Anda di halaman 1dari 97

PUTUSAN

Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan memutus


perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara gugatan antara:
1. LANNAHARI SAKILA, NIK: 1277026012620005, Umur: 59 Tahun,
Jenis Kelamin Perempuan, Pekerjaan: PNS,
Kewarganegaraan: Indonesia, Alamat: Jl. Makmur,
Gang Rejo, Kelurahan Sitamiang Baru, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan,
Provinsi Sumatera Utara untuk selanjutnya disebut
sebagai Penggugat I;
2. RAIFYAH HARAHAP, NIK:1277026402900003, Umur: 32Tahun,
Jenis Kelamin: Perempuan, Pekerjaan: Mengurus
rumah tangga, Kewarganegaraan: Indonesia, Alamat:
Jl. Makmur Gang Rejo, Kelurahan Sitamiang Baru,
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota
Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara, untuk
selanjutnya disebut sebagai Penggugat II;
3. NURISMA JUITA HARAHAP, NIK: 1277025810910003, Umur: 31
Tahun, Jenis Kelamin: Perempuan, Pekerjaan: PNS,
Kewarganegaraan: Indonesia, Alamat: Jl. Jenderal
Sudirman, Gang Syukur Nomor: 18, Kelurahan
Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara,
Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara
untuk selanjutnya disebut sebagai Penggugat III;
4. RIZKIYANDAH HARAHAP, NIK:1277021102940005, Umur: 27
Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki, Pekerjaan:
Mahasiswa/Pelajar, Kewarganegaraan: Indonesia,
Alamat: Jl. Makmur Gang Rejo, Kelurahan Sitamiang
Baru, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota
Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara, untuk
selanjutnya disebut sebagai Penggugat IV;

Halaman 1 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


5. RIDHOWAN HARAHAP, NIK:1277022305950004, Umur: 26Tahun,
Jenis Kelamin: Laki-laki, Pekerjaan: Wiraswasta,
Kewarganegaraan: Indonesia, Alamat: Jl. Makmur,
Gang Rejo, Kelurahan Sitamiang Baru, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan,
Provinsi Sumatera Utara, untuk selanjutnya disebut
sebagai Penggugat V;
Dalam hal ini Penggugat I sampai dengan Penggugat
V telah memberikan kuasanya kepada DIPO ALAM
SIREGAR, S.H dan SYARIFUDDIN NOOR SIREGAR
S.H, JUNITA HOTMAULI PURBA, S.H.,
AZHARIMARDIANTA DAULAY, S.H., ARIFIN
SALEH SIREGAR, S.H masing-masing Para
Advocate/Pengacara/Konsultan Hukum pada Kantor
Advokat DSR & Partners beralamat di Perumahan
Sabungan Indah No. 25 Desa Sabungan Jae
Kecamatan Padangsidempuan Hutaimbaru, Kota
Padangsidempuan, Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27 Juni 2022
yang telah didaftarkan Surat Kuasa Khususnya di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidempuan
dengan Nomor Register : 222/SK/10/2022 tanggal 07
Oktober 2022 dan berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 1 April 2023 yang telah didaftarkan Surat
Kuasa Khususnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Padangsidempuan dengan Nomor Register :
94/SK/04/2023 tanggal 3 April 2023selanjutnya
disebut sebagai Para Penggugat;
Lawan:
1. MASRIL TANJUNG, Umur : 70 Tahun, Pekerjaan : Wiraswasta,
Agama : Islam, bertempat tinggal di Jalan Alboin
Hutabarat, Lingkungan I, Kelurahan Wek VI,
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota
Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara, Dalam
hal ini telah memberikan kuasanya kepada Dr. H.
RAZMAN ARIF NASUTION, S.H.,S.Ag.,M.A.,(Ph.D).,

Halaman 2 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


RAHMAD RIADI ,S.H.,M.H., ANDI CANDRA, S.H dan
MUCHSI WALY ILMAN S.H, masing-masing adalah
Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum
RAZMAN ARIF NASUTION, S.H.,S.Ag.,M.A.,(Ph.D).,
Advocates and Counsellor at Law (RAN LAW FIRM)
beralamat di TO-02 Rasuna Office Park (ROP-3),
Taman Rasuna, Kawasan Epicentrum, Kuningan
Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, yang telah
didaftarkan Surat Kuasa Khususnya di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Padangsidempuan dengan Nomor
Register :259/SK/11/2022 tanggal 10 Nopember 2022,
untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat I;
2. PT. AGINCOURT RESOURCES MARTABE GOLD MINE, tempat
kedudukan Jalan Merdeka Barat Km. 2,5, Desa Aek
Pining, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli
Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini
memberikan kuasanya kepada YULIUS
IRAWANSYAH, S.H., M.H, ERIC SUTAWIJAYA,
S.H., GUSTI MADE KARTIKA, S.H., NUR’AINI
IRWAN SUWARNA, S.H., M.H., dan ROBBY
KURNIA, S.H., masing-masing Para Advokat dan
praktisi hukum pada Kantor Advokat BRIS &
PARTNERS, Advocates & Legal Consultants
beralamat di Jalan. K.H Ahmad Dahlan No. 41,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia, yang
telah didaftarkan Surat Kuasa Khususnya di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidempuan
dengan Nomor Register: 260/SK/11/2022 tanggal 10
Nopember 2022, untuk selanjutnya disebut sebagai
Tergugat II;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan;
Setelah membaca dan meneliti bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua
belah pihak dipersidangan.
Setelah mendengar keterangan para pihak dan saksi-saksi yang diajukan
kedua belah pihak dipersidangan.

Halaman 3 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 7 Oktober
2022 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan pada tanggal 7 Oktober 2022 dalam Register Nomor
43/Pdt.G/2022/PN Psp, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa benar Para Penggugat adalah Merupakan Ahli Waris dari
Almarhum SAMSULBAHARIFHARAHAP;
2. Bahwa semasa hidupnya Alm. SAMSUL BAHARIF HARAHAP ada
memiliki sebidang tanah beserta tanaman diatasnya yang diperoleh Alm
SAMSUL BAHARIF HARAHAP dari HAMDANI NAENGGOLAN
berdasarkan SURAT PELEPASAN PENGUASAAN ATAS TANAH
DENGAN GANTI RUGI No. 592.2 / 800/2012, Tanggal 24 Januari 2012
Yang Terletak Di Desa Sihuik Kuik, Kecamatan Angkola Selatan,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dengan Luas Lebih
Kurang 50.000 M2 (5 Ha) dengan Batas –Batas Sebagai berikut:
- Sebelah Utara Berbatas dengan Kebun Pijar Nasution;
- Sebelah Selatan Berbatas dengan Aek Kapur Godang;
- Sebelah Timur Berbatas dengan Kebun Muallim Rambe;
- Sebelah Barat Berbatas dengan Kebun Harefa;
3. Bahwa benar setelah Almarhum SAMSUL BAHARIF HARAHAP memiliki
Tanah dan tanaman diatasnya serta telah merawat, mengusahai dan
menguasai tanah tersebut selama masa hidupnya tidak pernah ada
gangguan dari siapapun, termasuk gangguan dari Tergugat I dan Ter
gugat II;
4. Bahwa setelah Alm. SAMSUL BAHARIF HARAHAP meninggal
dunia sekira Bulan September tahun 2018 dan para penggugat selaku ahli
warisnya Alm. SAMSUL BAHARIF HARAHAP, maka Tergugat I (MASRIL
TANJUNG) secara tanpa hak dan dasar hukum yang sah, menyatakan
bahwa tanah beserta tanaman yang adalah merupakan Milik Alm.
SAMSUL BAHARIF HARAHAP dan Para ahli waris almarhum, telah
diklaim oleh Tergugat (I) menjadi miliknya berdasarkan surat Akta Jual Beli
No411/5/9/89, Tanggal 21 September 1989 antara MARHUSA
HUTABARAT dengan MASRIL TANJUNG yang ditandatangani oleh
Kepala Desa Sihuik-Kuikan. AHMADKOTO;

Halaman 4 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


5. Bahwa benar pada Tanggal 15 September 2017 Almarhum SAMSUL
BAHARIF HARAHAP dengan JAMILIN MANURUNG (selaku Sr.
Supervisor External Relations- Divisi Eksplorasi PT. Agiancourt
Resources Martabe Mine, berdasarkan surat kuasa khusus dari PT.
AGINCOUERT RESOURCES MARTABEGOLD MINE kepada JAMILIN
MANURUNG dengan nomor. PTAR-0414/IV-16/DIR tanggal18/4/2016 ada
melakukan Kontrak Perjanjian Sewa Menyewa dengan Nomor:PT-AR-
137/IX/2017/GEO atas tanah milik Alm. SAMSUL BAHARIF HARAHAP
dengan Pihak Tambang Emas yaitu PT. AGINCOURT RESURCES
MARTABE GOLD MINE yang beralamat di Desa Aek Pining KM 2,5,
Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan;
6. Bahwa pada tahun 2018 setelah alm. Samsul Baharif Harahap meninggal,
tergugat I (Masril Tanjung) dan tergugat II (PT. AGIANCOURT
RESOURCES MARTABE GOLDMINE) tanpa hak dan tanpa seizing dan
sepengetahuan alm. SAMSUL BAHARIF HARA HAP dan Ahli Warisnya
(Para Penggugat), maka pada tahun 2018 sampai sekarang tergugat I dan
tergugat II telah menguasai, mengusahai dan mengelola tanah tersebut
secara tanpa hak;
7. Bahwa mulai tahun 2018 sampai dengan sekarang tergugat I dan tergugat
II telah menguasai, magusahai dan mengkelola tanah milik para penggugat
selaku ahli waris dari Alm. SAMSUL BAHARIF HARAHAP dengan
melakukan perjanjian Sewa Menyewatanah dan melakukan kegiatan
Pengeboran tanah diatas Tanah tersebut tanpa seizin dan sepengetahuan
Para Penggugat;
8. Bahwa Benar tanah yang saat ini menjadi objek sengketa mengandung
hasil alam yaitu berupa Tambang Emas, sehingga berdasarkan Hal itu
Tergugat I dan Tergugat II menghalalkan segala cara agar dapat
menguasaidan mengusahai Tanah Milik Alm. Samsul Baharif Harahap dan
Ahli Warisnya (Para Penggugat);
9. Bahwa sebelumnya pada tahun 2016 tepatnya pada hari Rabu tanggal 07
Desember 2016 Alm. Samsul Baharif Harahap sebagai pelapor (ayah para
penggugat) telah melaporkan Mail Tanjung (anak tergugat I), Bullah
Harahap dan Iden sebagai terlapor di Kepolisian Resort Tapanuli Selatan
dengan nomor STPL: STPL:371/ XII/2016/ SU/ TAPSEL tanggal 07
Desember 2017 atas tindak pidana “PENGUASAAN LAHAN DENGAN
CARA MEMBUAT LOBANG TAMBANG EMAS”;

Halaman 5 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


10. Bahwa seiring Berjalannya Laporan Polisi Tersebut, telah pula dilakukan
Proses Mediasi antara Pihak Pelapor (SAMSUL BAHARIF HARAHAP)
dengan Terlapor dan Juga Pihak PT. AGINCURT RESOURCES
MARTABE GOLD MINE yang diadakan Di Desa Sihuik Kuik, Kecamatan
Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan yang dihadiri oleh SAMSUL
BAHARIF HARAHAP, TOKOH ADAT, TOKOH MASYARAKAT, Pihak PT.
AGINCURT RESOURCES MARTABE MINE dan KEPALA DESA Sihuik
Kuik (saudara PARUBAHAN PASARIBU);
11. Bahwa adapun Hasil Mediasi sebagaimana tersebut pada Point (10)
diatas, dituangkan dalam Surat berita Acara Mediasi Tertanggal 21
September 2017 yang nantinya akan dibuktikan dalamPersidangan;
12. Bahwa berdasarkan alasan-alasan fakta hukum di atas, patut disimpulkan
bahwa surat pelepasan penguasaan atas tanah dengan ganti rugi nomor:
592.2/800/2012 tanggal 24 januari 2012 adalah sah dan berkuatan hukum;
13. Bahwa oleh karena alasan dan Fakta-Fakta Hukum diatas dan
berdasarkan ganti rugi nomor: 592.2/ 800/ 2012 tanggal 24 januari 2012
adalah sah secara Hukum, maka Patut dinyatakan Perbuatan Tergugat I
dan Tergugat II yang telah menguasai, mengelola dan mengusahai tanah
milik Para Penggugat adalah Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 1365 KUHPerdata dengan segala akibat
Hukumnya;
14. Bahwa oleh karena surat pelepasan atas tanah dengan ganti rugi nomor:
592.2/800/ 2012 tanggal 24 januari 2012 adalah sah dan berkekuatan
hokum maka patut dan beralasan agar kiranya tanah yang saat ini menjadi
objek perkara adalah merupakan hak milik para penggugat;
15. Bahwa oleh karena tanah terperkara adalah merupakan hak milik para
penggugat, maka patut dan wajar bahwa siapa saja orang yang menguasai
dan mengelola tanah tersebut agar segera mengosongkan objek sengketa
secara tanpa syarat;
16. Bahwa akibat dari perbuatan tergugat I dan tergugat II yang telah
menguasai, mengusahai dan mengelola lahan milik alm. Samsul Baharif
Harahap mulai tahun 2018 sampai sekarang, maka para penggugat
mengalami kerugian baik secara materil dan inmateril karena tidak bisa
menguasai, mengusahai dan mengelola tanah peninggalan orangtua para
penggugat (alm. Samsul Baharif Harahap) tersebut dengan rincian:

Halaman 6 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


16.1. Kerugian materil Rp. 25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah),
dengan perincian sebagai berikut:
16.2. 1 (satu) hektar dengan harga Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah)
x 5 hektar=Rp.25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah);
16.3. Kerugian immateril Rp.10.000.000.000.- (sepuluh miliar rupiah);
17. Bahwa adapun kerugian materil dan Immateril yang dialami oleh Para
Penggugat adalah Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar Rupiah) +
Rp.10.000.000.000,-(sepuluh Milyar)=Rp.35.000.000.000,-(tiga puluh lima
milyar rupiah);
18. Bahwa terhadap kerugian yang dialami Para Penggugat diatas maka patut
dibebankan kepada Para Tergugat secara bersama - sama untuk
membayar kerugian tersebut diataskepada Para Penggugat seketika dan
tunai;
19. Bahwa guna menjaga agar gugatan ini tidak sia - sia atau hampa kelak
karena adanya kekhawatiran bahwa Para Tergugat akan mengalihkan,
memindahkan objek perkara kepada orang lain, dengan ini Para
Penggugat meminta/memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan Mengadili
Perkara ini agar diletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslaag) terhadap
objek perkara, dan harta - harta bergerak dan tidak bergerak milik dari Para
Tergugat guna memenuhi kerugian yang diderita oleh Para Penggugat;
20. Bahwa Para Penggugat sangat khawatir apabila Para Tergugat lalai
melaksanakan putusan perkara ini setelah berkekuatan hukum tetap maka
Para Tergugat mohon agar dihukum membayar uang paksa (Dwangsom)
sebesar Rp.5.000.000,-(Lima juta rupiah) setiap harinya atas
keterlambatan Para tergugat meleksanakan isi Putusan Nantinya;
21. Bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan atas bukti-bukti autentik dan
sah, maka Para Penggugat memohon agar nantinya putusan yang diambil
Majelis Hakim adalah putusanyang dapat di jalankan serta merta meskipun
ada Verzet, Banding maupun Kasasi (UitVoerBaarBijVooraad);
Bahwa berdasarkan uraian dan dalil - dalil gugatan dari Para Penggugat
diatas, mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Cq
Majelis Hakim yang terhormat memanggil kedua belah pihak yang berperkara guna
menghadap di muka persidangan, dan mengambil keputusan yang berbunyi
sebagai berikut:
DALAM POKOK PERKARA

Halaman 7 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya.
2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan
melawan hukum (Onrecht Matigedaad) sebagaimana ketentuan Pasal
1365 KUHPerdata;
3. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengosongkan tanah dan
membongkar bangunan diatasnya dan menyerahkan kepada Para
Penggugat secara baik terbebas dari agunan maupun sita;
4. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum SURAT PELEPASAN
PENGUASAAN ATAS TANAH DENGAN GANTI RUGI No.
592.2/800/2012, Tanggal 24 Januari 2012 antara Alm. SAMSUL BAHARIF
HARAHAP dari HAMDANI NAENGGOLAN;
5. Menyatakan Tidak Sah secara hukum surat Akta Jual Beli No 411/5/9/89,
Tanggal 21September 1989 antara MARHUSA HUTABARAT dengan
MASRIL TANJUNG yang ditandatangani oleh Kepala Desa Sihuik–huik.
AHMAD KOTO;
6. Menyatakan Sita Jaminan (Conservatoir Beslaag) yang di letakkan dalam
perkara ini adalah Sah dan berkekuatan hukum;
7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayaruang kerugian yang dialami Para Penggugat senilai
Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dengan Perincian
Sebagai Berikut:
- Kerugian Materil: 1 (satu) hektar dengan harga Rp. 5.000.000.000
(lima miliar rupiah) x 5hektar= Rp.25.000.000.000.- (dua puluh lima
miliar rupiah);
8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar kerugian moril
yang dialami Para Penggugat yaitu sebesar Rp.10.000.000.000,- (sepuluh
miliar rupiah);
9. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar uang paksa
(Dwangsom) sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap hari atas
keterlambatan melaksanakan putusan ini;
10. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan serta merta
walaupun ada Banding, Kasasi (UitVoerBaarBijVooraad);
11. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar segala ongkos yang timbul dalam perkara ini;
SUBSIDAIR

Halaman 8 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Dan atau apabila Pengadilan/Majelis Hakim berpendapat lain maka mohon
putusan yang seadil- adilnya, berdasarkan pertimbangan hokum dan keadilan (ex
aequo et bono);
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk
Penggugat I sampai dengan V hadir Kuasanya, untuk Tergugat I hadir Kuasanya,
untuk Tergugat II hadir Kuasanya dipersidangan;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Mahkamah
Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Majelis
Hakim telah mengupayakan penyelesaian perkara melalui perdamaian kepada
kedua belah pihak dengan mewajibkan kedua belah pihak untuk menempuh
proses mediasi dan atas kesepakatan kedua belah pihak, Majelis Hakim telah
menunjuk Feryandi, S.H., M.H., Hakim pada Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan, sebagai Mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 20 Desember
2022, proses mediasi yang dilakukan oleh para pihak tidak berhasil mencapai
kesepakatan perdamaian oleh karenanya pemeriksaan perkara a quo dilanjutkan
dengan pembacaan surat gugatan Para Penggugat;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut Kuasa
Tergugat I telah mengajukan jawaban sebagai berikut;
Dalam eksepsi;
A. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat didalam
Gugatannya, terkecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas didalam
Jawaban ini;
B. EXCEPTIO IN PERSONA-PIHAK YANG DITARIK SEBAGAI TERGUGAT
TIDAK LENGKAP (PLURIUM LITIS CONSORTIUM) karena tidak
mengikutsertakan Kepala Desa Sihuik Kuik dan atau Marhusa Hutabarat
sebagai turut Tergugat;
1. Bahwa dalam posita dan petitum gugatannya Para Penggugat pada
dasarnya mempermasalahkan perbuatan tergugat I yang menguasai lahan
di desa sihuik kuik kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli
Selatan dengan dasar surat Akta Jual Beli No. 411/5/9/89, tanggal 21
September 1998 antara Marhusa Hutabarat dengan Masril Tanjung yang
ditanda tangani oleh Kepala desa Sihuik-Huik;
2. Bahwa Penggugat dalam Posita Nomor 4 Gugatan aquo melibatkan pihak
ketiga dengan terang dan jelas yaitu Marhusa Hutabarat selaku Penjual
dan Kepala Desa Sihuik-Kuik Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten

Halaman 9 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara yang memberikan alas hak
terhadap Tanah Terperkara ke atas nama Tergugat I;
3. Bahwa Penggugat tidak menarik pihak Desa Sihuik-kuik Kecamatan
Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
tersebut sebagai Tergugat maupun Turut Tergugat sebagai pihak ketiga
sebagaimana yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1311
K/Pdt/1983 sebagai Yurisprudensi yang menyatakan:
“Bahwa Gugatan atas penguasaan tanah harus melibatkan Lembaga
terkait yang mengeluarkan keputusan Administrasi dari lahan tersebut”;
Bahwa penggugat juga tidak menarik pihak penjual ic. Marhusa Hutabarat
sebagai Tergugat maupun Turut Tergugat, sehingga gugatan aquo yang
ditarik sebagai Tergugat tidak lengkap (plurium litis consortium),
sebagaimana Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 10 tahun 2020 yang
menyatakan;
“Jika diajukan eksepsi mengenai gugatan kurang pihak, karena Penggugat
tidak menarik penjual sebagai pihak atas tanah objek jual beli yang belum
bersertifikat atas nama penjual dan atau jual beli dilakukan dibawah
tangan, maka eksepsi tersebut dapat diterima”;
4. Bahwa tidak terbantahkan lagi Penggugat tidak lengkap menarik pihak
sebagai Tergugat karena tidak memasukan Marhusa Hutabarat selaku
Penjual dan atau Pemerintahan Desa Sihuik-kuik Kecamatan Angkola
Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara sebagai
Tergugat maupun Turut Tergugat, oleh karenanya Gugatan aquo
mengandung error in persona dimana yang ditarik sebagai Tergugat
atau turut Tergugat tidak lengkap (plurium litis consortium), sehingga
haruslah ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
C. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL-KARENA TUNTUTAN GANTI RUGI TIDAK
DIRINCI DAN PETITUM GUGATAN AQUO TIDAK JELAS;
1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Gugatan aquo pada nomor 16 huruf
16.1, 16.2 dan 16.3 yang diikuti pada petitum Gugatan aquo pada nomor
7 terkait dengan ganti rugi materiil dan inmateril;
2. Bahwa baik pada nomor 16.1, 16.2 dan 16.3 maupun pada petitum nomor
7, Penggugat tidak merinci apa-apa saja yang menjadi kerugian daripada
Penggugat dan besaran jumlah yang harus diganti terkesan mengada-ada,
oleh karena itu sangat beralasan apabila Gugatan aquo dinyatakan tidak
dapat diterima;

Halaman 10 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


3. Bahwa Petitum Gugatan Penggugat perkara aquo tidak jelas hak yang
dituntut masih bersifat umum tidak terinci;
4. Bahwa petitum nomor 4 Gugatan aquo bersifat negative yang mana
menurut M. Yahya Harahap, S.H pada bukunya yang berjudul Hukum
Acara Perdata Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan yang diterbitkan oleh Sinar Grafika cetakan ketujuh
April 2008 pada halaman 65 paragraf terahir menyatakan bahwa petitum
yang meminta agar peradilan menghukum tergugat supaya
mengosongkan tanah dan membongkar bangunan adalah petitum yang
bersifat negative, oleh karena itu tidak dapat dikabulkan;
5. Oleh karena petitum Gugatan aquo tidak jelas dan bersifat negative, cukup
beralasan apabila Gugatan Penggugat perkara aquo dinyatakan tidak
dapat diterima;
Dalam Pokok Perkara;
1. Bahwa seluruh dalil bantahan yang telah dikemukakan dalam bagian
Eksepsi diatas, mohon dianggap bagian yang integral dan tidak
terpisahkan dengan Jawaban dalam pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat I dengan tegas menolak seluruh dalil dan Petitum
Gugatan Penggugat, terkecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas
didalam Jawaban ini;
3. Bahwa Terhadap poin nomor 2 halaman 2 tidak benar Samsul Baharif
Harahap memiliki sebidang tanah yang terletak di Desa Sihuik-Kuik Kec.
Angkola selatan Kab. Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dengan
luas lebih kurang 50.000 M2 (5 Ha), yang benar adalah tanah tersebut milik
dari Tergugat I yang diperoleh atau dibeli dari Marhusa Hutabarat pada
hari Jum’at tanggal 22 September 1989 berdasarkan Akta-Jual Beli No.
257/Sep/Psp.Barat/1989 dan dikuatkan oleh surat pernyataan dari anak
Marhusa Hutabarat yaitu Erpi Hutabarat dan suaminya Oloan Silalahi
dihadapan Notaris Nur Oloan,SH., M. Kn. Tertanggal 28 Januari 2012 yang
pada intinya menerangkan bahwa benar tanah milik orang tua kami atas
nama Marhusa Hutabarat seluas +- 22 Hertar terletak di Desa Sihuik-Kuik
Kec. Angkola selatan Kab. Tapanuli Selatan telah diganti rugikan atau di
jual kepada Masril Tanjung ic Tergugat I pada Tahun 1989 dan Surat
Keterangan Kepala Desa Sihuik kuik Nomor: 411/51/1989 perihal izin
mengelola hutan yang ada di Pedesaan Sihuik kuik;

Halaman 11 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


4. Bahwa pada Tahun 1991, Tergugat I meminta Saudara Sarifuddin Bate’e
dan Keluarga untuk menjaga, merawat dan tinggal dikebun milik tergugat
I, lalu dikarenakan pada tahun 2000 sampai dengan 2007 Tergugat I pergi
merantau ke Jakarta dan sebelum berangkat menitipkan kebun tersebut
kepada Sarifuddin Bate’e untuk merawat. Namun pada tahun 2007
setelah Kembali ke Padangsidimpuan baru diketahui bahwa Sarifuddin
Bate’e tidak lagi tinggal di kebun milik Tergugat I. Lalu pada tahun 2014
Sarifuddin Bate’e Kembali dipanggil oleh Tergugat I untuk merawat kebun
milik Tergugat I sampai pada sekitar Tahun 2020 sebelum Sarifuddin
Bate’e meninggal dunia;
5. Bahwa terhadap poin 3 halaman 2 tidak benar Samsul Baharif Harahap
merawat, mengusahai dan menguasai Tanah aquo yang Kami asumsikan
kegiatan tersebut berkisar tahun 2012 sampai tahun 2018 (sebelum
Samsul Baharif Harahap meninggal dunia), karena pada faktanya tanah
tersebut masih di rawat dan dijaga oleh Sarifuddin Bate’e dan tanah aquo
dimiliki atau dikuasi oleh Tergugat I sehingga alasan ini harus
dikesampingkan;
6. Bahwa terhadap poin 4 halaman 2 tidak benar bahwa Tergugat I secara
tanpa hak dan dasar hukum yang sah melakukan klaim terhadap object
sengketa, karena Faktanya tanah tersebut benar milik Tergugat I
berdasarkan yang diperoleh atau dibeli dari Marhusa Hutabarat pada hari
Jum’at tanggal 22 September 1989 berdasarkan Akta-Jual Beli No.
257/Sep/Psp.Barat/1989 dan dikuatkan oleh surat pernyataan dari anak
Marhusa Hutabarat yaitu Erpi Hutabarat dan suaminya Oloan Silalahi
dihadapan Notaris Nur Oloan,SH., M. Kn. Tertanggal 28 Januari 2012 serta
Surat Keterangan Kepala Desa Sihuik kuik Nomor: 411/51/1989 perihal
izin mengelola hutan yang ada di Pedesaan Sihuik kuik;
Sangat keliru jika para Penggugat mengatakan Tergugat I yang melakukan
Klaim atas Kepemilikan Tanah Tersebut karena jika dibandingkan antara
Alat Bukti Surat masing-masing kepemilikan, dimana Pihak Tergugat
memiliki Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah Dengan Ganti Rugi
Nomor: 5922/800/2012, tanggal 24 Januari 2012 dari Hamdani Nainggolan
kepada Samsul Baharif Harahap sedangkan Tergugat I berdasarkan Akta-
Jual Beli No. 257/Sep/Psp.Barat/1989 tertanggal 22 September 1989,
yang benar adalah Para Penggugat yang mengklaim kepemilikan diatas
Tanah Tergugat I;

