Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG KEMUNING RSUD RA KARTINI JEPARA

Di susun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase manajemen Keperawatan

Disusun Oleh : Kelompok I

MOCHAMMAD AFIF FACHRONI NANIK ARIYANI


TEGUH YUNING TYASTUTIK NUR AFNI ZULIANA
RINA INDAYATI SISWANTO
SITI MULYANI SRI YULIANI
KHOSYATILLAH LILIK WUALANDARI
MASLIHAH SUGIYARTI
SULISTYANINGRUM TRI ARIANTI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah “Aplikasi Managemen Keperawatan di Ruang KEMUNING


RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara” ini telah disetujui dan diperiksa oleh
Pembimbing untuk dipresentasikan sebagai salah satu tugas program profesi
Ners pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing lahan Pembimbing Akademik

................................................ Muhammad Purnomo, S.Kep.,M.Hkes


NIDN : 0624077002

Mengetahui,
Kepala ruanga kemuning

....................................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah yang berjudul Aplikasi
Managemen Keperawatan di Ruang Kemuning RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam program
profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus.
Dalam proses penyelesaian makalah ini ini penulis telah mendapatkan
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Rusnoto, SKM., M.Kes (epid) selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Kudus
2. Ibu dr Dwi Susilowati, M.Kes selaku plt direktur RSUD RA Kartini
Kanbupaten Jepara\
3. Bapak Muhammad Purnomo, S.Kep., MH.Kes selaku pembimbing
akademikI yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan
pengarahan dalam penyusunan makalah ini
4. Ibu Nur Jannah, S.Kep., Ns selaku perseptor yang dengan sabar telah
membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan proposal
ini..
Penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat, sebagai dasar pelaksanaan penelitian yang nantinya hasilnya dapat
dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu keperawatan. Saran yang membangun
sangat penulis harapkan, sehingga penulis dapat melakukan perbaikan untuk
kelanjutan penelitian.
Kudus, agustus 2018
Penulis,

Kelompok 1

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian............................................................................. 2

C. Manfaat Penelitian........................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ..................................... 4

A. Sejarah.............................................................................................. 4

B. Lokasi .............................................................................................. 5

C. Filosofi Rumah Sakit ..................................................................... 6

D. Jenis Pelayanan Dan instalasi ......................................................... 8

E. Fungsi Manajemen........................................................................... 10

F. Timbang Terima .............................................................................. 12

G. Pre Dan Post Conference ................................................................ 14

H. Ronde Keperawatan......................................................................... 17

I. Dokumentasi Proses Keperawatan................................................... 18

J. Pengelolaan Pemberian Pelayanan Kesehatan................................. 26

iv
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA

PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN .......................... 37

A. Hasil Pengkajian Struktur 5M dan fungsi-fungsi manajemen ....... 37

B. Analisa Swot ................................................................................... 43

C. Dash Board PMKM Area Klinik .................................................... 88

BAB IV PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIVE PENYELESAIAN

MASALAH DAN PLANING OF ACTION .............................................. 96

A. Penentuan Prioritas Masalah............................................................ 96

B. Tujuan dan Alternatife Penyelesaian Masalah ................................ 97

C. Seleksi terhadap penyelesaian masalah ........................................... 104

BAB V LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI DAN

TINDAK LANJUT .........................\........................................................... 106

A. Rencana Kegiatan dan Rekomendasi Tindak Lanjut....................... 106

B. Implementasi Dan Evaluasi ............................................................ 109

C. Tindak Lanjut................................................................................... 112

BAB VI PEMBAHASAN............................................................................ 113

A. Analisa Swot 5m ............................................................................. 113

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN......................................................... 116

A. Simpulan ........................................................................................ 116

B. Saran ................................................................................................ 116

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel

3.1 Tenaga Keperawatan Dan Non Keperawatan Ruang 39

Kemuning 40

3.2 Data Pasien Dan Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tenaga

Perawat 44

3.3 From Evaluasi Timbang Terima 45

3.4 Form Evaluasi Pre Conference 47

3.5 Form Evaluasi Post Conference 48

3.6 Form Evaluasi Ronde Keperawatan 50

3.7 Form Evaluasi Supervisi Asuhan Keperawatan Secara

Tidak Langsung Hari 52

3.8
Form Evaluasi Supervisi Asuhan Keperawatan Secara

Langsung Hari
3.9 58
Daftar Inventasi Ruang Kemuning
3.10 71
Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Di Ruang

Kemuning RSUD RA Kartini Jepara


3.11 80
Analisa swot sumber daya manusia (MAN )
3.12 81
Aalisa Swot Sarana dan Prasarana ( Material dan

Manchine)
3.13 83
Analisa Swot Methode
3.14 84
Analisa Swot Money

vi
3.15 Analisa Swot Market 86

3.16 Peningkatan Mutu Pada Area Klinik 88

4.1 penghitungan Prioritas Masalah 97

DAFTAR BAGAN

vii
No. Bagan Judul Bagan Halaman

2.1 Alur Timbang Terima 13

3.1 Struktur Organisasi 38

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan.Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik
dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk
mengelola kegiatan.Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk
perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumbersumber daya organisasi (manusia,
financial, fisik dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan efektif (Griffin, 2014).
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga
ahli kesehatan lainnya (Sabarguna, 2008). Organisasi rumah sakit memiliki
pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah
sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal. Pengorganisasian dalam
manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain
bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk
sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas
yang ada. Untuk itu diperlukan pembagian tugas, kerja sama, dan koordinasi
sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu
menejer keperawatan perlu menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara:
mengelompokan dan membagi kegiatan yang harus dilakukan, menentukan
jalinan hubungan kerja antara tenaga dan menciptakan hubungan antara
kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang. Latar belakang dalam
pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan
didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada
kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan

1
2

teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan


mutu asuhan (Asmadi, 2008)
Peran dan fungsi kepala ruang antara lain mengidentifikasi masalah,
merencanakan fungsi ketenagaan, merencanakan pengorganisasian,
melakukan pengarahan dan melakukan pengendalian organisasi. Sedangkan
menajer sendiri yang berarti seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah
melakukan proses manajemen dalam suatu organisasi memiliki tugas dan
fungsi antara lain peran interpersonal, peran pemberi informasi serta peran
pengambilan keputusan.
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan transformasi dari
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan
melalui pelaksanaan 5 fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan
ketenagakerjaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu. Dalam
menjalankan fungsi manajerial, kepala ruang Kemuning di RSUD RA kartini
Jepara, berpedoman pada kerangka acuan manjemen keperawatan yang telah
ada . RSUD RA kartini Jepara telah menyusun standar manajemen pelayanan
keperawatan yang menjadi acuan kepala ruang dalam mengelola pelayanan
keperawatan
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peranya sebagai ners , pada
pelaksanaanya menekankan pada pencapaian kompetensi melalui aplikasi
dalam rangka mengintergrasikan fungsi – fungsi kepemimpinan dan
manjemen pada lingkup manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
keperawatan pada ruang rawat yang merupakan tatanan kesehatan nyata ,
kegiatan ini dilakukan melalui praktik pembelajaran manajemen
keperawatan , pada kesempatan ini praktek dilakukan di ruang kemuning
RSUD RA Kartini jepara .
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang
Kemuning diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan
mengaplikasikan prinsip manajemen keperawatan dalam sebuah Model
3

Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang sesuai dengan teori dan


aturan ruangan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Menganalisa kegiatan managemen dengan menerapkan fungsi
manajerial
b. Menganalisa unsure manajerial dengan 5M (Man, Material,
Machine, Method, Money, Market) di Ruang Kemuning RSUD R.A
Kartini Jepara
c. Mampu membuat analisa SWOT ( Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) dan prioritas masalah di Ruang Kemuning
RSUD R.A Kartini Jepara
d. Mengkaji Upaya penerapan program Peningkatan Mutu dan
keselamatan pasien ( PMKP ) di Ruang Kemuning RSUD R.A
Kartini Jepara
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Dapat mengetahui dan mengaplikasikan ketrampilan dalam
manajemen keperawatan professional sesuai Modular/ Distrik
2. Bagi STIKES Muhmmadiyah Kudus
Laporan ini dapat dijadikan salah satu bahan dasar untuk
mengembangkan materi tentang manajemen keperawatan
3. Bagi Ruang Kemuning
Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
kegiatan peningkatan mutu pelayanan .
4. Bagi RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jepara berawal dari sebuah
Balai Pengobatan kecil yang memfungsikan bangunan sekolah untuk anak-
anak Belanda, ningrat, dan priyayi termasuk RA Kartini, RA Kardinah,dan
RA Rukmini. Bangunan yang terletak di sebelah timur alun-alun Jepara
tersebut kosong karena telah terbangun gedung sekolah baru disebelah barat
alun-alun (sekarang SMP Negeri 1 Jepara) karena Balai Pengobatan tersebut
merupakan satu-satunya lembaga pelayanan kesehatan di Jepara, sehingga
banyak pengunjungnya, terutama penderita malaria, maka Balai Pengobatan
tersebut ditingkatkan menjadiConsultatie Buereau atau sejenis rumah sakit.
Pada awalnya rumah sakit dipimpin oleh dokter asing (Belanda, India,
dan Italia), kemudian dipercayakan pada dr. Soeleman, lalu dr.Soenardi
hingga awal kemerdekaan pada tahun 1962 rumah sakit dipimpin oleh putra
daerah yaitu dr. Hamidun yang harus kerja keras karena dengan peralatan
yang sangat sederhana dan hanya dibantu oleh petugas non medis yang sangat
kurang. Kemudian kepemimpinan gilir berganti dengan direktur dr. Ang Swie
Giem, dr.Budiman, dr.Suyudi, dr.Kuncoro, dr.Sri Murtanto, dan dr.Agustinus
Subandijo dr. H. Wahyudi, MARS (1987 - 1997)dr. H. Imam Supandi, MMR
(1997 - 2001) dr. Hj. Kun Werdiningsih, MM (2001 - 2004)dr. H.M. Ali
Pramono (2004 - 2007) drg. Kusnarto, M.Kes (2007 -2017) dr Dwi
susilowati.M.Kes (2018- sekarang ) . Pada tahun 1978 rumah sakit
dipindahkan ke lokasi baru yang lebih prospektif di Jl. Wachid Hasyim
Kelurahan Bapangan Jepara.Semula rumah sakit ini hanya bernama Rumah
Sakit Umum Daerah Tingkat II.Sejak peringatan satu abad hari lahirnya
RA.Kartini, yaitu tanggal21 April 1979, berubah menjadi Rumah Sakit
Umum RA. Kartini Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara.
Awal pemberian nama dari RSU menjadi RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara muncul dari pihak rumah sakit sendiri dengan alasan untuk
mengenang jasa Pahlawan Nasional Wanita asal Jepara Raden Ajeng Kartin

4
5

sekaligus meneruskan perjuangannya Rumah Sakit Umum Daerah RA.


Kartini Kabupaten Jepara adalah Rumah Sakit Umum Daerah tipe B non
Pendidikan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor :499/MENKES/SK/III/2000 tanggal 30 Maret 2000. RSUD RA.
Kartini Kabupaten Jepara didirikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Jepara Nomor 10 Tahun 2008, kemudian diperbaharui dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Jepara Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja LembagaTeknis Daerah Kabupaten Jepara
dan Peraturan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 tanggal 5 Oktober 2010
tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara.
Status BLUD RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, serta dengan Surat Keputusan
Bupati Jepara Nomor 267 Tahun 2008 tanggal 3 Desember 2008 tentang
Penetapan RSU Kartini Jepara sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menerapkan pola Pengelolaan Keuangan, Badan Layanan Umum Daerah
(PK-BLUD).
B. Lokasi
Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110○ 9’48,81”
sampai 110○ 9’ 48,04” Bujur Timur, 5○ 43’ 20,93” sampai 6○ 47’25,81”
Lintang Selatan,sehingga merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari
Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Jepara 100.413,189 ha atau
1.004,132 km2, menempati 3,09% wilayah provinsi Jawa Tengah, terbagi
dalam 16 kecamatan, 184 desa dan 11 kelurahan. Kabupaten Jepara memiliki
garis pantai sepanjang 82,73 KM ,termasuk gugusan Kepulauan
Karimunjawa. Batas-batas wilayah sebelah utara Laut adalah Jawa, sebelah
timur adalah Kabupaten Kudus, sebelah selatan adalah Kabupaten Demak,
dan sebelah barat adalah Laut Jawa. Dikaitkan dengan bentuk pulau Jawa,
posisi Kabupaten Jepara kurang menguntungkan dan berada di ujung pulau
Jawa menjadikan Jepara tidak terlewati jalur utama pantura. RSUD
RA.Kartini Kabupaten Jepara terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Jepara
6

termasuk dalam wilayah Kelurahan Bapangan Kecamatan Jepara Kabupaten


Jepara, didirikan di atas tanah seluas 2,9 hektar dengan luas lantai 29.943 m2
yang terdiri dari bangunan rumah sakit serta sarana penunjang lainnya.
C. Filosofi Rumah Sakit
1. Logo

Deskripsi logo RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara sebagai


berikut :
a. Bentuk puncak merupakan bentuk akhir dari piramida adalah
runcing segitiga merupakan visi rumah sakit;
b. Puncak segitiga adalah menuju Jepara sehat;
c. Lengkungan menunjukkan fleksibilitas dan keluwesan;
d. Bertemunya dua tangan mengandung makna bertemunya
masyarakat dan pihak RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara.Kekuatan dua pihak masyarakat dan RSUD yang bersatu
menggenggam erat, sesuai visi rumah sakit.
2. Visi dan Misi
Berdasarkan Keputusan Bupati Jepara Nomor 445/328Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati JeparaNomor 209 Tahun 2009
tentang Penetapan Visi dan Misi RSU RA Kartini Jepara, maka RSUD
RA. Kartini Kabupaten Jepara memiliki visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi :
“Terwujudnya Rumah Sakit Pendidikan dan Pelayanan Rujukan
Utama”
b. Misi :
1) Menyelenggarakan Pelayanan Prima
2) Mengembangkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia
7

3) Mengembangkan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian


Masyarakat
4) Melengkapi Sarana Prasarana sesuai Perkembangan
5) Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor
3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawatdarurat.Untuk menjalankan
tugas tersebut Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Kabupaten Jepara
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan perencanaan,pengembangan dan evaluasi;
b. Menyelenggarakan pelayanan medis;
c. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keparawatan;
e. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
g. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
h. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
4. Tujuan Rumah Sakit
Tujuan didirikannya Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini
Kabupaten Jepara adalah :
a. Terwujudnya RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara yang
mempunyai fasilitas yang memadai serta memiliki sumberdaya
manusia yang profesional.
b. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat serta memberikan kepuasan bagi
pengguna jasa rumah sakit.
c. Terwujudnya RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara yang berperan
aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing rumah
sakit.
8

