TURUNAN PARSIAL

1.1 PENGENALAN DAN NOTASI

Jika 𝑧 merupakan fungsi dari dua variabel 𝑥 dan 𝑦; kita tulis 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) atau
𝑧 = 𝑧(𝑥, 𝑦), maka kita bisa mencari turunan terhadap salah satu variabelnya dengan
membuat variabel lain konstan. Turunan dari fungsi yang terdiri lebih dari satu
variabel dilambangkan dengan “𝜕” (dibaca : do) disebut turunan parsial. Contoh
notasinya:
𝜕 𝜕𝑧 𝜕 2 𝑧 𝜕 𝜕𝑧 𝜕2𝑧 𝜕 𝜕2𝑧 𝜕 3𝑧
= , = , = , dan lain − lain.
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 2 𝜕𝑦
Notasi lain juga sering digunakan. Jika 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦), kita bisa gunakan:
𝜕𝑓 𝜕𝑧
≡ ≡ 𝑓𝑥 ≡ 𝑧𝑥 ≡ 𝑓1
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕𝑧
≡ ≡ 𝑓𝑦 ≡ 𝑧𝑦 ≡ 𝑓2
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕2𝑓 𝜕2 𝑧
≡ ≡ 𝑓𝑦𝑥 ≡ 𝑧𝑦𝑥 ≡ 𝑓21
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦

𝜕3 𝑓 𝜕3𝑧
≡ ≡ 𝑓𝑦𝑦𝑦 ≡ 𝑧𝑦𝑦𝑦 ≡ 𝑓222
𝜕𝑦 3 𝜕𝑦 3

Notasinya bergantung pada tingakatan derivatif fungsinya.

Contoh 1: Diberikan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 , maka :

𝜕𝑓 𝜕
𝑎. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 ) = 3𝑥 2 𝑦 − 𝑦𝑒 𝑥𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕
𝑏. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 ) = 𝑥 3 − 𝑥𝑒 𝑥𝑦
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕2 𝑓 𝜕 𝜕
𝑐. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕
= (𝑥 3 − 𝑥𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥

= 3𝑥 2 − [𝑒 𝑥𝑦 + 𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 ]
= 3𝑥 2 − 𝑒 𝑥𝑦 − 𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦
𝜕2 𝑓 𝜕 𝜕
𝑑. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕
= (3𝑥 2 𝑦 − 𝑦𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥

= 6𝑥𝑦 − 𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦
𝜕3𝑓 𝜕2 𝜕
𝑒. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑦 3 𝜕𝑦 2 𝜕𝑦
𝜕 𝜕
= (𝑥 3 − 𝑥𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑦 𝜕𝑦

1
 𝜕
= (−𝑥 2 𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑦

= −𝑥 3 𝑒 𝑥𝑦
𝜕3 𝑓 𝜕 𝜕 𝜕
𝑓. = (𝑥 3 𝑦 − 𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕 𝜕
= (𝑥 3 − 𝑥𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕
= (3𝑥 2 − 𝑒 𝑥𝑦 − 𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 )
𝜕𝑥

= 6𝑥 − 𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑦[𝑒 𝑥𝑦 + 𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 ]
= 6𝑥 − 𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑥𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦
= 6𝑥 − 2𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑥𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦

Contoh 2: Diberikan 𝑧 = 𝑥 2 − 𝑦 2 . Kemudian, dengan menggunakan koordinat polar

(ingat bahwa 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 , 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 , 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 ), kita bisa menuliskan z dengan
cara yang berbeda. Untuk setiap z yang baru, mari kita tentukan 𝜕𝑧/𝜕𝑟 !
𝑧 = 𝑥2 − 𝑦2 ∶
𝜕𝑧
𝑎. 𝑧 = 𝑟 2 cos 2 𝜃 − 𝑟 2 sin2 𝜃 , ( ) = 2𝑟(cos 2 𝜃 − sin2 𝜃)
𝜕𝑟 𝜃

𝜕𝑧
𝑏. 𝑧 = 2𝑥 2 − 𝑥 2 − 𝑦 2 = 2𝑥 2 − 𝑟 2 , ( ) = −2𝑟
𝜕𝑟 𝑥

𝜕𝑧
𝑐. 𝑧 = 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑦 2 = 𝑟 2 − 2𝑦 2 , ( ) = 2𝑟
𝜕𝑟 𝑦

Contoh 3: Jika = ln √𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑤 2 , tentukan 𝜕𝑧/𝜕𝑢, 𝜕𝑧/𝜕𝑣, 𝜕𝑧/𝜕𝑤 !

Misal, 𝑥 = √𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑤 2 = (𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑤 2 )1/2 maka 𝑧 = ln 𝑥 :
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥
=
𝜕𝑢 𝜕𝑥 𝜕𝑢
𝜕 𝜕
= (ln 𝑥) ((𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑤 2 )1/2 )
𝜕𝑥 𝜕𝑢
1
1 1
= ( ) ( (𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑤 2 )− 2 (2𝑢))
𝑥 2

1 𝑢
=( )( )
√𝑢2 +𝑣 2 +𝑤 2 √𝑢2 +𝑣 2 +𝑤 2
𝑢
=
𝑢2 +𝑣 2 +𝑤 2

Dengan cara yang sama, maka kita dapatkan :

𝜕𝑧 𝑣 𝜕𝑧 𝑤
= dan =
𝜕𝑣 𝑢2 +𝑣 2 +𝑤 2 𝜕𝑤 𝑢2 +𝑣 2 +𝑤 2

2
Contoh 4: Untuk 𝑢 = 𝑒 𝑥 cos 𝑦, buktikan bahwa:
𝜕2𝑢 𝜕 2𝑢
𝑎. =
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕 2 𝑢 𝜕 2𝑢
𝑏. + =0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2
Jawab:
𝜕 2𝑢 𝜕2𝑢
𝑎. =
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕 𝜕 𝑥 𝜕 𝜕 𝑥
(𝑒 cos 𝑦) = (𝑒 cos 𝑦)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕 𝜕 𝑥
(−𝑒 𝑥 sin 𝑦) = (𝑒 cos 𝑦)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
−𝑒 𝑥 sin 𝑦 = −𝑒 𝑥 sin 𝑦 [𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖! ]
𝜕2𝑢 𝜕2𝑢
𝑏. + =0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2
𝜕 𝜕 𝑥 𝜕 𝜕 𝑥
(𝑒 cos 𝑦) + (𝑒 cos 𝑦) = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕 𝑥 𝜕
(𝑒 cos 𝑦) + (−𝑒 𝑥 sin 𝑦) = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑒 𝑥 cos 𝑦 + (−𝑒 𝑥 cos 𝑦) = 0 [𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖!]

Contoh 5: Jika 𝑠 = 𝑡 𝑢 , tentukan 𝜕𝑠/𝜕𝑡, 𝜕𝑠/𝜕𝑢 !

Jawab :
𝜕𝑠
Menentukan :
𝜕𝑡
𝜕𝑠 𝜕
= (𝑡 𝑢 ) = 𝑢 𝑡 𝑢−1
𝜕𝑡 𝜕𝑡

𝜕𝑠
Menentukan :
𝜕𝑢

𝑠 = 𝑡 𝑢 = 𝑒 𝑢 ln 𝑡
𝜕𝑠 𝜕 𝑢 ln 𝑡
= (𝑒 )
𝜕𝑢 𝜕𝑢
= ln 𝑡 𝑒 𝑢 ln 𝑡
= ln 𝑡 𝑡 𝑢
= 𝑡 𝑢 ln 𝑡

3
SOAL-SOAL, SESI 1.1:
𝑥2 𝜕𝑢 𝜕𝑢
1. Jika 𝑢 = 2 , tentukan , !
(𝑥 + 𝑦 2 ) 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Jika 𝑧 = 𝑥 2 + 2𝑦 2 dimana 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 , 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 , 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 ; tentukan turunan
parsial dari:
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧
2. ( ) 3. ( ) 4. ( ) 5. ( ) 6. ( ) 7. ( ) 8. ( )
𝜕𝑥 𝑦 𝜕𝑥 𝑟 𝜕𝑥 𝜃 𝜕𝑦 𝑥 𝜕𝑦 𝑟 𝜕𝑦 𝜃 𝜕𝜃 𝑥
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕2𝑧 𝜕 2𝑧 𝜕 2𝑧 𝜕 2𝑧 𝜕 2𝑧
9. ( ) 10. ( ) 11. 12. 13. 14. 15.
𝜕𝜃 𝑦 𝜕𝜃 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝜃 𝜕𝑦 𝜕𝜃 𝜕𝑟 𝜕𝑥 𝜕𝑟 𝜕𝜃

1.2 DERET PANGKAT DALAM DUA VARIABEL

Deret pangkat untuk dua variable ini lebih unik dibandingkan dengan deret
pangkat satu variabel, dapat kita gunakan beberapa metode untuk menentukannya.
Coba kita ambil contoh berikut:
Contoh 1: Ekspansikan 𝑓(𝑥, 𝑦) = sin 𝑥 cos 𝑦 dalam deret Maclaurin dua variabel !
Jawab:
Langkahnya adalah sebagai berikut:
Kita perkalikan deret untuk sin 𝑥 dan cos 𝑦 seperti berikut ini:
1 3 1 5 1 7 1 1 1
sin 𝑥 cos 𝑦 = (𝑥 − 𝑥 + 𝑥 − 𝑥 + ⋯ ) (1 − 𝑦 2 + 𝑦 4 − 𝑦 6 + ⋯ )
3! 5! 7! 2! 4! 6!
1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 4 1 6
= 𝑥 − 𝑥𝑦 2 + 𝑥𝑦 4 − 𝑥 3 + 𝑥 𝑦 − 𝑥 𝑦 − 𝑥𝑦
2! 4! 3! 2! 3! 3! 4! 6!
1 1 5 2 1 7
− 𝑥 𝑦 − 𝑥 +⋯
5! 2! 7!
Urutkan berdasarkan pangkat terkecil, didapat:
𝑥𝑦 2 1 3 1 1 1 3 2 1 5 1 𝑥3𝑦4
sin 𝑥 cos 𝑦 = 𝑥 − − 𝑥 + 𝑥𝑦 4 + 𝑥 𝑦 + 𝑥 − 𝑥𝑦 6 −
2! 3! 4! 2! 3! 5! 6! 3! 4!
𝑥 5 𝑦 2 𝑥 7 𝑥 1 𝑦 8 𝑥 3 𝑦 6 𝑥 5 𝑦 4 𝑥 7 𝑦 2 𝑥 9 𝑦 0 𝑥 1 𝑦 10
− − + + + + + −
5! 2! 7! 1! 8! 3! 6! 5! 4! 7! 2! 9! 0! 1! 10!
𝑥 3 𝑦 8 𝑥 5 𝑦 6 𝑥 7 𝑦 4 𝑥 9 𝑦 2 𝑥 11 𝑦 0
− − − − − +⋯
3! 8! 5! 6! 7! 4! 9! 2! 11! 0!
Contoh 2: Tentukan deret Maclaurin dua variable untuk ln (1 + 𝑥 − 𝑦)!
Jawab:
Telah kita ketahui sebelumnya bentuk deret pangkat satu variabel ln (1 + x) dapat
diekspansikan sebagai berikut:
𝑥2 𝑥3 𝑥4
ln(1 + 𝑥) = 𝑥 − + − +⋯
2 3 4