Halaman 12 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


7. Bahwa terhadap poin 6 dan 7 halaman 2 tidak benar jika Tergugat I
menguasai, mengusahai dan mengelola tanah tersebut secara tanpa hak,
serta memberikan sewa dan atau memberikan izin kepada Tergugat II
untuk melakukan riset dan atau penelitian kandungan Emas dalam tanah
aquo, karena Tanah aquo adalah milik dari Tergugat I dibuktikan dengan
Akta-Jual Beli No. 257/Sep/Psp.Barat/1989 antara Marhusa Hutabarat
dengan Masril Tanjung ic Tergugat I dan dikuatkan oleh surat pernyataan
dari anak Marhusa Hutabarat yaitu Erpi Hutabarat dan suaminya Oloan
Silalahi dihadapan Notaris Nur Oloan,SH., M. Kn. Tertanggal 28 Januari
2012 serta Surat Keterangan Kepala Desa Sihuik kuik Nomor: 411/51/1989
perihal izin mengelola hutan yang ada di Pedesaan Sihuik kuik sehingga
Tindakan menguasai dan mengusahai dan mengelola tanah aquo serta
memberikan sewa dan atau memberikan izin kepada Tergugat II adalah
hak dari Tergugat I selaku Pemilik tanah yang Sah secara Hukum;
8. Bahwa terhadap poin 8 halaman 3 adalah tidak benar dan sangat keliru
karena pada dasarnya para penggugat tidak memiliki dasar dan atau
kapasitas untuk menilai isi dan atau kandungan dalam tanah aquo
mengandung emas dan sampai pada saat ini terhadap kandungan Tanah
aquo masih dalam riset dan atau penelitian oleh Pihak Tergugat II dan
sangat keliru jika Para Penggugat mengatakan Tergugat I menghalalkan
segala cara untuk bisa menguasai tanah aquo karena pada dasarnya
tanah tersebut telah Tergugat I Kuasai sejak tahun 1989 jauh sebelum
diketahui apakah terdapat kandungan emas atau tidak didalam tanah
aquo;
9. Bahwa terhadap poin 9 halaman 3 yang menyatakan bahwa Tergugat I
dilaporkan oleh Samsul Baharif Harahap terhadap dugaan tindak pidana
penguasaan lahan dengan cara membuat lobang tambang emas, hal
tersebut tidak dilandasi dasar hukum, dan tidak beralasan karena tidak ada
sedikitpun indikasi dari Tergugat I telah melakukan Tindak pidana atau
perbuatan melawahan hukum dengan cara melakukan kegiatan Membuat
Lobang Tambang emas, dikarenakan aktivitas tersebut di atas tanah
miliknya sendiri. justru hal ini menunjukkan sikap dari Samsul Baharif
Harahap (suami dan atau ayah dari Para Penggugat) yang menghalalkan
segala cara untuk bisa merampas tanah milik Tergugat I karena cara
sebelumnya yang Pewaris Para Penggugat ic Samsul Baharif Harahap
lakukan dengan mendatangkan Oknum Polisi Brimob dan Oknum Jaksa

Halaman 13 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


ke Tanah Aquo tidak berhasil. Dan Laporan Polisi Nomor:
STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 7 desember 2016 tidak Terbukti
Masril Tanjung ic Tergugat I melakukan tindak pidana sebagaimana yang
dilaporkan oleh Samsul Baharif Harahap berdasarkan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan Nomor: SP.Sidik/18/I/2017/Reskrim tertanggal 27
Januari 2017 Dan Oleh karena itulah, sudah sewajarnya, jika para
Tergugat I memohon kepada majelis hakim yang memeriksa, mengadili
dan memutus perkara ini menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya;
Bahwa Tergugat I menemukan Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah
dengan Ganti Rugi Nomor: 592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012 antara
Hamdani Nainggolan dan Samsul Baharif Harahap yang kemudian surat
tersebutlah yang digunakan Para Penggugat menyatakan kepemilikannya
dalam perkara aquo sesuai dengan posita poin 2 halaman 2, kemudian
dalam surat tersebut yang menjadi dasar kepemilikan Hamdani
Nainggolan adalah Akta Jual Beli antara SARIPUDDIN BATE’E kepada
HALIFAH MUKTAR PULUNGAN Nomor. 709/Kec. Siais/1997 tertanggal
3 Nopember 1997, yang kemudian telah dinyatakan oleh SARIPUDDIN
BATE’E yang merupakan seseorang yang merawat kebun Tergugat I
sejak tahun 1991, dirinya tidak pernah memiliki tanah apalagi menjual
tanah di Desa Sihuik Kuik Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan dan
setelah dicocokkan akta tersebut dengan identitas SARIPUDDIN BATE’E
ditemukan tanda tangan yang tidak sesuai. Sehingga atas kecurigaan
tersebut Kami melaporkan Para Penggugat ke Polres Tapanuli Selatan
dengan dugaan Pemalsuan Dokumen dan atau menggunakan surat palsu
sebagaimana Pasal 263 dan 264 KUH Pidana sesuai Laporan Polisi
Nomor: STTLP/B/426/X/2022/SPKT/POLRES TAPANULI
SELATAN/POLDA SUMATERA UTARA;
10. Bahwa terhadap poin nomor 10, 11 dan 12 halaman 3 tidak benar dan
sangat keliru jika berita acara mediasi yang dilakukan tertanggal 21
September 2017 disimpulkan bahwa Surat Pelepasan Penguasaan Atas
Tanah dengan Ganti Rugi Nomor: 592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012
antara Hamdani Nainggolan dan Samsul Baharif Harahap sah dan
berkekuatan Hukum karena pada faktanya pertemuan itu bukanlah
mediasi karena seharusnya mediasi itu dilakukan dengan
mempertemukan kedua belah pihak bersengketa yang dipimpin oleh
Mediator, namun pada faktanya dalam pertemuan tersebut Tergugat I tidak

Halaman 14 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


mengetahui dan tidak menghadiri pertemuan tersebut karena pertemuan
tersebut dilakukan diluar jadwal undangan. Karena sebelumnya dengan
iktikad baik Tergugat I telah hadir kelokasi pertemuan namun Pihak
Samsul Baharif Harahap tidak ada dilokasi sehingga Tergugat I
dikarenakan ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan terpaksa harus
Kembali ke Kota Padangsidimpuan. Sehingga dengan demikian posita
dalam poin ini harus dikesampingkan karena dilakukan atas dasar
penyalahgunaan keadaan dan memanfaatkan ketidak hadiran Bapak
Masril Tanjung ic Tergugat I;
11. Bahwa terhadap poin 13, 14 dan 15 halaman 3 tidak benar dan keliru Surat
Pelepasan Penguasaan Atas Tanah dengan Ganti Rugi Nomor:
592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012 antara Hamdani Nainggolan dan
Samsul Baharif Harahap sah dan berkekuatan Hukum karena surat
tersebut dibuat berdasarkan pemalsuan tanda tangan dan atau memalsu
surat dan atau suatu sebab yang tidak halal sehingga surat-surat yang
timbul setelahnya harus dinyatakan batal dan atau tidak sah. Dan Tergugat
I menolak dalil Gugatan Penggugat yang menyatakan termasuk Tanah
Objek Perkara merupakan tanah milik Para Penggugat sehingga Para
Tergugat harus mengosongkan objek sengketa secara tanpa syarat
karena hal ini sangat keliru karena tanah tersebut secara sah dan
berkekuatan hukum adalah milik Tergugat I;
12. Bahwa Tergugat I menolak dalil Gugatan Penggugat pada nomor 16, 17
dan 18 karena perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat I bukanlah
merupakan perbuatan yang dikwalifikasi sebagai perbuatan melawan
hukum (Onrechtmatige Daad) karena perbuatan yang dilakukan oleh Para
Tergugat merupakan perbuatan yang selayaknya pemilik tanah yang baik
yaitu mengusahai, menguasai, memelihara, menempati, melindungi dari
pihak-pihak yang akan menguasainya sehingga tidak mungkin
menimbulkan kerugian bagi orang lain baik materiil maupun moral;
13. Bahwa berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas, jelas dalil dan alasan
oleh Para Penggugat merupakan suatu hal yang mengada-ada dan tidak
benar untuk itu kiranya majelis hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini menolak dan menyatakan tidak dapat menerima atau ditolak
seluruh dalil dari Para Penggugat untuk seluruhnya;

Halaman 15 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, Tergugat I memohon kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, agar memberi
putusan sebagai berikut;
I. DALAM EKSEPSI;
1. Menerima dan Mengabulkan Eksepsi Tergugat I untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau sekurang-
kurangnya tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);
II. DALAM POKOK SENGKETA;
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Membebankan semua biaya yang timbul dalam perkara ini kepada
Penggugat;
Atau Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya menurut Hukum dan Kebenaran (ex aquo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut Kuasa
Tergugat II telah mengajukan jawaban sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI;
A. Eksepsi Error In Persona Karena Penggugat Keliru Menarik Pihak Sebagai
Tergugat II;
1. Bahwa Penggugat dalam gugatannya telah keliru menarik posisi PT
Agincourt Resources sebagai Tergugat II dalam perkara a quo, karena
Tergugat II saat ini sedang melakukan kegiatan penyewaan lahan terkait
eksplorasi lanjutan di wilayah Tapanuli Selatan termasuk di Desa Sihuik
Kuik Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Adapun tahapan kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian yang
tujuannya untuk bahan evaluasi, di mana kegiatan eksplorasi dilakukan
berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan/ persetujuan penggunaan
kawasan hutan untuk kegiatan eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam
Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
21/1/IPPKM/PMA/2015 tanggal 11 Desember 2015 tentang Perubahan
Kedua Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk kegiatan eksplorasi bahan
galian emas dan mineral pengikutnya atas nama PT. Agincourt Resources
pada kawasan Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan
Hutan Produksi tetap (HP) di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten
Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara

Halaman 16 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


seluas +26.586.30 (dua puluh enam ribu lima ratus delapan puluh enam
dan tiga puluh hektar) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 3/1/IPPKM-
PB/PMA/2016 tanggal 20 Desember 2016, yang berlaku sejak 21 Oktober
2015 untuk jangka waktu 2 tahun (20 Oktober 2017) jo. Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
SK.381/Menlhk/Setjen/PLA.0/7/2021 tanggal 12 Juli 2021 tentang :
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan eksplorasi
lanjutan pada tahap operasi produksi emas dan mineral pengikutnya atas
nama PT Agincourt Resources seluas +8.477,26 Ha (delapan ribu empat
ratus tujuh puluh tujuh dan dua puluh enam perseratus hektar) pada
kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan produksi terbatas di
Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara, yang berlaku sejak
tanggal 12 Juli 2021 untuk jangka waktu paling lama 2 tahun (11 Juli 2023);
2. Bahwa berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan/ persetujuan
penggunaan kawasan hutan tersebut Tergugat II berhak untuk berada,
menempati dan mengelola serta melakukan kegiatan-kegiatan yang
meliputi eksplorasi bahan galian emas dan mineral pengikutnya serta
melakukan penebangan pohon dalam rangka pembukaan lahan yang tidak
dapat dielakan. Selain itu, sebagaimana ketentuan dalam izin pinjam pakai
kawasan hutan/persetujuan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan
eksplorasi, hal mana Tergugat II wajib untuk menyelesaiakan hak-hak
pihak ketiga, apabila terdapat hak-hak pihak ketiga dalam areal PPKH,
maka untuk mengantisipasi kerugian bagi lahan-lahan hutan yang dikuasai
oleh warga, Tergugat II memberikan kebijakan berupa memberikan ganti
kerugian berupa uang sewa selama eksplorasi dan terhadap pohon-pohon
akan dikenakan ganti rugi tanaman tumbuh;
3. Bahwa atas dasar tersebut Tergugat II melakukan perjanjian dengan
Samsul Bahri Harahap (Alm) sesuai Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO
tanggal 15 September 2017 untuk penempatan mesin bor sebagai
penunjang kegiatan eksplorasi seluas kurang lebih 20m x 20m sebanyak
6 (enam) lokasi, dengan biaya sewa sebesar Rp700.000,- (tujuh ratus ribu
Rupiah) x 6 (enam) titik lokasi = Rp4.200.000,- (empat juta dua ratus ribu
Rupiah) dan ganti rugi terhadap tanam tubuh sebesar Rp19.800.000,-
(sembilan belas juta delapan ratus ribu Rupiah) dengan total keseluruhan
Rp24.000.000,- (dua puluh empat juta Rupiah);

Halaman 17 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


4. Bahwa pada saat Tergugat II akan melakukan pengeboran di lokasi
tersebut ternyata ada keberatan dari pihak Tergugat I yang menyatakan
lokasi lahan tersebut adalah milik dari Tergugat I sehingga Tergugat II tidak
bisa masuk dan melakukan eksplorasi di lokasi tersebut, pada saat
kejadian ini disampaikan kepada Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan
orang tua Para Penggugat, beliau tidak bertanggung jawab dan
memberikan kepastian untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan pihak Tergugat I, akibat adanya sengketa tersebut kerugian yang
dialami Tergugat II adalah tidak bisa melakukan kegiatan eksplorasi di
lahan tersebut, dan uang sewa serta ganti rugi tanam tumbuh yang telah
diserahkan tidak pernah dikembalikan oleh Alm. Samsul Baharif Harahap
suami dan orang tua Para Penggugat;
5. Bahwa atas kejadian tersebut, setelah Tergugat II memperoleh
persetujuan penggunaan kawasan hutan di bulan Juli Tahun 2021,
Tergugat II melakukan negosiasi dengan Tergugat I untuk melakukan
eksplorasi di Desa Sihuik Kuik. Untuk mengantisipasi kejadian
sebagaimana terjadi dengan Penggugat, sebelum melakukan perjanjian
sewa menyewa dengan Tergugat I, Tergugat II terlebih dahulu melakukan
klarifikasi dan verifikasi terhadap kepemilikan lokasi lahan yang akan
dilakukan eksplorasi, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Warga/pihak yang menguasai lahan adalah pihak paling berhak
sepenuhnya dengan dibuktikan surat-surat yang sah dari aparat
berwenang;
b. Riwayat/asal-usul kepemilikan tanah;
c. Jika kemudian ada klaim dari pihak lain/pihak ketiga maka, pihak
pemilik tanah berkewajiban untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan jika tidak tercapai mufakat maka pihak pemilik
tanah berkewajiban mengembalikan biaya sewa yang telah
dibayarkan;
d. Pemilik tanah bersedia dan berkewajiban untuk menjaga keamanan
di area kegiatan Tergugat II;
Dengan mengedepankan kehati-hatian tersebut Tergugat II akhirnya
melakukan perjanjian sewa lahan untuk kegiatan eksplorasi dengan pihak
Tergugat I dan hingga saat ini Tergugat II selain berhasil melakukan
eksplorasi juga tidak ada pihak lain yang keberatan atas kegiatan
eksplorasi di atas lahan tersebut;

Halaman 18 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


6. Bahwa Tergugat II di atas lahan yang disengketakan tersebut hanya
sebatas sebagai penyewa lahan untuk melakukan kegiatan eksplorasi
untuk jangka waktu tertentu, maka atas dasar tersebut adalah tidak tepat
jika Penggugat menempatkan posisi Tergugat II sebagai pihak yang
mempunyai kewajiban secara tanggung renteng untuk membayar uang
kerugian materil dan immaterial sebesar Rp35.000.000.000,- (tiga puluh
lima milyar Rupiah);
7. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, mohon kepada Majelis Hakim
menyatakan Tergugat II adalah sebagai pihak penyewa yang beritikad baik
dan Penggugat telah keliru dalam menarik sebagai Tergugat II (gemis
aanhoeda nigheid) dalam perkara a quo, di mana sebagai penyewa lahan,
keberadaan Tergugat II di lokasi tanah sengketa tidak dapat dikatakan
adalah perbuatan melawan hukum karena bukan pihak yang terkait
dengan sengketa kepemilikan antara Penggugat dan Tergugat I, atas
dasar tersebut mohon Majelis Hakim menyatakan gugatan Penggugat
cacat formil karena error in persona sehingga dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard);
B. Eksepsi Error In Persona Karena Gugatan Penggugat Kurang Pihak atau
Tidak Lengkap;
1. Bahwa sebagaimana dalil Penggugat dalam gugatannya yang
menyebutkan pihak-pihak yang terkait dengan pertemuan di Kantor Kepala
Desa Sihuik Kuik yang kemudian dituangkan dalam Berita Acara
Pelaksanaan Sidang Penyelesaian Perkara Atas Sebidang Tanah Kebun
Seluas 5 Hektar (50.000m2) tanggal 21 September 2017 disebutkan
antara lain:
a. Syarifuddin Batee dan Halifah Muktar Pulungan yang terkait dengan
Akta Jual Beli No. 709/Kec. Sais/1997;
b. Hamdani Nainggolan yang terkait Surat Jual Beli tanggal 15 Mei 2001
dan selaku penerima ganti kerugian dari Penggugat sebagaimana
tertuang dalam Akta No. 52.2/800/2012;
c. Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) yang bertindak
mewakili Tergugat I. Pihak-pihak tersebut adalah pihak yang terkait
langsung dengan peralihan dan kepemilikan lahan yang
disengketakan;
Pihak-pihak tersebut adalah pihak yang terkait langsung dengan peralihan
dan kepemilikian lahan yang disengketakan;

Halaman 19 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Bahwa dikarenakan gugatan Penggugat adalah sengketa kepemilikan
lahan yang belum didaftarkan di kantor pertanahan sehingga untuk
membuktikan adanya peralihan dari satu pihak ke pihak lainnya maka
seharusnya nama-nama yang tersebut dalam Berita Acara Pelaksanaan
Sidang Penyelesaian Perkara Atas Sebidang Tanah Kebun Seluas 5
Hektar (50.000m2) tanggal 21 September 2017 ditarik sebagai pihak,
karena pihak-pihak tersebutlah yang dapat menjelaskan keabsahan
riwayat dan asal-usul tanah yang disengketakan;
2. Bahwa demikian juga dengan nama-nama seperti Mail Tanjung, Bullah
Harahap dan Iden sebagai pihak yang dilaporkan oleh Penggugat atas
tindak pidana penguasaan lahan dengan cara membuat lobang tambang
emas, dalam Laporan Polisi STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 7
Desember 2017;
3. Bahwa Sdr. Mail Tanjung, Bullah Harahap dan Iden adalah pihak yang
dianggap merugikan bagi Para Penggugat, atas kegiatan mereka yang
dianggap merugikan adalah tidak tepat dibebankan kepada Tergugat II
untuk membayar kerugian tersebut, seharusnya apabila perbuatan mereka
tersebut merugikan Penggugat maka seharusnya Sdr. Mail Tanjung,
Bullah Harahap dan Iden ditarik sebagai pihak dalam gugatan a quo;
4. Bahwa demikian juga dengan aparat Desa Sihuik Kuik yang disebut dalam
gugatan a quo, khususnya Kepala Desa Sihuik Kuik, Parubahan Pasaribu,
yang karena jabatannya bertindak sebagai lembaga yang memberikan
validasi/mengesahkan atau setidaknya sebagai pihak mengetahui adanya
perubahan atau peralihan hak-hak atas lahan-lahan di Desa Sihuik Kuik.
Hal ini dapat dilihat dari adanya tanda tangan dan cap stempel Kepala
Desa di setiap surat-surat yang dibuat warganya tentunya bertujuan
sebagai bentuk pengesahan atau validasi yang menerangkan surat-surat
atau dokumen-dokumen yang disahkan tersebut mempunyai kekuatan
hukum bagi para pihak sebagai bukti tertulis;
5. Bahwa perlunya Kepala Desa Sihuik Kuik ditarik sebagai pihak karena
terlihat dari surat-surat yang telah divalidasi oleh Kepala Desa yang terkait
dengan perkara a quo, hal ini membuktikan Kepala Desa Sihuik Kuik
secara tidak langsung mengetahui permasalahan dan seharusnya dapat
menengahi sehingga tidak menjadi sengketa bagi para pihak, hal ini dapat
dilihat dari surat-surat sebagai berikut:
a. Surat Pernyataan Syarifuddin Batee tanggal 15 September 2015:

Halaman 20 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Kepala Desa Sihuik Kuik ikut tanda tangan yang artinya mengetahui
terkait tanah sengketa tidak pernah ada jual beli dari pihak
Syarifuddin Batee;
b. Surat Kuasa tanggal 12 September 2017:
Kepala Desa Sihuik Kuik menerima kuasa dari Alm. Samsul Baharif
Harahap yang ditugasi untuk menjaga dan mengawasi serta
mengusahai atas sebidang kebun karet seluas 5 (lima) hektar milik
dari Alm. Samsul Baharif Harahap;
c. Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017
antara Penggugat dengan PT Agincourt Resources/Tergugat II:
Kepala Desa Sihuik Kuik hadir sebagai pihak yang mengetahui dan
mengesahkan perjanjian terkait tanah sengketa;
d. Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian Perkara Atas
Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000m2) tanggal 21
September 2017:
Kepala Desa Sihuik Kuik selain ikut tanda tangan juga sebagai pihak
yang memprakarsai mediasi hingga dibuatnya Berita Acara tanggal
21 September 2017;
6. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas surat-surat yang ditandatangani
Kepala Desa Sihuik Kuik yang bernama Parubahan Pasaribu adalah terkait
dengan sengketa a quo, maka seharusnya Kepala Desa Sihuik Kuik,
Parubahan Pasaribu ditarik sebagai pihak, sehingga dapat menjelaskan
perubahan-perubahan atau peralihan hak atas tanah dan untuk apa surat-
surat yang dibuat oleh warganya dan juga ditandatangani oleh Kepala
Desa selaku pejabat yang secara tidak langsung memberikan legalitas
atau validasi terhadap surat-surat tersebut;
7. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dikarenakan banyak pihak-pihak
yang tidak dilibatkan dalam gugatan a quo maka dapat dikatakan gugatan
Penggugat tidak lengkap atau kurang pihak (plurium litis consortium) yang
mengakibatkan gugatan error in persona dengan demikian mohon Majelis
Hakim dalam pertimbangnya menyatakan gugatan Penggugat tidak
memenuhi syarat formil yang akibatnya gugatan harus dinyatakan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);
C. Eksepsi Surat Kuasa Khusus Penggugat adalah Surat Kuasa Khusus yang
Tidak Sah;

Halaman 21 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


1. Bahwa Surat Kuasa Khusus Para Penggugat tanggal 27 Juni 2022 adalah
tidak sah karena pemberi kuasa dan penerima kuasa tidak mempunyai
legal standing dan tidak memiliki kewenangan untuk memberikan kuasa
khusus kepada penerima atau wakilnya dalam pemeriksaan perkara a quo
di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan;
2. Bahwa Para Pemberi kuasa baik dalam Surat Kuasa Khusus maupun
dalam gugatannya, Para Penggugat hanya menyatakan “Bahwa benar
Para Penggugat adalah merupakan ahli waris dari Almarhum Samsul
Baharif Harahap”, yang mana hal ini dapat diartikan bahwa Penggugat
tidak memiliki legal standing yang jelas;
3. Bahwa sebagaimana diketahui, ahli waris adalah orang yang mendapatkan
bagian dari harta orang yang meninggal atau pewaris, dan seseorang
dapat disebut sebagai ahli waris bila dinyatakan atau ditunjuk dengan
resmi sesuai dengan hukum yang digunakan pada pembagaian hak waris;
4. Bahwa berdasarkan 832 KUHPerdata ditegaskan bahwa “menurut
undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga
sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar
perkawinan, dan suami atau isteri yang hidup terlama”;
5. Bahwa untuk menetapkan ahli waris berhak mewarisi harta peninggalan
pewaris atau tidak, ahli waris harus dapat memiliki penetapan atau fatwa
yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam
sebagaiman diatur dalam Pasal 49 huruf b UU No. 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Sedangkan untuk Penetapan Ahli Waris yang beragama selain Islam, ahli
waris harus dapat memiliki penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 833 KUHPerdata;
6. Bahwa sebagaimana telah disampaikan di atas, baik dalam Surat Kuasa
Khusus maupun dalam gugatan Penggugat, Penggugat tidak
menyebutkan Surat Keterangan Ahli Waris untuk metapkan Para
Penggugat adalah ahli waris dari Alm. Samsul Baharif Harahap sebagai
pihak yang berhak untuk menunjuk kuasa dan mengajukan gugatan atas
harta warisan milik Alm. Samsul Baharif Harahap;
7. Bahwa dengan tidak dicantumnya Surat Keterangan Ahli Waris sebagai
dasar bagi Penggugat untuk mengklaim harta warisan dari Alm. Samsul
Baharif Harahap menyebabkan Surat Kuasa Khusus Penggugat menjadi
tidak sah karena mengandung cacat formil sehingga merupakan Surat

Halaman 22 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Kuasa yang tidak sah. Oleh karena itu, adalah sah menurut hukum jika
Majelis Hakim yang Terhormat menyatakan Gugatan a quo tidak dapat
diterima karena didasarkan pada Surat Kuasa Khusus Penggugat yang
tidak sah;
II. DALAM POKOK PERKARA;
1. Tergugat II dengan ini kembali menegaskan menolak dengan tegas
seluruh dalil-dalil yang dikemukakan Para Penggugat dalam Gugatannya,
kecuali terhadap hal-hal yang yang secara tegas diakui kebenarannya
dalam Jawaban Dalam Pokok Perkara ini. Selain itu, dalil-dalil yang telah
dikemukakan pada bagian Eksepsi, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Jawaban Dalam Pokok Perkara ini;
2. Bahwa Tergugat II merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan
hukum negara Republik Indonesia berdasarkan Akta No. 281 tanggal 14
April 1997, yang dibuat dihadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di
Jakarta, dan mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor:
C2.3010.HT.01.01.TH.’97 tanggal 24 April 1997, sebagaimana dimaksud
dalam Tambahan Nomor 3232 Berita Negara Republik Indonesia tanggal
8 Agustus 1997 Nomor 63;
3. Bahwa Anggaran Dasar Tergugat II telah disesuaikan dengan Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan
Akta No. 44 tanggal 14 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Mala Mukti,
SH, LL.M, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia sebagaimana dimaksud dalam
Surat Keputusan Nomor: AHU-68983.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 24
September 2008, yang terakhir diubah dengan Akta No. 24 tanggal 31
Maret 2022, yang dibuat dihadapan Moeliana Santoso, SH, M.Kn, Notaris
di Kabupaten Tangerang, perubahan mana telah diterima
pemberitahuannya oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana dimaksud dalam Surat Nomor: AHU-AH.01.03-0216838
tertanggal 31 Maret 2022;
4. Bahwa Tergugat II (dahulu PT Danau Toba Mining) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan emas dan perak dan
merupakan pemegang Kontrak Karya sebagaimana dimaksud dalam Surat
Presiden Republik Indonesia Nomor B.143/Pres/3/1997 tanggal 17 Maret
1997 beserta lampirannya, Kontrak Karya antara Pemerintah Republik

Halaman 23 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi dan PT
Danau Toba Mining. Kontrak Karya tersebut diubah berdasarkan
Amandemen Persetujuan Kontrak Karya antara Pemerintah Republik
Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia dengan PT Agincourt Resources (Tergugat II) pada
tanggal 14 Maret 2018 (“Kontrak Karya”);
5. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 649.K/30/DJB/2013 tentang Permulaan Tahap
Kegiatan Operasi Produksi Wilayah Kontrak Karya PT Agincourt
Resources tanggal 21 Maret 2013, Tergugat II telah memulai tahapan
operasi produksi sejak tahun 2013 dan akan berakhir pada 24 April 2042
(“Permulaan Tahap Operasi Produksi”);
6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Amandemen Kontrak
Karya jo. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 252.K/30/DJB/2018 tentang Penciutan Wilayah Kontrak
Karya PT Agincourt Resources tanggal 24 Mei 2018, wilayah Kontrak
Karya Tergugat yang dipertahankan pada tahap operasi produksi adalah
seluas 130.252 Ha (“Wilayah Kontrak Karya”), yang meliputi wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan
Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara;
7. Bahwa Tergugat II mempunyai kewajiban berdasarkan Pasal 36A Undang-
undang 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, diatur bahwa
dalam rangka konservasi Mineral dan Batubara, pemegang IUP/IUPK
Operasi Produksi wajib melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan setiap
tahun;
8. Bahwa kegiatan eksplorasi Tergugat II pada periode 2015-2017 dilakukan
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor: 21/1/IPPKM/PMA/2015 tanggal 11 Desember 2015, tentang
Perpanjangan kedua izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan
eksplorasi bahan galian emas dan mineral pengikutnya atas nama PT
Agincourt Resources pada kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi
terbatas (HPT) dan hutan produksi tetap (HP) di Kabupaten Tapanuli
Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatra Utara seluas +26.233,45 (dua puluh enam ribu dua ratus
tiga puluh tiga dan empat puluh lima perseratus hektar) sebagaimana