D. Jenis Pelayanan dan Instalasi


1. Pelayanan Rumah Sakit
Pembangunan sektor kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
merupakan pengejawantahan cita-cita bangsa untuk memenuhi salah satu
hak-hak dasar manusia (basichuman needs) di bidang kesehatan dengan
mensukseskan program Millenium Development Goals (MDGs) sampai
akhir tahun 2015 dan program Sustainable Development Goals(SDGs)
tahun 2016 sampai 2030. RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara sebagai
fasilitas kesehatan rujukan dimana sasaran strategi, visi dan misi, serta
rencana strategi pemasaran RS harus searah dengan Pembangunan
Kesehatan Nasional dan kesepakatan global untuk melakukan
pembangunan berkelanjutan .Adapun pelayanan kesehatan di RSUD
RA.Kartini Kabupaten Jepara sebagai berikut:
a. Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Komprehensif
(PONEK)
b. Pelayanan Pencegahan dan Penganggulan HIV
c. Pelayanan Tuberculosis Directly Observe TeatmentShortcourse
(TB DOTS)
d. Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
Sustainable Development Goals (SDGs) mempunyai 17 tujuan
program. Berdasarkan 17 (tujuh belas) tujuan program SDGs, pelayanan
kesehatan RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara sesuai dengan tujuan
nomor 3 SDGs, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua untuk semua usia.
2. Pelayanan Unggulan
Pelayanan unggulan merupakan suatu program pemberian layanan
kesehatan dengan karakteristik utama yaitu tersedianya layanan
spesialisasi dengan kualitas tertinggi,dibuktikan dengan kinerja teknis,
sumber daya yang ekspansif ,kecenderungan peningkatan kunjungan
pasien, dan mutu layanan semakin meningkat.RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara menetapkan 5 (lima)Pelayanan Unggulan, sebagai
berikut :
9

a. Pelayanan Jantung
b. Pelayanan Orthopedi & Traumatologi
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa
d. Pelayanan Kemoterapi
e. Pelayanan Saraf (Stroke)
3. Instalasi dan Unit
Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilaksanakan di
Instalasi-instalasi Pelayanan, yang didukung Instalasi Penunjang
Pelayanan, yaitu :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
e. Instalasi Perawatan Intensif/ ICU (Intensive Care Unit)
f. Instalasi PICU/ NICU (Paediatric Intensive Care Unit/
g. Neonate Intensive Care Unit)
h. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
i. Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi
j. Instalasi Radiologi
k. Instalasi Rehabilitasi Medik
l. Instalasi Farmasi
m. Instalasi Gizi
n. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dan Sanitasi
o. Instalasi Rekam Medik
p. Instalasi Central Supply Stirilization Department (CSSD)dan
Laundry
q. Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
r. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
s. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
t. Unit Hemodialisa
u. Unit Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
v. Unit Laboratorium Mikrobiologi Klinik
10

4. Kelompok Staf Medis (KSM)


Adapun kegiatan pelayanan dilaksanakan oleh Kelompok Staf
Medis (KSM). Pembentukan KSM ini mempunyai cakupan yang luas
untuk melayani pelayanan kesehatan yang terintegrasi.Pembentukan
KSM berkembang seiring dengan berkembangnya berbagai bidang ilmu
kesehatan dan kedokteran, serta cakupan pelayanan di rumah sakit.
Sampai saat ini sudah terbentuk 17 buah KSM, yaitu :
a. KSM Ilmu Penyakit Dalam
b. KSM Ilmu Kesahatan Anak
c. KSM Bagian Bedah
d. KSM Obstetri & Ginekologi
e. KSM Anestesiologi & Reanimasi
f. KSM Radiologi
g. KSM Patologi Klinik
h. KSM Patologi Anatomi
i. KSM Mikrobiologi
j. KSM Bagian Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
k. KSM Kesehatan Mata
l. KSM Telinga Hidung Tenggorokan – Kepala Leher
m. KSM Neurologi
n. KSM Bagian Kulit & Kelamin
o. KSM Kesehatan Jiwa
p. KSM Orthopedi & Traumatologi
q. KSM Gigi & Mulut
r. KSM Dokter Umum
E. Fungsi manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih
11

cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.


Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian
Beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama
b. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama
c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih
Dari berbagai pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
organisasi adalah dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi
yang telah disepakati bersama dalam rangka mencapai tujuan.
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuatingartinya adalah menggerakkan orang-orang agar
12

mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-


sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal
ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang
manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar.
F. Timbang terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien :
1. Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2. Langkah-langkah
a. Kedua shif dalam keadaan siap.
b. Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang
akan disampaikan.
c. Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang
selanjutnya meliputi kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d. Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e. Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a – e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse
Station tidak di depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit,
kemudian keliling melihat keadaan semua klien untuk memperkenalkan
petugas (perawat/bidan) yang jaga selanjutnya (sore/malam).
3. Prosedur timbang terima
a. Persiapan
13

 Kedua kelompok sudah siap.


 Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
 Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
serah terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan masalah keperawatan, rencana tindakan yang
sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainya.
 Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan
kepada perawat jaga berikutnya.
 Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima : identitas
dan diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang
sudah dan belum dilakukan, intervensi.
4. . Alur Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA DIAGNOSA
MEDIS KEPERAWATA
N
RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN KLIEN

MASALAH : TERATASI, BELUM TERATASI, TERATASI SEBAGIAN

BAGAN 2.1Alur Timbang Terima


14

G. Pre dan Post Conference Definisi Pre dan Post Conference


Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Nursalam .2014 ) Waktu :
setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh
katim atau Pj tim (Nursalam .2014 )
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
15

Tempat : Meja masing – masing tim.


Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau Pj menutup acara.
3. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat
menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif
(Nursalam .2014 )Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian
asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan,
kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (Nursalam .2014 )
Tujuan pre conference adalah:
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan
keperawatan Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
16

Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan


pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan.
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
5. Panduan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP ( ka tim )dan perawat pelaksanaan dalam
melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan
pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Identitas klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis.
d. PP ( ka tim ) mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet
( perawat pelaksana tentang masalah yang terkait dengan perawatan
klien yang meliputi :
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
17

3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan


4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.
7) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8) Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing –masing perawatan asosiet.
9) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang
tidak dapat diselesaikan.
H. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
profesional dengan kepala ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota tim.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan.
2. Peran
a. Ketua Tim dan Anggota Tim
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
 Menjelaskan masalah keperawatan utama.
 Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
 Menjelaskan tindakan selanjutnya.
 Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
b. Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
18

 Memberikan justifikasi.
 Memberikan Reinforcement.
 Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional.
 Mengarah pada koreksi.
 Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3. Persiapan
a. Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
b. Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat profesional ( ketua tim ).
Dalam hal ini penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan
dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat profesional/ketua tim/perawat
konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang
akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan
ditetapkan.
I. Dokumentasi Proses keperawatan
1. Pengertian
Dokumentasi Proses keperawatan adalah Suatu dokumen atau
catatan yang berisi data tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari
tingkat kesakitan akan tetapi juga dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas
dari layanan yang telah diberikan perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien (Zaidan ali .2016 ).
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dimulai dari proses
pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, tindakan keperawatan dan
evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun manual serta dapat
dipertanggungjawabkan oleh perawat
19

Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang


fakta – fakta terhadap penyakit klien, gejala – gejala, diagnosa,
penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus lengkap, akurat
dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga dapat
memberikan informasi yang akurat.
2. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan
a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
b. Memastikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi
tujuan dan kemajuan pengobatan
d. Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian
terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat
dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah mencapai
kemajuan
e. Pembayaran kembali ( Reinforcement ).
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi
tentang penanganan klien dan memberikan bukti adanaya pelayanan.
f. Akreditasi.
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut
lembaga pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan
rekam medik, termasuk dokumentasi asuhan keperawatan
3. Hal – hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan
Keperawatan
a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan eveluasi
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta
berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format
yang dirancang oleh institusi
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
20

e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan,


hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan
berdasarkan diagnosa keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang
membuat klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan
dan restorasi kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi
kesehatan
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau
kurangnya perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang
diharapkan
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien
terhadap perawatan atau perubahan dalam kondisi klien.
4. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi
subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil
pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk
data biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-
obatan
i. Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis
horizontal atau vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat
dibaca selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan
tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat.
l.
21

5. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan


a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota
tim pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan :
 Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari
klien melalui pengkajian
 agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan
yang kreatif antara klien dan provider
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan
keperawatan dapat ditentukan
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan
tanggungjawab serta tanggung gugat
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status
kesehatan klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat
diperkirakan jumlah kebutuhan teaga perawat
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga
dan bukti tuntutan hukum
6. Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses
keperawatan, dimana pada fase ini perawat mengumpulan data tentang
status kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat dan
berkesianambungan.
b. Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang
klien :
 Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan
atau obat tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah,
riwayat menderita penyakit kronis dan lain-lain
 Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual,
gangguan tidur dan lain-lain
22

 Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan


teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan
prinsip pemeriksaan ” head to toe ” atau berdasarkan sistem tubuh
seperti sistem pernapasan, pencernaan, eliminasi dan lain-lain
 Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan
laboratorium, radiologi, CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu :
 Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh
klien ,kebiasaan dan persepsi klien terhadap kesehatannya saat
ini. Selain klien ,informasi juga didapatkan dari
keluarga ,teman ,dan orang terdekat pasien atau tenaga kesehatan
yang mengetahui keadaan klien.
 Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat
dilihat ,didengar ,dirasakan atau dicium serta data – data lain yang
dapat diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik.
c. Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan
format pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat .format
pengkajian dapat dimodifikasi dengan keadadan klien .Da;lam
keperawatan format pengkajian yang di gunakan dapat didasarkan ada
berbagai teori keperawatan ,diantaranya:
 teori gordon tentang fungsi kesehatan
 teori orem tentang perawatan diri
 teori roy tentang model adaptasi
 teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
d. Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan
sesuai dengan keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau
pemeriksaan kembali terhadap data yang telah dikumpulkan tersebuT.
23

e. Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian ,dokumentasi data akurat dan
mencakup semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil
intervensi perawat
f. Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang
individu ,keluarga atau masyarakat yang aktual ,resiko dari status
kesehatan seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakan dasar
untuk melakukan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan dan
dapat dievalusi ( nanda . 2015 ). Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
1) Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya
saat ini berdasarkan hasil pengkajian yang meliputi tanda dan
gejala seperti jalan nafas tidak efektif dan ansietas
2) Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien
dimana masalah lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien
tersebut dibanding dengan orang lain pada kondisi atau situasi
yang sama. Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu :
a) Problem
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya
terhadap terapi yang diberikan oleh perawat yang di
tuliskan dalam beberapa kata antara lain:
 perubahan ( perubahan dari sebelumnya )
 gangguan ( kelemahan , kerusakan dan
pengurangan )
 penurunan (pengecilan , dari segi ukuran , jumlah
atau tingkat /derajat )
 tidak efektif ( tidak menghasilkan efek yang
sesuai)
 akut ( terjadi dalam waktu yang mendadak dan
pendek )
24

 kronis ( terjadi dalam waktu yang lama , berulang


dan tetap )
b) Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari
masalah kesehatan dalam melakukan intervensi
keperawatan yang mencakup tingkah laku ,
lingkungandisekitar atau gabungan dari keduanya .
c) Signtom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan
bagian dari diagnosa keperawatan.
g. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik pross keperawatan yang
melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah . Dalam
perencanaan , perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan
pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan klien
dan mendesain strategi keperawatan untuk mencegah ,mengurangi
masalah kesehatan klien .
1) Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan
strategi keperawatan
2) Membuat tujuan dan kriteria hasil
Tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari
intervensi keperawatan .Kriteria hasil adalah pernyataan yang
lebih spesifik , dan diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan
tercapai.
h. Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap
dimana perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu
tindakan .implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan
keperawatan mandiri atau pendelegasian dan mencatat apa yang
dilakukan . dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat
mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.
25

i. Evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi
merupakan perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana
klien dan profesional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan
kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatan.
j. Discharge Planning
Discharge planning adalah mekanisme untuk memberikan
perawatan kontinu, informasi tentang kebutuhan kesehatan
berkelanjutan setelah pulang, perjanjian evaluasi, dan instruksi
perawatan diri (Imam subekti 2016). discharge planning merupakan
proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya
dituliskan untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan
kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain
Prinsip-prinsip discherge planning adalah sebagai berikut:
1) Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari klien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari klien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin muncul pada saat klien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang muncul di rumah
dapat segera diantisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan
pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan
fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan
setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang
tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.
26

J. Pengelolaan pemberian pelayanan kesehatan


1. Kepala Ruangan
a. Pengertian
Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan
mengendalikan kegiatan keperawatan di ruang rawat.
b. Tanggung jawab kepala ruangan
 Mengatur pembagian tugas pegawai
 Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan
 Mengatur dan mengendalikan logistik /administrasi ruangan
 Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
 Mengikuti ronde tim medis
 Mengadakan ronde keperawatan
 Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di
ruang rawat
 Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan
pangkat
 Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dansurat
menyurat
 Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasukkepada
residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa keperawatan
yang akan melakukan praktek di ruangan dan melakukan
pembinaan tenaga keperawatan
 Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan
klien, keluarga,dan tim kesehatan lain.
c. Wewenang seorang kepala ruang
 Meminta informasidan pengarahan kepada atasan
 Memberi pentunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada
staf keperawatan
27

 Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga


keperawatan peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
rawat.
 Menanda tangani surat dan ketepatan yang menjadi keputusan
ruangan.
 Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi atau kepala
RS untuk kelancaran pelaksaan keperawatan.
d. Peran kepala ruangan :
1) Peran interpersonal
seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan
organisasi dengan pekerjaan rutin organisasi .seorang pemimpin
bertanggung jaewab memberikan motivasi dan mengaktifkan
anggotannya .
2) Peran informasional
Peran monitor , mencari dan menerima berbagai informasi
intuk mengembangkan organisasi .merupakan pusat informasi
internal dan eksternal .peran deseminator , menginterpestasikan
dan mentransfornmasikan informasi yang diperoleh dari luar
maupun dari dalam organisasi.Peran pembicara: meruskan
informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain –
lain. Peran decisional, yaitu mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah.
e. Uraian tugas kepala ruang
1) Perencanaan
a) Menunjukan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat,
transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim
d) Mengidentifikasi jumlah perawatyang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan / penjadwalan.
28

e) Merencanakan stategi pelaksaan keperawatan. Mengikuti


visite dokter, untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendikusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
 Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru
masuk.
g) Menbantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
h) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawaratan dan RS
j) Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang
dilakukan dalam ruangan keperawatan oleh kepala ruangan,
ketua tim, dan perawat pelaksana.
2) Pengorganisasian
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan
 Merumuskan tujuan metode penugasan
 Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas
 Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan
katim membawahi 2-3 PP
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan :
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari dll
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
 Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat,
kepada katim
29

 Memberikan wewenang tata usaha untuk mengurus


administrasi pasien
 Mengatur penugasan jadwal post dan prakarya
 Identifikasi masalah dan cara penanganan
3) Pengarahan dan Pengawasan
Pengarahan :
 Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim
 Memberikan pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas yang baik
 Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan
keterampilan dan sikap
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain
Pengawasan
 Melakukan komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan katim maupun pelaksana askep yang
diberikan kepada pasien
 Melalui super visi : pengawasan langsung, mengamati
sendiri / laporan langsung secara lisan. Pengawasan tidak
langsung yaitu mengecek daftar hadir katim, membaca
dan memeriksa intervensi serta semua catatan
dokumentasi, mendengarkan laporan katim tentang
pelaksanaan tugas.
2. Ketua tim
a. Pengertian
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang
mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung
langsung kepada karu.
30

b. Tanggung jawab ketua tim


 Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang
tepat.pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan
berkesinangan, dapat melakukan serah terima tugas.
 Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan
keperawatan yang telah di lakukan.
 Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien
terhadap tindakan keperawatan.
 Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan
langsung / laporan anggota tim.
c. Kemampuan ketua tim
 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan
tim
 Menjadi kesultan dalam asuhan keperawatan
 Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
 Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
 Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai
kebutuhan pasien
 Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim
 Menjadi guru atau pengajar
 Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
d. Uraian tugas
1) Perencanaan
 Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas
 Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan
ketergantungan klien
 Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, intervensi dan kriteria evaluasi
31

 Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :


 Menyiakan format pencatatan
 Menyiakan alat untuk pemantauan pasien
 Menyiakan peralatan obat
 Mengikuti vissite dokter
 Menilaai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada
 Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara
anggota tim
 Memberikan pertolongan segera pada klien dan kdaruratan
 Membuat laporan klien
 Melakukan ronde kperawatan bersama dengan karu
 Memberikan orientasi pada klien baru
2) Pengorganisasian
 Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan
yaitu tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien secara profesional melaluai pembagian kerja
yang tepat, pemamfaatan alat dan barang yang tersedia
tampamnyimpang dari prinsip tindakan.
 Melakukan pembagian tugas bersaaama kepala ruangan
sesuai dengan perencanaan terhadap klien yang menjadi
tanggung jawab nya.
 Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan
klien dimana seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2
– 3 orang klien dan saling bekerja sama dengan perawat lain
serta tidak mengabaikan klien yang bukan menjadi tanggung
jawab nya
 Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
 Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan
kepada anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang
meliputi wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam
32

menggunakan sumber daya seperti sesama perawat, pasien


termasuk keluarga pasien.
 Membuat rincian tugas meliputi
 Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana
 Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di
laksanakan.
 Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan
keperawatan
 Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang
telah di berikan.
 Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim
lainnya.
3) Pengarahan
 Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim
dalam waktu melakukan askep
 Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
 Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang
melakukan tugas / berbuat kesalahan
 Mmberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugasnya tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip
tindakan, rasional dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi
klien.
4) Pengawasan
 Melaluai komunikasi Ketua tim mengawasi dan
berkomunikasi langsung terhadap pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien
 Melalui supervisi
 Secara langsung.
Melihat aatau mengawasi proses asuhan
keperawatanyang di laksanakan oleh anggota
 Secara tidak langsung
33

Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan


memeriksa cover, membaca catatan perawat yang di
buat selama proses keperawatan, mendengar laporan
secara lisan dari anggota tim tentang tugas yang telah di
lakukan.
 Melalui evaluasi
 Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari
anggota tim
 Meningkatkan kemampuan analis(pengetahauaan) dan
kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan
pengarahan.
 Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan
askep yang di lakukan oleh anggota tim
 Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang
di lakukan
3. Perawat pelaksana ( anggota tim )
a. Definisi
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang
diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan asuhan
keperawatan diruang rawat.
b. Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana
1) Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat
primer, sore dan malam.
2) Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat
primer.
3) Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer
tidak ada ditempatnya.
4) Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah dibuat oleh perawat primer.
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
6) Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format
dokumentasi keperawatan yang ada diruangan.
34

7) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium,


pengobatan dan tindakan.
8) Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan
kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan, dan ramah
tamah.
9) Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada
klien dan keluarga.
10) Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang
rawat.
11) Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang
diperlukan sehingga siap pakai.
12) Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat
oleh kepala ruangan rawat.
13) Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang
rawat.
c. Uraian tugas perawat pelaksana
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan proses kasih sayang.
 Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah
klien.
 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
 Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
 Mencatat / melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon klien pada catatan keperawatan.
2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan dioperasi.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual dari klien
 Memelihara kebersihan klien dengan lingkungan.
35

 Penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan


ketenangan.
 Pendekatan dan komunikasi teraupetik.
4) Memepersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan / diagnosis
5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
6) Memeberikan pertolongan segera pada klien gawat/ sakratul
maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan /
pulang secara administratif.
 Menyiapakan data klien baru meninggal / pulang misalnya :
menyediaakn surat izin pulang,suratketerangan istirahat
sakit, petunjuk diet, resep obat untuk dirumah jika
diperlukan, kartu control, suratrujukan atau pemeriksaan
ulang dan lain-lain.
 Sensus harian / formulir
 Rujukan harian / formulir.
8) Mengatur dan menyiapkan ala-alat yang ada diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan, dan keindahan ruangan.
10) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam/ hari libur secara
bergantian sesuai harian tugas.
11) Memeberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya (PKMRS)
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
lisan/tulisan.
13) Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan keperawatan
dirumahnya, misalnya : perawatan luka, melatih anggota gerak.
14) Melatih pasien untuk menggunakan alat Bantu yang
dibutuhkan, seperti rodstool, tongkat penyangga, protesa.
36

d. Wewenang pelaksana
1) Membina informasi dan petunjuk pada atasa
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga
pasien sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KERAWATAN

A. Hasil Pengkajian Struktur Input 5 M dan Fungsi-Fungsi Managemen


1. Pengkajian 5 M (Man, Method, Material& Machine, Money, Market) di
Ruang
a. Sumber Daya Manusia ( Man)
1) Ketenagaan
a) Struktur Organisasi
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang
paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja
sama untuk mencapai tujuan (Nursalam, 2011)
Berdasarkan sistem kerja sumber daya manusia
khususnya perawat yang ada di Ruang Kemuning sudah
terdapat jalur koordinasi yang baku dalam pelaksanaan
pembagian tugas di Ruang Kemuning RSUD R.A Kartini
Jepara. Untuk tugas Karu, Ketua Tim perawat, perawat
pelaksana sudah terlihat jelas dan sesuai. Dan karena
keterbatasan sumber daya manusia terkadang koordinator
ikut serta dalam menghandle pasien.
Berikut ini struktur organisasi di Ruang Kemuning
RSUD R.A Kartini Jepara:

37
38

Bagan 3.1
STRUKTUR ORGANISASI RUANG KEMUNING
RSUD RA KARTINI JEPARA

Kepala Instalasi
Dr. Pudjianto Basuki, MMR

Kepala Ruang
Musmin. S.Kep

Koordinator Administrasi
Siti Norjanah S.Kep, Ns Dewi Nuryanti Amd.Keb

Katim Katim Katim Katim


Sukarno S.kep Nur Asiyah. Amk Agus Eva Handayana. Amk Sri Marheni Amk

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Didik Fahrudin S.Kep Nilamsari. Amk Nurul Azizah Amk Supartini, Amk
Arum Retno H, S.Kep.Ns Zaenal Zunaidi. S.Kep.Ns Fahrudin Anhar. Amk Wahyu prasetyo
utomo S.Kep.Ns
39

Tabel 3.1
TENAGA KEPERAWATAN DAN NON KEPERAWATAN RUANG
KEMUNING

NO NAMA STATUS JK PENDIDIK PELATIHAN


KEPEGAWAIAN AN
1. Musmin .S.Kep PNS Laki-laki S1 PPGD
2. Siti Norjanah .S.kep.Ns PNS Perempuan S1Ns BTCLS
3. Dewi Nuryanti.AMD.Keb Harlep Perempuan D3 APN
4. Nur Asiyah , AMK Blud Perempuan D3 PPGD
5. Sukarno , S.kep PNS Laki-laki S1 PPGD
6. Agus Eva Handayana , AMK PNS Laki-laki D3 PPGD
7. Arum Retno H Amk Blud Perempuan D3 PPGD
8. Sri Marheni , AMK Blud Perempuan D3 BTCLS
9. Supartini , AMK PNS Perempuan D3 BTCLS
10. Wahyu Prasetyo U.S.Kep.Ns Harlep Laki-laki S1Ns BTCLS
11. Didik Fahrudin .S.Kep. Blud Laki-laki S1 BTCLS
12. Nilamsari. AMK PNS Perempuan D3 BTCLS
13. Nurul Azizah . AMK PNS Perempuan D3 PPGD
14. Fahrudin Anhar . AMK Harlep Laki-laki D3 PPGD
15. Zaenal Zunaidi .S.Kep.Ns Harlep Laki-laki S1Ns BTCLS

b) Pengaturan Ketenagaan
Penghitungan dan tingkat kebutuhan Tenaga Perawat
meurut Metode Douglas Tingkat ketergantungan pasien
dinilai dengan menggunakan instrument penilaian
ketergantungan pasien, yaitu perawatan minimal, perawatan
intermediate danperawatan total.
(1) Perawatan minimal (1 - 2 jam / 24jam)
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri.
 Makan dan minum dilakukansendiri.
 Ambulasi denganpengawasan.
 Observasi tanda - tanda vital dilakukan setiap
pergantianjaga.
 Pengobatan minimal, status psikologisstabil.
 Perawatan lukasederhana.
(2) Perawatan intermediate / partial (3 - 4 jam / 24 jam)
 Kebersihan diri di bantu, makan minum dibantu
40

 Observasi TTV setiap 4jam


 Ambulasi dibantu
 Pengobatan denganinjeksi
 Pasien dengan kateterurine.
 Pasien denganinfus.
 Observasi dengan balanceketat.
(3) Perawatan maksimal / total (5 - 6 jam / 24 jam)
 Semua kebutuhan pasien dibantu.
 Perubahan posisi, observasi TTV setiap 2jam.
 Makan melalui selanglambung.
 Pemakaiansuction.
 Gelisah ataudisorientasi.
 Perawatan lukakomplek.
Catatan :
 Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan
sebaiknya dilakukan oleh pearawat yang sama selama
duahari.
 Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan
klasifikasipasien.
 Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasidiatasnya.
Adapun kategori pasien yang dirawat di ruang Kemuning
RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara antara lain:
Tabel 3.2 Data Pasien dan Penghitungan Kebutuhan Jumlah Tenaga
Perawat
pada Tgl 6 agustus 2018
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat ktg Jml Pasien Pagi Sore Malam

Minimal 18 18 x 0,17 = 3.06 18 x 0,14 = 2.52 18 x 0,07 =1.26

Parsial 6 6 x 0,27 = 1.62 6 x 0,15 =0.9 6 x 0,10=0,6

Total 1 1 x 0,36= 0.36 1 x0,35=6 = 0,35 1 x 0,2 = 0,2


41

Jumlah 25 5.04 3.77 2.0.6

5 4 2

Pada Tgl 7 Agustus 2018

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat ktg Jml Pasien Pagi Sore Malam

Minimal 19 19 x 0,17 = 4.25 19 x 0,14 = 3.5 19 x 0,07 =1.75

Parsial 6 6 x 0,27 = 1,62 6 x 0,15 =0,9 6 x 0,10= 0.6

Total 1 1 x 0,36= 0,36 1 x0,35=6 = 0,35 1 x 0,2 = 0,2

Jumlah 26 5.21 3.91 2.13

5 4 2

Pada Tgl 8 Agustus 2018

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat ktg Jml Pasien Pagi Sore Malam

Minimal 19 19 x 0,17 = 4.25 19 x 0,14 = 3.5 19 x 0,07 =1.75

Parsial 7 7 x 0,27 = 1.89 76 x 0,15 =1.5 7 x 0,10= 0.7

Total 1 1 x 0,36= 0.36 1 x0,35=6 = 0,35 1 x 0,2 = 0,2

Jumlah 27 5.48 4.06 2.23

5 4 2

Total tenaga perawat :


Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang
11 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
86 x 11 946
= = 3,1 = 3
297 297
42

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan :


11 orang + 2 orang struktural (kepala ruang + 1 koordinator)+3 orang lepas = 16
orang

Faktor Koreksi
Loos Day
( jumlah hari minggu dalam 1tahun +hari besar ) x jumlah perawat tersedia
¿
jumlah harikerja efektif setahun
( 52+ 12+12 ) x 14
=
297
1140
=
297
= 3.582 = 4 orang

Maka , jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan


= Jumlah perawat /hari + Faktor Koreksi +Jumlah Tenaga Non Nursing Job
= 14 +4 +2 = 20orang

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga


perawat yang diperlukan Ruang Kemuning adalah 18 orang + 2
struktural total ada20 orang
Sedangkan di Ruang Kemuning , terdapat 12 perawat + 2
struktural total 14 perawat .Jadi ,kebutuhan tenaga kurang 6
orang . Perhitungan ini tidak dapat dijadikan tolak ukur karena
observasi hanya dilakukan 3 hari, sedangkan dalam perhitungan
tenaga data yang digunakan minimal dalam 1 tahun
Berdasarkan hasil observasi,didapatkan data bahwa Ruang
Kemuning dipimpin oleh 1 orang Kepala Ruang ,1 orang
Koordinator ,4 Katim , 1 administrasi , 8 perawat pelaksana ,
dan 2 petugas sanitasi.Jumlah tenaga lepas dinas per hari
diruangan adalah 3 orang ,. Dibagi menjadi 3 sif (waktu/gilir
dinas) yakni, sif pagi (07.00-14.00) terdapat 1 Karu, 1 Katim
dan 1 koordinator dan 2 perawat pelaksana, sif sore (14.00-
43

21.00) terdapat 1 Katim dan 2 perawat pelaksana, dan shift


malam (21.00-07.00) terdapat 1 Katim dan 2 perawat pelaksana.
b. Metode(M2-Method)\
1) Metode AsuhanKeperawatan
Metode adalah suatu tatacara yang memperlancar jalannya
pekerjaan menagemen. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilias yang
tersedia dan pengguanaa waktu serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu di ingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanaannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalamanan, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan dalam manajemen tetap manusianya
(Nursalam,2011)
Di ruang Kemuning berdasarkan wawancara dengan katim
perawat mengatakan metode asuhan keperawatan yang digunakan
adalah Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM ,
kepala ruang dijabat oleh perawat senior profesi sarjana
keperawatan. Dari hasil analisa diruang Kemuning belum mampu
menerapkan metode MPKP TIM dikarenakan jumlah pegawai yang
belum seimbang dengan jumlah pasien kondisi ini menjadikan
perawat asosiatet melakukan perawatan pada 7-11pasien
2) TimbangTerima
Timbang terima di Kemuning sudah dilakukan dengan baik
setiap pergantian sift jaga , saat timbang terima juga ada pre
conference, tetapi belum ada post conference. Saat timbang terima
dipimpin langsung oleh katim dan cara penyampain isi timbang
terima belum terungkap secara komperhensif dan terkadang ada
kelalean dalam menyampaikan atau melakukan tindakan yang
harus dilakukan dalam program pasien. Meliputi isi timbang terima
hanya terbatas pada diagnosa medis, program kolaborasi, dan
anjuran dokter. Terdapat buku timbang terima untuk membantu
44

proses hand off pasien, format yang digunakan dalam penulisan


timbang terima adalah SBAR. Pada permasalahan dan
perkembangan pasien, respon dan diagnosa keperawatan kadang
belum tersampaikan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan
sudah didokumentasikan pada format asuhan keperawatan secara
ringkas. Timbang terima dilakukan didalam ruang perawatan dan
setelah itu keliling ke masing - masing ruangan pasien.
Tabel 3.3 Form Evaluasi Timbang terima
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan
dilakukan
1 Kedua shif dalam keadaan siap. Ya
2 Shif yang mau menyerahkan / Ya
mengoperkan mempersiapkan hal
hal yang akan
disampaikan
3 Ketua Tim/kepala jaga yang mau Ya
menyerahkan / mengoperkan
meyampaikan
a. Kondisi keadaanpasien
b. Tindak lanjut untuk dinas
yang menerimaoperan
c. Rencana kerja untuk dinas
yang
menerima operan
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan Ya
dengan jelas ,singkat , akurat dan
tidak terburu buru
5 Ketua Tim dan semua anggota Tim Ya
bersama – sama langsung melihat
keadaan klien
6 Tim yang mengoerkan tugas Ya
member kesempatan kepada
45

tim yang akan menjalankan tugas


untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas Ya
menyerahkan semua berkas cattatan
keperawtan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk
menerima operan alat
TOTAL: NILAI 100