4
Maka untuk ln(1 + 𝑥 − 𝑦), kita dapat mengekspansikannya dengan cara menggantikan
x dengan 𝑥 − 𝑦 pada ekspansi ln (1 + x), sehingga diperoleh sebagai berikut:
1 1 1
ln(1 + 𝑥 − 𝑦) = (𝑥 − 𝑦) − (𝑥 − 𝑦)2 + (𝑥 − 𝑦)3 − (𝑥 − 𝑦)4 + ⋯
2 3 4
1 1 1 1
= 𝑥 − 𝑦 − 𝑥 2 + 𝑥𝑦 − 𝑦 2 + 𝑥 3 − 𝑥 2 𝑦 + 𝑥𝑦 2 − 𝑦 3
2 2 3 3
1 4 3 1
− 𝑥 + 𝑥 3 𝑦 − 𝑥 2 𝑦 2 + 𝑥𝑦 3 − 𝑦 4 + ⋯
4 2 4
Kita dapat menentukan koefisien deret pangkat untuk fungsi dua
variabel𝑓(𝑥, 𝑦)dengan asumsi deret tersebut dapat diekspansikan dalam deret
pangkat. Untuk menentukan ekspansi deret dari fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) pada titik (a,b), kita
tuliskan 𝑓(𝑥, 𝑦) sebagai deret pangkat pada (𝑥 − 𝑎) dan (𝑦 − 𝑏), kemudian kita
diferensialkan secara berulang-ulang, sebagai berikut:
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑎00 + 𝑎10 (𝑥 − 𝑎)1 (𝑦 − 𝑏)0 + 𝑎01 (𝑥 − 𝑎)0 (𝑦 − 𝑏)1
+𝑎11 (𝑥 − 𝑎)1 (𝑦 − 𝑏)1
+𝑎20 (𝑥 − 𝑎)2 (𝑦 − 𝑏)0 + 𝑎02 (𝑥 − 𝑎)0 (𝑦 − 𝑏)2 + 𝑎21 (𝑥 − 𝑎)2 (𝑦 − 𝑏)1
+𝑎12 (𝑥 − 𝑎)1 (𝑦 − 𝑏)2 + 𝑎30 (𝑥 − 𝑎)3 (𝑦 − 𝑏)0 + 𝑎03 (𝑥 − 𝑎)0 (𝑦 − 𝑏)3
+⋯
= 𝑎00 + 𝑎10 (𝑥 − 𝑎) + 𝑎01 (𝑦 − 𝑏) + 𝑎20 (𝑥 − 𝑎)2 + 𝑎11 (𝑥 − 𝑎)(𝑦 − 𝑏)
+𝑎02 (𝑦 − 𝑏)2 + 𝑎21 (𝑥 − 𝑎)2 (𝑦 − 𝑏) + 𝑎12 (𝑥 − 𝑎)(𝑦 − 𝑏)2
+𝑎22 (𝑥 − 𝑎)2 (𝑦 − 𝑏)2 + 𝑎30 (𝑥 − 𝑎)3 + 𝑎03 (𝑦 − 𝑏)3
+𝑎31 (𝑥 − 𝑎)3 (𝑦 − 𝑏)1 + 𝑎13 (𝑥 − 𝑎)1 (𝑦 − 𝑏)3 + 𝑎32 (𝑥 − 𝑎)3 (𝑦 − 𝑏)2
+𝑎23 (𝑥 − 𝑎)2 (𝑦 − 𝑏)3 + 𝑎33 (𝑥 − 𝑎)3 (𝑦 − 𝑏)3 + ⋯
𝜕𝑓
𝑓𝑥 = = 𝑎10 + 2𝑎20 (𝑥 − 𝑎) + 𝑎11 (𝑦 − 𝑏) + ⋯
𝜕𝑥
𝜕𝑓
𝑓𝑦 = = 𝑎01 + 2𝑎02 (𝑥 − 𝑎) + 𝑎11 (𝑦 − 𝑏) + ⋯
𝜕𝑦
𝜕2𝑓
𝑓𝑥𝑥 = = 2𝑎20 + suku − suku yang mengandung (𝑥 − 𝑎) dan (𝑦 − 𝑏)
𝜕𝑥 2
𝜕2𝑓
𝑓𝑥𝑦 = = 𝑎11 + suku − suku yang mengandung (𝑥 − 𝑎) dan (𝑦 − 𝑏)
𝜕𝑦𝜕𝑥
𝜕 2𝑓
𝑓𝑦𝑦 = = 2𝑎02 + suku − suku yang mengandung (𝑥 − 𝑎) dan (𝑦 − 𝑏)
𝜕𝑦 2
dan seterusnya.
Maka, untuk 𝑥 = 𝑎 dan 𝑦 = 𝑏, diperoleh:
1
𝑓(𝑎, 𝑏) = 𝑎00 ; 𝑓𝑥𝑥 (𝑎, 𝑏) = 2𝑎20 sehingga 𝑎20 = 𝑓𝑥𝑥 (𝑎, 𝑏)
2

5
 𝑓𝑥 (𝑎, 𝑏) = 𝑎10 ; 𝑓𝑥𝑦 (𝑎, 𝑏) = 𝑎11
1
𝑓𝑦 (𝑎, 𝑏) = 𝑎01 ; 𝑓𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏) = 2𝑎02 sehingga 𝑎02 = 𝑓𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏)
2

Dengan demikian, secara umum dapat ditulis:

𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑓(𝑎, 𝑏) + 𝑓𝑥 (𝑎, 𝑏)(𝑥 − 𝑎) + 𝑓𝑦 (𝑎, 𝑏)(𝑦 − 𝑏)
1
+ [𝑓 (𝑎, 𝑏)(𝑥 − 𝑎)2 + 2𝑓𝑥𝑦 (𝑎, 𝑏)(𝑥 − 𝑎)(𝑦 − 𝑏) + 𝑓𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏)(𝑦 − 𝑏)2 ]
2! 𝑥𝑥
+⋯
Kita misalkan 𝑥 − 𝑎 = ℎ dan 𝑦 − 𝑏 = 𝑘. maka suku orde kedua menjadi:
1
[𝑓 (𝑎, 𝑏)ℎ2 + 2𝑓𝑥𝑦 (𝑎, 𝑏)ℎ𝑘 + 𝑓𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏)𝑘 2 ], atau
2! 𝑥𝑥
1
[ℎ2 𝑓𝑥𝑥 (𝑎, 𝑏) + 2ℎ𝑘𝑓𝑥𝑦 (𝑎, 𝑏) + 𝑘 2 𝑓𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏)], yang dapat kita tuliskan sebagai:
2!
1 𝜕 𝜕 2
[ℎ +𝑘 ] 𝑓(𝑎, 𝑏).
2! 𝜕𝑥 𝜕𝑦

Untuk suku-suku yang berorde tiga dapat ditelusuri dengan cara yang sama,
dan diperoleh:
1 𝜕 𝜕 3
[ℎ +𝑘 ] 𝑓(𝑎, 𝑏)
3! 𝜕𝑥 𝜕𝑦

yaitu,
1
[ℎ3 𝑓𝑥𝑥𝑥 (𝑎, 𝑏) + 3ℎ2 𝑘𝑓𝑥𝑥𝑦 (𝑎, 𝑏) + 3ℎ𝑘 2 𝑓𝑥𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏) + 𝑘 3 𝑓𝑦𝑦𝑦 (𝑎, 𝑏)], dan seterusnya.
3!

Akhirnya secara umum diperoleh:

1 𝜕 𝜕 0 1 𝜕 𝜕 1
𝑓(𝑥, 𝑦) = (ℎ + 𝑘 ) 𝑓(𝑎, 𝑏) + (ℎ + 𝑘 ) 𝑓(𝑎, 𝑏)
0! 𝜕𝑥 𝜕𝑦 1! 𝜕𝑥 𝜕𝑦
1 𝜕 𝜕 2 1 𝜕 𝜕
+ (ℎ + 𝑘 ) 𝑓(𝑎, 𝑏) + (ℎ + 𝑘 )3 𝑓(𝑎, 𝑏) + ⋯
2! 𝜕𝑥 𝜕𝑦 3! 𝜕𝑥 𝜕𝑦
1 𝜕 𝜕 𝑛
𝑓(𝑥, 𝑦) = ∑∞
𝑛=0 (ℎ +𝑘 ) 𝑓(𝑎, 𝑏).
𝑛! 𝜕𝑥 𝜕𝑦

Contoh 3: Tentukan deret Maclaurin dari𝑓(𝑥, 𝑦) = cos (𝑥 − 𝑦) !

Jawab:
1 2 1 4 1 6
Dari 𝑓(𝑥) = cos 𝑥 = 1 − 𝑥 + 𝑥 − 𝑥 +⋯
2! 4! 6!
Maka,
1 1 1
cos(𝑥 − 𝑦) = 1 − (𝑥 − 𝑦)2 + (𝑥 − 𝑦)4 − (𝑥 − 𝑦)6 + ⋯
2! 4! 6!
1 1
= 1 − (𝑥 2 − 2𝑥𝑦 + 𝑦 2 ) + (𝑥 4 − 4𝑥 3 𝑦 + 6𝑥 2 𝑦 2 + 4𝑥𝑦 3 + 𝑦 4 )
2! 4!
+⋯

6
SOAL-SOAL, SESI 1.2:
Tentukan deret dua-variabel Maclaurin dari fungsi-fungsi berikut:
ln(1 + 𝑥)
1. cos 𝑥 sinh 𝑦 2. cos (𝑥 + 𝑦) 3.
1+𝑦
4. 𝑒 𝑥𝑦 5. √1 + 𝑥𝑦 6. 𝑒 𝑥+𝑦
7. cosh 𝑥 sin 𝑦 8. cosh (𝑥 + 𝑦) 9. sinh (𝑥 − 𝑦)
10. Tentukan deret dua-variabel Maclaurin untuk 𝑒 𝑥 cos 𝑦 dan 𝑒 𝑥 sin 𝑦 dengan
menentukan deret untuk 𝑒 𝑧 = 𝑒 𝑥+𝑖𝑦 terlebih dahulu kemudian mengambil bagian
riil dan imajinernya!