Halaman 24 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


diubah dengan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor: 3/1/IPPKM-PB/PMA/2016 tanggal 20 Desember 2016 tentang
Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor: 21/1/IPPKM/PMA/2015 tanggal 11 Desember 2015 eksplorasi
bahan galian emas dan mineral pengikutnya atas nama PT Agincourt
Resources pada kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi terbatas
(HPT) dan hutan produksi tetap (HP) di Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi
Sumatra Utara seluas +26.233,45 (dua puluh enam ribu dua ratus tiga
puluh tiga dan empat puluh lima perseratus hektar (“IPPKH”);
9. Bahwa selanjutnya, sejak Juli 2021, Tergugat II melakukan kegiatan
eksplorasi lanjutan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.381/Menlhk/Setjen/
PLA.0/7/2021 tanggal 12 Juli 2021 tentang : Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan untuk kegiatan eksplorasi lanjutan pada tahap operasi
produksi emas dan mineral pengikutnya atas nama PT Agincourt
Resources seluas +8.477,26 Ha (delapan ribu empat ratus tujuh puluh
tujuh dan dua puluh enam hektar per seratus hektar) pada kawasan hutan
produksi tetap dan kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten
Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara (“PPKH”);
10. Bahwa kegiatan eksplorasi lanjutan yang dilakukan oleh Tergugat II adalah
bertujuan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang
lokasi, bentuk, dimensi, sebaran kualitas dan sumber daya terukur dari
bahan galian yang tujuannya untuk bahan evaluasi;
11. Bahwa berdasarkan Kontrak Karya, Permulaan Tahap Operasi Produksi,
Wilayah Kontrak Karya, IPPKH dan PPKH tersebut di atas, Tergugat II
melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan di daerah Aek Kapur Desa Sihuik
Kuik Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dan
berdasarkan IPPKH serta PPKH, Tergugat II dalam melakukan eksplorasi
berkewajiban memperhatikan hak-hak pihak ketiga. Apabila terdapat lahan
garapan yang dikelola pihak ketiga masuk dalam areal persetujuan
penggunaan kawasan hutan yang didapat Tergugat II untuk kegiatan
eksplorasi maka terhadap pihak ketiga yang arealnya terkena dampak oleh
kegiatan eksplorasi lanjutan tersebut, Tergugat II sebelum melakukan
sewa lahan atau ganti rugi atas lahan tanaman maka akan melakukan

Halaman 25 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


proses klarifikasi dan verifikasi terhadap pihak-pihak tanah garapannya
yang terkena kegiatan eksplorasi tersebut;
12. Bahwa Tergugat II sebelum menyewa atau mengganti rugi lahan warga
mengedepankan sikap kehati-hatian maka Tergugat II sebelumnya
melakukan klarifikasi dan verifikasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Warga/pihak yang menguasai lahan adalah pihak paling berhak
sepenuhnya dengan dibuktikan surat-surat yang sah dari aparat
berwenang;
b. Riwayat/asal-usul kepemilikan tanah;
c. Jika kemudian ada klaim dari pihak lain/pihak ketiga maka, pihak
pemilik tanah berkewajiban untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan jika tidak tercapai mufakat maka pihak pemilik
tanah berkewajiban mengembalikan biaya sewa yang telah
dibayarkan;
d. Pemilik tanah bersedia dan berkewajiban untuk menjaga keamanan
di area kegiatan Tergugat II;
13. Bahwa terhadap dalil Penggugat pada poin 2 halaman 2, yang
menyatakan Alm. Samsul Baharif Harahap pemilik tanah berdasarkan
Surat Pelepasan Pengusaan Atas Tanah Dengan Ganti Rugi No.
592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012 yang berlokasi di Desa Sihuik
Kuik dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kebun Pinjar Nasution;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aek Kapur Godang;
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Milik Muallim Rambe;
d. Sebelah Barat berbatas dengan Kebun Harefa;
Adalah lokasi yang dijanjikan oleh Penggugat kepada Tergugat II
berdasarkan Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15 September
2017 untuk melakukkan eksplorasi pengeboran sesuai titik koordinat yang
diperjanjian dalam Perjanjian No. PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15
September 2017. Namun, pada saat pelaksanaanya terdapat penolakan
dan keberatan dari Tergugat I, karena lokasi tersebut adalah tanah
garapan atau milik dari Tergugat I, maka dapat dipastikan lokasi yang
diperjanjikan Alm. Samsul Baharif Harahap dengan Tergugat II adalah
bukan merupakan milik atau tanah garapan dari Para Penggugat karena
secara fisik di lokasi tanah tersebut dikuasai oleh para keluarga Tergugat
I;

Halaman 26 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


14. Bahwa sebagaimana dalil Penggugat poin 3 halaman 2, yang
menyatakan kurang lebih selama hidupnya Alm. Samsul Baharif
Harahap tidak ada permasalahan di atas tanah sengketa tersebut, hal
ini tidak benar sebagaimana diketahui semenjak tanah sengketa tersebut
dibeli oleh Alm. Samsul Baharif Harahap dari Hamdani Nainggolan,
terdapat masalah hukum terkait tanah sengketa antara lain sebagai
berikut:
a. Pada tahun 2015 terdapat Laporan Polisi Alm. Samsul Baharif
Harahap terhadap Tergugat I terkait tanah sengketa atas dugaan
tindak pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap
barang dan atau pengrusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
170 subs 406 KUHPidana sesuai Laporan Polisi No.
LP/281/IX/2015/SU/TAPSEl tanggal 08 September 2015;
Atas Laporan Polisi tersebut dilakukan penyidikan terhadap Tergugat
I dan Syarifuddin Batee, dan dari hasil penyidikan terhadap
Syarifuddin Batee yang kemudian dikonfrontir terhadap Halifah
Muktar Pulungan didapat keterangan bahwa Syarifuddin Batee dan
Halifah Muktar Pulungan tidak pernah saling mengenal dan tidak
pernah melakukan transaksi jual beli terkait tanah yang
disengketakan;
Bahwa atas keterangan tersebut Laporan Polisi No.
LP/281/IX/2015/SU/TAPSEl tanggal 08 September 2015 dihentikan
sebagaimana Surat Perintah Penghentian Penyidikan Nomor:
SP.Sidik/18/1/2017/Reskrim tanggal 27 Januari 2017;
b. Pada tahun 2016, sebagaimana dalil gugatan Penggugat pada poin
9 halaman 3, Alm. Samsul Baharif Harahap juga membuat Laporan
Polisi Nomor: STPL.371/XII/2016/SU/ TAPSEL tanggal 07 Desember
2017 terhadap Mail Tanjung (Borkat/anak Tergugat I), Bullah Harap
dan Iden di Kepolisian Resort Tapanuli Selatan atas dugaan tindak
pidana penguasaan lahan dengan cara membuat lobang tambang
emas;
c. Pada saat Tergugat II melakukan eksplorasi di tanah sengketa
sebagaimaan dimkasud dalam Perjanjian Perjanjian PT-AR-
137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017, terdapat gangguan
dan penolakan dari Tergugat I, karena Tergugat I mengklaim tanah
yang disewa Tergugat II adalah milik dari Tergugat I. Selanjutnya,

Halaman 27 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


beberapa karyawan Tergugat II telah dipanggil sebagai saksi oleh
Kepolisian Resor Tapanuli Selatan dalam perkara dugaan tindak
pidana pengrusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 406 jo. 55
ayat (1) KUHPidana, berdasarkan Laporan Polisi
LP/313/IX/2017/TAPSEL/SUMUT tanggal 22 September 2017;
d. Pada tanggal 21 September 2017 sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian Perkara Atas
Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000m2) tanggal 21
September 2017, pertemuan yang dilakukan di tingkat Desa Sihuik
Kuik tersebut hanya dihadiri Samsul Baharif Harahap, Tokoh Adat,
Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa Sihuik Kuik, hal tersebut
dilaksanakan terkait penyelesaian permasalahan tanah, yang diakui
oleh Alm. Samsul Baharif Harahap yang isi dari pernyataan tersebut
dibuat/dituangkan dalam Berita Acara yang isinya hanya merupakan
keterangan dari pihak Alm. Samsul Baharif Harahap dikarekanan
Pihak Tergugat I yang diwakili oleh (Borkat) dan Syarifuddin Batee
tidak hadir dan tidak didengar keterangannya sehingga
keterangannya tidak dibuat/dituangkan dalam Berita Acara;
Bahwa dari fakta-fakta tersebut di atas, membuktikan terdapat
permasalahan di atas tanah sengketa tersebut dan Alm. Samsul Baharif
Harahap tidak menguasai secara fisik atas tanah sengketa tersebut;
15. Bahwa sebagaimana dalil Penggugat poin 5 halaman 2 tentang
Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017, dapat
kami tanggapi sebagai berikut:
Tergugat II pada tahun 2017 dalam melakukan kegiatan eksplorasi di
lokasi Aek Kapur Desa Sihuik Kuik, Kecamatan Angkola Selatan, telah
disepakati sesuai Perjanjian Sewa Lahan No. PT-AR-137/IX/2017/GEO
tanggal 15 September 2017, dengan Alm. Samsul Baharif Harahap yang
diakui sebagai suami dan orang tua Para Penggugat, untuk penempatan
mesin bor sebagai penunjang kegiatan eksplorasi seluas kurang lebih
masing-masing seluas 20m x 20m sebanyak 6 (enam) lokasi dengan titik
koordinat sebagai berikut:
1. PDKP 02 E:521823 N:145771;
2. PDKP 03 E:521869 N:145737;
3. KPDH 01 E:522092 N:145726;
4. KPDH 02 E:522082 N:145797;

Halaman 28 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


5. KPDH 03 E:522024 N:145783;
6. KPDH 04 E:521948 N:145762.
Dengan biaya sewa sebesar Rp700.000,- (tujuh ratus ribu Rupiah) x 6
(enam) titik lokasi = Rp4.200.000,- (empat juta dua ratus ribu Rupiah) dan
ganti rugi terhadap tanam tubuh sebesar Rp19.800.000,- (sembilan belas
juta delapan ratus ribu Rupiah) total keseluruhan Rp24.000.000,- (dua
puluh empat juta Rupiah);
Bahwa dalam pelaksanaan dari Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO
tanggal 15 September 2017 atas 6 (enam) titik lokasi dengan masing-
masing titik seluas 20mx20m tidak dapat dilakukan eksplorasi oleh
Tergugat II, karena pada saat Tergugat II menebang pohon guna
melakukan eksplorasi di lokasi lahan yang diakui milik Para Penggugat
ternyata ada penolakan atau keberatan dari pihak Tergugat I yang
menyatakan lokasi lahan tersebut adalah milik dari Tergugat I. Bahkan,
beberapa wakil Tergugat II telah dipanggil sebagai saksi oleh Kepolisian
Resor Tapanuli Selatan dalam perkara dugaan tindak pidana pengrusakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 406 jo. 55 ayat (1) KUHPidana,
berdasarkan Laporan Polisi LP/313/IX/2017/TAPSEL/ SUMUT tanggal 22
September 2017;
Bahwa sebagaimana telah dituangkan dalam Perjanjian PT-AR-
137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017, Pasal 1 angka 4
ditegaskan:
“4. Bilamana ada PIHAK KETIGA/PIHAK LAIN yang mengklaim batas-
batas tanah yang disewa oleh PIHAK KEDUA adalah milik PIHAK
KETIGA/PIHAK LAIN tersebut, maka PIHAK PERTAMA berkewajiban
menyelesaikan permasalahan yang timbul, secara musyawarah dan
mufakat, namun bilamana PIHAK PERTAMA tidak menemui jalan damai
dengan PIHAK KETIGA, maka PIHAK PERTAMA berkewajiban
mengembalikan penuh seluruh biaya sewa yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.”;
Bahwa akibat dari Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan orang tua
Para Penggugat, tidak dapat mempertanggung jawabkan atas Perjanjian
yang telah disepakati guna menyelesaikan permasalahan sengketa lahan
dengan Terggugat I, jelas sangat merugikan bagi Tergugat II karena selain
kegiatan eksplorasi terhenti dan karyawan Tergugat II yang bertugas
disana harus berhadapan dengan masalah hukum karena adanya laporan

Halaman 29 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


ke Kantor Polisi, dan akibatnya Tergugat II mengalami kerugian karena
selain batal dilakukan eksplorasi dan uang yang telah diserahkan kepada
Alm. Samsul Baharif Harahap tidak pernah dikembalikan;
16. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 6 halaman 2 yang menyatakan
Tergugat II telah menguasai dan mengelola tanah tersebut secara
tanpa hak sejak tahun 2018 sampai dengan sekarang, dapat kami
tanggapi sebagai berikut:
Akibat batalnya pelaksanaan Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal
15 September 2017, kegiatan eksplorasi di lokasi tersebut tidak dapat
dilaksanakan oleh Tergugat II. Selanjutnya oleh karena telah berakhirnya
IPPKH Tergugat II, maka sejak Oktober 2017, Tergugat II tidak pernah
melakukan kegiatan ekplorasi di Desa Sihuik Kuik, terutama di lokasi yang
diklaim sebagai milik Penggugat. Pada Tahun 2021, setelah Tergugat II
memperoleh PPKH, Tergugat II menemui dan melakukan negosiasi ulang
dengan Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) untuk dapat
melakukan eksplorasi dengan cara menyewa lahan Tergugat I, untuk
dijadikan sebagai Camp pendukung kegiatan eksplorasi di lokasi kebun
sawit milik anak Tergugat I di Desa Sihuik Kuik, Kecamatan Angkola
Selatan, Tapanuli Selatan sebagaimana tertuang dalam Perjanjian PT-AR-
48/VII/2021/GEO Tgl: 23 Agustus 2021 untuk penempatan Fly Camp
dengan luas 30mx30m, Helipad Emergency dengan luas 20m x 20m,
lokasi rumah dengan luas 6m x 6m;
Bahwa setelah Camp Tergugat II selesai dibangun, Tergugat II
melanjutkan eksplorasi di Lokasi Aek Kapur Desa Sihuik Kuik, dengan
jaminan dan izin dari Tergugat I dan belajar dari pengalaman sebelumnya
dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian Tergugat II dalam
melakukan perjanjian sewa lahan, setiap warga yang lahannya masuk
dalam zona eksplorasi harus membuktikan kepemilikan atas lahan
tersebut;
Bahwa atas dasar tersebut Tergugat II sebelum melakukan perjanjian
sewa lahan khususnya dengan Tergugat I, dengan terlebih dahulu
melakukan klarifikasi dan verifikasi berdasarkan data-data yang diberikan
oleh Tergugat I sebagai jaminan kepemilikan atas lahan yang akan disewa
dan juga dari informasi yang Tergugat II peroleh berupa :
a. Surat Kuasa dari Masril Tanjung (Tergugat I) kepada Idris Sardi
(Borkat/anak Tergugat I) tanggal 15 Februari 2021.

Halaman 30 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Yang menyatakan bahwa Tergugat I telah menyerahkan kuasa
kepada Idris Sardi (Borkat/anak Tergugat I) untuk mengurus lahan
yang ada di dusun Aek Batu Mas, Desa Sihuik Kuik, Kecamatan
Angkola Selatan;
b. Surat Pernyataan Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I)
tanggal 15 September 2021.
Yang menyatakan bahwa tanah Desa Sihuik Kuik, Kecamatan
Angkola Selatan, Tapanuli Selatan yang dikontrak oleh Tergugat II
adalah tanah dari Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I)
dan bersedia bertanggung jawab sepenuhnya jika ada permasalahan
di atas tanah tersebut;
c. Akta Jual Beli No. 257/Sep/Psp.Barat/1989 tanggal 22 September
1989.
Sebagai bukti kepemilikan Tergugat I yang diperoleh berdasarkan
jual beli dengan pihak pemilik tanah asal Sdr. Marhusa Hutabarat.
Bahwa Akta Jual Beli tersebut juga didasari Surat Keterangan No.
411-51/9/1989 tanggal 21 September 1989 yang ditanda tangani
oleh Kepala Desa Sihuik Kuik yaitu Bapak Ahmad Koto, yang
menerangkan:
1. Tanah yang terletak di Desa Sihuik Kuik atas nama Marhusa
Hutabarat seluas 4 Hektar;
2. Dengan batas-batas:
- Utara : tanah/ kebun Ahmad Koto;
- Timur : tanah/ kebun Agus Salim Daulay;
- Selatan : tanah/ kebun Hotman Hutagalung;
- Barat : tanah/ kebun Hutabarat;
3. Di atas tanah berdiri pohon karet sebanyak 400 batang dan
pohon durian/ rambutan/ kopi/ jeruk/ cempedak;
4. Tanah tersebut dipergunakan sebagai tanah pertanian;
d. Surat Pernyataan Pelepasan Hak Tanaman Pihak I (PERTAMA)
atas Hak Tanah Pihak II (KEDUA) Dengan Ganti Rugi tanggal 30
Januari 2014 antara Pijor Koling Nasution (Pihak Pertama) kepada
Masril Tanjung (Pihak Kedua);
Bahwa pada intinya surat tersebut di atas menyatakan Pijor Koling
Nasution melepaskan hak tanaman yang ditanamnya atau yang
digarapnya kepada yang memiliki tanah yaitu Pihak Kedua atau

Halaman 31 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Tergugat I (Masril Tanjung) dengan demikian di atas tanah tersebut
tidak ada permasalahan/sengketa dengan Pijor Koling Nasution;
e. Surat Pernyataan Syarifuddin Batee tanggal 15 September 2015;
Bahwa Syarifuddin Batee menyatakan tidak pernah memiliki tanah
kebun yang terletak di Desa Sihuik Kuik/Adian Nasonang, Angkola
Selatan atau menjual sebidang kebun kepada siapapun juga di atas
lokasi sengketa milik Tergugat I, hal ini selain dibuat dalam bentuk
Surat Pernyataan, juga dinyatakan dalam keterangan konfrontir
antara Syarifuddin Batee dengan Hailfah Mutar Pulungan dalam
penyidikan terkait Laporan Polisi No. LP/281/IX/2015/SU/TAPSEL
tanggal 8 September 2015;
f. Surat Perintah Penghentian Penyidikan No. SP. Sidik/
18/I/2017/Reskrim 27 Januari 2017 terhadap Laporan Polisi No.
LP/281/IX/2015/SU/TAPSEL tanggal 8 September 2015;
Bahwa berdasarkan data-data yang diperlihatkan oleh Tergugat I
serta dari hasil informasi yang Tergugat II dapatkan termasuk
riwayat/asal-usul kepemilikan tanah, baik dari masyarakat dan aparat
Desa Sihuik Kuik maka Tergugat II berkeyakinan bahwa Tergugat I
adalah pihak yang benar-benar berhak atas tanah garapan tersebut.
Maka selanjutnya Tergugat II membuat perjanjian sewa lahan milik
Tergugat I untuk dilakukanya eksplorasi, melalui Sdr. Idris Sardi
Tanjungselaku anak dari Tergugat I;
17. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 7 halaman 2 yang menyatakan
mulai Tahun 2018 sampai dengan sekarang Tergugat II telah
menguasai, melakukan perjanjian sewa menyewa tanah dan
melakukan pengeboran tanpa izin;
Bahwa hal tersebut tidak benar sebagaimana telah dijelaskan pada poin di
atas dalam jawaban ini, Tergugat II awalnya melakukan eksplorasi pada
tahun 2017 sebagaimana Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal
15 September 2017, antara Tergugat II dengan Alm. Samsul Baharif
Harahap, di mana Tergugat II gagal karena tidak bisa masuk ke lokasi
eksplorasi karena ada keberatan dari Tergugat I dan Alm. Samsul Baharif
Harahap tidak dapat mempertanggungjawabkan atau melakukan
penyelesaian klaim dari Tergugat I di atas tanah sengketa;
Selanjutnya oleh karena telah berakhirnya IPPKH Tergugat II, maka sejak
Oktober 2017, Tergugat II tidak pernah melakukan kegiatan ekplorasi di

Halaman 32 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Desa Sihuik Kuik, terutama di lokasi yang diklaim sebagai milik Penggugat.
Baru pada tahun 2021, setelah Tergugat II memperoleh PPKH, Tergugat
II memulai lagi kegiatan eksplorasi lanjutan, termasuk di Desa Sihuik Kuik,
Kecamatan Angkola Selatan;
Bahwa akibat gagalnya melakukan eksplorasi di tahun 2017, akhirnya
Tergugat II melakukan klarifikasi dan verifikasi terkait kepemilikan tanah
dan dilanjutkan dengan pada Tahun 2021 untuk melakukan negosiasi
melalui Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat, anak Tergugat I) barulah
kemudian Tergugat II pada tahun 2021 dapat melakukan eksplorasi di
lahan Tergugat I dengan dasar bukti kepemilikan milik Tergugat I berupa
Akta Jual Beli No.257/Sep/Psp.Barat/ 1989 tanggal 22 September 1989
dengan batas-batas:
a. Utara : tanah/ kebun Ahmad Koto;
b. Timur : tanah/ kebun Agus Salim Daulay;
c. Selatan : tanah/ kebun Hotman Hutagalung;
d. Barat : tanah/ kebun Hutabarat;
Bahwa dengan demikian tidak benar Tergugat II telah melakukan
eksplorasi sejak tahun 2018 sebagaimana tuduhan Para Penggugat, hal
ini dikarenakan walaupun Tergugat II sudah melakukan perjanjian dengan
Penggugat sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian PT-AR-
137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017 tetapi Tergugat II tidak
dapat masuk dan melakukan eksplorasi di lokasi lahan yang
disengketakan sedangkan pada saat Tergugat II melakukan sewa lahan di
Tahun 2021 dengan Tergugat I, Tergugat II tidak pernah mendapat
halangan atau penolakan dari pihak manapun, maka kami berkeyakinan
titik lokasi eksplorasi/pengeboran di lokasi yang disengketakan adalah
lahan milik Tergugat I;
18. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 8 halaman 3 yang menyatakan
terkait obyek sengketa mengandung hasil alam berupa tambang emas
sehingga Tergugat II menghalalkan segala cara untuk dapat
menguasai lahan milik Alm. Samsul Baharif Harahap, dengan ini
Tergugat II menyatakanhal ini tidak benar. Bahwa kegiatan yang dilakukan
oleh Tergugat II telah dilakukan berdasarkan Kontrak Karya, Wilayah
Kontrak Karya, IPPKH serta PPHK. Selanjutnya, sebagaimana kami
jelaskan di atas, untuk melaksanakan salah satu kewajiban Tergugat II
dalam IPPKH serta PPKH, terhadap pihak ketiga yang arealnya terkena

Halaman 33 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


dampak oleh kegiatan eksplorasi lanjutan tersebut, Tergugat II akan
melakukan sewa lahan atau ganti rugi atas lahan tanaman setelah
melakukan proses klarifikasi dan verifikasi terhadap pihak-pihak yang
tanah garapannya terkena kegiatan eksplorasi tersebut;
Bahwa selain itu, sejak adanya Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO
tanggal 15 September 2017 semasa Alm. Samsul Baharif Harahap masih
hidup, pada saat itu Tergugat II tidak dapat masuk ke lokasi tanah sengketa
karena adanya penolakan dari Tergugat I, dan pada saat itu Alm. Samsul
Baharif Harahap, suami dan orang tua Para Penggugat tidak bertanggung
jawab untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan klaim dari Tergugat I
sehingga setelah Tergugat II pada Tahun 2021 melakukan klarifikasi dan
verifikasi, diyakini bahwa kepemilikan tanah adalah milik Tergugat I
sehingga Tergugat II melakukan Perjanjian Sewa Lahan dengan Tergugat
I;
Bahwa baru kemudian pada tahun 2021 setelah Tergugat II berhasil
melakukan eksplorasi di lokasi lahan Tergugat I, yang di-klaim juga oleh
Para Penggugat, barulah Para Penggugat, ahli waris dari Alm. Samsul
Baharif Harahap, melakukan gugatan perkara a quo sedangkan pada sejak
tahun 2012 sesuai Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah Dengan
Ganti Rugi No. 592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012 hingga akhir
hayatnya yang mana tidak ada bukti bahwa Alm. Samsul Baharif Harahap,
menggarap atau menguasai secara fisik lokasi tanah sengketa;
Bahwa seharusnya Alm. Samsul Baharif Harahap sebelum melakukan
transaksi terkait lahan a quo melakukan penelitian mengenai status tanah
dan objek tanah apakah benar milik penjual, karena berdasarkan bukti
kepemilikan Tergugat I berupa Akta Jual Beli No.257/Sep/Psp.Barat/ 1989
tanggal 22 September 1989, Tergugat I tidak pernah menjual dan/atau
mengalihkan tanah tersebut kepada pihak lain. Berdasarkan fakta tersebut
justru Para Penggugat adalah pihak yang menghalalkan segala cara untuk
menguasai tanah milik Tergugat I, atas dasar surat kepemilikan tanpa
didasari kebenarannya karena Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah
Dengan Ganti Rugi No. 592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012 yang asal
usulnya dari kepemilikan Syarifuddin Batee adalah fakta yang bertolak
belakang dengan Surat Pernyataan tanggal 15 September 2015 yang
intinya Keluarga Syarifuddin Batee menyatakan tidak pernah memiliki

Halaman 34 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


sebidang tanah kebun yang terletak di Desa Sihuik Kuik ataupun menjual
kebun (tanah milik Masril Tanjung) kepada siapapun juga;
19. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 9 halaman 3 terkait Laporan Polisi
STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 7 Desember 2017 terhadap
Mail Tanjung, Bullah Harahap dan Iden sebagai pihak yang dilaporkan
oleh Alm. Samsul Baharif Harahap atas tindak pidana penguasaan lahan
dengan cara membuat lobang tambang emas, dapat kami sampaikan
tanggapan sebagai berikut:
Bahwa terhadap Laporan Polisi tersebut Para Penggugat mencoba
mengaburkan permasalahan seakan-akan adanya Laporan Polisi tersebut,
Polisi melakukan penyelidikan/penyidikan terkait adanya permasalahan
tanah sengketa tanah;
Bahwa faktanya adalah Laporan Polisi STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL
tanggal 7 Desember 2017 terhadap Mail Tanjung, Bullah Harahap dan
Iden diterima oleh pihak Kepolisian Resor Tapanuli Selatan untuk
memeriksa Mail Tanjung, Bullah Harahap dan Iden karena adanya tindak
pidana penambangan emas secara ilegal (illegal mining) yang merupakan
delik biasa yang tidak memerlukan adanya aduan di mana tanpa adanya
aduan pun pihak Kepolisian pasti akan bertindak jika ada perbuatan tindak
pidana;
Bahwa jika laporan tersebut dijadikan sebagai bukti kepemilikan maka
adalah sangat prematur karena kepemilikan tanah yang diakui oleh Para
Penggugat belum dapat dipastikan secara sah karena belum ada putusan
yang berkekuatan hukum tetap sebagai milik Penggugat, maka atas dasar
tersebut Laporan Polisi dari pihak Penggugat tidak dapat dijadikan bukti
sahnya kepemilikan lahan sengketa;
Bahwa terhadap pihak-pihak dalam Laporan Polisi No.
STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 7 Desember 2017 yaitu Mail
Tanjung, Bullah Harap dan Iden adalah merupakan pihak-pihak yang
ada di luar pihak dalam gugatan dan merupakan subjek hukum tersendiri,
yang mana kegiatan mereka bukan tanggung jawab dari Tergugat II,
dengan demikian tidak sepantasnya apabila perbuatan mereka yang
dianggap merugikan pihak Para Penggugat dibebankan kepada Tergugat
II sehingga harus membayar ganti rugi atas tindakan menguasai lahan dan
menbuat lobang tambang emas yang dilakukan pihak lain yaitu Sdr. Mail
Tanjung, Bullah Harap dan Idem tersebut;

