SKRIPSI
Diajukan kepada program studi Hukum Keluarga
Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
IBNU FAISAL LADI
NIM / NIRM : 2018060035 / 18/X/15.1.1/1356
HUKUM KELUARGA ISLAM (AHWAL SYAKHSHIYAH)
PENYATAAN KEASLIAN
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil karya dan
penelitian saya sendiri, kecuali beberapa bagian yang telah dirujuk
sumber- sumbernya.
2
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI
WONOSOBO FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Program Studi
Hukum Keluarga (S1), Hukum Ekonomi Syariah (S1), Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir (S1), Ilmu Hukum (S1)
Alamat Kampus : Jalan KH. Hasyim Asy’ari KM. 03 Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah 56351
Telp. (0286) 321873, Fax. (0286), Website: http://www.unsiq.ac.id, Email: fshunsiq@gmail.com
Wonosobo, 2022
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum UNSIQ Jawa Tengah
di Wonosobo
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi:
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Program
Sarjana Fakultas Syari‟ah dan Hukum UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo untuk
dapat diujikan dihadapan Dewan Penguji dalam rangka memperoleh gelar Sarjana
Hukum(S.H).
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Nama Tanggal Tanda Tangan
3
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI
WONOSOBO FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Program Studi
Hukum Keluarga (S1), Hukum Ekonomi Syariah (S1), Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir (S1), Ilmu Hukum (S1)
Alamat Kampus : Jalan KH. Hasyim Asy’ari KM. 03 Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah 56351
Telp. (0286) 321873, Fax. (0286), Website: http://www.unsiq.ac.id, Email: fshunsiq@gmail.com
Majelis Penguji
4
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI
WONOSOBO FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Program Studi
Hukum Keluarga (S1), Hukum Ekonomi Syariah (S1), Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir (S1), Ilmu Hukum (S1)
Alamat Kampus : Jalan KH. Hasyim Asy’ari KM. 03 Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah 56351
Telp. (0286) 321873, Fax. (0286), Website: http://www.unsiq.ac.id, Email: fshunsiq@gmail.com
PENGESAHAN DEKAN
Nomor: /HKI-FSH-UNSIQ/VII/2022
Telah dapat diterima sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Hukum (S.H).
Wonosobo, 2022
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UNSIQ,
5
MOTO
6
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI
WONOSOBO FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Program Studi
Hukum Keluarga (S1), Hukum Ekonomi Syariah (S1), Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir (S1), Ilmu Hukum (S1)
Alamat Kampus : Jalan KH. Hasyim Asy’ari KM. 03 Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah 56351
Telp. (0286) 321873, Fax. (0286), Website: http://www.unsiq.ac.id, Email: fshunsiq@gmail.com
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia- Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Terimakasih kepada Allah yang telah memudahkan dan
memperlancarkan segala urusan penulis. Dan telah meridhoi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini, tanpa ridho-Nya, penulis bukan apa
apa.
2. Dr. H. Zaenal Sukawi, M.A., selaku Rektor Universitas Sains AL-
Qur‟anJawa Tengah di Wonosobo yang selalu menjadi sosok suri
teladan bagi penulis.
3. Dr. Mutho’am, S.H.I., M.S.I., selaku dosen pembimbing I (materi)
dan Nila Amania, S.H,. M.H selaku dosen pembimbing II
(metodologi) yang sudah memberikan bimbingan serta arahannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiini.
4. Kedua orang tua tercinta Bapak Aspari dan Ibu Munawaroh yang
senantiasa menjadi teladan dan tiada henti-hentinya mendoakan,
mendidik, serta mengorbankan semuanya dengan sabar baik moril
maupunmateril.
5. Abuya Khoirullah Al Mujtaba beserta Umi maryam selaku pengasuh
Pondok Pesantren Al-Asyari'ah 3 yang selama ini menjadi tempat
penulis untuk mengaji dan menimba ilmu, semoga barokah dan
manfaat ilmu daribeliau.
6. Seluruh Dosen Progran Studi Hukum Keluarga Islam Universitas
Sains Al- Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo yang telah
menyampaikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti selama
menempuhpendidikan.
7. Teman-teman kelas Hukum Keluarga Islam B 18 Fakultas Syari’ah
dan Hukum UNSIQ yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
namanya, trimakasih atas bantuan dukungan serta motivasinya
selama dibangku perkuliahan.
8. Semua santri Pondok Pesantren Al-Asyari’ah 3, terimakasih atas
dukungan semangat danpertolongannya.
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
8
B. KonsonanRangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda Syiddah, ditulis rangkap,
contoh: بينكمditulis Bainakum
D. VokalPendek
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat
yang transiterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:
Fathah ditulis a, Kasroh ditulis I, dan dammah ditulis u.
E. VokalPanjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat
dan huruf, transiterasinya sebagai berikut:
a panjang ditulia a, I panjang ditulis I dan u panjang di tulis U, masing-
masing dengan tanda hubung (-) diatasnya.
F. VokalRangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
anatra harakat dan huruf, transiterasinya sebagai berikut:
Nama Huruf latin Nama Contoh Ditulis
Fathah dan ya Ai A dan i بينكم Bainakum
Fathah dan wawu Au A dan u قو ل Qaul
9
مؤنتditulismu’nat
H. Kata Sandang Alif +Lam
1. Bila diikuti Huruf
Qomariyyah انالقر
ditulisAl-Qur’an
القياسditulisAl-Qiyas
2. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis Sesuai Dengan Huruf
Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf I (el)-
nya.
السماءditulis As-Sama’
السمشditulis Asy-Syams
I. Hurufbesar
Penulisan Huruf Besar disesuaikan dengan EYD
10
11
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr,Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul: “ PANDANGAN ULAMA WILAYAH KALIBEBER
MENGENAI HIBAH DAN WARIS BAGI ANAK ANGKAT(Studi kasus Di
Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) . Sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi
Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Sains Al-
Qur’an Jawa Tengah di wonosobo.
Kemudian tidak luput pula sholawat teriring salam kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberi kita petunjuk dari alam kebodohan
menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang
ini, terang bukan karna lampu yang menyinari dan bukan pula karna bulan dan
matahari akan tetapi terangnya karna ilmu pengetahuan serta iman danIslam.
Dalam proses penyusunan skripsi ini disadari tentu tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. semua itu demi terselesaikannya skripsi
ini. Maka dari itu, perkenalkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih
Kepada:
1. Dr. H. Zaenal Sukawi, M.A., selaku Rektor Universitas Sains Al-
Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah diWonosobo
2. Dr. Herman Sujarwo, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum(FSH).
3. Reni Nur Aniroh, S.Sy., M.S.I., selaku Kaprodi Hukum Keluarga Islam
Fakultas Syari’ah dan Hukum(FSH).
4. Dr. Mutho’am, S.H.I., M.S.I., selaku Dosen pembimbing I(Materi)
5. Nila Amania, S.H,. M.H selaku Dosen pembimbing II(metodologi)
xii
6. Hartono, S. Sos selaku Lurah Desa kalibeber Kec. Mojotengah, Kab
Wonosobo
7. Endang Wigati, S. Sos selaku sekretaris Desa Kalibeber Kec.
Mojotengah, Kab. Wonosobo
8. Perangkatdan Staff Desa Kalibeber Kec. Mojotengah, Kab. Wonosobo
9. Ulama Desa Kalibeber Kec. Mojotengah, Kab. Wonosobo
10. Kedua Orang tua yang selalu memberikan doa dandukungan.
11. Santri Putra al – Asyari’ah 3 yang telah membersamai dan
memberikansemangat.
12. Teman-teman Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum
(FSH) Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah
diWonosobo.
Tiada yang dapat penulis berikan sebagai bukti ucapan terimakasih
selain doa, semoga amal dari semua pihak tercatat sebagai amal kebaikan
dan diridhoi Allah SWT. Penulis sangat menyadari dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan.
Oleh sebab itu penulis mengharapkan. kritik dan saran terhadap segala
kekurangan dalam skripsi ini agar menjadi koreksi lebih lanjut. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wonosobo, 2022
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ ii
PENGESAHAN DEKAN............................................................................... v
MOTTO........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... xi
ABSTRAK....................................................................................................... xvii
ABSTRACK.................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 10
D. Kajian Pustaka........................................................................... 11
E. Kerangka Teori.......................................................................... 13
F. Metode Penelitian...................................................................... 21
G. Teknik Pengumpulan................................................................ 24
H. Analisis Data............................................................................. 25
xiv
I. SistematikaPenulisan................................................................. 26
xv
BAB IVANALISI PANDANGAN ULAMA WILAYAH KALIBEBER
TENTANG WARIS DAN HIBAH BAGI ANAK ANGKAT
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 106
B. Saran..........................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
ABSTRAK
Pemberian hibah merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh orang tua
angkat di dalam memberikan hartanya kepada anak angkatnya tanpa mengharap ganti
sebagai wujud kasih sayang yang terjalin di antara keduanya. Di karenakan di dalam
islam di tegaskan bahwa hubungan diantara orang tua angkat dengan anak angkat tidak
dapat merubah hubungan nasab, hubungan darah, hubungan waris-mewaris diantara
keduanya anak angkat tetap bernasab kepada orang tua asalnya. Mengingat didalam
sebuah masalah kewarisan sangatlah rentan terhadap konflik atau masalah, apalagi
terhadap pemberian harta yang diberikan kepada anak yang bukan dari keturunannya
sendiri, tentu ahli waris sangat berperan penting didalam penerimaan harta yang diberikan
orang tua angkat kepada anak angkatnya.