1) PreConference
Di ruang Kemuning berdasarkan wawancara dengan
koordinator, pendelegasian diserahkan secara langsung dari kepala
ruang kepada koordinator, apabila tidak ada koorddinator maka
pendelegasian kepada Ketua Tim perawat. Bentuk pendelegasian
biasanya berupa penyerahan tugas sementara ketika kepala ruang
ada tugas diluar ruangan atau saat kepala ruang tidak berangkat
kerja
Tabel 3.4 Form Evaluasi Pre Conference
TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN

1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal ya


(konferensi awal)
46

2 Memberi pengarahan kepada anggota tim ya


tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam. Hal-hal yang disampaikan oleh PP
meliputi :
 Keadaan umumklien
 Keluhanpasien
 Tanda-tanda vital dankesadaran
 Hasil pemeriksaan
laboratorium/diagnosticterbaru
 Masalahkeperawatan
 Rencana keperawatan hariini
 Perubahan terapimedis
 Rencanamedis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim bila Ya
ada pasien baru

4 Memberi kesempatan kepada anggota tim ya


untuk Bertanya

5 Memberi penekanan pada hal-hal yang perlu ya


Diperhatikan

6 Memberi kesempatan pada pendidikan ya


pasien

7 Membahas pasien-pasien yang menjadi ya


prioritas pada shifttersebut

8 Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota ya


dalam Melakukan asuhan

9 Semua anggota tim menyepakati pertemuan ya


47

diskusi akhir

10 Mengucapkan selamat bekerja kepada ya


Anggotatim

TOTAL NILAI 100

2) PosConference
Dari hasil pengkajian didapatkan untuk Di ruang Kemuning
untuk pelaksanaan post conference belum dilakukan, hal ini karena
waktu serah terima pasiensekaligus melakukan pos conference dan
membahas hasil tindakan yang telah dilakukan .
Tabel 3.5 Form Evaluasi Post Conference
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

1 Semua anggota tim hadir konferensi akhir Tidak

2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah Tidak


dilaksanakan anggota tim terkait dengan
asuhan keperawatan

3 Mengevaluasi tentang kelengkapan Tidak


dokumentasi ASKEP, pelaksanaan program
dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang telah Tidak
dilaksanakan dengan baik
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap Tidak
anggota tim
6 Memberi umpan balik kepada anggota Tidak
tentang pelaksanaan yang telah dilakukan
7 Mengucap terima kasih atas kerjasama Tidak
anggota tim
8 Semua anggota tim menyepakati pertemuan Tidak
48

konferensi selanjutnya
TOTAL NILAI 0

3) Ronde Keperawatan
Dari hasil pengkajian didapatkan untuk pelaksanaan ronde
keperawatan diruang Kemuning belum dilakukan sepenuhnya,
ronde keperawatan hanya dilakukan ketika ada pasien dengan
kondisi gawat atau keadaan umumnya menurun , dengan mengajak
keluarga berdiskusi dalam merencanakan tindakan dan meminta
informant consent tindakan yang akan dilakukan yang dilakukan
oleh kepala ruang . kepala jaga . hal ini karena keterbatasan tenaga
yangada
Tabel 3.6 Form Evaluasi Ronde keperawatan
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PERSIAPAN

1 Membuat Satuan Acara Ronde untuk Tidak


kegiatan bimbingan (dalam bentuktertulis)

2 Mempersiapkan tempat yang cukupsesuai Tidak


jumlah peserta ronde
3 Mendapatkan data mengenai kondisi pasien Tidak
yang akan dilakukan ronde ruangan serta
meminta ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan Tidak

5 Mengatur lingkumgan fisik untuk ronde Tidak


ruangan sehingga mudah dilihat dan
didengar olehpeserta
B. RELAKSANAAN
49

Ruang perawat

6 Membuka kegiatan ronde dengan Tidak


mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan,waktu,tujuan Tidak
ronde ruangan
8 Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan Tidak
dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum pasiennya (data Tidak

focus, diagnose ruangan, rencana tindakan,


catatan perkembangan, masalah yang belum
bisa dipecahkan) catatanperkembangan,
masalah yang belum bisa dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang pasien Tidak

Ruang pasien

11 Mengucapkan salam, validasi kontrak untuk Tidak


ronde ruangan dan menanyakan kondisi
kepada pasien
12 Mereview masalah yang dikeluhkan pasien, Tidak
tindakan ruangan dan medis yangsudah
dilakukan serta perkembangan kondisipasien
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan Tidak
berdiskusi pada peserta yang lain,
keluarga/pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/keluarga Tidak
atas kerjasamanya dalam melaksanakan
kegiatan ronde ruangan
C. EVALUASI

Ruang Perawat
50

15 Mereview hasil diskusi di ruangan pasien Tidak

16 Menyimpulkan kegiatan ronde ruangan Tidak

17 Memberikan pujian pada peserta Tidak

18 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde Tidak


ruangan
19 Menutup kegiatan ronde ruangan Tidak

TOTAL NILAI 0

4) Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil observasi diruang Kemuning dan wawancara
kepada perawat, diruang Kemuning Model keperawatan yang
dilakukan adalah MPKP TIM, adapun pendokumentasian
dilakukan oleh perawat primer dan perawat associate setelah
memberikan asuhan keperawatan. Pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan diruang kemuning sudah bagus
dengan nilai 75 untuk pendokumentasian tidak langsung dan 80
untuk pendokumentasian secara langsung
Tabel 3.7 Form Evaluasi Supervisi Asuhan keperawatan
secara tidak langsung hari / tanggal : 09 agustus 2018
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PENGKAJIAN

1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman Ya


pengkajian

2 Data dikaji sejak pasien masuksampai Ya


sekarang
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
51

4 Diagnose keperawatan berdasarkan masalah Ya


yang telah dirumuskan
5 Diagnose keperawatan actual/potensial Ya

6 Merumuskan diagnose keperawatan Tidak


actual/potensial
C.RENCANA TINDAKAN

7 Berdasarkan diagnose keperawatan Ya

8 Disusun menurut urutan prioritas Tidak

9 Rumusan tujuan mengandung komponen Tidak


pasien/subjek perubahan, perilaku,kondisi
pasien dan atau criteria
10 Rencana tindakan mengacu pada tujuan Tidak
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas dan
atau melibatkan pasien/keluarga
11 Rencana tindakan menggambarkan Ya
kerjasama
D.TINDAKAN

12 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana Ya

13 Perawat mengobservasi respon pasien Tidak


terhadap tindakan keperawatan
14 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi Ya

15 Semua tindakan yang telah dilaksanakan Ya


dicatat ringkas dan jelas
E.EVALUASI

16 Evakuasi mengacu pada tujuan Ya

17 Hasil evaluasi dicatat Ya


52

F.CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

18 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan Ya


yang dilaksanakan

19 Setiap melakukan tindakan perawat Ya


mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan sekarang

20 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai Ya


dengan ketentuan yang berlaku

TOTAL NILAI 75

Tabel 3.8 Form Evaluasi Supervisi Asuhan keperawatan secara langsung hari /
tanggal : 23 juli 2018
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PENGKAJIAN

1 Membuat kontrak dengan klien Ya

2 Melakukan pengkajian Ya

3 Merumuskan masalah Ya

4 Merumuskan diagnose keperawatan Ya

5 Merumuskan prioritas diagnose keperawatan Ya

6 Mendokumentasikan rencana tindakan Ya


keperawatan
B.RENCANA TINDAKAN

7 Memberikan pendidikan kesehatan Ya

8 Menciptakan lingkungan teraupetik Ya


53

9 Melakukan tindakan mandiri keperawatan Ya


sesuai standar

10 Melakukan tindakan kolaboratif Ya

11 Mendokumentasikan rencana tindakan Ya


keperawatan

C.PELAKSANAAN

12 Hubungan teraupetik (sikap dan tehnik Ya


teraupetik)
13 Metode pemberian tindakan kepewatan Tidak

14 Peran serta pasien (terkait dalam rencana Tidak


kegiatan)
15 Mendokumentasikan tindakan keperawatan Ya

D.EVALUASI

16 Menilai kemampuan/respon klien yang Tidak

17 Memodifikasi rencana tindakan Ya

18 Membuat kontak yang akan datang Tidak

19 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan Ya

TOTAL NILAI 80

5) Discharge Planning
Berdasarkan observasi Discharge Planning di ruang
kemuning sudah dilakukan dan terdapat format yang baku. Isi
format Discharge Planning meliputi penjelasan dalam obat -
obatan, perawatan, surat kontrol, resume, nutrisi, aktivitas,
istirahat dan hasil pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen
dan USG, namun pelaksanaanya kurang maksimal, seperti
54

penjelasan tentang isi komponen discharge planning yang


terlalu singkat dan tapi hal itu sudah sedikit teratasi karena
tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien
pulang. Sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat
kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang
diberikan perawat.
6) Manajemen Sentralisasi Obat
Obat pasien dari resep dokter dimintakan setiap hari oleh
perawat jaga. Untuk pasien Jamkesmas, Jamkesda baik obat
maupun Alkes dimintakan di apotek satelit RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara, resep diantarkan oleh perawat ruangan
kemudian saat mengambil resep dilakukan perawat ruangan
apabila apotik sudah terlayani dengan terlebih dahulu
mendapat informasi dari apotik. Terdapat buku penyerahan
dan penerimaan obat di apotek setempat. Disamping itu waktu
pengiriman obat dari apotek terkadang mengalami
keterlambatan, sehingga perawat atau Praktekan harus
berupaya mengambil sendiri di apotek untuk melakukanb
tindakan keperawatan secepat mungkin dikarenakan jumlah
pasien yang banyak atau obat yang akan diberikan pada pasien
secepatnya sesuai advis dokter.
Berdasarkan wawancara kepada sebagian pasien dan
keluarga didapatkan bahwa terkait sentralisasi obat mereka
cenderung tidak mempermasalahkan karena defisit
pengetahuan tentang sentralisasi obat.
Di Ruang kemuning belum ada pemisahan antara obat
injeksi dan obat oral di bedakan dalam loker tetapi sudah
diberi identitas nama pasien serta kamar ruang pasien pada
masing - masing loker, untuk cairan infus di tempatkan
menjadi satu di loker pasien yang terdapat obat injeksi dan
oralnya. Untuk pendistribusian obat oral kepada pasien
55

dikemas menggunakan plastik, namun terkadang perawat


belum memastikan apakah obat sudah diminum atau belum.
Selain itu sebagian perawat belum menjelaskan nama
dan manfaat dari obat yang diberikan kepada pasien
7) Pengelolaan pemberian pelayanan keperawatan
Pengelolaan pelayanan keperawatan yang dilakukan di
ruang kemuning menganut sistem MPKP ( Model Praktek
Keperawatan Profesional ) TIM , MPKP Tim merupakan
metode pemberian asuhan keperawatan yaitu seorang perawat
propesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaberatif (Nursalam,2011) .
dari hasil pengkajian di ketahui bahwa jumlah pelaksana
keperawatan sangat kurang hanya 14 orang dari seharusnya 20
orang Karena kekurangan tenaga maka Fungsi pengeloalan
pelayanan keperawatan belum maksimal , dalam pengkajian
dengan Form evaluasi diketahui : Tanggungjawab , wewenang
dan peran kepala Ruang kemuning 85 % , Tanggungjawab ,
wewenang dan peran Ketua Tim / Perawat primer 85 % dan
Uraian tugas hanya mencapai 75 % . hal ini karena , fungsi
perawat primer dan perawat asosiet belum berjalan maksimal
c. Material & Machine(M-3)
1) Lokasi dan Denah Ruang Kemuning
Ruang Kemuning merupakan salah satu ruang rawat inap
yaitu Ruang perawatan kelas 3 untuk pasien laki-laki dan
perempuan dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf,
kulit, THT, mata, jantung , bedah dan jiwa Ruang Kemuning
menampung 32 pasien. , adapun denah Ruang Kemuning sbb
56

DENAH RUANG
KEMUNING

Ruang
C RuangF

RuangB RuangE

RuangA RuangD

R Spol
hook
Ruang Ruang
Obat alat

Lift RG Ruang kantor


Pasien
alat

Nurse Statio
Tangga
R.pelayanan

teras dan pintu masuk depan

S  U
57

Beberapa fasilitas yang tersedia di ruang Kemuning antara


lain:
1. Fasilitas untuk petugaskesehatan
a. Nursestation
b. Ruang obat dantindakan
c. Kamarmandi
d. Ruangkantor
e. Ruangpelayanan
2. Fasilitas untuk pasien
a. Lip Khususpasien
b. Ruang A untuk perempuan terdapat 7 bed dan 1 kamar
mandi
c. Ruang B untuk perempuan terdapat 7 bed dan 1 kamar
mandi
d. Ruang C untuk perempuan terdapat 2 bed dan 1 kamar
mandi
e. Ruang D untuk laki – laki terdapat 7 bed dan 1 kamar
mandi
f. Ruang E untuk laki – laki terdapat 7 bed dan 1 kamar
mandi
g. Ruang F untuk laki – laki terdapat 2 bed dan 1 kamar
mandi
3. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri
dengan menggunakan almari loker untuk masing masing
pasien. Pemberian obat dengan dosis yang telah diberikan
dokter dan jam pemberian sesuai jadwal
58

4. Inventaris ruangan

Tabel: 3.10 daftar inventaris Ruang Kemuning

Keadaaan
Nomor
Tahun Barang
NO urut No Jumlah Keterangan Mutasi
Nama Barang/Jenis Barang Merk/ Model Bahan Pembuatan/
KIB Urut Barang (dll)
Kode Barang Register Pembelian B KB RB

1 2 3 4 5 6 9 10 11 13 14 15 16
M001 001 Lampu baca rontgen 02 08 02 06 21 1 onemed Besi 2010 1 1 Ruang Jaga
M039 002 Standar Infus 02 08 01 01 36 001-007 Mak Besi 2010 7 7 Kemuning RA
M042 003 Lemari 02 06 01 04 01 001-007 Mak Besi 2010 7 7
1870 004 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 001-007 MAK/73007 2010 7 Set 7
NM044 005 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 001-007 Besi 2010 7 7
1858 006 Humadifier O2 02 08 01 01 68 001-007 C&U 2009 7 7
M040 007 Pispot 02 08 02 01 64 001-002 Stainles 2010 1 1
M041 008 Urinal 02 08 02 01 68 001 Plastik 2010 2 2
NM045 009 Kipas angin 02 06 02 04 06 001 GMC 2010 1 1 PAKET GEDUNG
NM046 010 Ember Besar 02 05 01 02 03 001 Plastik 2010 1 1
NM083 011 Jam Dinding 02 06 02 02 05 001 2010 1 1
NM047 012 Tong Sampah 02 06 02 01 61 001 2010 1 1
M048 013 Standar Infus 02 08 01 01 36 008-0014 MAK Besi 2010 7 7 Ruang B
M051 014 Lemari 02 06 01 04 01 008-0014 MAK Besi 2010 7 7
1870 015 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 008-0014 MAK/73007 2010 7 SET 7
NM044 016 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 008-014 Besi 2010 7 7
1858 017 Humadifier O2 02 08 01 01 68 008-009 C&U 2009 2 2
M050 018 Pispot 02 08 02 01 64 003 Stainles 2010 1 1
M049 019 Urinal 02 08 02 01 68 003-004 Plastik 2010 2 2
NM045 020 Kipas angin 02 06 02 04 06 0002 GMC 2010 1 1 PAKET GEDUNG
NM046 021 Ember Besar 02 05 01 02 03 0002 Plastik 2010 1 1
59