Halaman 35 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Bahwa jika Para Penggugat merasa dirugikan oleh perbuatan Sdr. Mail
Tanjung, Bullah Harahap dan Iden maka seharusnya Penggugat menarik
mereka sebagai pihak dalam gugatan a quo, sehingga pihak-pihak
tersebut dapat membela diri dan menjelaskan peristiwa sebenarnya maka
mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo menyatakan
gugatan penggugat kurang pihak;
20. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 10, 11, 12 halaman 3, sehubungan
Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian Perkara Atas
Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000m2) tanggal 21
September 2017 dapat kami tanggapi sebagai berikut:
Berita Acara tanggal 21 September 2017 tersebut adalah hasil notulen
atau catatan biasa yang merupakan bukti adanya suatu kegiatan yang
dicatatkan dalam berita acara dan tidak tepat dinyatakan sebagai hasil
mediasi karena pihak-pihak yang tersangkut dalam “Penyelesaian
Perkara” yaitu Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) dan
Syarifuddin Batee tidak hadir dan tidak ikut tanda tangan atau mengakui
berita acara tersebut;
Bahwa hasil pertemuan yang dituangkan dalam Berita Acara tanggal 21
September 2017, berisikan fakta-fakta yang telah disiapkan oleh Alm.
Samsul Baharif Harahap, suami dan orang tua Para Penggugat, sehingga
keterangan yang dijelaskan dalam Berita Acara tersebut adalah
berdasarkan versi Alm. Samsul Baharif Harahap, sedangkan keterangan
dari Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak dari Tergugat I) dan Syarifuddin
Batee tidak ada karena pertemuan tersebut tanpa dihadiri Sdr. Idris Sardi
Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) dan Syarifuddin Batee sehingga tidak
ada keterangan atau penjelasan dari mereka, atas dasar tersebut Berita
Acara tanggal 21 September 2017 tersebut tidak dapat dijadikan bukti
suatu hak milik atau bukti penguasaan lahan dan terkait tanda tangan yang
ada dalam Berita Acara tanggal 21 September 2017 tersebut adalah
sebagai bentuk tanda keikutsertaan dalam kegiatan pertemuan tersebut;
Bahwa adanya Berita Acara tanggal 21 September 2017 tidak dapat
dihubungkan dengan Laporan Polisi No. STPL.371/XII/2016/SU/
TAPSEL tanggal 7 Desember 2017 dalam poin 9 halaman 3 gugatan
Penggugat, karena Penggugat tidak secara jelas menguraikan kronologis
dalam posita gugatannya karena di awal dikatakan “sebelum pada tahun
2016”, tetapi disambung lagi dekan kata-kata “tepatnya pada hari Rabu

Halaman 36 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


tanggal 07 Desember 2016”, sedangkan laporan polisi itu tertanggal 07
Desember 2017 dengan “Nomor STPL 371/XII/2016/SU/TAPSEL” serta
Penggugat juga tidak menjelaskan proses akhir dari Laporan Polisi yang
dibuat Alm. Samsul Baharif Harahap, belum adanya putusan hukum
berkekuatan tetap atas Laporan Polisi tersebut maka mohon Majelis Hakim
yang memeriksa perkara a quo untuk tidak mempertimbangkan
argumentasi dalam posita gugatan Penggugat terkait Laporan Polisi
Nomor STPL 371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 07 Desember 2017
tersebut;
Bahwa pertemuan di Kantor Desa Sihuik Kuik yang dituangkan dalam
Berita Acara tanggal 21 September 2017, yang diprakarsai oleh Kepala
Desa Sihuik Kuik adalah tidak berdasarkan fakta-fakta yang sebenarnya
atau tidak objektif, hal ini berdasarkan data-data sebagai berikut:
a. Akta Jual Beli No. 257/Sep/Psp.Barat/1989 tanggal 22 September
1989 antara Tergugat I dengan Marhusa Hutabarat pemilik tanah
asal, diperkuat lagi dengan Surat Keterangan No. 411-51/9/1989
tanggal 21 September 2089 yang diketahui dan ditandatangani oleh
Kepala Desa Sihuik Kuik pada saat itu yaitu Bapak Ahmad Koto;
Bahwa walaupun Akta Jual Beli tersebut bukan dibuat pada masa
kepemimpinan dari Kepala Desa Parubahan Pasaribu, namun
Surat Keterangan No. 411-51/9/1989 tanggal 21 September 1989
adalah produk yang disahkan oleh Kepala Desa Sihuik Kuik pada
saat itu dan Akta Jual Beli 257/Sep/Psp.Barat/1989, hal ini terlihat
dari ditandatangani sebagai bukti yang diketahui atau disahkan oleh
Kepala Desa Sihuik Kuik artinya secara tidak langsung seharusnya
Kepala Desa Sihuik Kuik yang menjabat saat ini mengetahui asal usul
tanah sengketa namun pada Berita Acara tanggal 21 September
2017 tidak dicantumkan dan tidak dipertimbangkan;
b. Bahwa adanya Akta Pernyataan tanggal 15 September 2015 dari
Keluarga Syarifuddin Batee yang intinya menyatakan tidak pernah
memiliki tanah kebun yang terletak di Desa Sihuik Kuik/ Adian
Nasonang, Angkola Selatan atau menjual sebidang kebun kepada
siapapun juga di atas lokasi sengketa;
Bahwa Surat Pernyataan tanggal 15 September 2015 selain
ditandatangani oleh Syarifuddin Batee, Nurtia Lase dan Syafwan
Yunus Batee (Keluarga Syarifuddin Batee) juga diketahui Kepala

Halaman 37 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Desa Sihuik Kuik Sdr. Parubahan Pasaribu dan Notaris Nur Oloan
S.H., MKn sebagai lembaga yang mengesahkan atau memvalidasi
kebenaran Surat Pernyataan tersebut. Walaupun diketahui dan
ditandatangani sendiri oleh Kepala Desa Sihuik Kuik tetapi tidak
dicantumkan atau dimasukkan dalam Berita Acara tanggal 21
Desember 2017 oleh Kepala Desa Sihuik Kuik;
c. Bahwa Akta Pernyataan tanggal 15 September 2015 juga tertuang
dalam keterangan saksi Sdr. Syarifuddin Batee saat didengar
keteranganya pada Laporan Polisi No. LP/281/IX/2015/SU/ TAPSEL
tanggal 8 September 2015, di mana Alm. Samsul Baharif Harahap
sebagai pelapor terhadap Tergugat I dan Sdr. Syarifuddin Batee
terkait tanah sengketa;
Bahwa diceritakan berawal pada saat Tergugat I menugaskan Sdr.
Syarifuddin Batee untuk mengawasi dan menggarap tanah milik
Tergugat I, dan tahun 1997 Syarifuddin Batee, seolah-olah telah
melakukan transaksi jual beli dengan Halifah Muktar Pulungan,
namun pada saat didengar keteranganya pada saat konfrontir antara
Syarifuddin Batee dengan Halifah Muktar Pulungan di Kantor Polisi,
kedua pihak tidak saling mengenal dan tidak pernah melakukan
transaksi apapun;
Fakta ini bertentangan dengan Berita Acara tanggal 21 September
2017 di mana seakan-akan Syarifuddin Batee telah melakukan
transaksi dengan Halifah Muktar Pulungan atas tanah sengketa;
Bahwa atas dasar tersebut Kepolisian menghentikan Laporan Polisi
tersebut sesuai Surat Perintah Penghentian Penyidikan No. SP.Sidik/
18/I/2017/Reskrim 27 Januari 2017 terhadap Laporan Polisi No.
LP/281/IX/2015/SU/ TAPSEL tanggal 8 September 2015;
d. Surat Kuasa tanggal 12 September 2017, di mana Sdr. Parubahan
Pasaribu menerima kuasa dari Alm. Samsul Baharif Harahap,
suami dan orang tua, Para Penggugat, yang intinya ditugaskan untuk
menjaga dan mengawasi atas sebidang kebun Karet seluas 5 Hektar;
Bahwa Sdr. Parubahan Pasaribu baik secara pribadi maupun selaku
Kepala Desa Sihuik Kuik telah menerima Kuasa dari Pihak Alm.
Samsul Baharif Harahap orang tua Para Penggugat hal ini jelas
adalah konflik kepentingan (conflict of interest) karena tidak
seharusnya seorang Pejabat Pemerintahan Desa menerima kuasa

Halaman 38 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


untuk kepentingan pribadi Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan
orang tua Para Penggugat, yang tentunya dapat mempengaruhi
kinerja sebagai Kepala Desa Sihuik Kuik;
Bahwa hal ini membuktikan pertemuan yang dituangkan dalam Berita
Acara tanggal tanggal 21 September 2017, jelas sekali tidak objektif
dan sangat memihak;
e. Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017.
Bahwa awal mulanya pada tahun 2017 saat Tergugat II telah
menentukan lokasi eksplorasi, Tergugat II menemui Kepala Desa
Sihuik Kuik kemudian diketahui Alm. Samsul Baharif Harahap adalah
pemilik lahan, dan akhirnya Tergugat II dan Alm. Samsul Baharif
Harahap, menandatangani Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO
tanggal 15 September 2017 dengan diketahui Kepala Desa Sihuik
Kuik yang bernama Parubahan Pasaribu sebagai lembaga yang
mengesahkan;
Bahwa sebagai Aparat Desa jika mengetahui adanya Akta Jual Beli
No. 257/Sep/Psp.Barat/1989 tanggal 22 September 1989 dan Akta
Pernyataan tanggal 15 September 2015 dari Syarifuddin Batee
tentunya Kepala Desa tersebut dapat lebih transparan dan netral
serta tidak mengesahkan Berita Acara tanggal 21 September 2017
sehingga setelah Samsul Baharif Harahap meninggal, oleh Para
Penggugat justru Berita Acara tanggal 21 September 2017 tersebut
digunakan untuk seolah-olah sebagai dasar alas hak tanah sengketa
dalam gugatan a quo;
f. Perjanjian antara Tergugat I dan Tergugat II;
Bahwa Perjanjian-perjanjian sewa lahan untuk eksplorasi di lokasi
milik Tergugat I yang ditanda tangani oleh Tergugat II dan Sdr. Idris
Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) semuanya diketahui oleh
Kepala Desa Sihuik Kuik Parubahan Pasaribu, di sini sebaliknya
Kepala Desa seolah-olah tutup mata dengan Berita Acara tanggal 21
September 2017 yang dibuat di Kantor Desa Sihuik Kuik atau
setidaknya tidak mengakui kepemilikan tanah Para Penggugat yang
disengketakan;
Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut sudah seharusnya pihak
Kepala Desa Sihuik Kuik dalam hal ini Sdr. Parubahan Pasaribu
ditarik sebagai pihak, untuk dapat menjelaskan permasalahan

Halaman 39 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


sengketa tanah a quo, karena sebagai pejabat desa yang
memberikan validasi atas perubahan dan kejadian di Desa Sihuik
Kuik yang dituangkan dalam surat dokumen yang disahkan/
ditandatangan oleh Kepala Desa yang mempunyai kewenangan
untuk itu. Maka mohon Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
mempertimbangkan gugatan Penggugat untuk menolak gugatan dan
menyatakan gugatan Penggugat karena kurang pihak;
21. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 13 halaman 3, yang pada intinya
menyatakan perbuatan Tergugat II adalah Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1365 KUH Perdata dengan segala
akibat hukumnya;
Bahwa terkait Perbuatan Melawan Hukum yang dituduhkan Penggugat
adalah tidak benar justru Para Penggugat sendiri yang telah memaksakan
kehendaknya sehingga patut dikatakan Para Penggugat telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan bagi Tergugat II berdasarkan
fakta-fakta sebagai berikut:
1) Bahwa awalnya Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan orang tua
Para Penggugat, terikat dengan Tergugat II dalam Perjanjian PT-AR-
137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017, namun pada
pelaksanaannya Tergugat II tidak dapat melakukan eksplorasi karena
ada keberatan dari Tergugat I yang menyatakan lahan yang disewa
dari Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan orang tua Para
Penggugat, adalah lokasi atau lahan milik Tergugat I. Pada saat
Tergugat II minta agar Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan
orang tua Para Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, Alm. Samsul Baharif Harahap tidak bersedia mendatangi
Tergugat I ataupun mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan Tergugat I;
2) Bahwa dikarenakan Alm. Samsul Baharif Harahap, suami dan orang
tua Para Penggugat, tidak dapat menyelesaikan permasalahan
dengan Tergugat I, hal tersebut mengakibatkan beberapa wakil
Tergugat II telah dipanggil sebagai saksi oleh Kepolisian Resor
Tapanuli Selatan dalam perkara dugaan tindak pidana pengrusakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 406 jo. 55 ayat (1) KUHPidana,
dan hal ini juga pada saat disampaikan kepada Alm. Samsul Baharif
Harahap, suami dan orang tua Para Penggugat, secara tidak

Halaman 40 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


bertanggung jawab tidak mau mengklarifikasi ataupun ikut
menjelaskan kepada pihak kepolisian, akibatnya Tergugat II jelas
merasa dirugikan atas perbuatan Alm. Samsul Baharif Harahap;
Sehingga Tergugat II terpaksa berhadapan dan melakukan negosiasi
sendiri dengan pihak Tergugat I untuk dapat menyelesaikan
eksplorasi dan harus membayar sewa tanah kepada Tergugat I untuk
meneruskan eksplorasi di lokasi Desa Sihuik Kuik;
3) Bahwa pada tanggal 4 November 2021 telah datang oknum pejabat
ke tanah sengketa/ kebun milik Tergugat I di mana oknum tersebut
mengaku telah menerima Surat Kuasa dari Keluarga Samsul Baharif
Harahap dan ditugaskan untuk dalam 1 (satu) tahun harus bisa
menguasai lahan sengketa (sumber: Wahana New-Sumut tanggal 16
November 2021 dan Digtara.com tanggal 17 November 2021).
Perbuatan ini mengakibatkan Karyawan Tergugat II, yang sedang
bekerja melakukan eksplorasi pengeboran di lokasi tanah Tergugat I
merasa tidak nyaman dan khawatir karena perbuatan dari oknum
jelas-jelas mengganggu dan mengakibatkan dapat terhentinya
proses eksplorasi yang dilakukan Tergugat II di Desa Sihuik Kuik;
Berdasarkan fakta-fakta tersebut tindakan yang dilakukan oleh Alm.
Samsul Baharif Harahap dan Para Penggugat jelas merupakan
perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian khususnya
bagi Tergugat II;
22. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 16 - 18 halaman 3 - 4 terhadap
tuntutan ganti rugi dapat kami tanggapi sebagai berikut:
Penggugat dalam dalil-dalil gugatan tidak cermat dalam menentukan
Perbuatan Melawan Hukum khususnya Tergugat II sehingga tuntutan ganti
rugi baik itu kerugian materiil maupun immaterial patut ditolak, karena Para
Penggugat tidak dapat membuktikan adanya perbuatan melawan hukum
yang mengakibatkan kerugian bagi Para Penggugat, dengan alasan
sebagai berikut:
Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di atas, Tergugat II adalah
pemegang Kontrak Karya untuk melakukan kegiatan pertambangan emas
dan perak di Wilayah Kontrak Karya dan persetujuan penggunaan
kawasan hutan untuk kegiatan eksplorasi lanjutan berdasarkan IPPKH dan
PPKH;

Halaman 41 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Bahwa untuk melakukan eksplorasi terhadap lahan-lahan dikuasai oleh
warga berdasarkan ketentuan dan kebijakan yang ada, Tergugat II harus
memberikan kompensasi, hal ini dilakukan Tergugat II dengan melakukan
perjanjian sewa menyewa atas lahan dan ganti rugi tanah tumbuh di atas
lokasi yang akan di eksplorasi;
Bahwa atas dasar tersebut adalah tidak beralasan apabila memposisikan
Tergugat II mempunyai kewajiban untuk secara tanggung renteng
membayar uang kerugian materil sebesar Rp25.000.000.000,- (dua puluh
lima milyar Rupiah) dan kerugian immaterial sebesar Rp10.000.000.000,-
(sepuluh milyar Rupiah) karena Tergugat II dalam melakukan eksplorasi
sudah mendapatkan izin dari lembaga-lembaga terkait dan eksplorasi di
lahan sengketa, Tergugat II hanya sebatas untuk melakukan pengeboran
dengan tujuan penelitian, dan tidak untuk menambang emas ataupun
menguasai lokasi tanah tersebut dan luas lahan yang disewa Tergugat II
untuk pengeboran adalah dibatasi dengan luas masing-masing sebesar
20mx20m pada setiap titik yang disewa;
Bahwa oleh sebab itu tidak tepat jika dikatakan Tergugat II telah
menguasai dan mengelola tanah secara tanpa hak, atas dasar hal
tersebut mohon Majelis Hakim menyatakan Tergugat II sebagai penyewa
lahan yang beritikad baik sehingga Penggugat tidak dapat menuntut
Tergugat II untuk mengakhiri sewa menyewa lihat Yurisprudensi MARI
No. 188K/Pdt/1985 tanggal 31 Mei 1986 yang menyatakan: “Penggugat
asal tidak dapat menuntut begitu saja pengosongan rumah sengketa,
akan tetapi harus terlebih dahulu melalui pemutusan hubungan sewa
menyewa”, bahkan apabila objek sengketa dilelang, tidaklah
menyebabkan sewa menyewa hapus, kerena sewa menyewa tidak hapus
karena jual beli Pasal 1576 KUHPerdata;
Bahwa dikarenakan dalil adanya Perbuatan Melawan Hukum atau
kerugian tidak terbukti, maka mohon kepada Majelis Hakim terhadap
tuntutan ganti kerugian tidak dipertimbangkan lihat Yurisprudensi
Mahkamah Agung No. 864K/Sip/1973 Jo. Yurisprudensi
No.459K/Sip/1975 yang menyatakan bahwa suatu tuntutan ganti kerugian
harus diperinci, dalam bentuk apa kerugian, dan besarnya juga harus jelas
dan mempunyai hubungan klausal dengan perbuatan melawan hukum
yang dituduhkan;

Halaman 42 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


23. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 19 halaman 4 tuntutan untuk Sita
Jaminan (Conservatoir Beslag) adalah permohonan yang tidak berdasar
dikarenakan gugatan Penggugat bukan merupakan perkara hutang-
piutang sehingga tidak membutuhkan jaminan untuk pembayaran kelak
dan apa yang disengketakan dalam perkara a quo adalah terkait sengketa
tanah di mana Para Penggugat tidak dapat menjelaskan bahwa
kemungkinan Para Tergugat akan menggelapkan atau mengalihkan objek
sengketa. Berdasarkan hal tersebut maka permohonan diletakkannya sita
jaminan oleh Para Penggugat tidak dapat dipenuhi, maka adalah berdasar
hukum apabila Majelis Hakim menolak permohonan sita jaminan dari Para
Penggugat;
24. Bahwa terhadap dalil Penggugat poin 20 halaman 4 terhadap tuntutan
untuk membayar uang paksa/ dwangsom;
Bahwa tuntutan dwangsom tidak dapat dibenarkan terhadap tuntutan
pokok pembayaran sejumlah uang lihat Yurisprudensi Mahkamah
Agung No. 791K/Sip/1972, pengenaan uang paksa (dwangsom) tidak
berlaku terhadap tindakan membayar uang. Oleh karena gugatan
Penggugat juga menyangkut pembayaran sejumlah uang/ganti kerugian
pemakaian tanah dan ganti rugi atas tanah, maka sudah sepatutnya
Majelis Hakim yang Terhormat menolak gugatan Penggugat atas
pengenaan uang paksa (dwangsom);
25. Bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat poin 21 halaman 5 dapat kami
sampaikan sebagaimana ketentuan Pasal 180 (1) HIR, Pengadilan Negeri
boleh memerintahkan supaya keputusan dijalankan dahulu, walaupun
keputusan itu dibantah atau diminta banding, jika ada surat yang sah, 1
(satu) surat tulisan yang menurut peraturan yang laku (berlaku) untuk itu
berkekuatan bukti, atau jika ada hukuman dahulu dengan keputusan yang
sudah mendapat kekuatan keputusan yang pasti, demikian juga jika
tuntutan sementara dikabulkan, tambahan pula dalam perselisihan hak;
Selanjutnya SEMA Nomor 3 Tahun 2000 memberikan petunjuk bahwa
Hakim pada Pengadilan Negeri tidak menjatuhkan Putusan Serta Merta,
kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan
tangan (handscript) yang tidak dibantah kebenarannya tentang
isi dan tanda tangannya, yang menurut Undang-undang tidak
mempunyai kekuatan bukti;

Halaman 43 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


b. Gugatan tentang Hutang-Piutang yang jumlahnya sudah pasti dan
tidak dibantah;
c. Gugatan tentang sewa-menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain,
di mana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau
Penyewa terbukti melalaikan kewajibannya sebagai Penyewa yang
beritikad baik;
d. Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan
(gono-gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai
kekuatan hukum tetap;
e. Dikabulkannya gugatan Provisionil, dengan pertimbangan agar
hukum yang tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv;
f. Gugatan berdasarkan Putusan yang telah memperoleh kekutan
hukum tetap (in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan
dengan pokok gugatan yang diajukan;
g. Pokok sengketa mengenai bezitsrecht.
Bahwa gugatan Penggugat didasarkan pada Surat Pelepasan
Penguasaan Atas Tanah dengan Ganti Rugi No. 592.2/800/2012
TANGGAL 26 November 2007 sudah dibantah keabsahannya. Dengan
demikian, Gugatan Penggugat tidak memenuhi kriteria gugatan
sebagaimana dimaksud dalam SEMA Nomor 3 Tahun 2000, yang padanya
dapat dijatuhkan Putusan Serta Merta;
Bahwa berdasarkan hal tersebut serta ketentuan Pasal 180 (1) HIR dan
SEMA No. 3 Tahun 2000, tidak berdasar dalil Penggugat pada angka 16
Gugatannya yang menyebutkan putusan ini dapat diajalankan terlebih
dahulu walaupun terdapat upaya hukum (banding, verzet maupun kasasi).
Oleh karenanya, adalah berdasar hukum apabila Majelis Hakim yang
Terhormat menolak untuk menjatuhkan putusan dalam perkara a quo
dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun terdapat upaya hukum
(banding, verzet maupun kasasi);
III. PERMOHONAN
Berdasarkan dalil-dalil, fakta-fakta, bukti-bukti dan dasar-dasar hukum di
atas, maka Tergugat II memohon kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk
memberi putusan sebagai berikut:
MENGADILI:
DALAM EKSEPSI:

Halaman 44 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


1. Menerima dan mengabulkan seluruh Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat
II;
a. Menyatakan Tergugat II sebagai penyewa beritikad baik;
b. Menyatakan Gugatan Penggugat kurang pihak atau tidak lengkap;
c. Menyatakan Surat Kuasa Khusus Penggugat adalah Surat Kuasa
Khusus yang tidak sah;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh ongkos dan biaya
perkara;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh ongkos dan biaya
perkara;
ATAU, apabila Majelis Hakim yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex a quo et bono);
Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat I dan Tergugat II tersebut
Penggugat I sampai dengan V telah mengajukan Replik pada tanggal 19 Januari
2023;
Menimbang, bahwa atas Replik Penggugat I sampai dengan V tersebut
Tergugat I dan Tergugat II telah mengajukan Duplik pada tanggal 26 Januari 2023;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat I
sampai dengan V telah mengajukan bukti surat;
1. Foto Copy Surat Pelepasan Penguasaan atas tanah dengan ganti rugi
Nomor: 592.2/800/2012 tanggal 24 Januari 2012, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-1;
2. Foto Copy Surat Pernyataan Ahli Waris dari Almarhum SAMSUL BAHARIF
HARAHAP tanggal 16 Januari 2023, telah diberi meteri cukup, sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-2;
3. Foto Copy Kutipan Akte Kematian Almarhum SAMSUL BAHARIF
HARAHAP yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Padangsidimpuan Nomor : AM. 543.0002087 tanggal 10 Oktober
2018, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda P-3;
4. Foto Copy Surat Kutipan Akte Kelahiran atas nama RAIFYAH HARAHAP
yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Halaman 45 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Padangsidimpuan tanggal 12 Nopember 2020, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-4.1;
5. Foto Copy Surat Kutipan Akte Kelahiran atas nama NURISMA JUITA
HARAHAP yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Padangsidimpuan tanggal 12 Nopember 2020 telah diberi meteri
cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-4.2;
6. Foto Copy Surat Kutipan Akte Kelahiran atas nama RIZKYANDAH
HARAHAP yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Padangsidimpuan tanggal 12 Nopember 2020, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-4.3;
7. Foto Copy Surat Kutipan Akte Kelahiran atas nama RIDHOWAN THUAH
HARAHAP yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Padangsidimpuan tanggal 12 Nopember 2020, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-4.4;
8. Foto Copy Kutipan Akta Nikah Almarhum SAMSUL BAHARIF HARAHAP
dengan LANNAHARI SIREGAR yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kabupaten
Tapanuli Selatan tanggal 14 Februari 1988, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-5;
9. Foto Copy Surat Keterangan Janda nomor: 470/873/2018 atas nama
LANNAHARI SIREGAR yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Lurah
Kelurahan Sitamiang Baru, tanggal 03 Oktober 2018 1988, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-6;
10. Foto Copy Surat Keterangan KHALIFAH MUKTAR PULUNGAN tanggal 27
Mei 2015, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda P-7;
11. Foto Copy Surat Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Nomor: PT-AR-
137/IX/2017/GE0 tanggal 15 September 2017, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-8;
12. Foto Copy Surat Keterangan yang dibuat dan ditandatangani oleh
KHALIFAH MUKTAR PULUNGAN tanggal 25 Maret 2010, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-9;
13. Foto Copy Surat Pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh
PIJORKOLING NASUTION tertanggal 27 Januari 2014, telah diberi meteri
cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-10;

Halaman 46 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


14. Foto Copy Surat Pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh
KHALIFAH MUKTAR PULUNGAN tanggal 25 Maret 2010, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-11;
15. Foto Copy Surat Keterangan Nomor: 470/222/2010 yang dikeluarkan oleh
Camat Angkola Selatan tanggal 13 April 2010, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-12;
16. Foto Copy dari fotocopy Akta Jual Beli No. 171/Kec. Siais/1994 tanggal 22
September 1994, yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) Kecamatan Siais atas nama Awaluddin Harahap, BA, telah diberi
meteri cukup, tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda P-13;
17. Foto Copy dari foto copy Akta Jual Beli No. 184/Kec. Siais/1994 tanggal
06 Oktober 1994, yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) Kecamatan Siais atas nama Awaluddin Harahap, BA, telah diberi
meteri cukup, tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda P-14;
18. Foto copy dari foto copy Surat Keterangan Hak Milik No. 411/14/IX/1997
tanggal 29 September 1997 yang tandatangani oleh Kepala Desa Sihuik-
kuik atas nama DERLAN NASUTION, telah diberi meteri cukup, tidak ada
aslinya selanjutnya diberi tanda P-15;
19. Foto Copy dari foto copy Akta Jual Beli No. 709/Kec. Siais/1994, tanggal
03 November 1997, yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) Kecamatan Siais atas nama Drs. ASLIM SIMAMORA, telah diberi
meteri cukup, tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda P-16;
20. Foto Copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atas nama SAMSUL
BAHARIF HARAHAP untuk pembayaran pajak tanah tahun 2014
tertanggal 24 Desember 2014, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda P-17;
21. Foto Copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atas nama SAMSUL
BAHARIF HARAHAP untuk pembayaran pajak tanah tahun 2015
tertanggal 29 September 2015, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda P-18;
22. Foto Copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atas nama SAMSUL
BAHARIF HARAHAP untuk pembayaran pajak tanah tahun 2016
tertanggal 16 September 2016, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda P-19;
23. Foto Copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atas nama SAMSUL
BAHARIF HARAHAP untuk pembayaran pajak tanah tahun 2017