Metode yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
lapangan (fild research) teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa wawancara sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data (Data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan. Menurut pendapat
ulama Desa kalibeber, Kec. Mojotengah, Kab. Wonosobo pemberian harta orang tua
angkat ke anak angkatnya disebut hibah bukan waris meskipun itu pemberiannya setelah
orang tua angkat itu meninggal, karena anak angkat bukan bagian dari ahli waris maka
anak angkat tidak berhak menerima warisan melainkan hanya bisa menerima harta hibah
dari orang tua angkatnya, jika orang tua angkatnya berwasiat pemberian bisa melalui
wasiat wajibah. Pemberian harta orang tua angkat ke anak angkatnya di batasi 1/3
sepertiga bagian harta dari orang tua angkatnya. Pemberian semua harta orang tua ke
anak angkatnya tanpa memberikan hak ke ahli waris yang berhak, tidak diperbolehkan di
dalam Agama. Pemberian lebih dari sepertiga hibah haruslah mendapatkan sepertujuan
atau izin dari ahli waris atau keluarga penghibah terlebih dahulu.
xviii
ABSTRACT
Giving grants is one way that adoptive parents can do in giving their assets to
their adopted children without expecting compensation as a form of affection that exists
between the two. This is because in Islam it is emphasized that the relationship between
adoptive parents and adopted children cannot change the kinship relationship, blood
relationship, inheritance relationship between the two adopted children remain in line
with their original parents. Considering that in an inheritance problem, it is very
vulnerable to conflict or problems, especially when it comes to giving assets given to
children who are not from their own descendants, of course the heirs play an important
role in receiving the assets given by adoptive parents to their adopted children.
The method used by the researcher is a qualitative approach and the type of field
research (field research). The data collection technique used in this study is in the form
of interviews, while the data analysis technique uses data reduction (data reduction),
data presentation (data display), and drawing conclusions. According to the opinion of
the ulema of Kalibeber Village, Kec. Mojotengah, Kab. Wonosobo giving the assets of
adoptive parents to their adopted children is called a non-inheritance grant even though
it is given after the adoptive parent dies, because the adopted child is not part of the
heir, the adopted child is not entitled to receive an inheritance but can only receive a
grant from his adoptive parents, if adoptive parents will give a will through a mandatory
will. The gift of adoptive parents' assets to their adopted children is limited to 1/3 of a
third of the assets of the adoptive parents. Giving all the assets of parents to their
adopted children without giving rights to the rightful heirs is not allowed in Religion.
Giving more than a third of the grant must obtain prior approval or permission from the
heirs or family of the grantor.
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Ulama Adalah
kepada orang lain. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain.1 Ilmu yang
mempelajari warisan disebut ilmu mawaris atau lebih dikenal dengan istilah
fara’idl. Kata fara’idl merupakan bentuk jamak dari faridah, yang diartikan
oleh para ulama’ farrid iyun semakna dengan kata mafrudah, yaitu bagian
sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal, baik berupa uang atau
materi lainya yang dibenarkan oleh syariat Islam untuk diwariskan kepada
ahli warisnya.5
1
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pembagian Waris Menurut Islam, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1996), hlm. 33.
2
Dian Khairul Umam, Fiqih Mawaris, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hlm. 11
3
Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. II, 1995), hlm.
13
4
Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet.
IV, 2000), hlm. 355.
5
Maman Abd Djalal, Hukum Mawaris, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006 ), hlm. 39
1
2
saudara yang dianggap kurang adilnya pembagian harta dari si pewaris yang
ditinggalkan. Maka dari itu Agama Islam melalui Al-Qur’an dan Hadis telah
dalam Al-Qur’an dan Hadis sudah membahas mengenai warisan, namun ada
beberapa masalah yang baru muncul sehingga di dalam Al-Qur’an dan Hadis
diartikan dengan orang yang punah maksudnya disini orang yang telah
kepada orang lain, baik itu dengan harta maupun yang lainnya. Kata hibah
sendiri berasal dari bahasa Arab yang sudah diadopsi menjadi bahasa
Indonesia. Kata ini merupakan mashdar dari kata وهبyang berarti pemberian.
orang tua merasa mampu dan memiliki niat untuk memberikan sebagian
hartanya kepada anaknya saat orang tua masih hidup. Berbeda ketika orang
seseorang untuk mengalihkan kepemilikan harta kepada orang lain pada saat
kedua belah pihak masih hidup tanpa imbalan.9 Dalam buku Kompilasi
Hukum Islam (KHI) Pasal 171 huruf g hibah diartikan sebagai pemberian
suatu benda yang dilakukan secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang
kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki sepenuhnya.10 Dengan
melakukan perbuatan hukum tanpa ada paksaan dari pihak lain merupakan
unsur yang harus ada dalam hibah atau dengan kata lain asas dari pelaksanaan
sekitar kita yang tidak mengetahui aturan dan ketentuan pemberian hibah
8
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 73-
74
9
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 5 terj. Abdurrahim dan Masrukhin, (Jakarta :
Cakrawala Publishing, 2009), hlm. 547
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : Citra Umbara, 2019), hlm. 375.
11
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta :
Kencana, 2006), cet.1, hlm. 133.
4
Tidak semua hibah yang diberikan orang tua kepada anaknya melalui
prosedur yang diatur dalam aturan hukum yang sudah ditetapkan karena
kebanyakan dari anak yang merasa dirinya kurang dan ingin memiliki juga
atas harta yang dimiliki orang tuanya tanpa mengetahui lebih lanjut bahwa
hibah. Sehingga orang tua merasa ringan hati untuk memberikan harta yang
Abu Yusuf dari kalangan Mazhab Hanafi, serta Mazhab Maliki dan Mazhab
laki maupun perempuan. Terkait hal ini anak perempuan akan memperoleh
anak perempuan atas lakilaki” Di dalam riwayat lain Nabi SAW menegaskan,
kalian”.12
12
Ali Muhtarom, “Hibah terhadap Anak-Anak dalam Keluarga (Antara Pemerataan dan
Keadilan)”, Mafhum, 5:1, (2020), hlm. 7.
5
adopsi yang sering dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum
Jawa khususnya.13
keturunannya yang lahir dari keturunan orang lain untuk dijadikan seperti
anaknya sendiri atau dalam bahasa arab disebut At-Tabanni. anak yang dalam
beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya
yang pertama mengambil anak orang lain untuk diasuh dan didik dengan
penuh perhatian dan kasih sayang tanpa diberi hak-hak sebagai anak
orang lain sebagai anaknya sendiri serta diberi hak-hak sebagai anak
Jahiliyah, pengangkatan anak telah dilakukan dengan cara dan motivasi yang
berbeda-beda sejalan dengan sistem dan peraturan hukum yang berlaku pada
berarti seseorang telah mengambil anak orang lain untuk dijadikan bagian
dari keluarganya sendiri dan pada akhirnya, akan timbul suatu hubungan
hukum antara orang yang mengangkat dan anak yang diangkat. Anak angkat
sendiri.
terhadap Zaid bin Haritsah. Dalam islam anak angkat bukanlah ahli waris.
Dalam hukum adat anak angkat diartikan sebagai suatu ikatan sosial
yang sama dengan ikatan kebangsaan biologis. Anak angkat dalam hukum
adat mendapat kedudukan yang hampir sama dengan anak sendiri, yaitu
16
Habibburohman, Rekonstruksi hukum kewarisan islam di Indonesia (Jakarta :
Kencana, 2011), hlm. 75.