NM082 022 Jam Dinding 02 06 02 02 05 0002 2010 1 1


NM047 023 Tong Sampah 02 06 02 01 61 0002 2010 1 1
M048 024 Standar Infus 02 08 01 01 36 015-016 MAK Besi 2010 7 7 Ruang C
M060 025 Lemari 02 06 01 04 01 015-016 MAK Besi 2010 7 7
1870 026 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 015-016 MAK/73007 2010 7 SET 7
NM044 027 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 015-016 Besi 2010 2 2
1858 028 Humadifier O2 02 08 01 01 68 010 C&U 2009 1 1
M050 029 Pispot 02 08 02 01 64 003-004 Stainles 2010 2 2
M049 030 Urinal 02 08 02 01 68 005 Plastik 2010 1 1
NM062 031 AC 02 06 02 04 03 001 Panasonic 2010 1 1 PAKET GEDUNG
NM046 032 Ember Besar 02 05 01 02 03 0003 Plastik 2010 1 1
NM082 033 Jam Dinding 02 06 02 02 05 0003 2010 1 1
NM047 034 Tong Sampah 02 06 02 01 61 0003 2010 1 1
M048 035 Standar Infus 02 08 01 01 36 017-023 MAK Besi 2010 7 7 Ruang D
M060 036 Lemari 02 06 01 04 01 017-023 MAK Besi 2010 7 7
1870 037 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 017-023 MAK/73007 2010 7 SET 7
NM044 038 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 017-023 Besi 2010 7 7
1858 039 Humadifier O2 02 08 01 01 68 011-017 C&U 2009 7 7
M050 040 Pispot 02 08 02 01 64 005-006 Stainles 2010 2 2
M049 041 Urinal 02 08 02 01 68 006-007 Plastik 2010 2 2
NM045 042 Kipas Angin 02 06 02 04 06 003 GMC 2010 1 1 PAKET GEDUNG
NM046 043 Ember Besar 02 05 01 02 03 004 Plastik 2010 1 1
NM082 044 Jam Dinding 02 06 02 02 05 004 2010 1 1
NM047 045 Tong Sampah 02 06 02 01 61 004 2010 1 1
M048 046 Standar Infus 02 08 01 01 36 024-030 MAK Besi 2010 7 7 Ruang E
M060 047 Lemari 02 06 01 04 01 024-030 MAK Besi 2010 7 7
1870 048 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 024-030 MAK/73007 2010 7 SET 7
NM044 049 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 024-030 Besi 2010 7 7
1858 050 Humadifier O2 02 08 01 01 68 018-021 C&U 2009 4 4
M050 051 Pispot 02 08 02 01 64 007-008 Stainles 2010 2 2
M049 052 Urinal 02 08 02 01 68 008 Plastik 2010 1 1
NM045 053 Kipas Angin 02 06 02 04 06 004 GMC 2010 1 1 PAKET GEDUNG
60

NM046 054 Ember Besar 02 05 01 02 03 005 Plastik 2010 1 1


NM082 055 Jam Dinding 02 06 02 02 05 005 2010 1 1
NM047 056 Tong Sampah 02 06 02 01 61 005 2010 1 1
M048 057 Standar Infus 02 08 01 01 36 031-032 MAK Besi 2010 7 7 Ruang F
M060 058 Lemari 02 06 01 04 01 031-032 MAK Besi 2010 7 7
1870 059 Bed 1 putaran 02 06 02 01 08 024-030 MAK/73007 2010 7 SET 7
NM044 060 Kursi Bundar Kecil 02 06 02 01 06 031-032 Besi 2010 2 2
1858 061 Humadifier O2 02 08 01 01 68 022 C&U 2009 4 4
M050 062 Pispot 02 08 02 01 64 009 Stainles 2010 2 2
M049 063 Urinal 02 08 02 01 68 Plastik 2010 1 1
NM101 064 AC 02 06 02 04 03 002 GMC 2010 1 1 PAKET GEDUNG
NM046 065 Ember Besar 02 05 01 02 03 006 Plastik 2010 1 1
NM082 066 Jam Dinding 02 06 02 02 05 006 2010 1 1
NM047 067 Tong Sampah 02 06 02 01 61 006 2010 1 1
NM016 068 Meja Office 02 06 02 01 61 002 Partikel 2010 1 1 Ruang Karu
M060 069 Lemari 02 06 01 04 01 033-034 MAK Besi 2010 2 2
1870 070 Rak Sepatu 02 06 02 01 61 001 2010 1 1
071 AC 001 Panasonic Plastik 2016 1 1
072 Kursi 2016 2 2
NM022 073 Ember 02 05 01 02 03 1 1 1
NM023 074 White board 02 06 01 05 10 1 1
NM026 075 Jam Dinding 02 06 02 02 05 0007 2010 1 1
076 Tempat Sampah Kecil 0001 Plastik 2010 1 1
077 Timbangan Digital Dewasa 02 08 01 01 09 0001 OMRON 2016 1 1
NM003 078 Meja 02 06 02 01 61 0001 Partikel 2010 1 1 Ruang Jaga
NM038 079 Meja L 02 06 02 01 04 0001 Kayu 2010 1 1
NM006 080 Meja Bundar 02 06 02 01 20 001-002 2010 2 2
NM035 081 APAR 02 06 02 07 01 001 2010 1 1
NM002 082 Meja Kayu 02 06 02 01 04 0001 kayu 2010 1 1
NM004 083 Kursi Kantor 02 06 02 01 06 001 Kayu+busa 2010 1 1
NM011 084 Telephone 02 07 02 01 09 001 Panasonic 2010 1 1
61

085 Komputer PC Unit 02 06 03 02 01 0010/15 Monitor LG1 SN monitor 2013 1 1


3040INUB5F66
NM008 086 TV 02 06 02 06 03 001 Panasonic 2010 1 1
NM020 087 Kipas Angin 02 06 02 04 06 0001 Panasonic 2010 1 1
NM034 088 Kipas Angin 02 06 02 04 06 0001 HTC 2010 1 1
089 Troli Barang 02 03 02 01 61 0001/10 Worl Kart 2013 1 1
090 Troley Instrumen 02 08 01 01 44 0002/10 Sanidata stainles 2016 1 1
1874 091 Kursi Roda 02 08 01 14 02 001-002 One med 2010 2 2
1871 092 Troley Instrumen 02 08 01 01 44 002-003/10 2014 2 2
1931 093 Almari R Kemuning 02 06 02 01 01 0001 2010 1 1
094 Stetoskop Dewasa 02 08 01 01 04 0015/15 ERKA 2016 1 1
095 Stetoskop Dewasa 02 08 01 01 04 0005- ERKA 2014 2 2
0006ERKA
NM036 096 Ember Linen Kotor 02 06 02 01 61 001-002 2 2
097 Kasur busa lapis 2010 2 2
oscar
1877 098 Suction Pump 02 08 01 08 17 0001 Onemed/2000 2010 1 1
099 EKG 1 1
100 Tempat Sampah Kecil Injak 001-002 Plastik 2016 2 2
101 Tempat Sampah Besar Injak 001-002 Plastik 2016 2 2
102 Lemari Partikel Kaca 001 partikel 1 1
103 Meja Komputer 001 partikel 1 1
104 Almari Sliding Kaca 02 06 01 04 12 0011-0012/20 Brother 2016 2 2 Ruang Linen & Alat
105 Tensi Meter 02 08 01 01 04 0015/15 ERKA 2016 3 3
1884 106 Nebulizer 02 08 01 10 47 0003/5 COMPAIR/NEC 28 2015 1 1
107 Saturasi(Pulse Oxymeter) 02 08 01 01 68 001/9 Bionet/Dewasa 2016 2 2
108 Bed Side Monitor Non Invas 03 07 01 01 38 17 Life Window/SN 2013 1 1 APBN
17:355387
109 Kasur Decubitus 03 07 01 20 11 7 Gaymar/Air B SN 7:C 2013 2 2 APBN
1000DFG21A13
110 Cooler Box 5,5L 02 09 01 18 47 0004/18 LION STAR Plastik 2016 1 1
111 Bag Valve 1 1
1944 112 Kulkas 02 06 02 04 01 001 Panasonic 2010 1 1 Ruang Obat
62

113 Ku lkas Portable 02 06 02 04 09 0002/18 Toshiba GR-ISN 2010 1 1 Mutasi dari anggrek
0510020829
114 Almari B3 (High Alert) 02 06 02 01 41 0012/22 VIP 2016 1 1
115 Kursi Dingklik 02 06 02 01 05 0099-0100/100 CHITOSE/Warna orange 2016 2 2
& mocca
NM014 116 Lemari Linen 02 06 02 01 54 001 Imax Royal Partikel 1 1
NM014 117 Alamri pasien 02 06 01 04 01 001 Mak Besi 2016 2 2
1928 118 Almari Obat Ruang 02 06 02 01 01 0001 2010 1 1
Kemuning
119 Trolly Instrument 02 08 01 01 44 0002-0003/10 2014 2 2
NM032 120 Meja Bundar 02 06 02 01 04 001-002 kayu 2 2
121 AC 001 Panasonic Plastik 2016 1 1 9/22/2016
122 Kotak Donat 2016 23 23 6/6/2016
123 Kontainer Tanggung 2016 1 1 6/6/2016
124 Thermohygrometer digital 02 09 01 12 100 0011&0041/100 DEKKO/624N 2016 2 2
125 Ganti Balut Set Medicon 2016 2 2 ALAT-ALAT
126
127 Tong Spatel Merti dr.Steve SS 2016 1 1
Germany43-252
128 Gunting Heating Up Tajimaco 2011 1 1
M084 129 Bak Intrumen 02 08 02 01 68 001-002 Stainles 2010 2 2
M085 130 Bak Spuit 02 08 02 01 68 001-005 Stainles 2010 5 5
M086 131 Kom Kecil 02 08 02 01 68 001-002 Stainles 2010 2 2
M087 132 Kom Besar 02 08 02 01 68 001-002 Stainles 2010 2 2
M088 133 Bengkok 02 08 02 01 56 001-004 Stainles 2010 4 4
M089 134 Pinset Sirurgis 02 08 01 01 15 001 Yamco Stainles 2010 1 1
M090 135 Pinset Anatomis 02 08 01 01 14 001 Yamaco Stainles 2010 1 1
M091 136 Gunting Jaringan 02 08 01 01 68 001-002 Primamed Stainlestel 2010 2 2
M092 137 Gunting Jaringan 02 08 01 01 68 001 Renz Stainlestel 2016 2 2
M094 138 Klem Lurus 02 08 01 01 17 001 Patwal Stailestel 2010 1 1
M095 139 Klem Bengkong 02 08 01 01 17 001-002 SMIC Stailestel 2010 2 2
140 Tong Spatel Stainless 02 08 01 05 83 Stainles 2011 1 1
141 Gunting Verban Stainles 2 2
142 Bak Instrumen Sedang Stainles 1 1
63

143 Tromol Besar Stainles 2 2


144 Tromol Kecil Stainles 1 1
145 Kursi Susun 02 06 02 01 06 006980068/100 2017 2 2 5/30/2017
CHITOVE
HANAKO
146 Lemari Alat Kebersihan 02 06 02 01 01 0005/14 LION 2017 1 1 4/26/2017
147 Thermohygrometer digital 02 09 01 12 100 0014.13.0015/50 DEKKO 642 N 2017 2
148 Kursi Tunggu Pasien 02 06 02 01 05 2012 3
Kemuning
149 Mouse 2017 1
150 Dustbin Beroda 02 06 02 05 14 0004/5 Krisbow 2017 1 1
64

Dari hasil wawancara kepada pengelola barang Ruang kemuning


kebutuhan alat sudah tercukupi dan tidak menjadi kendala dalam pelayanan Dari
hasil observasi didapatkan bahwa secara umum alat dilakukan pemeliharaan
secara baik dan rutin, system kalibrasi alat dilakukan oleh instalasi pemeliharaan
sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS). Di RSUD RA.Kartini Kabupaten
Jepara sudah mengunakan aplikasi SIMRS GOS (Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Generic Open Source), sebuah sistem informasi terintegrasi yang
disiapkan oleh Ditjen BUK (Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan)
Kemenkes RI. saat ini belum berjalan dengan optimal dikarenakan keterbatasan
perangkat computer.Pada bulan Juli 2018 direncanakan untuk dimulai
menggunakan Sistem Managemen Dokumen Akreditasi RS dimana didalamnya
terdapat pelaporan pencapain indikator mutu.

Masalah material & Machine yang dapat kami simpulkan di ruang


Kemuning :
1. Lokasi ruangan kurang strategis. Karena berada di lantai III akses
untuk pengunjung kurang maksimal karena lewat tangga , bagi
pengunjung lansiadan anak nak bila tidak hati hati bisa
beresikocidera
2. Akses keluar masuk pasien mengunakan 1 lift untuk 2 ruang
perawatan yaitu ruang kemuning dan ruang angrek , bila keadaan
emergency atau ada pasien yang masuk atau keluar nersamaan terlalu
lamanunggu
3. Akses keselamatan pintu darurat bencana untuk pasien dan
pengunjungtidak ada\
d. Money (M-4)
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional.
65

Dalam prakteknya, pengajuan untuk pembelian peralatan


ruangan yang dibutuhkan memerlukan waktu lama. Berdasarkan data
bahwa sumber dana di Ruang Kemuning RSUD RA. KARTINI KAB.
JEPARA adalah semua dana dari Rumah Sakit. Alat medis terdapat
pada bagian Elektromedik tetapi harus di dahului dengan surat
pengadaan untuk pengajuanalat
.Berdasarkan data subyektif dari kabag keuangan didapatkan
data bahwa sumber dana RSUD RA.Kartini Kabupaten Jepara adalah
sebagai berikut
Pendapatan pelayanan
1) Pendapatan dari jaminan kesehatan (BPJS, JKN,
Jamkesmas,jampersal dan asuransi jasa kesehatanlainnya)
2) Pendapatan lain-lain yang sah : parkir, sewa kios, sewaruangan
3) APBD 2 : untuk dana APBD ini tiap tahun RS selalu mengajukan
ke pemda Jepara, namun untuk dana yang cair tergantung
kebijakan pemerintah mau memberiberapa.
4) DAK ( Dana Alokasi kegiatan) yang digunakan untuk Bangunan
Fisik RS. DAU (PNS).& Alkes-alkesmahal
5) Untuk insentif diambil dari dana BLUD, besar kecilnya
insentifyang diberikan tergantung : Lama masa kerja di RSUD ,
Pendidikan .& Disiplin/prestasi kerja daripegawai
Saat ini di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara sedang dirumuskan
system remunerasi dimana pendapatan di luar gaji pokok dihitung
berdasarkan kinerja, jenjang karir (PK), pendidikan,dan risiko dalam
melaksanakan pekerjaan.
Masalah yang ada :

1. Penerimaan insentif belum sesuai dengan harapan


perawat ruang Kemuning
2. 50 % karyawan adalah non PNS yang membutuhkan dana
yang besar untuk pengajian yang dibebankan pada
keuangan RS
66

d. Market(M-5)
Dari aspek market, di RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara bagian marketing dikoordinasi di bagian Bina Program
dan Hukum dengan Sub Bagian Promosi dan Pengembangan
Informasi. Seluruh unsur yang ada di Rumah Sakit merupakan
komponen promosi, hal ini dikarenakan pelanggan memandang
pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan kesatuan aspek
dalam memberi pelayanan. Sasaran pelayanan di tatanan pemberi
layanan di Rumah Sakit adalah TERCAPAINYA LOYALITAS
PELANGGAN, dengan harapan bahwa pelanggan merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam usaha promosi
pelayanan di Rumah Sakit.