1.3 DIFERENSIAL TOTAL

Perhatikan contoh berikut:
Contoh 1: Ingat kembali persamaan diferensial dalam termodinamika,
persamaan gas ideal yaitu 𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇.
𝜕𝑝 𝜕𝑉 𝜕𝑇
Tunjukkan bahwa: (𝜕𝑉) (𝜕𝑇 ) (𝜕𝑝) = −1
𝑇 𝑝 𝑉

Jawab :
𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇
𝜕𝑝 𝑛𝑅𝑇
𝑝 = 𝑛𝑅𝑇𝑉 −1 ; maka ( ) = −
𝜕𝑉 𝑇 𝑉2

𝜕𝑉 𝑛𝑅
𝑉 = 𝑛𝑅𝑇𝑃−1 ; maka ( ) =
𝜕𝑇 𝑝 𝑝

𝑝𝑉 𝜕𝑇 𝑉
𝑇= ; maka ( ) =
𝑛𝑅 𝜕𝑝 𝑉 𝑛𝑅

Sehingga diperoleh,
𝜕𝑝 𝜕𝑉 𝜕𝑇 𝑛𝑅𝑇 𝑛𝑅 𝑉 𝑛𝑅𝑇
(𝜕𝑉) (𝜕𝑇 ) (𝜕𝑝) = − = − = −1
𝑇 𝑝 𝑉 𝑉 2 𝑝 𝑛𝑅 𝑝𝑉

𝜕𝑝 𝜕𝑉 𝜕𝑇
Tugas: Coba kalian cari hasil dari (𝜕𝑉) (𝜕𝑇 ) (𝜕𝑝) pada persamaan keadaan
𝑇 𝑝 𝑉

lain yang anda kenal dalam termodinamika.

Misalkan 𝑓 = 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧), maka diferensial totalnya adalah:

𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑑𝑓 = 𝜕𝑥
𝑑𝑥 + 𝜕𝑦
𝑑𝑦 + 𝜕𝑧
𝑑𝑧 .

7
Contoh 2: Diketahui: 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦 2 − sin(𝑥𝑦), tentukan 𝑑𝑓 !
Jawab:
𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑑𝑓 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕𝑓
= 𝑦 2 − 𝑦cos(𝑥𝑦)
𝜕𝑥
𝜕𝑓
= 2𝑥𝑦 − 𝑥cos(𝑥𝑦)
𝜕𝑦

sehingga 𝑑𝑓 = (𝑦 2 − 𝑦𝑐𝑜𝑠(𝑥𝑦)) 𝑑𝑥 + (2𝑥𝑦 − 𝑥𝑐𝑜𝑠(𝑥𝑦)) 𝑑𝑦.

1.4 KESALAHAN RELATIF PENGUKURAN

Contoh 1: (soal no.6,hal.155) Menentukan kesalahan relatif pengukuran g:
Percepatan gravitasi bumi (g) dapat dicari nilainya dengan bandul matematis,
dimana:
𝑙 𝑙 4𝜋2 𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔 ; 𝑇 2 = 4𝜋 2 atau 𝑔=
𝑔 𝑇2

Tentukan kesalahan relatif terbesar dalam pengukuran nilai g, jika kesalahan

relative 𝑙 = 5% dan kesalahan relatif 𝑇 = 2%!
Jawab:
4𝜋2 𝑙
𝑔=
𝑇2

4𝜋 2 𝑙
ln 𝑔 = ln ( )
𝑇2
ln 𝑔 = ln(4𝜋 2 ) + ln 𝑙 − ln 𝑇 2
𝑑(ln 𝑔) = 𝑑(ln(4𝜋 2 )) + 𝑑(ln 𝑙) − 2 𝑑(ln 𝑇)
𝑑𝑔 𝑑𝑙 𝑑𝑇
= + 2 (− ) Catatan: 𝑑(ln(4𝜋 2 )) = 0
𝑔 𝑙 𝑇

𝑑𝑙 𝑑𝑇
Diketahui, | | = 0,05 dan | | = 0,02; maka kesalahan relatif terbesar nilai g
𝑙 𝑇
𝑑𝑔 𝑑𝑙 𝑑𝑇
adalah: | 𝑔 | = | 𝑙 | + 2 |− |,
𝑇
𝑑𝑔 𝑑𝑙 𝑑𝑇
| | = | | + 2| |
𝑔 𝑙 𝑇
𝑑𝑔
| | = 0,05 + 2(0,02) = 0,09 = 9%.
𝑔

8
Contoh 2: (contoh no.3 hal.154), Massa reduksi (𝜇) sebuah sistem yang terdiri
dari dua massa 𝑚1 dan 𝑚2 dapat diketahui, yaitu sebagai berikut:
1 1 1
= +
𝜇 𝑚1 𝑚2

𝜇 −1 = 𝑚1 −1 + 𝑚2 −1
𝑑 𝜇 −1 = 𝑑𝑚1 −1 + 𝑑𝑚2 −1
1 1 1
− 𝜇2 𝑑𝜇 = − 𝑚 2 − 𝑚 2
1 1

Jika 𝑚1 meningkat 1% berapakah perubahan dalam 𝑚2 jika 𝜇 tidak berubah?

Jawab:
𝑑𝜇 = 0, karena 𝜇 = konstan (tidak berubah), dan 𝑑𝑚1 = 0,01𝑚1
𝑑𝑚1 𝑑𝑚2
0=− −
𝑚1 2 𝑚2 2
𝑑𝑚1 𝑑𝑚2
= −
𝑚1 2 𝑚2 2
0,01𝑚1 𝑑𝑚2
2
=−
𝑚1 𝑚2 2
𝑑𝑚2 0,01
2
=−
𝑚2 𝑚1
𝑑𝑚2 0,01𝑚2
=−
𝑚2 𝑚1
Pada kondisi lain, jika 𝑚1 = 𝑚2 , maka 𝑑𝑚2 /𝑚2 = −0,01. Artinya, dengan
kenaikan 𝑚1 = 1%, akan menyebabkan menurunnya 𝑚2 sebesar 1% juga.

Contoh 3: (soal no.7) hal.156, Hukum Coulomb untuk gaya antar 2 muatan 𝑞1
dan 𝑞2 pada jarak r adalah= 𝑘𝑞1 𝑞2 ⁄𝑟 2 . Tentukan kesalahan relatif terbesar 𝑞2
jika kesalahan relatif masing-masing: 𝑞1 = 3% , 𝑟 = 5% , dan 𝐹 = 2% !
Jawab:
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹= = 𝑘𝑞1 𝑞2 𝑟 −2
𝑟2
𝜕𝐹 𝜕𝐹 𝜕𝐹
𝑑𝐹 = 𝑑𝑞1 + 𝑑𝑞2 + 𝑑𝑟
𝜕𝑞1 𝜕𝑞2 𝜕𝑟
𝑘𝑞2 𝑘𝑞1 2𝑘𝑞1 𝑞2
𝑑𝐹 = 2
𝑑𝑞1 + 2 𝑑𝑞2 − 𝑑𝑟
𝑟 𝑟 𝑟3

9
 𝑑𝐹 𝑘𝑞1 𝑞2 𝑑𝑞1 𝑘𝑞1 𝑞2 𝑑𝑞2 𝑘𝑞1 𝑞2 𝑑𝑟
𝐹 = + − 2
𝐹 𝑟 2 𝑞1 𝑟 2 𝑞2 𝑟2 𝑟
𝑑𝐹 𝑑𝑞1 𝑑𝑞2 𝑑𝑟
𝐹 =𝐹 +𝐹 − 2𝐹
𝐹 𝑞1 𝑞2 𝑟
𝑑𝐹 𝑑𝑞1 𝑑𝑞2 𝑑𝑟
= + −2
𝐹 𝑞1 𝑞2 𝑟
𝑑𝑞2 𝑑𝐹 𝑑𝑞1 𝑑𝑟
= − +2
𝑞2 𝐹 𝑞1 𝑟
𝑑𝑞2 𝑑𝐹 𝑑𝑞1 𝑑𝑟
| | = | | + |− | + 2| |
𝑞2 𝐹 𝑞1 𝑟
𝑑𝑞2 𝑑𝐹 𝑑𝑞1 𝑑𝑟
| |= | |+| | + 2 | | = 2% + 3% + 2(5%) = 15%.
𝑞2 𝐹 𝑞1 𝑟

Contoh 4: (soal no.8 hal.156), Berapakah besar pengaruh (dalam persen), 1%

error pada masing-masing 𝑎 dan 𝑏 terhadap 𝑎2 𝑏3 ?
Jawab:
𝑧 = 𝑎2 𝑏 3
𝑑𝑧 = 𝑑 (𝑎2 𝑏3 )
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝜕𝑎 𝑑𝑎 + 𝜕𝑏 𝑑𝑏
𝑑𝑧
𝑧 = 2𝑎𝑏3 𝑑𝑎 + 3𝑎2 𝑏2 𝑑𝑏
𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑎 𝑑𝑏
𝑧 = 2𝑎2 𝑏 3 + 3𝑎2 𝑏3
𝑧 𝑎 𝑏
𝑑𝑧 𝑑𝑎 𝑑𝑏
𝑧 = 2𝑧 + 3𝑧
𝑧 𝑎 𝑏
𝑑𝑧 𝑑𝑎 𝑑𝑏
=2 +3
𝑧 𝑎 𝑏
𝑑𝑧 𝑑𝑎 𝑑𝑏
| | = 2| | + 3| |
𝑧 𝑎 𝑏

Jika kesalahan relatif 𝑎 dan 𝑏 masing-masing 1%, maka keduanya akan

berpengaruh terhadap kesalahan relatif z yaitu sebesar:
𝑑𝑧 𝑑𝑎 𝑑𝑏
| | = 2| | + 3| |
𝑧 𝑎 𝑏

= 2(0,01) + 3(0,01)
= 0,05 atau 5%.

10
Contoh 5: (soal no.16, hal.156)
Diberikan persamaan:
1⁄ 1⁄
𝜔𝑅 2 2 𝜔𝑅 2 2 𝑞𝐵
𝑞𝐵 = 𝜔𝑚 [1 − ( ) ] atau [1 − ( ) ] = ,
𝐶 𝐶 𝜔𝑚

dimana, q : muatan
m : massa diam
B : kuat medan magnet
R : jari-jari lingkaran
𝜔 : frekuensi sudut
C : laju cahaya
Jika 𝜔 dan B adalah variabel dan yang lain dianggap konstan, tunjukkan bahwa
d𝜔 dan dB dapat dituliskan sebagai:
−1
𝑑𝐵 𝑞 2 𝑑𝜔 𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝜔𝑅 2
=( ) atau = [1 −( ) ]
𝐵3 𝑚 𝜔3 𝐵 𝜔 𝐶

Jawab:
−1⁄2
𝜔𝑅 2
𝑞𝐵 = 𝜔𝑚 [1 − ( ) ]
𝐶

−1⁄2 −3⁄2
𝜔𝑅 2 1 𝜔𝑅 2 2𝜔𝑅2
𝑞 𝑑𝐵 = 𝑚 𝑑𝜔 [1 − ( ) ] − 2 𝑚𝜔 [1 − ( 𝐶 ) ] − 𝑑𝜔
𝐶 𝐶2

−1⁄2 −3⁄2
𝜔𝑅 2 𝜔𝑅 2 𝑚𝜔2 𝑅2
𝑞 𝑑𝐵 = 𝑚 𝑑𝜔 [1 − ( ) ] + [1 − ( ) ] 𝑑𝜔
𝐶 𝐶 𝐶2

𝑞𝐵 𝑞𝐵 3 𝑚𝜔2 𝑅2
𝑞 𝑑𝐵 = 𝑚 𝑑𝜔 (𝜔𝑚) + (𝜔𝑚) 𝑑𝜔
𝐶2
𝑞𝐵 𝑞 3 𝐵3 𝑅2
𝑞 𝑑𝐵 = [ 𝜔 + 𝑚2𝜔𝐶 2 ] 𝑑𝜔
𝐵 𝑞2 𝐵 3 𝑅 2
𝑑𝐵 = [ + ] 𝑑𝜔 … … … … (1)
𝜔 𝑚2 𝜔𝐶 2