7
anak angkat mendapatkan hak kewarisan yang sama seperti anak kandung
sendiri.17
antara anak angkat dengan orang tua angkat dan tidak pula menyebabkan hak
dan hubungan sesama Islam, sedangkan menurut Islam anak angkat tidak
dapat diakui untuk dijadikan sebagai ahli waris,19 hal ini berdasarkan dalam
ض َر ْالقِ ْس َمةَ اُولُوا ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِكيْنُ فَارْ ُزقُوْ هُ ْم ِّم ْنهُ َوقُوْ لُوْ ا لَهُ ْم قَوْ اًل َّم ْعرُوْ فًا
َ َواِ َذا َح
Artinya: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat (kerabat yang
tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka), anak yatim
dan orang miskin maka berilah mereka dari harta itu (pemberian
sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan atau
sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.20
hartanya yaitu melalui hibah, hibah ialah pemberian sesuatu benda secara
sukarela tanpa imbalan balik untuk dimiliki. sebelum orang tua angkat itu
ini merupakan salah satu wujud kasih sayang yang terjalin layaknya anak dan
orang tuanya. Pemberian harta peninggalan kepada anak angkat di batasi 1/3
17
Hilman Hadi Kusumo, Hukum Waris Adat (Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 1980),
hlm. 58
18
Nurul Irfan, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam (Jakarta: Amzah, 2013),
hlm. 59.
19
Fathurrahman, Ilmu Waris (Bandung: Al-ma’arif, 1975), hlm. 116.
20
Depaartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Asy-Syifa, 1998),
hlm. 78.
8
sepertiga bagian sebagai mana yang juga di atur di dalam Kompilasi Hukum
Islam di batasi 1/3 bagian pasal 210 KHI dan pasal 209 mengenai wasiat
wajibah.21
pendidikan yang tak lepas dari pengajaran hukum islam dari usia dini hingga
Desa Kalibeber sendiri merupakan desa dengan penduduk terpadat dan dinilai
Qur'an terletak di Kalibeber. Selain itu, desa ini memiliki banyak pondok
21
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: CV. Nuansa Aulia,
2015) pasal 171 huruf G hlm 50
9
banyak lainnya. Tentulah kita tidak asing dengan sebutan pondok pesantren
keislaman baik didapat dari ijtihad ulama, kitab-kitab fiqih, kitab Hadist, dan
didalam Kalibeber itu sendiri. Tentulah pendapat dari Ulama’ pesantren yang
bisa diambil tentunya bisa sebagai keilmuan untuk orang-orang yang belum
paham akan hibah waris kepada anak angkat. Terdapat 148 Pondok Pesantren
yang ada di Kabupaten Wonosobo.23 Maka dari itu tentulah keilmuan yang
akan diperoleh melalui ulama pesantren ini merupakan sumber yang penting.
harta waris kepada anak angkat sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang
sudah ada menurut pandangan Ulama Pesantren di Kalibeber. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut untuk diangkat dalam sebuah
22
Wawancara,dengan bapak rohmat selaku perangkat Desa Kalibeber
23
http://wiki.laduni.id/.Pesantren-di-kota-wonosobo.
10
B. Rumusan Masalah
Kalibeber?
1. TujuanPenelitian
2. ManfaatPenulisan
sebagai berikut:
Tengah di Wonosobo.
islamyangmampumengikutimodernisasiilmudanteknologimediaso
D. Kajian Pustaka
Sitem Hibah Harta Kepada Anak Angkat Menurut Hukum Islam”, Universitas
sebelas maret, 2018ini termasuk penelitian hukum normatif, yang juga bisa
dalam penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat
Islam tentang warisan bagi Anak Angkat dalam Perspektif Hukum Adat Jawa
(Studi Pada Desa Simpang Tiga Kec. Rebang Tangkas Kab.Way Kanan)”
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Pada Skripsi ini menitik
24
Solikul Mutohar, Fakultas Hukum, dengan judul “Tinjauan Sitem Hibah Harta
Kepada Anak Angkat Menurut Hukum Islam”, Universitas sebelas maret, 2018.
25
Suyanti, ”Tinjauan hukum Islam tentang warisan bagi Anak Angkat dalam Perspektif
Hukum Adat Jawa (Studi Pada Desa Simpang Tiga Kec. Rebang Tangkas Kab.Way Kanan)”
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
13
anak angkat dalam hukum Islam saja dan lebih memperjelas dalam
2017. Pada skripsi ini lebih memperjelas atau mentitik beratkan tentang
E. Kerangka Teori
Ulama Pesantren di wilayah Kalibeber Mengenai Hibah dan Waris bagi Anak
Angkatsertasebagaipenunjangbaikdalam
segikepustakanataupundalamsegianalisisyuridis,landasanteoriinimenjadicuku
ppenting.
Kerangkateoriyangakandijadikanlandasandalamsuatupenelitiantersebutadalah
teori-teori hukum yang telah dikembangkan oleh para ahli hukum dalam
berbagai kajian.
26
Mukhtar Asrori, ”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembagian Waris Anak
Angkat Dengan Wasiat Wajibah (Studi Kasus di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten
Ponorogo),” Skripsi (Ponorogo, 2017).
27
Ngazis masturi ,”Metode hibah terhadap anak angkat Ditinjau dari Hukum Islam ”.
Skripsi (Universitas Muhammadiyyah ,Surakarta 2019)
14
penelitian.28 Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis
gunamendapatkan konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini
sebagai berikut:
pelanggaran itu”.31
yaitu:
manusia dalam hal ini sudah ada elemen apresiasi terhadap aturan
hukum.
3. Teori Persepsi
mengenai satu hal atau objek. Menurut kamus besar psikologi, persepsi
32
Idra Tanra, Nursalam Dan Syaripuddin, “Persepsi Masyarakat Tentang Perempuan
Bercadar”, Jurnal Equilibrium, Vol. III. No. 1, (Mei, 2015), hlm. 118
17
terhadap satu benda ketika masih hidup tanpa ganti walaupun dari
orang yang lebih tinggi dengan kata lain (pemberian hak milik secara
suka rela ketika masih hidup yang diberikan ke tangan orang yang
sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang
agama maupun masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi
lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempuyai asrama untuk tempat
kepada anak angkat dimana anak angkat ini bukanlah ahli waris, dan
berdekatan, semua berupa hak milik sewaktu masih hidup tanpa adanya
kepada Bariroh bahwa daging itu bagi Barirah adalah sedekah (zakat)
sedangkan bagi Rosulullah ialah hadiah, sehingga yang terlihat jika ada
SWT untuk orang yang membutuhkan dia adalah sedekah dan jika dia
perbedaan ini akan terlihat antara sedekah dengan hadiah dalam hal
dianggap melanggar sumpah jika dia memberi hibah atau hadiah, dia
hari.38
satu pemberian dan ibunya berkata dia tidak Ridho sebelum saya
lakukan”.39
sah sesuai dengan hadist diatas. Ada juga yang berpegang pada
mereka (ulama) bahwa akad ini batal dari imam Ahmad boleh
38
Suhrawardi K Lubis, dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2013)
39
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam
(Jakarta: Amzah 2010) hlm 439
21
seperti hadist Jabir yang lainnya bahwa yang diberikan adalah anak
F. Metode Penelitian
penelitian dan suatu alat dalam mengumpulkan data atau Informasi. Maka
a. Jenis penelitian
40
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Roska Karya,
2000), hlm. 40.
22
b. Sifat Penelitian
2. LokasiPenelitian
Kabupaten Wonosobo.
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer
a. Data primer,
Desa kalibeber.
41
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Universitas Indonesia,
2008), hlm. 42.
23
b. Data Sekunder
42
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta:UIpress, 1986), hlm. 51
43
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung; CV, Alfabeta, 2009), hlm. 62.
24
c. Data Tersier
yang diperoleh dalam bentuk selain dari buku yaitu seperti skripsi,
G. TeknikPengumpulan
lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
lainya yang akan dimintai keterangan mengenai anak angkat Hibah dan
pembagian kewarisanya44
44
Cholid Naruko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), hlm. 63.
25
tersebut.
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan, atau dapat diartikan
H. Analisisdata
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca dan dipahami, maka langkah
2. Triangulasi data yaitu data yang telah didapatkan dari responden dicek
dan diperiksa lagi dan ditanya lagi pada responden yang lain untuk
45
Sugiyono, Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 145.
26
datadidapatkan.
pengambilantindakan.
I. SistematikaPembahasan
beberapa bab, agar pembaca lebih mudah memahami isi dari tulisan ini:
BABI :PendahuluanDalamBabIniDiuraikanTentangLatar
BABII :LandasanTeori,padababinipenulisakanmemaparkan
46
Lexi J. Moleong, Metologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya,
2000), hlm. 103
27
di Desa Kalibeber.
Kalibeber.
ANAKANGKAT
1. Pengertian Hibah
lewat dari satu tangan ke tangan yang lain atau dengan arti lain kesadaran
untuk melakukan kebaikan atau diambil dari kata hubub ar-rih (angin
berhembus) dikatakan dalam kitab al-fath yang berarti makna yang lebih
yang wajib demi mencari pahala akhirat, jak’alah yaitu sesuatu yang
langsung dan mutlak terhadaap satu benda ketika masih hidup tanpa
mengharap ganti walaupun dari orang yang lebih tinggi “pemberian hak
milik secara suka rela ketika masih hidup dan yang ini lebih utama dan
singkat”.
