Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SORONG SELATAN

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SCHOLOO KEYEN


Alamat :Jln. Teminabuan – AyamaruKabupatenSorong Selatan, Provinsi Papua Barat
KodePos 98474, email :rumah sakitudscholookeyen@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN


NOMOR: 445/019/PAND/BLUD RUMAH SAKITUD-SS/I/2018
TENTANG
PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN
BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN

DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan


menjamin kesinambungan pelayanan pasien apabila
diperlukan proses transportasi pasien dari BLUD RSUD
Scholoo Keyen ke rumah sakit lain maka diperlukan
pelayanan ambulance yang berkualitas;
b. bahwa berdasarkan sebagaimana huruf a ditetapkan
dengan keputusan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen
tentang panduan transportasi pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/
PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Rakit;
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
tambahan Lembaran Negara nomor 4431);
6. Nota penunjukkan Bupati Sorong Selatan Nomor
820/151/BSS/2016 Tentang Penunjukkan Pelaksana Tugas
Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen;
7. Keputusan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen
Nomor :445/ 014/PAND/BLUD RSUD SS/I/2018 Tentang
Panduan Rujukan Pasien di BLUD RSUD Scholoo Keyen
Kabupaten Sorong Selatan.
Memperhatikan : Pertimbangan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen

MEMUTUSKAN………….
2

MEMUTUSKAN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO
KEYEN TENTANG PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI BLUD
RSUD SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN

KESATU : Panduan Transportasi Pasien di BLUD RSUD Scholoo Keyen


sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal : 22 Januari 2018

DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN

dr. Felix Duwit, MSc, MPH, SpPD


NIP. 19670812 199712 1 001

Lampiran……
3

Lampiran
Keputusan Direktur BLUD RSUD Scholoo Keyen
Nomor : 445/019/PAND/BLUD RSUD-SS/I/2018
Tanggal : 22 Januari 2018
Tentang
Panduan Transportasi Pasien di BLUD RSUD
Scholoo Keyen Kabupaten Sorong Selatan

DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................................5
BAB III TATALAKSANA..........................................................................................6
BAB IV DOKUMENTASI ........................................................................................11

BAB I………..
4

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Di Rumah sakit banyak terjadi pemandangan yang sering kita lihat seperti
pengangkatan pasien yang darurat atau kiritis, karena itu pengangkatan penderita
membutuhkan cara-cara terumah sakitendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat
dan dipindahkan dan banyak pula petugas paramedik/penolong yang cedera karena
salah mengangkat.
Keadaan dan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada
satu rumus pasti bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita saat
mengangkat dan memindahkan penderita.
Transportasi bukanlah sekedar mengantar pasien ke rumah sakit.
Serangkaian tugas harus dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam ambulans
hingga diambil alih oleh pihak rumah sakit.
Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit, pasti akan mengalamai
proses pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain seperti untuk keperluan
medikal check up, ruang operasi, dll. Hal ini akan mengakibatkan resiko low back
point baik bagi pasien maupun bagi perawat. Bila pasien akan melakukan operasi
biasanya akan dipindahkan ke ruang transit sebelum masuk ke ruang operasi.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian transportasi pada pasien ?
2. Bagaimana teknik pemindahan pada pasien ?
3. Bagaimana Jenis-jenis transportasi pasien ?
4. Apa yang dimaksud dengan transportasi pasien rujukan ?
3. TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengertian transportasi pada pasien
2. Mendeskripsikan teknik pemindahan pada pasien
3. Mendeskripsikan Jenis-jenis transportasi pasien
4. Mendeskripsikan transportasi pasien rujukan

BAB II ……..
5

BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pengertian Transportasi Pasien


Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan
aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Seperti contohnya alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan korban dari
lokasi bencana ke rumah sakit atau dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang
lainnya. Pada setiap alat transportasi minimal terdiri dari 2 orang para medik dan 1
pengemudi (bila memungkinkan ada 1 orang dokter). Prosedur untuk transport
pasien antara lain yaitu :
Prosedur Transport Pasien :
1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
2. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah
diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat
bantu jalan nafas (airway).
3. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
4. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke rumah
sakit.
5. Posisikan dan amankan pasien.
6. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke
usungan.
7. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan
digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan
kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
8. Perumah sakitiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
9. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan
spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans
dijalankan.
10. Melonggarkan pakaian yang ketat.
11. Periksa perbannya dan Periksa bidainya
12. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
13. Naikkan barang-barang pribadi dan tenangkan pasien.
BAB III………..
6