𝐵3 𝜔 2 𝑞2 𝜔𝑅 2
𝑑𝐵 = 𝜔3 [ 𝐵2 + 𝑚2 ( 𝐶 ) ] 𝑑𝜔

𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝜔2 𝑞 2 𝜔𝑅 2
= [ + (𝑚) ( 𝐶 ) ]
𝐵3 𝜔3 𝐵2

−1⁄2
𝜔𝑅 2 𝑞𝐵
Dari [1 −( ) ] = … … … … (2)
𝐶 𝜔𝑚
1⁄
𝜔𝑅 2 2 𝜔𝑚
maka, [1 − ( ) ] =
𝐶 𝑞𝐵

𝜔𝑅 2 𝜔𝑚 2
1−( ) =( )
𝐶 𝑞𝐵

11
 𝜔𝑚 2 𝜔𝑅 2
atau, ( ) +( ) = 1 … … … … (3)
𝑞𝐵 𝐶

𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝜔2 𝑞 2 𝜔𝑅 2
Sehingga dari = [ + ( ) ] dapat ditentukan:
𝐵3 𝜔 3 𝐵2 𝑚2 𝐶
𝑑𝐵 𝑞 2 𝑑𝜔 𝜔𝑚 2 𝜔𝑅 2
= (𝑚) [( 𝑞𝐵 ) + ( 𝐶 ) ]
𝐵3 𝜔3

Kemudian terbukti bahwa,

𝑑𝐵 𝑞 2 𝑑𝜔
= (𝑚)
𝐵3 𝜔3

Selanjutnya, ingin pula dibuktikan bahwa:

−1
𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝜔𝑅 2
= [1 − ( ) ]
𝐵 𝜔 𝐶

Penyelesaiannya:
1⁄
𝜔𝑅 2 2 𝑞𝐵
Dari [1 − ( ) ] = maka,
𝐶 𝜔𝑚
−1
𝜔𝑅 2 𝑞𝐵 2
[1 − ( ) ] =( ) … … … … (4)
𝐶 𝜔𝑚

Dan kita tahu dari persamaan (3) bahwa

𝜔𝑚 2 𝜔𝑅 2
( 𝑞𝐵 ) + ( ) =1
𝐶

Maka, berdasarkan persamaan (1) diperoleh sebagai berikut:

𝐵 𝑞 2 𝐵3 𝑅2
𝑑𝐵 = [𝜔 + 𝑚2 𝜔𝐶 2 ] 𝑑𝜔

𝐵 𝑞 2 𝐵2 𝜔 2 𝑅2
𝑑𝐵 = 𝜔 [1 + (𝑚) ] 𝑑𝜔
𝜔2 𝐶 2

𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝑞𝐵 2 𝜔𝑅 2
= [1 +( ) ( ) ] … … … … (5)
𝐵 𝜔 𝑚𝜔 𝐶

𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝑞𝐵 2 𝜔𝑚 2 𝜔𝑅 2
= (𝑚𝜔) [( 𝑞𝐵 ) + ( 𝐶 ) ]
𝐵 𝜔

Dimana berdasarkan persamaan (3),

−1
𝜔𝑚 2 𝜔𝑅 2 𝑞𝐵 2 𝜔𝑅 2
[( ) +( ) ] =1 dan ( ) = [1 − ( ) ]
𝑞𝐵 𝐶 𝑚𝜔 𝐶

maka, terbukti bahwa:

−1
𝑑𝐵 𝑑𝜔 𝜔𝑅 2
= [1 −( ) ]
𝐵 𝜔 𝐶

12
1.5 ATURAN BERANTAI, ATAU MENDIFERENSIALKAN FUNGSI DARI SEBUAH FUNGSI
Untuk memahami persoalan mengenai hal ini, perhatikan contoh-contoh
berikut:
Contoh 1: Tentukan 𝑑𝑦/𝑑𝑥, jika = ln(sin 2𝑥) !
Jawab:
Misalkan 𝑢 = sin 2𝑥, maka 𝑑𝑢/𝑑𝑥 = 2 cos 2𝑥.
Dari 𝑦 = ln(sin 2𝑥), berarti 𝑦 = ln 𝑢 , dengan 𝑢 = sin 2𝑥. Sehingga,
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 1 𝑑𝑢 1
= 𝑑𝑢 𝑑𝑥 = 𝑢 = sin 2𝑥 (2 cos 2𝑥) = 2 cot 2𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Jadi, jika 𝑦 = ln 𝑢 , dan 𝑢 = sin 𝑣, dan 𝑣 = 2𝑥 maka:

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑑𝑥
= 𝑑𝑢 𝑑𝑣 𝑑𝑥

Inilah yang disebut dengan aturan rantai/kaidah berantai !

Contoh 2: Tentukan 𝑑𝑧/𝑑𝑡 jika = 2𝑡 2 sin 𝑡 !

Jawab:
Kita dapatkan bahwa,
𝑑𝑧
= 4𝑡 sin 𝑡 + 2𝑡 2 cos 𝑡
𝑑𝑡

Jadi, jika𝑧 = 𝑥𝑦, dimana 𝑥 = 2𝑡 2 dan 𝑦 = sin 𝑡 maka,

𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑑𝑡
= 𝑦 𝑑𝑡 + 𝑥 𝑑𝑡

Akan tetapi, 𝑦 = 𝜕𝑧/𝜕𝑥, dan 𝑥 = 𝜕𝑧/𝜕𝑦, sehingga

𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= +
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡

atau,
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = ( ) 𝑑𝑥 + ( ) 𝑑𝑦.
𝜕𝑥 𝜕𝑦

Contoh 3: Tentukan 𝑑𝑧/𝑑𝑡, jika diberikan 𝑧 = 𝑥 𝑦 , dimana 𝑦 = tan−1 𝑡 dan 𝑥 = sin 𝑡 !

Jawab:
Dari 𝑧 = 𝑥 𝑦, maka 𝜕𝑧/𝜕𝑥 = 𝑦𝑥 𝑦−1 dan 𝜕𝑧/𝜕𝑦 = 𝑥 𝑦 ln 𝑥. Dari = tan−1 𝑡 ,
berapakah 𝑑𝑦/𝑑𝑡 ?
𝑦 = tan−1 𝑡, maka tan 𝑦 = 𝑡. Dari gambar, tampak bahwa
: cos 𝑦 = 1/(√1 + 𝑡 2 ) atau cos 2 𝑦 = 1/(1 + 𝑡 2 )
tan 𝑦 = 𝑡 ; 𝑑(tan 𝑦) = 𝑑𝑡

13
 𝑑(tan 𝑦) 𝑑𝑡
=
𝑑𝑦 𝑑𝑦
1 𝑑𝑡
=
cos2 𝑦 𝑑𝑦

sehingga,
𝑑𝑦 1
= cos 2 𝑦 =
𝑑𝑡 1+𝑡 2

Sedangkan dari 𝑥 = sin 𝑡, maka 𝑑𝑥 = 𝑑(sin 𝑡)

𝑑𝑥 𝑑
= (sin 𝑡) = cos 𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Dengan demikian diperoleh:

𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑥 𝜕𝑧 𝑑𝑦 1
=( ) +( ) = 𝑦𝑥 𝑦−1 cos 𝑡 + (𝑥 𝑦 ln 𝑥)
𝑑𝑡 𝜕𝑥 𝑑𝑡 𝜕𝑦 𝑑𝑡 1+𝑡 2

Contoh 4: Diberikan 𝑤 = √𝑢2 + 𝑣 2 dengan

𝜋
𝑢 = cos [ln tan (𝑝 + )] dan
4
𝜋
𝑣 = sin [ln tan (𝑝 + )] . Tentukan /𝑑𝑝 !
4

Jawab:
𝑑𝑤 𝜕𝑤 𝑑𝑢 𝜕𝑤 𝑑𝑣
= +
𝑑𝑝 𝜕𝑢 𝑑𝑝 𝜕𝑣 𝑑𝑝

𝑤 = (𝑢2 + 𝑣 2 )1/2
𝜕𝑤 1 𝑣
= (𝑢2 + 𝑣 2 )1/2 (2𝑣) =
𝜕𝑣 2 √𝑢2 +𝑣 2
𝜕𝑤 1 𝑢
= (𝑢2 + 𝑣 2 )1/2 (2𝑢) =
𝜕𝑢 2 √𝑢2 +𝑣 2

Sekarang, 𝑑𝑢/𝑑𝑝 dan 𝑑𝑣/𝑑𝑝 ?

𝜋
𝑢 = cos [ln tan (𝑝 + )]
4
𝜋
𝑢 = cos 𝑥 , 𝑥 = ln 𝑦 , 𝑦 = tan 𝑧 , 𝑧 = 𝑝 +
4

maka,
𝑑𝑢 𝑑𝑢 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
=
𝑑𝑝 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑝
1 1
= − sin 𝑥 1
𝑦 cos2 𝑧
𝜋 1 1
= − sin [ln tan (𝑝 + )] 𝜋 𝜋
4 tan(𝑝+ 4 ) cos2 (𝑝+ 4 )

𝜋 1
= − sin [ln tan (𝑝 + )] 𝜋 𝜋
4 sin(𝑝+ 4 ) cos(𝑝+ 4 )

𝜋
− sin[ln tan(𝑝+ 4 )]
= 1 𝜋
sin 2(𝑝+ )
2 4

14
 𝜋
sin[ln tan(𝑝+ 4 )]
= −2 𝜋
sin 2(𝑝+ 4 )

2𝑣
=−
cos 2𝑝

Sedangkan,
𝜋
𝑑𝑣 2 cos[ln tan(𝑝+ 4 )] 2𝑢
= 𝜋 =
𝑑𝑝 sin(2𝑝+ 2 ) cos 2𝑝

Dengan demikian, diperoleh bahwa:

𝑑𝑤 𝜕𝑤 𝑑𝑢 𝜕𝑤 𝑑𝑣
= +
𝑑𝑝 𝜕𝑢 𝑑𝑝 𝜕𝑣 𝑑𝑝
𝑑𝑤 𝑢 2𝑣 𝑣 2𝑢
= (− )+ ( )=0
𝑑𝑝 √𝑢2 +𝑣 2 cos 2𝑝 √𝑢2 +𝑣 2 cos 2𝑝

SOAL-SOAL, SESI 1.5:

1. Diberikan 𝑧 = 𝑥𝑒 −𝑦 , 𝑥 = cosh 𝑡 , 𝑦 = cos 𝑡 , 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 dz/dt !
2 −𝑞 2
2. Diberikan 𝑟 = 𝑒 −𝑝 , 𝑝 = 𝑒 𝑠 , 𝑞 = 𝑒 −𝑠 , tentukan dr/ds !
3. Diberikan 𝑥 = ln(𝑢2 − 𝑣 2 ) , 𝑢 = 𝑡 2 , 𝑣 = cos 𝑡, tentukan dx/dt !
4. Jika kita diberikan 𝑧 = 𝑧(𝑥, 𝑦) dan 𝑦 = 𝑦(𝑥), tunjukkan bahwa persamaan aturan
Rantainya akan menjadi:
𝑑𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝑑𝑦
= +
𝑑𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝑑𝑥

5. Diberikan 𝑧 = (𝑥 − 𝑦)5 , 𝑦 = sin 10𝑥 , tentukan dz/dx !

6. Diberikan 𝑐 = sin(𝑎 − 𝑏) , 𝑏 = 𝑎𝑒 2𝑎 , tentukan 𝑑𝑐/𝑑𝑎!

1.6 DIFERENSIAL IMPLISIT

Perhatikan contoh berikut:
Contoh 1: Diberikan 𝑥 + 𝑒 𝑥 = 𝑡. Tentukan 𝑑𝑥/𝑑𝑡 dan 𝑑 2 𝑥/𝑑𝑡 2 !
Jawab:

Menentukan 𝑑𝑥/𝑑𝑡 :
𝑑(𝑥 + 𝑒 𝑥 ) = 𝑑𝑡
𝑑𝑥 + 𝑑(𝑒 𝑥 ) = 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑(𝑒 𝑥 ) 𝑑𝑥
+ =1
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑥
+ 𝑒𝑥 =1
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥
(1 + 𝑒 𝑥 ) =1
𝑑𝑡

15
 𝑑𝑥 1
=
𝑑𝑡 1+𝑒 𝑥

Menentukan 𝑑 2 𝑥/𝑑𝑡 2 :
𝑑𝑥 𝑑𝑥
+ 𝑒𝑥 =1
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝑑𝑥 𝑑 𝑑𝑥
( ) + (𝑒 𝑥 ) =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑2 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑑 𝑑𝑥 𝑑𝑥
+ 𝑒𝑥 + (𝑒 𝑥 ) =0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2 𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑2 𝑥 𝑑𝑥 2
(1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝑒𝑥 ( ) =0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

𝑑2 𝑥 1 2
(1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝑒𝑥 ( ) =0
𝑑𝑡 2 1+𝑒 𝑥

𝑑2 𝑥 𝑒𝑥
(1 + 𝑒 𝑥 ) + =0
𝑑𝑡 2 (1+𝑒 𝑥 )2

𝑑2 𝑥 𝑒𝑥
(1 + 𝑒 𝑥 ) =−
𝑑𝑡 2 (1+𝑒 𝑥 )2

𝑑2 𝑥 𝑒𝑥
=−
𝑑𝑡 2 (1+𝑒 𝑥 )3

Untuk 𝑥 = 0, maka:
𝑎. 𝑥 + 𝑒 𝑥 = 𝑡
0 + 𝑒0 = 𝑡
𝑡=1
𝑑𝑥 1 1 1
𝑏. = = =
𝑑𝑡 1+𝑒 𝑥 1+𝑒 0 2
𝑑2 𝑥 𝑒0 1 1
𝑐. = − [(1+𝑒 0 )3] = − =−
𝑑𝑡 2 23 8

Diferensial implicit merupakan metode yang baik untuk digunakan dalam

menentukan slop kurva dengan persamaan yang sulit.

Contoh 2: Tentukan persamaan garis tangensial dari suatu lintasan dengan persamaan:
𝑥 3 − 3𝑦 3 + 𝑥𝑦 + 21 = 0, pada titik (1,2) !
Jawab:
Gradien garis tangensial adalah 𝑑𝑦/𝑑𝑥. Untuk itu kita cari terlebih dahulu 𝑑𝑦/𝑑𝑥 :
𝑥 3 − 3𝑦 3 + 𝑥𝑦 + 21 = 0
𝑑(𝑥 3 ) − 3𝑑(𝑦 3 ) + 𝑑(𝑥𝑦) = 0
3𝑥 2 𝑑𝑥 − 9𝑦 2 𝑑𝑦 + 𝑥𝑑𝑦 + 𝑦𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
3𝑥 2 − 9𝑦 2 +𝑥 +𝑦 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

16
 𝑑𝑦
3𝑥 2 + (−9𝑦 2 + 𝑥) +𝑦 = 0
𝑑𝑥
𝑑𝑦
(𝑥 − 9𝑦 2 ) = −(3𝑥 2 + 𝑦)
𝑑𝑥
𝑑𝑦 −(3𝑥 2 +𝑦)
=
𝑑𝑥 −(9𝑦 2 −𝑥)

𝑑𝑦 3𝑥 2 +𝑦
=
𝑑𝑥 9𝑦 2 −𝑥

Pada titik (1,2) maka:

𝑑𝑦 5 1
= =
𝑑𝑥 35 7
Persamaan garis lurus:
𝑑𝑦
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑑𝑥
1
𝑦 − 2 = (𝑥 − 1)
7
7(𝑦 − 2) = 𝑥 − 1
7𝑦 − 14 = 𝑥 − 1
𝑥 + 13
𝑦=
7
𝑥 − 7𝑦 + 13 = 0

LATIHAN SOAL, SESI 1.6:

1. Jika 𝑝𝑣 𝑛 = 𝐶 , (dimana 𝑛 dan 𝐶 konstan) tentukan 𝑑𝑣/𝑑𝑝 dan 𝑑 2 𝑣/𝑑𝑝 2 !
Jawab:
𝑝𝑣 𝑛 = 𝐶
𝑑(𝑝𝑣 𝑛 ) = 𝑑𝐶
𝑣 𝑛 𝑑𝑝 + 𝑝𝑑𝑣 𝑛 = 0
𝑑𝑝 𝑑(𝑣 𝑛 ) 𝑑𝑣
𝑣𝑛 +𝑝 =0
𝑑𝑝 𝑑𝑣 𝑑𝑝
𝑑𝑣
[ 𝑣 𝑛 + 𝑝𝑛𝑣 𝑛−1 = 0 ] ∶ 𝑣𝑛
𝑑𝑝
𝑛𝑝 𝑑𝑣
1+ =0
𝑣 𝑑𝑝
𝑛𝑝 𝑑𝑣
= −1
𝑣 𝑑𝑝
𝑑𝑣 𝑣
=−
𝑑𝑝 𝑛𝑝
Dapat ditulis menjadi,

17
 𝑑𝑣 1
= − 𝑣𝑝 −1
𝑑𝑝 𝑛
𝑑2𝑣 1 𝑑
2 =− (𝑣𝑝 −1 )
𝑑𝑝 𝑛 𝑑𝑝
1 𝑑𝑣 𝑑 −1
= − [𝑝−1 +𝑣 (𝑝 )]
𝑛 𝑑𝑝 𝑑𝑝
1 𝑣 𝑣
=− (− ) + 2
𝑛𝑝 𝑛𝑝 𝑛𝑝
𝑣 𝑣
= 2 2+ 2
𝑛 𝑝 𝑛𝑝
𝑣 1
= ( + 1)
𝑛𝑝 2 𝑛
2. Jika 𝑦𝑒 𝑥𝑦 = sin 𝑥, tentukan 𝑑𝑦/𝑑𝑥 dan 𝑑 2 𝑦/𝑑𝑥 2 pada titik (0,0) !
Jawab:
𝑑(𝑦𝑒 𝑥𝑦 ) = 𝑑(sin 𝑥)
𝑦𝑑(𝑒 𝑥𝑦 ) + 𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑦 = 𝑑(sin 𝑥)
𝑦(𝑦𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑥 + 𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑦) + 𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑦 = cos 𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦 + (1 + 𝑥𝑦)𝑒 𝑥𝑦 = cos 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦 + 𝑒 𝑥𝑦 (1 + 𝑥𝑦) = cos 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑒 𝑥𝑦 (1 + 𝑥𝑦) = cos 𝑥 − 𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦
𝑑𝑥
𝑑𝑦 cos 𝑥 − 𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦
= 𝑥𝑦
𝑑𝑥 𝑒 (1 + 𝑥𝑦)
𝑑𝑦 𝑒 −𝑥𝑦 cos 𝑥 − 𝑦 2
=
𝑑𝑥 1 + 𝑥𝑦
Pada titik (0,0), maka :
𝑑𝑦 𝑒 0 cos 0 − 02 1.1 − 0
= = =1
𝑑𝑥 1 + 0.0 1

𝑑𝑦 𝑒 −𝑥𝑦 cos 𝑥−𝑦 2

Dari = , maka
𝑑𝑥 1+𝑥𝑦

𝑑2𝑦 𝑑 𝑒 −𝑥𝑦 cos 𝑥 − 𝑦 2

= ( )
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥 1 + 𝑥𝑦
𝑑𝑦 𝑑𝑦
(1 + 𝑥𝑦)[cos 𝑥(−𝑦𝑒 −𝑥𝑦 − 𝑥𝑒 −𝑥𝑦 )] − (𝑒 −𝑥𝑦 cos 𝑥 − 𝑦 2 )(𝑥 + 𝑦)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
=
(1 + 𝑥𝑦)2

18
 𝑑𝑦
Sekarang tinggal memasukkan saja.
𝑑𝑥

3. Jika 𝑥 𝑦 = 𝑦 𝑥 , tentukan 𝑑𝑦/𝑑𝑥 pada titik (2,4)!

Jawab:
𝑑(𝑥 𝑦 ) = 𝑑(𝑦 𝑥 )
𝑦𝑥 𝑦−1 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑦 ln 𝑥 𝑑𝑦 = 𝑥𝑦 𝑥−1 𝑑𝑦 + 𝑦 𝑥 ln 𝑦 𝑑𝑥
(𝑦𝑥 𝑦−1 − 𝑦 𝑥 ln 𝑦)𝑑𝑥 = (𝑥𝑦 𝑥−1 − 𝑥 𝑦 ln 𝑥)𝑑𝑦
𝑑𝑦 𝑦𝑥 𝑦−1 − 𝑦 𝑥 ln 𝑦
=
𝑑𝑥 𝑥𝑦 𝑥−1 − 𝑥 𝑦 ln 𝑥
Pada titik (2,4) :
𝑑𝑦 4(2)3 −42 ln 2 32−32 ln 2 32 1−ln 2 1−ln 2
= = = ( )=4 ( ).
𝑑𝑥 2(4)2 −24 ln 2 8−16 ln 2 8 1−ln 4 1−ln 4

SOAL-SOAL, SESI 1.6 :

1. Jika 𝑥𝑒 𝑦 = 𝑦𝑒 𝑥 , tentukan 𝑑𝑦⁄𝑑𝑥 dan 𝑑 2 𝑦⁄𝑑𝑥 2 untuk 𝑦 ≠ 1.
2. Jika 𝑥𝑦 3 − 𝑦𝑥 3 = 6 adalah persamaan sebuah kurva, tentukan kemiringan dan
persamaan garis tangensial pada titik (1, 2).
3. Pada soalnomor 2, tentukan𝑑 2 𝑦⁄𝑑𝑥 2 pada titik (1, 2).
4. Jika 𝑦 3 − 𝑥 2 𝑦 = 8 adalah persamaan sebuah kurva, tentukan kemiringan dan
persamaan garis tangensial pada titik(3, −1).
5. Pada soalnomor 4, tentukan𝑑 2 𝑦⁄𝑑𝑥 2 pada titik (3, −1).
6. Untukkurva 𝑥 2⁄3 + 𝑦 2⁄3 = 4, tentukan persamaan garis tangensial pada
(2√2, −2√2), pada(8, 0)dan pada(0, 8).
7. Untukkurva 𝑥𝑒 𝑦 + 𝑦𝑒 𝑥 = 0, tentukan persamaan garis tangensial pada titik asal.
Peringatan: subtitusi𝑥 = 𝑦 = 0 segera setelah kamu turunkan!
8. Pada soalnomor 7, tentukan𝑦′′ pada titik asal.

