ISLAMIC SOCIOPRENENUR
DEVELOPMENT PROGRAM
2019
Nama Peserta : Muhammad Defri Nurfahmi Bidang Usaha : PT Aseli Dagadu Djogja
ASPEK
1. ORIENTASI PERUSAHAAN
Tujuan
a. Peserta memahami visi & misi, nilai-nilai, bidang usaha dan tata tertib perusahaan
b. Peserta mengenal seluruh pimpinan dan karyawan, serta struktur organisasi
perusahaan
c. Peserta mengenal sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan tempat magang
Bentuk Kegiatan
1. Perkenalan, dilanjutkan diskusi peserta dengan pemilik/pimpinan perusahaan
2. Peserta dibimbing/dikenalkan dengan personil serta sarana dan prasarana
perusahaan
Tugas Peserta : Tuliskan profil perusahaan tempat magang Anda secara lengkap
D. Lokasi Perusahaan
PT Aseli Dagadu Djogja berlokasi di Jl IKIP PGRI Sonopakis No 50, Ngestiharjo,
Sonosewu, Kasihan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184
E. Branded Produk
Dagadu Djogja salah satu brand yang paling terkenal dari PT Aseli Dagadu
Djogja adalah sebuah ikon pariwisata jogja setelah gudeg dan bakpiamnamun
keberadaan tersebut tentu saja tidak menghentikan PT Aseli Dagadu Djogja untuk
tetap berinovasi. PT Aseli Dagadu Djogja tetap konsisten pada posisi sebagai branded
product dan exclucive. Distribution yang memiliki komitmen nice design, good quality
dan excellent service.
Penciptaan desain Dagadu Djogja tidak dipandang sebagai ekspresi
individual, melainkan muncul dan berkembang sebagai hasil karya koektif
berdasarkan kerja kolektif jug. Kolektivitas, explorasi, gagasan, pengembangan
rancangan awal hingga pengembangan rancangan lanjut dan penyelesaian akhir
dilandasi oleh semangat kreatif di semua lini. Kreatif dalam pemilihan dan
pengolahan tema, cara ungkap bermain main, presentasi visual yang pertimbangkan
secara matang adalah sejumlah hal yang menempatkan Dagadu pada posisi unik
dalam khasana cindremata.
F. Ragam Produk
PT Aseli Dagadu Djogja membawahi brand berbeda segmen atau pasar
diantaranya adalah
G. Gerai Dagadu
Produk Aseli Dagadu Djogja hanya bias di dapat melalui jalu jalur resmi milik
PT Aseli Dagadu Djogja. Tidak sekedar memproteksi keaslian produk Dagadu Djogja,
tetapi juga memberikan perlindungan dan kepastian bagi konsumen dalam
mendapatkan produk asli Dagadu yang bermutu diantaranya adalah :
1. Yogyatorium (Yogya-Tourism-Laboratorium)
Walaupun lokasi di pinggir kota tetapi banyak yang ditawarkan. Yogyatorium
menjadi flagship store Dagadu Djogja yang paling lengkap. Di dalamnya juga ada
Kedai Koedapan yang menjual beragam cemilan dan minuman ringan dalam
kemasan yang unik serta Kedai Kolega yang akan memanjakan lidah melalui kopi,
wedang dan sajian makannya. Tak hanya berfungsi sebagai gerai penjualan,
Yogyatorium juga merupakan creative space, yaitu ruang yang memfasiltasi
ekspresi kreatif anak muda dan warga kota terutama dalam bidang desain.
2. Posyandu (Pos Layanan Dagadu)
Gerai resmi ini berlokasi di tempat paling dikenal Jogja selain Keraton yaitu
Jalan Malioboro tepatnya di Lower Groound Mall Malioboro.
3. Posyandu II
Gerai resmi ini berlokasi di area Alun Alun Utara Keraton Yogyakarta yang
dekat pula dengan Taman Sari dan Wijilan yang nerupakan sentra Gudeg.
4. Pesawat
Layanan online store untuk mendapatkan produk Dagadu Djogja siap dengan
versi mobile friendly.
Dagadu Djokdja adalah sebuah ikon pariwisata Jogja setelah gudeg, batik, perak,
dan bakpia. Namun keberadaannya telah banyak diserupai oleh para pembajak. Namun
demikian, PT. Aseli Dagadu Djokdja tiada henti berinovasi. Meskipun banyak pihak lain
menjual produknya dengan iming-iming komisi tinggi tanpa peduli pada quality, PT ADD
tetap konsisten pada posisi sebagai branded product & exclusive distribution. Komitmen
PT ADD adalah “Nice Design-Good Quality-Excellent Services”. Semua itu demi
memberikan kenangan tersendiri kepada para pembeli, dan menjadikan oleh-olehnya
sebagai sesuatu yang lebih bernilai dan memberikan kebanggaan. PT ADD menjual
semuanya dengan harga standar, tidak bermaksud membebani pembeli hanya karena
desakan komisi tinggi. Dalam batasan-batasan tertentu PT ADD tetap mengutamakan
kemitraan dengan stakeholder wisata (Tour Agent, Hotel,Restaurant, Armada/Taksi, dan
sebagainya). Selain itu pesaing pasar yang lain adalah cindera mata lain khas Yogyakarta
yang semakin bervariasi.
”Cinderamata alternatif dari Djokdja” dipilih sebagai product positioning berkait
dengan peluang pasar, karakter produk, dan realitas kemampuan perusahaan (terutama
dalam hal distribusi) pada saat itu. Ketika terbukti memberikan kontribusi finansial yang
sahih, positioning ini terus ditaati bahkan hingga hari ini. Positioning produk sebagai
cinderamata memang didahului oleh segmentasi pasar yang membedakan kelompok
wisatawan dan bukan wisatawan. Konsekuensinya terhadap strategi produk adalah
tuntutan akan selalu hadirnya cerita atau informasi mengenai lokasi tempat cinderamata
itu berasal. Cerita itu dipresentasikan dalam ungkapan verbal maupun visual pada produk
dan sejumlah gimmick yang menyertainya seperti hangtag, kemasan, visual merchandising,
hingga buletin. Cerita yang dikemas dalam bentuk grafis dan diterakan pada tiap
produknya menjadi alat utama untuk membedakan cinderamata dengan oleh-oleh biasa.
Cerita itu tetap bertahan walaupun lini produk direntang ke berbagai arah sebagai upaya
diversifikasi untuk menjawab permintaan pasar.
Terhadap distribusi, positioning ini mengharuskan penguatan saluran di
Yogyakarta. Mandulnya regulasi dan penegakan hukum dalam perlindangan hak cipta,
yang membuat pemberantasan pembajakan merek dan produk menjadi demikian sulit dan
mahal, menghambat penguatan basis distribusi dalam skala kota sehingga yang dapat
dilakukan kemudian hanyalah bombardir komunikasi untuk memperkuat basis distribusi
dalam skala gerai. Komunikasi memang menjadi titik penting sekaligus genting dalam
perjalanan produk Dagadu Djokdja. Pada masa awalnya, komunikasi dilakukan semata-
mata melalui produk dan kemasannya, selanjutnya mengandalkan liputan media. Sejak
1996, promosi di media dilakukan secara terencana melalui iklan citra, produk, dan event.
Periode 2000-2003 ditandai dengan media relationship yang makin erat, berkait dengan
banyaknya event off-air yang diselenggarakan untuk pembentukan komunitas.
Pemasaran yang sukses mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai kemampuan
memahami, menciptakan, menangkap, dan memelihara nilai konsumen. Untuk memahami
marketing manajemen, harus adanya perencanaan strategis. Dalam hal ini, PT. ADD
bertanggung jawab merancang rencana strategis korporasi untuk memandu keseluruhan
perusahan. PT. ADD membuat keputusan mengenai jumlah dukungan sumber daya yang
harus dialokasikan ke masing-masing divisi, dan bisnis apa yang akan dimulai atau yang
dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup
pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut. Masing-masing
unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat unit bisnis itu
menguntungkan di masa depan.
Analisis SWOT
Kekuatan dari PT. Aseli Dagadu Djogja antara lain adalah:
1. Merupakan pionir dalam bisnis ini, sehingga telah memiliki kemampanan merk dagang
dibanding dengan pesaingnya.
2. Telah memiliki hak paten dalam hal kreasi produk.
3. Diferensiasi produk yang ditawarkan sangat unik dan dengan harganya yang standar.
4. Brand Awareness akan Dagadu telah tertanam kuat baik bagi wisatawan yang datang ke
Jogja dan warga Jogja sendiri.
5. Memiliki web resmi sendiri (www.dagadu.co.id).
Kelemahan yang masih dimiliki oleh PT. Aseli Dagadu Djogja yaitu:
1. Lokasi gerai resmi dari Dagadu djokdja yang kurang strategis (tidak dekat dengan stasiun,
bandara, dan obyek wisata).
2. Promosi yang kurang gencar (hanya memasang baliho, bekerjasama dengan komunitas-
komunitas di Yogyakarta, dan promosi media online melalui Facebook, Twitter, dan web
resmi).
Bahan Baku
Pemotongan
Sablon Sablon
(In House) (Mitra)
QC Sablon
Jahit Jahit
(In House) (Mitra)
QC Jahit
Steam
Lipat
Gudang Jadi
C. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh industri ini dalam pembuatan kaos yaitu
kain jenis combed 30 S maupun combed 24 S untuk kaos serta kain lacoste untuk
polo. Bahan-bahan tersebut didatangkan dari Bandung. Sistem pengiriman bahan
kain ini seperti biasa melalui paket yang frekuensinya menurut pesanan tergantung
jumlah kebutuhan dan tren. Selain kain, juga ada bahan sablon serta benang untuk
menjahit. Selain bahan baku, juga ada pembelian barang jadi berupa cloth maupun
non cloth. Contoh barang cloth adalah obong, reglan, polo, jumper, hoody, sweater
dll. Sedangkan untuk non cloth berupa tas, topi, ganci, dompet, ganceet serta
sticker.
D. Peralatan Utama
Alat-alat yang digunakan seperti gunting, mesin jahit, dan alat-alat lain yang
berhubungan dengan jahit menjahit. Dan juga alat potong untuk pemotongan kain.
Sedangkan untuk sablon menggunakan mesin cetak sablon biasa maupun press,
Film / Klise fungsinya sebagai media desain sablon biasanya desain diprint dari
kertas kalkir atau bisa juga dengan kertas HVS, meja Sablon fungsinya sudah jelas
untuk proses penyablonan, Screen sablon fungsinya untuk menghantarkan
tinta/cat sablon ke media cetak, Rakel fungsinya sebagai kuas untuk meratakan
tinta yang dituangkan diatas screen, Hairdyer fungsinya untuk mepercepat
pengeringan afdruk atau ulano dalam proses perekaman, bias juga digunakan untuk
pengeringan sablon kaos serta steam untuk proses penyetrikaan.
kaos, topi, tas, gantungan kunci, dll. Tahap ini dikomandoi oleh Manager
marketing yang nantinya keluar surat perintah berisi tentang item produk
berikut spesifikasinya. Surat tersebut akan diberikan oleh bagian produksi,
manager PPIC (Production Planning Inventory Control), dan kearsipan.
2. Desain Tulisan dan Gambar, langkah berikutnya adalah pembuatan desain atau
tulisan yang akan dibuat pada jenis produk khususnya kaos, dimana disinilah
letak keunikan dan kreatifitas dagadu djogja, dengan design yang menarik dan
kata-kata yang nyentrik, sehingga produk dagadu banyak di gemari oleh
masyarakat. Pembuatan design ataupun tulisan tersebut dikerjakan oleh tim
kreatif dengan hasil yang disetujui oleh desainer dan marketing.
3. Pengadaan barang, merupakan proses dimana bagian purchasing melakukan
proses pengadaan bahan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
4. Ruang Potong, selanjutnya dari bahan yang sudah tersedia dengan warna
tertentu, akan masuk ruangan ini dimana beberapa pegawai menyiapkan
(memotong) kain kaos, dengan ukuran yang telah ditentukan. Selesai
pemotongan kain, bahan diseleksi mana yang akan diproses ke tahap
selanjutnya dan mana yang sisa (tidak terpakai) atau mana yang cacat.
5. Penyablonan, pada bahan (kain) yang selesai dipotong dan selesai di cek (rusak),
maka langkah selanjutnya adalah proses penyablonan atau pencetakan desain
maupun tulisan, proses tersebut dikerjakan setahap demi setahap warna demi
warna. Kemudian setelah selesai penyablonan dan pengeringan, maka ada
tahap pengecekan lagi (produk yang tidak memenuhi syarat). Sebagian produk
seperti kaos proses penyablonan dikerjakan oleh suplier yang mana sudah
diteken kontrak kerja. Jika ada hasil yang tidak memenuhi kriteria maka akan
dikembalikan ke suplier sebagai cas.
6. Quality Control dan Pelabelan, selesai penjahitan kemudian di ruangan yang
berbeda kaos- kaos dipasang label, dengan tujuan mempermudah manajemen
pemasaran dan produksi di PT. Dagadu Djogja. Pada tahap ini juga diseleksi
produk yang memenuhi kriteria atau juga disebut quality control dan
menghasilkan sistem input berisi spesifikasi produk
7. Pemakingan, pada tahap terakhir kaos yang telah dicek dan tanpa cacat
dipaking menjadi beberapa paket sesuai desain, ukuran, maupun pesanan.
8. Pergudangan, setelah selesai produk disimpan di gudang dan siap untuk
dipasarkan.
F. Implementasi 5 S
1. Implementasi Seiri/Ringkas
Seiri/ringkas dilakukan setiap hari untuk menjaga kerapian tempat kerja,
kenyamanan tempat kerja, keteraturan termpat kerja agar tempat kerja terlihat
rapi, tidak berantakan dan mempermudah proses pencarian barang. Cara
perusahaan dalam mengimplementasikan seiri/ringkas adalah dengan
menyisihkan dan memilah-milah barang yang digunakan dan yang tidak
digunakan. Apabila barang masih digunakan disimpan pada tempatnya dan
barang yang tidak digunakan dibuang agar tidak memenuhi tempat kerja.
Contoh implementasi dari seiri/ringkas adalah mengumpulkan bekas potongan
kain perca, mengumpulkan dan membuang bekas gulungan kain, gulungan
benang dan bekas-bekas kertas yang tidak terpakai.
2. Implementasi Seiton/Rapi
Seiton/rapi dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah bekerja supaya tempat
kerja tertata rapi tidak berantakan ,mempermudah proses pencarian barang
saat akan digunakan, kenyamanan dan keteraturan dalam bekerja. Cara
perusahaan dalam mengimplementasikan seiton/rapi adalah dengan
merapikan tempat kerja, menempatkan barang sesuai pada tempat yang sudah
disediakan dan memberikan kode atau penanda disetiap barang. Contoh
implementasi dari seiton/rapi menempatkan barang sesuai tempatnya dan
memberi kode atau penanda pada tempat kaos dan kode atau pada setiap
outner dokumen.
3. Implementasi Seiso/Resik
Seiso/resik dilakukan setiap hari kerja dan setiap 2 bulan sekali yaitu cleaning
day untuk menjaga kebersihan tempat kerja, membuat nyaman dan
menyenangkan tempat kerja. Cara perusahaan dalam mengimplementasikan
seiso/resik adalah dengan cara membersihkan tempat kerja sebelum setelah
selesai bekerja, meringkas barang dan merapikan tempat kerja. Contoh dari
implementasi adalah seiso/resik adalah dengan membersihkan tempat kerja
setiap hari kerja dan untuk cleaning day dilakukan rutin setiap 2 bulan sekali,
khusus untuk cleaning day sehari hanya untuk bersih-bersih area perusahaan
(termasuk area kantor, gudang dan produksi). Cleaning day dimulai pagi hari
sekitar jam 8 sampai selesai sekitar jam 11 atau jam 12 siang diikuti oleh semua
karyawan perusahaan tetapi tidak termasuk karyawan yang ada di store
Dagadu. Celaning day biasa dimulai dengan membersihkan area kantor
kemudian pindah di dalam gudang dan diarea produksi. Membersihkan sisa-sisa
potongan kain yang tidak sempat di bersihkan. Memberihkan bekas-bekas
gulungan benang, gulungan kain, mengecek mesin jahit dan membersihkan
debu-debu yang ada di mesin jahit kemudian menyapu dan mengepel lantai
ruangan area kantor,gudang dan produksi.
4. Implementasi Seiketsu/Rawat
Mengimplementasikan seiketsu/rawat di seluruh bagian perusahaan dan
dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan dan petugas khusus perawatan
peralatan yang meliputi, mesin produksi, kendaraan dan AC. Seiketsu/rawat
dilakukan setiap hari kerja untuk menjaga 3R (ringkas,rapi,resik) atau 3S
(seiri,seiton,seiso) yang sudah dilakukan. Cara perusahaan dalam
mengimplementasikan atau melakukan 3R (ringkas,rapi,resik) atau 3S
(seiri,seiton,seiso) setiap hari.
5. Implementasi Shitsuke/Rajin
Shitsuke/rajin dilakukan setiap hari kerja untuk menjaga 4R (ringkas, rapi, resik,
rawat) atau 4S (seiri, seiton, seiso, seiketsu) yang sudah dilakukan. Cara
perusahaan dalam mengimplementasikan atau melakukan 4R (ringkas, rapi,
resik, rawat) atau 4S (seiri, seiton, seiso, seiketsu) setiap hari dan menjadikan
kebiasaan baik bagi karyawan yang melakukan. Contoh dari implementasi rajin
adalah rajin membersihkan tempat kerja, rajin merapikan tempat kerja, rajin
merawat tempat kerja setiap hari, rajin mengikuti kegiatan perusahaan misal
rapat dan rajin datang tepat waktu.