Halaman 47 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


tertanggal 04 Juli 2017, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda P-20;
24. Foto Copy Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan
Bangunan atas nama SAMSUL BAHARIF HARAHAP tahun 2014 tanggal
13 Februari 2014, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda P-21;
25. Foto Copy Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (SSPD-BPHTB) atas nama SAMSUL BAHARIF
HARAHAP, yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan
yaitu ASWIN RANGKUTI, S.H, dan Camat Kecamatan Angkola Selatan
yakni ZAMHIR, S.E, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda P-22;
26. Foto Copy Surat Setoran Pajak Bumi dan Bangunan (SSP PBB) atas nama
SAMSUL BAHARIF HARAHAP, tanggal 29 September 2015, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-23;
27. Foto Copy Surat Setoran Pajak Bumi dan Bangunan (SSP PBB) atas nama
SAMSUL BAHARIF HARAHAP, tanggal 29 September 2015, telah diberi
meteri cukup, sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-24;
28. Foto copy Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan No. Pol.
B/52/II/2017/Reskrim tanggal 28 Februari 2017, telah diberi meteri cukup,
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P-25;
29. Foto Copy Surat Tanda Terima Setoran (STTS) atas nama KHALIFAH
MUKTAR PULUNGAN untuk pembayaran pajak tanah tahun 2014,
tertanggal 18 Agustus 2014, telah diberi meteri cukup, sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda P-26;
30. Foto copy dari foto copy Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian
Perkara atas Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000 M²) tanggal
21 September 2017, telah diberi meteri cukup, tidak ada aslinya
selanjutnya diberi tanda P-27;
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut, Penggugat melalui
Kuasanya juga telah mengajukan 7 (tujuh) orang Saksi, yang memberikan
keterangan di bawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut :
1. Saksi SAMSIAH HUTAGALUNG;
- Bahwa saksi saksi ketahui masalah Penggugat dan Tergugat adalah
masalah kebun;

Halaman 48 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa Saripuddin Batee punya kebun karena kami sama-sama punya
disana;
- Bahwa saksi punya kebun disana tahun 1991 atau 1992;
- Bahwa sebelum itu saksi pernah tinggal di aek kapur;
- Bahwa Saripuddin Batee ada tanah ditempat tersebut;
- Bahwa selain berkebun saksi mengguris di kebun orang;
- Bahwa Saripuddin Batee pernah jual tanah pada tahun 1996 atau 1997;
- Bahwa saksi hanya dengar-dengar dari tetangga;
- Bahwa tanah yang dijual lebih kurang luasnya 5 hektar;
- Bahwa letak tanah sebelah barat kebun saksi, letaknya di desa sihuik-huik;
- Bahwa selain itu Halimah Muktar ada jual tanah ke Nainggolan;
- Bahwa yang dijual adalah kebun Saripuddin Batee tersebut;
- Bahwa tanah tersebut sekarang dijual ke lannahari siregar suaminya
namanya harahap. Orang sitamiang aek bakara;
- Bahwa surat jual belinya saksi melihatnya;
- Bahwa ditunjukkan bukti P-1 dipersidangan;
- Bahwa saksi melihat surat tersebut tahun 2013;
- Bahwa saksi kenal dengan Masril Tanjung dan tanah Masril Tanjung di
tempat tersebut sekarang ada karena kebun kami sama Saripuddin Batee
sama Masril Tanjung diganti rugi dari saksi tahun 2013;
- Bahwa luas tanah yang dijual tersebut dalam surat kurang lebih 2 hektar;
- Bahwa saksi pernah lihat surat jual beli saksi dengan Masril Tanjung;
- Bahwa ditunjukkan bukti P-10 dipersidangan;
- Bahwa saksi menyatakan tidak pernah lihat surat tersebut;
- Bahwa disekitar tanah tersebut ada tanah harefa, hotman hutagalung,
tanah rambe, tanah bate;
- Bahwa harahap pernah datang yaitu minggu yang lalu;
- Bahwa letak tanah harahap adalah saat pemeriksaan setempat, karena
kami sama-sama tanam padi dan cafe;
- Bahwa jual tanah dengan Masril Tanjung batas mata angin tidak tahu;
- Bahwa saksi berusia 67 tahun dan kalau sesuai KTP 64 tahun;
- Bahwa saat 6 tahun pindah ke tanah aek ganti lalu nikah pidah ke kampung
darek lalu tahun 1997 cerai dengan suami pertama lalu tahun 1990 pergi
ke tanah kosong lalu saksi buka tanah tersebut tahun 1991 di sihuik-huik;
- Bahwa buka tanah dengan anak saksi 3 orang;
- Bahwa saksi kenal dengan Saripuddin Batee;

Halaman 49 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa ditunjukkan bukti T-1 dipersidangan;
- Bahwa tahun 1991 desa hagian nasonang;
- Bahwa ditunjukkan surat T-1.3c dipersidangan;
- Bahwa pelepasan tanah saksi ke Masril Tanjung sehingga saksi tidak ada
tanah lagi;
- Bahwa setelah Samsul Baharif baru ke lannahari;
- Bahwa buka lahan tanpa ijin tebas dari kepala desa Cuma permisi saja.
Kepala desanya secara lisan;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-1-2 saksi tidak pernah melihat bukti T-1-2;
- Bahwa diatas tanah ada karet ada pete;
- Bahwa diatas objek karet umur 20 tahun;
- Bahwa kepala desa saat itu Derlan Nasution;
- Bahwa buka lahan dari tahun 1991 siap di tanam tahun 1993;
- Bahwa lalu dibuat surat kepala desa tahun 2014;
- Bahwa tanah saksi berbatas dengan harefa, rambe;
- Bahwa hutabarat tidak ada perbatasannya;
- Bahwa yang tahun 2014 surat tersebut akta yang hijau;
- Bahwa saksi buka lahan sudah di bantu sama Pijor Koling;
- Bahwa saksi dibantu pijor koling tahun 1991 sampai dengan tahun 1992,
tahun 1993 sudah ditanam;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-1-3 b dipersidangan;
- Bahwa bukti T-1-3 b itu benar tanda tangan saksi;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-1-3 c dipersidangan;
- Bahwa bukti T-1-3 c saksi tidak tahu isi surat tersebut;
- Bahwa diperlihatkan bukti P-10 dipersidangan;
- Bahwa bukti P-10 saksi tidak tahu dan bukan tanda tangan saksi;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-13 dipersidangan;
- Bahwa bukti T-13 kwitansi hal uang Rp35.000.000,- bukan uang yang
diterima Rp40.000.000,- dari Masril Tanjung;
2. Saksi PIJOR KOLING NASUTION;
- Bahwa permasalahan penggugat dan tergugat adalah masalah tanah saksi
karena kenal dengan samsul harahap karena tetangga kebun;
- Bahwa tanah saksi luas 5 hektar;
- Bahwa saksi menguasai dan miliki tanah sejak tahun 1991;
- Bahwa saksi punya alas hak dari Kepala Desa Sihuik-Huik Nama Herlan
Nasution;

Halaman 50 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti P-10 ditunjukkan dipersidangan;
- Bahwa saksi pernah melihat bukti surat P-10;
- Bahwa alas hak tanah saksi dibuat tahun 1997;
- Bahwa letak tanah di aek kapur godang desa sihuik-huik;
- Bahwa ada akta di tahun 2013;
- Bahwa pada tahun 1991 istri yang menguasai;
- Bahwa tahun 2014 tidak tahu tanah tersebut karena tahun 2013 sudah
dijual ke Masril Tanjung lebih kurang 15 meter;
- Bahwa saksi tidak ingat ukur seingat saksi tidak di ukur luas cuma taksiran;
- Bahwa BPN tidak ada yang ada cuma kepala lingkungan;
- Bahwa sebelah timur berbatas dengan muslim pane, selatan berbatas
dengan Saripuddin Batee, utara tidak ingat tapi orang sibolga namanya
angkatan laut, barat berbatas dengan Dakman Tumeang;
- Bahwa Saripuddin Batee ada lahan di dekat tanah saksi;
- Bahwa saksi tahu dari surat saksi berbatas dengan saripuddin;
- Bahwa Saripuddin Batee jual tanah tahun 1997;
- Bahwa diperlihatkan bukti P-16 dipersidangan;
- Bahwa dengan surat tersebut saksi masih ingat;
- Bahwa yang tunjukan surat tersebut hasbi;
- Bahwa dengan muktar diserahkan surat jual beli tanah;
- Bahwa nama Samsul Bahari Harahap pernah dengar;
- Bahwa Samsul Bahari Harahap dengan saksi berbatasan kebun;
- Bahwa kebun yang berbatasan dengan Samsul Bahari Harahap sebelah
selatan dari yang 1.5 hektar;
- Bahwa tahun 2019 datang Samsul Bahari Harahap datang dan
menyatakan sebelah selatan sudah menjadi milik Samsul Bahari Harahap.
saksi tahu itu milik Samsul Bahari Harahap dibilang hasbi. pada tahun
1997 datang hasbi bawa duit datang ke Batee jumlah uang Rp55.000.000,-
untuk bayar kebun tergugat, berapa hektar yang dibeli saksi tidak tahu.
pada tahun 2013 datang Samsul Bahari Harahap bilang tanah yang dijual
tersebut adalah tanah miliknya. datang Samsul Bahari Harahap jumpai
saksi tahun 2013 itulah kebun yang dia punya;
- Bahwa tanah diperoleh dari mana saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi kenal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa tidak pernah Masril Tanjung menanam atau babat;
- Bahwa sebelum dijual Masril Tanjung tidak pernah ke lokasi;

Halaman 51 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa jual beli Samsul Bahari Harahap saksi tidak pernah lihat;
- Bahwa luas 5 hektar batas-batas timur berbatas dengan hutabarat, selatan
dengan aek kapur godang;
- Bahwa saksi kenal dengan syamsiah;
- Bahwa syamsiah adalah istri saksi;
- Bahwa yang membuka lahan tersebut sendiri selama dibuka setelah nikah
baru dibuka bersama-sama;
- Bahwa saksi tidak pernah bertanya darimana kebun Samsul Bahari
Harahap diperoleh;
- Bahwa Samsul Bahari Harahap tanam karet tanam langsung;
- Bahwa yang pertama tanam yaitu bate;
- Bahwa dengan lannahari kenal nama tidak tahu dia istri Samsul Bahari
Harahap;
- Bahwa anak Samsul Bahari Harahap ada 6 orang;
- Bahwa saksi menikah dengan Syamsiah tahun 1992;
- Bahwa membuka lahan di desa sihuik-huik tahun 1992;
- Bahwa yang membuka lahan saksi dengan istri;
- Bahwa saat saksi menikah Syamsiah janda;
- Bahwa tahun 1991 baru rencana dibuka;
- Bahwa saat membuka lahan ada orang lain saksi tidak tahu tapi orang
simarpinggan. yang saksi buka 1.5 hektar orang lain tidak ada;
- Bahwa tanah Saripuddin Batee di sihuik-huik;
- Bahwa yang membuka kami belakangan;
- Bahwa orang lain buka lahan tahun 1992;
- Bahwa yang duluan membuka lahan yaitu batee;
- Bahwa kenal batee dari tahun 1992;
- Bahwa batee bersebelahan dengan saksi;
- Bahwa maksud saksi tidak ada orang lain di tanah saksi;
- Bahwa saksi tidak kenal dengan lannahari tapi kenal orang;
- Bahwa saat transaksi Samsul Bahari Harahap ke Muchtar saksi
menyaksikan penyerahan uang Rp5.000.000,-;
- Bahwa saksi kenal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa pelepasan hak tahun 2013 saksi yakin;
- Bahwa jual lahan ada surat dikasih Masril Tanjung;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-1 3B dipersidangan;
- Bahwa bukti T-1 3B tertanda tahun 2014 kenapa tahun 2013 saksi lupa;

Halaman 52 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa surat tandatangan lupa istri ada tidak tandatangan;
- Bahwa penyerahan uang saksi tidak tahu;
- Bahwa saat lepaskan hak uang lupa;
- Bahwa saat dari samsul serahkan dan nainggolan tidak tahu;
- Bahwa surat jual beli nainggolan ke Samsul Bahari Harahap saksi tidak
tahu;
- Bahwa karet yang besar umur lebih kurang 15 tahun;
- Bahwa lahan yang dijual ke Masril Tanjung adalah karet;
- Bahwa saat buka lahan tanam karet;
- Bahwa yang tanam karet yaitu Batee;
- Bahwa uang jual beli yang benar Rp5.000.000,-;
- Bahwa bukti T-10 diajukan dipersidangan;
- Bahwa jumlah disurat Rp6.000.000,- yang di bilang hasbi Rp5.000.000,-;
- Bahwa yang membeli Muchtar yang kasih uang hasbi;
- Bahwa Masril Tanjung tinggal di kampung darek;
- Bahwa saksi tidak pernah ke rumah Masril Tanjung untuk tanam sayur;
- Bahwa bukti T1-3 B diajukan dipersidangan;
- Bahwa saksi serahkan tanah ke Masril Tanjung masih sakit. bukti T1-3 B
saksi tidak dibaca langsung tandatangan;
- Bahwa saksi tidak pernah bekerja di lahan Masril Tanjung;
- Bahwa pada saat jual beli tahun 1997;
- Bahwa kepala desa saat kelola lahan derlan nasution;
- Bahwa kepala desa sebelum derlan saksi tidak tahu;
- Bahwa kerjakan lahan sampai tahun 2013;
- Bahwa jual lahan karena saksi kurang sehat;
- Bahwa saksi jual kepada Masril Tanjung;
- Bahwa yang kerjakan sekarang tidak tahu;
- Bahwa tahun 1991 istri sudah buka lahan;
- Bahwa saat membuka lahan tidak kenal dengan markusa;
- Bahwa masalah nama tidak tahu tapi marga hutabarat;
- Bahwa pekerjaan hasbi tidak tahu;
- Bahwa bukti P-10 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-10 isinya tidak tahu. bukti P-10 bukan tandatangan saksi;
- Bahwa bukti T-1 3C diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T-1 3C isinya tidak ingat tapi benar tandatangan saksi;
- Bahwa tidak ada nama anak saksi Harpan;

Halaman 53 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa pinjam kebun tidak pernah;
3. Saksi NAMRO PULUNGAN;
- Bahwa saksi kenal dengan Lannahari;
- Bahwa saksi hadir dipersidangan untuk menyaksikan jual beli kebun;
- Bahwa kebun si batee di beli orangtua saksi;
- Bahwa orangtua saksi membeli tanah tersebut tahun 1997;
- Bahwa saksi tahu tanah tersebut karena dibilang orangtua saksi;
- Bahwa nama orangtua saksi Halifa Muktar;
- Bahwa surat jual beli saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak pernah ke tanah yang dibeli tesebut;
- Bahwa luas tanah tersebut 5 hektar;
- Bahwa letak tanah di Desa Sihuik-Huik Kecamatan Siais. Sekarang
angkola namun kurang tahu kecamatan apa;
- Bahwa harga tanah kata bapaknya Rp6.000.000,-;
- Bahwa batas-batas tanah tidak tahu;
- Bahwa tahu ada masalah setahu saksi tidak ada masalah;
- Bahwa yang mengerjakan dulu bapak saksi;
- Bahwa tanah tersebut dikerjakan tahun 1997 lalu dijual tahun 2001 oleh
Nainggolan;
- Bahwa saat pembelian umur saksi 30 an;
- Bahwa jual beli tidak tahu persis namun diceritakan orangtua saksi;
- Bahwa dijual ke nainggolan dari cerita orangtua saksi;
- Bahwa setelah itu nainggolan menjual tanah tersebut kepada lannahari;
- Bahwa nainggolan jual ke lannahari tahu dari cerita nainggolan;
- Bahwa masalah surat tidak tahu namun dari cerita orangtua saja;
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa yang saksi kenal tidak ada;
- Bahwa surat tanah saksi tahu dari cerita ayah;
- Bahwa saksi tidak lihat tanah namun dari cerita ayah;
- Bahwa ceritanya di rumah saat itu umur saksi 30 tahunan;
- Bahwa sekarang umur saksi 55 tahun;
- Bahwa saksi dari dengar cerita batee dengan saksi;
- Bahwa cerita orangtua saksi pada tahun yang sama;
- Bahwa dijual ke nainggolan tahun 2021;
- Bahwa saksi saat itu tinggal di rumah mertua. saksi tidak tinggal di
padangsidimpuan;

Halaman 54 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti P-9 diajukan dipersidangan;
- Bahwa orangtua saksi cerita buat surat bukti P-9;
4. Saksi HAMDANI NAINGGOLAN;
- Bahwa saksi dihadirkan dipersidangan karena saksi jual beli dengan
Samsul Baharif tahun 2001;
- Bahwa letak tanah yang dijual di sihuik-huik. sihuik-huik adalah
kecamatan. Kabupaten kurang jelas tapanuli selatan atau kota;
- Bahwa saksi tinggal di sihaloho;
- Bahwa jual tanah ke Samsul Baharif lupa;
- Bahwa surat jual beli saksi dengan Samsul Baharif yang buat Samsul
Baharif;
- Bahwa bukti P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-1 saksi sudah lupa;
- Bahwa ini bukan tanda tangan saksi sebagaimana bukti P-1;
- Bahwa jual tanah karena kebetulan;
- Bahwa beli dari khalifah muktar tanah tersebut tahun 2001;
- Bahwa jual beli langsung ketemu dengan Khalifa Muktar ketemu di
pagaran;
- Bahwa beli tanah tersebut dari Khalifa Muktar;
- Bahwa tanah yang dijual lebih kurang 5 hektar;
- Bahwa jual tanah ke Samsul Baharif harganya lupa;
- Bahwa dasar jual beli ada surat jual beli sekilas saja;
- Bahwa surat jual beli tersebut sudah lupa;
- Bahwa jual ke Samsul Baharif tahunnya lupa;
- Bahwa saat jual beli saksi ada ke lokasi dan ditunjukkan ke Samsul Baharif;
- Bahwa bukti P-9 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-9 yang buat surat tersebut bukan saksi;
- Bahwa sebelum dimiliki Khalifa Muktar tidak tahu tanah tersebut milik
siapa;
- Bahwa batas-batas tanah sudah lupa;
- Bahwa yang minta sebagai saksi adalah lannahari;
- Bahwa letak objek sengketa di Tapanuli Selatan;
- Bahwa saksi pernah ke lokasi;
- Bahwa saksi sudah lupa berapa kali ke lokasi;
- Bahwa setelah saksi beli ada di tanam pohon karet;
- Bahwa pohon karet di sebelah bawah sungai tidak ditanami;

Halaman 55 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa yang tanam pohon karet tidak tahu;
- Bahwa yang saksi usahai di atas tanah tersebut adalah menderes pohon
karet tersebut;
- Bahwa hasilnya belum 100%;
- Bahwa yang menderes bukan saksi namun orang lain. Namanya lupa;
- Bahwa umur tanaman tahun 2021 tidak tahu;
- Bahwa Khalifa Muktar tidak tahu saksi apa ikut tanam atau tidak;
- Bahwa saksi datang ke lokasi hanya menderes;
- Bahwa tidak ada saksi dirikan sopo atau gubuk;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah ada kebun;
- Bahwa Saripuddin Batee tukang kebun tergugat;
- Bahwa saksi tidak ada berkaitan dengan klarifikasi dengan Masril Tanjung
ke bank;
- Bahwa saksi keberatan pemalsuan surat atau tandatangan saksi;
- Bahwa saksi kenal dengan Samsul Baharif sudah lama;
- Bahwa pajak tanah tersebut Rp200.0000,- an;
- Bahwa pajak ada bayar bukti sudah hilang;
- Bahwa diperlihatkan bukti P-24 dipersidangan;
- Bahwa tanah tersebut mau dijual tahu informasi dari ali umar
simanungkalit;
- Bahwa hubungan Samsul Baharif dengan ali umar ada hubungan saudara;
- Bahwa bukti T-1 4B diajukan dipersidangan;
- Bahwa bentuk bukti T-1 4B tidak pernah lihat;
- Bahwa surat Khalifa Muktar surat kepemilikan;
- Bahwa diperlihatkan bukti P-27 dipersidangan;
- Bahwa diperlihatkan bukti T-2 18 dipersidangan;
- Bahwa bukti T-2 18 tanda tangan saksi benar;
5. Saksi MASJUWITA GULTOM;
- Bahwa saksi dihadapkan dipersidangan ini karena masalah kebun di Adian
Nasonang;
- Bahwa saksi jual tanah ke Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa saksi kenal kenal Samsul Baharif Harahap dari suami;
- Bahwa saksi membeli tanah tersebut tahun 2001 dari Khalifah Muktar;
- Bahwa luas tanahnya saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi pernah buat surat jual beli antara saksi dengan Samsul
Baharif Harahap;

Halaman 56 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa benar saksi ikut tandatangan dan saksi mengetahui surat tersebut;
- Bahwa saksi melihat surat itu karena saksi menandatangani surat tersebut
dengan suami saksi. Waktu penandatanganan surat itu di rumah saksi,
yang hadir saat itu ada pihak kami hanya saya dan suami. Yang memberi
surat tersebut untuk ditandatangani adalah Samsul Baharif Harahap.
Samsul Baharif Harahap ikut juga datang ke rumah saksi;
- Bahwa saksi tidak pernah ke lokasi objek tersebut;
- Bahwa saksi pernah bertemu dengan Kahlifah Muktar;
- Bahwa surat jual beli yang kedua ini tidak ada turun kelapangan;
- Bahwa surat jual beli yang kedua ini dibawa ke rumah oleh Samsul Baharif
Harahap lalu saksi tandatangan;
- Bahwa saksi tidak tahu Saripuddin Batee;
- Bahwa saksi tidak tahu ada ikut Kepala Desa;
- Bahwa saksi tidak pernah ikut mengecek tanah itu;
- Bahwa dulu saksi pernah bertemu Khalifah Muktar;
- Bahwa Khalifah Muktar menjual tanah ke kami;
- Bahwa tandatangan oleh Camat Angkola Selatan di tandatangani di
rumahnya di Kec. Angkola Barat;
- Bahwa tahun 2012 saksi tinggal di sialogo kec. Angkola selatan;
- Bahwa bukti T.1-4 a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-4 a surat tersebut kami tandatangan di rumah yang
membawa surat yaitu Samsul Baharif Harahap. Kepala Desa saksi lupa
apa hadir atau tidak. Yang membuat surat adalah Samsul Baharif Harahap
saksi tahu karena beliau yang tandatangan;
- Bahwa saksi tidak turun ke lapangan saat jual beli karena tidak perlu saksi
rasa saksi turun. saksi percaya suami saksi;
- Bahwa surat tanah tersebut sudah hilang yang pertama. Surat yang hilang
itu surat jual beli dengan surat Samsul Baharif Harahap. saksi tandatangan
surat jual beli dengan Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa surat jual beli dengan Khalifah Muktar saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak pernah membuat surat jual beli lagi;
- Bahwa saksi tahu akta jual beli tahun 2007 itu hilang;
- Bahwa suami saksi sakit struk mulai tahun 2013. Akibat itu suami saksi
sering lupa;
- Bahwa batas-batas tanah saksi tidak tahu;

Halaman 57 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa kami membayar pajak tanah itu. Saksi lupa apakah setiap tahun
membayar pajak. Tetapi pernah membayar pajak tanah itu;
- Bahwa saksi kenal Samsul Baharif Harahap sejak tahun 2007 waktu jual
kebun;
- Bahwa waktu menderes karet saksi tidak ingat kapan;
- Bahwa kami membeli tanah tersebut tahun 2001 lalu kami kuasai tahun
2001 sampai dengan tahun 2007;
- Bahwa bukti P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-1 saksi tandatangan di rumah saksi. Yang benar di tulis di
bukti ini atau tandatangannya di rumah saksi. saksi tidak tahu apakah surat
pengganti tahun 2012 itu;
- Bahwa jual beli tahun 2007 akta yang tahun 2012 itu pengganti yang hilang
atas surat tahun 2007;
- Bahwa bukti P-27 point 1 huruf c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-27 point 1 huruf c surat tahun 2007 yang hilang di ganti
surat tahun 2012;
- Bahwa saksi tidak tahu tahun 2007 atau tahun 2012 saksi menerima uang
penjualan dengan Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa saksi tidak ada terima uang tahun 2012 sebesar Rp85.000.000,00.
Yang benar tahun 2007 sebesar Rp45.000.000,00;
- Bahwa waktu saksi mendampingi suami penjualan dengan Khalifah Muktar
saksi tidak ingat dimana transaksi;
- Bahwa waktu jual beli ada surat jual beli dengan Khalifah Muktar;
- Bahwa saksi tidak tahu ada surat-suratnya;
- Bahwa Khalifah Muktar itu pemilik lama sebelum surat kepemilikan saksi
tidak tahu;
- Bahwa surat yang kami jual kepada Samsul Baharif Harahap itu yang
hilang;
- Bahwa surat yang hilang itu antara khalifah muktar menjual ke hamdani
nainggolan atau surat jual dari hamdani ke Samsul Baharif Harahap
menurut saksi dari hamdani ke Samsul Baharif Harahap surat yang hilang;
6. Saksi ALI UMAR;
- Bahwa saksi dihadapkan dipersidangan ini sehubungan dengan masalah
tanah;
- Bahwa letak tanah di Adian Nasonang Desa Sihuik-Huik Kec. Angkola
Selatan Kab. Tapsel;

Halaman 58 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa luas tanah tersebut 5 hektar;
- Bahwa batas-batas tanah tersebut utara pijor koling nasution, selatan aek
kapur godang, barat harefa, timur mualin rambe;
- Bahwa saksi tahu tanah itu berbatas karena saksi penderes lahan Samsul
Baharif Harahap;
- Bahwa saksi ke lokasi dulu tahun 1991 ada juga kebun saksi disana;
- Bahwa pemilik lahan tahun 1991 awalnya masih hutan;
- Bahwa yang berbatas dengan kebun harefa itu lahan abang saksi yang
bernama burhanuddin;
- Bahwa tanah itu milik Samsul Baharif Harahap dijual lagi ke Hamdani
Nainggolan;
- Bahwa saksi pernah melihat surat jual beli mereka;
- Bahwa bukti P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-1 surat ini yang saksi lihat. Surat ini saksi lihat di rumah
Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa proses jual beli terjadi sejak tahun 2007 antara Hamdani
Nainggolan dengan Samsul Baharif Harahap. Tanah tersebut di peroleh
Hamdani Nainggolan dari Khalifah Muktar;
- Bahwa saksi pernah bertemu khalifah muktar tidak ingat lagi kapan. Saksi
bertemu khalifah muktar masalah kebun;
- Bahwa bukti P-16 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-16 pernah saksi lihat surat itu di rumah Samsul Baharif
Harahap saksi melihat fotocopynya;
- Bahwa surat yang hilang itu saksi ikut terlibat mengurusnya. Tahun 2012
surat itu saksi ikut mengurusnya. Saksi ikut ke kantor camat tahun 2012.
bukti P-16 ini benar suratnya;
- Bahwa saksi di suruh Samsul Baharif Harahap untuk bertemu pegawai
camat. Pegawai camatnya masih hidup. Bukti P-16 di ketik di kantor
kecamatan angkola selatan. Yang tandatangan termasuk Samsul Baharif
Harahap;
- Bahwa tahun 1991 saksi berkebun salak, karet;
- Bahwa saksi membeli tanah saksi dari marga sihombing;
- Bahwa Tanah saksi lebih kurang 700 meter dari objek sengketa;
- Bahwa lebih dahulu lahan saksi kalau dari jalan besar;
- Bahwa saksi pernah ke lokasi waktu pemeriksaan setempat;

Halaman 59 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa waktu itu tanah yang ditunjukkan itu tanah yang waktu pemeriksaan
setempat;
- Bahwa tanaman yang ada sekarang karet, salak, padi, durian;
- Bahwa salak itu tanahnya dibeli Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa sekarang ada pemboran PT Tambang batangtoru. Sebelumnya
pernah ada PT Tambang ke lokasi tahun 2016 dan 2017. Tambang itu
nama perusahaan. Nama perusahaan yang saksi tahu PT batangtoru. Ada
juga galian c di lokasi objek perkara. Saksi tahu perusahaan itu melakukan
pengeboran. Setahu saksi tanahnya yang diangkat. Saya tidak tahu untuk
apa diangkat tanahnya. Status tanah itu saksi tidak tahu;
- Bahwa sewaktu proses jual beli Hamdani Nainggolan dengan Samsul
Baharif Harahap saksi ikut mengurusnya tahun 2012. Keikutsertaan saksi
ikut menemani Samsul Baharif Harahap. Hamdani Nainggolan juga ikut;
- Bahwa bukti P-27 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-27 saksi tahu proses pembuatan surat ini. Saksi hadir saat
itu. Kepala desa juga ikut. Masalah kepemilikan setahu saksi milik Samsul
Baharif Harahap. Yang menggugat saat itu Masril Tanjung. Surat tersebut
dihadiri kepala desa dan lain-lain tetapi penggugat tidak hadir;
- Bahwa saksi kenal dengan lannahari istri dari Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa sejak saksi beli kebun tahun 1991 saksi sudah kenal Masril
Tanjung;
- Bahwa tanah karet itu bekas kebun Burhanuddin;
- Bahwa tanah harefa itu berbatas dengan objek perkara;
- Bahwa tanah tersebut tahun 2007 dibeli Samsul Baharif Harahap dari
Hamdani nainggolan. Hilang surat tersebut lalu digantikan tahun 2012
pembelinya Samsul Baharif Harahap dari Hamdani Nainggolan. Sebelum
tahun 2007 tanah itu milik Hamdani Nainggolan. Khalifah Muktar beli dari
Saripuddin Batee;
- Bahwa bukti surat P-16 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti surat P-16 dari Saripuddin Batee ke Khalifah Muktar saksi
tidak tahu. Saksi tahu hanya masalah tanah ini saja yang menjadi
masalah;
- Bahwa luas tanah bermasalah itu 5 hektar;
- Bahwa saksi cuma diberi tahu batas-batasnya. saksi ditunjukkan batas-
batasnya tahun 1997;
- Bahwa tidak ada dibuat tanda;

Halaman 60 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi di suruh mengawasi lahan tahun 1997 sampai dengan
sekarang;
- Bahwa saksi disuruh mengawasi oleh Samsul Baharif Harahap. Samsul
Baharif Harahap menyuruh orang untuk mengambil getah sekitar tahun
2007;
- Bahwa dulu ada dipatok;
- Bahwa surat dengan fakta dilapangan saksi tidak tahu soalnya tidak
pernah lihat;
- Bahwa pekerjaan saksi wiraswasta;
- Bahwa saksi tahu tahun 2017 PT martabe sudah beroperasi disana karena
saksi di sana;
- Bahwa yang mengambil eksplorasi hasil tanah itu setahu saksi PT
Batangtoru;
- Bahwa saksi pernah bertanya kepada Masril Tanjung untuk pergi ke bank
BRI. Saksi pergi bersama hamdani nainggolan ke rumah Masril Tanjung
bertanya supaya membawa Masril Tanjung ke bank BRI, ternyata suratnya
tidak ada. Ketika saksi datang ke bank BRI karena Masril Tanjung
mengakui suratnya ada di bank BRI;
- Bahwa tahun 1991 saksi berkebun disitu;
- Bahwa saksi membeli kebun sudah jadi dari sihombing;
- Bahwa saksi kenal pijor koling nasution;
- Bahwa saksi tidak tahu yang saksi tahu saksi membeli kebun milik saksi
tahun 1991;
- Bahwa waktu pemeriksaan setempat saksi hadir;
- Bahwa yang menyuruh saksi hadir adalah istri Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa Samsul Baharif Harahap membeli tanah dari hamdani nainggolan.
hamdani nainggolan membeli tanah dari khalifah muktar, khalifah muktar
membeli tanah dari Saripuddin Batee;
- Bahwa saksi tahu batas-batasnya;
- Bahwa waktu hamdani membeli tanah, hamdani ikut, yang menunjukkan
lahannya mulia rambe, saksi juga ikut;
- Bahwa hamdani nainggolan mungkin lupa batas-batasnya;
- Bahwa waktu membeli tanah tahun 1991 tidak memakai ukuran meter
hanya diperkirakan. waktu saksi beli 2.5 hektar;
- Bahwa saksi tidak tahu tanah Masril Tanjung waktu itu;

Halaman 61 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi pengawas objek itu tahun 2007. saksi dipanggil Hamdani
Nainggolan untuk melihat-lihat kebunnya. waktu Samsul Baharif Harahap
juga saksi diminta untuk mengawasi lahannya;
- Bahwa surat no 209 diajukan dipersidangan;
- Bahwa Surat no 209 pernah saksi baca di rumah Samsul Baharif Harahap.
saksi baca dalam bentuk surat asli;
- Bahwa saksi pernah melihat aslinya bukti P-16 tahun 2007 ketika tahun
2012 itu saksi melihat yang fotocopynya;
- Bahwa kebun harefa sempat dimiliki abang saksi tahun 1993. Dikuasai
abang saksi juga;
- Bahwa jual beli tahun 1997 saksi tahu yaitu Saripuddin Batee ke Khalifah
Muktar. saksi tidak tahu jual belinya dimana. penjualan khalifah muktar
kepada hamdani nainggolan saksi tidak tahu kapan;
- Bahwa tanah objek perkara awalnya dimiliki saripuddin bate;
- Bahwa tahun 2012 itu proses penandatanganan aktenya di kantor camat.
Yang hadir saksi tidak ingat. Penjual saksi tidak ingat. Pembeli ada waktu
itu. Saksi-saksi dalam jual beli itu saksi tidak ingat. Istri hamdani
nainggolan saksi tidak ingat ada atau tidak disitu. Saksi ada disitu;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat tentara di objek perkara;
- Bahwa tanaman di objek perkara saksi tidak tahu berapa besar;
- Bahwa di atas objek sengketa ada salak, karet, bekas pemboran;
- Bahwa saksi tidak tahu ada berapa titik pemboran. Ada lebih dari satu. Ada
bekas penggalian;
- Bahwa Saksi pernah melewati tanah objek sengketa hanya jika perlu;
- Bahwa yang menyuruh saksi ke lokasi itu Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa saksi pernah melihat kuburan. Tidak ada tanda kuburannya. Tanah
kuburan itu tanah kuburan batee;
- Bahwa saksi pernah bertemu bate;
- Bahwa saksi bertemu batee di warung kopi;
- Bahwa batee tidak pernah bercerita bahwa dia disuruh Masril Tanjung
mengerjakan kebun Masril Tanjung;
- Bahwa tahun 1995 dan seterusnya saksi tidak pernah bertemu dengan
batee;
- Bahwa bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5a saksi baru tahu surat ini;
- Bahwa bukti T.1-4 b diajukan dipersidangan;

Halaman 62 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti T.1-4 b tidak ada disitu hasil garap;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat ada aparat hukum untuk mengintimidasi;
- Bahwa bukti T.2 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.2 itu gambar saksi ada jaksa juga. Mereka datang bertanya
kepada saksi. Dia bukan jaksa waktu datang ke lahan itu;
- Bahwa waktu tandatangan biasanya datang ke kantor camat;
- Bahwa Wilayah lokasi itu di angkola selatan;
- Bahwa bukti P-9 dan P-11 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-9 dan P-11 maksud dibuat surat keterangan ini
menerangkan karena ada surat yang hilang. Saksi tandatangan surat ini.
Saksi tidak ingat tandatangan khalifah muktar. Saksi sebagai saksi di surat
ini. Surat ini dipergunakan kami meminta untuk dibuatkan surat. Saksi tidak
ingat siapa yang membuat surat ini. Saksi tidak ingat siapa duluan
tandatangan. Surat ini dibuatnya kepada siapa saksi tidak ingat. Memang
benar ada tandatangan saksi;
- Bahwa PT batangtoru masuk tahun 2017;
- Bahwa ada juga warga bermasalah
- Bahwa sejak tahun 2017 ada proses pengeboran;
- Bahwa bukti T.2-10.1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.2-10.1 saksi tidak tahu surat perjanjian ini. Sudah dibayar
oleh PT tersebut. Tahun 2017 ada pengeboran;
- Bahwa bukti T.2-18 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.2-18 saksi tidak ingat bahwa ada penolakan dari keluarga
Masril Tanjung;
- Bahwa saksi melaporkan galian c yang dilakukan Masril Tanjung terhadap
tanah Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa bukti T.1-8c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-8c lapor polisi tahun 2015. Terlapornya Saripuddin Batee.
Laporan tersebut sudah dihentikan;
7. Saksi SA’BAN YUHARJA SIREGAR;
- Bahwa saksi mengetahui ada masalah tanah di Adian Nasonang;
- Bahwa saksi mengetahuinya informasi dari masyarakat;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang bermasalah;
- Bahwa informasi dari masyarakat masalah lahan;
- Bahwa jabatan saksi sebagai Kasi Pemerintah Kecamatan Angkola
Selatan;

Halaman 63 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa tugas pokok yaitu membina kepala desa dan juga ikut mengurus
jual beli tanah masyarakat;
- Bahwa bukti P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-1 saksi pernah melihat surat ini;
- Bahwa waktu saksi melihat surat ini saksi belum bertugas di kecamatan
angkola selatan;
- Bahwa surat tersebut pernah saksi baca atas nama Hamdani Nainggolan
pihak ke II atas nama Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa sepengetahuan saksi pembuatan proses jual beli tanah awalnya
dari desa menyiapkan surat-surat dari desa baru di bawa ke kecamatan
surat-suratnya misalnya surat jual beli antara si a dan si b. surat jual beli
yang menandatangani ke pihak desa mengetahui ke pihak kampung. surat
tidak saling sengketa ada dari kepala desa lalu surat dasar tanah tersebut
lalu surat jual beli lalu setelah itu proses ke kepala desa untuk di aktekan.
kalau sudah lengkap di mintalah bukti surat pelepasan hak tanah ada
bukunya di kecamatan lalu di tandatangani di kecamatan. jika memang
sudah ditandatangani kepala desa dan di hadapan kepala desa lalu surat
tersebut sudah bisa dibawa ke kantor camat untuk di tandatangani camat;
- Bahwa tidak harus hadir pihaknya jika kepala desa sudah tandatangan;
- Bahwa surat bukti P-1 terdaftar di kecamatan angkola selatan;
- Bahwa buku pendaftaran tanahnya tidak saksi bawa, tetapi ada di
handphone saksi. Kemudian saksi memperlihatkan di handphonenya
dihadapan majelis hakim dan disaksikan oleh Kuasa Penggugat, Tergugat
1, dan Tergugat 2;
- Bahwa sepengetahuan saksi pembuatan surat ganti rugi tanah adalah
tanah yang putih artinya tanah yang sudah dibebaskan dari kehutanan.
sebelum saksi bertugas, tanah tersebut sudah dibebaskan, saksi tahu dari
rekan saksi yang menjabat jabatan ini;
- Bahwa jabatan saksi yaitu Kasi pemerintahan Kecamatan Angkola
Selatan;
- Bahwa kesaksian saksi diperintah camat terkait bukti P-1;
- Bahwa saksi tidak mengetahui, mengalami, tidak menyaksikan jual beli;
- Bahwa jika ada surat ditandatangani dengan lengkap di pantau Kepala
Desa lahan tersebut di antar ke Kecamatan untuk dibuatkan surat jual
belinya;

Halaman 64 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti surat T-1 4a tersebut ditandatangani di kantor kecamatan
angkola selatan;
- Bahwa jika seseorang menandatangani surat jual beli ternyata dia tidak
mengaku ditandatangani surat jual beli maka surat jual beli itu tidak sah;
- Bahwa surat pelepasan penguasaan tanah yang sah itu yang benar adalah
dasar surat atau alas hak yang punya tanah, lalu dibuat surat jual beli dan
dibuat surat tidak silang sengketa;
- Bahwa syarat-syarat tersebut saksi tidak mengetahuinya;
- Bahwa saksi diangkat Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 2003 di tempatkan
di sayurmatinggi, tahun 2017 saksi ditempatkan di angkola selatan;
- Bahwa akta jual beli tahun 2012 itu saksi tidak mengetahuinya;
- Bahwa yang menyampaikan ke saksi yaitu kepala desa secara lisan;
- Bahwa kepala desa datang ke saksi bahwa ada tanah berperkara;
- Bahwa atas informasi itu saksi cek dokumen di kecamatan;
- Bahwa yang saksi temukan di kecamatan adalah buku pencatatan tanah
tersebut;
- Bahwa saksi tidak melihat pertinggal surat jual beli tanah tersebut di
kecamatan;
- Bahwa surat fotocopy jual beli saksi dapat surat masuk kepada camat;
- Bahwa surat tersebut diberikan oleh camat ketika saksi diberi tugas untuk
menghadiri persidangan ini;
- Bahwa saksi pernah memerintahkan kepala desa supaya para pihak di
mediasi;
- Bahwa saksi lupa aduan tersebut disampaikan ke kepala desa;
- Bahwa saksi tidak pernah memanggil para pihak yang bersengketa;
- Bahwa saksi pernah datang ke lokasi objek perkara;
- Bahwa saksi ke lokasi objek sengketa hanya untuk cek lokasi bersama
kepala desa. ada pihak yang bersangkutan juga;
- Bahwa saksi diundang kepala desa;
- Bahwa bukti surat T.2-20 1 dan T.2-20 2 benar saksi datang ke lokasi ini;
- Bahwa saksi tidak ada melihat ada oknum jaksa;
- Bahwa yang hadir kepala desa, saksi, mantan kepala desa, dan anak dari
Samsul Baharif Harahap namanya lupa;
- Bahwa fakta di lapangan sewaktu saksi kesana adalah duduk bersama dan
saling menjelaskan;

Halaman 65 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi datang ke lokasi objek sengketa saksi tidak kenal Masril
Tanjung, borkat tanjung, lalu ada di mediasi di kantin PT Tambang dan
juga dihadiri oleh marga tanjung;
- Bahwa saksi disuruh oleh kepala desa ke lokasi objek sengketa;
- Bahwa ada marga tanjung yang mewakili Masril Tanjung waktu mediasi
itu, juga ada anak dari syamsul bahri harahap;
- Bahwa yang mewakili syamsul bahri harahap itu atas nama aminuddin
harahap saksi tidak tahu;
- Bahwa hasil dari pertemuan di lokasi tanah itu saksi tidak ingat;
- Bahwa ada bersalam-salaman antara pak tanjung dengan pak harahap di
awal dan di akhir;
- Bahwa saksi tidak pernah diundang oleh keluarga tanjung maupun
harahap;
- Bahwa setelah pertemuan itu saksi tidak pernah berjumpa lagi;
- Bahwa setelah saksi laporkan ke camat, perintah pak camat supaya dicari
seluruh dokumen;
- Bahwa yang terlihat buku dokumen itu saja;
- Bahwa pihak kecamatan tidak memastikan ke lokasi objek sengketa ketika
surat jual beli itu dibuat;
- Bahwa setiap ada surat jual beli wajib ada arsipnya di kantor camat;
- Bahwa fotocopy surat jual beli tersebut saksi cocokkan ke buku
pendaftaran tanah;
- Bahwa kalau surat jual beli hilang, tidak boleh surat baru dibuat;
- Bahwa surat bukti T2.19 kepala desa tidak menyampaikan bahwa ia
adalah perpanjangan tangan dari Penggugat;
- Bahwa tidak ada laporan atas hasil mediasi dari kepala desa;
- Bahwa saksi tidak ingat bahwa sudah pernah ada di mediasi tahun 2017;
- Bahwa syarat terpenuhi atau tidaknya pembuatan surat jual beli tersebut
saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak tahu kronologis surat jual beli itu;
- Bahwa saksi tidak tahu bahwa surat jual beli tersebut pernah hilang;
- Bahwa di buku arsip pencatatan tanah tersebut tidak ada tercatat nomor
surat jual beli;
- Bahwa letak tanah ini di desa sihuik-huik kecamatan angkola selatan;
- Bahwa tugas saksi membina kepala desa sisanya saksi tidak ingat;
- Bahwa saksi menjadi kasi pemerintahan sudah 5 tahun;

Halaman 66 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa tugas pokok saksi mengelola arsip tata pertanahan;
- Bahwa saksi menjadi kasi pemerintahan sejak tahun 2017;
- Bahwa yang saksi periksa yang mulai tahun 2017;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sangkalannya Tergugat I
telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut;
1. Fotocopy Akta Jual Beli No. 257/Sep/Psp.barat/1989 tanggal 22
September 1989 antara Marhusa Hutabarat kepada Masil Tanjung yang
dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-Ia;
2. Fotocopy Surat Pernyataan Erpi Hutabarat dan Oloan Silalahi Nomor :
258/NH/W/2015 tanggal 28 Januari 2012, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-1b;
3. Fotocopy dari fotocopy Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah
atas nama Masril Tanjung diketahui dan ditandatangani Kepala Desa
Sihuik Kuik Parubahan Pasaribu, diberi meteri cukup tidak ada aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-Ic;
4. Fotocopy Surat Penyerahan Hak Atas Tanah dari Jujur Hubarat kepada
Marhusa Hutabarat dan Erpi Hutabarat tanggal 14 Oktober 1989, diberi
meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-Id;
5. Fotocopy dari Fotocopy Surat Keterangan Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Tapanuli Selatan Kecamatan Padangsidempuan Barat Desa
Kuik Kuik Nomor : 411/51/1989, diberi meteri cukup tidak ada aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-2;
6. Fotocopy dari Surat keterangan ganti rugi Netti Herawati Siregar kepada
H. Masril Tanjung tertanggal 06 Maret 2018 diketahui oleh Kepala Desa
Sihuik Kuik Kec. Angkola Selatan, diberi meteri cukup sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda T1-3a;
7. Fotocopy dari Surat Pernyataan Pelepasan Hak Tanaman Pihak I
(Pertama) atas Tanah Pihak II (kedua) dengan ganti rugi antara Pijor
Koling Nasution dan Masril Tanjung tanggal 30 januari 2014 yang diketahui
dan ditandatangani oleh Kepada Desa Sihuik-Huik, diberi meteri cukup
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-3b;
8. Fotocopy dari Akta Pelepasan Hak Atas Tanah dengan ganti rugi Nomor:
592.2/1.201/2013 tanggal 15 Juli 2013, diberi meteri cukup sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda T1-3c;

Halaman 67 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


9. Fotocopy dari Fotocopy Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah dengan
Ganti Rugi Nomor: 592.2/800/2012 tanggal : 24 Januari 2012, diberi meteri
cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T1-4a;
10. Fotocopy dari Fotocopy Akta Jual Beli Nomor: 709./Kec.Siais/1997 tanggal
3 November 1997 dari Sarifuddin Bate’e kepada Halifah Muktar Pulungan
yang diterbitkan oleh PPAT Kec. Siais Drs. Aslim Simamora, diberi meteri
cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T1-4b;
11. Fotocopy dari Surat Pernyataan Sarifuddin Batee, Nurtia Lase dan
Syafwan Yunus Batee tanggal 15 September 2015 dihadapan Notaris Kota
Padangsidimpuan Nur Oloan, SH., M.Kn. Nomor: 259/NH/W/2015, diberi
meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-5a;
12. Fotocopy dari Kartu Tanda Penduduk NIK: 1201140107540011 atas nama
Sarifuddin Batee, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T1-5b;
13. Fotocopy dari Kartu Tanda Penduduk NIK: 1273041511790003 atas nama
Safwan Yunus Batee, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-5c;
14. Fotocopy dari Surat Pernyataan Sonius Harefa tertanggal 26 Januari 2023,
diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-6a;
15. Fotocopy dari Fotocopy dari Akta Notaris / PPAT Elly Satya Putri, SH
nomor 13 tanggal 9 Desember 2013, diberi meteri cukup tidak ada aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-6b;
16. Fotocopy dari Surat Kuasa dari LKMD, Hatobangon, Alim Ulama, Cerdik
Pandai dan masing-masing yang berkebun di Adian Nasonang Sihuik Kuik
kepada Masril Tanjung tanggal 1 Nopember 1991, diberi meteri cukup
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-7a;
17. Fotocopy dari Surat Kepala Desa Simarpinggan tanggal 10 Juli 1989,
diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-7b;
18. Fotocopy dari Surat Keterangan Lunas No. B.50/3343/11/2022 dari PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), TBK Kantor Cabang Padangsidimpuan
Unit Merdeka, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T1-7c;
19. Fotocopy dari Fotocopy Surat Perintah Penghentian Penyidikan Nomor:
SP.Sidik/18/I/2017/Reskrim tertanggal 27 Januari 2017, diberi meteri
cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T1-8a;

Halaman 68 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


20. Fotocopy dari Fotocopy Surat Ketetapan Nomor: S.Tap/18/I/2017/Polres
tentang Penghentian Penyidikan tertanggal 27 januari 2017, diberi meteri
cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T1-8b;
21. Fotocopy dari Fotocopy Surat Laporan Polisi Nomor:
LP/281/IX/2015/SU/TAPSEL Pelapor An. Samsul Baharif Harahap, diberi
meteri cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T1-8c;
22. Fotocopy dari Surat Keterangan Nomor: 900/Bid.Pendaftaran/91/2022
oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Badan Pengelola
Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah tanggal 14 Februari 2022, diberi
meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-9a;
23. Fotocopy dari Surat Keterangan Nomor: 900/Bid.Pendaftaran/89/2022
oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Badan Pengelola
Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah tanggal 14 Februari 2022, diberi
meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-9b;
24. Fotocopy dari tanda terima sementara wajib pajak PBB atas nama Masril
Tanjung tahun 2016, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-9c;
25. Fotocopy dari dari Surat Perjanjian Sewa Lahan Nomor: PT-AR-
61/X/2022/GEO tanggal 8 Oktober 2022, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-10a;
26. Fotocopy dari Surat Perjanjian Sewa Lahan Nomor: PT-AR-
64/X/2022/GEO tanggal 12 Oktober 2022, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T1-10b;
27. Copy dari Surat Pernyataan atas nama Imran Pardede tanggal 18 Februari
2023, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda
T1-11a;
28. Copy dari Surat dari Surat Pernyataan atas nama Burhanuddin Siregar
tanggal 18 Februari 2023, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T1-11b;
29. Copy dari Surat Pernyataan atas nama Zainal Arifin tanggal 18 Februari
2023, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda
T1-11c;
30. Copy dari Surat Pernyataan atas nama Darni Wati Koto tanggal 17
Februari 2023, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T1-12;

Halaman 69 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Menimbang, bahwa dalam perkara ini untuk menguatkan sangkalannya
Tergugat I telah mengajukan 8 (delapan) orang saksi, yang memberikan
keterangan di bawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut;
1. Saksi SUDIRMAN BATEE;
- Bahwa saksi kenal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa saksi berumur 42 tahun;
- Bahwa saksi tinggal di Adian Nasonang tahun 1991;
- Bahwa Nurtia Lase adalah ibu kandung saksi;
- Bahwa ayah saksi meninggal waktu zaman covid;
- Bahwa ayah dan ibu saksi berladang mengurus lahan Masril Tanjung;
- Bahwa lahan tersebut milik Masril Tanjung
- Bahwa saksi tidak kenal Khalifa Muktar, pijorkoling;
- Bahwa saksi tidak pernah mendengar Masril Tanjung menjual tanahnya;
- Bahwa orangtua saksi juga tidak pernah menjual tanah Masril Tanjung;
- Bahwa bukti surat T.1-4b diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti surat T.1-4b ini bukan tandatangan orangtua saksi di surat ini;
- Bahwa tahun 1991 kami menanam kebun karet, tahun 1998 kami pergi dari
lokasi itu;
- Bahwa yang berbatasan dengan kebun itu simanungkalit tidak pernah
dengar, sitompul tidak pernah dengar namanya;
- Bahwa saksi bekerja sebagai nelayan di Sibolga;
- Bahwa ada tanaman karet, durian;
- Bahwa waktu itu tanaman karet sudah ada;
- Bahwa abang saksi Safwan juga tinggal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5a pernah saksi melihat surat ini. Saksi mengetahui
duluan surat pernyataan ini;
- Bahwa surat ini dibuat untuk menyatakan bahwa kami tidak pernah
memiliki atau menjual kebun;
- Bahwa surat itu di tandatangani tanggal 15 bulan lupa tahunnya sudah
lupa;
- Bahwa surat itu ditandatangani di rumah Masril Tanjung, lalu Saripuddin
Batee membawa ke notaris.;
- Bahwa ayah dan ibu saksi hadir di notaris;
- Bahwa sewaktu sidang lapangan ada saksi ikut ke sana;
- Bahwa waktu sidang lapangan itu benar tanah Masril Tanjung;

Halaman 70 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa luas tanah tersebut ada sekitar 22 hektar;
- Bahwa saksi mengetahuinya karena ayah saksi yang cerita;
- Bahwa ada tempat tinggal kami dulu di sana. ada di sudut sebelah kanan
rumah papan itu rumah yang dahulu kami tempati. ada juga kuburan disitu.
Kuburan kakak, nenek, bapak tua saksi. waktu itu mereka datang dari
gunung sitoli, tidak lama mereka meninggal dan di kubur disitu, atas seijin
Masril Tanjung dikubur disitu;
- Bahwa meninggalnya tidak ingat lagi. nenek kami tinggal bersama kami;
- Bahwa kakak saksi meninggal saksi kurang ingat;
- Bahwa setelah kakak saksi meninggal, ibu saksi juga jatuh sakit. lalu saksi,
kakak saksi waruhu, safrina adik saksi pergi ke sibolga tahun 1998 untuk
melihat ibu saksi;
- Bahwa keluarga saksi tidak pernah memiliki atau menjual kebun di
kecamatan angkola selatan;
- Bahwa bukti T.1-4b diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-4b ini bukan tandatangan orangtua saksi;
- Bahwa bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5a ini tandatangan orangtua saksi;
- Bahwa pada waktu tahun 1991 kami kerja di kebun Masril Tanjung;
- Bahwa saksi lahir tahun 1981;
- Bahwa waktu kami ke sana saksi berusia 10 tahun;
- Bahwa informasi tentang tanah itu saksi mendapat informasi dari orangtua
saksi waktu cerita-cerita dengan orangtua saksi;
- Bahwa kami tidak pernah memilik tanah di lokasi objek sengketa;
- Bahwa kami tidak pernah menjual tanah tersebut;
- Bahwa bukti T.1-5b, T.1-5a, T.1-4b diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5b, T.1-5a, T.1-4b benar ini tandatangan ayah saksi;
- Bahwa bukti T.1-16 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-16 saksi tidak tahu ada tandatangan ayah saksi di surat
ini;
- Bahwa tahun 2015 saksi melihat ayah saksi tandatangan sendiri di rumah
Masril Tanjung;
- Bahwa saksi lahir tahun 1981;
- Bahwa saksi lahir di sibolga;
- Bahwa saksi anak ke empat dari 5 bersaudara;

Halaman 71 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 1998 di kebun Masril
Tanjung;
- Bahwa saksi waktu itu tidak pernah bersekolah;
- Bahwa luas tanah Masril Tanjung lebih kurang 22 hektar;
- Bahwa batas-batasnya tidak tahu orangtua saksi tidak tahu. karena waktu
itu saksi masih anak-anak tidak paham batas-batas;
- Bahwa tanaman karet itu milik Masril Tanjung;
- Bahwa kami datang ke situ sudah ada tanaman karet;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat alas hak tanah Masril Tanjung;
- Bahwa orangtua saksi yang bercerita itu tanah Masril Tanjung lalu Masril
Tanjung memberitahu kepada saksi;
- Bahwa saksi pernah melihat surat tanah itu, diperlihatkan ayah saksi;
- Bahwa bukti T.1-1b dan bukti T.1-1c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-1b dan bukti T.1-1c saksi tidak bisa membaca, tidak
pandai membaca;
- Bahwa umur saksi waktu di lokasi yaitu 9 tahun dan kami pergi dari lokasi
itu tahun 1998;
- Bahwa bukti T.1-5 dan bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5 dan bukti T.1-5a ini tandatangan orangtua saksi;
- Bahwa bukti P.25 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P.25 saksi dengar dari orangtua saksi ada perkara laporan
polisi;
- Bahwa bukti T.1-1a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-1a dibacakan orangtua dulu lalu saksi tandatangan;
- Bahwa luas tanah yang diurus orangtua saksi lebih kurang 22 hektar;
- Bahwa tahun 1991 sampai dengan tahun 1998;
- Bahwa ada sungai namanya aek kapur;
- Bahwa seberang sungai itu bukan milik Masril Tanjung lagi;
- Bahwa saksi keluar dari lokasi tanah tahun 1998, saksi pernah lagi
berkunjung ke tanah itu melihat orangtua saksi tahunnya tidak ingat;
- Bahwa saksi tidak tahu ada perusahaan tambang yang berjalan kontrak
dengan Masril Tanjung dan Syamsul bahri Harahap;
- Bahwa saksi tidak pernah mendengar keributan di lokasi tersebut;
- Bahwa saksi tidak bersekolah;
- Bahwa ayah saksi tamatan sekolah dasar;
- Bahwa ibu saksi tidak bersekolah;