Pelanggan di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara


sebagian besar adalah pengguna BPJS dengan proporsi 85%
sedangkan yang lain adalah pasien umum. Management RSUD
RA Kartini Kabupaten Jepara memberikan kesempatan seluruh
unit maupun ruangan untuk melakukan improvisasi dalam
pengembangan kemasan layanan yang diberikan kepada
pelanggan dengan tetap berprinsip pada quality & patient
safety.Seluruh Unsur SDM yang ada di Ruamg Kemuning sudah
diberikan pelatihan tentang soft skills dalam pelayanan. Secara
umum penanganan complain pelanggan dapat diakomodir pada
level I (diruangan).
a. BOR (bed Occupancy Rate)
Menururt Hatta (2013:323) BOR (Bed Occupancy
Rate) merupakan persentase dari penggunaan tempat tidur
yang tersedia pada satu periode waktu tertentu. Umumnya
semakin besar BOR akan semakin bertambah pemasukan
dari Rumah Sakit.
Jumlah hari perawatan
Rumus = x 100%
jumlah TT x Jumlah hari persatu waktu
Nilai BOR
67

Standart internasional BOR baik = 80-90%


Standar Depkes RI = 60-85%
BOR di Ruang Kemuning tahun 2017
8745
= x 100%
32 x 365
= 74,87 % dibulatkan 75% (Dalam satu tahun)
Kesimpulan yang dapat diambil dari BOR (Bed
Occupancy Rate) tahunan di Ruang Kemuning bahwa nilai
perhitungan penggunaan tempat tidur sudah sesuai dengan
standar Depkes RI diantara 60-85% dan juga sesuai
diantara 75-85% dan juga sesuai dengan nilai ideal diantara
75-85%. Sehingga, dapat disimpulkan penggunaan temoat
tidur Kemuning sudah sesuai dengan standart namun baru
mencapai 75% hal ini karena Kemuning merupakan ruang
perawatan kelas III yang rata-rata merupakan pasien
rujukan dari RS Typhe C, Pusk dan merupakan pasien yang
cara pembayarannya ditanggung oleh JKN,JAMKESDA
dan asuransi kesehatan lainnya.
b. AvLOS (Average length of stay)
Menurut Sudra (2010:45) AvLOS adalah rata-rata
jumlah hari pasien rawat inap yang ditinggal di suatu
ruangan di Rumah Sakit, tidak termasuk bayi baru lahir.
Untuk menghitung AvLOS dapat menggunakan rumus :
Jumlah lama diraw at
Rumus =
Jika p keluar(hidup+mati+ APS+ Pindah+refer )
Standart Depkes RI AvLOS ideal rata-rata 6-9 hari
AvLOS (Average length of stay) diruang Kemuning tahun
2017
10.090
=
1.573
= 6,4 hari
Kesimpulan
68

AvLOS (Average length of stay) tahunan di Ruang


Kemuning sudah sesuai dengan standart Depkes RI diantara
6-9 hari sehingga, dapat disimpulkan efisiensi penggunaan
tempat tidur (TT) di Ruang Kemuning sudah sesuai dengan
standart kerja tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini
menunjukkan kualitas pelayanan di Ruang Kemuning sudah
bagus.
c. TOI (Turn Over Interval)
TOI standarrt Depkes RI adalah rata rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi sesaat
terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat effisiensi penggunaan tempat tidur: idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Semakin
besar angka TOI, berarti semakin lama waktu
“menganggurnya’ tempat tidur tersebut yaitu semakin lama
saat dimana sebuah tempat tidur tidak digunakan oleh
pasien.
TOI =
( JumlahTT x hari )−hari perawatan RS x 100
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati+ APS+ pindah +refer)

TOI RS = ( (
TT −
Hari rawat total
tt ))
xt

Jumlah T keluar
TOI (Turn Over Interval) Ruang Kemuning tahun 2017

= ( ( ))
32−
8745
365
x 365

1573
= 1.86
Kesimpulan :
TOI (Turn Over Interval) tahunan di Ruang Kemuning
adalah 1.86 hari hal ini sudah sesuai dengan Standar Depkes
RI diantara 1-3 hari. Sehingga, tingkat efisiensi penggunaan
69

tempat tidur di Ruang Kemuning sudah bagus karena


penggunaan tempat tidur sangat produktif.
d. BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)
Menurut Sudra (2010:52) adlah angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah pasien yang menggunakan
setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Misalnya BTO
bulan Januari adalah 4 pasien secara bergantian. Secara
logika, semakin tinggi angka BTO berarti semakin banyak
pasien yang menggunakan tempat tidur yang tersedia secara
bergantian. Hal ini tentu merupakan kondisi yang
menguntungkan bagi pihak rumash sakit karena tempat
tidur yang tersedia tidak “menganggur” dan menghasilkan
pemasukan untuk pihak rumah sakit. Standart Depkes RI
40-50 kali/tahun.
Untuk menghitung BTO menggunakan rumus
sebagai berikut:
Jumlah pasienkeluar (Hodup +mati)
BTO = x 100%
JumlahTT
BTO (Bed Turn Over) di Ruang Kemuning tahun
2017
1573
= x 100%
32
= 49 kali
Kesimpulan
BTO (Bed Turn Over) tahunan di Ruang Kemuning
nilainya sangat besar 49 kali. Hal ini bisa berarti semakin
banyak pasien yang menggunakan tempat tidur di Ruang
Kemuning dan produktivitas medis di Ruang Kemuning
sangat bagus.
e. NDR (Net Death Rate)
NDR (Net Death Rate)adalah angka kematian 48
jam seteah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan
70

dirumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat


ditolerir adalah >25 per 1000 penderita keluar
Jumlah pasien mati
NDR = x 100%
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati )
43
NDR = x 100% = 27
1573
Kesimpulan
NDR (Net Death Rate) tahunan di Ruang Kemuning >25
per miil. Hai ini karena Ruang ICU terbatas, pasien yang
seharusnya masuk ICU harus menunggu dulu untuk
sementara di rawat di Ruang Kemuning menunggu sampai
ada tempat di Ruang ICU.
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR (Goss Death Rate) adalah angka kematian
umum untuk setisp 1000 penderita keluar Rumah Sakit.
Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
Rumah Sakit. GDR yang dianggap masih dpat ditolerir
adalah >45 per 1000 penderita keluar.

Jumlah pasien mati


GDR = x 100%
Jumlah pasienkeluar
140
GDR = x100%
1573
= 89
Kesimpulan
GDR (Goss Death Rate) TAHUNAN DI Ruang
Kemuning >89 per miil. Hal ini karena ruang ICU terbatas,
pasien yang seharusnya masuk ICU harus menunggu dulu
untuk sementara di rawat di Ruang Kemuning menunggu
sampai ada tempat di Ruang ICU.
71

2. Fungsi-Fungsi Managemen
Tabel 3.11 Implementasi Fungsi-fungsi Management Di Ruang Kemuning RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara

KONDISI YANG
NO URAIAN MASALAH
ADA

1. Perencanaan

Menunjuk ketua tim pengganti/ ka jaga . Secara teori sudah dilakukan Ka Jaga/PJsiftbelum optimal melakukan
PJ Shiif yang akan bertugas di ruangan tetapi dalam pelaksanaannya tugas pelimpahantersebut
masing-masing jika ketua tim tidak ada. masih belumoptimal
Mengikuti serah terima pasien di shift Sudah dilakukan Tidak ada masalah
sebelumnya
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan Sudah dilakukan Tertulis tentang identifikasitingkat
klien :gawat, transisi dan persiapan Ketergantungan pasien
pulang bersama katim.

Mengidentifikasi jumlah perawat yang Sudah dilakukan ada masalah, jumlah perawat yang ada tidak
dibutuhkan seimbang dengan jumlah pasien
berdasarkan aktivitas kebutuhan klien
bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
Merencanakan strategi pelaksanaan Sudah dilakukan Kepala ruang terkadang masih mengerjakan
keperawatan.
72

tugasstaff pelaksanatetapi
jikakondisional
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kondisi, pathofisiologis, tindakan medis yang
dilakukan , program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikanasuhan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
keperawatan

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Membimbing penerapan proses keperawatan Sudah dilakukan Tidak ada masalah


dan
menilai asuhankeperawatan
Mengadakan diskusi untuk Sudah dilakukan Tidak ada masalah
memecahkanmasalah

Memberikan informasi kepada pasienatau Sudah dilakukan Tidak ada masalah


keluarga yang baru masuk RS

Membantu membimbing terhadap peserta didik Sudah dilakukan Tidak ada masalah
keperawatan
73

2
Pengorganisasian

Memutuskan metode penugasan : sudah Sudah dilakukan tapi MPKP model TIM Belum efektif
ditetapkan oleh bidang keperawatan melalui pelaksanaannya belum bisa
SK direktur. Dalambentuk optimal
metode penugasan
Merumuskan tujuan metode penugasan Masih campuran antara tim dan Belum tersedianya perawat S.Kep, Ns
fungsional yang memadai
Membuat rincian tugas tim dan anggota tim Sudah ada uraian tugas dari Tidak ada masalah
secara jelas bidang keperawatan

Membuat rentang kendali kepala ruang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
membawahi 1koordintor dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat.
Mengatur dan mengendalikan tenaga Sudah dilakukan Tidak ada masalah
keperawatan : membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiaphari
Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Mengatur dan mengendalikan situasi Sudah dilakukan Tidak ada masalah


tempatpraktek
74

Mendelegasikan tugas kepala ruang jika tidak Sudah dilakukan Tidak ada masalah
berada di tempat kepada ketua tim

Memberi wewenang kepada admin Sudah dilakukan Tidak ada masalah


untukmengurus administrasipasien

Identifikasi masalah dan cara penanganannya Sudah dilakukan Tidak ada masalah

3
Pengarahan dan pengawasan

Memberikanpengarahantentang penugasan Sudah dilakukan Tidak ada masalah


kepada ketuatim

Memberikan Reward untuk pegawai Belum dilakukan Sumber dana belum terangarkan
berprestasi

Memberikan Punishment bagi pegawai yang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
melanggar aturan

Membimbing anggota lain yang mengalami Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kesulitan dalam tugasnya
75

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim Sudah dilakukan Tidak ada masalah
lainnya

Mengawasi dan berkomunikasi langsung Sudah dilakukan Sudah dilakukan


dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai
askep yang diberikan kepada psiien
Melalui supervisi : Sudah dilakukan Tidak ada masalah
Pengawasan langsungmelalui inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui
laporanlangsungsecara lisan dan
mengawasi kelemahannya yang ada pada saat
itujuga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek
daftar hadir ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaantugas.
Mengevaluasi upayapelaksanaan dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun dengan ketuatim
4
Pengawasan &Pengendalian(Controlling)
76

Pelaksanaan proses evaluasi /controlling pada sedang dilaksanakan dalam proses


rencana yang sedangberjalan

Melihat performance/kinerja sebagai koreksi sedang dilaksanakan dalam proses

Menggunakan acuankepatuhan dalam Sudah dilakukan namun belum Tidak ada masalah
pencapaian pelaksanaan visi misi yang sepenuhnya
disesuaikan dari bidang
keperawatan,menentukan standart askep /
standartpraktek keperawatan , mengatur
penampilan kinerja dari ruangan dan staff ,
menggunakan anggaran dan denganbaik
Mengukur hasil prestasi yang diperoleh Sudah dilakukan Tidak ada masalah
anggota

Membandingkan hasil yang telah dicapai tolok Sudah dilakukan Tidak ada masalah
ukur/standart.

Memperbaikipenyimpangan-penyimpangan Sudah dilakukan Tidak ada masalah


yang terjadi sesuaidengan faktor-
factorpenyebabnya
77

B. ANALISA SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor
kekuatan (strength), dan kelemahan (weakness). Sementara analisis eksternal
mencakup faktor peluang (oportunity) dan tantangan (threaths).
Ada 2 macam pendekatan dalam analisis SWOT yaitu :
1. Pendekatan kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan
oleh kearns menampilkan 8 kotak, yaitu 2 paling atas adalah kotak faktor
eksternal (peluang dan tantangan) sedangkan 2 kotak sebelah kiri adalah
faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan
kotak isu – isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara
faktor faktor internal dan eksternal
Matriks SWOT kearns
EKSTERNAL
INTERNAL OPORTUNITY TREATHS
Comparative advantage Mobilization

STRENGTH
Divestment/ invesment Damage control

WEAKNESS
Sumber : hisyam (2010)
2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson
agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;
Menghitung skor masing-masing point faktor dilakukan secara saling
bebas penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh
dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya.
78

Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun


yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti
skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi
Perhitungan bobot masing-masing point faktor dilaksanakan secara
saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah
dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor
lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat
(rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan
banyaknya jumlah pointfaktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W = (d) dan
faktor O dengan T = (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbuY;
a. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran SWOT.

No STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL


1. 1-10 0.1-1
2. dst
Total kekuatan
No WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Total
Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
No OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1.
2. dst
Total Peluang
No TREATH SKOR BOBOT TOTAL
79

1.
2.
dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O –T = y
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus
menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan
yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya
adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah
tantangan berat.
Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu,
organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menggambarkan sebuah organisasi yang lemah namun sungguh-
sungguh berpeluang. Anjuran taktik yang disarankan ialah Ubah Taktik, artinya
organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Karena, strategi yang
lama dikhawatirkan susah untuk dapat menangkap kesempatan yang ada sekaligus
memperbaiki performa organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Anjuran taktik yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada alternatif dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk memakai strategi bertahan, mengontrol performa internal supaya
tak semakin terjerembab. Taktik ini dipertahankan sambil terus berusaha
memperbaiki diri.
80

Dari hasil pengkajian diatas, maka kami mengadakan suatu analisa SWOT,
guna rencanakan program
Tabel . 3.12 Analisis SWOT Sumber Daya ManusiaMAN
N O ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL

1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH

Semua perawat sudah terlatih PPGD dan sof skill 5 0.5 2.5
Tenaga keperawatan kualifikasi pendidikan S1 Ners 30%, 4 0.5
S1 Keperawatan 20%, dan D3 Keperawatan 50% 2
Usia perawat masih muda dengan basic pendidikan 7 0.4
minimal Perawat terampil 2.4
Total kekuatan 6.9
WEAKNESS
Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari tingkat 7 0.9 6.3
kebutuhan pasien kurang 6 petugas
Total Kelemahan 6.3
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 6.9-6.3 = 0.6 ( x )
2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
Peningkatan pelatihan softskill 3 0.3 0.9
Peningkatam pendidikan karyawan dari senjang terampil 3 0.2
ke jenjang ahli 0.6
Adanya program PMKP pada area klinik dan manjemen 4 0.5
yang di evaluasi setiap bulan 2
Kenaikan jenjang jabatan perawat ahli sampai Ahli 5 0.3
Utama 1.5
Total Peluang 5
81

TREATH
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan 9 0.9 8.1
yang lebih profesional
Keterbatasan kuota Jenjang Perawat ahli 7 0.6 3
Total Kelemahan 11.1
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 5-11.1 = -6.1 ( y)
Dari analisis SWOT Sumber Daya Manusia ( man ) diketahui nilai titik x = 0.6
dan nilai titik y = -6.1 jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif,
negatif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi
tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi.
Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi
sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami
kesulitan untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya.Oleh
karena itu,organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi
taktisnya
Tabel . 3.13 Analisis SWOT Sarana & prasarana ( Material & Manchine )
N O ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL

1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk
pasien dan tenaga kesehatan, 5 0.4 2

RS pemerintah terakreditasi Paripurna sekaligus sebagai


RS pendidikan klas B 6 0.6 3.6

Terdapat administrasi penunjang, SOP, yang memadai 5 0.5 2.5

Tersedianya Nurse Station 4 0.4 1.6

system kalibrasi alat dilakukan oleh instalasi pemeliharaan


sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS)
3 0.2 0.6
secara periodek
Total Kekuatan 10.3
82

WEAKNESS
Akses keluar masuk pasien mengunakan 1 lift untuk 2
ruang perawatan 6 0.8 4.8

Akses keselamatan pintu darurat bencana untuk pasien


dan pengunjung tidak ada 1.8
6 0.3
Lokasi ruangan kurang strategis. Karena berada di lantai III
akses untuk pengunjung kurang maksimal karena
3 0.3 0.9
lewat tangga
Total Kelemahan 7.5

Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 10.3 – 7.5 = 2.8 ( x)


2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
Adanyaperencanaa pengadaan sarana dan prasarana
terencana dari bagian pengadaan barang 7 0.7 4.9

sudah mengunakan aplikasi SIMRS GOS (Sistem


Informasi Manajemen Rumah Sakit Generic Open Source)
6 0.4 2.4
namun belum maksimal
Total Peluang
7.3
TREATH
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pengadaan
alat yang canggih dalam penunjang diagnostik 6 0.6 3.6

Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan


yang lebih profesional 6 0.6 3.6

Ruang kemuning merupakan perawatan klas III , yang


peralatan emergency kurang memadai 7 0.6 4.2

Total Kelemahan 11.4

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 7.3 –11.4 = -4.1 (y )


Dari analisis SWOT Sarana & prasarana ( Material & Manchine ) diketahui nilai
titik x = 2.86 dan nilai titik y = - 4.1 jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II
(positif, negatif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi
83

menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi
Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga
menghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik
sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak
variasi strategitaktisnya
Tabel . 3.14 Analisis SWOT Methode
N O ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL

1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan 8 0.6 4.8

Mempunyai SOP tindakan keperawatan 7 0.6 4.2

Managemen Sentralisasi Obat 5 0.5 2.5

Konsep dan peranan Central Sterile Supply Department


(CSSD) 4 0.5 2

instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit


(IPSRS) tersentral 3 0.4 1.2

PMKP yang dievaluasi perbulan 5 0.6 3

Implementasi Fungsi-fungsi Management sudah berjalan


dengan baik 7 0.4 2.8

Total Kekuatan 20.5

WEAKNESS
Pengelolaan pelayanan keperawatan yang dilakukan di
ruang kemuning menganut sistem MPKP ( Model Praktek
Keperawatan Profesional ) namun belum 4.2
6 0.7
maksimal karena kekurangan tenaga
Fungsi pengeloalan pelayanan keperawatan belum
maksimal Tanggungjawab , wewenang dan peran kepala
84

Ruang kemuning 85 % , Tanggungjawab , wewenang dan 3.5


peran Ketua Tim / Perawat primer 85 % 7 0.5
dan Uraian tugas hanya mencapai 75%
Total Kelemahan 7.7

Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 20.5 – 7.7 = 12.8 (x)


2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
RSUD R A Kartini merupakan Rumah sakit pendidikan
klas B dengan akreditasi paripurna 7 0.6 4.2

KebijakanPBJS RSUD RA kartini sebagai pusat


rujukan di wilayah jepara 8 0.8 6.4

Total Peluang 10.6

TREATH
Tuntutan dari masyarakat yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih
profesional 8 0.9 7.2
Total Kelemahan 7.2
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 10.6 –7.2 =3.4 ( y)
Dari analisis SWOT Method diketahui nilai titik x = 12.8 dan nilai titik y = 3.4
jadi titik temu nilai (x.y) pada posisi Kuadran I (positif, positif) Posisi ini
membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi taktik
yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal
Tabel . 3.15 Analisis SWOT Maney
N O ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL

1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
RSUD RA Kartini Merupakan RS BLUD 7 0.5 3.5
85

RSUD RA Kartini merupakan RS Rujukan BPJS typhe B 8 0.6 4.8

Administasi Keuangan tersentral 6 0.5 3

Total Kekuatan 11.3

WEAKNESS
50 % karyawan merupakan Karyawan Non PNS 9 0.8 7.2
Total Kelemahan 7.2
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 11.3 – 7.2 = 4.1 ( x )
2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
Ruang Perawatan dengan pasien laki-laki dan perempuan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf,
kulit, THT, mata, jantung.Bedah dan jiwa dengan BTO 8 0.6 4.8
(Bed turn over) 49 kali
Total Peluang 4.8
TREATH
Tuntutan kenaikan insensif karyawan 6 0.5 3

Persaingan dengan RS lain dalam pemberian pelayanan


yang berkualitas dengan dukungan peralatan yang modern
7 0.6 4.2

Total Kelemahan 7.2

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 4.8 –7.2 = - 2.4 ( y )

Dari analisis SWOT Maney diketahui nilai titik x = 4.1 dan nilai titik y = - 2.4
jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini membuktikan
sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik
yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada
pada situasi mantap namun jugamenghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika
hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan
untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya
Tabel . 3.15 Analisis SWOTMarket
86

N O ANALISIS SWOT SKOR BOBOTTOTAL

1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
Ruang Perawatan dengan pasien laki-laki dan perempuan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf,
8 0.6 4.8
kulit, THT, mata, jantung.Bedah dan jiwa
TOI ( Turn Over Interval ) 1.86 hari 6 0.5 3

BTO (Bed turn over) 49 kali 5 0.4 2

AvLOs( Average length of stay) 6.4 4 0.3 1.2

Total Kekuatan 11

WEAKNESS
BOR ( Bed Occupany Ratio) 75 %
NDR ( Net death rate ) tahunan di Ruang kemuning 7 0.8
>25/000 5.6

GDR ( Gross Death Rate )tahunan di Ruang kemuning 7 0.7


>89 /000 4.9

Total Kelemahan 10.5

Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 11 – 10.5 = 0.5 (x)


2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
Adanya pelayanan ungulan dari:
PelayananJantung
2. Pelayanan Orthopedi &Traumatologi
3. Pelayanan KesehatanJiwa
8 0.7 5.6
4. PelayananKemoterapi
5. Pelayanan Saraf(Stroke
Adanya dukungan pelayanan dari 20 instalasi pelayanan 6 0.5
dari RSUD RA Kartini 3

Total Peluang
8.6
87

TREATH
Kebijakan rujukan berjenjang dari BPJS 8 0.9 7.2

Persaingan dengan Rumah Sakit Typhe C lainyang 7 0.8


semakin ketat 5.6

Total Kelemahan 12.8

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 8.6 –12.8 = - 4.2 (y)


Dari analisis SWOT Market diketahui nilai titik x = 0.5 dan nilai titik y = - 4.2
jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini
membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar.
Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi
berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan
berat.Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu,
organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategitaktisnya.
88

C. DASH BOARD PMKP pada area klinik

Tabel 3.16 Peningkatan mutu pada area klinik

No AREA Jenis Indikator Judul Indikator Target ( % ) Capaian

1 IRNA Kelengkapan Pengisian Assesmen Jumlah assesmen awal medis yang lengkap ≤ 24 jam pada pasien ≥ 80 52.48
Awal Medis 1x 24 jam setelah pasien baru dalam 1 bulan
masuk

2 Laboratorium Tidak adanya kesalahan sampel Jumlah seluruh specimen yg diterima di lab.dlm 1 bln dikurangi ≤1 0.07
jumlah specimen yg ditolak

3 Radiologi Respon time pembacaan hasil cito Jumlah kumulatif pemeriksaan radiologi cito yang dibaca dalam ≥ 80 100
1 bulan

4 IBS Kepatuhan pelaksanaan time out pre Jumlah pasien operasi yang di lakukan time out 100 99.91
operasi.

5 Farmasi Penulisan resep sesuai formularium Jumlah resep yg diambil sample yang dalam 1 bulan sesuai ≥ 80 99.60
rumah sakit formularium

6 Farmasi Kesalahan Medikasi (Medication Tidak adanya kesalahan pemberian obat oleh petugas apotek, 100 99.93
Error) dan KNCMPO meliputi : jenis obat, dosis,identitas dan jumlah
89

7 IBS Penggunaan Anestesi dan Sedasi Jumlah pasien dewasa yang dilakukan sesuai dengan aldert score 100 100

8 Bank Darah Kejadian reaksi transfusi Jumlah kejadian reaksi tranfusi di rawat inap dan hemodialisa ≤ 0,01 0.10

9 RM Kelengkapan pengisian dan Jumlah angka ringkasan pulang medis pasien rawat inap yang 100 62.7
pencatatan ringkasan pulangmedis. diisi lengkap dalam 1 bulan

10 PPI Infeksi Luka Infus (ILI) Jumlah kasus ILI dalam 1 bulan ≤3 0.32
90

Indikator Area Klinis (1) :


Kelengkapan Pengisian Assesement Awal Medis<24 jam
RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
Tahun 2017

8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
6.9
6.2 6.1 6 6.2
5.7 5.7
5.1 5
4.7

2.1 2.3

jan Feb mar apr mei jun jul agu sep okt nop des

Capaian Standar

Indikator Area Klinis (2) :


Tidak Adanya Kesalahan Sampel Pemeriksaan Laboratorium Klinik
RSUD RA Kartini
Tahun 2017
100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
90%
80%
70%
60%
50%
40% 0.700000000000001 0.700000000000001
0.700000000000001
0.700000000000001
0.600000000000001 0.600000000000001
0.5 0.5
30% 0.4 0.4 0.4 0.4
20%
10%
0%
jan feb mar ap mei jun jul agu sep okt nop des

Capaian standar
'
91

INDIKATOR AREA KLINIS (10)


INFEKSI LUKA IMFUS (ILI)
DI RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA
TAHUN 2017
3.5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2.5
2
1.5
1 0.9
0.8 0.700000000000001
0.5 0.600000000000001
0.4
0.1 0.1 0.1 0.1 0.2
0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

CAPAIAN STANDAR
\

Dari hasil analisis dashboard Indikator Mutu Area klinik didapatkan bahwa
indicator:
a. Kelengkapan Pengisian Assesmen Awal Medis 1x 24 jam setelah pasien
masuk dengan indicator penilaian Jumlah assesmen awal medis yang
lengkap ≤ 24 jam 0 % pada pasien baru dalam 1 bulan ,belum mencapai
sasaran baru tercapai 52.48 % dari target ≥80%
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan

 dokter DPJD belum semuanya memahami tentang indikator mutu


utama rumahsakit.
 dokter DPJP sibuk (merangkap di poli), kecuali itu banyak sekali
kolom yang harus diisi di assessment medis.
 Saat visite pertama kali tidak semua DPJP mengisi RM assessment
awal medis, melainkan mengisi RMCPPT
b. Kelengkapan pengisian dan pencatatan ringkasan pulang medis dengan
indicator Jumlah angka ringkasan pulang medis pasien rawat inap yang diisi
lengkap dalam 1 bulan baru tercapai 62.7 % dari target 100%
c. Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan
 Ada sebagian pasien yang pulang atas permintaan sendiri, sehingga
92

resume pulang belum disi DPJP


 Pasien meninggal , belum melengkapi administrasi
BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN

MASALAH DAN PLANNING OF ACTION

A. Penentuan Prioritas Masalah


Sebelum menentukan prioritaas masalah sebaiknya membuat daftar masalah.
Setelah daftar masalah ada kemudian menentukan prioritas masalah dengan
menggunakan unsur :
1. Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Saverity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari massalah ini.
3. Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
4. Nuesing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affrdability (Af) Ketersediaan sumber daya
6. Dari daftar masalah yang muncul kemudian diberikan rentang nilai 1-5,
yaitu :
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : sangat kurang penting

96
97

Tabel 4.1 Penghitungan Prioritas Masalah

Total
NO Daftar Masalah Mg sv mn nc af P
Nilai

1 Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari 5 4 5 4 2 1


tingkat kebutuhan pasien kurang 6 petugas 2

2 Akses keluar masuk ( Lift) pasienkurang 3 2 2 2 1 6


maksimal 1

3 Metode Praktek Keperawatan Profesional 5 4 4 2 1 2


(MPKP) 8
TIM , belum optimal
4 Pendokumentasian tindakan keperawatan tidak 4 4 3 2 1 4
6
langsung dan pendokumentasian secaralangsung
Kurang lengkap

5 50 % karyawan merupakan Karyawan Non PNS 4 1 1 1 9 8

6 Penerimaan insentif belum sesuai dengan 3 1 1 1 1 7


harapan perawat 0
7 ronde keperawatan diruang belum dilakukan 5 4 3 2 1 3
8
8 NDR ( Net death rate ) tahunan di 2 3 3 1 1 5
Ruang kemuning >25per mil 1
9 GDR ( Gross Death Rate )tahunan di 2 2 2 1 9 9
Ruang kemuning >89 per mil
10 akses untuk pengunjung kurang maksimal 2 1 2 1 8 10

Dari hasil skoring yang didapatkan maka kelompok mengambil 3 masalah


utama untuk daliakukan planning of action yaitu
1. Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari tingkat kebutuhan pasien
kurang 6 petugas
2. Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM , belum optimal
3. ronde keperawatan diruang belum dilakukan
B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
1. Identifikasi penyebab masalah
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah
dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
98

fishbone diagram dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab


masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai orang-
orang karena memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi
menyebabkan munculnya Identifikasi penyebab masalah di ruang
kemuning berdasarkan diagram Fishbone / cause dan effect /ishikawa
adalah :
99

a. Jumlah perawatkurang

Manusia

RekrutmentenagaharussesuidenganANJABdanmengajukankeBKD

Metode

Jumlahperawatkurang

Lingkungan

Kebutuhantenagadiprioritaskanuntukruangyangbutuhperawatan
Dana intensif

PengadaantenagaBLUDdanharlep,membutuhkandanabesar
Sarana & Prasarana
100

b. (MPKP) TIM , belumoptimal

Kekurangan tenaga perawat

Manusia

Metode

MPKP TIMbelum
optimal

Lingkungan

Jumlahpasienterlalubanyak
Dana

Sarana & Prasarana


101

c. rondekeperawatan

Jumlah perawat kurang

Manusia Ruang perawatan kelas 3 untuk pasien laki-laki dan perempuan dewasa
dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf, kulit, THT, mata, jantung.Bedah dan jiwa