47
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh
Islam...hlm 453
29
30
صد ُٰقتِ ِه َّن نِحْ لَةً ۗ فَا ِ ْن ِط ْبنَ لَ ُك ْم ع َْن َش ْي ٍء ِّم ْنهُ نَ ْفسًا فَ ُكلُوْ هُ هَنِ ۤ ْيـًٔا َّم ِر ۤ ْيـًٔا
َ َو ٰاتُوا النِّ َس ۤا َء
dari hibah ini selain unsur keikhlasan dan kesukarelaan seseorang dalam
memberikan sesuatu kepada orang lain adalah pemindahan hak dan hak
miliknya. Hibah merupakan salah satu contoh akad tabarru, yaitu akad
هنا لك دعا زكرياء ربع قال ربي هب لى من لدنك ذرية طيبة إنك سميع ٱلدعاء
48
Soenarjo,Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Putra Sejati Raya, 2003, hlm. 115.
49
Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2017, hlm. 225.
50
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid III, (Bandung: Alma’arif, 1996), 353.
31
seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara suka rela.
baik harta itu tertentu maupun tidak, bedanya ada dan dapat diserahkan,
Allah SWT.51
itu telah diterima. Hibah yang dilakukan orang tua kepada anaknya kelak
meninggal dunia. Hibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali hibah orang
tua kepada anaknya. Hibah yang diberikan pada saat orang yang
maka hibah yang demikian itu haruslah mendapat persetujuan dari ahli
supaya dibatalkan.52
51
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve, 1996,
hlm. 540
52
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana,
32
perbedaan ini akan terlihat antara sedekah dengan hadiah dalam hal
dianggap melanggar sumpah jika dia memberi hibah atau hadiah, dia
jasa atau imbalan apapun atas hadiah yang diterima. Artinya, tidak ada
hibah.
sesuai dengan hadist diatas. Ada juga yang berpegang pada hadist
54
Suhrawardi K Lubis, dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2013)
55
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam
(Jakarta: Amzah 2010). hlm. 439
34
akad ini batal dari imam Ahmad boleh membedakan pemberian diantara
anak-anak jika ada sebab seperti anak yang membutuhkan untuk pada
zamannya atau agamanya dan tidak untuk orang lain”. Menjawab hadis
kepada Nu’man adalah semua harta ayahnya seperti yang dikatakan Ibnu
yang bayak. Seperti dalah hadist riwayat Bukhori dan Muslim yang
artinya :
Mekkah.56
hartanya lebih dari sepertiga bagian, meskipun itu hibah yang di berikan
pendapat Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan Ibnu Abbas. Dari Sa’ad bin
Abi Waqash yang diperoleh hadis riwayat dan dikutip dari buku Wahbah
56
Nor Mohammad Abdoeh, Hibah Harta Pada Anak Angkat: Telaah Sosiologis
Terhadap Bagian Maksimal Sepertiga, (Cakrawala: Jurnal Studi Islam 13(1), 2018)
36
Dasar hukum hibah juga disebutkan dalam hadist Nabi berikut ini, hibah
)(تَهَادُوا ت ََحابَّوْ ا:صلَى اهللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِ ع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر
َ يَقُوْ ُل اهللا،ُض َي اهللاُ َع ْنه
perpindahan hak milik, maka pihak pemberi hibah tidak boleh meminta
kembali harta yang sudah dihibahkanya, sebab hal itu bertentangan dengan
mengatakan bahwa kalau pihak pemberi hibah men untut kembali sesuatu
yang telah dihibahkanya maka perbuatanya itu sama seperti anjing yang
57
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 10, (Depok: Gema Isnani, 2011),
hlm. 156-157
58
Muhammad bin Ismail al-Amir al-S{an’aniy, Subullus Sala>m, diterjemahkan oleh
Muhammad Isnan dkk,hlm. 555.
37
ِ )ال َك ْل
ب يَقِ ْي ُع ثُ َّم يَعُوْ ُد فِ ْي قَ ْيِئ ِه ْ
hadiah,sekalipun hadiah itu sesuatu yang kurang berharga. Oleh sebab itu
tidak ada halangan yang bersifat syara’ Dalam suatu riwayat dari Abu
ُ ع لَقَبِ ْل
ت ٌ ع اَوْ ُك َرا َ ْت َولَوْ ُأ ْه ِد
َّ َي اِل
ٌ ي ِذ َرا ُ اع َأَل َجب
ٍ ))اَوْ ُك َر
59
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997 ), hlm.75.
60
Abul Husain Muslim Bin al-H{ajaj al-Qusyairi al-Nasaiburi, Sa{h{ih Muslim, Juz XI,
(Beirut: D
Abu al-Abbas Syihabuddin Ahmad Bin Abdu al-Latif, Muh’tafsir Sahih al-Bukhari
61
3. Rukun Hibah
b. Shighat (ucapan)
Yaitu ijab & qobul berupa ucapan dari orang yang bisa
milikinya dengan cara jual beli, sehingga setiap yang boleh di jual
jumlah bayak.62
62
Ibid
39
dengannya terdapat suatu janji antara pihak yang satu dengan pihak
yang lain yang harus dipenuhi dengan tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan nilai agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَوْ فُوْ ا بِ ْال ُعقُوْ ۗ ِد
4. Pengertian Kewarisan
sudah tewas global kepada orang atau keluarga juga menjadi ahli waris.
siapa saja yang berhak menerima serta menjadi ahli warisnya, dan jua
jumlah bagian tiap ahli waris”. oleh sebab itulah, di dalam hukum waris
Islam juga tertera hukum pada memilih siapa yang akan sebagai ahli
waris, jumlah bagian berasal masing-masing para ahli waris, hingga jenis
harta waris atau peninggalan apa yang diberikan sang pewaris kepada
63
Departemen Agama, al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya, hlm. 156.
40
pakar warisnya.64
disebut faraid adalah hukum kewarisan yang diikuti oleh umat islam
islam faroid dijadikan sebagai hukum positif, hanya berlaku bagi negara
hukum islam faroid bagian dari keseluruhan hukum islam yang mengatur
peralihan harta dari orang yang telah meninggal kepada orang yang
masih hidup. Lafad faraid merupakan jama’ dari lafad faridhah yang
Indonesia sendiri yang terdapat berbagai suku dan agama mereka juga
pada buku II pasal 171, yang memiliki pengertian adalah hukum yang
mereka itu lebih dekat kepada mayat dan lebih berhak. ‘Ashabahyang
paling dekat adalah anak laki-laki kemudian anak laki-laki dari mereka
Seandainya tidak ada ‘ashabah dari pihak laki-laki, maka sisa harta dapat
diberikan kepada orang yang tidak mendapatkan bagian waris dari pihak
wanita.65
﴿ك ۡٱل ٰ َولِدَا ِن َوٱَأۡل ۡق َربُونَ ِم َّما ِ َان َوٱَأۡل ۡق َربُونَ َولِلنِّ َس ۤا ِء ن
َ َصی ࣱب ِّم َّما تَ َر ِ ك ۡٱل ٰ َولِد ِ لِّل ِّر َجا ِل ن
َ َصی ࣱب ِّم َّما تَ َر
65
Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subulu al-Salam, (Bandung: Dahlan, tt.), Juz. III,
hlm. 98
42
ۡ َ﴾ ِإ َّن ٱلَّ ِذینَ یَ ۡأ ُكلُونَ َأمۡ ٰ َو َل ۡٱلیَ ٰتَ َم ٰى ظُ ۡل ًما ِإنَّ َما یَ ۡأ ُكلُونَ فِی بُطُونِ ِهمۡ نَا ࣰر ۖا َو َسی
﴿صلَ ۡونَ َس ِعی ࣰرا
b. Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai
ahli waris.
ini:68
66
Lajnah, Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an Gedung Bayt Al-Qur’an Istiqlal, Tafsir
Ringkasan Jilis 2, Jakarta: Lajnah Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an
67
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam... Buku II BAB I pasal 171 hlm
50
68
Hifni Wifaqi dengan judul Hak Waris Anak Angkat dalam Penerimaan Hibah (studi
putusannomor.5581/pdt.g/2013/PA.jr).http:repository.unej.ac.id/handle/123456789/76723 di akses
25 juli 2019
44
kandung;
yang mewariskan;
karena:
berat.69
(1) Duda
(2) Janda
peralihan harta kepada ahli waris, cara pemilikan harta oleh yang
a. Asas Al-Ijbari
masih hidup berlaku dengan sendirinya tanpa usaha dari yang akan
b. Asas bilateral
harta warisan beralih kepada atau melalui dua arah. Setiap orang
menerima hak kewarisan dari kedua belah pihak garis kerabat yaitu
garis keluarga yaitu laki-laki perempuan dan dari dua garis keluarga
c. Asas individual
terikat dengan ahli waris yang lainnya. Didalam Ushul fiqh biasa
berhak menuntut secara sendiri harta warisan itu dan berhak pula
langsung.
dari yang didapat oleh perempuan dalam kasus yang sama yaitu
1. Pengertian Hibah
dilakukan dengan sukarela dan tanpa adanya paksaan dari pihak yang
berumur 21 tahun berakal sehat dan tidak adanya paksaan dari pihak
Pasal 210
Pasal 211 Hibah dari orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan
sebagai warisan Pasal 212 Hibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali
73
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh
Islam...hlm 453
49
yustisia yang merupakan himpunan materi hukum Islam, terdiri atas tiga
dan Buku III Hukum Perwakafan. KHI adalah hukum materiil yang
1 Tahun 1991 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 154 Tahun 1991.75
74
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam...hlm 61
75
Yusuf Somawinata, Kewarisan Dzawil Arham di Indonesia Studi Penerapan Pasal
185 KompilasiHukum Islam Indonesia di Kecamatan Cimanuk Pandeglang, (Serang: FTK Banten
Press bekerjasama dengan LP2M IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2014), Cetakan ke-
1,hlm. 8-9
76
Djaja S. Meliala, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
(Bandung: PenerbitNuansaAulia, 2018), Cetakan ke-1, hlm. 4-5.