Halaman 72 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5a ini tandatangan saksi. Waktu KTP saksi berbeda
karena petugasnya bilang tandatangan kau saja terserah. Tahu datanya di
surat dan KTP benar tandatangan orangtua saksi walau berbentuk coret-
coret saja;
- Bahwa tanah itu ayah saksi yang mengerjakan;
- Bahwa kami kerja dikebun Masril Tanjung;
- Bahwa kebun tersebut ditinggalkan tahun 1998;
- Bahwa kami tidak memiliki tanah di lokasi itu;
2. Saksi NURTIA LASE;
- Bahwa saksi tinggal di Adian Nasonang sihuik-huik tahun 1991;
- Bahwa suami saksi yaitu saripuddin bate sudah meninggal;
- Bahwa saksi datang ke lokasi bersama suami saksi;
- Bahwa kebun itu milik Masril Tanjung;
- Bahwa saksi kenal Masril Tanjung;
- Bahwa waktu saksi bekerja ke kebun itu sudah ada tanaman karet,
tanaman cempedak;
- Bahwa saksi di gaji oleh Masril Tanjung;
- Bahwa saksi tidak kenal Khalifah Muktar;
- Bahwa saksi tidak kenal Hamdani Nainggolan;
- Bahwa saksi tidak kenal pijor koling nasution;
- Bahwa pernah anak saksi meninggal disitu. Anak saksi yang meninggal
kakak sudirman bate;
- Bahwa anak saksi semua 4 orang;
- Bahwa saksi yakin tidak pernah menjual tanah itu;
- Bahwa tanah itu berlokasi di desa Sihuik-huik lupa nama kabupatennya;
- Bahwa saksi tahu itu kebun Masril Tanjung dari Masril Tanjung sendiri;
- Bahwa saksi pernah melihat surat tanahnya;
- Bahwa saksi masih mengenal suratnya;
- Bahwa bukti T.1-5a diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5a saksi tidak bisa membaca;
- Bahwa bukti T.1-1c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-1c saksi tidak bisa membaca;
- Bahwa saksi tahu suratnya karena dibacakan karena saksi tidak bisa
membaca;
- Bahwa luas tanahnya 20 hektar;

Halaman 73 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa batas-batasnya saksi tidak tahu;
- Bahwa bukti T.1-5a saksi pernah menandatanganinya;
- Bahwa bukti P-14 dan P-13 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-14 dan P-13 saksi lupa surat ini;
- Bahwa saksi berkebun selama 10 tahun;
- Bahwa saksi tidak tahu batas-batasnya tanah tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu tahun 2017 ada permasalahan tambang dengan
Masril Tanjung;
- Bahwa saksi di kebun itu menanam ubi, pisang, bersama anak, suami
saksi ikut di sana;
- Bahwa surat pernyataan itu maksudnya saksi tidak tahu;
- Bahwa surat itu ditandatangani oleh saksi di suruh suami saksi;
- Bahwa tahun 2015 surat itu, belum ada masalah;
- Bahwa Kepala Desanya saksi lupa namanya marganya Pasaribu;
- Bahwa selain surat pernyataan tidak ada lagi surat yang saksi
tandatangan;
- Bahwa bukti T.1-1c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-1c ya itu benar sketsa tanah tersebut;
3. Saksi WARNITA BATEE;
- Bahwa saksi kelola kebun Masril Tanjung tahun 1991;
- Bahwa ketika mulai mengelola ada tanaman karet, cempedak, rambutan;
- Bahwa saksi di gaji oleh Masril Tanjung;
- Bahwa saksi di lokasi kebun sampai tahun 1998. Lalu saksi pindah ke
Sibolga karena ibu saksi sakit-sakitan dan adik saksi meninggal. Lalu
Masril Tanjung menyuruh untuk membawa ibu ke Sibolga;
- Bahwa kami 4 bersaudara yang hidup saksi anak pertama;
- Bahwa adik saksi meninggal dan dikubur disitu, abang dari ayah saksi dan
ibu dari ayah saksi dikubur disitu;
- Bahwa saksi, ibu, dan adik-adik saksi pindah ke sibolga tahun 1998;
- Bahwa adik saksi di sekolahkan Masril Tanjung, namanya Safwan Batee
dan tinggal dengan Masril Tanjung;
- Bahwa waktu berkebun itu saksi tidak tahu siapa pemilik batasnya;
- Bahwa setahu saksi luas kebunnya lebih kurang 22 hektar;
- Bahwa tidak ada juga orang lain yang ikut mengerjakan kebun itu;
- Bahwa sekali seminggu, sekali sebulan, Masril Tanjung menggaji dan
belanja untuk kami;

Halaman 74 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa kami tidak pernah menjual tanah itu;
- Bahwa kebun itu bukan milik kami;
- Bahwa saksi tidak kenal dengan khalifah muktar, Hamdani Nainggolan,
syamsul bahri harahap;
- Bahwa lokasi kebun itu di desa sihuik-huik Adian Nasonang;
- Bahwa bangunan di atas tanah itu ada pondok di tempat kami dulu tinggal;
- Bahwa ada kuburan abang dari ayah saksi namanya Taliame Batee. ada
kuburan ibu dari ayah saksi ikut tinggal juga dulu sejak tahun 1991.
kuburan adik saksi atas nama Iwarmi Batee dulu dia sakit karena demam
dan ikut tinggal sejak tahun 1991;
- Bahwa penyebab Taliame meninggal saksi tidak tahu;
- Bahwa kami izin kepada Masril Tanjung untuk menguburkan adik kami dan
diberi izin oleh Masril Tanjung;
- Bahwa ada saksi dari penggugat marganya simanungkalit bertemu dengan
saksi bahwa tanah itu milik ayah saksi itu tidak pernah. Karena tahun 1991
sampai dengan tahun 1998 usia saksi baru 13 tahun dan saksi tidak
mengerti;
- Bahwa saksi kenal tandatangan ayah saksi;
- Bahwa bukti T.1-4b diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-4b ini bukan tanda tangan ayah saksi. Semasa hidupnya
ayah saksi tidak pernah memerintahkan menjual tanah kepada khalifah
muktar. Nama adik saksi Safwan bukan Sawan;
- Bahwa surat jual beli tahun 1997 itu bukan ditandatangani oleh ayah saksi;
- Bahwa tandatangan Saripuddin Batee itu di bukti T.1-5a, T.1-1c, dan T.1-
5b;
- Bahwa KTP ayah saksi, saksi yang mengurus ke kantor catatan sipil;
- Bahwa sejak tahun 1991 sampai dengan tahun 1998 kami tinggal di kebun
itu;
- Bahwa orangtua saksi yang cerita itu kebun Masril Tanjung;
- Bahwa tanaman karet yang ditanam itu Masril Tanjung karena itu
kebunnya;
- Bahwa kebun itu milik Masril Tanjung kami tahu dari ayah saksi;
- Bahwa ayah saksi bekerja untuk Masril Tanjung saat itu;
- Bahwa saksi tidak tahu surat bukti T.1-4b;
- Bahwa bukti P-13 dan P-14 diajukan dipersidangan;

Halaman 75 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa bukti P-13 dan P-14 Batee itu marga ayah saksi. Batas-batas kebun
saksi tidak tahu. Kami hanya mengerjakan kebun Masril Tanjung;
- Bahwa hubungan saksi dengan Safwan Yunus Batee itu saudara saksi;
- Bahwa bukti T.1-5 a dan bukti T.1-5 c diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T.1-5 a saksi tidak tahu surat bukti ini, bukti T.1-5 c ini
tandatangan saksi;
- Bahwa tanah kebun itu saksi tidak tahu ada sewa menyewa dengan
tambang;
- Bahwa tahun 2017 saksi tidak tahu ada keributan PT Tambang mau
mengebor tetapi tidak bisa;
- Bahwa rumah kami dulu ada di tanah kebun itu;
- Bahwa saksi tidak kenal Pijor Koling Nasution, Syamsiah Hutagalung;
- Bahwa waktu itu sudah ada pohon karet besarnya saksi tidak bisa
menjelaskan tetapi sudah bisa di deres;
- Bahwa sewaktu kami di kebun itu awalnya kami sekeluarga lalu datang
keluarga Masril Tanjung lainnya;
- Bahwa tanah objek sengeketa itu di desa sihuik-huik;
- Bahwa tidak ada orang lain lagi selain kami disitu;
4. Saksi SIHAR SITOMPUL;
- Bahwa tahun 1973 saksi masuk ke Desa Adian Nasonang;
- Bahwa umur saksi 30 tahun membuka lahan;
- Bahwa umar, hutabarat membuka lahan juga;
- Bahwa yang ditanam yaitu nilam, dan lain-lain;
- Bahwa saksi kenal dengan umar;
- Bahwa saksi sering ketemu dengan umar;
- Bahwa umar menanam padi dan lain-lain;
- Bahwa luas tanah umar lebih kurang 3 hektar;
- Bahwa saksi tahu tanah dijual belikan kepada Masril Tanjung;
- Bahwa Oloan Silalahi adalah menantu Umar;
- Bahwa tanah tersebut dibeli Masril Tanjung tahun 80 an;
- Bahwa saksi kenal dengan Saripuddin Batee;
- Bahwa anak batee ada meninggal dunia dan dikuburkan dikebun itu;
- Bahwa kebun itu bukan milik batee. kebun tersebut milik Masril Tanjung;
- Bahwa tanah saksi lebih kurang 2.5 hektar sampai 3 hektar;
- Bahwa tanah Masril Tanjung lebih kurang 20 hektar;
- Bahwa dikebun tersebut ada tanaman padi, karet dan lain-lain;

Halaman 76 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa jarak tanah saksi dengan tanah Masril Tanjung lebih kurang 200
meter;
- Bahwa saksi kenal Hotma Hutagalung masih ada hubungan keluarga
dengan saksi;
- Bahwa ada pondok Masril Tanjung di pinggir jalan;
- Bahwa batee pernah tinggal di pondok itu;
- Bahwa tidak pernah Khalifa Muktar menguasai kebun itu tahun 1997;
- Bahwa Nainggolan juga tidak pernah menguasai kebun itu;
- Bahwa Samsul Baharif Harahap juga tidak pernah saksi lihat di kebun itu;
- Bahwa tanah Hotman Hutagalung ada disana tapi saksi tidak tahu berapa
hektar;
- Bahwa lebih kurang 10 tahun yang lalu saksi terakhir ke kebun tersebut;
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Samsul Baharif Harahap;
- Bahwa ada perusahaan Pt tambang di sana;
- Bahwa tanah tersebut sudah lama pada Masril Tanjung;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat surat-suratnya;
- Bahwa tahun 1989 di beli Masril Tanjung. lahan tersebut dibeli 20 hektar;
- Bahwa saksi tidak tahu batas-batasnya;
- Bahwa marga Batubara pernah menanam padi;
- Bahwa saksi kenal dengan Umar Hutabarat;
- Bahwa tanah Umar Hutabarat di sebelah sungai kecil sampai ke atas;
- Bahwa tidak pernah dengar Pijor Koling Nasution;
- Bahwa Syamsiah Hutagalung tidak pernah dengar;
- Bahwa waktu di beli sudah ada tanaman karet dan durian;
- Bahwa tahun 1969 Umar Hutabarat sudah membuka kebun disana;
- Bahwa saksi tidak mengetahui jual beli;
- Bahwa saksi tahu tanah di jual dari menantunya;
- Bahwa ada surat kuasa untuk menjual;
- Bahwa anak hutabarat yang mengatakan ada surat kuasa;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat surat tanah tersebut;
- Bahwa tanah tersebut saksi tahu milik Masril Tanjung dari Hotman
Hutagalung;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat Masril Tanjung berkebun atau menanam
di kebun itu;
- Bahwa saksi tidak ingat tahun berapa Batee datang ke kebun itu dan saksi
pernah bertemu dengan mengobrol dengan bate;

Halaman 77 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi tahun 1973 sudah di kebun itu. saksi menguasai dan
menanam di kebun itu. tahun 1973 saksi jumpa dengan Umar Hutabarat
dan sempat gotong royong menanam padi;
- Bahwa dasar saksi mengatakan tanah tersebut sudah di beli Masril
Tanjung dari menantu Umar;
- Bahwa tahun 1973 saksi di sana;
- Bahwa tanah di beli tahun 1989 dan dikerjakan bate;
- Bahwa saksi tahu sudah di beli Masril Tanjung dari menantu Oloan Silalahi;
- Bahwa saksi pernah melihat Batee di kebun itu waktu menanam;
- Bahwa setahu saksi tanah tersebut bukan milik bate;
5. Saksi PARUNTUNGAN HUTABARAT;
- Bahwa saksi anak kandung Markusa Hutabarat;
- Bahwa saksi 10 orang bersaudara;
- Bahwa saksi anak ke 3;
- Bahwa tahun 1969 orangtua saksi buka lahan di desa sihuik-huik. saksi
ikut membuka lahan di sana. tanah tersebut dijual ke Masril Tanjung;
- Bahwa saksi tahu setelah dikasih tahu orang tua saksi yaitu Umar;
- Bahwa setelah di beli Masril Tanjung saksi pernah ke kebun tersebut;
- Bahwa Masril Tanjung menyuruh batee menjaga dan menanam di kebun
itu;
- Bahwa diperlihatkan bukti T.1-1;
- Bahwa bukti T.1-1 saksi pernah melihat surat kuasa tersebut;
- Bahwa atas dasar surat kuasa tersebut orangtua saksi menjual tanah
tersebut kepada Masril Tanjung;
- Bahwa saksi pernah merambah, menanam dan memanen padi;
- Bahwa saksi tahu sudah dijual tanah tersebut dari cerita orangtua saksi;
- Bahwa bukti T.1-1A diperlihatkan dipersidangan;
- Bahwa tanah yang dijual yaitu tanah bapak tua saksi;
- Bahwa saksi tidak tahu berapa hektar tanah bapak tua saksi yang dijual
bapak saksi;
- Bahwa tahun 1989 saksi tahu tanah tersebut dijual;
- Bahwa batas-batasnya saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak tahu sama sekali jual menjual tanah tersebut;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat suratnya;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah 4 hektar dijual tanah tersebut;

Halaman 78 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi tidak tahu, hanya beritanya saksi-saksi perusahaan tambang
di buat di situ;
- Bahwa saksi tidak tahu ada PT disitu;
- Bahwa tanah yang menjadi masalah tanah bapak tua saksi yang sudah
dijual;
- Bahwa saksi tidak tahu berapa luasnya;
- Bahwa tanah sengketa saksi tidak tahu;
6. Saksi SANGA TUA SILALAHI;
- Bahwa Umar Hutabarat adalah mertua abang saksi. Marhusa adek tulang
Umar Hutabarat. Oloan Silalahi mertuanya Umar Hutabarat. Jujur
Hutabarat adalah anak tulang Hutabarat;
- Bahwa ketika Umar sakit lalu lahan sengketa dijual kepada Masril Tanjung
tahun 1989;
- Bahwa yang dilakukan Hutabarat tahun 1978 nebang kayu besar disana;
- Bahwa tanah sengketa setelah dibeli Masril Tanjung dikelola oleh Batee
dengan menanam pisang cabai;
- Bahwa saksi sering ketemu dengan Batee;
- Bahwa yang di objek perkara ada makam anak batee pokoknya ada 3
makam;
- Bahwa Sitompul berbatas dengan tanah sengketa;
- Bahwa kebun tidak pernah dijual Batee;
- Bahwa batas kebun Masril Tanjung berbatas dengan Ahmad Koto,
Hutagalung, Hutabarat/Kesmar Hutabarat, Daulay;
- Bahwa luas tanah Masril Tanjung lebih kurang 20 hektar;
- Bahwa alas hak saat itu belum ada tapi hak menggarap;
- Bahwa yang dijual oleh Markusa lebih kurang 20 hektar;
- Bahwa tahu 20 hektar dari tulang Umar dan Oloan Silalahi;
- Bahwa saat lahan tersebut dijual saksi tidak ada disitu;
- Bahwa jarak kebun saksi dengan lahan sengketa lebih kurang 1 kilometer;
- Bahwa letak kebun Masril Tanjung di Adian Nasong;
- Bahwa diatas tanah Masril Tanjung 3 bulan yang lalu ada tanaman sawit
dan karet, kayu-kayu;
- Bahwa di kebun Masril Tanjung ada gubuk;
- Bahwa diatas tanah Masril Tanjung ada sawit luasnya tidak tahu;
- Bahwa tahun 1978 orangtua saksi berkebun didekat tanah Masril Tanjung
yaitu didaerah sampean;

Halaman 79 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa surat jual beli tidak pernah saksi lihat;
- Bahwa surat transaksi jual beli tidak pernah saksi lihat;
- Bahwa didaerah tersebut ada atau tidak sungai saksi tidak tahu. tanah
Masril Tanjung tidak sampai sungai;
- Bahwa objek yang dipersoalkan saat ini tidak tahu tanah yang mana;
- Bahwa yang dipermasalahkan sekarang tidak tahu yang mana;
- Bahwa saksi tidak pernah tinggal di sihuik-huik tapi di simarpinggan;
- Bahwa pengeboran dilahan objek sengketa saksi tidak tahu;
- Bahwa Umar dengan Markusa adalah abang adik;
- Bahwa cerita jual tanah tahun 1989;
- Bahwa penjualan 20 hektar secara bertahap;
- Bahwa saksi tidak ikut tanda tangan surat jual beli;
- Bahwa saat Markusa, belum ada tanaman di objek sengketa tersebut;
- Bahwa kuburan di objek sengketa karena Batee tinggal disitu;
- Bahwa ijin mengubur tidak tahu namun tidak ada yang keberatan;
7. Saksi ZAINAL ABIDIN DAULAY;
- Bahwa Masril Tanjung beli tanah dari orangtua saksi;
- Bahwa kebun orangtua saksi yang dijual 3 hektar berbatas dengan
Markusa;
- Bahwa tanah yang dibeli Masril Tanjung banyak;
- Bahwa tanah Markusa juga dibeli Masril Tanjung;
- Bahwa tanah yang dibeli Masril Tanjung lebih 20 hektar;
- Bahwa yang mengerjakan kebun Masril Tanjung adalah Batee;
- Bahwa itu kebun Masril Tanjung bukan Batee;
- Bahwa sengketa tanah saksi tidak tahu;
- Bahwa orang yang gali tersebut dikebun Masril Tanjung;
- Bahwa batas-batasnya Koto, Batubara;
- Bahwa dulu kebun yang saksi jual di tanam padi;
- Bahwa di lahan 3 hektar ada karet, durian;
- Bahwa diperlihatkan bukti P-1;
- Bahwa bukti P-1 saksi penah lihat;
- Bahwa saksi tahu karena Nyimas yang disuruh Masril Tanjung;
- Bahwa saat pemeriksaan setempat saksi ada ditempat;
- Bahwa umur karet sejak tahun 1989;
- Bahwa di lahan Masril Tanjung ada pengeboran banyaknya saksi tidak
tahu;

Halaman 80 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


8. Saksi DARNA WATI KOTO;
- Bahwa Ahmad Koto adalah orangtua saksi;
- Bahwa tanah orangtua saksi berbatas dengan tanah Masril Tanjung;
- Bahwa orangtua saksi adalah kades;
- Bahwa Masril Tanjung ada tanah di sihuik-huik;
- Bahwa ayah saksi ambil tanah di Adian Nasong;
- Bahwa setahu saksi ayah saksi dan Masril Tanjung yang punya tanah
disitu;
- Bahwa tanah kita berbatas dengan Masril Tanjung, Hutagalung, Daulay,
Hutabarat;
- Bahwa tanah tersebut bukan tanah Batee, Batee hanya kerja disitu;
- Bahwa disitu yang meninggal ada pamannya, anaknya;
- Bahwa tanah orangtua saksi yaitu 14 tahun;
- Bahwa tanah berperkara di Adian Nasong di kebun karet Masril Tanjung;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sangkalannya Tergugat
II telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut;
1. Fotocopy Akta No. 281 tanggal 14 April 1997 tentang Anggaran Dasar PT.
Danau Toba, yang dibuat dihadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di
Jakarta dan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor:
C2.3010.HT.01.01.TH.’97 tanggal 24 April 1997 Tambahan Nomor 3232
Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1997 Nomor 63,
diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T2-1.1;
2. Fotocopy Akta No. 64 tanggal 25 Januari 2001 tentang Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat PT. Danau Toba Mining,
yang dibuat dihadapan H.M. Afdal Gazali, S.H., Notaris di Jakarta dan
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: C-1699 HT.01.04-TH.2002 tanggal
7 Maret 2001, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-1.2;
3. Fotocopy Akta No. 14 tanggal 28 Februari 2003 tentang Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat PT. Horas Nauli, yang
dibuat dihadapan Siti Safarijah, S.H., Notaris di Jakarta dan Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor: C-05570 HT. 01.04-TH.2003 tentang
Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas tanggal
17 Maret 2003, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-1.3;

Halaman 81 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


4. Fotocopy Akta No. 40 tanggal 29 September 2006 tentang Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham PT. Newmont Horas Nauli, yang dibuat
dihadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta dan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: W7-01496 HT.01.04-TH.2006
tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
tanggal 10 Oktober 2006, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T2-1.4;
5. Fotocopy Akta No. 44 tanggal 14 Agustus 2008 tentang Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham PT. Agincourt Resources, yang dibuat
dihadapan Mala Mukti, SH, LL.M, Notaris di Jakarta dan Surat Keputusan
Nomor: AHU 68983.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 24 September 2008
tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Peseroan tanggal
24 September 2008, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-2;
6. Fotocopy Akta No. 19 tanggal 26 November 2019 tentang Pernyataan
Surat Keputusan Sirkuler Pemegang Saham PT. Agincourt Resources
Sebagai Pengganti Dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang
dibuat dihadapan Moeliana Santoso, SH, M.Kn, Notaris di Kabupaten
Tangerang dan Surat Keputusan Nomor: AHU- 0098316.AH.01.02.Tahun
2019 tentang Perseroan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
PT. Agincourt Resources tanggal 26 November 2019 serta Surat Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: AHU-AH.01.03-0364734 tentang
Penerimaan Pemberitahuan Perubahaan Anggaran Dasar PT. Agincourt
Resources tanggal 26 November 2019, diberi meteri cukup sesuai dengan
aslinya selanjutnya diberi tanda T2-3.1;
7. Fotocopy Akta Nomor 24 tanggal 31 Maret 2022 tentang Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Sahan Tahunan PT. Agincourt
Resources, yang dibuat dihadapan Moeliana Santoso, S.H., M.Kn, Notarus
di Kabupaten Tangerang dan Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor: AHU- AH.01.03-0216838 tentang Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT. Agincourt Resources
tanggal 31 Maret 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T2-3.2;
8. Fotocopy Akta No. 24 tanggal 29 Juni 2022 tentang Pernyataan Keputusan
Sirkuler Pemegang Saham PT. Agincourt Resources SebagaiPengganti
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tahun 2022, yang dibuat

Halaman 82 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


dihadapan Moeliana Santoso, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta dan Surat
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: AHU- AH,01.09-0027486
tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT.
Agincourt Resources tanggal 29 Juni 2022, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T2-4;
9. Fotocopy dari fotocopy Surat Presiden Republik Indonesia Nomor
B.143/Pres/3/1997 tanggal 17 Maret 1997 beserta lampirannya, Kontrak
Karya antara Pemerintah Republik Indonesia, yang diwakili oleh Menteri
Pertambangan dan Energi dan PT Danau Toba Mining. Kontrak Karya
tersebut diubah berdasarkan Amandemen Persetujuan Kontrak Karya
antara Pemerintah Republik Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dengan PT Agincourt
Resources (Tergugat II) pada tanggal 14 Maret 2018, diberi meteri cukup
tidak ada aslinya selanjutnya diberi tanda T2-5.1;
10. Fotocopy Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor: 252.K/30/DJB/2018 tentang Penciutan Wilayah Kontrak
Karya PT. Agincourt, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya
selanjutnya diberi tanda T2-5.2;
11. Fotocopy dari fotocopy Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 649.K/30/DJB/2013 tentang Permulaan
Tahap Kegiatan Operasi Produksi Wilayah Kontrak Karya PT Agincourt
Resources tanggal 21 Maret 2013, diberi meteri cukup tidak ada aslinya
selanjutnya diberi tanda T2-6;
12. Fotocopy Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:
21/1/IPPKM/PMA/2015 tanggal 11 Desember 2015, tentang Perpanjangan
kedua izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan eksplorasi
bahangalian emas dan mineral pengikutnya atas nama PT. Agincourt
Resources pada kawasan hutan lindung (HL),hutan produksi terbatas
(HPT) dan hutan produksi tetap (HP) di Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi
Sumatera Utara seluas +26.233,45 (dua puluh enam ribu dua ratus tiga
puluh tiga danempat puluh lima perseratus) Hektar, diberi meteri cukup
sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T2-7;
13. Fotocopy Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:
3/1/IPPKM-PB/PMA/2016 tanggal 20 Desember 2016 tentang Perubahan
atas Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:

Halaman 83 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


21/1/IPPKM/PMA/2015 tanggal 11 Desember 2015 tentang Perpanjangan
kedua izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan eksplorasi bahan
galian emas dan mineral pengikutnya atas nama PT. Agincourt Resources
pada kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi terbatas (HPT) dan
hutan produksi tetap (HP) di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten
Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera
Utara seluas +26.233,45 (dua puluh enam ribu dua ratus tiga puluh tiga
dan empat puluh lima perseratus) Hektar, diberi meteri cukup sesuai
dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T2-8;
14. Fotocopy Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: SK.381/Menlhk/Setjen/PLA.0/7/2021 tanggal 12 Juli
2021 tentang PersetujuanPenggunaan Kawasan Hutan untuk Kegiatan
Eksplorasi Lanjutan Pada Tahan Operasi Produksi Emas dan Mineral
Pengikutnya Atas Nama PT. Agincourt Resources Seluas +8.477,26 Ha
(delapan ribu empat ratus tujuh puluh tujuh dan dua puluh enam pereratus
hektare) pada Kawasan Hutan Produksi Tetap dan Kawasan Hutan
Produksi Terbatas di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera
Utara, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda
T2-9;
15. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 137/IX/2017/GEO tanggal
15 September 2017, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.1;
16. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 48/VII/2021/GEO tanggal 23
Agustus 2021, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.2;
17. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 55/IX/2021/GEO tanggal 15
September 2021, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.3;
18. Fotocopy dari fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR-
57/IX/2021/GEO tanggal 16 September 2021, diberi meteri cukup tidak ada
aslinya selanjutnya diberi tanda T2-10.4;
19. Fotocopy dari fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR-
58/IX/2021/GEO tanggal 25 September 2021, diberi meteri cukup tidak ada
aslinya selanjutnya diberi tanda T2-10.5;

Halaman 84 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


20. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 65/X/2021/GEO tanggal 26
September 2021, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.6;
21. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 07/I/2022/GEO tanggal 24
Januari 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-10.7;
22. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 24/IV/2022/GEO tanggal 18
April 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-10.8;
23. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 36/VI/2022/GEO tanggal 9
Juni 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-10.9;
24. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 46/VII/2022/GEO tanggal 17
Juli 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-10.10;
25. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 48/VIII/2022/GEO tanggal
24 Agustus 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.11;
26. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 53/IX/2022/GEO tanggal 15
September 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.12;
27. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 58/IX/2022/GEO tanggal 21
September 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.13;
28. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 61/X/2022/GEO tanggal 8
Oktober 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-10.14;
29. Fotocopy Perjanjian Sewa Lahan No: PT-AR- 69/XI/2022/GEO tanggal 7
November 2022, diberi meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-10.15;
30. Fotocopy dari print out Akta Jual Beli No. 257/Sep/Psp.Barat/
1989 tanggal 22 September 1989 dibuat oleh PPAT Padang Bolak Siregar,
diberi meteri cukup sesuai dengan print outnya selanjutnya diberi tanda
T2-11;