BAB III
TATALAKSANA

1. Teknik Pemindahan Pada Pasien


Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport pasien, seperti
pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat
transport seperti ambulance, dan branker yang berguna sebagai pengangkut pasien
gawat darurat.
2. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat membutuhkan
bantuan klien. Pada pemindahan klien ke brankar menggunakan penarik atau kain
yang ditarik untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke branker. Brankar dan
tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan
cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien
membutuhkan tiga orang pengangkat
3. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kurumah sakiti
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum
pemindahan. Kurumah sakiti ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan
punggung kurumah sakiti sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Pemindahan
yang aman adalah prioritas pertama, ketika memindahkan klien dari tempat tidur ke
kurumah sakiti roda perawat harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat.
4. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
b. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan
yang jauh ari perawat, sedikit kedapan badan pasien
c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki
yang terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
f. Tarik badan pasien
g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan.

5. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien


Transportasi………..
7

Transportasi pasien pada umumnya terbagi atas dua : Transportasi gawat darurat
dan kritis .
a. Transportasi Gawat Darurat :
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga
patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang
perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu.
a) Mekanikan saat mengangkat tubuh gawat darurat
Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling
kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang
terumah sakitebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama
pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan
punggung.
b) Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang
akan diangkat secara berumah sakitama dan bila merasa tidak mampu
jangan dipaksakan
2. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya
3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
4. Tangan yang memegang menghadap kedepan
5. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa
jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
6. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
7. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita.

b. Transportasi Pasien Kritis :


Definisi: pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau
lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan,
yaitu:
1. Koordinasi sebelum transport
Informasi…………
8

 Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien terumah sakitebut serta membuat rencana terapi
 Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar
dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien
 Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama
transport dan evaluasi kondisi pasien
2. Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter atau perawat)
harus menemani pasien dalam kondisi serius.
 Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan
pengalaman CPR atau khusus terlatih pada transport pasien kondisi
kritis
 Profesioanl kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter harus
menemani pasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang
membutuhkan urgent action
3. Peralatan untuk menunjang pasien

 Transport monitor
 Blood presure reader
 Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengan tambahan
cadangan 30 menit
 Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan
volume/menit, pressure FO2 of 100% and PEEP with disconnection
alarm and high airway pressure alarm.
 Mesin suction dengan kateter suction
 Obat untuk resusitasi: adrenalin, atropine dan sodium bicarbonat
 Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus
dengan baterai
 Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien terumah
sakitebut

4. Monitoring selama transport.


Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut:
Level 1=wajib,
level 2=Rekomendasi kuat,
level…………..
9

level 3=ideal

 Monitoring kontinu: EKG, pulse oximetry (level 1)


 Monitoring intermiten: Tekanan darah, nadi , respiratory rate (level 1
pada pasien pediatri, Level 2 pada pasien lain).

6. Transport Pasien Rujukan


Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan
ken pelayanan kesehatan lainnya.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadnya penyerangan tanggung jawab
secara timbal-balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal
ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi
oleh wilayah administrasi.
7. Tujuan Rujukan
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat mudah
terselamatkan dengan demikian dapat meningkatkan angka keselamatan pasien
Cara Merujuk
Langkah-langkah rujukan adalah :
1. Menentukan kegawat daruratan penderita
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka merujuk dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
5. Pengiriman Penderita
6. Tindak lanjut penderita :
Untuk penderita yang telah dikembalikan Harus kunjungan rumah,
penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor
Segera……….
10

a. Segera setelah pasien diputuskan untuk dilakukan rujukan, pemindahan


ataupun pemulangan pasien, tenaga kesehatan dapat mengetahui kebutuhan
akan jenis kendaraan yang dibutuhkan oleh pasien sesuai status dan kondisi
medis pasien
b. Kendaraan transportasi milik rumah sakit memenuhi hukum dan peraturan
yang berlaku berkenaan dengan pengorganisasian dan kondisi medis pasien.
c. Pelayanan transportasi disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit, kualitas
dan keamanan trasportasi.
d. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak
maupun milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai,
perumah sakit sediaan dan medika mentosa sesuai dengan kebutuhan pasien
e. Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keselamatan pelayanan
transportasi terkait pelayanan transportasi di dokumentasikan dalam buku
register pelayanan ambulans dan rujukan.

BAB IV….
11

BAB IV
DOKUMENTASI TRANSPORTASI

1. Buku catatan pemakaian ambulans


2. Form monitoring pasien dalam ambulans ( form transfer pasien)
3. Checklist kebersihan ambulans

Ditetapkan di : Teminabuan
Pada tanggal : 22 Januari 2018

DIREKTUR BLUD RSUD SCHOLOO KEYEN

dr. Felix Duwit, MSc, MPH, SpPD


NIP. 19670812 199712 1 001

Anda mungkin juga menyukai