50
jenazah selesai;
menagih piutang;
berhak.77
peninggalannya.
furud ialah ahli waris yang disebutkan dalam KHI (Kompilasi Hukum
sebagi berikut;
1) Setengah apabila hanya ada seorang dan tidak disertai anak laki-
laki
2) Dua pertiga bila dua orang atau lebih dan tidak disetai anak laki-
laki
satu
Suparman Usman, Hukum Islam Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam
77
meningglkan anak
lebih
2) Sepertiga bila tidak ada anak atau dua saudara atau lebih
3) Sepertiga bagian dari sisa yang sudah diambil oleh duda atau
ahli waris keseluruhan bila tidak ada ahli waris yang ditentukan
kekayaan dan adanya ahli waris atau waris yang akan meneruskan
78
Idris Djakfar dan Taufik yahya, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam, (Jakarata: PT
Dunia Pustaka Jaya, 1995) hlm 51- 68
54
Waris Islam. Sumber utama dalam hukum Waris Islam adalah Al-Qur'an
surat An-Nisa' ayat 11, 12, dan 176. hukum Waris Islam atau ilmu
faraidh adalah ilmu yang diketahui. siapa yang berhak mendapat waris
dan siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran untuk setiap ahli
waris.
kematian. Ada dua jalur untuk mendapatkan warisan secara adil, yaitu
anak, istri atau suami, adik atau kakak, dan kakek atau nenek.
KUHPer Pasal 992. Cara pembatalannya harus dengan wasiat baru atau
dilakukan dengan Notaris. Syarat pembuatan surat wasiat ini berlaku bagi
mereka yang sudah berusia 18 tahun atau lebih dan sudah menikah meski
55
surat wasiat adalah semua orang yang ditunjuk oleh pewaris melalui surat
yaitu:
1) Golongan I
2) Golongan II
3) Golongan III
4) Golongan IV
diancam dengan hukuman lima tahun atau lebih. (Pasal 838 ayat
2 KUHPer).
KUHPer).
perkawinan, sebab harta warisan dalam KUHPer dari siapa pun juga,
79
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiZv_Kww776AhU
FF7cAHf72DrkQFnoECCcQAQ&url=https%3A%2F%2Fpdb-lawfirm.id%2Fpembagian-waris-
berdasarkan-kuh-perdata%2F&usg=AOvVaw0Nydm6TPjPYbKbpYvRIigt.
57
terputus, apabila salah satu dari keduanya meninggal dunia maka yang
anak atau adopsi ini tetap berlangsung hingga masa awal-awal islam di
kandung mereka.80
namun dalam batas - batas tertentu yaitu selama tidak membawa akibat
waris mewaris dari orang tua angkat. Ia tetap menjadi ahli waris dari
orang tua kandungnya dan anak tersebut tetap memakai nama dari ayah
(1) Memelihara garis turun nasab (genetik) seorang anak angkat sehingga
(2) Memelihara garis turun nasab bagi anak kandung sendiri sehingga
80
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), hlm. 289
58
anak kandunglah yang lebih tepat untuk dapat mewarisi. Adopsi sebagai
yatim hal ini sangat dianjurkan dalam islam seperti firman Allah:
ۗ ﴾ َّما َكانَ ُم َح َّم ٌد َأبَ ۤا َأ َح ࣲد ِّمن رِّ َجالِ ُكمۡ َو ٰلَ ِكن َّرسُو َل ٱهَّلل ِ َو َخاتَ َم ٱلنَّبِ ِّی
﴿ۦنَ َو َكانَ ٱهَّلل ُ بِ ُكلِّ َش ۡی ٍء َعلِی ࣰما
81
http://abdisamudra.blogspot.com/2014/04/pengertian-anak-angkat.html?m=1 10.08
17 oktober 2018.
82
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemah, (Jakarta: Cahaya Qur’an, 2011) hlm.
56
59
tersebut sangat dianjurkan oleh islam. Anak angkat adalah anak yang
sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang
ialah seorang anak yang ditemukan di jalan atau di tempat lainnya tidak
diketahui asal usulnya baik nasab ataupun keluarganya. Anak kecil yang
dari zina sehingga tidak diketahui orang tuanya atau disebut fikih Al-
yang tidak diketahui orang tuanya. Ditinjau dari sisi istilah syar’i artinya
83
Lajnah Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an Gedung Bayt Al-Qur’an dan Musium
Istiqlal, Tafsir Ringkas Jilid 2, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2006)
84
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam ...pasal 171 huruf H hlm 50
85
Anonimus, Mausu’ah Al-Fiqhiyah Jil. XXXV, Kuwait: Wizarah Al-Auqaf wa Syu’un
Al-Islamiyah, 1995, hlm. 310
60
(2) Menurut mazhab Hanafi adalah sebutan untuk seorang anak kecil
(3) Menurut mazhab Syafi’i adalah setiap anak kecil yang telantar dan
(4) Menurut mazhab Hambali adalah anak kecil yang belum mencapai
Dari definisi yang diberikan oleh para Imam Madzhab ini dapat
disimpulkan bahwa anak angkat adalah anak yang diambil dari jalan atau
dari jalan di tempat lainnya tidak diketahui asal usulnya baik nasab
86
Soenarjo, Op. Cit, hlm. 164
61
berubahmenjadi Fardhu’ain.87
87
Ngazis Masturi, Metode Hibah Terhadap Anak Angkat Ditinjau dari Segi Hukum
Islam, (Universitas Muhammadiyah Surakarta 2017) eprints.ums.ac.id di akses 25 juli 2019
BAB III
64
65
Andongsili
Tabel 3.1
Batas Wilayah Desa Kalibeber
Batas Wilayah Desa Kecamatan
Batas Utara Blederan Mojotengah
Batas Selatan Kejiwan Mojotengah
Batas Timur Bumirejo dan Andongsili Mojotengah
Batas Barat Sukorejo Mojotengah
88
Wawancara dengan Bpk Agus , tentang Sejarah singkat Desa Kalibeber, pada Sabtu
10 September 2022
89
Arsip Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah,Kabupaten Wonosobo 2020
66
Tabel 3.2
Data Luas wilayah Desa Kalibeber
Luas Pemukiman 24.790 ha/m2
Luas Persawahan 114.420 ha/m2
Luas Perkebunan/tegalan 0
Luas Kuburan Umum 74 ha/m2
Luas Taman 0
Luas Prasarana Umum 1.560.000 ha/m2
Total Jumlah 140.844.000
Sumber. Data Luas wilayah Desa Kalibeber, Kecamatan
mojotengah wonosobo.
1) Struktur Pemerintah
Tabel 3.3
Struktur Pemerintah Desa Kalibeber
No Nama Jabatan Alamat
1. Hartono, S.Sos Lurah Sidojoyo
2. Endang Wigati, S. Sos Sekretaris Manggisan
3. Barokah, A. Md KasiPamer & Trantibum Ketinggring
4. Ngamah Pengadministrasian Keuangan Munggang Bawah
5. Hasan Pengadministrasian Keuangan Wonokromo
6. Pujianto Pelaksana Jambean
7. Lusi Nurwati Pelaksana Munggang Atas
8. Ya’ni inumaulana Pelaksana Munggang Bawah
Sumber : Data Struktur Pemerintahan Desa Kalibeber
2) Keadaan Penduduk
3.536 jiwa.
Tabel 3. 4
Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
1. Bidan 5
2 Perawat 1
3 TNI 1
4 PNS /ASN 6
5 Pensiun 6
6 Dosen 2
7 Guru Swasta 10
8 Ustad Mubaligh 4
9 Buruh Harian Lepas 20
10 Buruh Pertanin 1
11 Karyawan Swasta 7
12 Ibu Rumah tangga 36
13 Pedagang 24
Sumber: Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Wonosobo
3) Keadaan Pendidikan
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Tamat SD 1.111
2 Tamat SMP / SLTP 739
3 Tamat SMA/SLTA 1.090
4. Perguruan Tinggi 678
Jumlah 3.618
Sumber : Data Penduduk Menurut tingkat pendidikan Desa Kalibeber
Anak Angkat
jamak/ plural dari kata tunggal / mufrod alim عالم. Alim berarti orang yang
mengetahui, berasal dari kata dasar علمyang berarti tahu. Bila di artikan
Kata ulama dalam al-quran hanya di sebutkan sebanyak dua kali. Yakni
ternak ada yang bermacam warnanya, sesungguhnya yang takut [pas Allah
Yang dimaksud ulama dalam ayat tersebut adalah orang yang mengerti
mengenai Hbah dan Waris terhadap Anak Angkat. Dr. KH. Mukhotob
92
Majma’ percetekan alquran raja Fahd, Alquran dan terjemahnya, (Madinah, 1418,
majma’ almalk Fahd)700
70
bersama-sama.
bukan waris karena anak angkat itu bukan termasuk ahli waris dari si
adanya omongan atau paksaan dari orang lain, pemberian orang tua
harta orang tua angkat ke anak angkatnya bisa melalui hibah atau hibah
yang di berikan orang tua angkat ke anak angkatnya itu jika semisal
orang tua angkatnya masih hidup bisa di berikan langsung, dan kalau
tua angkat sebagai bentuk hibah di berikan tidak lebih dari 1/3 sepertiga
71
sepertiga.
mendapatkan harta warisan dari orang tuanya jika orang tuanya masih
mengurusnya, untuk mengurusi harta hibah itu jika orang tua angkatnya
Beliau mengatakan:
itu”.
bagian).
73
orang tuanya tetapi tidak lebih dari 1/3 (sepertiga) bagian, sehingga
anak angkat yang tidak dapat mewarisi dari orang tua angkatnya dapat
seperlunya saja sehingga jika sudah umur yang sudah baliq harta
tidak termasuk ahli waris, karena secara biologis tidak ada hubungan
anak angkat itu diambil dari keluarga orangtua angkatnya. Anak angkat
94
Wawancara Dengan Dr. KH Abdurrahman Al-Asy’ari, S.H.I.,
M.Pd.I.,Alh, pada tgl 27 Agustus 2022, 09:30
74
tidak bisa menjadi ahli waris orang tua angkatnya. Demikian juga
sebaliknya, orang tua angkat tidak bisa menjadi ahli waris anak
KHI kalau orang tua angkat meninggal dunia, maka anak angkat akan
pembagian sama rata dan ternyata tidak masalah. Dan Karena bukan
ahli waris, maka anak angkat tidak mendapatkan bagian sebagai ahli
Hibah memiliki batasan nominal jumlah jika diberikan pada orang lain
(selain ahli waris) yaitu maksimal sepertiga dari total harta kekayaan
rata maka diperbolehkan yang mana antara keluarga ahli waris sudah
rela atau sudah tidak ada masalah atau kendala Ketika pewaris
95
Wawancara dengan KH. Abuya Khoirulloh Al Mujtaba, S.H.I Pada tgl 9
Oktober 2022
75
waris satu dengan yang lainya dan cara itu harus menggunakan
Islam.
hukum agama dan hukum pemerintah sebagai dasar dari mewarisi. Jadi
yang ada atau atas persetujuan ahli waris yang lain. Ketika ada orang
mana ditentukan dari ahli waris itu sendiri”. Dari pernyataan di atas
kepada ahli waris dan pihak keluarga sendiri dengan cara musyawarah,
hukumnya.96
angkat tidak ada hak mewarisi, namun ketika anak angkat sudah
bersikap baik dan patuh kepada orang tua angkatnya layaknya anak
kandung, maka sebagai wujud kasih sayang kepada anak angkat orang
mereka laksanakan dinilai tidak adil, Sebab status anak angkat tidak
akan sama dengan status anak kandung. Kejadian yang terjadi di desa
sudah dianggap sebagai anak kandung dan sebagai anak kandung yang
yaitu bisa diambil dari kalangan keluarga sendiri maupun dari luar
96
Wawancara dengan bpk Subhan Selaku warga Kelurahan Kalibeber, Kecamatan
Mojotengah, Kabupaten Wonosobo pada tgl 28 Agustus 2022 11:30
77
yaitu pemberian harta warisan secara langsung dari pewaris kepada ahli
warisnya saat pewaris masih hidup, dengan kata lain pemberian warisan
dengan cara hibah. Menurut hukum Islam anak angkat tidak diakui
untuk dijadikan sebagai dasar dan sebab mewaris karena prinsip pokok
keluarga dan ahli waris yang bersangkutan: “Jika anak angkat dipungut sejak
maka anak angkat bisa mendapatkan warisan dari orang tua angkatnya
Hukum Islam adalah salah satu sistem hukum utama di dunia saat ini,
namun ini mungkin adalah sistem hukum yang paling disalah pahami,
terutama di Barat. Secara umum memiliki empat sumber umum, yaitu: (i)
Alquran (Kitab Suci Islam), (ii) Sunnah (Tradisi Nabi Muhammad), (iii)
97
Mashood Bader, Understanding Islamic Law in Theory and Practice, Legal
Information Management, The British and Irish Association of Law Librarians, 2009, hlm. 186
78
yang lainnya, berlih dari orang tua asalnya (orang tua kandung) menjadi
Anak angkat itu sendiri tidak dapat diakui sebagaimana untuk bisa dijadikan
dasar dan sebab untuk mewarisi, dikarenakan didalam kewarisan islam adalah
menyangkut hubungan nasab dan keturunan Maka dari pada itu pelimpahan
harta orang tua angkat ke anak angkat memberi jalan melalui Hibah atau
tua angkatnya.
Di Desa Kalibeber itu sendiri terdapat begitu bayak keilmuan atau ahli
didapat, melaui kitab Hadist dan Al-Qur’an itu sendiri, khususnya Ulama-
satu sama lain. Dengan cara pembagian ketika pewaris mempunyai 10 hektar
98
Wawancara Dengan Bpk Hartono Lurah di Kelurahan Kalibeber, Kecamatan
Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, pada tgl 28 Agustus 2022 09:20
79
sawah dan akan di bagikan kepada 5 orang yang akan mendapat warisan dan
suami istri bapak Sarju dan ibu Sukinah, bapak Sarju dan ibu Sukinah adalah
pasangan suami istri bapak Jasman dan ibu Mariyatun, bapak Jasman dan ibu
Mariyatun.
tua kandungnya dan anak angkat juga termasuk dalam kekerabatan orang tua
angkatnya. Anak angkat di desa Kalibeber tetap mewarisi dari orang tua
angkatnya dan juga orang tua kandungnya. Hak mewaris anak angkat
terhadap harta warisan orang tua angkatnya yaitu jika pewaris tidak
mempunyai anak kandung maka akan ditentuikan oleh keluarga dekat atau
ahli waris lain dengan melihat hal-hal yang telah dilaksanakan oleh anak
Namun jika pewaris memiliki anak kandung maka akan ditentukan dengan
99
Wawancara Dengan salah satu pasangan suami istri di Kelurahan Kalibeber pada tgl
25 Agustus 2022
80
dalam hal kewarisan sekalipun. Bagian anak angkat dan anak kandung
mempunyai kebutuhan dan hak yang sama. Dalam hal ini juga
lebihtenang dan dirasa adil apabila dibagi sama bagiannya anak kadung
dengan anak angkat kata lainperasaan pilih kasih atau yang lainnya
persengketaan.
asal kepada orang tua angkatnya. Anak angkat tidak dapat diakui untuk
bisa dijadikan dasar dan sebab mewarisi karena prinsip pokok dalam
memberikan jalan atau sebab hak waris bagi anak angkat melalui wasiat
angkatnya.
81
angkat saya, dari kecil saya sudah di rawat oleh orang tua angkat saya
sampai orang tua angkat saya sudah meninggal dunia, dimana dalam
menerima wasiat, ketika orang tua saya sudah tidak ada sebelunya
warisan masih belum tau itu milik siapa dikarenakan orang tua angkat
saya juga mempnyai banyak saudara, dalam islam bahwa saudara juga
adik dari orang tua angkat saya sudah di beri pesan bahwasanya semua
harta akan diberikan kepada saya tanpa terkecuali dengan alasan saya
warisan sudah saya terima dan saya mendapatkan semua harta warisan
dari orang tua angkat saya dan tidak dibagi dengan saudara-saudara
angkatnya.”
dunia. Meskipun sebenarnya ada ahli waris yang lebih berhak atas
Desa Kalibeber maka ahli waris dari orang tua angkat tersebut
rumah beserta tanah, padahal orang tua angkat saya juga masih
kepada saya, dimana dengan alasan karena saya sejak dari kecil
sudah tinggal bersamanya dan orang tua angkat saya sudah tua
waris, dengan alasan ahli warislah yang sudah merawat dan sudah
saya.”103
narasumber:
mengatakan :
ke dua, yaitu dengan cara yang biasa dan sangat banyak yang
dia lah (ahli waris) yang merawat orang tua pewaris sampai
tua.104
orang tua angkat saya tetapi orang tua angkat saya mempunyai
104
Hasil Wawancara dengan Bpk Suharyanto, Kepala Desa kalibeber, Hasil Wawancara,
18 juni 2022
87
dunia kami ber 4 yang saya adalah anak angkat dan ke 3 nya
terlebih dahulu dan di bagi sama setiap orang tidak sama sekali
ada yang di bedakan. Maka dalam hal ini tidak ada perbedaan
warisannya sama.105
anak angkat maka orang tua angkat juga sudah berhak atas
bahwasanya
tua angkat saya sejak saya masih kecil dan orang tua angkat
cuman anak angkat dan yang tinggal dengan orang tua angkat
saya juga saya sendiri hingga orang tua angkat saya sudah
dimana saya sudah mau merawat orang tua angkat saya sampai
beliau menyatakan.
orang tua angkat saya dari orang tua kandung saya semenjak
106
Hasil Wawancara slamet, Masyarakat Desa kalibeber Pada tgl, 21 Juni 2022
89
Sehingga tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan dasar dan sebab
107
Hasil Wawancara Mesno, Masyarakat Desa Kalibeber Pada tgl, 23 Juni 2022
BAB IV
Desa Kalibeber
angkat yang ada di Desa Kalibeber Seperti yang sudah dipaparkan diatas
anak angkat yang mempunyi saudara dari orang tua angkatnya mereka tidak
mempunyai kebutuhan dan hak yang sama. Dalam hal ini juga pewaris yang
meninggalkan harta bendanya kepada ahli waris merasa lebih tenang dan
dirasa adil apabila dibagi sama bagiannya anak kadung dengan anak angkat
atau pilih kasih atau yang lainnya tidak akan muncul dikemudian hari
pembagian warisan, dimana orang tua angkat yang juga mempunyai anak
kandung dalam pembagian harta warisan juga tidak dibedakan artinya sama
rata untuk jumlah yang di berikan. Untuk pelaksanaan pembagian harta waris
di desa Kalibeber adalah tergantung dari keluarga dan ahli waris yang
bersangkutan Jika anak angkat dipungut sejak bayi dan dilegalkan dengan
99
100
persyaratan. Kalau menurut aturan agama anak angkat tidak dapat mewarisi,
karena antara aturan hukum agama dan hukum pemerintah kadang bertolak
dan hukum pemerintah sebagai dasar dari mewarisi. Jadi anak angkat bisa
dengan orang tua kandungnya dan anak angkat juga termasuk dalam
mewarisi dari orang tua angkatnya dan juga orang tua kandungnya. Hak
mewaris anak angkat terhadap harta warisan orang tua angkatnya yaitu jika
pewaris tidak mempunyai anak kandung maka akan ditentuikan oleh keluarga
dekat atau ahli waris lain dengan melihat hal-hal yang telah dilaksanakan oleh
Namun jika pewaris memiliki anak kandung maka akan ditentukan dengan
musyawarah antara anak angkat dan anak kandung dan bahwasannya status
anak angkat di Desa kalibeber adalah sama, yaitu tidak membeda bedakan
anak angkat dengan anak kandung artinya semuanya sama dalam hal apapun.
Akan tetapi sebagai anak angkat tetap tidaklah lepas dari hubungan orang tua
kandungnya. Sehingga tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan dasar dan
101
orang tua angkatnya hingga meninggal dunia. Meskipun sebenarnya ada ahli
waris yang lebih berhak atas harta peninggalan tersebut. Karena sudah
menjadi kebiasaan di Desa Kalibeber maka ahli waris dari orang tua angkat
tersebut. Sehingga dalam hal pembagian waris anak angkat sebagian besar
anak angkat mendapatkan hak yang sama seperti anak kandung ada juga yang
mendapatkan hak semuanya dari orang tua angkat walaupun orang tua angkat
masih mempunyai saudara yang bisa untuk menjadi ahli waris. Dalam
aturan dalam hukum kewarisan Islam sebanyak- banyaknya adalah 1/3 dari
sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua
angkatnya. Anak angkat tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan dasar dan
hubungan nasab atau keturunan. Pasal ini memberikan jalan atau sebab hak
warisan anak angkat yang ada di Desa Kalibeber Kecamatan Mojotengah ini,
108
Hasil Wawancara slamet, Masyarakat Desa kalibeber Pada tgl, 21 Juni 2022
102
dengan cara perdamaian, yang artinya anak angkat yang mempunyai saudara
angkat / mempunyai saudara dari orang tua angkat ketika pembagian harta
beberapa pihak yang menerima harta warisan jadi tanpa adanya perselisihan.
Yang ke dua, yaitu dengan cara yang biasa dan sangat banyak yang
dengan cara adat, jadi dalam pnembagian waris ahli waris membagi dengan
yang ke dua ini adalah dengan cara adat yang ada di wilayah tersebut adapun
waris.109
menjadi salah satu pilihan bagi pasangan suami istri yang telah lama menikah
keluarga, terdapat 3 sistem hukum yang dapat menjadi pilihan yaitu hukum
memilih sistem hukum mana yang akan dipergunakan terkait hukum keluarga
hukum Islam, hubungan hukum si anak angkat tetap dengan orang tua
109
Hasil Wawancara Mesno, Masyarakat Desa Kalibeber Pada tgl, 23 Juni 2
103
kandungnya dan hanya dapat memperoleh waris dari orang tua kandungnya.
Hukum Islam adalah salah satu sistem hukum utama di dunia saat ini,
namun ini mungkin adalah sistem hukum yang paling disalah pahami,
terutama di Barat. Secara umum memiliki empat sumber umum, yaitu: (i)
Alquran (Kitab Suci Islam), (ii) Sunnah (Tradisi Nabi Muhammad), (iii)
Ijma’, (Konsensus) dan ( iv) Qiyas (Analogi). 110 Dari hasil penelitian penulis
sampaikan bahwa seorang anak angkat itu tidak bisa menerima harta warisan
tetapi hanya bisa diberikan harta Hibah bukan dari waris. Karena anak angkat
itu bukan nasab dari orang tua angkatnya. Orang tua tidak bisa memberikan
harta semuanya ke anak angkat, karena anak angkat tidak bisa disamakan
AlAhzab ayat 4 yaitu tidak bisa menyamakan anak angkat sebagai anak
dibatasi 1/3 sepertiga bagian melalui hibah tersebut, karena mungkin ada
yang lebih berhak yaitu ahli warisnya, seperti halnya di dalam KHI yang
terdapat di dalam pasal 210 tentang hibah, pemberian hibah paling banyak 1/3
bagian.
110
Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 4
104
itu biasanya diberikan dengan Hibah, sebagai mana rasa sayangnya orang tua
ahli warisnya si orang tua angkat yang meninggal itu lebih baiknya
hibah bukan waris karena anak angkat itu bukan termasuk ahli waris dari si
pewaris. Pemberian hibah agar tidak menjadi suatu sengketa (masalah) maka
hadapan notaris. Pemberian hibah orang tua angkat ke anak angkatnya itu
murni atas kemauannya sendiri tanpa adanya omongan atau paksaan dari
orang lain, pemberian orang tua angkat ke anak angkatnya timbul sebagai
rasa kasih sayang seperti orang tua ke anaknya yang rela bekorban demi
apapun.111 Pelimpahan harta orang tua angkat ke anak angkatnya bisa melalui
hibah atau hibah wasiat Gus Faturrofiq mengatakan: Pemberian harta yang di
berikan orang tua angkat ke anak angkatnya itu jika semisal orang tua
wasiat wajibah.
Hasil Wawancara dengan Ibu Endang sebagai sekretaris Desa Kalibeber, Kecamatan
111
seorang anak angkat tidak bisa menerima harta warisan dari orang tua
angkatnya. Merujuk pada surah Al-Azzab ayat 4-5 yang dimana Allah
apapun. Tetapi jika orang tua angkatnya ingin memberikan hartanya melalui
yang berhak. Jika tetap adanya perlisihan maka putusan Hakim dapat diambil
menghibahkan semua harta untuk anak angkat karena sudah adanya ketentuan
mengenai waris bagi anak angkat, dan karena Sebagian masyarakat kalibeber
keluarga ahli waris sudah rela atau sudah tidak ada masalah atau kendala
antara ahli waris satu dengan yang lainya dan cara itu harus menggunakan
permberian hibah haruslah memiliki izin terlebih dahulu dan dilakukan atas
waris yang berhak agar kelak tidak menimbulkan sengketa. Jika pemberian
hibah pada saat orang tua angkatnya dalam keadaan sakit dan dekat kematian
maka pemberian harus mendapat persetujuan dari ahli warisnya terdapat pasal
213 KHI. Harta yang sudah dihibahkan tidak bisa ditarik kembali kecuali
BAB V
PENUTUP
113
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam. hlm 61
107
A. Kesimpulan
anak angkat itu tidak bisa menerima harta warisan tetapi hanya bisa
diberikan harta Hibah bukan dari waris. Dan ulama desa Kalibeber
sistem sama rata. Karena anak angkat itu bukan nasab dari orang tua
angkatnya Pemberian harta orang tua angkat hanya dibatasi 1/3 sepertiga
bagian melalui hibah tersebut, karena mungkin ada yang lebih berhak
yaitu ahli warisnya, seperti halnya di dalam KHI yang terdapat didalam
pasal 210 tentang hibah, pemberian hibah paling banyak 1/3 bagian.
keganjalan satu sama lain, dan status anak angkat di Desa kalibeber
adalah sama, yaitu tidak membeda bedakan anak angkat dengan anak
kandung artinya semuanya sama dalam hal apapun. Akan tetapi sebagai
anak angkat tetap tidaklah lepas dari hubungan orang tua kandungnya.
Sehingga tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan dasar dan sebab
B. Saran
menjadi jelas dan pengangkatan anak jangan semata karena alasan tidak
2. Kepada pihak yang terkait, warga yang sudah paham tentang bagimana
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pembagian Waris Menurut Islam, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996), hlm. 33.
Dian Khairul Umam, Fiqih Mawaris, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hlm. 11
109
Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. II, 1995), hlm.
13
Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. IV,
2000), hlm. 355.
Maman Abd Djalal, Hukum Mawaris, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006 ), hlm. 39
Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 4
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: CV. Nuansa Aulia,
2015) pasal 171 huruf G hlm 5
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 73-74
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 5 terj. Abdurrahim dan Masrukhin, (Jakarta :
Cakrawala Publishing, 2009), hlm. 547
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : Citra Umbara, 2019), hlm. 375.
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta : Kencana,
2006), cet.1, hlm. 133.
Ali Muhtarom, “Hibah terhadap Anak-Anak dalam Keluarga (Antara Pemerataan dan
Keadilan)”, Mafhum, 5:1, (2020), hlm. 7.
Suhrawardi K. Lubis, dan Komis Simanjuntak, Hukum Kewarisan Islam (Jakarta: Sinar
Grafika, 2008), hlm. 252.
Amir Syarifuddin , Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Kencana 2004), hlm 183
Hifni Wifaqi dengan judul Hak Waris Anak Angkat dalam Penerimaan Hibah(studi
putusannomor. 5581/pdt.g/2013/PA.jr). http:repository.unej.ac.id/handle/123456789/76723 di
akses 13 juni 2022
Habibburohman, Rekonstruksi hukum kewarisan islam di Indonesia (Jakarta : Kencana,
2011), hlm. 75.
Hilman Hadi Kusumo, Hukum Waris Adat (Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 1980), hlm.
58
Nurul Irfan, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.
59.
Fathurrahman, Ilmu Waris (Bandung: Al-ma’arif, 1975), hlm. 116.
Depaartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Asy-Syifa, 1998),
hlm. 78.
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: CV. Nuansa Aulia,
2015) pasal 171 huruf G hlm 50
Wawancara,dengan bapak rohmat selaku perangkat Desa Kalibeber
http://wiki.laduni.id/.Pesantren-di-kota-wonosobo.
Solikul Mutohar, Fakultas Hukum, dengan judul “Tinjauan Sitem Hibah Harta Kepada
Anak Angkat Menurut Hukum Islam”, Universitas sebelas maret, 2018.
Suyanti, ”Tinjauan hukum Islam tentang warisan bagi Anak Angkat dalam Perspektif
Hukum Adat Jawa (Studi Pada Desa Simpang Tiga Kec. Rebang Tangkas Kab.Way Kanan)”
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Mukhtar Asrori, ”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Pembagian Waris Anak
Angkat Dengan Wasiat Wajibah (Studi Kasus di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten
Ponorogo),” Skripsi (Ponorogo, 2017).
Ngazis masturi ,”Metode hibah terhadap anak angkat Ditinjau dari Hukum Islam ”.
Skripsi (Universitas Muhammadiyyah ,Surakarta 2019)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 283.
Ishaq, Metode Penelitian Hukum, Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, (Bandung:
CV. Alfabeta, 2017), hlm. 220-221
Naimatus Sholikah, “Kesadaran Hukum Pedagang Kaki Lima di Ngunut terhadap
Peraturan Daerah No 7 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum”, Skripsi
Institut Agama Islam Tulungagung, (2019), hlm. 8.
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum,
(Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 141.
110
Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subulu al-Salam, (Bandung: Dahlan, tt.), Juz. III,
hlm. 98
Lajnah, Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an Gedung Bayt Al-Qur’an Istiqlal, Tafsir
Ringkasan Jilis 2, Jakarta: Lajnah Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam... Buku II BAB I pasal 171 hlm 50
Hifni Wifaqi dengan judul Hak Waris Anak Angkat dalam Penerimaan Hibah (studi
putusannomor.5581/pdt.g/2013/PA.jr).http:repository.unej.ac.id/handle/123456789/76723 di akses
25 juli 2019
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam...pasal 173 hal 51
Ibid...pasal 174(1)
Ibid...pasal 186 hal 54
Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam...hal 16-33
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh
Islam...hlm 453
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam...hlm 61
Yusuf Somawinata, Kewarisan Dzawil Arham di Indonesia Studi Penerapan Pasal 185
KompilasiHukum Islam Indonesia di Kecamatan Cimanuk Pandeglang, (Serang: FTK Banten
Press bekerjasama dengan LP2M IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2014), Cetakan ke-
1,hlm. 8-9
Djaja S. Meliala, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
(Bandung: PenerbitNuansaAulia, 2018), Cetakan ke-1, hlm. 4-5.
Suparman Usman, Hukum Islam Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam
Tata Hukum Indonesia... hlm. 256-257.
Idris Djakfar dan Taufik yahya, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam, (Jakarata: PT
Dunia Pustaka Jaya, 1995) hlm 51- 68
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiZv_Kww776AhU
FF7cAHf72DrkQFnoECCcQAQ&url=https%3A%2F%2Fpdb-lawfirm.id%2Fpembagian-waris-
berdasarkan-kuh-perdata%2F&usg=AOvVaw0Nydm6TPjPYbKbpYvRIigt.
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), hlm. 289
http://abdisamudra.blogspot.com/2014/04/pengertian-anak-angkat.html?m=1 10.08 17
oktober 2018.
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemah, (Jakarta: Cahaya Qur’an, 2011) hlm.
56
Lajnah Pentashihan Muasshaf Al-Qur’an Gedung Bayt Al-Qur’an dan Musium Istiqlal,
Tafsir Ringkas Jilid 2, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2006)
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam ...pasal 171 huruf H hlm 50
Anonimus, Mausu’ah Al-Fiqhiyah Jil. XXXV, Kuwait: Wizarah Al-Auqaf wa Syu’un
Al-Islamiyah, 1995, hlm. 310
Soenarjo, Op. Cit, hlm. 164
Ngazis Masturi, Metode Hibah Terhadap Anak Angkat Ditinjau dari Segi Hukum
Islam, (Universitas Muhammadiyah Surakarta 2017) eprints.ums.ac.id di akses 25 juli 2019
Wawancara dengan Bpk Agus , tentang Sejarah singkat Desa Kalibeber, pada Sabtu
10 September 2022
Arsip Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah,Kabupaten Wonosobo 2020
Wawancara Ibu Endang sebagai sekretaris Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah,
Kabupaten Wonosobo
Wawancara Dengan Dr. KH. Mukhotob Hamzah. M.M 30 Agustus 2022, 09:30
Hasil Wawancara Mesno, Masyarakat Desa Kalibeber Pada tgl, 23 Juni 2022
Hasil Wawancara slamet, Masyarakat Desa kalibeber Pada tgl, 21 Juni 2022
Hasil Wawancara Mesno, Masyarakat Desa Kalibeber Pada tgl, 23 Juni 2
Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 4
Hasil Wawancara dengan Ibu Endang sebagai sekretaris Desa Kalibeber, Kecamatan
Mojotengah, Kabupaten Wonosobo
Wawancara dengan Gus Faturrofiq pada tanggal 29 Agustus 2022
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam. hlm 61