Halaman 85 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


31. Fotocopy dari print out Surat Keterangan No. 411-51/9/1989 tanggal 21
September 1989, diberi meteri cukup sesuai dengan print outnya
selanjutnya diberi tanda T2-12;
32. Fotocopy Surat Pernyataan Idris Sardi tanggal 15 September 2021, diberi
meteri cukup sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda T2-13.1;
33. Fotocopy dari fotocopy Surat Kuasa dari Masril Tanjung kepada Idris Sardi
tanggal 15 Februari 2021, diberi meteri cukup tidak ada aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-13.2;
34. Fotocopy dari print out Surat Pernyataan Pelepasan Hak Tanaman Pihak
I (PERTAMA) atas Hak Tanah Pihak II (KEDUA) Dengan Ganti Rugi
tanggal 30 Januari 2014 antara Pijor Koling Nasution (Pihak Pertama)
kepada Masril Tanjung (Pihak Kedua), diberi meteri cukup sesuai print
outnya selanjutnya diberi tanda T2-14;
35. Fotocopy dari fotocopy Surat Pernyataan Sarifuddin Batee tanggal 15
September 2015, diberi meteri cukup tidak ada aslinya selanjutnya diberi
tanda T2-15;
36. Fotocopy dari print out Surat Perintah Penghentian Penyidikan No:
SP.Sidik/18/I/2017/Reskrim 27 Januari 2017 terhadap Laporan Polisi No.
LP/281/IX/2015/SU/TAPSEL tanggal 8 September 2015, diberi meteri
cukup sesuai dengan print outnya selanjutnya diberi tanda T2-16;
37. Fotocopy dari print out Surat Panggilan Nomor : S.Pgl/1348/X/2017/
RESKRIM tertanggal 6 Oktober 2017, diberi meteri cukup sesuai dengan
print outnya selanjutnya diberi tanda T2-17;
38. Fotocopy dari fotocopy Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian
Perkara Atas Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000 m2) tanggal
21 September 2017, diberi meteri cukup tidak ada aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-18;
39. Fotocopy dari fotocopy Surat Kuasa tanggal 12 September 2017 kepada
Parubahan Pasaribu, diberi meteri cukup tidak ada aslinya selanjutnya
diberi tanda T2-19;
40. Print out Berita online Wahana New-Sumut tanggal 16 November 2021,
diberi meteri cukup sesuai selanjutnya diberi tanda T2-20.1;
41. Print out Berita Online Digtara.com tanggal 17 November 2021, diberi
meteri cukup selanjutnya diberi tanda T2-20.2;

Halaman 86 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


42. Print out Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
55/PMK.03/2009 tentang Bentuk, Ukuran dan Warna Benda Meterai, diberi
meteri cukup selanjutnya diberi tanda T2-21.1;
43. Print out Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
65/PMK.03/2014 tentang Bentuk, Ukuran dan Warna Benda Meterai, diberi
meteri cukup selanjutnya diberi tanda T2-21.2;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini untuk menguatkan sangkalannya
Turut Tergugat II telah mengajukan 2 (dua) orang saksi, yang memberikan
keterangan di bawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut;
1. Saksi MUHAMMAD ABRIDOAN PASARIBU;
- Bahwa bukti T2-18 diperlihatkan dipersidangan;
- Bahwa bukti T2-18 saksi tahu surat berita acara musyawarah desa;
- Bahwa saksi hadir saat itu;
- Bahwa yang hadir di rapat tersebut tokoh masyarakat adat;
- Bahwa Samsul Bahrif Harahap hadir;
- Bahwa Masril Tanjung tidak hadir;
- Bahwa tokoh adat Usman Pasaribu;
- Bahwa tokoh masyarakat Marwan Pasaribu;
- Bahwa hadir tidak tahu inisiatif siapa;
- Bahwa dari pihak Martabe ada yang hadir;
- Bahwa yang hadir yang ingat adalah Afm, Dipo, Mulyadi;
- Bahwa kapasitas martabe yang hadir berkaitan dengan masyarakat
(humas);
- Bahwa 3 orang tersebut hadir secara resmi;
- Bahwa undangan 3 orang tersebut tidak tahu;
- Bahwa pada saat itu musyawarah antara tokoh adat masyarakat dan
kedua belah pihak tentang sengketa lahan;
- Bahwa berita acara tersebut dibuat saat rapat yaitu setelah mediasi;
- Bahwa Syafiruddin Batee, Masril, Idris tidak hadir. alasan mereka tidak
hadir berdasarkan cerita kades orangtua mereka kurang sehat;
- Bahwa penyelesaian masalah di Desa selalu di Kantor Desa;
- Bahwa hasil pertemuan dituangkan di berita acara;
- Bahwa berita acara bukan keputusan namun hasil pertemuan;
- Bahwa itu tidak mengikat para pihak;
- Bahwa Samsul Bahari hadir di pertemuan;
- Bahwa terkait dengan berkas asli atau fotocopy tidak tahu;

Halaman 87 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa berita acara yang buat saksi di dasarkan berkas yang dilihat;
- Bahwa hari itu hadir ada Masril antara Samsul Bahri dengan Masril
Tanjung dan Martabe;
- Bahwa di rapat penggugatnya Samsul Baharif;
- Bahwa rapat tahun 2017;
- Bahwa saksi ikut rapat;
- Bahwa Idris Sardi Tanjung adalah anak Masril Tanjung;
- Bahwa acara dilaksanakan tidak ingat jamnya;
- Bahwa yang di bahas tentang masalah lahan yang 5 hektar;
- Bahwa saksi pernah ke objek sengketa;
- Bahwa kades ikut. Saat itu kades bilang bahwa tanah yang
dipermasalahkan;
- Bahwa selain berdua, lupa apakah ada yang lain;
- Bahwa di kantor desa lupa apakah Samsul Baharif hadir;
- Bahwa alasan keberatan Samsul Baharif kurang tahu persis;
- Bahwa masalah tanah yang saksi dengar ada sengketanya namun kurang
tahu;
- Bahwa bukti P-16 dan P-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti P-16 pernah dilihat oleh saksi;
- Bahwa bukti P-1 saksi tidak ingat;
- Bahwa bukti P-16 yang ditunjukkan asli atau fotocopy saksi lupa;
- Bahwa bukti P-1 yang ditunjukkan asli atau fotocopy saksi lupa;
- Bahwa kesimpulan di dasarkan bukti-bukti;
- Bahwa saksi hadir di rapat selaku kaur umum dan operator;
- Bahwa tidak benar rapat dibuat untuk ajak gugatan;
- Bahwa berita acara ini format biasa;
- Bahwa untuk rapat undangan secara lisan;
- Bahwa secara administrasi cara saksi salah;
- Bahwa alasan Masril tidak datang karena kurang sehat;
- Bahwa diperlihatkan surat tugas saksi;
- Bahwa Kades sekarang adalah parubahan;
- Bahwa saksi masuk ke desa tahun 1986;
- Bahwa saksi tidak pernah dengar asal usul kebun;
- Bahwa parubahan hadir atau tidak saksi tidak tahu;
- Bahwa tahun 2017 ada pihak yang datang eksploitasi tidak tahu;
- Bahwa poin 4 surat yang mengatakan saksi lupa;

Halaman 88 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa saksi hanya catat poin-poin penting lalu catat dengan laptop. Lalu
tanya peserta rapat lalu tandatangan;
- Bahwa saksi melarikan diri dari rapat;
- Bahwa saksi ke lokasi sebelum rapat;
- Bahwa setelah rapat saksi tidak di lokasi;
- Bahwa masa covid tidak ke lahan;
- Bahwa bukti T2-20 saksi yang ambil foto ke lokasi setelah rapat;
- Bahwa ke lokasi untuk ambil dokumentasi meninjau lokasi yang
dipersoalkan;
- Bahwa saksi diperintahkan kades;
- Bahwa inisiatif tidak tahu dari siapa;
- Bahwa apa yang terjadi saat itu saksi lupa;
- Bahwa apakah ada oknum jaksa saksi tidak tahu;
- Bahwa intimidasi saksi tidak tahu;
- Bahwa tekanan-tekanan di saat itu tidak tahu;
- Bahwa bukti T-1 diajukan dipersidangan;
- Bahwa bukti T-1 3.a saksi pernah lihat;
- Bahwa bukti T-1 3.a saksi ada tanda tangan;
- Bahwa bukti T-1 3.a berkaitan dengan ganti rugi;
- Bahwa tanda tangan di surat sekedar mengetahui secara detail letak
kepala kampung;
- Bahwa bukti T2-18 dan P-27 ada tanda tangan Parubahan;
2. Saksi EDI ANTO;
- Bahwa perjanjian sewa menyewa lahan Martabe saksi tidak tahu;
- Bahwa tahun 2017 ada masuk lahan Masril Tanjung lalu saksi
menghadang orang PT Martabe;
- Bahwa kejadian tersebut tahun 2017;
- Bahwa tahun 2017 tidak ada kegiatan tambang;
- Bahwa PT Martabe sekarang ada kegiatan di lokasi tersebut sejak tahun
2001 dengan cara membagi;
- Bahwa tahun 2001 sudah ada kerjasama dengan Masril Tanjung;
- Bahwa permasalahan pengeboran saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi di suruh menghadang;
- Bahwa yang di larang PT Martabe;
- Bahwa PT Martabe datang tidak tahu siapa yang suruh;
- Bahwa sebelum tahun 2017 saksi tidak tahu ada masalah atau tidak;

Halaman 89 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Bahwa pekerjaan saksi hanya bersihkan kebun. Kerja cuma 1 minggu;
- Bahwa PT Martabe kerja dengan siapa saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tahu itu tanah Masril Tanjung dari masyarakat;
- Bahwa masalah surat-surat tidak pernah saksi lihat;
- Bahwa orang lain tidak tahu ada klaim miliki tanah tersebut;
- Bahwa orang lain yang bekerja disitu cuma saksi;
- Bahwa saksi tidak tahu berapa luas tanah tersebut;
- Bahwa yang di tanam tanaman karet dan pete;
- Bahwa Masril Tanjung saksi lihat tanaman sawit;
- Bahwa tanam karet saksi tidak tahu;
- Bahwa yang angkat bahan gubuk saksi dan kawan kawan;
- Bahwa batas tanah dengan Cikar dan Hutabarat selain itu saksi tidak tahu;
- Bahwa Samsiah Hutagalung saksi tidak tahu;
- Bahwa batee orang nias saksi kenal;
- Bahwa kebun tersebut milik Masril Tanjung;
- Bahwa batee jaga kebun;
- Bahwa Khalifah, Alamdani, Samsul saksi tidak pernah dengar;
Menimbang, bahwa dalam perkara aquo Majelis Hakim telah melakukan
pemeriksaan setempat di lokasi objek sengketa dengan hasil pemeriksaan
selengkapnya sebagaimana termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Setempat
yang merupakan bagian dari Putusan ini;
Menimbang, bahwa dipersidangan para pihak telah mengajukan
kesimpulan sebagaimana yang termuat dalam berita acara persidangan.
Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita
acara persidangan perkara ini, untuk menyingkat putusan ini dianggap telah
termuat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;
Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada hal-hal
yang diajukan lagi dan mohon putusan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
DALAM EKSEPSI.
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat telah mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Eksepsi pihak yang ditarik sebagai tergugat tidak lengkap (plurium litis
consortium) karena tidak mengikutsertakan Kepala Desa Sihuik Kuik dan
atau Marhusa Hutabarat sebagai turut Tergugat;

Halaman 90 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Eksepsi obscuur libel-karena tuntutan ganti rugi tidak dirinci dan petitum
gugatan aquo tidak jelas;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat II telah mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Eksepsi error in persona karena penggugat keliru menarik pihak sebagai
tergugat II;
- Eksepsi error in persona karena gugatan penggugat kurang pihak atau
tidak lengkap;
- Eksepsi surat kuasa khusus penggugat adalah surat kuasa khusus yang
tidak sah;
Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat I dan II tersebut Majelis Hakim
akan mempertimbangkannya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat I telah mengajukan
eksepsi pihak yang ditarik sebagai tergugat tidak lengkap (plurium litis consortium)
karena tidak mengikutsertakan Kepala Desa Sihuik Kuik dan atau Marhusa
Hutabarat sebagai Turut Tergugat dengan alasan yang pada pokoknya dalam
posita dan petitum gugatannya Para Penggugat pada dasarnya
mempermasalahkan perbuatan tergugat I yang menguasai lahan di desa sihuik
kuik kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan dasar surat
Akta Jual Beli No. 411/5/9/89, tanggal 21 September 1998 antara Marhusa
Hutabarat dengan Masril Tanjung yang ditanda tangani oleh Kepala desa Sihuik-
Huik dan dalam Posita Nomor 4 Gugatan aquo melibatkan pihak ketiga dengan
terang dan jelas yaitu Marhusa Hutabarat selaku Penjual dan Kepala Desa Sihuik-
Kuik Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera
Utara yang memberikan alas hak terhadap Tanah Terperkara ke atas nama
Tergugat I setelah dihubungkan dengan gugatan Para Penggugat, replik dan duplik
maka Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa pada prinsipnya agar gugatan menjadi sempurna dan
tidak mengandung error in persona maka pihak-pihak yang tercantum dalam
gugatan haruslah orang yang mempunyai kedudukan hukum atau kapasitas untuk
menjadi pihak-pihak dalam gugatan, meskipun dalam Putusan Mahkamah Agung
RI No.305 K/Sip/1971 tanggal 16 Juni 1971, disebutkan “hanya Penggugatlah yang
berwenang untuk menentukan siapa–siapa yang akan digugatnya”, namun
penggunaan kewenangan tersebut juga harus dilandaskan pada pertimbangan
logis mengacu pada keberadaan hubungan hukum diantara para pihak, sehingga

Halaman 91 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


untuk menentukan siapa subjek hukum yang harus digugat dan siapa subjek
hukum yang tidak perlu digugat harus ditentukan secara cermat;

Menimbang, bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 2752


K/Pdt/1983 dinyatakan bahwa “secara formil yang harus ikut digugat adalah pihak
ketiga dari siapa tanah terperkara diperoleh oleh Tergugat”;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil posita dan petitum gugatannya Para
Penggugat pada dasarnya mempermasalahkan lahan di desa sihuik kuik
kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan dasar surat Akta
Jual Beli No. 411/5/9/89, tanggal 21 September 1998 antara Marhusa Hutabarat
dengan Masril Tanjung (tergugat I) yang ditanda tangani oleh Kepala desa Sihuik-
Huik setelah dihubungkan pula dengan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung
RI No. 2752 K/Pdt/1983 yang menyebutkan bahwa Penggugat seharusnya
menggugat pihak ketiga dari siapa tanah terperkara diperoleh oleh Tergugat maka
dengan tidak dijadikannya pihak ketiga dari siapa tanah terperkara diperoleh oleh
Tergugat maka menurut Majelis Hakim gugatan Penggugat termasuk gugatan
kurang pihak selain itu dengan tidak digugatnya Kepala Desa Sihuik-Huik selaku
pihak yang mengetahui dan menandatangani peralihan hak atas tanah tersebut
menjadikan gugatan kurang pihak karena dengan terbitnya peralihan hak antara
Marhusa Hutabarat dengan Masril Tanjung (tergugat I) yang ditanda tangani oleh
Kepala Desa Sihuik-Huik itulah yang menyebabkan terjadinya penguasaan tanah
oleh Tergugat I sehingga terjadinya sengketa atas tanah terperkara sehingga
berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut maka terhadap eksepsi pihak yang
ditarik sebagai tergugat tidak lengkap (plurium litis consortium) harus dinyatakan
beralasan hukum untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat I telah mengajukan
eksepsi obscuur libel-karena tuntutan ganti rugi tidak dirinci dan petitum gugatan
aquo tidak jelas dengan alasan yang pada pokoknya Penggugat mendalilkan
dalam Gugatan aquo pada nomor 16 huruf 16.1, 16.2 dan 16.3 yang diikuti pada
petitum Gugatan aquo pada nomor 7 terkait dengan ganti rugi materiil dan
immaterial, bahwa baik pada nomor 16.1, 16.2 dan 16.3 maupun pada petitum
nomor 7, Penggugat tidak merinci apa-apa saja yang menjadi kerugian daripada
Penggugat dan besaran jumlah yang harus diganti terkesan mengada-ada, oleh
karena itu sangat beralasan apabila Gugatan aquo dinyatakan tidak dapat diterima
setelah dihubungkan dengan gugatan Para Penggugat, replik dan duplik maka
Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :

Halaman 92 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Menimbang, bahwa di dalam ketentuan Pasal 8 Rv dinyatakan bahwa
pokok-pokok gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu (eenduidelijk en
bepaalde conclusie);
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari Petitum Gugatan
Para Penggugat setelah dihubungkan dengan dalil-dalil gugatannya ternyata
dalam Petitum Gugatan maupun dalam dalil gugatan Para Penggugat telah
menyebutkan mengenai apa-apa saja yang menjadi kerugian daripada Penggugat
dengan menyebutkan perhitungan dan jumlahnya maka dengan demikian
terhadap eksepsi obscuur libel-karena tuntutan ganti rugi tidak dirinci dan petitum
gugatan aquo tidak jelas adalah tidak beralasan hukum untuk dikabulkan dan harus
dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat II telah mengajukan
eksepsi error in persona karena penggugat keliru menarik pihak sebagai tergugat
II dengan alasan yang pada pokoknya Tergugat II di atas lahan yang
disengketakan tersebut hanya sebatas sebagai penyewa lahan untuk melakukan
kegiatan eksplorasi untuk jangka waktu tertentu, maka atas dasar tersebut adalah
tidak tepat jika Penggugat menempatkan posisi Tergugat II sebagai pihak yang
mempunyai kewajiban secara tanggung renteng untuk membayar uang kerugian
materil dan immaterial sebesar Rp35.000.000.000,- (tiga puluh lima milyar Rupiah)
setelah dihubungkan dengan gugatan Para Penggugat, replik dan duplik maka
Majelis Hakim berpendapat bahwa untuk menentukan siapa siapa yang harus
digugat adalah menjadi hak dari Penggugat dan dalam perkara aquo Para
Penggugat berpendapat Tergugat II ada kaitannya dalam objek sengketa
berdasarkan Kontrak Perjanjian Sewa Menyewa sebagaimana dalam dalil posita
gugatannya sehingga Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai, mengusahai
dan mengelola tanah tersebut secara tanpa hak sehingga eksepsi error in persona
karena penggugat keliru menarik pihak sebagai tergugat II tidak beralasaan hukum
dan harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat II telah mengajukan
eksepsi gugatan penggugat kurang pihak atau tidak lengkap dengan alasan yang
pada pokoknya sebagaimana dalil Para Penggugat dalam gugatannya yang
menyebutkan pihak-pihak yang terkait dengan pertemuan di Kantor Kepala Desa
Sihuik Kuik yang kemudian dituangkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Sidang
Penyelesaian Perkara Atas Sebidang Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000m2)
tanggal 21 September 2017 disebutkan antara lain: Syarifuddin Batee dan Halifah
Muktar Pulungan yang terkait dengan Akta Jual Beli No. 709/Kec. Sais/1997,

Halaman 93 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Hamdani Nainggolan yang terkait Surat Jual Beli tanggal 15 Mei 2001 dan selaku
penerima ganti kerugian dari Penggugat sebagaimana tertuang dalam Akta No.
52.2/800/2012, Sdr. Idris Sardi Tanjung (Borkat/anak Tergugat I) yang bertindak
mewakili Tergugat I. Pihak-pihak tersebut adalah pihak yang terkait langsung
dengan peralihan dan kepemilikan lahan yang disengketakan demikian juga
dengan nama-nama seperti Mail Tanjung, Bullah Harahap dan Iden sebagai pihak
yang dilaporkan oleh Penggugat atas tindak pidana penguasaan lahan dengan
cara membuat lobang tambang emas, dalam Laporan Polisi
STPL.371/XII/2016/SU/TAPSEL tanggal 7 Desember 2017, Sdr. Mail Tanjung,
Bullah Harahap dan Iden adalah pihak yang dianggap merugikan bagi Para
Penggugat, atas kegiatan mereka yang dianggap merugikan adalah tidak tepat
dibebankan kepada Tergugat II untuk membayar kerugian tersebut, seharusnya
apabila perbuatan mereka tersebut merugikan Penggugat maka seharusnya Sdr.
Mail Tanjung, Bullah Harahap dan Iden ditarik sebagai pihak dalam gugatan a quo
demikian juga dengan aparat Desa Sihuik Kuik yang disebut dalam gugatan a quo,
khususnya Kepala Desa Sihuik Kuik, Parubahan Pasaribu, yang karena
jabatannya ditarik sebagai pihak karena terlihat dari surat-surat yang telah
divalidasi oleh Kepala Desa yang terkait dengan perkara a quo, hal ini
membuktikan Kepala Desa Sihuik Kuik secara tidak langsung mengetahui
permasalahan dan seharusnya dapat menengahi sehingga tidak menjadi sengketa
bagi para pihak, hal ini dapat dilihat dari surat-surat sebagai berikut: Surat
Pernyataan Syarifuddin Batee tanggal 15 September 2015, Kepala Desa Sihuik
Kuik ikut tanda tangan yang artinya mengetahui terkait tanah sengketa tidak
pernah ada jual beli dari pihak Syarifuddin Batee, Surat Kuasa tanggal 12
September 2017, Kepala Desa Sihuik Kuik menerima kuasa dari Alm. Samsul
Baharif Harahap yang ditugasi untuk menjaga dan mengawasi serta mengusahai
atas sebidang kebun karet seluas 5 (lima) hektar milik dari Alm. Samsul Baharif
Harahap, Perjanjian PT-AR-137/IX/2017/GEO tanggal 15 September 2017 antara
Penggugat dengan PT Agincourt Resources/Tergugat II: Kepala Desa Sihuik Kuik
hadir sebagai pihak yang mengetahui dan mengesahkan perjanjian terkait tanah
sengketa, Berita Acara Pelaksanaan Sidang Penyelesaian Perkara Atas Sebidang
Tanah Kebun Seluas 5 Hektar (50.000m2) tanggal 21 September 2017: Kepala
Desa Sihuik Kuik selain ikut tanda tangan juga sebagai pihak yang memprakarsai
mediasi hingga dibuatnya Berita Acara tanggal 21 September 2017 setelah
dihubungkan dengan gugatan Para Penggugat Replik dan Duplik maka Majelis
Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :

Halaman 94 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Para Penggugat setelah
dihubungkan eksepsi Tergugat II tersebut setelah pula dihubungkan dengan fakta
yang terungkap dipersidangan maka dengan tidak digugatnya pihak yang terkait
langsung dengan peralihan, penguasaan dan kepemilikan lahan yang
disengketakan sebagaimana bukti-bukti yang diajukan dipersidangan agar
permasalahan dalam perkara a quo menjadi lebih jelas serta dapat diselesaikan
dengan tuntas maka terhadap eksepsi yang menyatakan gugatan penggugat
kurang pihak atau tidak lengkap sebagaimana tersebut diatas harus dinyatakan
beralasan hukum untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat II telah mengajukan
eksepsi surat kuasa khusus penggugat adalah surat kuasa khusus yang tidak sah
dengan alasan yang pada pokoknya dengan tidak dicantumnya Surat Keterangan
Ahli Waris sebagai dasar bagi Penggugat untuk mengklaim harta warisan dari Alm.
Samsul Baharif Harahap menyebabkan Surat Kuasa Khusus Penggugat menjadi
tidak sah karena mengandung cacat formil sehingga merupakan Surat Kuasa yang
tidak sah. setelah dihubungkan dengan gugatan Para Penggugat Replik dan Duplik
maka Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca surat gugatan Para
Penggugat dan Surat Kuasa yang diajukan oleh Para Penggugat setelah
dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ternyata Surat
Kuasa Para Penggugat sudah memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pasal 123
ayat (1) HIR/Pasal 147 ayat (1) RBG dan SEMA Nomor 2 Tahun 1959 dan Para
Penggugat juga merupakan ahli waris dari Alm. Samsul Baharif Harahap
berdasarkan bukti surat bertanda P-2 sampai dengan P-9 sehingga eksepsi surat
kuasa khusus penggugat adalah surat kuasa khusus yang tidak sah tidak
beralasan hukum untuk dikabulkan dan harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka
menurut Majelis Hakim eksepsi Tergugat I dan II adalah dikabulkan untuk sebagian
yaitu berkaitan dengan eksepsi error in persona dalam bentuk plurium litis
consortium;
Menimbang, bahwa suatu gugatan yang tidak menarik subjek hukum yang
seharusnya didudukkan sebagai pihak sebagaimana dipertimbangkan oleh Majelis
Hakim tersebut oleh Mahkamah Agung dikategorikan sebagai gugatan yang error
in persona dalam bentuk plurium litis consortium sebagaimana Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I No.186 K/Pdt/1984 tanggal 18 Desember 1985 dengan
kaidah ”Karena Surat Gugatan Penggugat tidak menarik pihak yang seharusnya

Halaman 95 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


ditarik sebagai pihak maka gugatan dinyatakan mengandung error in persona
dalam bentuk plurium litis consortium” sehingga mengakibatkan gugatan tidak
sempurna dimana menurut Putusan Mahkamah Agung tanggal 28 Januari 1976
No. 201 K/Sip/1974 bahwa suatu gugatan yang tidak lengkap para pihaknya,
dengan pengertian masih terdapat orang-orang/ badan hukum lain yang harus ikut
digugat, tetapi tidak diikutkan, maka gugatan demikian dinyatakan tidak dapat
diterima (niet onvankelijk verklaart);
DALAM POKOK PERKARA.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas.
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini maka segala
sesuatu yang telah termuat dalam eksepsi dianggap telah termuat pula dalam
pokok perkara.
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat I dan II dinyatakan
dikabulkan sebagian yaitu berkaitan dengan error in persona dalam bentuk plurium
litis consortium maka Majelis Hakim tidak akan mempertimbangkan pokok
perkaranya sehingga Majelis Hakim menyatakan gugatan Para Penggugat
haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) maka Para Penggugat harus dihukum
untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar
putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum tersebut di
atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa apa yang tertera pada pertimbangan
dan amar putusan di bawah ini sudah tepat dan adil bagi para pihak serta tidak
melampaui kewenangan Majelis Hakim;
Mengingat dan memperhatikan ketentuan Kitab-Undang-Undang Hukum
Perdata, Rechtreglement voor de Buitengewesten (Rbg), Reglement op de
Rechtvordering (RV) dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan perkara ini;
MENGADILI
DALAM EKSEPSI.
- Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk sebagian;
DALAM POKOK PERKARA.
- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard);

Halaman 96 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp


- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga
kini ditaksir sebesar Rp. 4.920.000,- (empat juta sembilan ratus dua puluh
ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam sidang permusyaswaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, pada hari Selasa tanggal 15 Agustus 2023,
oleh kami Silvianingsih, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua, Prihatin Stio
Raharjo, S.H., M.H. dan Ryki Rahman Sigalingging, S.H.,M.H., masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan pada persidangan yang
terbuka untuk umum secara elektronik pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2023
oleh Hakim Ketua dengan didampingi oleh Para Hakim Anggota tersebut dibantu
oleh Christy Tomy Pasaribu, S.H., M.H., selaku Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Para
Penggugat dan Kuasa Hukum Para Tergugat secara elektronik;
-
Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Prihatin Stio Raharjo, S.H., M.H. Silvianingsih, S.H., M.H.

Ryki Rahman Sigalingging, S.H.,M.H.

Panitera Pengganti,

Christy Tomy Pasaribu, S.H., M.H.

Perincian biaya :
1. Pendaftaran/PNBP Rp. 30.000,-
2. Biaya Pemberkasan/ATK Rp. 300.000,-
3. Panggilan Sidang Rp. 2.570.000,-
4. Pemeriksaan Setempat Rp. 2.000.000,-
5. Redaksi Rp. 10.000,-
6. Materai Rp. 10.000,-
Jumlah Rp. 4.920.000,-

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Jl. Medan Merdeka Utara No.9 - 13


Panitera Tingkat Pertama Telp.: (021) 3843348 | (021) 3810350 | (021) 3457661
Halaman 97 dari Halaman 97 Putusan Perdata Nomor 43/Pdt.G/2022/PN Psp
Thomas Elva Edison S.H. - 196801011989031004 Email: info@mahkamahagung.go.id
Digital Signature www.mahkamahagung.go.id

Keterangan :
- Salinan sesuai dengan aslinya.
- Surat/dokumen ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (digital signature) dengan dilengkapi sertifikat elektronik.
- Dokumen ini telah ditandatangani secara digital menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai