangan sumber daya manusia meliputi Pelatihan, Workshop, On the job


trainning dan sosialisasi. Peningkatan kemampuan untuk tenaga provinsi dan
kabupaten sudah dicakup dalam Pelatihan Dasar Malaria bagi Pengelola Malaria
di Provinsi dan Kabupaten/Kota pada materi penggunaan kelambu berinsektisida,
yang diselenggarakan oleh Pusat secara regional.
Demikian juga bagi tenaga Pengelola Malaria Puskesmas dicakup dalam
Pelatihan Dasar Malaria tingkat Puskesmas yang diselenggarakan oleh Provinsi
atau Kabupaten/ Kota dengan bantuan fasilitator dari Pusat.
Dalam distribusi kelambu berinsektisida yang juga diperlukan adalah tenaga
lapangan atau mitra kerja yang akan membagikan kelambu secara langsung
kepada sasaran penduduk.
a. Tenaga yang dibutuhkan
1) Untuk pembagian kelambu secara masal :
Kader, LSM, Pamong Desa, Tim Penggerak PKK, Karang Taruna dari desa
setempat.
2) Untuk pembagian kelambu secara rutin melalui kegiatan integrasi :
Petugas lintas program/sektor yang terlibat dalam pembagian kelambu,
seperti petugas KIA, Imunisasi, Gizi, Unit Pemukiman Transmigrasi,
Kesehatan TNI/Polri, Dinas Tenaga Kerja setempat.
b. Tujuan Pelatihan/pembekalan/sosialisasi
Agar tenaga lapangan atau mitra kerja mampu melakukan pendataan sasaran
penduduk (untuk menghitung kebutuhan kelambu), memberikan penyuluhan,
membagi kelambu sesuai sasaran, mencelup ulang kelambu dan membuat
pencatatan serta pelaporan hasil pembagian kelambu.
c. Fasilitator
Pengelola Malaria Puskesmas setempat yang sudah dilatih atau mendapat
bimbingan Petugas Kabupaten/Kota atau Provinsi.
d. Materi Pelatihan//pembekalan/sosialisasi
Pengenalan gejala malaria, cara penularan dan pencegahan malaria, manfaat
penggunaan kelambu, cara pemasangan/penggunaan dan perawatan
kelambu, cara pencelupan ulang, cara memberikan penyuluhan dan motivasi
penggunaan kelambu, cara pendataan sasaran penduduk, cara membagikan
kelambu, cara membuat pencatatan dan pelaporan pembagian kelambu.
e. Metode
- Ceramah
- Demonstrasi dan praktek
- Tanya jawab/diskusi
f. Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan sebelum pembagian kelambu kepada sasaran
penduduk dimulai. Lama pelatihan minimal satu hari (8 jam).
g. Bahan Pelatihan
1) Kelambu berinsektisida (LLIN’s)
2) Kelambu biasa yang perlu dicelup ulang
3) Insektisida untuk pencelupan ulang yang dikemas siap pakai (tablet, sachet)
4) Ember yang berukuran 10 liter dan atau Kantong plastik ukuran 60 x 45 cm
tebal 0,4 mm, gelas ukur 500 cc, sarung tangan karet.
5) Formulir pencatatan dan pelaporan kelambu
6) Formulir tanda terima kelambu
7) Formulir rencana kerja
8) Tali rafa dan paku
9) Bahan KIE: Leaet, Poster, Lembar Balik, Film, dan sebagainya
10) Alat Tulis
h. Biaya yang diperlukan
1) Biaya Pelatihan (ATK, bahan pelatihan)
2) Transport peserta
3) Transport petugas
2. PROSES
a. Yang dipantau
- Pelatihan tenaga.
- Pelaksanaan advokasi/sosialisasi.
- Pendataan penduduk yang akan dibagi kelambu.
- Pencelupan kelambu di lapangan (cara mencuci, mencelup insektisida dan
mengeringkan).
- Pendistribusian kelambu.

b. Metode
Dengan supervisi, yaitu melihat secara langsung selama proses kegiatan
berjalan dan melakukan koreksi bila tidak sesuai dengan prosedur tetap atau
ketentuan yang seharusnya.

c. Pelaksanaan
Terutama petugas puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota yang
sudah terlatih.

d. Waktu
Pemantauan dilaksanakan pada saat kegiatan tersebut berlangsung di
lapangan.

3. KELUARAN
a. Indikator yang dievaluasi
1) Cakupan penduduk mendapat pembagian kelambu berinsektisida
- Numerator : Jumlah kelambu yang dibagikan kepada penduduk di
sasaran lokasi tertentu dalam satu tahun.
- Denominator : Jumlah kelambu yang dibutuhkan berdasarkan
pendataan penduduk di sasaran lokasi dan tahun yang
sama.
2) Cakupan ibu hamil mendapat pembagian kelambu berinsektisida
- Numerator : Jumlah kelambu yang dibagikan kepada ibu hamil di
sasaran lokasi tertentu dalam satu tahun.
- Denominator : Jumlah ibu hamil yang terdapat di sasaran lokasi dan
tahun yang sama.
Jumlah ibu hamil diperkirakan : 1,1 x Angka Kelahiran Bayi (Crude Birth
Rate (CBR) x jumlah penduduk.
3) Cakupan bayi (0 – 11 bulan) mendapat pembagian kelambu berinsektisida
- Numerator : Jumlah kelambu yang dibagikan kepada bayi di
sasaran lokasi tertentu dalam satu tahun
- Denominator : Jumlah bayi yang terdapat di sasaran lokasi dan tahun
yang sama.
Jumlah bayi diperkirakan = 1 x CBR x jumlah penduduk
4) Cakupan Anak Balita (1 – < 5 tahun) mendapat pembagian kelambu
berinsektisida
- Numerator : Jumlah kelambu yang dibagikan kepada anak Balita di
sasaran lokasi tertentu dalam satu tahun.
- Denominator : Jumlah anak Balita yang terdapat di sasaran lokasi
dan tahun yang sama.
Jumlah anak Balita diperkirakan = 9% x jumlah penduduk.
5) Proporsi ibu hamil yang tidur dalam kelambu berinsektisida pada malam
sebelumnya
- Numerator : Jumlah ibu hamil yang tidur dalam kelambu pada
malam sebelum diwawancarai dalam suatu sampel
dan lokasi survei.
- Denominator : Jumlah ibu hamil yang terdapat pada sampel dan
lokasi survei yang sama.
6) Proporsi anak Balita (1 - < 5 tahun) yang tidur dalam kelambu berinsektisida
pada malam sebelumnya
- Numerator : Jumlah anak Balita yang tidur dalam kelambu
berinsektisida pada malam sebelum diwawancarai
dalam suatu sampel dan lokasi survei.
- Denominator : Jumlah anak Balita yang terdapat pada sampel dan
lokasi survei yang sama.
7) Proporsi penduduk yang tidur dalam kelambu berinsektisida pada malam
sebelumnya.
- Numerator : Jumlah penduduk (anggota rumah tangga) yang tidur
dalam kelambu berinsektisida pada malam sebelum
diwawancarai dalam suatu sampel dan lokasi survei.
- Denominator : Jumlah penduduk (anggota rumah tangga) yang
terdapat pada sampel dan lokasi survei yang sama.

b. Metode
- Indikator pada butir 1) sampai 4) adalah kepemilikan atau cakupan
pembagian kelambu berinsektisida.
Numerator dihitung berdasarkan pencatatan dan pelaporan hasil distribusi
kelambu pada sasaran penduduk dan sasaran lokasi tertentu.
Sedangkan denominator pada butir 1) dihitung berdasarkan hasil pendataan
penduduk, dan butir 2) sampai 4) dihitung berdasarkan sasaran penduduk
yang akan dibagikan kelambu.
- Indikator pada butir 5) sampai 7) adalah pemanfaatan kelambu berinsektisida
yang sudah dibagikan.
Numerator dan denominator dihitung berdasarkan hasil survei (Formulir
survei terlampir).

c. Pelaksana
- Pengelola Malaria Puskesmas dan Dinkes Kabupaten/Kota.
- Pelaksana survei pemanfaatan kelambu berinsektisida, di samping dari
Puskesmas dan Dinas Kesehatan, dapat dibantu mahasiswa dari perguruan
tinggi dan politeknik kesehatan setempat.

d. Waktu
Evaluasi dilaksanakan setelah kelambu berinsektisida selesai didistribusikan
kepada penduduk.

4. DAMPAK
a. Indikator yang dievaluasi
1) Berdasarkan parasitologi : Angka API 0/00 (Annual Parasite Incidence)
- Numerator : Jumlah kasus malaria positif di satu lokasi dalam satu tahun
- Denominator : Jumlah penduduk pada lokasi dan tahun yang sama.
2) Berdasarkan entomologi : Angka Parity Rate %
- Numerator : Jumlah spesies vektor yang parous (pernah bertelur)
- Denominator : Jumlah spesies vektor yang sama yang dibedah
ovariumnya.
5. Monitoring penggunaan kelambu di masyarakat
masyarakat
6. Menyampaikan laporan tentang distribusi kelambu berinsektisida
berinsektisida ke Kabupaten/
Kota

E. SEKTOR SWASTA,
SWASTA, LSM, ORGANISASI KEMASYARAKAT
KEMASYARAKATAN, ORGANISASI
KEAGAMAAN DAN LAIN-LAIN

1. Swasta, LSM, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan dan


Organisasi lainnya berperan sebagai mitra pemerintah dalam pelaksanaan
program penggunaan kelambu berinsektisida termasuk proses perencanaan,
pengadaan, dan distribusinya
2. Membantu monitoring distribusi dan penggunaan kelambu di masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat
masyarakat dalam penggunaan kelambu
kelambu berinsektisida
berinsektisida
4. Melaksanakan Promosi Kesehatan dalam pemakaian dan pemeliharaan kelambu
berinsektisida
5. Penggerakan Kesejahteraan
Kesejahteraan Keluarga
Keluarga (PKK) sebagai organisasi
organisasi kemasyarakatan
kemasyarakatan
yang mempunyai jaringan di setiap tingkat administrasi pemerintahan berperan
sebagai mitra dalam pendistribusian, pemakaian dan pemeliharaan kelambu
berinsektisida di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I (1995). Pengendalian Nyamuk Anopheles.

Departemen Kesehatan R.I (2006). Pedoman Pemberantasan Vek


Vektor.
tor.

Najera, JA and Zaim, M (2002). Malaria Vector Control Decision Making Criteria and
Procedures for Judicious Use of Insecticides. WHO/CDS/WHOPES/2002.5

WHO (2005). Guidlines for Laboratory and Field Testing of Long-Lasting Insecticidal
Mosquito Nets. WHO/CDS/WHOPES/GCDPP/2
WHO/CDS/WHOPES/GCDPP/2005.1
005.11
1

WHO (2007). Long-Lasting Insecticidal Nets for Malaria Prevention A manual


manual for malaria
programme managers. Trial Edition.

WHO (2007). Malaria Elimination A eld manual for low and moderate endemic countries.
LAMPIRAN
/
u L
b T
) B)
L m K 2
A la ( )
S e n U
A K a C
k
i B
M
( is g K
n a
S N e b
A N J i
U A D ..
M L ..
S H U
E A ..
T B ..
K A .. .. ..
S D
I .. ... u ..
.. _
U S .. .. b .. _ ..
P I
T
..
.. ... m n .. _ ..
_ ..
N .. .. la a ) ..
A L K
E .. ..
.. e k
i h
a
..
.
_
_
..
..
R A S
..
.. ..
..
K g
a u s
_
_
..
..
O S N
I .. .. h b b
( a _ ..
P A R ... .. la i
D m _ ..
A . . s _ ..
E m _ ..
L M B
: : u k
e
_ ...
. L U J s _
1 A U T C u _
_
..
..
N R B B B P ..
_
A A M
A
K K u ia
r _ ...
R - - b )1 _ ..
I
P
C L
E mn
la
a
_
_ :
.
M
E K la ka ) M _
A S .. S : e h _ IP
h a la _
L A .. A N K u u lo
_ N
.. T
I A h tu b _
D
I .. F
I IK la b ( e
g
S .. T m iD n
I .. K G
A u e
T .. E B J P
K .. F I
E .. E D
.. A G )
S .. S N a
N
I .. A A ijw
.. M Y h (
R .. la k u
E .. m u b
B .. u d
la
m
.. J d
u
e
U .. n k
B .. e n
.. P a
M .. h
A .. tu
L .. b
u
E .. R
e
n k
K S P
S u ir g
n
A h h
N u ta k tiu
A
I M ta a a
r h
S a s g
G I e te n
E P D e
A K A m
B S k
tu
M U n i
a
E P u u
s _ ..
P I k
u e _
_
..
L D / d s _ ..
..
I .. .. .. n d
u g
n
_ ..
S ..
..
..
..
..
.. u
s
g
n n
e a s
_
_ ..
..
A ... ... ... u u P
y
a
a _
_
..
..
H .. .. .. D p n d i m _ ..
.. .. .. a m i u s _
.. .. .. a its h e ..
N ... ... ... m a
K ta k ta k
s
_
_ ..
..
A ..
..
..
..
..
..
a
N d
a e e u _
_ ..
R .. .. .. n s g P ..
e in n _ .
.. .. .. la _
O .. .. .. P r
e M
e
a _ :
P ..
..
..
..
..
..
li
s
b p _
_
T
T
A .. .. .. a b
u
K
e _ P
L ..
..
..
..
..
.. H
m
_
_ R
.. .. .. n _ N
.. .. .. a la _
/
e P
.. .. .. g
n k _
_
I
: : : a e N
s d is _
e i n
D a je
u s
a s li
m e u
A a S T
T
O N ) )
1 2
K
/ N
N U :
E I H n
T S A a
A T
/ g
P N
I n
N . a
U V A r
B O L o te
A R U N e
Catatan :

Anda mungkin juga menyukai