Metode

RondeKeperawatan

Lingkungan

Ruangkelas3.saturuangdihuni7pasien
Dana

Sarana & Prasarana


102

Identifikasi pemecahan masalah

PEMECAHAN MASALAH
ALTERNATIF
NO MASALAH TUJUAN PENYEBAB MASALAH TERPILIH
PENYELESAI
MASALAH
1 Jumlah perawat Dalam 5 tahun 1. Rekrutmen tenaga harus sesui 1. Desinfo waktu perencanaan 1. Mendiskusikan kekurangan
yang dibutuhkan kebutuhan dengaN ANJAB tenaga mengusulkan tenaga dengan Kasie
kurang dari perawat dan mengajukan keBKD tambahan kebutuhantenaga pelayanan, kasie
tingkat kebutuhan terpenuhi 2. Kebutuhan 2. Pengajuan ke bagian keperawatan. Kabid
pasien kurang 6 tenaga diprioritaskan untuk ketenagaan tambahan keperawatan dan kasubag
petugas ruang yang butuh kebutuhan jumlah kepegawaian untuk
perawatanintensif tenagaperawat menambah tenagaperawat
3. Pengadaan tenaga BLUD dan 2. Mengajukan tambahan
harlep , membutuhkan dana tenaga perawat ke direktur
besar pelayanan melalui kasie
pelayanan , kasubag
kepegawaian dankasie
keperawatan
2 Metode Praktek Dalam 1. Kekurangan tenagaperawat 1. Membuat perencanaan tahapan 1. Penyelengarakan
Keperawatan waktu 5 pelaksanaan optimalisasi pertemuan internal ruangan
2. Jumlah pasien terlalubanyak
Profesional (MPKP) tahun MPKPTIM membahas perencanaandan
103

TIM, MPKP , pelaksanaan MPKPTIM


belum optimal berjalan 2. Koordinasi dengan kasie
2. Melaksanakan MPKP
optimal perawatan , kasiepelayanan
TIMsecara berjenjang dan
dan kasie kepegawaian
optimal setelah 5 tahun
untuk menindaklanjuti
penerapan MPKP TIM
yang akandilaksanakan
dengan membatu
3 ronde Dalam 1. Ruang perawatan kelas 3untuk 1. Melakukan desinfo hasil PMKP 1.Penyelengarakan
keperawatan waktu 3 pasien laki-laki dan perempuan tentang Ronde keperawatan pertemuan internal ruangan
diruang belum tahun dewasa dengan kasus penyakit membahas dalam forum pertemuaan membahas perencanaan dan
dilakukan ronde dalam, orthopedi, syaraf, kulit, koordinasi Ka Ruang pelaksanaan ronde
keperawat THT, mata, jantung.Bedah dan 2. Merencanakan pelaksanaan ronde keperawatan
an jiwa keperawatan secara bertahap 2. Melakukan desinfo kepada
dilaksanak 2. Jumlah perawatkurang sampai terlaksana penuh denga kasie keperawatan . kabid
an batas waktu 3 tahun keperawatan tentang
3. Ruang kelas 3 .
rencana pelaksanaanronde
saturuang dihuni 7pasien
keperawatan
104

B. SELEKSI TERHADAP PENYELESAIANMASALAH

N PJ
MASALAH PENYEBAB MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU SASARAN
O
1 Jumlah 1. Rekrutmen tenaga harus Dalam 5 1. Mendiskusikan kekurangan Bulan 1. Direktur pelayanan Kepala
perawat yang sesui dengan ANJAB dan tahun tenaga dengan Kasie pelayanan, okt2018 2. Kabid Ruang
dibutuhkan mengajukan keBKD kebutuhan kasie keperawatan. Kabid keperawatan.
kurang dari 2. Kebutuhan tenaga perawat keperawatan dan kasubag Kasie
tingkat diprioritaskan untuk ruang terpenuhi kepegawaian untuk menambah keperawatan
kebutuhan yang butuh perawatan tenagaperawat 3. Kasie pelayanan
pasien kurang intensif 2. Mengajukan tambahan tenaga 4. Kasubag
kepegawaian
6 petugas 3. Pengadaan tenaga BLUD perawat ke direktur pelayanan
dan harlep , melalui kasie pelayanan ,
membutuhkan danabesar kasubag kepegawaian dan kasie
keperawatan

2 Metode 1. Kekurangantenaga Dalam 1. Penyelengarakan pertemuan Sept 2018 1. Kasie keperawatan Kepala
Praktek perawat waktu 5 internal ruangan membahas 2. Kasie pelayanan Ruang
Keperawatan 2. Jumlah pasienterlalu tahun perencanaan danpelaksanaan 3. Kasie kepegawain
Profesional banyak MPKP MPKPTIM 4. TIM MPKP
(MPKP) TIM berjalan Koordinasi dengan kasie ruang
, belum optimal perawatan , kasie pelayanan kemuning
optimal dan kasie kepegawaian untuk
105

menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan
dilaksanakan dengan
membatu menyiapkan SDM
yang ada
3 ronde 1. Ruang perawatan kelas 3 Dalam 1. Penyelengarakan pertemuan Agustus 1. Kabid keperawatan Kepala
keperawatan untuk pasien laki-laki dan waktu 3 internal ruangan membahas 2018 2. Kasie perawatan Ruang
diruang belum perempuan dewasa tahun perencanaan dan pelaksanaan 3. Tim pelaksana
dilakukan dengan kasus penyakit ronde rondekeperawatan ronde
dalam, orthopedi, syaraf, keperawata 2. Melakukan desinfo kepada keperawatan
kulit, THT, mata, n kasie keperawatan . kabid ruang
jantung.Bedah danjiwa dilaksanak keperawatan tentang rencana kemuning
2. Jumlah perawatkurang an pelaksanaan rondekeperawatan
3. Ruang kelas 3 . saturuang
dihuni 7pasien
106

BAB V
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
A. Rencana kegiatan dan rekomendasi tindak lanjut

PENANGGU
NO MASALAH TUJUAN SASAR TARGET KEGIATAN WAKTU NG
AN
JAWAB
1 Jumlah perawat Dalam 1. Direktur pelayanan Dalam 5 1. Mendiskusikan kekurangan Bulan Kepala Ruang
yang dibutuhkan 5 tahun 2. Kabid keperawatan. tahun tenaga dengan Kasie pelayanan, okt2018
kurang dari tingkat kebutuh Kasie keperawatan kebutuhan kasie keperawatan. Kabid
kebutuhan pasien an 3. Kasiepelayanan perawat keperawatan dan kasubag
kurang 6 petugas perawat 4. Kasubagkepegawaian terpenuhi kepegawaian untuk menambah
terpenu tenagaperawat
hi 2. Mengajukan tambahan tenaga
perawat ke direktur pelayanan
melalui kasie pelayanan ,
kasubag kepegawaian dankasie
keperawatan
107

.2 Metode Praktek Dalam 1. Kasiekeperawatan Dalam waktu 1. Penyelengarakan pertemuan Sept 2018 Kepala Ruang
Keperawatan waktu 5 2. Kasiepelayanan 5 tahun internal ruangan membahas
Profesional tahun 3. Kasiekepegawain MPKP perencanaan danpelaksanaan
(MPKP) TIM, MPKP 4. TIM MPKP berjalan MPKPTIM
ruangkemuning
belum optimal berjal optimal 2. Koordinasi dengan kasie
an perawatan , kasie pelayanandan
optim kasie kepegawaian untuk
al menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan
dilaksanakan denganmembatu
menyiapkan SDM yang ada
108

3 ronde Dalam 1. Kabidkeperawatan Dalam waktu 1. Penyelengarakan pertemuan Agustus Kepala Ruang
2018
keperawatan waktu 3 2. Kasieperawatan 3 tahun ronde internal ruangan membahas
diruang belum tahun 3. Tim pelaksana ronde keperawatan perencanaan dan pelaksanaan
dilakukan ronde keperawatan dilaksanakan rondekeperawatan
keperawata ruangkemuning 2. Melakukan desinfo kepada
n kasie keperawatan .
dilaksanak kabid keperawatan
an tentangrencana
pelaksanaan ronde keperawatan
109

B. Implementasi &Evaluasi

NO TANGGAL KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA HASIL PERMASALAHAN EVALUASI KESIMPULAN

1 okt2018 1. Mendiskusikan kekurangan Kepala Ruang


tenaga dengan Kasie
pelayanan, kasie
keperawatan. Kabid
keperawatan dan kasubag
kepegawaian untuk
menambah tenagaperawat
2. Mengajukan tambahan
tenaga perawat ke direktur
pelayanan melalui kasie
pelayanan , kasubag
kepegawaian dan kasie
keperawatan
110

2 Sept 2018 1. Penyelengarakanpertemuan Kepala Ruang


internal ruangan membahas
perencanaan dan
pelaksanaan MPKPTIM
2. Koordinasi dengan kasie
perawatan , kasie pelayanan
dan kasie kepegawaian untuk
menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan
dilaksanakandengan
membatu menyiapkan SDM
yang ada
111

3 Agut 2018 1. Penyelengarakan pertemuan Kepala Ruang


internal ruangan membahas
perencanaan dan
pelaksanaan ronde
keperawatan
2. Melakukan desinfokepada
kasie keperawatan . kabid
keperawatan tentang
rencana pelaksanaanronde
keperawatan
112

C. Tindak lanjut
Penanggung
No Hasil Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kegiatan Tindak Lanjut Waktu Tempat Keterangan
Jawab
1

3
BAB VI
PEMBAHASAN

Ruang kemuning adalah ruang perawatan kelas III untuk pasien laki-laki
dan perempuan dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf, kulit,
THT, mata, jantung.bedah dan jiwa merupakan salah satu ruang perawatan di
RSUD RA Kartini dari 20 Ruang perawatan yang tersedia . terletak di lantai III
diatas ruang angrek dengan kapasitas 32 tempat perawatan yang terbagi dalam 6
ruang .
A. Analisis SWOT 5 M
SDM pelaksana diruang kemuning terdiri dari 14 orang perawat dan 1
tenaga administrasi , berdasarkan pengkajian yang dilakukan dari tanggal 21
s/d 23 juli diketahui bahwa ruang kemuning kekurangan tenaga perawat 6
orang dan dari analisa SWOT posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik
(x,y) pada kuadran II ( Positif . negatif) Posisi ini menunjukan ruang kemuning
adalah sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang
besar .sehingga perlu dilakukan Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah
organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah
tantangan berat. Masalah yang dihadapi yaitu Jumlah perawat yang dibutuhkan
kurang dari tingkat kebutuhan pasien kurang 6 petugas. Hal ini disebabkan
1. Rekrutmen tenaga harus sesui dengan ANJAB dan mengajukan
keBKD
2. Kebutuhan tenaga diprioritaskan untuk ruang yang butuh
perawatanintensif
3. Pengadaan tenaga BLUD dan harlep , membutuhkan dana besar
Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan

a. Mendiskusikan kekurangan tenaga dengan Kasie pelayanan, kasie


keperawatan. Kabid keperawatan dan kasubag kepegawaian untuk
menambah tenaga perawat
b. Mengajukan tambahan tenaga perawat ke direktur pelayanan
melalui kasie pelayanan , kasubag kepegawaian dan kasieke
perawatan.

113
114

Di Ruang Kemuning metode asuhan keperawatan yang digunakan


adalah Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM , peran
tanggungjawab , wewenang pengelola keperawatan kepala ruang , ketua
TIM sudah bagus namun untuk perawat primer kurang , timbang
terima , pre confrence, dischar planingg sudah dilaksanakan : namun
post conference dan ronde keperawatan belum dilaksanakan ,
Pendokumentasian tindakan keperawatan masih belum lengkap . dari
analisa SWOT posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran I ( Positif . Positif ) Posisi ini menunjukan ruang kemuning
adalah sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi taktik
yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus
menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal. Namun factor Eksternal Faktor (EFAS ) menunjukan
angka 3.4 sedang Internal Faktor (IFAS) berada pada nilai 12.8 , hal ini
karena ruuang kemuning menghadapi permasalahan:
1. Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM ,
belumoptimal
2. Pendokumentasian tindakan keperawatan tidak langsung dan
pendokumentasian secara langsung kurang lengkap
3. Ronde keperawatan diruang\ belumdilakukan Hal ini disebabkan:
1. Kekurangan tenagaperawat

2. Jumlah pasien terlalubanyak

3. Pengisian dokumen saling berkaitan dari pasien masuk di


UGD sampai pulang melibatkan banyak instalasipelayanan
4. Saat visite pertama kali tidak semua DPJP mengisi RM
assessment awal medis, melainkan mengisi RMCPPT
5. dokter DPJP sibuk (merangkap di poli), kecuali itu banyak
sekali kolom yang harus diisi di assessmentmedis
6. Pasien pulangAPS
7. Ruang perawatan kelas 3 untuk pasien laki-laki dan
115

perempuan dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi,


syaraf, kulit, THT, mata, jantung.Bedah danjiwa
8. Ruang kelas 3 . satu ruang dihuni 7 pasien. Oleh karena itu
kepala ruang perlu mengambil tindakan :
a Penyelengarakan pertemuan internal ruangan
membahas perencanaan dan pelaksanaan MPKPTIM
b Koordinasi dengan kasie perawatan , kasie pelayanan
dan kasie kepegawaian untuk menindaklanjuti
penerapan MPKP TIM yang akan dilaksanakan dengan
membatu menyiapkan SDM yangadA
c Penyelengarakan pertemuan internal ruangan
membahas kelengkapan dokumentasi assesmen
keperawatan

d Melakukan desinfo kepada kasie keperawatan . kasubag


program dan evaluasi kabid perawatan dan kasubag
bina program dan hukum dalam menindaklanjuti
pengisian assesman keperawatan dengan instalsi
yanglain
e Penyelengarakan pertemuan internal ruangan
membahas perencanaan dan pelaksanaan
rondekeperawatan
f Melakukan desinfo kepada kasie keperawatan . kabid
keperawatan tentang rencana pelaksanaan ronde
keperawat
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil analisis SWOT 5 M . Pengkajian fungsi manajemen dan PMKP
yang dilakukan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kondisi internal dan ekternal method ruang kemuning pada posisi Kuadran
I (positif, positif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar
dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secaramaksimal.
2. Kondisi internal dan ekternal man, maney material dan market ruang
kemuning pada posisi Kuadran II (positif, negative ) Posisi ini
membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan
yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi.
Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga
menghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika hanya
bergantung pada taktiksebelumnya.
3. Implementasi fungsi manjemen diruang kemuning berupa
planning( perencanaan ) ,Organizing ( pengorganisasian ) ,Controling
( pengawasan ) & pengendalian , monitoring dan evaluasi sudah berjalan
baik namun ada beberapa fungsi yang belum optimal
4. Upaya penerapan program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien
( PMKP ) di Ruang Kemuning RSUD R.A Kartini Jepara sudah berjalan
denganbaik
B. Saran
1. memperbanyak variasi strategitaktisnya
2. koordinasi pelayanan yang solid antar TIM dan jajaran structural
maupaun manajemen
3. Komunikasi yang yang efektif anatar TIM dan instalasi yangada

116
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam .2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional (Edisi 5). Salemba medika .

Achmad Sigit Sugiharto,dkk.2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di


Rumah Sakit.EGC .

Zaidan Ali .2016 . Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan, EGC

Nanda 2015. Diagnosis Keperawatan Edisi ke 10. EGC

Imam subekti 2016. Sistem dokumentasi proses keperawatan . UI

Sulaeman, ES, Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed 2,


2011, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai