Anda di halaman 1dari 5

Nama : Insan Annisa Nugraini

NPM : 20052010085

Peminatan : Desain Grafis


RESUME STUDI EKSKURSI

Studi Ekskursi ISI Surakarta

Di hari pertama awal kedatangan mahasiswa DKV UPN “Veteran” Jawa Timur di Surakarta, para
mahasiswa mengunjungi Institut Seni Indonesia Surakarta. Jurusan Desain Komunikasi Visual ISI Surakarta
terintegrasi dalam Fakultas Seni Rupa dan Desain sebagai pusat keunggulan kreativitas dan ilmu
pengetahuan yang melatih individu mandiri, cerdas, kreatif dan kompetitif melalui pembelajaran yang
menggabungkan proses desain dan penelitian serta penerapannya dalam media yang berbeda. Tujuan DKV
ISI Surakarta adalah memanfaatkan perangkat teknologi digital dan manual untuk mewujudkan produk
industri kreatif bidang desain komunikasi visual yang berbasis pada ciri khas budaya nusantara, serta
melahirkan lulusan yang memiliki kearifan budaya, nilai-nilai nusantara dan menjawab gejala perubahan
sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat nasional dan internasional.
Selain itu, DKV ISI Surakarta berupaya agar mahasiswanya dapat menghasilkan karya yang bermanfaat dan
inovatif yang dapat membantu UMKM lokal. DKV ISI Surakarta bekerja sama dengan UMKM untuk
mengembangkan identitas visual dari UMKM, agar UMKM setempat dapat berkembang di era saat ini.
Social Campaign juga dilakukan oleh DKV ISI Surakarta dengan menciptakan produk-produk prototype
untuk menyukseskan sebuah kampanye tersebut atau kegiatan sos1ial lainnya. Mahasiswa ISI Surakarta
dituntut peka dalam memahami fenomena sosia dan budaya, mengolah informasi dan pesan dengan baik,
serta mengembangkan Bahasa visual terlebih ketika difokuskan pada periklanan.
Studi Ekskursi Dagadu

Pada destinasi selanjutnya di hari kedua Studi Ekskursi, sesampainya di Jogja mahasiswa DKV UPN
Jawa Timur berkunjung ke Dagadu Djokdja. Dagadu Djokdja sendiri merupakan salah satu merek merek
dagang berupa suatu rancangan grafis yang dibuat pada cenderamata, terutama baju atau kaos, gantungan
kunci, gambar tempel (stiker) yang ternama di Yogyakarta. Kaos dan berbagai produk merchandise Dagadu
ini dikenal sebagai cenderamata alternatif yang biasa dibeli saat berkunjung ke Yogyakarta. Mahasiswa
DKV UPN Jawa Timur diajak untuk berkeliling dan melihat-lihat produk yang dijual dalam toko Dagadu.
Terdapat souvenir-souvenir seperti kaos, jaket, tas, topi, kemeja, notebook, stiker, dan lain-lain yang
tentunya produk dan desain asli dari Dagadu.
Selanjutnya mahasiswa diajak untuk mendengarkan materi dan sejarah serta filosofi dari Dagadu.
Nama Dagadu sendiri berartikan “Matamu” yang diambil dari aksara jawa. Sedangkan logonya sendiri
bergambarkan mata yang lekat dengan citra kreativitas, dunia rancang-merancang. Dalam khasanah budaya
Jawa, mata disebut sebagai mripat yang konon kabarnya berdekatan makna dengan kata ma’rifat, yang
dimaknai sebagai keinginan agar dapat memberikan manfaat bagi diri dan lingkungannya.
Dagadu pertama kali didirikan pada tahun 1994 oleh 25 mahasiswa sarjana dan pascasarjana
arsitektur di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Perusahaan yang memegang produk merek Dagadu
adalah PT. Aseli Dagadu Djokdja, didirikan pada 4 Januari 1994. Ke-25 pendiri Dagadu memiliki minat
yang sama di bidang pariwisata dan perkotaan. Mereka sering bertemu dan akhirnya mewujudkan keinginan
mereka untuk membuat landmark baru Yogyakarta sebagai oleh-oleh. Kemudian, mereka membuka konter
Dagadu pertama mereka di Mal Bawah Bumi Malioboro di Yogyakarta. Modal awal pendirian Dagadu
adalah 4 juta rupiah.
Minat terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, ketertarikan terhadap desain grafis khususnya
t-shirt, pembahasan teori dan realita yang terus menerus merupakan faktor internal yang mendorong
munculnya PT. Aseli Dagadu Djokdja. Dari luar, usulan Mal Malioboro adalah peluang untuk berjualan
kaos. T-shirt dipilih karena mereka yang paling akrab dengan produk pada saat itu. Semula pangsa pasar
Dagadu adalah mahasiswa, maka produk awalnya adalah kaos ala Yogyakarta sebagai merch khasnya.

Studi Ekskursi Universitas Amikom Yogyakarta

Pada proses pembuatan animasi film Battle of Surabaya menggunakan beberapa inovasi yang cukup
baru di dalam industri peranimasian Indonesia. Pada animasi Battle of Surabaya, style animasi yang
digunakan terinspirasi dari gaya animasi anime dari Jepang. Dalam penampilannya, film Battle of Surabaya
tidak hanya menggunakan elemen 2D pada animasinya, namun adanya elemen 3D pada film ini
menciptakan animasi yang memiliki sudut pandang lain dan dapat menggabungkan kedua objek tersebut
dengan eksekusi yang matang. Animasi objek yang bergerak kebanyakan menggunakan objek 3d seperti
kendaraan dan objek latar. Sedangkan scene yang menampilkan karakter utama dianimasikan dengan 2D
dengan animasi frame by frame. Kedua elemen tersebut memiliki kombinasi yang halus antara objek 2D
dan 3D dengan eksekusi yang matang. Film ini menjadi salah satu kebanggaan Kementrian Pendidikan dan
Kebduayaan Ristek sebagai karya inovasi yang menjadi kekayaan negara hingga ditayangkan di berbagai
negara untuk memperkenalkan aneka ragam inovasi film dokumenter sejarah dalam bentuk animasi 2D.
Setelah kesuksesannya dengan Film Battle of Surabaya. Amikom bersama perusahaan MSV Studio
akan membuat karya film lagi dengan mengembangkan cerita nasional dari salah satu tokoh karakter
wayang yaitu AJISAKA. Film yang berasal dari adaptasi tokoh wayang ini deiberi judul AJISAKA akan
mengusung inovasi yang berbeda dengan film sebelumnya Battle of Surabaya yakni dengan mengusung
gaya animasi 3D yang terinspirasi dari animasi 3D Disney namun dengan penyesuaian karakter Indonesia.
Film AJISAKA ini sudah dirancang naskah ceritanya mulai dari 2013 hingga 2015 setelah peluncuran film
Battle of Surabaya dan di 2016 memasuki tahap produksi animasi 3D yang dimana proses produksi film ini
hampir menyentuh 10 tahun umur produksi. Tentunya dengan style animasi 3D ini diperlukan waktu
pengerjaan yang tidak sedikit mengingat film ini termasuk trobosan inovasi terbaru dan terkemuka yang
diusahakan Universitas Amikom Yogyakarta untuk Indonesia.

Tahap penulisan cerita AJISAKA ini pun ditulis dan disutradarai langsung oleh Rektor Amikom.
Cerita Ajisaka yang dalam sejarahnya ialah merupakan penemu Aksara Jawa pertama ini dikembangkan
ceritanya menjadi semi fiksi, dalam ini Ajisaka meruapakan penemu tanah Jawa dan pahlawan tanah air.
Mengusung tema historical tanah Jawa dengan mengadaptasi dari kisah wayang dan dikembangkan ke Film
animasi 3D. Tahapan proses produksinya yang hampir menyentuh 10 tahun produksi ini sangat dijaga
dengan ketat kerahasiaan visual ataupun ceritanya. Bahkan studio untuk pengerjaan animasi ini dijaga
dengan ketat dan tidak sembarangan orang bisa masuk kedalam studio tersebut demi menjaga keamanan
data visual ataupun cerita kejadian dalam pengerjaan film AJISAKA. Tentunya Film ini akan menjadi karya
Inovasi terdepan dari Amikom untuk mengharumkan Indonesia, dimana karya film super hero dan 3D
animasi yang lekat dengan studio luar negeri seperti Marvel,DC, dan Disney. Amikom ingin bersaing
dengan Film terbarunya yang sedang dikembangkannya film AJISAKA. Film animasi 3D ini dikabarkan
akan tayang di bioskop pada kuartal awal tahun depan yang akan datang. Semoga pengerjaan film AJISAKA
iki dapat berjalan dengan lancar dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia maupun manca
negara, agar Indonesia dapat dikenal dan tidak kalah bersaing di kanca dunia industri kreatif perfilman
animasi 3D.

Anda mungkin juga menyukai