1.7 MORE CHAIN RULE

Untuk membahas sub babini, coba perhatikan contoh berikut:
Contoh 1: Tentukan𝜕𝑧/𝜕𝑠 dan 𝜕𝑧/𝜕𝑡 jika diberikan 𝑧 = 𝑥𝑦,𝑥 = sin (𝑠 + 𝑡), dan
𝑦 = 𝑠 − 𝑡!
Jawab:
𝑧 = 𝑥𝑦
𝑑𝑧 = 𝑑 (𝑥𝑦)

19
 𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝜕𝑥 𝑑𝑥 + 𝜕𝑦 𝑑𝑦

𝑑𝑧 = 𝑦𝑑𝑥 + 𝑥𝑑𝑦 … … … … (1)

Di sisi lain 𝑑𝑥 = 𝑑 𝑠𝑖𝑛(𝑠 + 𝑡)
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝑑𝑥 = 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡
𝜕𝑠 𝜕𝑡
= cos(𝑠 + 𝑡) 𝑑𝑠 + cos(𝑠 + 𝑡) 𝑑𝑡
𝑑𝑥 = cos(𝑠 + 𝑡) (𝑑𝑠 + 𝑑𝑡) … … … … (2)
dan
𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝑑𝑦 = 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡
𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝑑𝑦 = (1)𝑑𝑠 + (−1)𝑑𝑡
𝑑𝑦 = 𝑑𝑠 − 𝑑𝑡 … … … … (3)
Dengan mensubstitusi persamaan (2) dan (3) kepersamaan (1), maka
diperoleh:
𝑑𝑧 = 𝑦 cos(𝑠 + 𝑡) (𝑑𝑠 + 𝑑𝑡) + 𝑥(𝑑𝑠 − 𝑑𝑡)
𝑑𝑧 = (𝑦 cos(𝑠 + 𝑡) + 𝑥 ) 𝑑𝑠 + (𝑦 cos(𝑠 + 𝑡) − 𝑥 )𝑑𝑡 … … … … (4)
𝜕𝑧 𝜕𝑧
Dari 𝑑𝑧 = 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡 … … … … (5)
𝜕𝑠 𝜕𝑡
Maka dari persamaan (4) dan (5) diperoleh bahwa:
𝜕𝑧
= 𝑦 𝑐𝑜𝑠(𝑠 + 𝑡) + 𝑥
𝜕𝑠
𝜕𝑧
dan, = 𝑦 cos(𝑠 + 𝑡) − 𝑥
𝜕𝑠

𝜕𝑢 𝜕𝑢
Contoh 2: Tentukan dan , jika diberikan 𝑢 = 𝑥 2 + 2𝑥𝑦 − 𝑦 ln 𝑧 dan
𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝑥 = 𝑠 + 𝑡2 ; 𝑦 = 𝑠 − 𝑡2 ; 𝑧 = 𝑡 !
Jawab :
𝑢 = 𝑢(𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢
𝑑𝑢 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝑢 = 𝑥 2 + 2𝑥𝑦 − 𝑦 ln 𝑧
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝑦
= 2𝑥 + 2𝑦 ; = 2𝑥 − ln 𝑧 ; =−
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧

20
Dengan demikian maka diperoleh :
𝑦
𝑑𝑢 = (2𝑥 + 2𝑦) 𝑑𝑥 + (2𝑥 − ln 𝑧) 𝑑𝑦 − 𝑧 𝑑𝑧

Dari 𝑥 = 𝑠 + 𝑡 2 , maka :
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝑑𝑥 = 𝑑𝑠 + 𝜕𝑡 𝑑𝑡
𝜕𝑠

𝑑𝑥 = (1) 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 = 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡
Dari 𝑦 = 𝑠 − 𝑡 2 , maka:
𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝑑𝑦 = 𝑑𝑠 + 𝜕𝑡 𝑑𝑡
𝜕𝑠

𝑑𝑦 = (1)𝑑𝑠 − 2𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑦 = 𝑑𝑠 − 2𝑡 𝑑𝑡
Dari 𝑧 = 2𝑡 , maka:
𝑑𝑧 = 2 𝑑𝑡
Dengandemikiandiperolehbahwa :
𝑦
𝑑𝑢 = (2𝑥 + 2𝑦) 𝑑𝑥 + (2𝑥 − ln 𝑧) 𝑑𝑦 − 𝑧 𝑑𝑧
𝑦
𝑑𝑢 = (2𝑥 + 2𝑦)(𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡) + (2𝑥 − ln z)(𝑑𝑠 − 2𝑡 𝑑𝑡) − 𝑧 2𝑑𝑡
2𝑦
𝑑𝑢 = (4𝑥 + 2𝑦 − ln 𝑧) 𝑑𝑠 + (4𝑦𝑡 + 2𝑡 ln 𝑧 − ) 𝑑𝑡
𝑧
𝜕𝑢 𝜕𝑢
Bandingkan dengan 𝑑𝑢 = 𝑑𝑠 + 𝜕𝑡 𝑑𝑡, maka diperoleh bahwa :
𝜕𝑠
𝜕𝑢 𝜕𝑢 2𝑦
= 4𝑥 + 2𝑦 − ln 𝑧 dan = 4𝑦𝑡 + 2𝑡 ln 𝑧 −
𝜕𝑠 𝜕𝑡 𝑧

Jika s = konstan, maka ds = 0, sehingga du dengan s konstan adalah sebagai

berikut :
2𝑦
𝑑𝑢 = (4𝑥 + 2𝑦 − ln 𝑧) 𝑑𝑠 + (4yt + 2t ln z − ) 𝑑𝑡
𝑧
2𝑦
𝑑𝑢𝑠 = (4yt + 2t ln z − ) 𝑑𝑡𝑠
𝑧

atau,
𝑑𝑢𝑠 𝜕𝑢 2𝑦
= ( 𝜕𝑡 ) = (4yt + 2t ln z − )
𝑑𝑡𝑠 𝑠 𝑧

Jika t = konstan, maka dt = 0, sehingga du dengan t konstan adalah sebagai

berikut :
2𝑦
𝑑𝑢 = (4𝑥 + 2𝑦 − ln 𝑧) 𝑑𝑠 + (4yt + 2t ln z − ) 𝑑𝑡
𝑧

21
 𝑑𝑢𝑡 = (4𝑥 + 2𝑦 − ln 𝑧) 𝑑𝑠𝑡
atau,
𝑑𝑢𝑡 𝜕𝑢
= ( ) = (4x + 2y – ln z)
𝑑𝑠𝑡 𝜕𝑠 𝑡

Pada contoh di atas, kita tahu bahwa :

𝑢 = 𝑢(𝑥, 𝑦, 𝑧)
𝑥 = 𝑥 (𝑠, 𝑡) 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑥 𝜕𝑢 𝜕𝑦 𝜕𝑢 𝜕𝑧
= + + dan
(
𝑦 = 𝑦 𝑠, 𝑡 ) 𝜕𝑠 𝜕𝑥 𝜕𝑠 𝜕𝑦 𝜕𝑠 𝜕𝑧 𝜕𝑠
𝑧 = 𝑧(𝑠, 𝑡) }
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑥 𝜕𝑢 𝜕𝑦 𝜕𝑢 𝜕𝑧
= + +
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡 𝜕𝑧 𝜕𝑡
Secara matriks dapat dituliskan sebagai berikut :
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑦 𝜕𝑦
( )=( )
𝜕𝑠 𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑠 𝜕𝑡
𝜕𝑧 𝜕𝑧
( 𝜕𝑠 𝜕𝑡 )
Terkadang dituliskan seperti berikut ini :
𝜕(𝑢) 𝜕(𝑢) 𝜕(𝑥, 𝑦, 𝑧)
=
𝜕(𝑠, 𝑡) 𝜕(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝜕(𝑠, 𝑡)

Contoh 3: Perhatikan problem berikut: Tentukan 𝑑𝑧/𝑑𝑡 , jika diketahui

𝑧 = 𝑥 − 𝑦 dan 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑡 2 ; 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑡 = 𝑦𝑒 𝑦 !
Jawab:
𝑧 = 𝑥 − 𝑦 ; atau 𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 − 𝑑𝑦
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑡2
2𝑥 𝑑𝑥 + 2𝑦 𝑑𝑦 = 2𝑡 𝑑𝑡
𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 𝑑𝑦 = 𝑡 𝑑𝑡
𝑥 sin 𝑡 = 𝑦𝑒 𝑦 , atau d(𝑥 sin 𝑡) = 𝑑(𝑦𝑒 𝑦 ), atau
sin 𝑡 𝑑𝑥 + 𝑥 cos 𝑡 𝑑𝑡 = (𝑒 𝑦 + 𝑦𝑒 𝑦 ) 𝑑𝑦
sin 𝑡 𝑑𝑥 − 𝑒 𝑦 (1 + 𝑦)𝑑𝑦 = −𝑥 cos 𝑡 𝑑𝑡
Secara matriks dapat dituliskan :
𝑥 𝑦 𝑑𝑥 𝑡 𝑑𝑡
(𝑠𝑖𝑛𝑡 𝑦 ) (
−𝑒 (1 + 𝑦 𝑑𝑦 ) = ( )
−𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑡 𝑑𝑡

22
Dengan aturan Cramers, dapat dicari dx dandy sebagai berikut:
𝑥 𝑦
𝐷 = |sin 𝑡 −𝑒 𝑦 (1 + 𝑦)|

= −𝑥 (1 + 𝑦)𝑒 𝑦 − 𝑦 𝑠𝑖𝑛 𝑡
= −[𝑥 (1 + 𝑦)𝑒 𝑦 + 𝑦 sin 𝑡]
𝑡 𝑑𝑡 𝑦
𝐷𝑥 = | 𝑦 |
−𝑥 cos 𝑡 𝑑𝑡 −𝑒 (1 + 𝑦)
= (−𝑡(1 + 𝑦)𝑒 𝑦 + 𝑥𝑦 cos 𝑡) 𝑑𝑡
𝑥 𝑡 𝑑𝑡
𝐷𝑦 = | |
sin 𝑡−𝑥 cos 𝑡 𝑑𝑡
= (−𝑥 2 cos 𝑡 − 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑡)𝑑𝑡
Dengan demikian maka diperoleh:
𝐷𝑥
𝑑𝑥 =
𝐷
−[𝑡(1+𝑡)𝑒 𝑦 −𝑥𝑦 cos 𝑡]
= 𝑑𝑡
−[𝑥(1+𝑦)𝑒 𝑦 +𝑦 sin 𝑡]

𝑡(1+𝑡)𝑒 𝑦 −𝑥𝑦 cos 𝑡

= 𝑑𝑡
𝑥 (1+𝑦)𝑒 𝑦 +𝑦 sin 𝑡

dan,
𝐷𝑦
𝑑𝑦 = 𝐷
−[𝑥 2 cos 𝑡+𝑡 sin 𝑡]
= 𝑑𝑡
−[𝑥(1+𝑦)𝑒 𝑦 +𝑦 sin 𝑡]

𝑥 2 cos 𝑡+𝑡 sin 𝑡

= 𝑥(1+𝑦)𝑒𝑦 +𝑦 sin 𝑡 𝑑𝑡

Sedangkan kita tahu bahwa: 𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 − 𝑑𝑦. Dengan demikian maka :

𝑡 (1+𝑦)𝑒 𝑦 − 𝑥𝑦 cos 𝑡− 𝑥 2 cos 𝑡−𝑡 sin 𝑡
𝑑𝑧 = 𝑑𝑡
𝑥 (1+𝑦)𝑒 𝑦 + 𝑦 sin 𝑡

𝑡(1+𝑦)𝑒 𝑦 − 𝑡 sin 𝑡−(𝑥𝑦+𝑥 2 ) cos 𝑡

𝑑𝑧 = 𝑑𝑡
𝑥 (1+𝑦)𝑒 𝑦 + 𝑦 sin 𝑡

Pada akhirnya kita peroleh bahwa :

𝑑𝑧 𝑡(1+𝑦)𝑒 𝑦 − 𝑡 sin 𝑡− (𝑥𝑦+𝑥 2 ) cos 𝑡
=
𝑑𝑡 𝑥 (1+𝑦)𝑒 𝑦 + 𝑦 sin 𝑡

Kita juga dapat mengerjakan permasalahan seperti ini ketika x dan y

secara implisit merupakan fungsi terhadap dua variabel, s dan t seperti contoh
berikut:

23
Contoh 4: Tentukan 𝜕𝑧/𝜕𝑠 dan 𝜕𝑧/𝜕𝑡, jika diberikan
𝑧 = 𝑥 2 + 𝑥𝑦 ; 𝑥 2 + 𝑦 3 = 𝑠𝑡 + 5 ; 𝑥 3 − 𝑦 2 = 𝑠 2 + 𝑡 2 !
Jawab :
Dari 𝑧 = 𝑥 2 + 𝑥𝑦 , maka 𝑑𝑧 = 𝑑 (𝑥 2 + 𝑥𝑦), atau
𝑑𝑧 = 2𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑦 ,
𝑑𝑧 = (2𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑦 .
Sedangkan dari 𝑥 2 + 𝑦 3 = 𝑠𝑡 + 5 , maka 𝑑 (𝑥 2 + 𝑦 3 ) = 𝑑 (𝑠𝑡 + 5), atau
2𝑥 𝑑𝑥 + 3𝑦 2 𝑑𝑦 = 𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡.
Dan dari 𝑥 3 − 𝑦 2 = 𝑠 2 + 𝑡 2 , maka 𝑑(𝑥 3 − 𝑦 2 ) = 𝑑 (𝑠 2 + 𝑡 2 ), atau 3𝑥 2 𝑑𝑥 −
2𝑦 𝑑𝑦 = 2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡
Secara matriks dapat dituliskan sebagai berikut:
2𝑥 3𝑦 2 𝑑𝑥
( ) ( ) = (2𝑠𝑡 𝑑𝑠+𝑠 𝑑𝑡
)
3𝑥 2 −2𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑠+2𝑡𝑑𝑡

2𝑥 3𝑦 2
D=| 2 |
3𝑥 −2𝑦
= −4𝑥𝑦 − 9𝑥 2 𝑦 2
= −(4𝑥𝑦 + 9𝑥 2 𝑦 2 )
𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡 3𝑦 2
𝐷𝑥 = | |
2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡 −2𝑦
= −2𝑦𝑠 𝑑𝑡 − 2𝑦𝑡 𝑑𝑠 − 6𝑦 2 𝑠 𝑑𝑡 − 6𝑦 2 𝑡 𝑑𝑡
= − [(2𝑦𝑡 + 6𝑦 2 𝑠)𝑑𝑠 + (2𝑦𝑠 + 6𝑦 2 𝑡)𝑑𝑡]
2𝑥 𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡
𝐷𝑦 = | 2 |
3𝑥 2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡𝑑𝑡
= 4𝑥𝑠 𝑑𝑠 + 4𝑥𝑡 𝑑𝑡 − 3𝑥 2 𝑡 𝑑𝑠 − 3𝑥 2 𝑠 𝑑𝑡
= − [(3𝑥 2 𝑡 − 4𝑥𝑠)𝑑𝑠 + (3𝑥 2 𝑠 − 4𝑥𝑡)𝑑𝑡]
Dengan demikian diperoleh:
𝐷𝑥
𝑑𝑥 =
𝐷
(2𝑦𝑡+6𝑦 2 𝑠) 2𝑦𝑠+6𝑦 2 𝑡
= 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡
4𝑥𝑦+9𝑥 2 𝑦2 4𝑥𝑦+9𝑥 2 𝑦 2
(2𝑡+6𝑦𝑠) 2𝑠+6𝑦𝑡
= 𝑑𝑠 + 4𝑥+9𝑥2 𝑦 𝑑𝑡
4𝑥+9𝑥 2 𝑦

Sedangkan untuk 𝑑𝑦 didapat:

24
 𝐷𝑦
𝑑𝑦 = 𝐷
(3𝑥 2 𝑡−4𝑥𝑠) 3𝑥 2 𝑠−4𝑥𝑡
= 4𝑥𝑦+9𝑥2 𝑦2 𝑑𝑠 + 4𝑥𝑦+9𝑥2 𝑦2 𝑑𝑡
3𝑥𝑡−4𝑠 3𝑥𝑠−4𝑡
= 𝑑𝑠 + 4𝑦+9𝑥𝑦2 𝑑𝑡
4𝑦+9𝑥𝑦 2

Maka, sebagai langkah akhir diperoleh:

𝑑𝑧 = (2𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑥𝑑𝑦
(2𝑡+6𝑦𝑠) 2𝑠+6𝑦𝑡
= (2𝑥 + 𝑦) [ 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡]
4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑥+9𝑥 2 𝑦
3𝑥𝑡−4𝑠 3𝑥𝑠−4𝑡
+(𝑥) [ 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡]
4𝑦+9𝑥𝑦 2 4𝑦+9𝑥𝑦 2
(2𝑥+𝑦)(2𝑡+6𝑦𝑠) (2𝑥+𝑦)(2𝑠+6𝑦𝑡)
= 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡
4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑥+9𝑥 2 𝑦

3𝑥 2 𝑡−4𝑥𝑠 3𝑥 2 𝑠−4𝑥𝑡
+ 𝑑𝑠 + 𝑑𝑡
4𝑦+9𝑥𝑦 2 4𝑦+9𝑥𝑦 2

(2𝑥+𝑦)(2𝑡+6𝑦𝑠) 3𝑥 2 𝑡−4𝑥𝑠
= [ + ] 𝑑𝑠
4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑦+9𝑥𝑦 2

(2𝑥+𝑦)(2𝑠+6𝑦𝑡) 3𝑥 2 𝑠−4𝑥𝑡
+[ + ] 𝑑𝑡
4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑦+9𝑥𝑦 2

Jika dibandingkan dengan:

𝜕𝑧 𝜕𝑠
𝑑𝑧 = 𝑑𝑠 + 𝜕𝑡 𝑑𝑡
𝜕𝑠

Makadiperolehbahwa:
𝜕𝑧 (2𝑥+𝑦)(2𝑡+6𝑦𝑠) 3𝑥 2 𝑡−4𝑥𝑠
= +
𝜕𝑠 4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑦+9𝑥𝑦 2

dan
𝜕𝑧 (2𝑥+𝑦)(2𝑠+6𝑦𝑡) 3𝑥 2 𝑠−4𝑥𝑡
= +
𝜕𝑡 4𝑥+9𝑥 2 𝑦 4𝑦+9𝑥𝑦 2

Contoh 5: Dari contoh nomor 4, tentukan (∂s/∂z)x ,(∂t/∂z)x , dan (∂y/∂z)x !

Jawab :
Kembali ke contoh 4, bahwa diberikan :
𝑧 = 𝑥 2 + 𝑥𝑦
𝑑𝑧 = 2𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑦
𝑑𝑧 = (2𝑥 + 𝑦) 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑦
𝑥 𝑑𝑦 = −(2𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝑥 2 + 𝑦 3 = 𝑠𝑡 + 5

25
 2𝑥 𝑑𝑥 + 3𝑦 2 𝑑𝑦 = 𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡
𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡 − 3𝑦 2 𝑑𝑦 = 2𝑥 𝑑𝑥
dan
𝑥3 − 𝑦2 = 𝑠2 + 𝑡2
3𝑥 2 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦 = 2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡
2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡 + 2𝑦 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 𝑑𝑥

Dari 𝑥𝑑𝑦 = −(2𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑑𝑧, maka

−(2𝑥 + 𝑦) 1
𝑑𝑦 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝑥 𝑥
𝜕𝑦 𝜕𝑦
Jika dibandingkan dengan : 𝑑𝑦 = (𝜕𝑥) 𝑑𝑥 + ( 𝜕𝑧 ) 𝑑𝑧, maka diperoleh bahwa:
𝑧 𝑥
𝜕𝑦 −2𝑥+𝑦 𝜕𝑦 1
( ) = ; dan ( ) =
𝜕𝑥 𝑧 𝑥 𝜕𝑧 𝑥 𝑥

Untuk menentukan (∂s/∂z)x kita harus menyelesaikan ketiga persamaan untuk

ds dalam bentuk dx dan dz :
Untuk (∂s/∂z)x , berarti kita mengambil 𝑑𝑥 = 0.
Kita tulis persamaan di atas sekali lagi :
𝑥 𝑑𝑦 = −(2𝑥 + 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑑𝑧
𝑡 𝑑𝑠 + 𝑠 𝑑𝑡 − 3𝑦 2 𝑑𝑦 = 2𝑥 𝑑𝑥
2𝑠 𝑑𝑠 + 2𝑡 𝑑𝑡 + 2𝑦 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 𝑑𝑥
Untuk 𝑑𝑥 = 0 , maka diperoleh :
𝑥 𝑑𝑦𝑥 = 𝑑𝑧𝑥
𝑡 𝑑𝑠𝑥 + 𝑠 𝑑𝑡𝑥 − 3𝑦 2 𝑑𝑦𝑥 = 0
2𝑠 𝑑𝑠𝑥 + 2𝑡 𝑑𝑡𝑥 + 2𝑦 𝑑𝑦𝑥 = 0
Ketiga persamaan ini secara matriks dapat dituliskan :
0 0 𝑥 𝑑𝑠𝑥 𝑑𝑧𝑥
2
(𝑡 𝑠 −3𝑦 ) ( 𝑑𝑡𝑥 ) =( 0 )
2𝑠 2𝑡 2𝑦 𝑑𝑦𝑥 0
0 0 𝑥
𝐷=|𝑡 𝑠 −3𝑦 2 | = 𝑥(2𝑡 2 − 2𝑠 2 ) = 2𝑥 (𝑡 2 − 𝑠 2 )
2𝑠 2𝑡 2𝑦

26
 𝑑𝑧𝑥 0 𝑥
𝐷𝑠 = | 0 𝑠 −3𝑦 2 | = 𝑑𝑧𝑥 (2𝑦𝑠 + 6𝑦 2 𝑡) = 2𝑦(𝑠 + 3𝑦𝑡)𝑑𝑧𝑥
0 2𝑡 2𝑦
0 𝑑𝑧𝑥 𝑥
𝐷𝑡 = [ 𝑡 0 −3𝑦 2 ] = −𝑑𝑧𝑥 (2𝑡𝑦 + 6𝑦 2 𝑠) = −2𝑦(𝑡 + 3𝑦𝑠)𝑑𝑧𝑥
2𝑠 0 2𝑦
0 0 𝑑𝑧𝑥
𝐷𝑦 = | 𝑡 𝑠 0 | = (2𝑡 2 − 2𝑠 2 )𝑑𝑧𝑥
2𝑠 2𝑡 0
Dengan demikian maka diperoleh :
𝐷𝑠 2𝑦(𝑠 + 3𝑦𝑡)𝑑𝑧𝑥 𝑦(𝑠 + 3𝑦𝑡)
𝑑𝑠𝑥 = = = 𝑑𝑧
𝐷 2𝑥 (𝑡 2 − 𝑠 2 ) 𝑥 (𝑡 2 − 𝑠 2 ) 𝑥
Sehingga didapatkan bahwa :
𝑑𝑠𝑥 ∂s 𝑦(𝑠+3𝑦𝑡)
= (∂z) =
𝑑𝑧𝑥 𝑥 𝑥 (𝑡 2 −𝑠2 )

𝐷𝑡 −2𝑦(𝑡+3𝑦𝑠)𝑑𝑧𝑥 𝑦(𝑡+3𝑦𝑠)
𝑑𝑡𝑥 = = = − 𝑥 (𝑡 2 −𝑠 2) 𝑑𝑧𝑥
𝐷 2𝑥 (𝑡 2 −𝑠 2)

sehingga,
𝑑𝑡𝑥 ∂t 𝑦(𝑡 + 3𝑦𝑠)
=( ) =−
𝑑𝑧𝑥 ∂z 𝑥 𝑥 (𝑡 2 − 𝑠 2 )
dan,
𝐷𝑦 (2𝑡 2 − 2𝑠2 )𝑑𝑧𝑥 1
𝑑𝑦𝑥 = 𝐷
= 2𝑥 (𝑡 2 −𝑠 2)
= 𝑥 𝑑𝑧𝑥
𝑑𝑦 ∂y 1
Sehingga, 𝑑𝑧𝑥 = (∂z ) = 𝑥
𝑥 𝑥

Jadi diperoleh bahwa :

∂s 𝑦(𝑠+3𝑦𝑡)
( ) =
∂z 𝑥 𝑥 (𝑡 2 −𝑠2 )

∂t 𝑦(𝑡+3𝑦𝑠)
(∂z) = − 𝑥 (𝑡 2 −𝑠 2)
𝑥
∂y 1
(∂z ) = 𝑥
𝑥

SOAL-SOAL, SESI 1.7:

1. Jika 𝑥 = 𝑦𝑧 dan 𝑦 = 2 sin(𝑦 + 𝑧), tentukan 𝑑𝑥 ⁄𝑑𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑑 2 𝑥 ⁄𝑑𝑦 2 .
2. Jika 𝑃 = 𝑟 cos 𝑡 dan 𝑟 sin 𝑡 − 2𝑡𝑒 𝑟 = 0, tentukan 𝑑𝑃/𝑑𝑡.
3. Jika 𝑧 = 𝑥𝑒 −𝑦 dan 𝑥 = cosh 𝑡 , 𝑦 = cos 𝑠 , tentukan 𝜕𝑧⁄𝜕𝑠 dan 𝜕𝑧⁄𝜕𝑡 .

27
 2 −𝑠 2
4. Jika 𝑤 = 𝑒 −𝑟 , 𝑟 = 𝑢𝑣, 𝑠 = 𝑢 + 2𝑣, tentukan 𝜕𝑤⁄𝜕𝑢 dan 𝜕𝑤 ⁄𝜕𝑣 .
5. Jika 𝑢 = 𝑥 2 𝑦 3 𝑧 dan 𝑥 = sin(𝑠 + 𝑡) , 𝑦 = cos(𝑠 + 𝑡) , 𝑧 = 𝑒 𝑠𝑡 , tentukan
𝜕𝑢⁄𝜕𝑠 dan 𝜕𝑢⁄𝜕𝑡 .
6. Jika 𝑤 = 𝑓 (𝑥, 𝑦)dan 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 , 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 , tentukan formula untuk
𝜕𝑤⁄𝜕𝑟 , 𝜕𝑤⁄𝜕𝜃 , dan 𝜕 2 𝑤⁄𝜕𝑟 2 .
7. Jika 𝑥𝑠 2 + 𝑦𝑡 2 = 1 dan 𝑥 2 𝑠 + 𝑦 2 𝑡 = 𝑥𝑦 − 4, tentukan 𝜕𝑥/𝜕𝑠, 𝜕𝑥/𝜕𝑡, 𝜕𝑦/𝜕𝑠,
𝜕𝑦/𝜕𝑡, pada (𝑥, 𝑦, 𝑠, 𝑡) = (1, −3, 2, −1). Petunjuk: untuk menyederhanakan
pekerjaan, subtitusi nilainya setelah melakukan penurunan.
8. Jika 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 dan 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃, tentukan (𝜕𝑦/𝜕𝜃 )𝑟 dan (𝜕𝑦/𝜕𝜃 )𝑥 . Temukan
juga (𝜕𝜃/𝜕𝑦)𝑥 dengan dua cara ( mengeliminasi 𝑟 dari persamaan yang
diberikan kemudian mendiferensialkan, atau menurunkan kedua persamaan
dan kemudian mengeliminasi 𝑑𝑟). Kapan 𝜕𝑦/𝜕𝜃 dan 𝜕𝜃/𝜕𝑦 saling
berkebalikan?
9. Jika 𝑥 2 + 𝑦 2 = 2𝑠𝑡 − 10 dan 2𝑥𝑦 = 𝑠 2 − 𝑡 2 , tentukan 𝜕𝑥/𝜕𝑠, 𝜕𝑥/𝜕𝑡, 𝜕𝑦/𝜕𝑠,
𝜕𝑦/𝜕𝑡 pada (𝑥, 𝑦, 𝑠, 𝑡) = (4, 2, 5, 3).
10. Jika 𝑤 = 𝑥 + 𝑦 dengan 𝑥 3 + 𝑥𝑦 + 𝑦 3 = 𝑠 dan 𝑥 2 𝑦 + 𝑥𝑦 2 = 𝑡, tentukan 𝜕𝑤/𝜕𝑡,
𝜕𝑤/𝜕𝑠.
11. Jika diketahui 𝑚 = 𝑝𝑞 dengan 𝑎 sin 𝑝 − 𝑝 = 𝑞 dan 𝑏 cos 𝑞 + 𝑞 = 𝑝,
tentukanlah (𝜕𝑝/𝜕𝑞)𝑚 , (𝜕𝑝/𝜕𝑞 )𝑎 , (𝜕𝑝/𝜕𝑞)𝑏 , (𝜕𝑏/𝜕𝑎)𝑝 , (𝜕𝑎/𝜕𝑞)𝑚 .
12. Jika 𝑢 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑥𝑦𝑧 dan 𝑥 4 + 𝑦 4 + 𝑧 4 = 2𝑥 2 𝑦 2 𝑧 2 + 10, tentukan
(𝜕𝑢/𝜕𝑥 )𝑧 pada titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) = (2, 1, 1).
13. Diberikan 𝑥 2 𝑢 − 𝑦 2 𝑣 = 1, dan 𝑥 + 𝑦 = 𝑢𝑣. Tentukan (𝜕𝑥/𝜕𝑢)𝑣 , (𝜕𝑥/𝜕𝑢)𝑦
14. Diberikan 𝑤 = 𝑥 2 + 𝑥𝑦 + 𝑧 2 :
a. Jika 𝑥 3 + 𝑥 = 3𝑡, 𝑦 4 + 𝑦 = 4𝑡, 𝑧 5 + 𝑧 = 5𝑡, tentukan 𝑑𝑤/𝑑𝑡.
b. Jika 𝑦 3 + 𝑥𝑦 = 1 dan 𝑧 3 − 𝑥𝑧 = 2, tentukan 𝑑𝑤/𝑑𝑥.
c. Jika 𝑥 3 𝑧 + 𝑧 3 𝑦 + 𝑦 3 𝑥 = 0, tentukan (𝜕𝑤/𝜕𝑥 )𝑦 .
15. Jika 𝑤 = 𝑓(𝑎𝑥 + 𝑏𝑦), tunjukkan bahwa,
𝜕𝑤 𝜕𝑤
𝑏 𝜕𝑥 − 𝑎 𝜕𝑦 = 0

Petunjuk: anggap 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑧.
16. Jika 𝑢 = 𝑓(𝑥 − 𝑐𝑡) + 𝑔(𝑥 + 𝑐𝑡), tunjukkan bahwa,

28
 𝜕2𝑢 1 𝜕2 𝑢
= 𝑐 2 𝜕𝑡 2
𝜕𝑥 2

17. Diberikan 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0, tentukan formula untuk

𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
(𝜕𝑥 ) , (𝜕𝑦) , (𝜕𝑧 ) , dan (𝜕𝑥) .
𝑧 𝑧 𝑥 𝑦

Tunjukkan bahwa,
𝜕𝑥 𝜕𝑦
(𝜕𝑦) (𝜕𝑥 ) = 1
𝑧 𝑧

dan
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
(𝜕𝑦) (𝜕𝑧 ) (𝜕𝑥) = −1
𝑧 𝑥 𝑦

18. Diberikan 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0 dan 𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 0, tentukan sebuah formula untuk

dy/dx.
19. Diberikan 𝑢(𝑥, 𝑦) dan 𝑦(𝑥, 𝑧), tunjukkan bahwa
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕𝑦
(𝜕𝑥 ) = (𝜕𝑥 ) + (𝜕𝑦) (𝜕𝑥 )
𝑧 𝑦 𝑥 𝑧

20. Diberikan 𝑠(𝑣, 𝑇)𝑑𝑎𝑛 𝑣 (𝑝, 𝑇), kita mendefinisikan 𝑐𝑝 = 𝑇(𝜕𝑠⁄𝜕𝑇 )𝑝 ,

𝑐𝑣 = 𝑇(𝜕𝑠⁄𝜕𝑇)𝑣 (c merupakan panas spesifik dalam termodinamika).
Tunjukkan bahwa,
𝜕𝑠 𝜕𝑣
𝑐𝑝 − 𝑐𝑣 = 𝑇 ( ) ( )
𝜕𝑣 𝑇 𝜕𝑇 𝑝

29